"Sebentar ya, gue mau pipis dulu. Kebanyakan minum sirup nih kayaknya."
"Yaudah, jangan lama-lama lagi seru nih."
Pria tersebut berjalan menuju kamar mandi.
Setelah selesai, sebelum kembali ke teman-temannya ia mendengar percakapan di ruangan yang tidak jauh dari kamar mandi, ia yang penasaran mencoba menguping pembicaraan yang ada di ruangan tersebut.
Saat sedang asyik menguping, tiba-tiba pintu terbuka, ia langsung panik dan hanya mematung di depan pintu.
Merasa pembicaraannya di dengar olehnya, pria tersebut di paksa masuk ke dalam ruangan oleh mereka, entah apa yang terjadi padanya setelah itu.
Beberapa waktu berlalu.
Seorang wanita tomboi bernama Citra Firda Sani yang berusia 20 tahun, ia merupakan mahasiswi semester 5 di salah satu sekolah tinggi yang berada di kota kecil daerah Jawa Tengah.
Ia merupakan wanita yang sangat pintar dan juga berprestasi di bidang olahraga saat masih di bangku sekolah. Namun di balik itu semua Citra hanyalah seorang gamer yang sangat hobi bermain game ponsel dengan teman-teman kuliahnya yang mempunyai hobi yang sama.
Rasa jenuh dan bosan saat bermain game akhirnya datang. Ia mengajak teman-temannya untuk membuat kegiatan baru yang mungkin bisa menjadi pengganti hobi bermain game mereka.
Salah satu temannya yang bernama Riska memberi masukan untuk membuat konten video di tempat berhantu.
Mereka semua menyetujui dan memulai kegiatan baru mereka menjadi pemburu hantu.
Walaupun kegiatan tersebut sangat beresiko dan berbahaya, mereka sangat menikmati hari-hari membuat konten video bersama.
Sampai akhirnya mereka tidak menyadari bahwa hal buruk akan menimpa mereka dan mengancam nyawa mereka.
Simak kisah lengkap Citra dan teman-temannya.
******
(Bagian 1)
Kring!! Kring!!
"Hmmmm," gumam Citra, tangannya terjulur menggapai jam weker di sampingnya, berusaha mematikan alarm yang berbunyi nyaring.
Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah kamar Citra disusul dengan bunyi ketukan di balik pintu. "Citra bangun!" teriak sang Ibu.
"Iya bu bentar, Citra lagi ngumpulin nyawa dulu," jawab Citra dengan suara pelan.
Ibu Citra masuk ke dalam kamar.
"Tidur jam berapa kamu semalam?" tanya Ibu Citra.
Citra tidak menjawab.
"Kamu tuh ya, kalau main game suka lupa waktu," gerutu Ibu Citra.
"Lagian kamu itu cewek nak, masa hobinya main game, hobi tuh masak," lanjut sang Ibu sambil menarik selimut Citra.
"Iya bu, kan cuma sekedar hiburan buat aku," ucap Citra mengusap mata dan melihat ke arah jam.
"Hiburan kok sampai segitunya," nyinyir Ibu.
"Sudah, sekarang kamu bangun dan jangan tidur lagi, kamu ada kuliah hari ini kan? Habis mandi langsung sarapan," perintah Ibu Citra.
"Iya bu," balas Citra singkat seraya beranjak dari tempat tidur, dengan malas mengambil handuk menuju ke kamar mandi.
Selesai mandi, Citra bersiap untuk berangkat kuliah. Langkahnya pelan berjalan menuju meja makan untuk sarapan sambil memainkan ponsel di tangannya.
Citra dengan cepat menyelesaikan sarapannya dan berpamitan pada Ibunya untuk berangkat ke tempat kuliah menggunakan sepeda motor.
"Aku berangkat dulu bu," pamit Citra.
"Iya hati-hati," balas Ibu.
"Assalamualaikum," ucap Citra.
"Waalaikumsalam," balas Ibu Citra
.....
