Dora kabur dari rumah saat hari pernikahannya dengan seorang CEO dari suatu perusahaan terbesar yang kabarnya mengalami kelumpuhan.
Dita, adik Dora akhirnya sebagai pengantin pengganti di pernikahan itu.
Bagaimana kisah secara lengkapnya? Ikuti novel dengan judul
WANITA PENGGANTI CEO
🦋🦋🦋🦋🦋
Di suatu kamar hotel dengan fasilitas mewah, seorang gadis yang masih mengenakan gaun pengantin. Dia sendiri di dalam kamar itu. Paras nya sungguh cantik dengan kulit putih bersih. Namun raut wajahnya kini tersirat jelas ada kesedihan yang besar. Betapapun keputusan menikah ini bukan atas kehendak nya. Dia terpaksa menerima sebagai pengantin pengganti lantaran kakaknya kabur dari rumah saat hari pernikahan itu. Dugaan sementara kakaknya kabur lantaran bantuan dari kekasihnya.
Benar! Pernikahan itu terjadi lantaran perjodohan. Orang tua nya menyetujui pernikahan itu demi bisnis. Padahal calon pria yang akan menjadi suami kakaknya itu menurut desas desus atau kabar yang beredar memiliki kelumpuhan.
Sebut saja Dora yang seharusnya menjadi mempelai wanita itu dan yang harus menikah dengan seorang CEO muda namun memiliki kelumpuhan. Namun lantaran Dora kabur dan lari dari rumah, pengantin wanita itu digantikan oleh adiknya yaitu Dita.
Dita masih belum melepaskan gaun pengantin nya. Dirinya bingung lantaran pakaian gantinya tidak berada di kamar hotel itu. Setelah acara pesta pernikahan tadi, Dita diantar ke suatu kamar hotel. Di sana Dita diperintahkan menunggu CEO suami nya.
Saat acara pesta berlangsung, memang pria yang menjadi suami dari Dita mengunakan kursi roda. Namun anehnya wajahnya ditutup dengan topeng. Dita yang melihat suami nya penuh misteri itu semakin berpikiran buruk. Jangan-jangan suami nya itu sudah tua, dan juga buruk rupa. Tapi kenapa harus disembunyikan identitasnya?
Acara pesta pernikahan itu hanya dihadiri oleh keluarga besar Dita dan juga pria itu sendiri yang konon katanya memiliki wajah yang masih muda namun cacat lantaran lumpuh. Benar, pada saat itu pria yang menjadi suami Dita menggunakan kursi roda. Tetapi wajahnya tidak ingin di ekspos lantaran dirinya tidak mau dikenal banyak orang. Walaupun semua orang akan mengenal siapa sosok CEO dengan nama Emon Aleksander. Semua orang tidak akan mungkin tidak tahu akan nama besar Emon Aleksander di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Namun soal wajah atau tampang dari Emon Aleksander sendiri hanya beberapa orang yang tahu saja. Bahkan kedua orang tua dari Dora dan Dita sendiri. Saat pertemuan bisnis, Emon Aleksander sangat jarang membuka identitas nya ke klien-klien nya. Hanya asistennya dan orang-orang kepercayaan nya yang mengetahui nya.
Suara pintu kamar hotel itu dibuka dan kini suara langkah kaki masuk ke dalam kamar itu. Dita sesaat terperanjat karena melihat Dua pria masuk ke dalam kamar hotel itu. Satu pria yang duduk di kursi roda dengan didorong oleh seorang pria dewasa yang berumur tiga puluh tahunan. Pria yang berada di kursi roda itu masih mengenakan topengnya. Dita kembali memasang wajah penasaran terhadap wajah suaminya tersebut.
Pria itu memberi isyarat kepada pelayannya untuk meninggalkan kamar itu. Pria dewasa yang mungkin saja adalah asistennya itu segera meninggalkan kamar hotel yang dihiasi bunga-bunga seperti layaknya kamar pengantin.
"Kamu bisa pergi, Ervan! Dan jangan lupa pesankan makanan dan minuman untuk makan malam kami," perintah pria yang masih menutup wajahnya dengan topeng.
