NovelToon NovelToon

Gairah Dosen Introvert

Awal Mula

Happy Reading

Di sebuah sudut kamar terdengar suara lenguhan seorang wanita yang tengah tak berdaya di bawah kuasa seorang pria perkasa.

Wanita itu yang awalnya hanya mampu merintih menahan sakit, kini sudah mulai merasakan sensasi yang berbeda.

Rasa sakit dan perih itu kini tidak lagi berasa, yang ada hanya rasa nikmat tiada tara saat benda itu di tekan berkali-kali hingga menyentuh dinding pembatas.

Tidak terasa waktu berlalu dan lenguhan kedua insan manusia itu menggema mengelilingi kamar bernuansa maskulin itu.

Sang wanita mengusap sisa air mata, berusaha menghilangkan rasa sesak dan sakit hati karena dikhianati oleh kekasih tercinta nya.

Lelah, itulah yang di rasakan oleh wanita bernama Devina itu. Lelah fisik, hati dan pikiran hingga membuatnya mabuk-mabukan dan berakhir di kamar seorang pria yang tidak lain adalah dosennya sendiri.

Namun Devina sama sekali tidak tahu bahwa pria yang membawanya pulang dari club malam itu adalah dosen killer nya di kampus.

"Tidurlah kalau kamu lelah," pria itu menyelimuti tubuh polos Devina sampai dada dan memberikan kecupan di kening wanita itu.

Devina sendiri langsung menutup kedua matanya setengah pertempuran panas mereka, entah bagaimana dia menghadapi hari esok, Devina sadar jika dirinya kini sudah tidak suci lagi mengingat apa yang baru saja dia lakukan dengan pria asing itu.

Tapi Devina tidak menyesal karena telah menyerahkan keperawanannya pada pria asing yang sama sekali tidak ia kenal, yang ada dipikirannya adalah bahwa besok dia tidak akan pernah bertemu dengan pria itu lagi.

Mereka hanya melakukan one night stand bukan? Bahkan pria itu mengeluarkan cairannya di luar, jadi bisa dipastikan bahwa Devina tidak akan hamil.

Sedangkan pria yang masih betah memandangi sosok gadis di sampingnya ini tiba-tiba merasa menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya.

Kalau saja Devina tidak merengek untuk meminta dipuaskan, dan mengancamnya akan mencari pelampiasan dengan pria lain, sudah dipastikan bahwa Alexander tidak akan pernah berani meniduri mahasiswinya ini.

***

"Kalau kamu tidak mau tidur dengan ku, baiklah, aku akan mencari pria lain di sini yang mau tidur denganku," Alexander membelalakkan matanya mendengar ucapan seorang gadis yang sangat dia kenal ini.

Devina melepaskan tangannya pada baju yang dipakai Alexander dan membalikkan tubuhnya untuk mencari pria di club malam itu.

Alexander mengepalkan kedua tangannya, pria itu tidak akan membiarkan mahasiswi nya terjebak one night stand dengan pria asing.

Grep!!

Alexander menarik lengan Devina hingga gadis itu langsung berbalik dan menabrak dada bidang Alexander. "Ayo ikut aku! Kamu minta dipuaskan, bukan?"

Devina mengerjab kan matanya berkali-kali, berusaha menatap wajah pria tinggi itu dengan mendongak.

"Hehehe, jadi kamu bersedia? Aku tidak mau tidur dengan pria sembarangan, karena menurut ku kamu pria yang menarik!" Alexander bisa mencium bau alkohol dari mulut Devina.

Mungkin saja gadis ini tidak langsung mengenali Alexander karena pria itu biasanya memakai kacamata jika dikampus.

Dengan sigap Alexander langsung menggendong tubuh Devina di bahu dan membawanya keluar dari club malam itu.

Dan itulah awal mula gadis itu berakhir di atas ranjang king size nya, gadis yang tidak lain adalah mahasiswinya sendiri diketahui jika wanita itu baru saja dikhianati oleh kekasihnya seorang pria yang berada di kampus yang sama, yang tidak lain adalah keponakan nya sendiri.