Citra mulai mengendarai sepeda motornya dengan terus menguap selama perjalanan menuju kampus.
"Aduh ngantuk banget, bikin males kuliah aja kalau kayak gini," gumam Citra.
Setelah tiga puluh menit perjalanan, Citra sampai di depan kampus dan segera memarkirkan motornya.
"Oi Cit!" panggil seorang pria di belakang Citra.
"Eh Lex, bentar gue parkirin motor dulu," balas Citra.
"Ngantuk banget kayaknya Cit, emang main sampai jam berapa semalam?" tanya Alex.
"Enggak tau, gue main sampai ketiduran hehehe," jawab Citra.
"Hahahaha," Alex tertawa.
Citra dan Alex berjalan berdampingan menuju kelas mereka sambil berbincang-bincang.
Di tangga, mereka bertemu Riska yang sedang duduk memegang ponsel, tatapannya begitu serius menonton video horor dari aplikasi UTube.
"Ris, serius amat, ayo masuk," tegur Citra.
"Aduh kalian ganggu aja, lagi seru-serunya nih," gerutu Riska.
"Yaudah deh, gue duluan ya Ris," pamit Citra.
Riska hanya mengangkat tangan seraya menganggukkan kepalanya.
Citra dan Alex memasuki kelas dan duduk di kursinya masing-masing. Beberapa menit sebelum dosen pengajar masuk ke dalam kelas, Riska berlari masuk ke dalam kelas.
Tidak lama kemudian, jam pelajaran pun di mulai.
"Hoamm," Citra menguap menahan rasa kantuk nya. Namun sepertinya rasa kantuk Citra yang terlalu kuat membuatnya gagal untuk menahannya, dia yang duduk di bagian belakang maka mudah baginya untuk menyembunyikan kepalanya di belakang buku lalu bersiap untuk tidur.
.....
"Cit Cit bangun, udah jam istirahat nih ke kantin yuk," panggil Riska.
Citra membuka matanya.
"Tuan putri pules banget tidurnya, hahahaha," ejek Fikri.
"Berisik lu Fik, gue ke kamar mandi dulu nanti nyusul ke kantin," balas Citra sambil melangkah keluar kelas meninggalkan Riska dan Fikri.
"Okay gue tunggu ya Cit, awas kalau enggak nyusul," ucap Riska
Citra berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka, mencoba untuk menyegarkan muka bantal nya. Citra juga merapikan sedikit pakaian agar terlihat lebih rapi, setelah selesai berbenah dia pun berjalan menuju kantin.
Saat sampai di kantin, Citra melihat Alex, Riska, Fikri, Lisa, Deni dan Ilham sudah berkumpul bermain game sambil melahap makanan mereka. Citra melangkah menuju warung yang tidak jauh dari tempat duduk teman-temannya, kemudian dia membeli beberapa camilan dan bergabung bersama yang lain.
"Aduh aduh enggak dimana-mana main game terus," gerutu Citra ke teman-temannya.
"Ya, namanya juga hiburan kita cuma ini Cit," ucap Deni.
"Langsung login Cit, sambil makan," ucap Ilham.
"Enggak ah, lagi males gue Ham," balas Citra.
"Kenapa Cit? Tumben gak ikut," tanya Lisa heran.
"Yah Citra enggak asik nih," ucap Fikri.
Citra mengabaikan ucapan teman-temannya dan menikmati makanannya. Tiba-tiba terlintas di pikiran Citra untuk melakukan kegiatan lain selain bermain game.
"Eh eh dengerin gue mau ngomong," ucap Citra.
"Ngomong apa Cit?" tanya Riska yang nampak tertarik.
"Gimana kalau kita cari kegiatan lain selain main game?" tanya Citra ke teman-temannya.
"Kegiatan apa Cit?" tanya Fikri.
"Enggak tau, makanya gue nanya sama lu pada kan," jawab Citra.