"Siap, tuan muda!" sahut laki-laki dewasa itu yang dipanggil Evan.
*****
Emon Aleksander duduk di atas kursi rodanya. Di balik topeng yang menutupi wajahnya itu dirinya menatap tajam ke arah Dita yang masih menangis lantaran pernikahan yang terpaksa ia jalani nya. Selain Dita menikah dengan laki-laki yang tidak dia cintai, dirinya juga harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah laki-laki cacat yang tidak bisa berjalan. Suaminya hanya mengandalkan kursi roda nya. Bahkan untuk melakukan kegiatan untuk dirinya sendiri akan memerlukan bantuan dari orang lain atau pelayan. Mungkin saja dengan menikahi Dita, Dita akan menjadi baby sitter nya laki-laki yang menurut kata orang memiliki kekayaan yang tidak akan habis sampai beberapa keturunan.
Menjadi istri yang kaya raya yang memiliki kekuatan namun tidak bisa memberikan nafkah batin, juga tidak membuat wanita tersebut bahagia. Apalagi suaminya dalam keadaan cacat.
"Apakah kamu tidak capek, sepanjang hari ini menangis saja? Apakah kamu tidak lapar, hem?" ucap Emon membuat kepala Dita mendongak melihat ke arah laki-laki yang masih mengenakan topeng nya untuk menutupi wajahnya. Emon kini berjalan ke balkon kamar hotel tersebut yang sudah disiapkan meja serta kursi di sana. Makanan dan juga minuman yang sudah dipesankan oleh Emon sudah diantar ke sana.
"Kemari lah kamu!" perintah Emon kepada Dita. Dita dengan takut-takut mengikuti perintah dari Emon. Dita kini berjalan keluar kamar menuju balkon yang tembus dengan kamar hotel tersebut. Emon memperhatikan wanita yang terbilang masih muda itu.
"Siapa nama kamu dan berapa umur kamu?" tanya Emon.
"Dita, umur 19 tahun," jawab Dita. Dita tidak habis pikir, bukankah tadi ketika melangsungkan pernikahan nama nya serta umur nya telah disebut dengan jelas. Kenapa laki-laki itu bertanya kembali akan nama nya.
"Baiklah Dita! Kamu makan saja dulu! Aku tidak mau dinilai orang suami yang tidak memperhatikan istrinya," kata Emon.
Dita masih tidak bergeming menatap hidangan di atas meja yang sangat menggiurkan. Namun selera makan Dita hilang karena dirinya sangat syok dengan kenyataan yang harus ia Terima.
"Kenapa tidak juga mengambil makanan nya? Apakah makanan dan minuman sebanyak ini tidak ada satupun yang menggugah selera makan kamu? Atau kamu ingin minta apa, biar aku pesanan pada pelayan hotel," kata Emon. Dita menggelengkan kepala nya cepat.
"Tidak usah, tuan muda!" tolak Dita.
"Ya sudah, sekarang makanlah! Tunggu apa lagi? Atau kamu ingin aku menyuapi kamu, hem?" ujar Emon.
"Tidak tuan muda!" sahut Dita.
"Tunggu apa lagi! Makan yang banyak karena malam ini tugas kamu membutuhkan energi yang banyak,"kata Emon.
" Tuan muda tidak mau makan?" tanya Emon.
"Em, aku nanti saja kalau kamu sudah makan yang banyak," kata Emon. Dita mulai mengambil makanan yang sudah dari tadi di sajikan di atas meja. Pelan-pelan Dita mulai memakan nya.
"Laki-laki yang kini sudah menjadi suamiku ini ternyata sangat perhatian denganku. Tapi kenapa wajahnya masih ditutup nya," pikir Dita sambil melihat ke arah Emon. Emon juga demikian memperhatikan Dita yang sedang mengunyah makanan nya.
"Kenapa kamu menatap ku?" tanya Emon. Dibalik topeng nya Emon tersenyum kecil.
"Bolehkah saya meminta satu permintaan pada tuan muda?" tanya Dita. dibalik topeng nya itu Emon mengernyitkan dahinya.
