NovelToon NovelToon

Kaisar Petarung : Perjalanan Zhang Yu

Chapter... 1 : Kebangkitan Seorang Sampah

"Kota Qian Gu!"

Seorang pemuda memandang gapura di salah satu sisi pintu masuk wilayah kota. Matanya yang hitam legam memandang dengan lekat kawasan yang tampak akrab dan familiar.

Pemuda itu memejamkan mata sekilas, pikirannya melayang jauh ke depan sambil mengingat kenangan masa lalu.

"Sampah! Dasar kau sampah tidak berguna. Kau adalah aib bagi Klan Zhang."

"Zhang Yu! Tetua Kedua pasti malu mempunyai anak sepertimu. Tidak berguna!"

Di Kota Qian Gu, siapa yang tidak mengenal nama Zhang Yu. Lelucon paling terkenal dari Klan Zhang dalam beberapa tahun terakhir. Generasi sampah yang tidak berkemampuan dan tidak memiliki masa depan.

Di saat anak berusia 10 tahun mulai mengumpulkan Qi dan berkultivasi, tapi terjadi masalah pada tubuh Zhang Yu hingga menyebabkan dirinya tidak bisa berkultivasi dan menjadi sampah.

Awalnya memang tidak ada yang mempermasalahkan hal itu, ataupun memberi tekanan pada Zhang Yu. Namun, setelah berlalu tahun demi tahun dan Zhang Yu masih tidak bisa berkultivasi, orang-orang dari Klan Zhang mulai menyingkirkannya dan memandangnya dengan hina.

Bahkan jika Zhang Yu adalah putra seorang tetua, hal itu tidak mengubah pandangan semua orang tentang dirinya yang tidak berguna. Malah identitas ayahnya sebagai tetua membuat semua orang semakin menjelekkannya. Mengatakan ayahnya sangat tidak beruntung memiliki putra sepertinya.

Ketika mengingat masa-masa itu, mata Zhang Yu berubah merah dan penuh kebencian. Hinaan, cacian, dan sindiran seolah menjadi menu wajib saat ia meninggalkan pintu kediaman.

Namun, itu dulu. Zhang Yu yang sekarang telah berubah. Dua tahun lalu dia pergi meninggalkan Kota Qian Gu memasuki sebuah lembah yang terkenal angker, bernama Lembah Tengkorak. Tidak satu pun orang di Kota Qian Gu berani memasuki lembah itu karena rumor yang berseliweran membuat tubuh bergidik ketakutan.

Zhang Yu pada saat itu mendengar dari seorang pengemis tua ada benda ajaib yang muncul di ujung lembah tengkorak. Di saat tidak ada orang lain yang percaya dengan ucapan pria tua itu, Zhang Yu yang mendengar jika benda ajaib ini dapat menyembuhkan segala jenis penyakit pun tidak memiliki pilihan selain percaya.

Keesokan paginya Zhang Yu mengumpulkan persediaan dan pergi ke lembah tengkorak untuk mencari barang ajaib yang dimaksud. Sialnya, barang ajaib itu sungguh adalah bualan pengemis tua. Tidak ada barang ajaib, bahkan pada saat pertama memasuki lembah tengkorak Zhang Yu hampir mati dikepung oleh binatang spiritual.

Beruntung pada saat sekarat, seorang pria tua muncul dan menyelamatkannya. Pria tua itu membawanya ke sebuah goa, merawat luka bahkan membantunya berkultivasi.

"Guru!" Tanpa sadar satu lengkungan senyum tercipta di garis bibirnya saat terbayang wajah pria tua itu.

Karena merasa wajah Zhang Yu mengingatkannya dengan seseorang, pria tua itu mengangkat Zhang Yu sebagai muridnya. Tidak cukup dengan memberi beberapa sumber daya yang melimpah, tapi juga beberapa teknik pedang luar biasa.

