NovelToon NovelToon

Permintaan Terakhir

permintaan terakhir

Gadis cantik bernama kyra queensha saat ini berusia 20 tahun, dia hanya tinggal bersama ayahnya karena sang ibu sudah meninggal sejak kyra masih sekolah menengah pertama, kakek dan neneknya semua sudah meninggal sejak kyra masih kecil, kyra juga tidak memiliki bibi ataupun paman karena kedua orang tuanya adalah anak tunggal.

Tapi walaupun kyra hanya punya sang ayah dia tetap bahagia karena kasih sayang ayahnya yang begitu besar, selain ayahnya kyra juga memiliki dua teman yang juga mewarnai hari harinya, mereka bernama fara dan lily.

Namun sayangnya suatu hari kyra mengetahui jika ayahnya sakit dan umurnya sudah tidak lama lagi, dia juga harus menikah dengan seseorang yang tidak dia kenal sama sekali, kenyataan itu menghancurkan hatinya, tidak dia sangka satu-satunya orang dia sayangi akan meninggalkan dia selamanya, tapi yang bisa dia lakukan hanya menuruti sang ayah agar ayahnya bahagia.

...****************...

Di sebuah rumah sakit besar ada seorang pria paruh baya yang bernama Aryo, sedang gelisah menunggu hasil pemeriksaan kesehatannya, setelah menunggu beberapa saat akhirnya sang dokter datang dan memberikan kertas yang berisi hasil pemeriksaan dirinya.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa penyakit bapak semakin parah, saya sarankan untuk segera di rawat di rumah sakit dan menjalani pengobatan lebih lanjut, jika tidak maka kemungkinan besar bapak tidak memiliki banyak waktu lagi" Ucap seorang dokter sambil memberikan kertas yang ada di tangganya.

"Saya mengerti, terimakasih untuk saran dan bantuannya selama ini, tapi saya tetap memilih untuk tidak di rawat" Ucap aryo yang tak lain adalah ayah kyra, dia bersikeras untuk tidak di rawat dan menjalani pengobatan lebih lanjut.

"Baiklah jika itu keputusan bapak, saya tidak bisa memaksa" Ucap sang dokter tersenyum dan memberikan resep obat kepada pasiennya itu.

...****************...

tok tok tok

Suara ketika pintu mengalihkan fokus kyra yang sedang mengerjakan tugas, kyra segera berdiri dari duduknya dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya.

"Papa" Ucap kyra dengan senyum indah yang terukir di wajahnya.

"Boleh papa masuk?" Tanya sang ayah meminta ijin.

"Boleh dong" Ucap kyra mempersilahkan dan ayahnya pun masuk ke dalam.

"Papa duduk dulu ya, kyra mau beresin meja dulu" Ucap kyra menyuruh sang ayah untuk duduk di sofa dekat kasurnya.

"Kamu lagi ngerjain tugas ya, papa ganggu gak?" Tanya ayahnya takut jika kehadirannya mengganggu putrinya.

"Ngga ko pa, kyra masih bisa kerjain lagi besok" Jawab kyra, setelah selesai merapikan mejanya kyra menyusul ayahnya untuk duduk di sofa.

"Papa mau bilang sesuatu sama kamu" Ucap sang ayah memandang kyra selembut mungkin.

"papa mau bilang apa? " tanya kyra penasaran.

"sebelumnya papa mau minta maaf, papa mengambil keputusan tanpa bertanya kepada kamu, tapi percayalah ini yang terbaik yang bisa papa lakukan untuk kamu" ucap ayahnya yang mulai gugup untuk memberitahu yang sebenarnya.

"papa mau kamu menikah, papa sudah siapkan calonnya" ucap ayahnya yang terdengar santai namun bagi kyra kalimat itu bagaikan petir yang menyambar.

"me-menikah? " tanya kyra yang sangat terkejut, tanpa ada angin tanpa ada hujan tiba-tiba harus menikah jujur saja kyra tidak siap untuk itu.

"Pa, papa becanda ya, kyra bahkan masih semester 4, kyra belum siap, kyra gak mau menikah jangankan menikah pacaran aja kyra belum mau" Ucap kyra mencoba memberikan alasan agar tidak jadi di nikahkan.

"Tapi papa serius, papa sudah pilih calon suami yang baik dan bisa menjaga kamu" Ucap sang ayah yang mulai khawatir jika kyra benar benar tidak mau menikah.

kyra menolak percaya jika ayah yang sangat menyayanginya, yang penuh perhatian, yang selalu menuruti keinginannya kini memaksanya untuk menikah, kenapa?, apa alasannya?.. Pikiran kyra sekarang sudah di penuhi pertanyaan.