"Apa itu? Apa yang ingin kamu minta, katakan saja!" sahut Emon.
"Berjanjilah kalau tuan muda tidak marah dengan saya," kata Dita.
"Baiklah, aku berjanji tidak akan marah," ucap Emon.
"Bolehkah saya melihat wajah tuan muda tanpa ditutup dengan topeng itu?" tanya Dita. Emon seketika sangat terkejut dengan permintaan Dita. Emon tentu saja tidak sembarangan orang menunjukkan wajah nya pada orang yang baru saja dia kenal. Bahkan wanita inipun ia nikahi karena hanya untuk melayani dirinya. Soal cinta tentu saja Emon dan juga Dita belum memiliki rasa itu.
Dita menunggu jawaban dari laki-laki yang masih mengenakan topengnya untuk menutupi wajahnya. Sedangkan Emon masih bimbang untuk menuruti semua permintaan dari Dita. Wanita muda yang sekarang ini adalah istrinya namun belum lama ia mengenalnya.
*****
Ada alasan kenapa Emon Aleksander masih menyembunyikan identitas nya pada Dita, istrinya sendiri karena dia sejak dahulu ingin mencari wanita yang benar-benar menjadi istri atau pendamping hidupnya sampai di masa tua nya nanti. Dengan memerankan laki-laki impoten, lumpuh seorang Emon Aleksander itu, dia bisa menilai wanita yang tulus melayani dirinya yang cacat. Apalagi Emon Aleksander menutupi wajah aslinya dengan topeng yang dibuat khusus untuk wajahnya. Namun Dita tahu kalau wajah Emon Aleksander itu bukan wajah aslinya melainkan topeng wajah palsu yang terbuat dari karet yang sengaja di pesan dari luar negeri.
"Bolehkah saya melihat wajah tuan muda tanpa ditutup dengan topeng itu?" tanya Dita. Emon seketika sangat terkejut dengan permintaan Dita. Emon tentu saja tidak sembarangan orang menunjukkan wajah nya pada orang yang baru saja dia kenal. Bahkan wanita inipun ia nikahi karena hanya untuk melayani dirinya. Soal cinta tentu saja Emon dan juga Dita belum memiliki rasa itu.
Dita menunggu jawaban dari laki-laki yang masih mengenakan topengnya untuk menutupi wajahnya. Sedangkan Emon masih bimbang untuk menuruti semua permintaan dari Dita. Wanita muda yang sekarang ini adalah istrinya namun belum lama ia mengenalnya.
"Aku akan membuka topeng ini jika nanti malam kamu bisa membuat senang aku. Oke? Sekarang makanlah! Aku sudah sangat gerah badanku. Aku ingin mandi," ucap Emon. Dita menyipitkan bola matanya. Dita ingin bertanya akan satu hal, apakah tugasnya termasuk memandikan tuan muda ini? Oh, apa? Selama ini bahkan Dita tidak pernah menyentuh dan juga melihat tubuh polos seorang pria dewasa. Dan ini?
"Tuan muda! Apakah tuan muda tidak bisa mandi sendiri tanpa bantuan dari orang lain?" tanya Dita. Dita bisa bernafas lega bisa mengeluarkan pertanyaan itu dari mulutnya.
"Aku laki-laki lumpuh, Dita! Aku menikahi kamu karena aku akan menggantungkan semua nya padamu. Khususnya saat aku di rumah ini. Namun jika aku berada di kantor dan dalam urusan lain, aku akan bersama dengan asisten pribadi ku untuk membantu aku dalam semua urusan ini," jelas Emon.
"Eh, em tapi saya belum pernah..." sahut Dita yang tiba-tiba memerah wajahnya.
"Apakah selama ini kamu tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang pria? Misalnya pacar atau kekasih?" sahut Emon.
"Saya mengenal banyak pria namun hanya sebatas teman, tuan muda. Pernah memiliki pacar tapi hubungan kami biasa saja. Tidak seperti gaya berpacaran anak muda sekarang ini," jelas Dita.
