NovelToon NovelToon

Sebatas Pernikahan Kontrak

Casanova Tengil Meresahkan

Di depan kamar no 34 sebuah hotel, terjadi perdebatan antara dua orang yang agak aneh, seorang gadis tomboy dan pria casanova yang sedari tadi tak henti menatap sang gadis.

Terutama di bagian dadanya.

"Aku ke sini untuk menukar kotak kado, apakah kau sadar kotak kado kita tertukar?" ucap seorang gadis yang mengenakan celana jeans, kaos warna putih dengan gambar beruang mungil di tengahnya. Di sana juga ada jaket warna merah maroon.

Sang gadis yang terlihat begitu cuek dan tomboy, sangat kesal dan eneg dengan pria yang ada di depannya ini sebab sejak dua menit lalu sudah banyak bicara, tetapi hanya diam saja.

"Heh! apa telingamu putus? aku sedang bicara denganmu, tuan aneh?" ucap sang gadis bernama Anjana.

Dia kesal sekali, ingin rasanya memberi pria di depannya pelajaran dengan sepatu kets miliknya.

"Aku hanya sedang melihat penampilanmu, dada yang berisi, cukup menggoda, kau pantas dijadikan teman satu malam ku, apakah kau sudah memiliki seorang kekasih?"

Sekali bicara, pria yang berperawakan tinggi dan kekar ini sangat menyebalkan, membuat Anjana tak segan menginjak sandal si pria.

"Aw! mengapa menginjak kakiku?" ungkap sang pria bernama Pram Ghava, seorang pebisnis muda yang terkenal dengan koleksi gadis cantiknya.

Dia memegangi kakinya yang bersembunyi di balik sandal selopnya.

Pram, memang bukan gembel, hanya saja lebih suka apa adanya daripada sok kaya raya.

Kalau di telisik lebih dalam, Pram merupakan orang yang memiliki kuasa penuh terhadap satu hal selain uang yaitu, para gadis.

Dia tak habis memiliki gadis tiap harinya, sampai-sampai jika di masukkan ke dalam lemari pakaiannya, semua gadis mana muat, tumpah ruah semua.

"Kita baru kenal dan kau sudah membahas dada, apakah kau tidak tahu malu?" jelas sang gadis merasa tak habis pikir dengan seorang pria tidak waras yang sok tampan, kharismatik, meskipun wajah itu penuh dengan satu kesempurnaan, Anjana tak mau mengakuinya.

"Kau ikuti aturan ku, kau paham kan siapa aku ini?"

Sang gadis memperhatikan pria sok keren di depannya.

"Kau itu hanya gembel, mana ada orang berpendidikan pakai celana pendek, sepatu murah, jaket murah. Dih, kostum badut kau pakai?"

Sang gadis sangat puas menghina si pria.

"Haha, apakah kau merasa lebih baik? Kau itu tak ubahnya seperti beruang yang terpampang jelas di bajumu itu, apa kau paham?"

Sang pria tak mau kalah dengan menyerang terus sang gadis dengan kata-kata yang cukup mengena di hati Anjana.

"Astaga, jika di teruskan, aku akan mendapatkan banyak masalah serta otakku semakin tidak waras karenanya," batin sang gadis.

Dia ingin meminta kado miliknya yang tertukar saat berada di lobby hotel.

"Mana?" pinta sang gadis sekali lagi.

"Mana apa nya?" tukas Pram dengan gayanya yang tengil.

"Aku lihat-lihat kau ini sebenarnya sangat ingin aku bersamamu ya? oke, aku paham jika aku ini sangat tampan dan begitu mempesona, tetapi kau tidak perlu membuat hidupmu merasa menjadi berwarna dengan hanya melihatku saja. Astaga! kau adalah seorang gadis menyebalkan yang sangat ngefans terhadapku, begitu kah dirimu?"

Sang pria tak henti berbicara, membuat sang gadis makin tak paham.

"Aku tidak mau membuang waktu denganmu, kembalikan kadoku," ucap sang gadis.

"Kado? Apa kita pernah bertukar kado? ku rasa natal masih satu tahun lagi, kau baru mengenalku, lalu meminta bertukar kado?"

Pram memang sangat menyebalkan dan terlalu berbelit, membuat seorang Anjana nekat memaksa si pria memberikan kadonya, dia menarik lengan Pram dan memintanya menunjukkan di mana Pram menyembunyikan kado miliknya.

"Kau tidak perlu terburu-buru sayang, ada di dalam kamarku kado itu, kita akan bersenang-senang setelah ini," ucap Pram yang membuat hati Anjana eneg dan ingin muntah dengan segera.