Dalam dua tahun Zhang Yu berlatih di bawah bimbingan gurunya dan mencapai tingkat ahli bintang delapan di usia 19 tahun. Di saat generasi muda Kota Qian Gu yang seusia dengannya masih berada di tingkat pemula, Zhang Yu hampir mendekati puncak tingkat ahli dan akan mencapai tingkat master. Dia berubah dari seorang sampah menjadi genius berbakat.

Sebenarnya Zhang Yu ingin bertahan lebih lama dan berlatih dengan gurunya, tapi suatu malam gurunya tiba-tiba pergi meninggalkan goa. Bahkan hanya meninggalkan sebuah giok berwarna ungu serta sepucuk surat perpisahan. Ini memaksa Zhang Yu pergi meninggalkan lembah tengkorak dan kembali ke Kota Qian Gu.

"Dua tahun ... Entah bagaimana kabar ayah dan bibi sekarang ...." Zhang Yu menarik nafas agak dalam, mengingat sosok paling penting dalam hidupnya. Sang ayah--Zhang Long dan sang bibi--Zhang Bing.

Jika bukan karena dorongan mereka, Zhang Yu mungkin telah kehilangan arah dan terjebak dalam lautan depresi. Namun, ayah dan bibinya terus memberi semangat hingga Zhang Yu memiliki keinginan untuk mengubah jalan takdirnya.

"Hei lihat, siapa itu? Dia mengenakan sabuk Klan Zhang!"

"Wajahnya sedikit akrab, tapi aku tak ingat pernah melihatnya!"

Zhang Yu baru saja memasuki kota, semua tatapan terpusat padanya. Mereka penasaran dengan sabuk hitam dengan lambang naga yang menyala. Itu adalah milik Klan Zhang, satu dari tiga klan utama.

Zhang Yu tak menghiraukan tatapan mereka, meneruskan langkahnya menuju kediaman Klan Zhang yang sebentar lagi akan terlihat.

Namun pada saat ini, satu penduduk menebak dengan benar siapa dirinya. "Hei, apa kalian ingat berita dua tahun lalu? Tentang putra tetua kedua yang meninggalkan klan? Mungkin itu dia!"

Penduduk lain langsung menyahut. "Ya! Kabarnya setelah itu dia tidak lagi terdengar kabarnya. Bahkan sebagian orang telah menganggapnya tiada."

"Si sampah itu? Apa benar itu adalah dia? Lantas untuk apa dia kembali? Seorang sampah tetap akan menjadi sampah."

Langkah Zhang Yu spontan terhenti mendengar kalimat pedas beberapa penduduk tentangnya. Mata melirik dengan tajam, membuat sekelompok pria yang membicarakannya langsung beringsut gemetar.

Sekelompok pria meneguk ludah susah payah, tak percaya jika aura menakutkan itu terpancar dari seorang sampah seperti Zhang Yu. Namun mereka tidak tahu, Zhang Yu yang sekarang tidak dapat disamakan dengan sampah dua tahun lalu.

"Hei, apa kalian baru saja membicarakan Zhang Yu?" Dari sebuah gang, seorang pria muda berpakaian mewah berjalan sambil membelah kerumunan orang.

Beberapa orang menatap pria muda ini, wajah mereka berubah begitu tahu siapa sosoknya.

"Wen Xin? Dia adalah lima besar generasi muda yang dimiliki oleh Klan Wen. Untuk apa dia di sini? Ini adalah wilayah Klan Zhang."

"Wen Xin, meski bukan generasi muda paling mencolok. Di usianya yang masih 20 tahun, dia berada di tingkat ahli bintang satu. Tidak diragukan lagi bakatnya memang masuk dalam kelompok paling berbakat di Kota Qian Gu."

Pria muda bernama Wen Xin tidak menghiraukan tatapan semua orang yang begitu memuja terhadapnya. Dia melangkah dan berdiri tepat di hadapan Zhang Yu. "Aku pikir kau sudah bunuh diri karena merasa tidak berguna. Ternyata masih hidup, bahkan kembali ke Kota Qian Gu."