"Gue mah ikut aja dah mau bikin kegiatan apa, bosen juga sih main game terus," tukas Alex.
"Gue setuju sama Alex," ucap Deni.
"Oh iya, gue ada ide nih, gimana kalau kita jadi pemburu hantu? Kayak di video yang tadi pagi gue nonton itu Cit," saran Riska dengan semangat.
"Wah boleh tuh," sahut Citra tidak kalah semangatnya.
"Off dulu yuk, kayaknya menarik nih," seru Ilham.
"Detailnya kayak gimana Ris?" tanya Lisa.
"Jadi gini, kita buat tim pemburu hantu nanti kita datang ke tempat lokasi-lokasi angker, terus kita buat konten video di tempat angker," jelas Riska.
"Nanti konten videonya kita upload di aplikasi UTube, lumayan kan uji nyali terus dapat uang juga," lanjut Riska dengan diakhiri senyum bangga di wajahnya.
"Menarik kayaknya Ris, tapi gimana kita bisa tau tempat-tempat angker di kota kita? Kota kita kan kecil, cuma hutannya yang luas," tanya Fikri.
"Hmmm," Riska berfikir.
"Gimana kalau untuk permulaan pertama kita buat video di kampus ini dulu?" saran Citra.
"Emang disini ada setannya?" tanya Fikri.
"Adanya cuma dosen killer Fik," balas Deni.
"Hahahahaha, kayak Bu Dirman" tawa Fikri membenarkan perkataan temannya itu.
"Kita tanya-tanya orang sekitar aja pas jam kuliah selesai," ucap Citra.
"Okay, nanti kita mencar ya pas pulang untuk cari info," jelas Alex
"Yaudah kalau begitu, yuk ah balik ke kelas," ajak Citra.
Beberapa waktu kemudian jam kuliah pun selesai, mereka berpencar mencari informasi mengenai tempat kuliah mereka, berharap mendapatkan sesuatu yang berguna untuk konten mereka nanti. Citra bergegas melangkah menuju pos satpam untuk menanyakan kejadian aneh apa yang pernah dialami penjaga kampus itu.
"Pak Andi!" panggil Citra.
"Iya mbak, ada apa?" sahut Pak Andi yang merupakan satpam di tempat kuliah mereka.
"Maaf pak mengganggu, saya mau tanya, apa di kampus ini kalau malam ada setannya ya pak?" tanya Citra.
"Oalah, saya kira ada apa, hahaha," jawab Pak Andi sambil tertawa.
"Selama saya disini belum pernah mbak ketemu setan pas saya lagi shift malam, karena kalau shift malam enggak pernah cek satu per satu ruangan, karena itu tugasnya Pak Dimas sama istrinya yang pegang kunci semua ruangan sekalian bersih-bersih," jelas pria berusia 40 tahunan tersebut.
"Begitu ya pak. Oh iya, kalau enggak salah Pak Dimas juga tinggal di belakang kampus ini ya pak," ucap Citra.
"Betul mbak, coba mbak tanya ke Pak Dimas," saran Pak Andi.
"Okay siap pak, terimakasih pak, saya permisi dulu ya," pamit Citra.
"Iya mbak," ucap Pak Andi seraya melambaikan tangan lalu menggelengkan kepala mengingat antusias Citra dengan setan di kampusnya.
Citra berjalan ke rumah Pak Dimas, saat sampai disana Citra bertemu dengan Lisa yang ternyata sedang berbicara dengan Pak Dimas.
"Assalamualaikum Pak Dimas," ucap Citra.
"Waalaikumsalam mbak," balas Pak Dimas
"Eh ada Lisa disini," sahut Citra.
"Iya Cit, gue lagi nanya-nanya kampus kita sama Pak Dimas," ucap Lisa.
"Mbak, silahkan masuk jangan di depan pintu saja," ajak Pak Dimas.
"Iya pak, terimakasih ya," ucap Citra sambil melepaskan sepatu lalu duduk di samping Lisa.