"Heh, kenapa kau selalu percaya diri dan menyebalkan, kau ini terbuat dari 100 rasa kesal dan menyebalkan ya? ibumu pasti menyesal telah melahirkan mu!"

"Unch, kau sangat menggemaskan, oke! ikut aku, masuk ke dalam dan kau bisa ambil sendiri kado itu di sana," jelas Pram yang akan mengerjai si gadis.

Body sang gadis yang lumayan, cukup membuatnya panik, dia begitu terkesan dengan body sang gadis.

Awalnya sang gadis merasa ragu, sebab dia adalah seorang artis sensasional, jika masuk ke dalam kamar seorang pria menyebalkan, pasti akan semakin membuatnya terkenal, hanya saja jalan yang di tempuh tak seperti ini, pansos, julid, apalah itu.

Dia mencoba menghilangkan image itu.

Beberapa hari ini dia berpikir ingin sekali tobat dan menjadi artis biasa saja.

.

.

Di dalam kamar no. 34 ...

"Kau duduk dulu, aku akan ambil, sebenarnya aku ingin memberikan kado itu kepada kekasihku, tapi untung saja kau memberitahu jika kado kita tertukar, ini cukup membuatku merasa berterima kasih terhadapmu," jelas Pram sambil mengambil kado yang tertukar di dalam kamarnya.

Setelah ia mengambil kado itu, lalu memberikannya kepada sang gadis.

"Ini," ucap sang pria sambil mengulurkan kado yang ada di tangannya.

"Eits, tunggu dulu, aku masih ingin bertanya kepadamu!"

Pram menarik kembali kado itu, sebab dia memiliki ide cemerlang.

"Kau ini memang pria menyebalkan!"

Sang gadis kesal, dia berdiri dan ingin mendorong tubuh Pram, tapi justru tubuh Pram yang jatuh di atas tubuhnya.

"Kau tak sabaran ternyata," ujar Pram yang begitu menikmati aroma tubuh sang gadis.

"Jangan kurang ajar!"

Seketika si gadis langsung menghindar dan melakukan sesuatu terhadap aset sang pria hingga membuat anu nya sakit.

"Haisssh kenapa kau tendang asetku!" ucap sang pria sambil meringis kesakitan.

"Itu karena kau kurang ajar! Kau paham kan kesalahanmu?"

Anjana segera keluar dari kamar itu sambil membawa kado.

Saat baru saja membuka pintu, tiba-tiba saja sudah banyak wartawan mengajukan pertanyaan.

Pram juga terkejut dengan keadaan yang tak terduga ini.

"Ratu julid, apakah kau merasa sudah memiliki kapasitas? ketika mau diajak berkencan dengan tuan muda dari perusahaan Ghava grup?" tanya seorang paparazi yang membuat Anjana kebingungan.

Dia tidak pernah menyangka jika tiba-tiba saja akan diliput, padahal selama ini dia meminta wartawan untuk meliput beritanya, atau sengaja berkomentar julid agar menjadi pusat perhatian.

Namun, apa ini? dia merasa bahwa kejutan ini tak ada di dalam list kegiatannya hari ini sebab Anjana hanya ingin memberikan kado kepada sang adik yang berulang tahun, tapi saat berada di lobby hotel, dia mengalami bentuk kesialan, yaitu bertemu dengan Pram.

"Apa? aku memangnya kenapa?" ujar Anjana kebingungan.

Pram yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengerjai sang gadis yang telah membuat anunya sakit, lalu segera menghampiri Anjana yang sudah mendapatkan banyak pertanyaan dari para wartawan tetapi hanya diam saja.

"Sayang, kau sangat hebat, kenapa tiba-tiba pergi?"

Ucapan sang pria begitu ambigu, segera saja kamera langsung mengarah ke wajahnya.

"Tuan Pram, apa yang anda lakukan dengan artis sensasional ini, dia adalah artis tidak laku yang hanya pansos, apakah gadis ini menjebak anda tuan?"

Sang wartawan memang terkadang sangat menyebalkan sebab tak pernah berpikir ketika mengucapkan sesuatu.

Sang gadis melotot dia ingin marah, tetapi rasanya sudah tak kuat, dia memikirkan ayah dan ibunya yang pasti akan menggantung dirinya di depan pohon mangga karena mempermalukan keluarga, menjadi ratu julid saja sudah diusir dari rumah, apalagi nanti ada gosip dia tidur dengan Pram.

Ini membuatnya semakin tidak bisa berpikir jernih.