"Papa kan tau kalo kyra cuma mau menjalin hubungan dan menikah jika orangnya seperti papa" Ucap kyra.

"Kenapa?, kenapa papa mau jodohin kyra?" Tanya kyra kini matanya berkaca-kaca karena dia berpikir mungkin ayahnya sudah tidak menyayanginya makanya mau kyra segera menikah.

"Karena papa mau ada yang bisa gantiin papa buat jagain kamu, dan juga laki laki pilihan papa ini pasti bisa menyayangi kamu seperti papa, papa yakin, hanya saja mungkin perlu waktu" Jawab ayahnya sambil memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk memberitahu putrinya.

"Kan masih ada papa, kenapa harus buru buru, biarin kyra selesai kuliah dulu baru habis itu kyra coba untuk cari orang yang bisa menjadi pendamping kyra, ya pa?" kyra mencoba bernegosiasi dengan ayahnya, namun jika menunggu sampai selesai kuliah itu terlalu lama.

"Maafin papa tapi menikah secepatnya adalah satu-satunya yang terbaik untuk di lakukan, kamu percaya aja ya sama papa, lagipula calon suami kamu baik ko, dan lagi keluarganya masih lengkap jadi kamu nanti tidak akan kesepian, mereka semua juga orang-orang baik" Ucap ayahnya.

"Tapi kenapa?, kenapa papa maksa kyra?, apa kyra ada salah?, kalo iya papa marah aja, kasih tau biar kyra bisa memperbaiki kesalahan tapi jangan nikahin kyra dan buat kyra jauh dari papa" Ucap kyra dengan wajahnya yang sedih dan hampir menangis.

"Bukan begitu, kamu sama sekali tidak melakukan kesalahan, ini hanyalah permintaan papa untuk kebaikan kamu juga" Ucap sang ayah lalu mengelus rambut putrinya mencoba untuk menenangkan.

"Papa udah gak sayang lagi ya sama kyra makanya mau nikahin kyra" Buliran air matapun lolos membasahi pipinya.

"Ngga sayang, justru karena papa sangat menyayangi kamu makanya papa melakukan ini" Ucap sang ayah lalu mengusap air mata kyra.

Tapi hal itu tidak berhasil membuat kyra berhenti menangis, sang ayahpun tidak tau lagi harus berbuat apa, dan pada akhirnya dia memutuskan untuk memberitahu putrinya alasan mengapa ia ingin menjodohkannya.

Mungkin pada akhirnya kyra harus mengetahuinya. Pikir sang ayah lalu memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan mengambil sebuah kertas yang sudah terlipat rapi.

"Ini, papa minta maaf karena baru memberitahu kamu sekarang, ini adalah alasan sebenarnya kenapa papa mau kamu segera menikah" Ucap sang ayah sambil memberikan kertas yang berisi tentang penyakitnya.

"Beberapa tahun terakhir papa sering cape, gak enak badan, ini dan itu awalnya papa pikir mungkin karena usia papa yang sudah tua tapi semakin hari semakin terasa sakit dan ternyata sakitnya bukan karena usia papa yang sudah tua" Ucap sang ayah membuat kyra buru buru untuk melihat kertas yang di berikan oleh ayahnya.

"Papa jangan becanda pa, ini semua bohong ya?, papa gak mungkin punya penyakit ini, ini bohong kan? " Tanya kyra dengan air mata yang menetes tak tertahan, catatan medis yang sangat jelas dan detail membuatnya tak kuasa menahan tangis namun dirinya masih berharap bahwa itu semua adalah kebohongan.

"maafin papa, selama ini papa gak pernah jujur sama kamu, dan baru memberitahu kamu sekarang, tapi apa yang papa bilang benar adanya, papa melawan semua rasa sakit itu agar kamu tidak khawatir" jawab ayahnya yang membuat kyra menangis lebih kencang.

"kenapa papa gak cerita dari dulu, kenapa papa baru bilang sekarang" ucap kyra sambil memeluk sang ayah.

"Awalnya dokter bilang papa masih memiliki beberapa tahun lagi untuk bertahan hidup makanya papa tidak langsung memberitahu kamu, tapi ternyata sekarang penyakitnya menjadi lebih parah dan papa bisa meninggal kapan saja" ucap ayahnya yang juga berkaca kaca karena putri tersayangnya menangis.

"kyra gak mau papa pergi, kyra sayang papa, kyra masih mau papa disini, sama kyra, kalo papa pergi kyra sama siapa, kyra gak mau sendirian" ucap kyra sambil menangis di pelukan sang ayah.

"maafin papa ya, ini semua sudah menjadi takdir, makanya papa ingin kamu segera menikah agar kamu tidak sendirian saat papa pergi" ucap sang ayah sambil mengelus kepala putrinya mencoba untuk menenangkan.