"Ini teman saya, namanya Citra pak, dia kesini mau tanya tentang tempat kuliah ini juga kayak saya pak," terang Lisa.
"Oh begitu ya, baiklah saya ceritakan," ucap Pak Dimas.
"Tempat kuliah ini walaupun kecil tapi sudah lama berdiri dari jaman bapak saya dulu yang kerja jagain tempat kuliah ini sampai ke saya sekarang," jelas Pak Dimas.
"Kalau untuk masalah penghuni mahluk halus disini, saya sering di ganggu kalau malam saat matikan lampu dan kunci ruangan. Awalnya merinding terus tapi lama-lama saya anggap biasa aja, karena udah kerjaan saya begini," lanjut Pak Dimas.
"Begitu ya pak, kalau boleh tau ruangan mana aja pak yang menurut bapak serem?" tanya Lisa.
"Kalau di lantai 1 deretan lorong UKS, perpustakaan sama ruang tata usaha, kalau untuk lantai 2 deretan lorong ruang ujung yang ada gudang, kamar mandi perempuan sama ruang komputer mbak," jawab Pak Dimas.
Citra mencatat dengan detail apa yang di ceritakan Pak Dimas. Merasa informasi yang mereka dapatkan sudah cukup, Citra dan Lisa pun undur diri.
"Terimakasih pak atas infonya," ucap Lisa
"Sama-sama mbak," ucap Pak Dimas.
"Sekalian saya dan teman saya mau izin masuk kesana saat malam boleh tidak pak?" tanya Lisa.
"Boleh saja, tapi saya takut nanti ada hal-hal yang tidak mengenakan menimpa kalian seperti kesurupan atau yang lainnya," jelas Pak Dimas.
"Tenang saja pak, kita udah siap menanggung resiko yang kita lakukan pak," ucap Citra yakin sambil memasukan buku catatan ke dalam tas.
"Baiklah saya izinkan. Oh iya, hari apa kalian mau kesini?" tanya Pak Dimas.
"Masih belum tau pak, saya mau bicarakan ke teman saya yang lainnya dulu," jawab Citra.
"Ya, kalau begitu kabari saya lagi nanti kalau mau kesini malam biar saya kasih kunci semua ruangannya," jelas Pak Dimas.
"Terimakasih pak, kita pamit permisi dulu," ucap Lisa berdiri lalu bersalaman dengan Pak Dimas.
Citra dan Lisa berjalan meninggalkan rumah Pak Dimas dan bergegas menuju lobi kampus.
"Lis, lu udah chat anak-anak buat suruh kesini?" tanya Citra.
"Udah barusan, tinggal nunggu pada dateng," jawab Lisa.
Selang beberapa waktu mereka satu persatu datang ke lobi dan bersiap untuk berdiskusi untuk langkah selanjutnya.
"Wah serem juga ternyata kampus kita ya, jadi takut gue kalau ke kamar mandi," ucap Riska.
"Hahaha, payah lu Ris," ejek Fikri.
"Kapan nih pada mau mulai? Kebetulan hari ini hari kamis, apa mau langsung nih nanti malam?" tanya Ilham.
"Gila aja dadakan, kita kan belum prepare, belum tau juga tugas-tugas kita apa," balas Alex.
"Betul kata Alex, kita enggak bisa dadakan, harus disiapin mateng-mateng dulu," jelas Citra membenarkan.
"Tapi kalian bukan takut karena malam jumat kan? Hehehe," ejek Fikri.
"Ya enggak lah," ucap Alex.
"Yaudah kita mulai 2 hari lagi aja gimana? Pas malam minggu, kita kan bertujuh jomblo semua dari pada cari pacar mendingan cari setan," saran Fikri penuh candaan.
"Ah bisa aja lu Fik," sahut Citra.
"Hahahaha," mereka tertawa menanggapi guyonan Fikri.
"Oh iya, gue baru selesai buat akun UTubenya nih, kalian pada mau nama channelnya apa?" tanya Riska sambil memegang laptop.