Akan tetapi berbeda dengan Pram, dia memiliki celah untuk menyiksa sang gadis karena sudah berani membentak dan menghinanya.

"Teman-teman wartawan, dia baru saja datang menjengukku, dia memberi kado," jelas Pram sambil merangkul pundak sang gadis.

Dia terlihat menahan sakit di area bawah sana.

"Tidak, kami hanya tidak sengaja ber ...."

Belum sempat Anjana meneruskan kalimatnya Pram langsung memberikan statement yang menghebohkan.

"Dia adalah calon istriku, besok aku akan menikah dengannya!"

"Apa?"

Semua wartawan segera mencatat berita heboh yang akan tranding di sosmed dan segala bentuk media masa.

Ini terdengar sangat memuakkan.

"Kau!"

Sang gadis melotot, dia tidak terima dengan apa yang di katakan oleh Pram.

"Apa katamu!"

"Diamlah, ini akan baik, kau bisa menjadi artis terkenal setelah ini."

"Aku tak sudi!"

Anjana telah melakukan hal yang salah dengan menemui pria hidung warna warni itu, akhirnya niat tobat gugur sebab julukan ratu julid akan tetap melekat di dalam dirinya setelah peristiwa pagi ini.

*****

Dewanya Apes!

Para wartawan sangat senang dengan berita yang akan mereka tulis sebab semua ini terlihat sangat cetar.

Seorang pebisnis muda yang juga dikenal sebagai orang yang memiliki kebiasaan mengoleksi gadis, akan menikahi Anjana, si gadis penuh sensasional.

Apalagi di suatu tempat mereka terciduk bersama, jadi sangat mudah untuk untuk para wartawan memberitakan hal yang sangat fenomenal ini.

"Kalian tidak perlu terlalu berlama-lama di sini karena aku akan memberikan banyak informasi melalui konferensi pers."

Si pria benar-benar memutuskan segalanya sendirian, dia tersenyum mendapati wajah bingung seorang Anjana.

"Wah, kalau begitu kami permisi dulu! kami sudah mendapatkan berita yang sangat baik juga menguntungkan!"

Pria menyebalkan itu, bisa membongkar wartawan dan meminta semuanya pergi.

Satu satu wartawan pergi dari ada banyak tetapi ada beberapa yang masih saja penasaran dengan kehidupan seorang Pram yang tiba-tiba saja dekat dengan Anjana.

Padahal selama ini sama sekali tidak ada pemberitaan mengenai kedua orang itu.

"Pram, tidak suka mendengar pemberitaan mengenai dirimu dan Anjana, sebab selama ini aku begitu ngefans terhadapmu!"

Benar-benar wartawan tidak ada kerjaan, sebab selama ini tidak ada yang berani mengatakan semua ini padanya.

Satu hal yang harus Pram lakukan adalah segera mengusir wartawan itu.

"Aku tahu jika diriku ini memang sangat tampan dan kaya raya, tapi kau tidak perlu menjadi perhatian, aku sangat suka jika kau pergi dari sini, kau dan kau!"

Pria itu membuat suasana menjadi sangat tidak kondusif sebab ada saja tingkahnya yang menyebalkan ini.

Para wartawan yang tersisa akhirnya segera pergi sebab Pram sudah berjanji akan melakukan konferensi pres besok.

Kini semua wartawan telah pergi, giliran Anjana yang berusaha pergi meskipun ditahan oleh Pram.

"Kau mau kemana?" tanya Pram dengan senyum nakal menyebalkan.

"Aku mau pulang, memangnya apa yang bisa aku lakukan di sini selain diam?"

Anjana berani mengatakan semua ini sebab ada hal yang sangat dia benci yaitu, dekat dengan pria menyebalkan itu.

"Kau harus ikuti apa yang aku katakan, kita sudah menjadi topik pembicaraan di seluruh kota, karir kita pasti akan sangat hancur jadi aku ingin mengantisipasinya dengan menikahi denganmu!"

Sumpah demi apapun jika dia menikah, pastinya ada banyak hal yang harus dijelaskan kepada anggota keluarga.

Apalagi dia pasti mendapatkan julukan yang amat menyeramkan dari para netizen.

Anjana tidak mampu membayangkan penderitaannya ketika menjadi istri seorang Pram, pria dengan sejuta pesona yang memiliki banyak harta.

"Aku? menikah dengan orang sepertimu? aku tidak yakin! aku kemari hanya ingin menukar kado milikku, bagaimana bisa tiba-tiba saja menikah? ini sangat tidak adil Pram!"

