NovelToon NovelToon

CINTA BERSELIMUT LUKA

AKU JUGA ISTRIMU!

"Pagi, Sayang ...." Raditya mendekati sang istri yang sedang memasak di dapur. Tangannya melingkar di perut Dara membuat wanita itu tersenyum dengan wajah merona.

Apalagi, saat Raditya mengecup singkat bibirnya dan juga mencium kedua pipinya. Memeluk dan mencium istrinya di dapur adalah ritual pagi yang tidak pernah ditinggalkan oleh oleh lelaki itu.

"Kamu tunggu sebentar di sana, Mas. Sebentar lagi masakannya siap." Dara tersenyum melihat wajah cemberut Raditya saat dirinya dengan sengaja mengusir laki-laki itu secara halus.

"Baiklah! Karena aku sudah lapar, aku akan menurutimu." Raditya kembali mencium pipi Dara, kemudian melepaskan pelukannya.

Tak berapa lama kemudian, makanan sudah siap dihidangkan. Dara menyiapkan sarapan yang baru saja dimasaknya di atas meja makan.

Perempuan berparas cantik itu kemudian melayani Raditya. Mengambilkan makanan ke piring dan memberikannya pada sang suami.

"Terima kasih, Sayang." Raditya memberikan senyum terbaiknya. Pria berusia dua puluh tujuh tahun itu terlihat sangat tampan saat tersenyum, membuat Dara merasa jatuh cinta setiap harinya.

"Sama-sama, Mas." Dara pun mengulas senyum cantiknya, memperlihatkan gigi gingsulnya yang membuat Dara semakin terlihat menawan.

Mereka berdua menikmati sarapan pagi mereka sambil sesekali mengulas senyum. Dara sungguh sangat bahagia melihat Raditya begitu perhatian dan sangat mencintainya.

Laki-laki itu terkadang bersikap sangat romantis membuat Dara semakin hari semakin jatuh cinta padanya. Menikah dengan Raditya adalah sebuah kebahagiaan buat Dara. Bagaimana tidak bahagia? Raditya adalah pria yang sangat Dara kagumi dari jaman putih abu-abu.

Ia sungguh tidak menyangka kalau pertemuannya dengan Raditya setelah beberapa tahun tidak bertemu justru membawanya ke dalam sebuah pernikahan.

Ya! Raditya menikahinya setelah dua bulan pertemuannya dengan Dara. Laki-laki itu melamar Dara kemudian langsung menikahi gadis itu beberapa hari setelah acara lamaran.

Dara yang memang sejak dari jaman sekolah sudah mencintai Raditya, tentu saja sangat senang dan tidak menolak saat laki-laki yang menjadi impiannya itu mengajaknya menikah.

"Aku berangkat dulu. Kamu hati-hati di rumah ya, Sayang." Radit memeluk Dara sebentar, kemudian mencium keningnya cukup lama.

Mereka baru saja selesai sarapan pagi dan saat ini sedang berada di depan mobil Radit. Dara mengangguk sambil tersenyum. Perempuan itu meraih tangan sang suami kemudian menciumnya dengan takzim.

Raditya mengecup bibir Dara sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudi. Laki-laki itu menyalakan mesin, kemudian melajukan mobilnya keluar dari halaman rumahnya.

Dara menghela napas panjang. Setelah suaminya pergi ke kantor, maka dirinya hanya tinggal sendirian di dalam rumah itu. Semenjak menikah, suaminya tidak lagi mengizinkan Dara bekerja.

Dara hanya dituntut menjadi istri penurut yang selalu di rumah untuk mengurus suaminya. Bahkan, Raditya juga sengaja tidak memperkerjakan asisten rumah tangga agar istrinya itu mempunyai kegiatan untuk bersih-bersih rumah sendiri.

Dara yang sangat mencintai Raditya pun tidak mempermasalahkan semuanya. Menurut Dara, bersih-bersih rumah dan mengurus suami adalah tugas seorang istri. Oleh karena itu, Dara melakukan semuanya dengan ikhlas demi baktinya pada sang suami tercinta.