"kenapa papa gak bilang dari awal, kalo papa bilang dari awal mungkin kyra bisa memiliki waktu lebih lama sama papa, kyra belum siap hidup sendirian, kenapa semuanya ninggalin kyra" ucap kyra yang masih menangis, rasa sakit yang menusuk di hatinya membuat air matanya tak bisa berhenti mengalir.

"maafin papa, papa gak mau kamu khawatir, dan tidak fokus, papa gak mau kamu di hantui rasa takut kehilangan setiap hari, dan juga papa tidak menyangka akan secepat ini" ucap ayahnya yang juga ikut berkaca kaca.

kyra tak lagi mampu menjawab, isak tangis membuatnya susah untuk berbicara dan juga pikirannya yang sedang kacau di terpa banyaknya pertanyaan yang dia timbulkan sendiri, sampai akhirnya dia tertidur.

sang ayah membaringkan putrinya dan meluruskan kakinya tepat di sofa tempat mereka tadi duduk, lalu ayahnya pergi mengambil selimut yang ada di kasur dan menyelimuti putrinya.

"maafin papa udah buat kamu sedih, ini lah mengapa papa tidak mau memberitahu kamu, mungkin seharusnya papa tidak memberitahu kamu sampai papa tiada" ucap sang ayah yang sedang menatap wajah sedih putrinya.

"bahkan sekarang papa tidak bisa memindahkan kamu ke tempat tidur, papa sudah terlalu lemah, semoga saat papa tiada nanti, seseorang yang ada di samping kamu menyayangi kamu lebih dari papa sayang sama kamu" ucapnya sambil tersenyum tipis dan mengelus kepala putrinya.

...****************...

matahari pagi menyapa kamar kyra yang baru saja terbangun dari tidurnya, dengan mata yang terlihat bengkak dia mengumpulkan nyawanya sambil duduk, setelah dia mengingat tentang semalam tanpa pikir panjang dia langsung berlari keluar kamar.

setelah menuruni tangga dia mencari keberadaan sang ayah, dan dia melihat sang ayah yang sedang duduk sambil membaca buku.

"papa" panggilnya lalu berlari dan memeluk sang ayah.

"pa, kita ke dokter ya, biar papa di rawat, biar papa bisa sembuh, nanti kyra cariin dokter yang paling ahli" ucapnya sambil memeluk sang ayah.

"kyra, walaupun papa di rawat tetap saja umur papa gak akan lama lagi" ucap sang ayah dengan sangat lembut.

" tapi pa, setidaknya kita coba dulu, kyra gk mau di tinggal papa " ucap kyra.

" kyra, kalau papa ke rumah sakit, papa harus di rawat, papa harus operasi, papa gak mau, papa gak mau jadi membuat kamu semakin gelisah dan khawatir, papa mau seperti sekarang aja, di rumah, minum obat teratur, sama kamu, temenin kamu membuat kenangan indah di sisa waktu papa" ucap sang ayah yang membuat putrinya kembali menitikan air mata.

"Tapi pa, kyra bakalan merasa bersalah nanti, karena kyra gak berbuat apa apa walaupun tau papa lagi sakit" Ucap kyra masih tetap menangis.

"Ada ko yang bisa kamu lakukan agar membuat papa bahagia dan tenang" Ucap sang ayah tersenyum lembut kepada putrinya.

"Apa?" Tanya kyra berusaha menghentikan air matanya.

"Menikah, itu adalah permintaan terakhir papa" Jawab sang ayah yang membuat kyra seketika diam.

kyra diam memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan kepada sang ayah, di satu sisi dia belum siap menikah, di sisi lain menikah adalah permainan terakhir ayahnya yang bisa membuat sang ayah bahagia.

"Oke kyra mau menikah" Ucap kyra dengan berat hati, namun jika demi sang ayah apapun akan dia lakukan.

"Beneran?" Tanya ayahnya memastikan dengan wajah yang berubah menjadi berseri.

"Iya tapi ada syaratnya, syaratnya adalah papa harus mau di rawat, papa gak usah mikirin kyra, kyra janji kyra gak bakal khawatir yang penting papa di tangani oleh dokter profesional, tapi kalo papa gak mau kyra juga gak mau menikah" Ancam kyra agar sang ayah mau di rawat, meskipun hasilnya tidak sesuai keinginan tapi setidaknya sudah berusaha itulah yang kyra pikirkan.

