Night Club.
Seorang pria tampan yang duduk bersama dengan dua orang temannya yang sesama bisnis. ia menghabiskan beberapa gelas minuman. raut wajah pria itu kelihatan sangat kusut dan tertekan.
"Jangan minum terlalu banyak! kau akan mabuk, dan kakak ipar akan marah besar," ujar temannya yang mengambil gelas dari tangan pria itu.
"Dia hanya mementingkan diri sendiri, dan tidak akan peduli denganku," jawab pria itu yang kelihatan sangat kecewa.
"Leonardo, apakah hubungan kalian separah itu?" tanya Niko yang adalah satu temannya.
"Kita juga tahu kalau selama ini hubunganmu dengan kakak ipar tidak baik. apakah kamu akan menceraikan dia?" tanya Aaron sambil meneguk minumannya.
"Belum! karena aku berharap dia akan berubah suatu saat, akan tetapi tiga tahun sudah berlalu, dia masih saja tidak berubah sedikit pun," ucap Leonardo.
"Pernikahan yang tidak bahagia sama sekali tidak berarti dan sangat menyiksakan," ujar Aaron.
"Kakak ipar juga dari keluarga yang tidak memiliki apapun, tapi kenapa setelah dia menikah denganmu sifatnya yang dulu lembut berubah menjadi kasar, dan baik berubah menjadi jahat," ucap Niko.
"Mungkin karena dia hidup miskin saat belum menikah dan setelah menikah dia berusaha ingin memiliki semua yang dia inginkan. aku bahkan merasa aneh saat melihatnya sedang berbelanja," kata Aaron.
"Aku pulang dulu! kalian minum saja!" ucap Leonardo yang bangkit dari tempat duduknya.
"Apa kamu bisa menyetir? kamu minum terlalu banyak," tanya Aaron yang bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Leonardo.
"Aku masih dalam kondisi sadar," jawab Leonardo dengan senyum dan melangkah keluar.
"Huff...kaya dan tampan tidak membuat seseorang bahagia dalam pernikahan," ucap Niko.
"Leonardo sudah lama bersabar dengan Banana itu, kalau aku di posisinya aku sudah tinggalkan wanita itu," ketus Niko.
"Bukan Banana tapi Zanana, dia memang sudah berbeda sembilan puluh sembilan derajat setelah menikah. dan hanya pria seperti Leonardo yang masih bisa bertahan dengannya," kata Aaron.
"Apa gunanya dia cantik kalau sifatnya seperti itu," ketus Niko.
"Mari kita habiskan minuman kita! andaikan aku ketemu dengan dia aku akan mencongkel ginjal wanita itu," ujar Aaron sambil menghabiskan minumannya.
Di sisi lain Leonardo sedang berjalan menuju ke mobilnya, ia merasa pusing akibat kebanyakan minum sehingga ia tidak fokus pada jalan depannya dan tanpa sengaja dia menabrak seseorang.
Bruk..
"Aah...," rintihan seorang gadis yang hampir terjatuh dan langsung di peluk pinggangnya oleh Leonardo.
Leonardo dan gadis itu saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat selama beberapa saat. aroma alkohol yang ada pada Leonardo tercium oleh gadis cantik itu.
"Tuan, apakah Anda tidak apa-apa?" tanya gadis itu dengan sopan.
Leonardo yang menyadari dirinya sedang memeluk pinggang gadis itu, ia langsung melepaskan tangannya dan menjauhkan jaraknya dari gadis itu.
"Maaf, aku tidak apa-apa," ucap Leonardo yang mengeluarkan kunci dari saku celananya, saat ia baru memegang kunci mobil tanpa sengaja ia melepaskan kunci itu dan jatuh ke lantai. penglihatannya yang buram membuatnya tidak bisa berdiri dengan normal.
"Tuan, apa kamu baik-baik saja? bagaimana kalau saya memanggilkan taksi untukmu?" tanya gadis itu yang memungut kunci di lantai dan mengembalikan kepada Leonardo.
"Tidak usah! pergilah!" jawab Leonardo yang tanpa menoleh ke arah gadis itu.
Tidak lama kemudian Aaron dan Niko keluar dari tempat hiburan itu, mereka melihat sahabatnya masih berdiri di dekat mobil bersama dengan seorang gadis yang mereka kenal
"Michelle?" seru Niko pada gadis itu.
"Niko, Aaron, kalian ada di sini juga?" balas sapaan Michelle dengan sopan.
"Iya, kami datang dan minum untuk melepaskan tekanan," jawab Aaron.
