Ratu tengah bercanda ria bersama Raja. Saat ini mereka tengah berjalan menelusuri koridor demi koridor SMA Harapan Bangsa, sekolah yang sangat di cintai mereka. Langkah Ratu terhenti saat menyadari kalau topi upacara yang dia miliki tertinggal di rumah, Ratu menepuk jidatnya keras pertanda dia lupa. Raja menghampiri Ratu dengan tas yang di sampirkan di pundak kanannya.
“Ada apa Rat?” tanya Raja saat mereka tengah berhadapan.
“Raja.. Ratu lupa bawa topi. Gimana dong, nanti Ratu di hukum.” panik Ratu. Raja berfikir sejenak, sebelum merogoh tas warna cokelat pekatnya.
“Nih, pake aja punya Raja.” Raja menyerahkan satu topi yang bertuliskan SMA Harapan Bangsa, kedepan Ratu.
“Tapi Raja, nanti Raja kena hukum lagi.” tutur Ratu. Raja tersenyum, dia mengacak rambut hitam panjang Ratu.
“Nggak papa, yang penting Ratu nggak di hukum” ucap Raja. “ Yah udah yuk kekelas.” Lanjutnya, Ratu hanya mengangguk membenarkan ucapan Raja. Mereka pun melanjutkan langkah mereka menuju kelas.
*__________________________________________*
Raja dan Ratu sekarang tengah berdiri di lapangan besar yang sudah mulai ramai dengan siswa dan siswi dari semua kelas yang ada. Ratu berdiri tepat di samping Raja yang tak mengenakkan topi, sekarang Raja tengah menahan panas yang sedari tadi membuat matanya silau dan buram. Namun, sebisa mungkin Raja terlihat biasa saja karna dia tidak mau kalau Ratu merasa bersalah.
“Raja, Raja yakin nggak papa? Hari ini panas banget tau.” Ucap Ratu. Raja memicingkan matanya menatap Ratu yang sekarang tengah berada di sampingnya, Raja menaruh telapak tangannya tepat di kening cowok itu.
“Nggak papa, yang penting Ratu nggak kena hukum.” jawab Raja tersenyum tipis. Ratu hanya mengangguk.
“RAJA DEOVANO GEBASTIAN!!” teriak Ibu Lita nyaring, dia berjalan menghampiri Raja. Ibu Lita langsung menarik telinga Raja membuat sang empunya meringis kesakitan.
“Apa salah Saya Bu, Kan Saya nggak berisik?” tutur Raja membela diri.
“Kamu masih nanya salah Kamu apa? Kenapa Kamu nggak pakai topi!”
“Saya kelupaan Bu, lagian juga kena sinar matahari di pagi hari itu sehat Bu.” alibi Raja. Bu Lita makin mengencangkan tarikannya pada telinga Raja dan menarik Raja keruang BK. Ratu menepuk jidatnya geram, mengapa Raja selalu membantah kalau di peringati oleh guru. Rajaaa!!
“Raja pasti bakalan di hukum, Ratu kenapa Kamu sering lupa bawa topi sihh.” tutur Ratu.
“Sabar Rat. Pasti Raja Cuma di hukum berdiri di lapangan sampe jam istirahat.” Ucap Salma pada Ratu. Ratu hanya mengangguk.
+_______+
Sedangkan di dalam ruangan BK, Raja tengah duduk di depan Pak Rendi selaku Guru BK. Sekarang yang Raja lakukan hanya mengabsen nama-nama binatang di kebun binatang yang biasanya dia dan Ratu kunjungi kalau mereka di ajak oleh Yudha dan Nugi.
“ Kambing, Monyet, Gajah, Jerapa, Kuda, Kucing, Kelinci, Kupu-kupu, Burung, Ayam, Katak, Anjing kalo Gue liat Ratu nangis.” Batin Raja yang di akhiri oleh umpatan.
“Raja kenapa Kamu nggak pake topi?” tanya Pak Rendi dengan nada santai.
“Saya lupa Pak.” jawab Raja tak kalah santai. Pak Rendi menghembuskan nafasnya pasrah, Raja sudah sering masuk Ruang BK untuk melindungi Ratu dan imbalannya Ratu akan membelikannya es krim untuknya sebagai tanda maaf.
“Jangan di ulangi lagi yahh. Sekarang bapak minta Kamu buat berdiri di lapangan sampai jam istirahat di mulai, bisa Raja?.” Raja hanya mengangguk, dia berjalan keluar tanpa permisi sekarang dia akan melaksanakan hukuman yang di berikan Pak Rendi untuknya.
Raja berdiri di bawah teriknya matahari yang menyilaukan mata. Sekarang dia tengah melaksanakan hukuman yang di berikan Pak Rendi kepadanya. Yahh, berdiri di lapangan sampai jam istirahat.
“Nggak apalah Gue di hukum, yang penting Ratu nggak sakit karna kepanasan.” Gumamnya pelan. Bagi Raja, yang terpenting adalah Ratu. Karna Ratu adalah seseorang yang paling berharga di hidupnya. Jika Raja harus memilih, Harta atau Ratu maka yang Raja pilih adalah Ratu.
“Harta bisa di cari, tapi Ratu susah untuk di cari penggantinya.” ucap Raja tersenyum. Raja sangat menyayangi Ratu begitupun sebaliknya.
*_________________________________*
Ratu tengah menikmati bakso kesukaannya di kantin sekolah, dia tengah sendiri saat ini. Biasanya Raja selalu di samping Ratu, tapi sekarang entah tak tau di mana cowok itu berada.