"Baiklah, tapi papa di rawat nya nanti ya setelah kamu menikah, toh pernikahannya juga tidak lama lagi" Ucap sang ayah menyetujui permintaan putrinya.

perjanjian

kemarin

Di sebuah coffeeshop terdapat dua pria paruh baya sedang berbincang, mereka adalah ayahnya kyra (aryo) bersama sahabatnya yang bernama Bima.

"Jadi apa yang mau kamu bicarakan? " Tanya Bima kepada aryo.

Aryo langsung menyodorkan amplop hasil checkup dari dokter tadi.

"Apa ini? " Tanya Bima.

"Buka aja" Jawabannya sambil tersenyum tipis.

Setelah di buka dan membacanya temannya itu langsung terkejut, ternyata orang yang sedang duduk di depannya itu selama ini menahan sakit dan waktu nya tidak lama lagi.

"Kenapa kamu baru memberitahu soal ini sekarang?, gimana bisa ? kamu terlihat baik baik saja, ini bohong kan? " Tanyanya dengan wajah yang sangat khawatir.

"Itu adalah kenyataannya, selama ini aku mencoba semampuku untuk terlihat baik baik saja, agar anakku tidak khawatir" Jawab aryo.

"Kenapa kamu baru memberitahu soal ini sekarang? " Tanyanya dengan tatapan sedih.

"Aku tidak berfikir bahwa akan secepat ini, aku kira aku masih punya banyak waktu, namun ternyata aku bahkan bisa meninggal besok"

Ucap aryo mencoba tegar padahal hatinya sangat hancur.

Tugasnya di dunia ini belum selesai, dia belum menyaksikan anak nya lulus kuliah, bekerja, sukses, dan menikah.

"Kamu jangan bilang gitu, kamu masih memiliki kesempatan, asalkan kamu di rawat, aku akan bantu carikan dokter terbaik untukmu" Ucap Bima yang ingin membantu temannya.

"Tidak Bim, aku tidak ingin putriku kesulitan menjagaku di tengah sibuknya dia dalam study, dan aku tidak kuat bahkan hanya untuk memikirkan seberapa khawatirnya dia" Ucap aryo dia tidak bisa melihat putri kesayangannya khawatir.

"Lalu rencana kamu apa?, bukankah kyra akan lebih terpukul saat nanti tiba-tiba kamu meninggalkan nya? " Tanya Bima.

"Hal yang masih mengganjal di hatiku adalah tentang siapa yang akan menjaganya nanti, dan keinginan terakhir ku adalah menyaksikan dia menikah, itu juga janjiku kepada istriku dulu sebelum dia tiada" Jawabnya sedih karena teringat istrinya yang sudah lama tiada.

"Dan kedatangan ku saat ini, bertemu dengan mu karena ingin meminta sesuatu, aku tau ini egois karena meminta hanya untuk kepentingan diriku saja, tapi aku tidak punya pilihan" Ucap aryo sebenarnya dia juga merasa tidak enak untuk menyampaikan permintaannya namun apalah daya dirinya yang hanya bisa berharap jika sahabatnya itu tidak keberatan.

"Bisakah kamu menikahkan putramu dengan putriku? " Pintanya dengan memohon dan penuh harapan.

Untuk sementara Bima berpikir sejenak, dia tidak bisa menolak temannya karena ini adalah permintaan terakhirnya, permintaan terakhir dari orang yang sudah dia anggap sebagai saudara, tapi bagaimana dengan putra nya, akankah dia menyetujuinya?.

"Aku tidak yakin putra ku akan menerima perjodohan ini" Dengan berat hati bima berkata demikian.

"Tapi aku tidak tau kepada siapa aku bisa menitipkan putriku, jika itu kamu dan putramu maka aku bisa tenang, aku tau putramu sangat bertanggung jawab, sopan, baik, maka dari itu aku ingin menikahkan mereka, agar aku bisa tenang meninggalkan putriku karena dia sudah berada di samping orang yang tepat" Ucap ayah kyra yang membuat hati bima tersayat dan tak mampu menolak.

"Baiklah akan aku bujuk putraku agar mau menerima putrimu" Jawab bima pada akhirnya.

"Terimakasih" Jawab ayah kyra tersenyum lega.

"Aku harus pulang sekarang, putriku pasti sudah menungguku" Ucap ayah kyra setelah melihat jam di tangannya.

"Baiklah, Hati-hati, kabari aku jika terjadi sesuatu" Ucap bima dia takut jika temannya tiba-tiba sakit.

"Jangan khawatir, aku pasti akan baik-baik saja"Ucap ayah kyra sambil tersenyum, padahal sudah jelas umurnya tak lama lagi tapi tetap berusaha kuat.