"Michelle, kenapa kamu ada di sini?" tanya Niko.
"Aku ingin bertemu dengan klien, aku permisi dulu!" ucap Michelle.
"Sampai jumpa," ucap Aaron dan Niko dengan serentak.
Setelah Michelle melangkah masuk ke dalam pub, Aaron dan Niko masih saja belum beralih pandangannya.
"Ada apa dengan mata kalian? kalian bukannya tidak pernah melihat wanita," tanya Leonardo.
"Leonardo, kau tidak mengenalnya, kan? karena perusahaanmu belum bekerja sama dengannya, apa kamu tahu dia adalah Michelle Unique yang dikenal sangat ramah dan lembut. keluarganya sangat menyayanginya, asal kamu tahu saja, dia sangat rajin karena selama ini dia selalu membantu perusahaan ayahnya. dia adalah anak orang kaya tapi sifatnya selalu saja rendah hati dan perhatian pada semua karyawannya, hubungan dia dengan karyawan sangat akrab karena keramahannya," kata Aaron.
"Dia adalah wanita idaman para pria," lanjut Niko.
"Antar aku pulang! aku tidak bisa menyetir," ujar Leonardo yang masuk ke belakang mobilnya
"Kamu ini...tadi kau masih berpura-pura saatku tawarkan mengantarmu pulang," ujar Niko.
"Ke hotel saja!" ucap Leonardo.
"Kenapa ke hotel? rumah itu adalah milikmu," ujar Niko.
"Setiap hari jika kami bertemu pasti bertengkar," ujar Leonardo.
"Kalau begitu tersiksa kenapa tidak cerai saja," ucap Aaron yang duduk di samping Niko.
Setelah beberapa menit kemudian mereka tiba di depan kediaman mewah Leonardo.
"Kenapa mengantarku ke sini?" tanya Leonardo yang merasa tidak gembira.
"Leonardo, rumah mewah ini adalah milikmu, apakah kau ingin tidur di luar dan membiarkan Banana itu yang tinggal di sana, lagi pula kau harus segera ceraikan dia dan usir dia dari rumah ini, karena rumah mewah ini adalah milikmu. itulah sebabnya aku mengantarmu pulang," jawab Niko.
Leonardo kemudian keluar dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam kediaman mewahnya itu.
Setelah masuk ke dalam Leonardo disambut oleh istrinya yang sedang duduk di sofa sambil cat kuku kakinya.
"Leonardo, kau sudah pulang. apa kau sudah makan?" tanyanya yang tanpa menoleh ke arah suaminya.
Leonardo tidak ingin menjawab sepatah katapun pertanyaan istrinya, ia pun langsung berjalan menuju ke arah kamarnya.
"Leonardo, aku sedang bertanya padamu! kalau kau belum makan, di dapur ada ikan dan sayur kau bisa masak sendiri kalau kau lapar," teriak istrinya dengan suara lantang.
Brak...
Suara bantingan pintu kamar Leonardo.
"Huff...lagi-lagi dia tidur kamar sebelah," gumam wanita itu yang merasa kesal dan menuju ke kamar suaminya.
Klek.
"Leonardo, apa kau sudah cukup, sudah selama setengah tahun kita pisah ranjang, aku juga adalah wanita normal. kenapa kau membuatku begini," bentak istrinya dengan kesal.
Leonardo sedang melepaskan dasi dan juga kancing lengannya.
"Apa yang ingin kau ributkan? bukankah aku sudah mengatakan tidak akan ikut campur urusanmu, setiap bulan aku akan membiayaimu dan apa lagi yang kamu inginkan?" tanya Leonardo yang menahan emosi.
"Leonardo, kita adalah suami istri kau memang sudah seharusnya membiayai kebutuhanku," ketus istrinya.
"Suami istri? Zanana, kau masih ingat kita adalah suami istri? lalu, apakah selama ini kau sudah melakukan kewajibanmu sebagai seorang istri? kau bangun siang hari dan kemudian keluar berfoya-foya dengan temanmu, dan malam hari kau pulang pukul 12 malam. kau dan temanmu mendatangi club malam dan menari-nari di sana. kau bahkan sudah lupa dengan identitasmu. setiap malam kau pulang dalam keadaan mabuk. apakah itu adalah seorang istri yang baik?" bentak Leonardo dengan nada tinggi.
"Aku hanya ingin menikmati hidupku, memang salahku di mana?" tanya Zanana yang tidak mau kalah.