Sambil bicara dia melipat tangan di depan dada. Senyum meremehkan dia tunjukkan, seolah menghina dan memandang rendah Zhang Yu.

Namun Zhang Yu sama sekali tidak terpengaruh dengan provokasi tersebut, ia memutar mata dengan malas dan berniat untuk pergi.

Akan tetapi, apakah Wen Xin akan melepaskannya begitu mudah? Mustahil!

Wen Xin membentangkan tangan menghalangi jalan yang akan dilalui oleh Zhang Yu.

"Mau kemana? Aku belum selesai!"

Pada detik ini, penduduk yang ada di sekitar mulai bergemuruh. Berseru sambil memberi semangat seperti menonton sebuah pertarungan.

Perselisihan tidak mungkin lagi dielakkan, dan mereka berpikir Zhang Yu akan berakhir buruk di tangan Wen Xin.

Di sisi lain, Wen Xin sangat bersemangat karena mendengar kata-kata semua orang yang lebih berpihak padanya. Rasa ingin mempermalukan Zhang Yu seketika memuncak dan menjadi lebih berambisi.

Tiba-tiba dalam kepalanya terbesit sebuah ide cemerlang, bola matanya bersinar penuh semangat. "Kau ingin pergi, kan? Maka merangkak lah!"

Sambil berkata Wen Xin melebarkan kaki, lalu tangan memberi tanda agar Zhang Yu merangkak melewati celah bawah tubuhnya.

Semua orang di sana langsung tertawa terbahak-bahak. Air mata sampai keluar dari sudut mata mereka dan perut menjadi keram.

Wen Xin ikut tertawa, lalu tatapan matanya tertuju pada Zhang Yu yang bergeming seperti tak menggubris kalimatnya.

Apa-apaan?!

Sekejap wajah Wen Xin berubah merah. Dia mengangkat tangannya menunjuk tepat kening Zhang Yu. "Sialan! Apa kau tidak mau pergi? Cepat merangkak!"

Baru saja Wen Xin menutup mulutnya, tubuh Zhang Yu tiba-tiba berubah menjadi kelebat dan muncul tepat di hadapan Wen Xin.

Tidak ada yang tidak terkejut dengan hal ini. Bahkan Wen Xin sekali pun. Wen Xin mengangkat tangannya berniat mendorong tubuh Zhang Yu, tapi reaksinya tidak cukup cepat.

Zhang Yu menangkap tangan Wen Xin yang ingin mendorongnya, lalu tanpa aba-aba menghempaskan tubuh Wen Xin hingga menghantam salah satu bangunan yang ada di sekitar mereka.

Blam!

Sekali lagi hal ini membuat puluhan pasang mata terbelalak sempurna. Mereka semua menatap tidak percaya, seorang sampah terkenal mengalahkan Wen Xin dalam satu serangan.

Bahkan Wen Xin yang masuk dalam daftar lima besar generasi muda paling berbakat milik Klan Wen itu langsung pingsan setelah menerima pukulan. Kejadian ini, mereka semua hampir tidak bisa menerimanya.

"Zhang Yu, apa dia sekarang bukan lagi sampah? Dia bisa berkultivasi?"

"Apa mungkin selama dua tahun menghilang dia telah bertemu dengan keajaiban?"

Zhang Yu melepaskan genggaman tangannya dan berjalan menghampiri Wen Xin yang pingsan. Penduduk yang berjarak beberapa langkah langsung pergi menjauh karena takut dengan Zhang Yu.

Meski sebenarnya Zhang Yu tak memiliki pikiran apapun pada mereka, tapi para penduduk itu sadar telah menyinggung seseorang yang salah. Mereka tentu tidak lupa bagaimana sebelumnya menghina dan merendahkan Zhang Yu. Jangan sampai Zhang Yu mengingatnya dan mencari perhitungan. Karena sudah pasti mereka akan babak belur dengan kekuatan Zhang Yu yang sekarang.