...****************...

seorang pria bernama alby rasya mahendra tengah menuju ke apartemen nya setelah pulang bekerja.

klik

suara pintu terbuka alby langsung masuk ke dalam namun dia sedikit bingung karena lampu di seluruh ruangan menyala, namun tak lama kemudian suara familiar menyapa nya.

"kamu lembur lagi? " tanyanya, dia adalah ayahnya alby, Bima, teman ayahnya kyra.

"iya lagi sibuk soalnya" jawabannya lalu pergi duduk menemani sang ayah.

"papa tumben ke sini sendirian, gak sama mama?" tanya alby, biasanya ayahnya selalu datang berdua bersama mamanya.

"mama di rumah, papa kesini karena ada yang mau papa bicarakan sama kamu, ini penting dan mendesak" ucap Bima dia sedikit gugup untuk memberitahu putranya.

"ya udah kalo gitu bilang aja" jawabnya dengan santai.

"papa tau kamu pasti terkejut, tapi papa harap kamu gak menolak tentang ini, dan papa juga tau seharusnya papa tidak ikut campur dalam hal ini namun papa butuh bantuan kamu" ucap Bima.

"ini tentang apa?, aku bingung, coba papa bilang langsung aja" ucap alby dia tidak mengerti apa yang sedang ayahnya coba katakan.

"papa mau kamu menikah dengan anak temannya papa" ucap Bima yang sangat membuat alby terkejut, menikah belum ada dalam rencananya.

"aku gak mau pa, aku gak ada waktu untuk memikirkan orang lain, apalagi menikah, itu hal yang sangat penting bukan hanya untuk main main" alby langsung menolak dan ayahnya pun menjadi kebingungan memikirkan cara untuk membujuk putra nya.

"papa ngerti, makanya selama ini papa gak pernah bertanya apapun soal ini, tapi papa punya alasan" ucap Bima mencoba untuk membujuk putra nya.

"kamu tau om aryo kan?, ternyata dia sekarang sakit dan hanya tinggal menunggu waktu sampai dia tiada, dan permintaan terakhir nya adalah menikahkan putrinya dengan kamu, dia ingin menitipkan putrinya kepada orang yang tepat yang bisa ia percaya, sebelum dia meninggalkan putri nya" ucap Bima.

"tapi kenapa aku pa? " tanya alby.

"karena om aryo percaya sama kamu, menurut dia kamu baik, bertanggung jawab, dan bisa menjaga putrinya" jawab Bima masih berusaha membuat alby menerima untuk menikahi putri temannya.

"tapi pa, aku gak mau menikah seperti ini apalagi dengan tanggung jawab seperti itu, gimana kalo ternyata aku gak bisa menjaganya?" ucap alby yang masih tetap menolak.

"alby setiap pernikahan memiliki tanggung jawab yang sama, baik itu pilihan kamu ataupun perjodohan, jika kamu menikahi seseorang maka seluruh tanggung jawab berpindah kepada kamu, itulah mengapa setiap orang tua menjadi sangat pemilih tentang pasangan anaknya" ucap Bima mengingatkan putranya.

" tapi bukankah pernikahan harus dengan tulus dan saling mencintai?, lalu bagaimana dengan ini?, bahkan kita belum saling kenal" alby masih berusaha untuk menolak pernikahannya.

"tapi kamu bisa mencoba untuk saling mengenal nanti setelah menikah, seperti oma dan opa, mereka saling mencintai setelah menikah sampai akhir hayat mereka" ucap bima, yang mengambil contoh dari nenek dan kakek nya alby yang menikah karena perjodohan, wajar saja karena itu puluhan tahun yang lalu.

" alby, papa mohon, bantu papa ya, kasian om aryo, kasian putrinya, kalau om aryo meninggal dia akan sendirian gak punya siapa siapa" bima memohon kepada alby, dia sudah kehabisan ide untuk membujuk putranya.

Mendengar itu alby merasa kasihan, sendirian di dunia yang terkadang jahat ini pasti sangat sulit, namun alby sendiri tidak yakin bisa menjaga dan melindungi seseorang.

"tapi pa, aku gak yakin bisa menjaga orang lain, aku gak yakin bisa mencintai dia, apalagi aku sibuk kerja, sering lembur, mungkin aku gak punya waktu buat dia, mungkin yang ada bukan menjaga dia tapi aku malah menelantarkan dia" ucap alby yang sekarang menjadi bimbang, di satu sisi dia kasian tapi di sisi lain dia tidak ingin menikah karena perjodohan dan dia masih belum yakin apakah bisa menjaga orang lain sementara terkadang dirinya sendiri suka lupa waktu jika sudah bekerja.