"Selama tiga tahun kau hidup dengan berfoya-foya yang tidak jelas, selalu saja menghabiskan uang ke barang yang tidak penting. selama tiga tahun kau tidak pernah mengurus kebutuhan rumah."
"Aku adalah istrimu dan tidak seharusnya aku melakukan itu, kita ada uang mengupah pembantu. lalu, untuk apa harus aku yang melakukannya. lagi pula kau juga tidak melakukan kewajibanmu sebagai seorang suami," ketus Zanana.
"Dari sisi mana aku tidak melakukan tanggung jawabku?"
"Selama setengah tahun kau tidak menyentuhku, apa itu namanya seorang suami?"
"Apa kau tahu kenapa aku tidak ingin menyentuhmu?"
"Kenapa? di luar sana sangat banyak pria yang ingin dekat denganku," ketus Zanana.
"Mereka adalah mereka, aku adalah aku. aku tidak ingin menyentuhmu karena aku sudah tidak selera denganmu," ketus Leonardo yang melangkah menuju ke kamar mandi.
"Aargghh...," teriak Zanana yang merasa kesal dengan jawaban suaminya.
"Dia pasti memiliki wanita lain di luar, kalau tidak mana mungkin seorang pria bisa tahan tidak menyentuh wanita selama setengah tahun. Leonardo Valentino, jangan sampai aku tahu siapa wanita itu, aku pasti akan menghajarnya di depan umum," gumam Zanana yang menahan emosinya.
Tengah malam.
Jam dinding menunjukan pukul 01.00.
Leonardo sedang berdiri di balkon sambil merokok, malam itu ia menghabiskan beberapa batang rokok dan menghabiskan sebotol minuman keras. hidup bergelimang harta tidak membuatnya bahagia karena sering terjadi pertengkaran dengan istri tercintanya.
Ia adalah pendiri L.V group yang telah ia jalani selama puluhan tahun. bukannya hanya perusahaan yang dia miliki, akan tetapi ia juga memiliki bisnis hotel yang dia serahkan kepada istrinya.
Leonardo sukses dengan tanpa bantuan siapapun karena dirinya bukanlah anak yang dari keluarga kaya raya. perjalanan hidupnya selama ini hanya mengandalkan diri sendiri. ia mulai menjalankan usahanya dari nol, hingga kini perusahannya semakin sukses dan dikenal oleh para pebinis dari berbagai mancanegara.
Akan tetapi pernikahannya tidak selancar bisnisnya yang sering meraup keuntungan setiap bulan. Leonardo menikahi seorang gadis yang adalah cinta pertamanya. Zanana Olivia adalah gadis satu-satunya yang menetap di hati Leonardo selama ini. Zanana berasal dari perdesaan yang hidup serba kekurangan. karena dirinya mencari kerja di kota maka ia bertemu dengan Leonardo dan mereka saling jatuh cinta.
Zanana Olivia adalah gadis cantik dan lembut di saat mereka belum menikah. akan tetapi sangat disayangkan, setelah menikah dengan Leonardo sifatnya telah berubah drastis.
"Pernikahan ini tidak berarti sama sekali, seharusnya tidak terjadi di saat itu. dia yang dulunya sangat lembut dan baik berubah dalam sekelip mata. dia bukan lagi gadis yang polos yang ku kenal dulu. dia yang sekarang sudah bisa melakukan hal yang di luar batas," batin Leonardo.
Keesokan harinya
Zanana yang mencurigai suaminya ia pun mendatangi perusahaan Niko untuk mempertanyakan mengenai gerak-gerik suaminya selama di luar.
Seorang pria tampan baru keluar dari lift dan berjalan menuju ke arah Zanana yang sedang menunggunya di lantai dasar perusahaannya.
"Zanana, ada apa mencariku?" tanya pria itu yang tak lain adalah Niko dengan nada sedikit cuek.
"Niko, beritahu aku selama ini apakah Leonardo mengenal wanita lain?" tanya Zanana yang langsung menghampiri pria itu.
"Apa, mengenal wanita lain?"
"Iya, siapa wanita itu?"
"Zanana, ada apa denganmu, kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" tanya Leonardo dengan nada agak kesal.
"Kamu adalah teman Leonardo, tentu kamu tahu siapa saja yang dia kenal."
"Aku tidak mengerti kenapa dirimu bisa menuduhnya sembarangan," ketus Niko yang melangkah pergi akan tetapi dihadang oleh wanita itu
"Setiap malam dia terlambat pulang, kalau bukan karena dia bersama simpanannya di luar, mana mungkin dia pulang larut malam."