Chapter... 2 : Mengakhiri Kontrak Pernikahan

Setelah memukul Wen Xin hingga pingsan, Zhang Yu pergi begitu memberitahu penduduk agar tidak membantu.

Tentu saja tidak satu pun penduduk berani membantah ucapannya. Bahkan ketika punggung Zhang Yu sudah menghilang dari pandangan mereka, tetap tidak ada yang mendekat ke tempat Wen Xin. Mereka akan berputar ketika ingin berjalan, menganggap Wen Xin sebagai bangkai yang mengeluarkan aroma busuk jika terlalu dekat.

Di sebuah kediaman, Zhang Yu berjalan sambil bersenandung. Dia sangat tidak sabar untuk bertemu dengan ayah juga bibinya yang telah ia tinggal kurang lebih dua tahun.

Mereka pasti akan sangat senang! Pikirnya.

Zhang Yu sudah berada di halaman, pintu utama akan tampak setelah beberapa langkah. Akan tetapi, langkah kakinya terhenti melihat ayahnya yang tengah berjalan dengan dua orang. Satu pria paruh baya sementara satu lainnya adalah seorang wanita muda.

Tidak butuh waktu lama bagi Zhang Yu untuk mengenali siapa mereka. Tetua keenam--Zhang Zhou dan juga putrinya, Zhang Ying.

"Untuk apa mereka menemui ayah?" Zhang Yu mencari tempat yang aman, tidak ingin mereka tahu jika ia mencuri dengar percakapan.

"Tetua Kedua, bukannya aku tidak ingin melanjutkan kontrak pernikahan ini. Hanya saja putramu sudah dua tahun tidak kembali. Siapa yang akan menjamin jika dia masih hidup sampai sekarang?"

Zhang Long melebarkan mata mendengar perkataan Zhang Zhou, tapi dengan segera ia menahan amarahnya karena mengingat hubungan di antara mereka.

"Tetua Keenam, aku berharap kontrak pernikahan ini tetap berlanjut. Aku yakin Yu'er akan kembali."

Zhang Zhou menjadi bingung, sementara Zhang Ying sudah tidak tahan dan mulai angkat bicara. "Paman, putramu tidak bisa berkultivasi. Bahkan jika dia kembali, aku juga tidak akan bersedia menikah dengannya. Seorang wanita membutuhkan pria yang kuat, bukan sampah sepertinya."

"Bahkan boneka kayu mungkin lebih baik darinya," dengusnya pelan.

Zhang Yu yang mendengar lengkap percakapan mereka merasakan wajahnya panas dipenuhi amarah. Tangan mengepal dan mata menjadi tajam.

"Sesuai keinginanmu! Aku juga ingin membatalkan kontrak pernikahan ini."

Suara yang entah dari mana membuat tiga orang yang sedang bicara menyipitkan mata. Pandangan mereka kemudian tertuju pada sosok pemuda yang baru saja keluar dari persembunyian sambil membawa gulungan yang mana itu adalah kontrak pernikahan.

Srak!

Dalam satu sobekan kontrak pernikahan terkoyak dan hancur. Zhang Yu merobeknya tepat di depan wajah Zhang Ying dan menjatuhkannya seperti sampah.

Zhang Ying terlepas dari keterkejutan. Dia menatap sobekan kontrak pernikahan dan wajahnya memerah.

Seharusnya dia puas dengan hal itu. Tapi memikirkan Zhang Yu yang merobek kontrak pernikahan, membuat dirinya merasa sebagai pihak yang dibuang. Padahal Zhang Yu hanya seorang sampah. Tidak! Ia tidak terima!

Zhang Ying merapatkan gigi, kedua tangannya sudah terkepal. Beruntung ada Zhang Zhou sang ayah yang segera menenangkannya. "Ying'er, ini adalah tujuan kita. Apa kita bisa kembali?" tanyanya dengan seulas senyum.

Cih!