"Samain aja namanya kayak nama guild kita di game, The hunters," ucap Deni.
"Ide bagus tuh, setuju gue," ucap Lisa.
"Sama, gue juga setuju," ucap Ilham.
"Okay deh," ucap Riska.
"Nah sekarang, siapa yang mau jadi ketuanya? Sekalian bagi-bagi tugasnya?" tanya Ilham.
"Alex aja, dia kan udah biasa ngatur-ngatur kita di game," jawab Fikri.
"Waduh kenapa kasih beban terberat di gue? Kalau ada setan muncul kan gue bakal kabur paling pertama," balas Alex.
"Enggak apa-apa Lex, kita kan rame-rame ini," ucap Fikri.
"Yaudah Cit, lu tulis aja bagian anak-anak buat malam minggu, nanti kalau udah selesai kabarin lewat chat aja ya," suruh Alex.
"Okay Lex," ucap Citra.
"Yuk ah bubaran, laper nih mau pulang," ucap Deni.
Mereka saling melambaikan tangan dan berpisah menuju rumah tujuan masing-masing. Citra memutuskan kembali ke rumah Pak Dimas untuk memberi tahu ingin memakai gedung kampus saat sabtu malam. Setelah selesai berbincang sebentar, Citra pun kembali ke rumahnya.
.....
Setelah berkendara beberapa waktu di jalan, Citra akhirnya sampai dirumah. Rasa ngantuknya kembali menyerang, ia langsung menuju kamar dan melompat ke arah tempat tidur. Citra merebahkan badannya di kasur, menutup mata dan tidak lama dia tertidur.
Citra bangun dari tidurnya, meregangkan tangannya dan menatap sekitarnya. "Hmmmm. Sudah gelap ternyata, jam berapa ini ya?" tanya Citra pada dirinya sendiri, tangannya menggapai ponsel dan melihat jam di situ.
"Wah sudah jam 8 malam, pasti ibu marah-marah nih pas gue keluar kamar," ucap Citra seraya bergegas menuju dapur.
Citra berjalan pelan berjalan menuju meja makan dimana kedua orang tuanya tengah duduk menyantap makan malam.
"Tuh pak anaknya, bangun tidur makan ntar pas kenyang langsung main game dah," ucap Ibu Citra mengomelin anak gadisnya.
"Iya Cit, kamu kurangi main gamenya, kamu kan tahun depan udah skripsi," nasehat Bapak Citra.
"Aduh ibu, udah berprasangka buruk aja sama Citra, kan Citra lagi coba cari kegiatan lain supaya enggak main game lagi," terang Citra yang sudah duduk di samping Bapaknya.
"Syukurlah kalau begitu cit," ucap Ibu Citra.
"Emang apa kegiatan yang mau kamu lakuin?" tanya Bapak nya.
"Jadi pemburu hantu sama temen," jawab Citra.
"Haaahh?" ucap Ibu Citra yang kaget dengan ucapan anaknya. "Aduh, Ibu enggak ngerti lagi jalan pikiran yang ada di otakmu Cit," lanjut Ibu Citra.
"Hahahaha, tidak apa bu, biar Citra cari kesenangannya sendiri," balas Bapak Citra menyetujui kegiatan anaknya.
"Tapi pesan bapak cuma satu, kamu kalau ke tempat orang harus permisi sama penunggunya, supaya saat masuk dan keluar kamu selamat," saran Bapak Citra.
"Iya pak, Citra pasti permisi nanti," ucap Citra.
Makan malam telah berakhir, Citra kembali ke kamarnya setelah membantu Ibu membereskan peralatan makan.
Citra membaringkan badan ke tempat tidur sambil membalas chat teman-temannya, lalu bersiap untuk bermain game. Seperti sudah menjadi kebiasaan Citra memainkan game nya hingga larut malam.
Pagi pun tiba.
Kriiing!! Kring!!