"Zanana, Leonardo adalah suamimu, apakah dia adalah pria bajin.gan di matamu? seharusnya kau bertanya pada dirimu sendiri kenapa dia tidak ingin pulang ke rumah dan lebih memilih tidur di hotel," bentak Niko dengan nada tinggi sehingga didengar oleh semua orang yang ada di sana.
"Zanana, koreksi dirimu sebelum terlambat, jangan membuat pernikahan kalian menjadi tidak ada arti! dan ingat jika suatu saat dia memilih pergi maka kau jangan menyesal. karena di dunia ini tidak ada pria yang akan bersabar denganmu," ucap Niko yang melangkah pergi ke arah lain.
"Aku tidak percaya jika Leonardo tidak memiliki simpanan," batin Zanana.
Mansion Leonardo.
Leonardo yang baru bangun karena kebanyakan minum ia memasakan sarapan sendiri di dapur. selama ini ia memang sering memasak sendiri makanan sendiri.
"Tuan, biarkan saya membantu Anda," ujar pelayan rumah tangganya dengan sopan.
"Tidak perlu! kamu lakukan saja tugasmu!" jawab Leonardo tanpa menoleh ke arah pelayan itu.
"Tuan, itu...," ucap pelayannya yang terhenti.
"Ada apa, katakan saja!"
"Nyonya dia...."
"Ada apa lagi dengan dia?"
"Nyonya mengambil barang antik dan dijual kepada seseorang."
"Barang antik yang mana?"
"Yang Anda beli saat perjalanan bisnis ke itali."
"Apakah sudah lama dia menjual barang antik itu?"
"Dua hari yang lalu, Tuan."
"Baiklah, lanjutkan kerjamu!"
"Baik, Tuan."
"Zanana Olivia, apa lagi yang kau lakukan? ini bukan pertama kali kau menjual barang antik tanpa sepengetahuanku. selama ini kau menerima biaya bulanan yang tidak sedikit nominalnya. dan bukan hanya itu, pemasukan dari hotel yang kau kelola juga kau gunakan uangnya," batin Leonardo.
Tidak lama kemudian Zanana kembali ke rumah dan ia menghampiri suaminya yang sedang menyantap sarapan.
Wanita itu kemudian duduk di kursi meja makan sambil menunjukan ekpresi tidak gembira.
"Katakan siapa wanita itu!"
Leonardo hanya diam sambil menyantap makanannya dan mengabaikan pertanyaan wanita itu.
"Katakan padaku...siapa wanita itu?" tanya Zanana dengan nada agak kesal.
"Di mana jam antik yang ku beli kemarin itu?" balas Leonardo tanpa menatap ke arah istrinya
"Ja-jam antik apa?"
"Jam Antik apa? keluarkan sekarang juga!"
" Aku tidak tahu apa maksudmu," jawab Zanana yang menyangkal.
"Baiklah, Zanana Olivia. kalau kau tidak menghargaiku maka jangan salahkan aku tidak menghargaimu!" ucap Leonardo yang bangkit dari tempat duduknya.
"Siapa wanita itu?" tanya Zanana yang ikut berdiri.
"Wanita apa yang kau maksudkan?"
"Kau memiliki simpanan di luar, kan? kalau tidak mana mungkin setiap malam kau pulang larut malam dan aku yakin kau dan wanita itu pasti bertemu di hotel."
"Aku tidak menyangka kalau dirimu bisa berpikir seperti itu, kalau dirimu adalah istri yang baik kenapa kau harus takut kalau aku memiliki wanita lain," jawab Leonardo dengan nada kesal dan melangkah pergi.
"Leonardo, kau jangan lupa saat itu kau yang mengejarku dulu, dan kau juga yang melamarku. kau berjanji akan memberiku kehidupan yang lengkap dan bahagia. jadi, untuk apa kau merasa tidak puas dengan hal ini?"
"Zanana Olivia, aku sudah melakukan kewajibanku sebagai seorang suami dan apa lagi yang kau inginkan?"
"Berikan semua hartamu padaku! dengan begitu aku baru percaya bahwa kau tidak bermain wanita di luar."
"Apa kau tidak merasa permintaan mu sangat keterlaluan? aku membiarkanmu mengelola bisnis hotel, dan apakah kau menjalankan dengan baik? setiap saat kau tidak berada di sana, dan setiap kau datang hanya untuk mengambil uang dan kemudian kau pergi lagi. apa kau tidak sadar kalau dirimu terlalu melewati batas."
