Anna adalah gadis yang beruntung karena putri seorang mafia bernama Violetta mendukung semua mimpinya dengan membiayai sekolahnya di luar negeri . Dan Dubay menjadi pilihan putri mafia itu karena disana ada dua kakak laki lakinya yang akan ikut menjaga gadis cantik tersebut .
Dan hari ini , sehari setelah pernikahan Gaffar Al Shamma yang merupakan ayah dari wanita yang berbaik hati menyekolahkannya . Anna terbang bersama dua putra Al Shamma menuju Dubay .
Sampai di sana ia di bawa ke sebuah mansion megah gaya Eropa yang baru sekali ini dalam hidupnya ia di bawa masuk ke dalamnya . Matanya tak sekalipun berkedip menyaksikan betapa indahnya rumah yang ia masuki .
" Dasar kampungan !!! "
Walau sangat lirih tapi suara putra sulung putra Al Shamma itu masih bisa ia dengar dengan sangat jelas . Anna langsung tertunduk menyadari dirinya yang memang terlihat norak karena seumur hidupnya baru kali ini dia melihat rumah semewah ini .
" Hei ... jangan dengarkan dia . Dia sangat menyukai cabai jadi wajar jika kata katanya terdengar pedas . Kau harus terbiasa dengan hal itu ... "
Anna menoleh ke belakang ketika mendengar suara itu , ternyata Zahid masih mengikutinya dari belakang . Tadi setahunya Zahid langsung pulang menuju ke apartemennya sendiri .
Di pesawat Zahid bercerita sedikit tentang dirinya sendiri . Pria baik hati itu tidak tinggal di mansion melainkan di apartemen karena alasan lebih terjaga privasinya . Tapi sekarang ia melihat pria itu sedang ada di belakangnya dan dia membawa ...
" Ya Tuhan ... koperku !! "
Anna baru menyadari bahwa pria di belakangnya sedang menyeret koper miliknya . Saking bersemangat ia malah melupakan koper besarnya .
" Hei tenang saja , tidak apa apa . Aku akan mengantarmu sampai ke depan kamarmu "
Tapi Anna tetap saja meminta koper miliknya , begitu tidak sopannya jika ia membiarkan Zahid tetap membawanya .
Dahi pria tampan itu mengernyit ketika kakak sulungnya berhenti di depan kepala maid mansion itu . Seorang wanita parubaya dengan setelan jas hitam yang sedang menunduk hormat ke arah mereka .
" Apa ada kamar maid yang tersisa ??! "
" Kak !!! "
Zahid yang kini tahu maksud kakaknya langsung menegurnya . Tapi Abbio menatap tajam padanya seakan menyuruh Zahid untuk tetap diam .
" Masih tuan , tapi kamar itu sudah lama sekali tidak di tempati . Mungkin butuh waktu sedikit lama agar saya bisa mempersiapkannya "
" Aku tidak menyuruhmu untuk mempersiapkannya .... bawa gadis ini pergi ke tempat itu . Itu akan menjadi kamarnya jadi dia akan membersihkannya sendiri "
" Tidak Kak , jangan seperti ini dia tamu kita . Sudah seharusnya kita menyambutnya dengan baik . Vio menitipkan dia pada kita "
" Kau pikir aku peduli ??!!! "
" Tolong bawa nona ini ke kamar tamu , aku ingin bicara denganmu Kak ... "
" Tuan tapi saya tidak apa apa jika harus .... "
Sebelum menyelesaikan kata katanya Zahid sudah menepuk bahunya pelan dan berkata dengan lembut padanya .
" lkuti saja kepala pelayan itu , maaf jika kau harus menghadapi ini bahkan saat kau pertama kali menginjakkan kakimu disini "
Anna hanya mengangguk dan kemudian ia mengikuti kepala pelayan yang kadang meliriknya dengan sinis itu . Dia memang sudah menyiapkan mentalnya dari jauh jauh hari untuk menghadapi sikap sikap seperti ini .
Anna sadar ia sudah masuk di dunia yang berbeda dengannya . Dunia yang dia tahu terlalu sederhana , tapi disini hatinya harus benar benar kuat untuk menghadapi semua cemoohan . Demi sebuah kepercayaan dari orang orang yang mengasihinya .
Sementara itu di ruang kerja , Abbio dan Zahid tampak bicara dengan serius . Dua pria tampan itu sedang berdebat mengenai gadis yang baru saja mereka bawa ke mansion ini .