"Soal itu kamu bisa membiasakan diri secara perlahan, jika kalian sering bersama maka semua akan terasa lebih mudah, percaya sama papa, lagian kerjaan juga sejauh ini kan baik baik aja, kamu gak punya waktu karena emang kamu yang terlalu hobby untuk menghabiskan seluruh waktu hanya untuk bekerja " Ucap Bima yang mana memang seperti itulah kenyataannya.

"lalu mama gimana?, apa pendapat mama juga sama kaya papa?, gak keberatan aku menikah seperti ini? " tanya alby berharap jika mamanya keberatan dan dia memiliki alasan untuk menolak.

"sebelum kesini papa sudah bilang sama mama kamu secara detail, dan akhirnya dia pun mengerti dan menyetujui keputusan papa untuk menikahkan kalian" jawaban Bima membuat alby diam seolah sedang memikirkan cara lain untuk menolak.

"Alby, ini benar benar permintaan terakhir papa, cobalah untuk saling mencintai sampai dia lulus kuliah, kalau kalian memang tidak saling mencintai maka keputusan nanti ada di tangan kamu" dengan berat hati bima berkata demikian.

"baiklah, aku akan menikah tapi papa jangan menghalangi keputusan ku nanti setelah dia lulus kuliah" ucap alby pada akhirnya walaupun sebenarnya dia tidak menginginkannya.

*oke, ini hanya sementara bukan selamanya* pikir alby.

"terimakasih, sudah menyetujui nya" ucap bima yang merasa lega.

* maafkan aku aryo, aku hanya bisa membuat mereka menikah untuk sementara, tapi setidaknya ada kami yang akan menjaga putri mu setelah kamu tiada, dan kamu bisa pergi dengan tenang* batin bima, dia merasa bersalah namun hanya itulah yang dapat dia lakukan.

"nanti papa kabari lagi detail persiapan pernikahannya, papa minta bersikap baiklah padanya nanti, karena cuma kita yang dia punya" ucap bima kepada alby.

"Aku akan coba" Jawab alby, dia memang bukan pemarah atau orang yang suka bertindak kasar, tapi alby juga tidak tau harus bersikap seperti apa nanti.

pernikahan

hari demi hari berlalu seperti biasa, hanya saja kyra sedikit lebih menempel kepada ayahnya, bahkan kyra sudah tidak pernah lagi pergi bermain dengan temannya, jika ada tugas pun kyra mengerjakannya di kamar sang ayah, karena kyra benar-benar takut jika seandainya saat dia tidak ada ayahnya pergi meninggalkan dirinya.

dan hari ini pun tiba, hari dimana kyra dan alby menikah, mereka menikah di sebuah hotel ternama, kyra dan alby sekarang sedang duduk di kursi pelaminan yang indah, sedangkan para orang tua sedang menyalami para tamu undangan yang sudah memenuhi ruangan yang indah itu.

"apakah kamu tidak akan berkata apapun? " tanya alby yang tiba-tiba karena sejak di mulainya acara pernikahan, kyra hanya diam dan tidak bersuara sedikitpun.

"ah aku tidak tahu harus mengatakan apa" jawab kyra yang terdengar sangat canggung, karena ini adalah pertama kalinya mereka berinteraksi satu sama lain, bahkan kyra tidak sanggup untuk menatap mata alby.

"apa yang kamu harapkan dari pernikahan ini?" tanya alby yang mana dia sendiri pun tidak tau apa harapannya atas pernikahan ini, pernikahan yang bukan keinginannya.

"kebahagiaan papa" kyra menjawabnya langsung dengan pandangan yang sedari tadi tertuju pada ayahnya yang terlihat sangat bahagia mengobrol bersama para tamu undangan.

"lalu kamu sendiri bagaimana?, menjalani pernikahan tanpa cinta, apakah kita akan bahagia?" tanya alby, pernikahan ini tidak seperti apa ia impikan selama ini, alby selalu membayangkan memiliki istri dan anak lalu saling mencintai dan bahagia bersama, bukan menikah agar orang lain bahagia.

"kebahagiaan papa adalah kebahagiaan aku juga, dan juga cinta adalah waktu, mungkin nanti seiring berjalannya waktu cinta itu akan datang" jawab kyra yang memang sudah memasrahkan dirinya dengan pernikahan ini.

"lalu bagaimana jika seandainya kita malah mencintai orang lain?" Tanya alby, bukan tidak mungkin jika seandainya di kemudian hari dia menemukan seseorang yang akan dia cintai.

kyra pun terdiam, yah bukan kah hal itu bisa saja terjadi?, apalagi alby tampan dan sukses wanita manapun pasti mau bersama dengan alby, namun jika itu terjadi bagaimana dengan dirinya?

Tapi apa yang bisa kyra harapkan dari pernikahan tanpa cinta ini?, jika memang kyra dan alby tidak di takdirkan bersama maka dia bisa apa selain merelakan?