Setelah merapikan bekas makanan sarapan paginya, Dara kemudian mulai membersihkan rumahnya. Setiap pagi, perempuan itu memang terlebih dulu memasak untuk sarapan, setelah suaminya berangkat, baru dirinya bekerja membersihkan seluruh rumah.

Rumah minimalis yang dibeli dengan sebagian uang tabungannya juga Raditya.

Dara dan Raditya sudah empat tahun menikah. Akan tetapi, selama empat tahun itu, mereka belum dikaruniai seorang anak. Bukannya Dara tidak menginginkan anak, hanya saja, Raditya menyuruhnya menggunakan obat pencegah kehamilan.

Alasannya, Radit ingin fokus terlebih dahulu pada karirnya. Setelah dirinya sukses, baru dia akan mengizinkan Dara mencabut alat kontrasepsi yang ia gunakan.

Alasan yang tidak masuk diakal sebenarnya. Toh, kalaupun mereka punya anak, Dara yang akan mengurusnya. Raditya hanya perlu bekerja keras untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan mereka.

Namun, demi cintanya pada Raditya, Dara mengalah dan menuruti semua keinginan suaminya.

Setelah selesai membersihkan rumahnya, Dara kemudian naik ke lantai atas. Wanita itu mengambil laptop. Dengan menggunakan meja kecil yang bisa ia letakkan di atas ranjang, Dara bersiap melakukan pekerjaan.

Pekerjaan yang selama empat tahun ini disembunyikan dari suaminya.

***

Di tempat lain, setelah keluar dari rumah Dara, Raditya menjalankan mobilnya ke arah perumahan yang terletak di kawasan elit. Mobil lelaki itu kemudian berhenti di sebuah rumah besar.

Raditya keluar dari mobilnya, saat melihat perempuan cantik dengan memakai setelan baju kantor dan seorang wanita berpakaian baby sitter yang menggendong seorang anak kecil berusia sekitar hampir dua tahun berdiri di depan pintu rumah besar itu.

"Halo, Sayang, maaf sedikit terlambat." Raditya mendekati perempuan berwajah cantik yang memakai setelan baju kantor itu, kemudian memeluknya dengan erat.

"Tidak apa-apa. Aku juga baru selesai bersiap-siap." Sang perempuan melepaskan pelukannya sambil tersenyum.

"Apa kamu sudah sarapan?" Raditya menatap wanita itu penuh perhatian.

"Tentu saja aku sudah sarapan. Aku tidak mungkin menunggumu yang sudah pasti sarapan di tempat Dara, 'kan?" Perempuan cantik di depan Raditya itu menjawab dengan muka ditekuk.

"Maafkan aku, Sayang, kamu sangat tahu alasanku kenapa aku melakukan itu bukan?" Raditya membelai wajah cantik di depannya yang terlihat cemberut.

Bibirnya yang seksi berbalut lipstik merah menyala itu maju beberapa centi.

"Ya, kamu takut istrimu curiga karena itu kamu tidak mau sarapan di sini bersamaku dan anak kita. Apa kamu tahu, Mas, rasanya aku ingin sekali egois dan mengatakan padanya kalau aku juga istrimu!"

"Nara, Sayang, kenapa kamu bicara begitu?"

BERSAMBUNG ....

HALO, TEMEN-TEMEN KESAYANGAN, AKU BAWA CERITA BARU UNTUK KALIAN NIH!

SEMOGA KALIAN SEMUA SUKA, DAN JANGAN LUPA, IKUTI TERUS KELANJUTANNYA.

LOPE-LOPE BUAT KALIAN SEMUA ❤️❤️❤️

JANGAN LUPA JUGA LIKE, KOMENTAR, VOTE DAN JUGA HADIAHNYA.