Meski dengan rasa enggan, Zhang Ying menurut dan pergi kembali ke kediamannya. Tapi rasa benci pada Zhang Yu masih sangat dalam bahkan bertambah besar dari sebelumnya.

Sementara Zhang Long, pria itu masih diam seperti patung sejak kemunculan Zhang Yu. Perlahan mengerjapkan mata lalu menelisik sosok di hadapannya.

"Yu'er?!"

Zhang Yu mengangguk. "Benar ayah, aku Yu'er putramu."

Air mata pria paruh baya itu tidak lagi dapat terbendung, dia memeluk sang putra yang telah meninggalkannya dua tahun.

Setelah puas Zhang Long baru melepaskan Zhang Yu, lalu berkata, "Saat bibimu membaca surat yang kau tulis, dia sangat khawatir dan tidak tidur selama beberapa hari."

"Su-sungguh?" Dua alis Zhang Yu sedikit terangkat.

"Tentu ...."

"Tentu saja tidak. Justru itu ayahmu yang sangat khawatir sampai tidak tidur. Meski bibi juga khawatir tapi bibi yakin kau pasti baik-baik saja."

Zhang Bing, sang bibi membuka pintu masih dengan duduk di atas kursi roda, tangannya terlipat di depan seolah menghardik Zhang Long yang membuat cerita palsu.

"Bibi ... Ayah?" Zhang Yu tidak percaya dengan kenyataan ini.

Zhang Long membuang muka, dia mengajak Zhang Yu masuk ke dalam. "Jangan percaya, tidak ada hal seperti itu."

Senyum terukir di wajah Zhang Yu, kenangan keluarga ini masih tetap terjaga. Sama seperti dua tahun lalu sebelum kepergiannya.

Mereka duduk di ruang tamu, Zhang Bing pergi ke dapur dan kembali dengan makanan serta minuman. Keterbatasan tidak menghapus niatnya untuk memberi yang terbaik bagi keponakannya.

"Yu'er, apa kau baik-baik saja?" tanya Zhang Long setelah duduk berhadapan dengan sang putra.

Zhang Yu menikmati makanan buatan bibinya, menganggukkan kepala seperti tidak ada beban.

"Jangan terlalu memikirkannya, Ayah punya kenalan seorang teman yang memiliki anak gadis. Dia juga cantik, kau jangan ...."

"Ayah, kau salah paham. Aku sama sekali tidak memikirkan kontrak pernikahan itu. Lagi pula dia yang tidak menghargaiku tidak layak berdiri di sampingku."

Mendengar ini Zhang Long sadar. Ia terlalu meremehkan putranya. Zhang Yu sama sekali tidak merasa tertekan atau seperti yang ia pikirkan.

"Yu'er, bagaimana dengan perkembanganmu? Apa ada kemajuan?" tanya Zhang Bing berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"..."

Zhang Yu sejenak diam, ekor matanya melirik ayah serta sang bibi, keduanya sangat penasaran dengannya. Entah dari mana dan sejak kapan, tiba-tiba saja muncul ide jahat untuk mengerjai mereka.

"Masih belum ...." Sambil berkata Zhang Yu menundukkan wajahnya, kepala bergoyang dengan lemah.

Seketika Zhang Bing merasa bersalah, begitu pula dengan Zhang Long. Pria itu segera menepuk pundak Zhang Yu dan menyemangatinya. "Yu'er, jangan menyerah! Bahkan jika kau tidak bisa berkultivasi, selama masih ada ayah, kau tidak perlu khawatir."

Zhang Yu yang melihat ekspresi ayah serta bibinya tidak lagi bisa menahan tawa.

Hahahahaha...

Zhang Yu tertawa sambil mengusap sudut matanya yang berair, tentu saja hal ini membuat pasangan adik dan kakak itu menjadi heran.

"Kenapa, apa ada yang salah?"

Zhang Yu masih tertawa, membuat Zhang Bing mengulurkan tangan dan memeriksa keningnya. "Tidak panas, tapi kenapa seperti ini?"