"Devina, kuharap kau tidak menyesal, karena aku akan sangat menyesal jika kamu juga seperti itu," bisik Alexander.

Pria itu beranjak dari tempat tidur dan langsung membersihkan diri di kamar mandi.

Bersambung.

Hai semuanya, karya baru othor kali ini agak beda ya, ikuti terus kisah mereka sampai akhir. Terima kasih 😘😘😘

Perselingkuhan

Happy Reading

Devina mengerjabkan matanya beberapa kali, kepalanya terasa sangat berat dan sakit, perlahan wanita itu berusaha untuk bangun, namun dia langsung meringis karena karena daerah intinya begitu sakit dan badannya terasa remuk.

Devina ingat jika tadi malam dia baru saja menghabiskan malam panas dengan seorang pria. Bahkan Devina masih ingat bagaimana pria itu membuatnya tak berdaya setelah beberapa ronde mereka lakukan.

"Aku harus segera pulang, Daffa pasti mencari ku!" Devina melihat tasnya ada di meja samping ranjang. Matanya mengedar mencari pakaian yang dia pakai tadi malam.

Devina melihat pakaiannya ada di atas meja kecil dan tertata rapi, sepertinya pria yang menghabiskan malam panas dengannya ini yang merapikannya.

Saat Devina bangun, wanita itu bisa melihat bercak darah di sprei, tiba-tiba mata Devina terasa panas, air matanya mengalir tanpa bisa dicegah.

Kilasan balik saat dia patah hati dan melakukan hal semacam ini tiba-tiba berputar di otaknya. Sungguh tidak pernah Devina bayangkan jika kesucian yang dia jaga untuk Aaron, akhirnya dia serahkan kepada pria asing.

Kehancuran hatinya karena dikhianati oleh kekasih dan musuh bebuyutannya adalah hal yang membuatnya berbuat hal nekat seperti ini. Devina sangat sakit hati dengan apa yang dilakukan oleh Aaron dan juga Zoey, wanita ular yang sejak dulu mencari masalah dengannya.

Sehari yang lalu.

"Sayang, ini untukmu," Devina tersenyum ketika mendapatkan sebuah buket bunga lily dari Aaron kekasihnya. Mereka sudah berhubungan selama sepuluh bulan dan itu tidak di ketahui oleh Daffa.

Daffa adalah saudara kembar Devina yang sangat posesif.

Kalau Daffa tahu jika Devina memiliki kekasih, pasti dia akan menyuruh Devina memutuskan hubungan dengan Aaron saat itu juga.

"Terima kasih, sayang." Devina tersenyum sambil mengambil buket bunga itu. Sejak dulu Devina memang sangat menyukai bunga Lily.

"Kamu ingat kan kalau hari ini, tanggal ini, adalah hari jadi kita yang ke sepuluh bulan, tapi kita masih menyembunyikan hubungan ini dari saudara kembar mu, apa kamu tidak ingin memberitahukannya,, jadi kita bisa bebas untuk pergi berkencan sayang."

Devina terdiam, bukan maksud ingin menyembunyikan hubungan mereka, tetapi sikap Daffa sangat posesif terhadap nya apalagi Daffa sangat tidak menyukai kalau Devina dekat dengan seorang laki-laki.

"Kalau Daffa tahu hubungan kita pasti dia akan langsung meminta aku putus darimu,, aku tidak mau Sayang, aku sangat mencintaimu," jawab Devina, "tapi tenanglah, suatu saat nanti aku akan bicara baik-baik dengan Daffa agar dia bisa mengerti bahwa kita saling mencintai," lanjutnya.

Aaron memeluk Devina dan mencium pucuk kepala gadis itu. Pria itu sangat mencintai Devina, sudah sejak kelas 10 Aaron mengincar gadis itu dan baru bisa mengambil hati Devina sepuluh bulan yang lalu, tepatnya setelah hari Valentine.

"Baiklah, aku masuk kelas dulu, kamu tahu kan Dosen berikut nya si killer itu, aku benar-benar tidak menyukainya." Aaron menarik hidung Devina gemas.

"Jangan begitu, dia adalah Paman ku, nanti kalau dia dengar pasti kamu akan di hukum olehnya." Devina mengaduh sambil mengeluh karena hidungnya yang terasa sedikit nyeri karena tarikan Aaron.