" Kenapa harus seketus ini pada gadis itu Kak , Violetta sudah mempercayakan dia pada kita "
" Cihh ... pertama Violetta , kedua Daddy dan sekarang kau akan terbuai dengan manusia manusia yang disodorkan Adipraja untuk melemahkan klan kita !!! "
" Wicaksono mendampingi adik kita melewati ambang neraka , Ibu Sri adalah cinta pertama Daddy ... bahkan kita belum ada saat itu Kak ! Dan Anna hanya seorang pengasuh yang punya cita cita untuk melanjutkan pendidikannya "
" Kau yang terlalu naif Zahid . Wanita adalah jebakan paling mematikan dari musuh kita "
Zahid menghela nafasnya dalam dalam , memang sangat sulit menghadapi kakak sulungnya itu . Tapi Zahid tahu di balik sifat kerasnya Abbio adalah kakak yang baik untuknya dan Vio .
Abbio yang sedari kecil melindungi kedua adiknya . Dia bahkan tak membiarkan Daddynya memarahi Zahid ataupun Vio jika mereka melakukan kesalahan . Sulung itu amat sangat menjaga keluarganya .
Karena sangat lelah paginya Anna bangun kesiangan , perutnya terasa sangat lapar karena malam harinya dia melewatkan makan malamnya karena tertidur dan sepertinya ia juga melewati waktu sarapannya .
Dilihatnya sekelilingnya , sampai saat ini pun dia tak percaya jika dia tinggal di kamar yang begitu besar dengan penataan yang apik . Warna putih gold yang mendominasi membuat ruangan itu terlihat elegan . Dan ranjang empuk dengan ukuran king size ini membuat dia bisa tidur senyenyak ini .
Setelah membersihkan diri Anna segera turun ke bawah untuk mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya . Dia merasakan tatapan para maid yang sedang menatapnya heran , dan Anna tak bisa menyalahkan karena kemarin hanya kepala pelayan yang mengetahui kedatangannya .
" Anda mencari sesuatu Nona !? "
Seorang maid yang masih seumuran dengannya terdengar menegurnya dengan sangat ramah .
" Ehhmm semalam.aku melewatkan makan malamku ... dan perutku sangat lapar . Apakah aku bisa meminta sesuatu untuk mengisi perutku "
" Tentu saja ! Mari ikut saya ke dapur , tadi pagi tuan Zahid menyuruh kami membuat banyak makanan lndonesia . Mungkin itu dimaksudkan untuk anda Nona . Apa anda benar dari lndonesia ?? "
" Iya benar . Bukannya Tuan Zahid tidak tinggal disini Mbak ?? ":
" Mbak !? Panggil nama saya saja , panggil saya Rose . Tuan Zahid dan Nona Violetta memang lebih memilih tinggal di apartemen . Hanya Tuan besar dan Tuan muda Abbio yang tinggal di sini "
Mereka akhirnya berjalan menuju ke arah dapur sambil berbincang .
" Hai Rose , sesuai namamu kau cantik sekali !! Kau bisa memanggilku Anna "
" Hai juga Nona Anna , anda bahkan seperti seorang bidadari "
Dua gadis itu selanjutnya tertawa bersama , mungkin karena umur yang tak beda jauh maka dia gadis itu cepat sekali akrab . Tapi langkah mereka terhenti ketika suara seseorang terdengar dari belakang mereka .
" Apa yang kalian lakukan di dapur menjelang siang seperti ini !!?? "
" Nyonya Dwayne !! "
Anna melihat Rose langsung berdiri dengan sikap hormat ketika melihat wanita kepala pelayan yang semalam bertemu dengannya .
" Maaf , saya hanya ingin mengambilkan nona Anna makanan . Dia tidak sempat makan pagi tadi "
Wanita itu kemudian memandang Anna dengan tatapan tajam . Pandangan yang Anna sendiri tidak bisa mengartikannya .
" Jika anda ingin mendapatkan makan pagi maka anda harus bangun pagi ! Anda adalah tamu jadi bersikaplah seperti layaknya seorang tamu . Dan bangun sesiang ini saya rasa bukan sikap yang baik seorang tamu "
" Maaf ... semalam saya terlalu lelah hingga sampai bangun kesiangan "
" ltu bukan alasan !! Baik berikan dia makanan yang dia inginkan . Tapi jika besok ingin sarapan maka berusahalah untuk bangun tepat waktu "
" Baik ... "
Setelah wanita parubaya itu pergi , Rose kembali menghampirinya dan membimbing Anna ke sebuah meja makan dengan ukuran lumayan panjang . Ada dua belas kursi yang berjejer memanjang dan saling berhadapan .