Pada waktu ini Zhang Yu menyingkirkan tangan Zhang Bing sambil menarik nafas dalam. "Ayah, bibi, aku hanya bercanda."

Zhang Yu mengedarkan Qi miliknya, Zhang Long juga Zhang Bing yang merasakannya seketika terdiam. Mata mereka terbelalak sempurna dan tangan bergetar karena tak menyangka.

"Yu'er, kau ...."

Zhang Yu mengangguk. "Ya Ayah, Bibi. Aku bukan lagi sampah tak berguna. Sekarang aku dapat berkultivasi."

"..."

"Yu'er, kau mengejutkan ayah. Tapi ayah senang mendengarnya."

Setelah diam beberapa saat, Zhang Long tidak bisa menahan rasa bahagianya. Terlebih ketika menyadari tingkat kultivasi Zhang Yu yang telah mencapai tingkat ahli bintang delapan.

Usia 17 tahun mencapai tingkat pemula bintang tujuh sudah bisa dikatakan genius, usia 20 tahun mencapai tingkat ahli bintang satu dikatakan genius yang langka. Tapi ... Zhang Yu yang masih berusia 19 tahun sudah mencapai tingkat ahli bintang delapan. Bahkan dirinya saat itu yang dikatakan genius Kota Qian Gu baru berhasil mencapai tingkat yang sama pada usia 24 tahun.

Bukankah berarti bakat Zhang Yu lebih baik darinya. Bahkan seluruh Kota Qian Gu tidak ada yang dapat dibandingkan dengannya.

Zhang Long senang sampai tidak bisa berkata-kata, dia menatap Zhang Yu berkaca-kaca.

"Yu'er, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

Zhang Yu mendongak dan mata legamnya menggambarkan sebuah tujuan besar. Dia tersenyum pada sang ayah lalu berkata, "Acara kedewasaan. Aku akan mengikuti acara kedewasaan, Ayah."

Zhang Long termenung mendengar perkataan Zhang Yu. Keningnya perlahan berkerut. "Yu'er, kau tidak lagi harus ikut dalam acara kedewasaan. Dengan bakatmu yang sekarang, Ayah yakin ...."

Tidak menunggu ayahnya selesai bicara, Zhang Yu menggelengkan kepala. Tentu saja hal ini membuat Zhang Long dan Zhang Bing menyipitkan mata.

"Tidak ayah, aku harus mengikuti acara kedewasaan. Karena itu adalah kewajiban bagi anggota Klan Zhang." Sambil berkata senyum di wajahnya mengungkap sebuah niat terselubung. Zhang Long menatap Zhang Bing, tapi sama seperti sang kakak, ia tidak bisa mengetahui isi pikiran Zhang Yu.

Chapter... 3 : Kondisi Fisik Spesial

Berita tentang kepulangan Zhang Yu menjadi perbincangan hangat seluruh Kota Qian Gu.

Pemuda yang sejak beberapa tahun lalu dikabarkan meninggal, tiba-tiba kembali dan mengalahkan Wen Xi yang merupakan genius Klan Wen. Tentu saja hal ini sangat mengejutkan. Mengingat Zhang Yu terkenal sebagai sampah tidak berguna yang tidak bisa berkultivasi.

Sementara sebagian orang sibuk membicarakan dirinya, Zhang Yu berdiam di dalam ruangan sambil membaca sebuah kitab. Kitab usang berwarna coklat dengan tulisan "Budidaya Tubuh" di bagian depan.

Pria berparas tampan itu tampak begitu serius. Saking kokohnya niat dalam dirinya, dia tak menggubris ketika rambut panjangnya menutup separuh wajahnya.

Akan tetapi, setelah diam cukup lama pada akhirnya dia menyerah dan membuang kitab itu ke atas tempat tidur.

"Ck! Guru hanya mengajariku bagian pertama teknik budidaya tubuh. Aku berpikir dapat mempelajari bagian kedua secara mandiri, tapi siapa yang mengira ini akan sulit!" Zhang Yu sedikit frustrasi.