DARA YANG MALANG

"Nara, Sayang, kenapa kamu bicara begitu?" Raditya meraih pundak wanita di depannya kemudian membawanya ke dalam pelukan.

"Kita sudah membicarakan ini sebelum kita menikah, Sayang. Apa kamu ingat?" Wanita yang dipanggil sayang itu menganggukkan kepala.

"Apa kamu tahu? Apa yang aku berikan sama kamu jauh lebih layak dari apa yang aku beri untuk Dara. Rumah, barang-barang mewah yang aku beli untukmu, aku bahkan tidak memberikannya pada Dara. Nafkah batin? Kamu sangat tahu pasti kalau aku lebih banyak memberikannya padamu. Jadi, untuk apa lagi kamu merasa cemburu?"

"Aku hanya kesal, karena kamu terus bersamanya."

"Iya, Sayang, maafkan aku. Sabar ya, suatu saat kita pasti akan bersama tanpa ada dia. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk meninggalkannya." Raditya mencoba membujuk Kinara. Mantan kekasih yang akhirnya ia jadikan istri kedua tanpa sepengetahuan Dara.

Raditya melepaskan pelukannya, kemudian pandangannya beralih pada batita yang digendong oleh baby sitter.

"Halo, jagoan papa." Raditya mengambil alih bayi berbadan montok itu dari sang pengasuh. Laki-laki itu menggendongnya kemudian menciumi seluruh wajah bocah kecil itu dengan gemas.

"Sudah, Mas. Ayo kita berangkat. Nanti siang kita makan di rumahku. Kamu bisa ketemu sama baby Noah sepuasnya. Kamu nggak ada jadwal ketemu klien 'kan, siang ini?"

Raditya mencoba mengingat jadwal meeting hari ini. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. Ia kemudian memberikan batita itu pada sang pengasuh.

"Papa berangkat kerja dulu ya, Sayang." Raditya mengecup pipi gembul bocah itu.

"Beneran kamu nggak ada janji makan siang dengan siapapun 'kan, Mas?"

"Iya, Sayang, ngapain aku bohong coba." Raditya tersenyum sambil merangkul pundak Nara.

"Bagus deh! Kamu bisa makan siang di sini. Sekalian ...." Nara tidak melanjutkan ucapannya. Kedua matanya mengerling genit membuat Raditya tersenyum.

"Tentu, Sayang, nanti siang aku akan memuaskanmu sampai kamu memohon ampun padaku," bisik Raditya.

Mereka berdua tertawa sambil melangkah menuju mobil mereka. Raditya berangkat satu mobil dengan Nara. Mereka berangkat ke kantor bersama-sama.

Hanya saja, kantor Raditya dan Nara berbeda. Laki-laki itu mengantarkan wanita yang ia sebut sebagai istri keduanya itu ke tempat kerjanya, kemudian baru ke kantornya.

Untung saja, pagi-pagi sekali lelaki itu berangkat dari rumahnya. Kalau tidak, mungkin dia akan terlambat ke kantor karena harus mengantarkan Nara terlebih dahulu.

Raditya, suami yang sangat dicintai oleh Dara itu ternyata diam-diam menyimpan rahasia yang tidak pernah diketahui oleh istrinya.

Awalnya, pernikahannya dengan Dara baik-baik saja. Namun, pertemuannya dengan Nara, mantan kekasih yang dulu pernah meninggalkannya membuat benih-benih cinta di hati Raditya kembali bersemi.

Raditya yang merasa kembali jatuh cinta pada Kinara akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan dengan wanita itu di belakang Dara. Rasa cintanya pada Kinara membuat Raditya yakin, kalau selama ini, perasaannya terhadap Dara hanya perasaan sesaat karena Dara hadir di saat dirinya patah hati ditinggal Kinara.

Raditya tidak benar-benar mencintai Dara. Ia hanya menjadikan Dara sebagai penghibur lara hatinya saat Kinara pergi. Rasa dendam dan amarahnya pada Kinara, membuat Raditya akhirnya memutuskan menikah dengan Dara.