"Apakah kamu masih perawan?" sahut Emon. Dita menganggukkan kepalanya.
"Oh sayang sekali! Maaf, aku tidak bisa memberikan rasa nikmat dunia itu kepada mu. Kamu tahu sendiri bahwasanya aku laki-laki lumpuh dan juga impoten," ucap Emon. Dita melebarkan matanya tidak percaya mendengar pengakuan laki-laki muda yang kini sudah menjadi suami nya.
"Apakah kamu kecewa dengan aku, Dita?" sahut Emon.
"Eh, em tidak, tidak tuan muda! Itu tidak masalah dengan aku. Aku malah bersyukur, tuan muda tidak akan menyentuh ku karena tuan muda memiliki kelemahan hal itu," kata Dita. Di balik topeng nya, Emon terkekeh menahan tawa nya. Betapa Dita sangat lugu dan polos.
"Jadi, cepat selesai kan makan kamu, Dita! Aku ingin mandi. Kamu kalau ingin membersihkan tubuh kamu dengan tanpa mengenakan sehelai pakaian pun, aku tidak akan tergoda dan tertarik. Aku laki-laki impoten," terang Emon. Dita menyipitkan bola matanya seperti tidak percaya atas ucapan laki-laki yang saat ini sudah sah menjadi suami nya.
"Oke, aku akan segera menghabiskan makanan ini. Aku akan membersihkan tubuh tuan muda," kata Dita.
Emon memperhatikan wajah Dita yang sangat muda belia dan cantik itu. Di balik topeng nya, Emon semakin ingin menjahili Dita. Ini seperti permainan yang bikin hati Emon senang. Apalagi kepenatan dalam urusan perusahaan membuat Emon pusing dan stress setiap harinya. Bersama dengan Dita, Emon akan memiliki mainan baru yang akan membuat Emon tertawa geli karena Dita sangat polosnya.
****
"Jadi, cepat selesai kan makan kamu, Dita! Aku ingin mandi. Kamu kalau ingin membersihkan tubuh kamu dengan tanpa mengenakan sehelai pakaian pun, aku tidak akan tergoda dan tertarik. Aku laki-laki impoten," terang Emon. Dita menyipitkan bola matanya seperti tidak percaya atas ucapan laki-laki yang saat ini sudah sah menjadi suami nya.
"Oke, aku akan segera menghabiskan makanan ini. Aku akan membersihkan tubuh tuan muda," kata Dita.
Emon memperhatikan wajah Dita yang sangat muda belia dan cantik itu. Di balik topeng nya, Emon semakin ingin menjahili Dita. Ini seperti permainan yang bikin hati Emon senang. Apalagi kepenatan dalam urusan perusahaan membuat Emon pusing dan stress setiap harinya. Bersama dengan Dita, Emon akan memiliki mainan baru yang akan membuat Emon tertawa geli karena Dita masih sangat polosnya.
Setelah selesai makan malam, Dita segera masuk ke dalam kamar. Dita segera mendekati suami nya.
"Tuan muda! Saya sudah selesai makan. Apakah tuan muda jadi mandi sekarang?" kata Dita. Di balik topeng nya Emon tersenyum jail.
"Tentu saja! Aku sudah menunggu kamu lama. Dorong kursi roda ku ini ke dalam kamar mandi!" perintah Emon kepada Dita. Dita yang masih mengenakan gaun pengantin itu terlihat ribet. Emon yang melihat nya menjadi sangat risih.
"Tunggu sebentar!" ucap Emon. Sontak Dita menghentikan kursi roda yang di duduki oleh Emon.
"Ada apa tuan muda?" tanya Dita.
"Apakah kamu akan tetap mengenakan gaun pengantin itu ketika ke kamar mandi untuk memandikan aku?" tanya Emon.
"Em, sebenarnya tas saya yang berisi pakaian ganti tertinggal di gedung acara tadi, tuan muda! Sedangkan tadi saya di antar ke hotel ini dalam keadaan terburu-buru. Jadi saya tidak memiliki pakaian ganti," jelas Dita.