"Leonardo, sudah seharusnya aku menikmati hidup, kau sudah berjanji padaku di saat kita menikah. aku tidak ingin hidup susah lagi seperti dulu. aku akan membeli apapun yang ku mau. aku ingin memiliki segala-galanya. dan bukan hanya itu aku juga ingin hidup lebih mewah dari istri orang kaya lainnya," kata Zanana dengan nada tinggi.
"Selama tiga tahun ini, hanya dalam sebulan kau telah menghabiskan berapa ratus juta dollar, semua yang kau beli adalah barang yang tidak bermanfaat sama sekali. keuangan bisnis hotel juga kau gunakan tanpa memberitahuku. Zanana, walau kau ingin hidup mewah setidaknya kau tidak bisa mengunakan cara ini untuk menghamburkan uang. setiap malam berapa juta dolar yang kau habiskan di night club. apa masih belum cukup?" bentak Leonardo.
"Leonardo, tidak ada salahnya aku mengunakan uang itu untuk berfoya-foya, selama ini kau tidak izinkan aku mengendalikan uangmu. dan kau jangan lupa bisnis hotel sudah menjadi milikku dan aku berhak mengunakan uang itu sesuka hatiku," jawab Zanana dengan nada ketus.
"Bagaimana aku izinkan kau mengendali keuanganku kalau kau tidak bisa atur keuangan, dalam sebulan berapa ratus juta dollar yang kau habiskan. kalau saja keuanganku ada di tanganmu bukankah sama saja aku akan jatuh bangkrut," balas Leonardo.
"Aku adalah istrimu dan berhak mengetahui semua hartamu, tapi selama ini kau sembunyikan dariku. berarti sama saja kau tidak menganggapku sebagai istrimu."
"Kau selalu saja ingin aku ikuti semua keinginanmu, dan apakah kau sudah melakukan kewajibanmu sebagai istri? setiap malam aku pulang kau tidak berada di rumah dan terkadang kau sudah tidur dan tidak menyiapkan makanan untuk suamimu. yang paling parah adalah selama tiga tahun aku tidak pernah melihat ada makanan yang di atas meja. apakah itu tugasmu sebagai istri yang kerjamu hanya berfoya-foya dengan temanmu," bentak Leonardo dengan kesal.
"Aku menikah denganmu untuk menikmati hidup senang, dan bukan menjadi pembantumu. bila kau ingin makan kau bisa masak sendiri. memang sudah seharusnya kau membiarkan ku bebas dan melakukan apapun yang ku mau. uang yang kau dapat juga seharusnya menjadi milikku. hanya itu yang ku mau tapi kau sudah marah. aku belum meminta rumah denganmu selama ini."
"Uang yang kau gunakan sudah melebihi harga sebuah villa mewah, apa kau masih tidak puas," bentak Leonardo.
"Aku tidak peduli! aku ingin meminta villa mewah yang lengkap dengan kolam berenang dan fasilitas mewah, aku adalah istrimu dan aku berhak memintanya darimu," ketus Zanana yang merasa kesal.
"Kau sangat tidak masuk akal, jangankan villa, biaya bulananmu akan ku kurangi mulai bulan ini, selain itu bisnis hotel akan aku tarik kembali," kata Leonardo dengan tegas.
"Kau tidak berhak melakukan itu padaku," teriak Zanana dengan nada tinggi.
"Hotel atas namaku, dan kartu kreditmu akan ku bekukan. aku tidak ingin uang yang ku dapatkan dengan susah payah kau habiskan begitu saja," bentak Leonardo dengan nada tegas dan melangkah keluar dari rumah.
Zanana yang merasa marah ia mengejar langkah suaminya dengan berkata," Leonardo Valentino, kalau kau berani bekukan kartu ku aku akan bercerai denganmu."
Leonardo yang merasa kesal mengabaikan perkataan istrinya, ia pun mengendarai mobilnya dengan laju meninggalkan rumahnya.
"Leonardo Valentino, kalau kita bercerai kau yang rugi dan bukan aku, aku akan menuntut sebanyak sembilan puluh persen hartamu agar kau tidak bisa pelihara selingkuhan di luar...," teriak Zanana.
"Hm...aku masih ingat dulu kau yang mengejarku dan melamarku, sekarang kau tidak bisa seenakmu untuk pelihara ja.lang di luar sana," ketusnya.
"Lihat saja nanti kau pasti menyesal kalau bersikap seperti itu padaku," gumam Zanana.