Pria itu ingin membuktikan kalau dirinya juga bisa bahagia tanpa Kinara. Namun, setahun setelah menikah dengan Dara sampai akhirnya bertemu kembali dengan sang mantan kekasih justru membuat perasaan cintanya yang belum usai kembali bersemi.

Apalagi, saat itu Kinara menerimanya. Perempuan itu bahkan rela menjadi istri kedua asalkan bisa bersama dengan Raditya.

Pernikahannya dengan Kinara sudah menginjak tiga tahun. Selama itu pula, Raditya dengan rapat menyembunyikannya dari Dara. Wanita yang dengan setia dan patuh selalu melayaninya dan menjadi istri yang baik buat Raditya.

Laki-laki itu belum bisa memutuskan untuk menceraikan Dara. Bukan karena cinta, hanya saja, ia merasa tidak tega.

Selama ini, wanita itu begitu patuh padanya. Dara juga rela berhenti dari pekerjaannya karena ia memang melarangnya. Raditya tidak punya alasan untuk menceraikan Dara karena wanita itu memang tidak punya cela di matanya.

Alhasil, dia hanya bisa menunggu dan tetap berpura-pura baik pada Dara agar wanita itu tidak mengetahui kebohongannya.

Dara yang malang!

"Suatu saat, aku pasti akan meninggalkannya, Sayang. Aku hanya menunggu waktu yang tepat." Kalimat andalan yang selalu Raditya janjikan setiap kali Kinara merajuk.

Akan tetapi, sesungguhnya dalam hati Raditya ia merasa bimbang. Bimbang karena tidak punya alasan yang tepat untuk meninggalkan Dara.

Raditya baru saja sampai ke kantornya. Sementara di rumah minimalis berlantai dua, Dara terlihat sangat serius dengan pekerjaannya. Kedua tangannya masih asyik menari di atas keyboard. Pandangan matanya juga tidak lepas dari layar datar di hadapannya.

Dara menghentikan pekerjaannya sejenak saat melihat ponselnya berdering. Sebuah nama yang hampir tidak pernah menghubunginya sama sekali tertera pada layar ponselnya.

"Halo, Dara. Coba kamu lihat video yang aku kirimkan padamu." Suara berat lelaki di ujung sana terdengar.

"Video apa?"

"Kamu lihat saja. Aku hanya memastikan apa yang aku lihat selama beberapa hari ini benar. Hubunganmu dengan suami kamu baik-baik saja bukan?"

"Apa maksudmu? Hubunganku dengan suamiku tentu saja baik-baik saja. Kamu nggak usah khawatir, aku bukan lagi anak kecil yang seringkali meminta bantuanmu!" Dara berucap dengan kesal.

Sudah lama tidak menghubungi, giliran menelepon bikin orang kesal!

"Syukurlah, kalau kamu dan dia baik-baik saja. Ingat, Dara. Jangan terlalu polos dan mempercayai lelaki itu seratus persen. Kamu sangat tahu, bukan, di dunia ini tidak ada orang yang mencintai kamu lebih besar dari cintaku padamu."

Dara berdecak kesal. "Kamu jangan lupa kalau aku sudah menikah, Davin. Suamiku juga mencintaiku bahkan lebih besar dari cintamu padaku," ucap Dara dengan penuh percaya diri.

"Apa kamu yakin?"

"Davin!"

Pria bernama Davin tertawa di ujung sana mendengar kekesalan Dara.

"Aku hanya ingin memastikan kalau aku tidak salah memilih mundur demi pria itu. Tapi, seandainya pria itu ternyata menyia-nyiakan kepercayaan yang aku berikan, kau harus ingat janjiku padamu, Dara."

"Davin–"

"Aku akan merebutmu kembali jika benar orang dalam video itu adalah suamimu!" Davin mengakhiri panggilan teleponnya secara sepihak. Rahangnya mengeras dengan kedua tangan yang mengepal erat.