Jika orang lain dapat berkultivasi dengan menyerap energi alam atau pill kultivasi. Zhang Yu berbeda. Hal itu karena Zhang Yu memiliki Fisik Tungku Dewa Kuno yang mana dia hanya bisa berkultivasi dengan menyerap energi kekuatan dari inti binatang spiritual.

Orang-orang di Kota Qian Gu tidak ada yang tahu tentang Fisik Tungku Dewa Kuno. Oleh karena itu Zhang Yu dianggap tidak bisa berkultivasi dan dicap sebagai sampah.

Sesungguhnya, mereka hanya tidak tahu betapa luas dunia. Terlalu banyak keajaiban yang tak bisa dilihat oleh mata.

Beruntung bagi Zhang Yu bertemu dengan gurunya yang kemudian memberinya Kitab Budidaya Tubuh. Walau hanya mengajarinya bagian pertama, itu sudah cukup membuat Zhang Yu dapat berkultivasi.

"Sudahlah. Untuk saat ini aku akan fokus meningkatkan kultivasi." Zhang Yu mengeluarkan kristal trigonal berwarna ungu dari cincin penyimpanannya. Tentu saja itu bukan cincin asli miliknya, melainkan cincin pemberian gurunya. Begitu pula dengan inti binatang spiritual tersebut yang juga milik sang guru.

Zhang Yu mengambil sikap duduk bersila, menyatukan tangan dengan inti binatang spiritual tepat di antara kedua telapak tangannya.

Satu detik kemudian telapak tangan Zhang Yu mengeluarkan aliran cahaya berwarna emas. Cahaya itu berputar, kemudian menyebar ke tubuh dan menghilang.

Secara bersamaan, tubuh Zhang Yu memancarkan fluktuasi energi yang meluap-luap. Seiring bertambahnya waktu, energi menjadi semakin kuat.

Blam!

Mata Zhang Yu yang terpejam tiba-tiba terbuka disertai senyum mengembang. Pria berwajah oriental itu menjilat bibirnya sambil melihat telapak tangan yang dipenuhi pecahan inti binatang spiritual.

"Sekarang aku berada di tingkat ahli bintang sembilan. Satu langkah lagi dan aku akan masuk ke tingkat master."

Tingkat kultivasi terdiri dari tujuh tingkatan. Tingkat paling dasar adalah tingkat pemula. Kemudian berturut-turut setelahnya adalah tingkat ahli, tingkat master, tingkat grandmaster, tingkat senior, tingkat suci dan tingkat surgawi.

Masing-masing tingkatan terdiri dari sembilan bintang kekuatan. Bintang satu adalah gerbang pertama, sementara bintang sembilan adalah gerbang pembatas untuk mencapai tingkat lebih tinggi.

"Yu'er, apa kau di dalam?"

Zhang Yu mengangkat wajahnya menatap pintu ruangan. Dia bangkit sambil mengumpulkan pecahan inti binatang spiritual.

"Ada apa, Bibi? Apa ada masalah terjadi?" Sambil membuka pintu Zhang Yu langsung bertanya pada bibinya.

Tapi Zhang Bing malah menautkan kedua alisnya dan menatap Zhang Yu heran. "Apa ayahmu tidak memberitahu?"

Zhang Yu menggelengkan kepala. "Sejak kemarin malam aku di dalam ruangan. Ayah tidak sekalipun datang atau sekadar mengetuk pintu. Memangnya ada apa, Bibi?"

Zhang Bing menghela nafas. "Ayahmu memang sangat pelupa. Belum terlalu tua tapi sudah pikun."

"Pagi ini ada pertemuan klan. Semua ...."

"Bibi, bukankah itu hanya pertemuan? Memang apa yang penting?" Baru juga menyelesaikan kalimatnya. Zhang Yu beringsut kusut mendapat tatapan tajam dari sang bibi.

"Tidak bisakah kau diam dulu?! Bibimu ini masih belum selesai!"