"Bodoh! Kamu sangat bodoh dan teledor! Baik lah, untuk sementara ini pakai saja bajuku. Atau kamu bisa mengenakan handuk kimono. Itu tas ku yang berisi pakaian ganti," kata Emon. Dita segera mendekati tas milik Emon. Di sana ada beberapa kemeja dan celana saja. Akhirnya Dita mengambil satu kemeja berwarna putih milik Emon.
"Tuan muda! Saya mengambil kemeja ini untuk ganti saya sementara," ucap Dita.
"Ya sudah! Gaun pengantin itu segera lepas saja dari badan kamu! Pakai saja handuk kimono di hotel ini dulu untuk memandikan aku. Setelah kita mandi, aku akan menghubungi asisten ku untuk mengambilkan tas kamu yang berisi baju ganti di gedung pesta tadi," kata Emon.
"Baik tuan muda!" sahut Dita.
Dita segera melepaskan gaun pengantin nya. Namun terlihat Dita ragu-ragu untuk melepaskan nya. Dita tentu saja malu jika dilihat oleh Emon.
"Kenapa? Apakah kamu kesulitan melepaskan resleting gaun pengantin itu?" tanya Emon. Emon segera menjalankan kursi roda nya dan mendekat Dita.
"Eh?" Dita terkejut bukan main ketika Emon melepaskan resleting gaun pengantin yang letaknya di belakang punggung nya. Hingga pada akhirnya gaun pengantin itu turun dan lepas ke bawah lantai.
Kini menyisakan Dita yang mengenakan celana pendek dengan bra nya. Dita terlihat merah wajahnya karena malu.
"Jangan malu! Walaupun kamu tidak berbusana sekalipun, aku tidak akan tergoda, Dita! Aku laki-laki impoten. Kamu harus ingat itu! Ayo, aku sudah gerah! Bawa aku ke kamar mandi!" ucap Emon kepada istrinya itu. Dita akhirnya dengan percaya diri dan tidak ada kekhawatiran mengikuti perintah suaminya untuk membersihkan tubuh nya.
"Aku tidak pernah membayangkan kalau harus memiliki suami yang lumpuh seperti ini. Mengurus semua keperluan nya termasuk memandikan nya," pikir Dita sambil melepaskan satu persatu pakaian yang menutupi Emon. Di balik topeng nya, Emon tersenyum menyeringai.
Tidak perlu lagi menguraikan bagaimana Dita memandikan tuan muda atau suami nya. Tentu saja itu adalah pengalaman pertama bagi Dita memandikan seorang pria. Emon merasa puas dengan mengerjai istri polos nya itu.
Sepanjang malam antara Emon dan juga Dita tidak terjadi sesuatu. Emon benar-benar memegang ucapannya tidak menyentuh Dita. Emon tidur di tempat tidur kamar hotel itu. Sedangkan Dita memilih tidur di sofa panjang di dalam kamar hotel itu.
Pagi hari menyapa, kini Dita mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Dita bangun dari kursi sofa yang panjang. Di lihat nya Emon masih di atas tempat tidur. Dita mendekati Emon yang masih di atas kasur empuk kamar hotel itu.
Tiba-tiba saja, Emon memeluk Dita hingga jatuh di atas tubuh nya. Dita tentu saja terkejut dengan laki-laki yang sudah menjadi suami nya itu dengan tiba-tiba memeluk dirinya.
"Tuan muda! Tuan muda!" ucap Dita. Namun Emon masih terlihat memejamkan matanya. Dita pelan-pelan membuka topeng yang menutupi wajah asli laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya itu. Topeng itu akhirnya bisa dilepaskan oleh Dita.
Betapa terkejut Dita melihat wajah asli suaminya tersebut. Topeng itu Dita sembunyikan di bawah tempat tidur nya supaya tidak lagi dipakai oleh Emon. Kini dengan puas Dita menikmati wajah Emon yang benar-benar tampan dan bersih.
"Tuan muda! Dia benar-benar sangat tampan. Kenapa selama ini tuan muda harus menyembunyikan wajahnya dari aku? Apa maksud dari semua ini?" pikir Dita.