"Suka banget sih narik hidungku!" Ucap Devina kesal.

Aaron hanya terkekeh sambil merangkul bahu kekasihnya itu.

"Habisnya kamu nge-gemesin, cantik banget kalau lagi marah begini." Devina memukul bahu Aaron pelan.

"Berarti kalau gak marah gak cantik nih!" Devina semakin cemberut.

"Cantik banget, kamu itu bagai bidadari surga yang turun dari langit, aku sangat bangga dan bahagia bisa menjadi kekasihmu." Aaron mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir wanita itu.

Tapi Devina langsung memalingkan wajahnya sehingga Aaron hanya bisa mengecup pipi kirinya.

"Kenapa sih, gak mau di cium? kita sudah dewasa kok, kalau untuk berciuman bibir?" Tanya Aaron memelas.

Devina memang selalu menolak setiap ingin mencium bibirnya oleh Aaron. Gadis itu merasa belum siap untuk memberikan bibirnya kepada pria yang dicintainya itu, entah apa yang dipikirkan Devina, dia tidak sama dengan teman-temannya yang lain yang mengumbar ciuman mesra di manapun, bahkan teman-temannya sudah sering melakukan hubungan suami istri dengan kekasihnya, tetapi Devina tidak mau melakukannya.

"Aku belum siap dan tidak ingin melakukan itu Aaron, kamu bisa ngerti kan?" Tanya Devina memegang tangan kekasihnya.

Aaron tersenyum dan membelai rambut Devina. "Iya sayang, aku ngerti kok, kamu tenang saja, aku bisa tahan sampai kamu siap." Jawab pria itu.

Setelah itu Devina dan Aaron kembali ke kelas masing-masing karena Dosen sudah nampak berjalan ke arah kelas. Sebelum masuk ke kelas Devina menyimpan buket Lily itu ke dalam loker.

Devina duduk di bagian pojok belakang karena dia tidak suka pelajaran kali ini. Bukan mata pelajarannya yang tidak disukainya, tetapi Devina tidak suka dengan Dosennya itu.

Mister killer julukan Devina untuk pria tampan yang saat ini sudah berdiri di depan kelas sambil menerangkan pelajaran.

Padahal semua sahabatnya mengidolakan sosok killer tersebut. Wajah tampan, dingin, tegas dan cool, itulah definisi sosok Alexander. Pria berusia 27 tahun, memiliki postur tubuh Atletis, tampan dan pendiam, namun banyak di kagumi oleh para wanita dikampusnya

Tetapi sifatnya sangat dingin dan selalu menatap Devina datar tanpa ekspresi, yang membuat wanita itu benar-benar tidak menyukainya.

Devina hanya diam sambil menunduk pura-pura memahami apa yang di terangkan, padahal Devina sedang membaca Novel yang dia bawa.

****

Devina pergi keluar kelas ketika baru saja mendapatkan pesan dari seseorang. Saat itu guru Killer tersebut sudah keluar dari dalam kelas karena jam pelajaran akan berganti.

Devina mendapatkan pesan dari sahabat baiknya yang mengatakan bahwa dia telah melihat kekasihnya Aaron sedang bermesraan dengan wanita lain di roof top.

Gadis itu langsung berlari ke atap gedung sebelah karena gedung fakultas Aaron dan Devina berbeda.

Mata Deva membulat, matanya memanas seketika melihat pemandangan di depannya itu.

Hati Devina terasa sesak, dia melihat Aaron sedang berciuman dengan gadis lain, dan yang lebih membuat Devina hancur, Aaron mencium gadis yang selama ini menjadi musuh bebuyutannya, Zoey.

"Aaroon!!" teriak Devina.

Bersambung.

Para Pengkhianat

Happy Reading

Devina berteriak memanggil Aaron yang masih asik berciuman dengan seorang gadis yang tidak lain adalah musuh Devina.

Aaron langsung melepaskan tautan bibirnya ketika mendengar suara kekasihnya itu memanggilnya.