He-he...

Zhang Yu hanya menggaruk tengkuk kepala yang tak gatal. Sementara Zhang Bing tampak kesal.

"Pertemuan ini berbeda. Bisa dikatakan pertemuan ini juga berhubungan dengan acara kedewasaan. Terlebih pagi ini kita kedatangan pangeran kelima. Kau harus cepat ke aula. Siapa yang tahu akan dapat keberuntungan di sana."

"Pangeran kelima?" Zhang Yu menyipitkan mata dan menatap sang bibi dengan lekat.

Siapa yang tidak tahu dengan pangeran kelima. Dia adalah satu dari tujuh pangeran Kekaisaran Xuan.

Kota Qian Gu sendiri merupakan wilayah paling timur Kekaisaran Xuan. Juga merupakan kota terbelakang jika dibandingkan dengan tiga kota lainnya. Belasan tahun dirinya tinggal di Kota Qian Gu, tidak pernah sekalipun mendengar anggota keluarga kekaisaran datang secara langsung.

Meski setiap tahun akan ada menteri-menteri utusan yang melakukan pengawasan, sungguh baru kali ini seorang pangeran datang berkunjung.

"Kau malah bengong. Cepat ke aula atau kau akan terlambat!"

Zhang Yu terkesiap ketika Zhang Bing mencubit lengannya. Dia meringis meski itu sebenarnya tidak sakit. "Bibi, kau ini benar-benar tidak berubah."

"Apa kau akan membuang waktu di sini? Cepat pergi!"

"Baik-baik! Aku pergi sekarang."

"Begitu baru benar," ucap Zhang Bing melihat Zhang Yu berlari keluar.

...

Di aula Klan Zhang. Sebagian besar anggota klan telah berkumpul setelah tahu akan diadakan pertemuan. Terlebih ketika mendengar jika salah satu kandidat putra mahkota--pangeran kelima--datang ke kediaman dan ikut dalam pertemuan.

"Ayah, di mana pangeran kelima? Kenapa belum juga datang sampai saat ini?" Zhang Ying bertanya pada ayahnya, Tetua Keenam--Zhang Zhou.

"Ayah juga tidak tahu. Tapi sepertinya akan segera datang bersama patriark," jawab Zhang Zhou.

"Ying'er, entah ini hanya perasaan ayah saja atau memang kau terlihat begitu bersemangat?"

Zhang Ying tertawa lirih. "Ayah, siapa yang tidak semangat jika dapat bertemu dengan pangeran kelima? Terlebih selain pangeran ketujuh, pangeran kelima belum memiliki istri. Mungkin ini adalah takdir pangeran kelima datang ke Kota Qian Gu."

Zhang Zhou tertegun beberapa saat mendengar ucapan putrinya. Dia berkedip dua kali lalu berdehem. "Pangeran kelima memang belum memiliki istri. Tapi kau jangan mencoba untuk memprovokasinya. Klan Zhang terlalu lemah untuk menyinggung keluarga kerajaan."

"Kau tenang saja, Ayah. Aku tidak mungkin melakukan sesuatu yang akan membuat Klan Zhang celaka."

Zhang Zhou mengangguk. "Ayah percaya padamu."

"Eh-eh ... Ada yang datang. Cepat lihat! Mungkin kali ini adalah pangeran kelima!" Orang-orang di dalam aula menjadi riuh ketika terdengar suara langkah kaki dari lorong pintu masuk.

Satu persatu dari mereka mengalihkan pandangan ke lorong dan menganggap yang datang benar-benar adalah pangeran kelima.

Tapi ... Mereka sungguh harus kecewa karena yang datang bukanlah pangeran kelima. Melainkan Zhang Yu yang dengan santai berjalan menuju barisan tempat duduk kosong.

Hem...

"Kenapa semua orang menatap ke arahku?" gumamnya. Meski Zhang Yu tahu dirinya sangat tampan, tapi tatapan mereka ini sedikit berlebihan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!