"Lebih baik aku mengenakan kembali topeng nya. Aku akan berpura-pura tidak tahu saja," pikir Dita sambil mengambil kembali topeng yang Dita sembunyikan di bawah tempat tidur kamar hotel itu.
Dita melepaskan tangan Emon yang memeluknya. Dita segera melangkah ke pintu kamar hotel tersebut karena terdengar suara ketukan pintu kamar hotel beberapa kali. Dan itu mungkin saja adalah asisten pribadi Emon.
"Pak Evan!" sapa Dita. Evan tersenyum ramah sambil melihat ke dalam kamar apakah tuan nya sudah terbangun atau tidak.
"Tuan muda Emon, apakah sudah bangun, nyonya muda?" tanya Evan.
"Tuan muda? Hem, itu masih di atas kasur? Pak Evan silahkan masuk dan bangunkan saja tuan muda Emon, jika memang ada jadwal pagi ini," kata Dita.
"Hem, saya akan membangun kan tuan muda. Oh iya, nyonya muda, ini tas milik nyonya muda yang berisi pakaian," kata Pak Evan sambil menjinjing tas milik Dita. Dita segera mengambil tasnya.
Evan mulai membangunkan Emon yang masih terlelap dalam tidur nya.
"Pak Emon! Pak Emon!" ucap Evan sambil menggoyang-goyang tubuh Emon yang terlihat masih tertidur dengan nyenyak. Sampai akhirnya Emon membuka matanya menatap ke arah asistennya.
"Evan! Ada apa? Kenapa kau membangunkan aku, hem?" ucap Emon dengan suara khas bangun tidur.
"Maaf, tuan muda! Ada jadwal meeting pagi ini. Jadi saya harus membangunkan tuan muda," kata Evan. Emon segera duduk namun masih di atas kasur nya.
"Oh iya, tuan muda! Kenapa masih mengenakan topeng nya?" bisik Evan.
"Diam lah kamu Evan!" sahut Emon dengan berbisik juga sambil melihat ke arah Dita yang sedang memilih pakaian nya untuk berganti pakaian nya. Namun Emon sangat terkejut ketika Dita mengenakan kemeja putihnya hingga terlihat lekukan tubuh nya.
"Evan! Segera keluar dari kamar ini!" perintah Emon. Evan mulai mengerti jika sejak tadi dirinya melihat kemolekan tubuh indah milik Dita yang terlihat transparan dengan mengenakan kemeja Emon.
"Maaf tuan muda! Saya benar-benar tidak berani melindungi nyonya muda kok! Cius!" ucap Evan lalu segera keluar dari kamar hotel itu. Kini Emon menatap tajam ke arah Dita yang dengan ceroboh nya membiarkan laki-laki lain melihat lekukan tubuh indahnya yang terlihat seksi.
"Dita!!!??" panggil Emon dengan geram.
"Eh, iya tuan muda!" sahut Dita.
"Kemari kamu!" perintah Emon. Dita segera mendekati Emon yang masih duduk di kasur empuk kamar hotel.
"Apakah kamu tidak sadar? Jika sejak tadi kamu hanya mengenakan kemeja ku? Kamu sengaja memamerkan bentuk tubuh kamu pada Evan, hem?" ucap Emon.
"Eh, astaga!" sahut Dita yang gelagapan melihat penampilan nya.
"Sepertinya kamu harus diberi hukuman," gumam Emon seraya mendekati wajah Dita secara dekat. Dita menahan nafasnya ketika Emon mendekati wajah nya dekat dan lebih dekat lagi. Emon menahan tawanya melihat reaksi Dita yang menahan nafasnya ketika dirinya menjahili Dita.
"Aku mau mandi!" ucap Emon akhirnya. Dita segera paham kalau tuan muda nya ingin dirinya kembali memandikan dirinya.
"Ayo tuan muda! Saya akan memandikan tuan muda!" sahut Dita seraya membantu mengangkat kedua bahu Emon untuk duduk di kursi roda.