"Sa,, sayang, aku bisa jelaskan semua ini!" Ujar Aaron dengan wajah yang memucat.

Dia sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa Devina datang ke tempat itu. Zoey, gadis yang berciuman dengan Aaron tersenyum sinis menatap Devina.

Seakan mengatakan bahwa dia telah berhasil merebut pria itu dari Devina.

Devina hanya diam sambil mengepalkan kedua tangannya, dadanya seperti di hantam batu besar yang membuatnya sesak, hatinya sungguh sakit seperti tersayat pisau belati tajam. Dia tidak menyangka bahwa kekasih yang sangat dicintainya itu berani bermain di belakangnya dengan gadis lain, bahkan gadis itu adalah orang yang sangat dibenci oleh Devina.

Aaron berlari mendekati kekasihnya dan ingin menyentuh tangan Devina, tetapi Devina langsung menepisnya dan mundur satu langkah.

"Sayang, semua ini tidak seperti yang kamu lihat,, kamu salah paham. Aku bisa jelaskan semuanya sayang! please." Aaron memohon.

"Tidak perlu ada yang dijelaskan lagi,, aku sudah melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kamu berani mengkhianatiku, Aaron!" ucap Devina datar.

Sungguh sebenarnya dia ingin sekali menangis. Tetapi setelah melihat senyum sinis dari bibir gadis yang menghancurkan hubungannya dengan Aaron membuat Devina menahan tangisan itu.

"Tidak sayang, dia yang menggodaku, aku tidak..!"

"Cukup! tidak perlu dijelaskan lagi,, silakan teruskan acara kalian tadi! maaf sudah mengganggu,, permisi!" Devina mengatakan semua itu dengan wajah datar dan tenang tanpa mengeluarkan ekspresi apapun.

Aaron menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin Devina meninggalkannya, pria itu sangat mencintai Devina.

Devina membalikan badan dengan angkuh. Gadis itu melangkah sambil menahan sesak di dadanya.

"Tidak, Sayang jangan pergi!"

Aaron masih berusaha ingin menyentuh tangan Devina, tapi lagi-lagi Devina langsung menepisnya. Gadis itu sudah merasa jijik di sentuh oleh pria ini.

"Dia, dia menggodaku! aku sudah menolak tetapi dia selalu merayuku!" Tunjuk Aaron pada Zoey.

Devina memejamkan matanya, berusaha mengusir bayang-bayang adegan laknat tadi.

"Aaron, bukankah kamu juga menikmati? bahkan kamu juga sudah menikmati tubuhku, sekarang kita sudah ketahuan oleh kekasihmu, sebaiknya berkata jujur saja!" Ucap Zoey semakin memanasi.

Jadi mereka sudah sampai sejauh itu! keterlaluan! aku akan membalas perbuatan kalian! Batin Devina.

"Tutup mulutmu Zoey, kalau bukan kamu yang merayu, aku pasti tidak akan tergoda!" Aaron menatap tajam ke arah wanita yang bercu mbu dengannya tadi.

Devina merasa sudah tidak tahan dengan semua kenyataan yang sebenarnya ini. Aaron sang kekasih telah mengkhianati nya dengan Zoey. Sepertinya rasa dendam terhadap gadis yang bernama Zoey akan semakin tumbuh dengan semua kenyataan yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri saat ini.

Terlebih dengan Aaron, Devina sangat mencintai pria itu, tapi cintanya sudah di sakiti dan di hancurkan sampai remuk.

Zoey sejak awal masuk ke kampus memang sudah tidak menyukai Devina, padahal Devina sama sekali tidak pernah menyinggung nya atau pun berurusan dengan Zoey, tetapi wanita itu lah yang selalu mencari gara-gara dengannya.

Apakah karena Devina lebih cantik dan berasal dari kalangan orang atas? padahal selama ini sikap Devina sangatlah ramah, begitu pun dengan sifatnya yang sangat baik terhadap siapa pun.

Hanya satu gadis yang selalu mencari masalah dengan nya, mungkin sekarang dia memang telah merencanakan untuk menyakiti Devina dengan cara merebut Aaron.

Tapi Devina adalah gadis yang kuat, dia tidak akan memperlihatkannya kelemahannya kepada siapa pun terutama kepada musuh besarnya.