Alarm berbunyi nyaring. Citra terbangun lalu mematikan alarmnya. Setelah mengumpulkan nyawanya, Citra bangkit menuju kamar mandi dan melakukan rutinitas pagi nya.
"Habis mandi, nulis tugas-tugas buat anak the hunters ah," ucap Citra.
Citra bergegas mandi lalu keluar kamar untuk sarapan. Keluarga kecil itu sarapan dengan santai dibarengi obrolan ringan yang hangat.
"Oh ya Cit, habis makan tolong antar ibu kerumah Tante Wati ya, ibu ada arisan disana nanti," pinta Ibu Citra.
"Iya bu," balas Citra.
Setelah mengantar ibunya, Citra kembali menuju kamar untuk bersiap menulis pembagian tugas. Citra nampak fokus memikirkan apa saja yang perlu disiapkan untuk keperluan mereka nanti.
Beberapa saat berlalu.
"Akhirnya selesai juga, tinggal gue kirim ke grup chat," ucap Citra.
The Hunters
Alex Efendi (Ketua)
Citra Firda Sani
Riska Amalia
Fikri Perdana
Ilhamsyah
Lisa Manika
Deni Riyadi
Tim Lantai satu : Alex, Riska, Ilham
Tim Lantai dua : Citra, Fikri, Lisa, Deni
Perlengkapan:
1. Laptop (Riska)
2. Kamera (Alex)
3. Kamera (Deni)
4. Makanan ringan (Lisa)
5. Minuman (Citra)
6. 7 buah senter (Fikri)
7. Tenda camping (Ilham)
Jam pembuatan konten 2 jam mulai 01.00 - 03.00.
Sekian.
"Semoga semuanya pada setuju sama tugas yang gue bikin, rebahan dulu ah bentaran," ucap Citra.
15 menit berlalu.
"Huft, ngapain ya sekarang? Bosan juga sendirian di rumah, main game lagi males," gumam Citra.
Citra memainkan ponselnya, entah apa yang terlintas di pikiran Citra, ia pun penasaran dengan mahluk halus karena seumur hidupnya ia tidak pernah melihat satu pun mahluk halus. Gadis yang sudah menginjak kepala dua ini sibuk browsing internet untuk mencari artikel-artikel tentang mahluk halus, ia pun akhirnya menemukan satu artikel yang menurutnya menarik.
"Wah ada cara memanggil kuntilanak, bahannya juga gampang di cari nih," ucap Citra.
Karena rasa penasaran yang tinggi, Citra ingin mencoba hal tersebut, ia bergegas keluar kamar lalu berjalan mengambil daun nangka di kebun dekat rumahnya dan mengambil sedikit minyak yang ada di penggorengan dan terakhir ia mengambil asbak dan korek gas bapaknya di ruang tamu, lalu kembali masuk ke dalam kamar.
"Yap, tinggal mengolesi daun ini dengan minyak lalu bakar," ucap Citra.
Citra membuka jendela kamarnya supaya asap saat ia membakar daun bisa langsung keluar, setelah membuka jendela Citra langsung membakar daun yang sudah di olesi dengan minyak dan menaruhnya di dalam asbak.
Citra berjongkok dan mulai merapalkan sesuatu seperti petunjuk yang diberikan di artikel tersebut.
"Kun robuna nuriil jakim," ucap Citra.
Lima menit berlalu. Matanya mengawasi segala sudut kamarnya. "Kok tidak terjadi apa-apa ya, padahal katanya walaupun di ucapkan dalam hati tetap akan muncul," gumam Citra heran.
"Apa karena sekarang masih jam 9 pagi? Tapi kalau di coba malam mana berani gue," pikir Citra. Ia mulai berdiri dan berjalan kembali menuju tempat tidurnya.
"Mending main game ah," ucap Citra.
Beberapa menit kemudian.
.....!!!!
Terdengar suara dari luar pintu kamar Citra.
Citra berhenti bermain game dan mulai fokus ke suara. Perlahan ia melangkah ke pintu kamarnya untuk memastikan suara dari luar pintu.