" Jangan di ambil hati soal kata kata Nyonya Dwayne , sudah tiga puluh tahun lebih dia mengurus keluarga ini . Tuan besar sangat mempercayainya untuk mengurus mansion ini sekaligus tiga putra dan putrinya . Apalagi sejak Nyonya besar meninggal , bisa dikatakan dia yang memegang kendali penuh dengan urusan di mansion ini "
Anna mengambil piring berisi makanan yang di sodorkan oleh Rose . Dan dengan segera ia memakannya karena perutnya sudah benar benar lapar .
" Pelan pelan Nona , tidak akan ada yang meminta makanan itu " kata Rose sambil tertawa .
Selesai makan Anna bangkit bermaksud untuk mencuci piringnya sendiri .
" Jangan Nona ! Biar saya yang membawa piringnya ... tuan Zahid sudah berpesan tadi pagi untuk melayani Anda . Dia akan marah jika melihat Nona mengerjakan semua sendiri !! "
" Tapi ini hanya sebuah piring ... "
" Tolong Nona jangan buat saya bermasalah nantinya "
" Ya sudah ... terima kasih sekali kau sudah mau menemani aku makan di sini . Apa aku boleh bertanya !? Apa kau tahu dimana dan bagaimana aku bisa datang ke universitas XXX !!? "
" Nona akan kuliah disana ? " tanya Rose sambil mencuci piring kotor milik Anna .
Anna hanya mengangguk dan tersenyum , rencananya hari ini dia akan ke kampus barunya untuk mengurus segala sesuatu agar dia bisa secepatnya menimba ilmu di sana .
" Aku yang akan mengantarmu .... "
Dan dua gadis itu langsung tertunduk ketika tahu dari mana asal suara bariton itu .
" Tuan Zahid ... "
Anna melihat pria tampan itu sedang berjalan menghampirinya . Pria itu semakin mengagumkan ketika mengenakan setelan jas formal seperti sekarang ini .
" Jangan memanggilku tuan An , aku bukan majikan kamu disini . Dan jangan menatapku seperti itu karena kemungkinan besar kau bisa jatuh hati padaku "
BLUSHHHH ....
Anna merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga penglihatannya , berani beraninya dia menatap pria kaya raya itu . Kepalanya langsung tertunduk dengan wajah yang sepenuhnya memerah .
Gadis cantik itu tidak sadar jika sekarang dialah yang sedang di tatap oleh pria di depannya . Sungguh Zahid merasa bidadari itu sangat cantik dengan pipi kemerahan yang terlihat merona .
" Bersiap siaplah dulu , kita akan melihat tempat dimana kamu akan menimba ilmu . Aku akan menunggumu di ruang depan . Jangan lupa bawa semua berkas yang di perlukan nanti karena aku yang akan membantumu menyelesaikan urusanmu dengan universitas hari ini juga . Rose tolong buatkan aku teh camomile tanpa gula seperti biasanya "
" Baik tuan .. "
Anna segera berlari kecil menuju kamarnya , dia tak mau Zahid terlalu lama menunggunya karena ia yakin pria itu pasti mempunyai urusan yang sangat banyak . Secara pria itu adalah salah satu pemilik perusahaan sebesar Al Shamma .
Tak berapa lama Anna sudah selesai dan segera menghampiri Zahid yang terlihat sedang menikmati secangkir tehnya dengan koran pagi di tangannya .
" Tuan .. ehhh Kak Zahid , saya sudah siap "
Zahid menoleh ke arahnya dan sesaat mata pria itu terpaku padanya . Anna merasa rendah diri dengan tatapan itu , ia tahu semua yang menempel di tubuhnya tidak selevel dengan selera pria itu .
" Apa ada yang salah dengan diri saya tu ... eh Kak ??! "
" Tentu saja tidak , hanya mataku yang mungkin kurang sehat ... "
" Kakak sakit !!? "
Zahid menggelengkan kepalanya dan tersenyum , dia merasa matanya mungkin sedang sakit karena apa apapun yang ada di dalam diri gadis itu terasa sempurna untuknya .