'Dasar bodoh! Kamu bahkan tidak sadar kalau lelaki brengsek itu telah membohongimu selama bertahun-tahun. Mana Dara yang pintar yang pernah aku kenal dulu? Apa cinta benar-benar membuatmu buta Dara?'

BERSAMBUNG ....

TERBONGKAR

Dengan rasa penasaran, Dara kemudian membuka pesan berisi video dari Davin. Perempuan itu sungguh sangat penasaran dengan video yang dikirimkan oleh sahabat lelaki yang diam-diam mencintainya itu.

Kedua mata Dara membola saat melihat video yang terlihat pada layar ponselnya. Di sana, terlihat sang suami tercinta berjalan mesra dengan seorang perempuan.

Raditya terlihat turun dari mobil, kemudian mencium mesra kening perempuan itu. Bukan hanya itu saja, video itu juga memperlihatkan saat mereka bergandengan dengan mesra menuju hotel dan masuk ke dalam sebuah kamar. Mereka bahkan tanpa tahu malu saling melahap bibir masing-masing sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar hotel.

Dara hampir saja menjatuhkan ponselnya saking terkejut. Tidak menyangka kalau suami yang sangat dicintainya dan sangat dipercayai olehnya ternyata tega bermain di belakangnya.

Seketika, rasa sakit menjalar ke ruang hatinya. Ternyata, bukan hanya video di dalam hotel saja yang direkam oleh sahabatnya.

Akan tetapi, ada juga video yang memperlihatkan mobil Raditya yang masuk ke dalam rumah mewah.

Di sana, terlihat wanita yang sama dan seorang anak kecil. Anak kecil yang langsung digendong oleh Raditya setelah lelaki itu memeluk dan mencium wanita di hadapannya.

Dara merasa napasnya terhenti saat itu juga. Dadanya terasa sesak. Hatinya berdenyut sakit, jantungnya serasa diremas-remas dengan kuat.

Apa dia benar-benar Raditya suaminya?

Tentu saja iya, karena dari mobilnya saja Dara sudah tahu kalau laki-laki itu adalah suaminya.

"Jahat!" Dara memejamkan mata. Buliran air bening meluncur di kedua pipinya.

"Aku sungguh tidak menyangka kalau kamu begitu tega menusukku dari belakang, Mas. Memangnya apa salahku padamu?" Dara terisak. Meskipun itu hanya video, tetapi, Dara sangat yakin kalau itu bukanlah manipulasi.

Davin, sahabatnya itu adalah orang yang sangat jujur dan bisa dipercaya. Laki-laki itu tidak mungkin membohonginya. Davin tidak akan sampai sejauh ini jika dirinya memang berbohong.

"Sejak kapan, Dav?" Tanpa basa-basi Dara langsung mengajukan pertanyaan saat tiba-tiba pria yang telah memberikannya kejutan padanya itu menelepon.

"Aku tidak tahu. Kamu bisa tanyakan itu pada suamimu. Aku hanya kebetulan lewat dan melihatnya."

"Jangan berbohong, Davin!" teriak Dara.

"Kamu sangat tahu bagaimana aku, Dara. Aku tidak suka berbohong!" Davin menjawab tegas. Sementara itu, di ujung telepon, Dara terisak.

Perempuan itu sungguh tidak sanggup menghadapi kenyataan yang kini terjadi.

Bagaimana aku bisa tidak tahu kalau Radit ternyata berselingkuh dariku? Sejak kapan itu terjadi? Kenapa aku tidak menyadarinya?

Berbagai pertanyaan tersemat di benaknya. Suara tangisnya semakin kencang saat Davin mengatakan kalau dirinya begitu bodoh.

"Kamu memperkerjakan suamimu di kantormu sendiri, tapi kenapa kamu tidak tahu apapun yang telah suamimu lakukan?"