****
Emon, Dita meninggalkan kamar hotel. Evan mengantarkan pasangan suami istri yang baru saja menikah itu ke kediaman utama milik Emon. Setiba nya di bangunan megah seperti istana itu, Emon dan Dita disambut oleh beberapa pelayan. Dita seperti selayaknya seorang putri raja. Semua pelayan di sana menunduk hormat pada Emon, tuan muda sang pemilik rumah bak istana itu.
"Antar Nona ke kamar!" perintah Emon kepada pelayan.
"Baik tuan muda!" sahut dua pelayan dengan menunduk hormat. Kini keduanya mengambil tas milik Dita yang tadi dijinjing nya.
"Dita, naiklah dulu ke atas! Aku ada sedikit urusan bersama klien. Ayo Ervan! Kita harus segera tiba di lokasi yang sudah dijanjikan," ucap Emon. Ervan segera mendorong kursi roda Emon menuju mobil pribadinya. Sedangkan Dita mulai menaiki anak tangga menuju kamar utama diantar oleh dua pelayan di rumah itu.
Di dalam mobil, Ervan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Di samping nya ada Emon yang menatap jalanan di depannya. Banyak pertanyaan yang menggelitik dalam diri Ervan. Namun Ervan masih menahan dirinya.
"Tuan muda! Nona Dita sudah tidak ikut bersama kita di mobil ini. Apakah tuan muda masih juga bertahan dengan topeng untuk menutupi wajah tuan muda? Saya saja yang melihat tuan muda mengenakan topeng selama beberapa hari ini saja merasakan gerah, apalagi tuan muda," kata Ervan. Emon segera melepaskan topeng yang menutupi wajah aslinya.
"Benar juga apa kata kamu, Ervan! Hampir tiga hari ini aku menutupi identitas ku yang asli dengan wajah topeng ini. Tapi topeng ini juga tidak kalah tampangnya dengan wajah asli ku, bukan?" kata Emon.
"Bagi saya, wajah tuan muda yang asli lah yang paling tampan. Semua karyawan dan pelayan mengenal anda dengan wajah di topeng anda. Apakah anda tidak capek dengan menutupi wajah asli anda tuan muda," kata Ervan.
"Justru ini akan membuat ku semakin bersemangat, menguji seseorang tulus tidak nya.Kamu tidak akan paham jika belum bisa melakukan nya sendiri," kata Emon.
"Untuk apa tuan? Bagi saya, saya adalah saya. Saya memiliki kepribadian sendiri," sahut Ervan.
"Mungkin setelah aku puas bermain-main dengan menyembunyikan identitas ini, aku akan menunjukkan identitas asli ku yang sesungguhnya," ucap Emon.
"Termasuk menunjukkan bahwasanya tuan muda bukanlah laki-laki cacat dan lumpuh, bukan? Apakah tuan muda tidak ingin bercinta dengan nona? Apakah tuan muda tidak menginginkan nya?" kata Ervan tanpa filter.
"Mungkin jika aku sudah melihat ketulusan dari istriku, aku akan menunjukkan identitas ku yang sesungguhnya," terang Emon.
"Saya pikir, tuan muda terlalu membuat rumit jalan kehidupan tuan muda sendiri. Hidup ini seharusnya di jalan kan dengan penuh percaya diri dan kebanggaan. Tidak perlu menutupi dengan identitas palsu," kata Ervan.
"Sudahlah Ervan! Kamu tidak akan paham dan mengerti, betapa ini sangat mengasyikkan memerankan dua peran yaitu Emon dan juga Sandy. Dan sebagai pengusaha muda yang dikenal banyak orang, aku akan menjadi Emon. Dan sesungguhnya aku lah Sandy yang memiliki kepribadian yang tidak semua orang bisa memahami nya kecuali orang terdekat ku. Termasuk kamu, Ervan," kata Emon. Ervan hanya manggut-manggut saja dan mulai memahami apa yang diinginkan oleh tuan muda nya itu.
"Ervan! Pastikan istriku tidak tahu akan identitas asli ku sebelum dia bisa dipercaya," kata Emon lagi.
"Siap tuan muda!" sahut Ervan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!