"Mulai sekarang kita putus, Aaron! dan untuk kamu Zoey, ambilah pria tidak punya hati ini, nikmatilah dia sepuasnya, aku sudah tidak sudi melihat wajahnya lagi," ucap Devina tersenyum manis. Senyum yang penuh dengan arti.

Aaron membelalakkan matanya, pria itu menggeleng cepat dan ingin meraih tubuh Devina. Tetapi Devina langsung menatapnya tajam.

Zoey mengepalkan tangannya, dia tidak percaya kalau Devina bisa setenang itu melihat perselingkuhan kekasih yang sangat dicintainya itu.

"Kamu tahu Devina, kenapa Aaron bisa bersamaku! itu karena kamu yang tidak mau disentuh olehnya! kamu sok suci, padahal setiap pria selalu ingin bisa melakukan itu dengan kekasihnya, apalagi kalau yang sudah lama bersama, apa kamu tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan Aaron!!

Devana tertawa mendengar ucapan Zoey yang malah menyudutkannya.

"Kalau begitu berarti kamu hanya dijadikan pelampiasan saja oleh Aaron! Aku benar-benar tidak menyangka ternyata seleramu sangat murahan. Ambil saja mantan kekasihku yang selama ini kamu puja itu, aku sudah tidak butuh!"

"DEVINA!!" Teriak Aaron.

Pria itu tidak terima di katakan seperti itu, seakan dia barang yang bisa di berikan pada siapa pun.

"Apa!!" balas Devina tak kalah tajam.

Aaron merasa sudah emosi sekarang, melihat tingkah Devina yang seakan menyalahkannya.

"Benar yang di katakan Zoey, hasrat ku sebagai lelaki sangat tinggi, dan kamu tidak pernah mau kalau aku menyentuhmu lebih, hanya sebatas pelukan dan pegangan tangan, kamu juga tidak mau di ajak berciuman, jadi wajar bila aku tergoda dengan rayuan Zoey, apalagi dia bisa memberikan ku kenikmatan yang tidak pernah kamu berikan!" Ucap Aaron.

Dada Devina terasa di hantam palu besar, rasanya sakit dan sesak. Ternyata selama ini dia salah mengira bahwa Aaron masih bertahan dengannya karena memang pria itu tulus, tetapi ternyata dia malah memuaskan hasratnya dengan wanita lain di belakang Devina.

"Baguslah,, kalau begitu mulai dari sekarang kamu bisa bersenang-senang sepuasnya bersama Gadis itu tanpa takut dan bersembunyi-sembunyi seperti ini! dan kamu Zoey, ternyata kamu lebih suka milikku ya, lain kali aku tidak akan pernah memberikannya padamu, cukup ini yang terakhir!" Seru Devina.

Dengan hati yang hancur berkeping-keping gadis itu melangkah pergi meninggalkan kedua manusia tidak tahu malu tersebut.

Aaron hanya bisa menatap kepergian Devina, dia benar-benar menyesal telah mengatakan semua hal yang memang benar, tetapi pria itu sudah terlanjur mencintai Devina. Bersama Zoey memang hanya dia jadikan pelampiasan hasrat nya.

###

Devina meluapkan segala emosinya dengan menangis di bawah pohon rindang yang berada di belakang gedung perpustakaan.

Hati siapa yang tidak sakit melihat dan menyaksikan pria yang dicintainya melakukan hal tersebut, meskipun dia berusaha mati-matian untuk menahan agar tidak menangis tetapi nyatanya air mata itu sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Ternyata gadis kuat sepertimu bisa menangis juga ya?" Devana kaget mendengar suara itu.

Gadis itu menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya dia melihat siapa yang berdiri tidak jauh dari tempatnya itu.

"Mister Killer!"

"Apa? kamu memanggilku apa tadi?"

Devina reflek menutup mulutnya. Entah kenapa hari ini begitu sial baginya. Wanita itu langsung berlari menuju ke arah mobil nya yang tidak jauh dari tempat itu.

Alexander hanya menatap mahasiswi nya itu dengan tatapan datar.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!