Gadis itu merasa tidak memiliki daya untuk melawan perkataan seorang Pram, sebenarnya dia harus berterima kasih kepada Pram, sebab dia pasti akan menjadi terkenal.

Hanya saja, Anjana tidak mau populer dengan cara yang aneh, dia ingin populer dengan apa yang dia inginkan seperti prestasi meskipun masih jauh dari harapan, sebab apa yang dia ucapkan dan tuangkan di media sosial hanya akan menjadi perdebatan saja sebab si Anjana selalu melakukan hal di luar nalar.

"Kau ikuti saja apa yang aku katakan karena selama ini semua keputusanku selalu benar, kau paham?" jelas Pram.

Dia merangkul sang gadis dan memberikan efek tak bagus pada Pram.

Gadis itu menendang miliknya hingga harus merasakan satu hal yang amat menyakitkan dan ngilu.

"Aw apa yang kau lakukan padaku? kau memang sudah tidak waras!"

Sang gadis ingin kabur, tapi bisa di cegah oleh beberapa orang yang sudah siaga menangkapnya, beberapa anak buah yang sudah ia siapkan untuk membungkam mulut Anjana.

Anjana tak berdaya dan kini masuk lagi ke dalam kamar itu, sungguh apes yang tak terkira, datangnya sangat bertubi-tubi tanpa alasan yang jelas.

.

.

.

Ruang tamu ...

Pram meminta tiga anak buahnya untuk pergi, sedangkan si gadis masih memberontak meskipun sangat sulit dengan mulut yang tertutup lakban, ulah dari anak buah Pram.

"Kau ingin bicara?" tanya Pram dengan sikap sok tegas.

"Hmhmh."

Sang gadis tak bisa menjawab sang pria karena tak bisa melepaskan lakban yang ada di mulutnya, tangannya saja terjerat tali.

Tiga anak buah Pram benar-benar menyakiti hati dan tangannya.

"Aku akan melepaskan ikatan dan lakban itu, tapi kau harus berjanji tidak akan banyak bicara. Kau harus datang kepada kedua orang tuaku setelah ini, lalu kita akan pergi ke rumahmu. Kau segera mandi, aku akan meminta anak buah menyiapkan segalanya."

Setelah ikatan lakban dan tali telah terhempas, kini gadis itu mulai banyak bicara.

"Kau terlalu tidak waras tuan tengil, berita sudah tersebar kita akan hancur! acara pernikahan dadakan hanya akan membuat reputasi mu menjadi sangat buruk. Astaga kau sangat tega padaku, bagaiman bisa menutup mulutku dengan lakban! tali ini sangat kuat mengikat tanganku, kau memang tidak punya hati."

Sang pria tak menggubris, dia hanya ingin sang gadis segera mandi.

"Kau ingin mandi sendiri atau aku yang memandikan?"

"Kau sangat tidak sopan!"

"Aku memang pria hidung warna-warni jadi apa yang sudah menjadi tindakanku, semuanya berhubungan dengan hasrat yang bergelora."

Padangan mata itu tiba-tiba menjadi genit, sang gadis merasa risih dan langsung berlari menuju kamar mandi.

"Haha, gadis itu sangat julid, hanya saja begitu penakut."

Gadis mana yang akan tahan dengan sifat pria yang sangat menyebalkan ini.

Bahkan beberapa gadis mau menunggu di depan rumahnya saat sang casanova berada dalam banyak pekerjaan, begitu luar biasanya seorang Pram.

Ketika sang gadis sedang mandi, dia mendapatkan panggilan telepon dari anak buahnya.

"Bos, semua kolega banyak yang mundur, kita tidak bisa melanjutkan bisnis ini! pemberitaan mengenai dirimu sangatlah banyak, pernikahannya ingin kau bicarakan aku rasa tidak akan berhasil!" ucap sang anak buah.

Dia sangat kesulitan untuk membantu bosnya karena beberapa faktor, tidak ada mandat khusus ataupun satu hal yang memintanya bergerak cepat.

Sang anak buah, bertindak sesuai dengan perintah atasan tanpa terkecuali.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan semua itu sebab aku memiliki satu hal yang akan menggemparkan dunia, kau tidak perlu memikirkan para kolega. Aku pasti akan menjadikan semua orang yang pergi dariku kembali lagi dengan uang yang dilibatkannya."

Sang bos hanya ingin melampiaskan kesenangannya saja, mengenai pertemuan tidak terduga dengan seorang gadis, adalah bagian dari ketidaksengajaan yang akan membuatnya menjadi pebisnis dengan banyak uang.

"Kau sudah mendapatkan pakaian yang aku pesan?" tanya sang pria dengan wajah berbinar.