Leonardo melajukan mobilnya dan melewati semua mobil yang ada di depannya, rasa kecewa yang melanda dirinya membuatnya tidak bisa bertahan. bersabar selama tiga tahun hanya demi menunggu perubahan istrinya akan tetapi akhirnya ia hanya bisa menahan kecewa dan sakit hati dari wanita yang dia cintai itu.
"Mungkin aku adalah pria bodoh yang harus berhadapan dengan istri yang seperti ini, bukan satu dua hari, tapi tiga tahun. sudah cukup semuanya sampai di sini," batin Leonardo.
Leonardo mengeluarkan handphonenya dari saku dan menekan nomor tujuan.
"Hallo, Tuan Valentino," sapa seorang pria yang di seberang sana.
"Kelvin, mulai hari ini kau sebagai pengurus hotel, dan jika Zanana berani membuat keributan, panggil security mengusirnya. dia sudah tidak memiliki hak apapun dia sana!"
"Tuan, saya akan lakukan perintah Anda."
"Hubungi Bank! suruh mereka bekukan kartu kredit milik Zanana!"
"Baik, Tuan."
Setelah sesaat kemudian Leonardo memutuskan panggilannya.
"Zanana, jangan main-main denganku! walau kau adalah istriku, tapi kalau kau sudah terlewat batas, jangan salahkan aku menghilangkan kuasamu di hotelku," ucap Leonardo.
Keesokan harinya.
L.V Group.
Aaron sedang bersama dengan Leornardo di ruang kantor sahabatnya itu.
"Apa rencanamu ke depannya?" tanya Aaron.
"Tidak ada," jawab Leornardo sambil membaca file.
"Kenapa tidak pisah saja kalau memang sudah tidak bisa bertahan?"
"Aku masih memikirkan masa lalu kami, bagaimanapun aku masih ingat di saat aku tertarik padanya di saat itu."
"Itu semua sudah berlalu, selama ini dia selalu saja hidup berfoya-foya sehingga tidak mengurus makan dan minummu, kalau saja aku di posisimu maka aku sudah pergi dari dulu mana mungkin aku harus bersabar dengannya. di dunia ini masih banyak wanita yang lebih cantik dan baik dari dia. hanya kamu saja yang bisa bersabar selama tiga tahun," ucap Aaron sambil mengeleng-geleng kepala.
"Bagiku pernikahan bukanlah sebuah drama, tapi ikatan suami istri untuk selamanya. menurutku selagi aku masih bisa bersabar aku akan berusaha untuk bersabar. mungkin saja suatu saat dia bisa berubah."
"Tapi bukan berubah malah semakin parah, Zanana bukan lagi gadis desa yang lemah lembut. dia sudah berubah menjadi wanita yang liar," kata Aaron.
"Aku akan berpisah sementara dengannya, aku tidak ingin tertekan dengan soal ini."
"Ada baiknya kau melakukan itu, kau masih muda, tampan, dan kaya. seharusnya dia yang takut kau bisa berpaling ke yang lain," ujar Aaron.
"Aku tidak berpikir ke sana, pernikahan ini membuatku trauma dan aku tidak akan percaya dengan wanita lagi!"
"Tidak semua wanita seperti dia, dia hanya gadis desa yang masih bersifat kampungan. sehingga dia berubah sikap saat dia sudah kaya setelah menikah denganmu. sedang wanita kota saja masih baik dibandingkan dengan dia," ujar Aaron.
"Aku lupa satu hal, perusahaan Unique ingin bekerja sama dengan kita, pengurus perusahaan Unique akan berjumpa denganmu," kata Aaron.
"Perusahaan Unique?"
"Iya, apa kamu masih ingat gadis cantik yang kita jumpa di depan club malam? dia adalah putri Jhones Unique, Michelle Unique dan kakaknya bernama Johan Unique."
"Aku ingat, perusahaan Unique sangat terkenal, kenapa mereka tiba-tiba saja ingin bekerja sama dengan kita?"
"Mungkin saja L.V Group adalah perusahaan besar. selama ini mereka sangat suka bekerja sama dengan perusahaan besar mana pun. kita bisa pertimbangkan untuk kerja sama dengan mereka," kata Aaron.
"Kapan mereka datang?"
"Kalau kamu berminat mereka akan datang hari ini juga," jawab Aaron.
"Hubungi mereka! perusahaan Unique adalah salah satu perusahaan yang ku kagumi selama ini. tidak ada alasan aku menolak mereka," ujar Leonardo.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!