Mereka segera berangkat untuk mengurus segala sesuatu yang bersangkutan antara Anna dan universitas barunya . Dan ternyata tidak membutuhkan waktu lama karena ternyata Wicaksono sudah mengurus sebagian besar semua urusannya .
" Kenapa memilih psikologi ?? "
" Saya suka berkomunikasi dengan orang orang baru , saya selalu.menemukan hal yang unik pada setiap orang yang berbeda . Dengan begitu saya bisa merasakan kebesaranNya yang telah menciptakan milyaran orang dengan watak dan wujud yang berbeda setiap individunya "
" Apa itu berarti kau tertarik untuk melihat keunikanku Anna ?? "
Zahid tersenyum lebar ketika melihat gadis disampingnya terlihat salah tingkah , dengan kepala menunduk gadis itu meremas kedua tangannya sendiri . Mereka sedang dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan urusannya di universitas baru .
Dan Zahid memang sengaja membawa sendiri mobilnya karena ia ingin punya waktu berdua dengan bidadari pemalu itu .
" Hei aku hanya bercanda ... sekarang turunlah "
" Turun ?? "
Anna baru sadar jika mereka sampai di depan sebuah hotel mewah yang sepertinya hanya di khususkan untuk kaum jet set . Tiba tiba hatinya menciut karena pria yang ia anggap baik malah ingin membawanya ke sebuah hotel .
TIKKKK ...
Sebuah sentilan lembut di dahi menyadarkan gadis itu dari lamunan dan rasa takutnya .
" Sepertinya kepala ini sedang berpikir buruk tentang aku " kata Zahid mengacak pucuk rambut Anna dengan gemas .
" Aku ada meeting di tempat ini dengan klien , dan karena waktu sudah siang jadi kami memutuskan untuk sekalian makan siang . Ada Kak Abbio juga nanti ... "
" Oooo begitu ya .. maaf " cicit Anna .
Tapi dahi Zahid mengernyit ketika gadis itu tak segera turun juga . Anna masih santai di jok depan walau petugas Vallet sudah akan membawa mobil itu ke tempat parkir .
" Anna .... kenapa kau tidak turun !? " tanya Zahid membuka pintu mobilnya .
" Kak Zahid kan mau meeting , biar Anna tunggu di mobil saja "
" Siapa bilang kamu akan menunggu di mobil !!? Kau ikut Kakak ke dalam "
" Tapi Anna kan tidak berkepentingan .... "
" Anna ..... "
" lyaaaa .... iyaaaa Anna ikut "
Dengan mulut sedikit mengerucut Anna teypaksa turun dari mobil , ia sebal karena pria itu sudah mulai memaksanya . Mereka berjalan beriringan memasuki tempat Zahid dan kakaknya mengadakan meeting .
Sampai di dalam Zahid segera memanggil seorang pelayan .
" Masih ada private room siang ini ??! "
" Sepertinya masih tersisa satu tuan ... "
" Aku pakai , dan siapkan makanan yang nantinya akan dipesan nona ini . Masukkan tagihannya padaku "
Pelayan itu membimbing mereka menuju private room yang dipesan Zahid .
" Akan sangat membosankan jika kau ikut meeting denganku . Kau tunggu sebentar disini sampai aku selesai , kau bisa menonton film atau musik yang kau suka disana . Jangan pergi sebelum menjemputmu ok !!?? "
" lya ... "
Dan Zahid segera pergi ke tempat meeting sebelum ia terlambat karena kakaknya tidak suka dengan orang yang tidak tepat waktu . Dua jam kemudian mereka baru menyelesaikan meeting mereka .
" Zahid temani mereka sebentar , aku ingin ke toilet sebentar " bisik Abbio pada Zahid yang ada di sebelahnya .
Ketika berjalan menuju arah toilet matanya terpaku ketika melihat sebuah private room dengan pintu setengah terbuka . Di sana ia melihat Anna sedang duduk dengan seorang wanita yang berpakaian teramat sangat seksi . Hampir seluruh badan wanita itu terekspose sempurna karena ia memakai pakaian yang minim .
" Cihh ... cari mucikari yang bisa mencarikannya mangsa yang lebih besar rupanya . Sepolos apapun wajahmu tak akan bisa menyembunyikan jati dirimu .. j*lang !!! "
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!