"Sudah tuan," jawab sang anak buah yang patuh.

"Oke, bawa baju itu ke hotel bintang 5, kau cari aku di pintu nomor 34. Pasti aku berada di sana karena sedang menjaga artis penuh dengan daftar hitam, si julid Anjana."

*****

Rencana jitu Pram

Di saat Anjana mandi, Pram berada dalam kesulitan besar sebab perusahaannya mendapatkan banyak tekanan dari media.

Dia harus segera bertindak.

Apalagi kedua orang tuanya menelpon dan marah-marah.

"Pram! apa ini!" ucap ibunya, bernama nyonya Tasik.

"Iya ibu, ada apa?" jawab Pram santai.

"Kau telah membuat perusahaan merugi dengan kelakuanmu itu! ibu sudah bilang, jangan bermain dengan para gadis, ibu sangat benci hal itu, kenapa kau sangat senang melihat ibu jantungan, hey?"

Nyonya Tasik begitu kesal, dia mengumpat.

Rasanya ingin sekali memakan putra satu-satunya namun sangat senang mempermalukan keluarga.

"Ibu, kau tidak perlu merasa pusing. Aku akan menyelesaikan permasalahan ini dengan segera. Kau harus melihat jurus yang akan Pram tunjukan. Dalam sekejap, perusahaan akan pulih lagi," cetus Pram dengan kepedean tingkat dewa.

Dia merasa bisa melakukan segalanya tanpa resiko, padahal sejatinya pekerjaannya penuh dengan resiko.

Jika salah mengambil keputusan, sang pria akan mendapatkan banyak masalah.

Hingga satu kalimat mampu membungkam Nyonya Tasik.

"Aku akan datang pada ibu dan meminta restu menikahi Anjana."

"Apa? apa kau tidak waras?"

"Memang aku tidak waras, ini tindakan paling benar agar semuanya menjadi milikku lagi. Bersiaplah, aku datang dengan Anjana."

"Pram! tunggu, ibu belum selesai bicara!"

Tut ... Tut ... Tut ....

Pram malas sekali menjawab panggilan telepon itu, sehingga dia merasa bahwa hidupnya memiliki kontrol atas dirinya sendiri, tanpa ada hal lain yang mengekangnya.

Pram akan bertindak sesuai dengan kata hatinya yang selalu benar menurutnya.

Saat dia meletakkan ponsel di atas nakas, dia melihat ada seorang gadis dengan rambut tergerai.

Handuk yang melilit di dada, serta wajah cantik yang makin terpancar.

Anjana terlihat sangat cantik.

"Wow! kau cantik juga, aku rasa kita cocok."

"Hm, aku tak suka apa yang kau katakan! mana bajuku," ucap sang gadis menagih.

"Aku sudah siapkan, kau masuk ke kamar dulu, tunggu anak buahku datang."

"Kau terlalu banyak bicara!"

"Haha ... aku memang seperti ini, jadi kau tidak perlu menjadi orang yang banyak bicara. Ikuti saja sesuai semua perintahku."

"Ya, pria tidak punya otak!"

"Kau tahu itu kan? ikuti saja apa yang aku katakan!"

"Cih!"

Anjana hanya perlu masuk ke dalam kamar, dia segera melakukan apa yang bos perusahaan itu lakukan.

Hingga bel itu berbunyi, sang pria membuka pintu apartemen, di sana ada seorang anak buah yang siap untuk memberikan baju pesanan sang bos.

Setelah pesanan itu ada di tangan, dia meminta anak buah menyiapkan gedung pernikahan, hari ini dia akan menikah.

Namun sebelumnya meminta restu kedua orang tuanya serta kedua orang tua Anjana.

Pram berjalan menuju kamarnya yang kini di tempati sementara oleh Anjana.

Dia mengetuk pintu.

"Heh! gadis cantik! buka pintunya. Bajumu sudah siap!"

Klek!

Anjana membuka pintu lalu segera menarik baju itu.

Setelahnya menutup pintu itu kembali.

"Huh! gadis yang ganas, dia boleh juga."

Pram masih teringat akan salah satu kekasihnya yang ganas, wajahnya sangat cantik, entah dimana dia berada.

Beberapa hari setelah tidur bersama, mereka putus karena Pram tak kuasa menahan rasa sakit akibat gigitan seorang Tania.

"Huft, apakah dia akan mengigit juga?" batin Pram merasa ngilu ketika mengingat momen yang membuat tubuhnya menjadi merah karena begitu ganasnya sang mantan kekasih.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!