"Itu kan suara TV, siapa yang menyalakan TV? Bapak kan kerja, ibu juga lagi arisan, lagipula tadi gue ambil asbak di ruang tamu tv lagi keadaan mati," gumam Citra kebingungan.
Citra menggigit kuku jarinya, ia bimbang antara harus keluar kamar untuk cek ruang tamu atau tetap mendengarkan dari balik pintu kamar.
"Huuu... huuu... huuu..."
Sekarang terdengar jelas suara tangisan.
"Sekarang ada suara orang menangis, aduh gimana ini," gumam Citra panik sambil menatap pintu kamarnya.
Seketika keheningan mencekam menyelimuti tempat Citra berada. Jantungnya berdetak lebih kencang, kakinya pun mulai bergetar tetapi ia masih tetap harus fokus mendengarkan suara yang ada.
Claankk!!
Terdengar suara benda jatuh ke ubin, bunyinya seperti kaleng biskuit yang ada di ruangan tamu. "Aduh apa lagi ini, perasaan gue udah mulai enggak enak, disini semakin dingin," ucap Citra pelan.
Kemudian disusul suara ketukan kecil dari balik pintu kamar, membuat Citra kaget dan semakin takut, perlahan ia mulai mundur selangkah demi selangkah menjauh dari pintu kamarnya dengan mulutnya tiada henti membaca ayat-ayat untuk membuat setan tersebut pergi.
Mendadak hening, tidak ada suara apapun. Citra memperhatikan dengan seksama namun tidak ada apapun. Ia bernafas lega, namun itu tidak berlangsung lama, kembali terdengar suara ketukan pintu tetapi kali ini lebih keras seperti ingin mendobrak pintu kamarnya. Ia refleks berlari ke arah jendela dan melompat keluar dari jendela meninggalkan rumah menuju warung kopi yang berjarak 20 meter dari rumahnya.
"Apa itu?! Apa tadi itu?! Ya Allah maafin Citra udah main ritual kayak gini, Citra janji enggak bakal ngulangin lagi," ucap Citra masih takut dengan kejadian yang barusan menimpanya.
Citra sampai di warung kopi.
"Mbak Cit, kenapa lari-lari kesini? mana enggak pakai sendal juga," tanya Mas Pengky pemilik warkop.
Citra menarik nafas panjang-panjang, berusaha mengatur kembali pernafasannya. "Iya Mas Pengky, tadi digangguin tawon dekat rumah, makanya Citra lari," jawabnya pelan. Citra berbohong mengenai yang baru saja dialaminya.
"Hahaha ada-ada aja si mbak ini, mau pesen apa mbak?" tanya Mas Pengky.
"Es Indocafe sama bubur kacang hijau mas," jawab Citra.
"Ibu tinah enggak masak emang mbak?" Tanya Mas Pengky kembali.
"Ibu lagi sibuk arisan, tadi pagi berangkat Citra yang anterin." Jawab Citra.
"Oh begitu, ya udah mas bikinin es kopinya dulu, tunggu sebentar ya mbak," ujar Mas Pengky dengan ramahnya.
"Iya mas," ucap Citra seraya tersenyum kecil.
Citra melamun memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. "Tadi itu benar-benar horror banget sih, gimana nanti pas bikin konten di kampus, bisa mati karena kaget gue," gumamnya pelan.
Citra mengecek kantong celananya. "Aduh, dompet sama handphone ketinggalan di kamar lagi, mau enggak mau nunggu ibu sampai pulang nih."
"Ini mbak, es kopi sama bubur kacang hijaunya," ucap Mas Pengky sambil menaruh makanan dan minuman yang dipesan Citra.
"Terima kasih mas."
"Siap."
"Padahal enggak lapar, belum lama sarapan dirumah, gue makan pelan-pelan aja sampai ibu balik," gumam Citra sambil menyuap bubur kacang di depannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!