"Jika itu terjadi bukan kah kita harus saling merelakan?" Jawab kyra setelah beberapa lama berbicara sendiri dalam pikirannya.

Aku hanya perlu menjaga hatiku agar tidak jatuh cinta maka aku tidak akan terluka. Pikirnya, andai kenyataan semudah apa yang kita rencanakan maka tidak akan ada yang namanya patah hati.

alby pun terdiam, tidak tahu lagi apa yang harus dia bicarakan, namun setidaknya dia merasa lega, jika sampai kyra lulus kuliah dan dia tidak memiliki perasaan apapun maka alby sudah memutuskan akan menceraikan kyra, agar mereka bisa memilih orang yang benar-benar mereka cintai.

...****************...

"alby" panggil ayahnya kyra kepada alby yang sedang sendirian, karena kyra sedang mengobrol bersama teman-temannya.

"ah iya om" jawab alby tersenyum kepada ayah mertuanya itu.

"ko om, papa dong" ucap ayahnya kyra sambil tertawa karena merasa lucu melihat alby yang terlihat gugup.

"eh iya papa" ucap alby walaupun sedikit canggung.

"papa mau berterimakasih sama kamu, karena kamu mau menggantikan papa untuk menjaga kyra" ucap ayahnya kyra.

"kyra anaknya sensitif, jadi papa mau nitip kalo seandainya kamu marah atau kesel jangan galak galak ya, papa tau ko kadang kita juga bad mood suka kesel kalo sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan kita, marah itu wajar tapi jangan sampai cara kita meluapkan amarah menjadi tidak wajar" Ucapnya lagi.

"kyra itu anak baik, jaga dia ya, sekarang dia cuma punya kamu" Ucap nya sambil menepuk pelan pundak alby dan tersenyum sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan alby dan kembali berbaur bersama teman-temannya.

Acara telah selesai dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun, saat ini semua orang sedang berkumpul untuk berpamitan pulang ke rumah masing-masing.

Awalnya mereka semua akan menginap di hotel mengingat ini adalah malam pertama alby dan kyra namun sayangnya alby harus pergi ke luar negeri besok siang yang membuat mereka semua memutuskan untuk pulang.

"kyra kamu beneran gak mau ikut kita?" Tanya adira, mamanya alby.

"Ngga tan- eh maksudnya ngga ma" Jawab kyra dia masih belum terbiasa untuk memanggil mama.

"Ya udah kalo gitu mama duluan ya, sampai ketemu besok" Pamit adira dan merekapun pergi setelah itu.

...****************...

Keesokannya harinya kyra langsung ribut mengajak sang ayah untuk pergi ke rumah sakit, beberapa kali ayahnya mencoba mengulur waktu namun dirinya kalah karena sudah janji dan juga kyra yang terus terusan merengek.

Dan disinilah mereka sekarang di sebuah kamar VIP yang lumayan luas dan nyaman, tentu saja karena kyra memilihkan rumah sakit terbaik untuk ayahnya.

"Papa lapar nggak?" Tanya kyra sambil merapikan selimut di tubuh ayahnya yang terbaring di ranjang yang nyaman walaupun itu adalah ranjang rumah sakit.

" Ngga papa gak mau makan apa apa, papa cuma mau peluk" Jawab sang ayah lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

Setelah itu kyra langsung memeluk sang ayah, sungguh, rasanya kyra tak ingin melepaskan pelukannya, pelukan hangat dan nyaman yang akan selalu dia rindukan.

"Makasih ya kamu sudah menuruti keinginan papa, sekarang papa sudah tenang jika harus meninggalkan kamu" Ucap sang ayah membuat wajah kyra berubah seketika.

"Papa jangan bilang gitu, di dunia ini masih ada yang namanya keajaiban, jadi jangan bilang gitu lagi" Ucap kyra mencoba menyemangati sang ayah, keajaiban? dia sendiri tidak pernah merasakan yang namanya keajaiban tapi saat ini dia sangat berharap bahwa keajaiban itu nyata.

Sekali saja, sekali ini saja tunjukkan bahwa keajaiban itu nyata, kyra berharap dari hatinya yang paling dalam.

" kyra pernikahan tidak akan selalu indah, apalagi untuk kalian yang belum saling mengenal pasti akan sedikit berat, tapi percayalah setiap pernikahan mempunyai tantangan dan masalah yang berbeda, papa yakin kamu bisa melewatinya dan papa yakin, alby, suami kamu bisa menjaga kamu papa yakin kalian pasti bisa melewati semuanya dan menjadi keluarga yang bahagia " Pesan sang ayah, dia sangat mengerti akan kesulitan yang akan di hadapi putrinya.