"Kamu benar-benar bodoh, Dara. Kamu boleh cinta sama dia, tapi bodoh jangan! Seharusnya otakmu yang cerdas itu bisa membuatmu berpikir!" Davin berucap panjang lebar.

Laki-laki itu meluapkan kekesalannya karena sikap Dara yang menurutnya terlalu naif. Sementara itu, tangis Dara semakin kencang seiring rasa sakit yang meremas jantungnya.

"Aku mengalah karena ingin kamu bahagia bersama pilihanmu, Ra. Bukan malah sebaliknya."

"Laki-laki itu sudah membohongimu selama bertahun-tahun. Bajingan itu bahkan sudah memiliki anak dari wanita selingkuhannya itu." Davin kembali berucap. Mengungkapkan hasil penyelidikan orang kepercayaannya yang ia suruh untuk memata-matai Raditya dan perempuan simpanannya.

"Rasanya sangat miris. Aku masih ingat dengan jelas saat kamu mengatakan kalau suamimu tidak ingin mempunyai anak karena dia ingin fokus pada karirnya. Tapi kenyataannya, dia justru sudah mempunyai anak dengan wanita lain."

Dara menangis tergugu di atas ranjang. Semua ucapan Davin bagaikan belati yang menikam hatinya. Sakit!

Davin memang sengaja mengatakan kebenarannya pada Dara agar perempuan yang dicintainya itu terbuka mata dan hatinya.

Selama menikah dengan Raditya, sahabatnya itu berubah total. Dia menjadi wanita yang sangat patuh terhadap suaminya. Demi baktinya pada sang suami, wanita itu menutup mata dan hatinya dan menyerahkan semua yang ia punya pada Raditya.

Rasa cintanya pada laki-laki itu membuat Dara bodoh. Bodoh sampai-sampai tidak tahu apa yang dilakukan oleh sang suami di dalam kantornya sendiri.

"Kamu bisa ikut aku sekarang untuk membuktikan semuanya. Aku tahu, saat ini kamu tidak akan percaya seratus persen jika hanya melihat videonya saja." Davin kembali berucap.

"Aku memang mencintai kamu, Ra, tapi aku bukan lelaki pengecut yang suka mengarang cerita agar aku bisa mendapatkan kamu. Aku juga bukan lelaki yang ingin mendapatkanmu dengan cara kotor." Davin masih mengungkapkan perasaannya. Dia tidak ingin Dara berpikiran buruk tentangnya.

"Aku memang mencintaimu, tapi, asal bisa melihat kamu bahagia saja, itu sudah cukup bagiku. Ikutlah denganku sekarang. Aku akan memperlihatkan padamu seperti apa suamimu yang sebenarnya."

"Laki-laki bajingan itu tidak pantas mendapatkan cintamu, Dara!" Suara Davin kini bercampur amarah. Laki-laki itu sedang mengingat bagaimana pria yang berstatus suami Dara itu terlihat sangat bahagia saat bersama wanita lain.

Davin juga sangat ingat saat pria itu mengatakan kalau dirinya tidak pernah mencintai Dara. Cintanya pada Dara selama ini adalah topeng untuk menyembunyikan hubungannya dengan wanita itu.

"Tentu saja aku tidak pernah mencintai, Dara, Sayang. Tapi aku juga tidak bisa menceraikan Dara sekarang. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk meninggalkannya." Ucapan Raditya yang terekam oleh ponsel anak buahnya saat mereka sedang mengintai Raditya dan Kinara.

Bajingan!

Davin mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras saat mengingat kalau wanita yang dicintainya sejak usia remaja itu ternyata selama ini telah menjadi korban kebohongan suaminya sendiri.

"Tunggu aku. Aku ikut denganmu." Suara Dara terdengar sebelum wanita itu mengakhiri panggilan teleponnya secara sepihak.

"Aku bersumpah, aku akan membuat lelaki bajingan itu bersujud di kakimu untuk memohon ampun, Dara!"

BERSAMBUNG ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!