"Walaupun papa ingin sekali pernikahan kamu ini menjadi yang pertama dan terakhir, tapi masa depan tidak ada yang tau, jika suatu saat nanti suami kamu menyakiti kamu maka ceraikan dia, tidak usah memberinya kesempatan, karena kebahagiaan kamu adalah yang paling penting" pesan sang ayah, walaupun pria itu baik tapi siapa yang bisa menjamin bahwa pria baik akan selamanya baik?, apalagi di jaman sekarang yang banyak sekali perceraian akibat perselingkuhan.

"kamu tidak usah takut, jika kamu bisa meneruskan perusahaan papa maka kamu tidak akan kekurangan uang, jika perusahaannya tidak berjalan lancar papa masih punya beberapa saham di perusahaan besar lainnya" ucap sang ayah yang memiliki perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.

"jika nanti papa sudah tidak ada kamu harus menjadi kuat, kamu harus tetap semangat, biar papa sama mama nanti tenang" ucap ayahnya sambil mengelus lembut rambut kyra.

"papa, makasih ya, papa udah sayang sama kyra, bahkan papa masih memikirkan tentang masa depan kyra, sedangkan kyra sekarang hanya bisa berdoa dan berharap semoga papa sembuh dan bisa nemenin kyra lebih lama" ucap kyra yang masih memeluk sang ayah.

"itu memang kewajiban papa sayang, kamu gak harus berterimakasih" jawab sang ayah.

"Ingat terus pesan papa ya, jangan biarkan orang lain menyakiti kamu, karena diri kamu lebih penting dari apapun, jika sesuatu menyakitimu maka tinggalkan itu dan carilah hal lain yang bisa membahagiakanmu" Pinta sang ayah, walaupun sudah berhasil menikahkan putrinya dirinya tetap ingin memastikan bahwa kyra bisa bahagia.

"Iya iya, kyra ingat semua pesan papa yang panjang itu, udah ya papa istirahat dulu, aku yakin papa pasti sembuh dan bisa membuat kyra bahagia" Ucap kyra mencoba menyemangati sang ayah, tidak, lebih tepatnya kyra menghibur dirinya sendiri dengan harapan yang dia sendiri tau kemungkinan harapannya itu tidak akan terwujud.

Tak lama kemudian perhatian kyra dan ayahnya teralihkan kepada dua orang yang baru saja datang, mereka adalah orang yang baru saja kemarin menjadi mertua kyra.

"Hai sayang, maaf ya mama baru dateng kamu pasti cape ya ngurus ngurus semua sendiri" Ucap adira sambil memeluk kyra.

"Ngga papa ma gak usah minta maaf" Ucap kyra sambil tersenyum.

"Gimana keadaanmu? " Kini Bima yang bertanya kepada aryo dengan tatapan sedih saat melihat sahabatnya terbaring menahan sakit.

"Seperti yang bisa di lihat baik-baik saja" Jawab aryo sambil tersenyum seolah semua memang baik-baik saja.

Bima hanya menghela nafas mendengar temannya yang berusaha terlihat kuat.

"Bim, terimkasih ya untuk semuanya" Ucap aryo lembut dengan senyuman di bibirnya yang terlihat bahagia.

"Titip kyra ya, tolong jaga dia, cuma kalian yang kyra punya" Ucapnya lagi membuat kyra langsung duduk mendekat kepadanya.

"kyra juga masih punya papa" Ucap kyra menggenggam erat tangan sang ayah.

"kyra sayang, anak papa yang cantik jangan sedih sedih ya, kamu harus bahagia, jangan nangis, jaga diri kamu baik baik ya" Ucap sang ayah lalu tangan satunya yang tidak di genggam kyra ia gerakan untuk mengelus rambut putrinya.

"Jangan lupa pesan papa ya, papa sudah nepatin janji papa jadi kamu jangan menyalahkan diri sendiri, terimakasih karena selama ini selalu menjadi kebahagiaan papa" Ucap sang ayah sambil mengelus rambut kyra dengan lembut.

Satu elusan dua elusan membuat kyra nyaman di buatnya dan elusan ketiga.

Tuk.

Tangan sang ayah tiba-tiba terjatuh membuat kyra dan kedua mertuanya terkejut dan sama sama melihat kepada ayahnya, dan terjadilah hal yang paling tidak diinginkan oleh kyra, yaitu kepergian sang ayah.

"Paappaaaaa" Teriak kyra, air matanya langsung tumpah tanpa permisi, kakinya langsung lemas tak bertega, dunianya terasa hancur seketika, separuh nafasnya terasa hilang bersama kepergian sang ayah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!