“Ehh Ratu cantik, lagi makan bakso yahh?” Iqbal tiba-tiba datang dan langsung duduk di depan Ratu. Ratu menatap sengit kearah Iqbal sungguh dia benci Iqbal.
“Pergi Kamu ganggu Aku makan aja!” gertak Ratu galak.
“Widih galak banget, jangan galak-galak nanti Aku kurung nihh di gudang.” Ancam Iqbal sambil mencolek dagu Ratu. Mesum!!!
Brakk
Ratu mengebrak meja dengan keras membuatnya menjadi pusat perhatian sekarang. Iqbal berdiri dan menarik pergelangan tangan Ratu membuat sang empunya meringis kesakitan.
“Lepasin tangan Ratu.. Iqbal sakit.” ringis Ratu kesakitan saat Iqbal memegang pergelangan tangannya dengan kencang.
“Sayangnya Gue nggak bakal lepasin Lo gitu aja, sekarang ayo ikut Gue!!!” gertak Iqbal nyaring. Air mata Ratu perlahan mulai turun
“Raja...” Ratu terus memanggil nama Raja dalam hatinya berharap Tuhan dengan berbaik hati mendatangkan Raja untuk menolongnya sekarang.
Bughh
Satu pukulan mendarat tepat di wajah Iqbal membuatnya jatuh tersungkur dengan darah yang keluar lewat sudut bibirnya, Iqbal menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya itu dengan sedikit decapan.
“Ratu, Ratu nggak papakan?” Raja bertanya khawatir.
“Tangan Ratu sakit Raja... hiks...hikss.” adu Ratu pada Raja. Yahh, yang memukul Iqbal adalah Raja Deovano Gebastian. Raja savage!!!
Iqbal berusaha untuk berdiri, Iqbal mendorong punggung Raja dengan kakinya membuat Raja kehilangan keseimbangan dan menabrak tubuh Ratu yang berada di hadapannya.
Bugh....
“Aduhhh” ringis Ratu sekarang punggungnya sudah sempurna menyentuh lantai koridor.
“Ratu” Raja mengepalkan kedua telapak tangannya kuat, dia berbalik dan memukul wajah Iqbal untuk yang kedua kalinya yang mana mampu membuat luka lebam di pipi Iqbal.
Bugh...
“Beraninya Lo nyentuh Ratu dengan tangan Lo yang kotor!!! Anjirr!!” Raja menarik kerah baju Iqbal geram.
“RAJA!!! IQBALL!!!” entah dari mana suara itu berasal tapi suara itu mampu memberhentikan perkelahian Raja dan Iqbal. Suara itu berasal dari Pak Rendi Guru BK. Pak Rendi langsung menghampiri Raja dan Iqbal.
“Kalian berdua ikut bapak keruang BK, SEKARANG!” tegas Pak Rendi. Raja menggaruk kepalanya yang terasa gatal menurutnya. Raja hendak pergi sebelum tangan mungil menahan pergelangan tangannya.
“Ada apa Ratu?.”
“Raja. Ratu ikut yahh?”
“Ratu. kan yang di panggil Raja sama Iqbal.” ucap Raja sambil memainkan rambut Ratu yang berwarna hitam pekat itu.
“Tapi Raja, Ratu takut Raja kena hukum lagi. Raja kan habis di hukum, masa harus kena hukum lagi.” cemas Ratu.
“Ratu palingan juga di skors, nanti kalo Raja di skors kita nggak berangkat sekolah bareng.” Ide Raja yang paling bodoh. Raja mengedarkan pandangannya mencari seseorang.
“Ka Nabila!!!” teriak Raja lantang. Seorang cewek berrambut sebahu menghampiri Raja dan Ratu. Dia Nabila Aleta yang Raja panggil. Dia kakak kelas yang paling baik dan polos.
“Ada apa, Ja?” Tanya Nabila to the point.
“Kak tolong anter Ratu ke UKS yahh, Ka. Raja di panggil soalnya.” pinta Raja.
“Ouhh yahh udah Raja pergi gih.”
“Iya Kak Makasih, Kakak baik banget pantes Kak Gilang milih Kakak jadi pacarnya.” Ucap Raja dan langsung berlari meninggalkan Ratu dan Nabila di kantin. Ratu memandang punggung Raja yang mulai menjauh darinya.
“Ayo Ratu kita ke UKS.” Ajak Nabila
“Iya Kak tapi Ratu beli minum dulu yahh.” ucap Ratu yang hanya di angguki Nabila. Setelah membeli minum Ratu dan Nabila berjalan beriringan menuju UKS.
Sedangkan di ruang BK Raja masih terus mengabsen nama-nama binatang yang dia ketahui sambil mengedarkan pandangannya keseluruh Ruang BK yang tidak terlalu megah seperti kamarnya itu. oke sombong!
Pak Rendi menatap kedua anak murid di depannya dengan raut tegas namun tenang
“ Jelasin sama bapak, siapa yang mulai duluan?” Tanya Pak Rendi.
“Lah mana Saya tau pak, dia’kan ikan.” Raja menunjuk Iqbal yang berada di sebelahnya. Mata Iqbal membulat dia menepak tangan Raja yang menunjuknya keras.
“Gue manusia Goblokk!!” tutur Iqbal tak terima.
“Iya Lo manusia, tapi kelakuan Lo kaya binatang.” balas Raja sengit.
“Lo kaya Monyet!”
“Lo kaya kambing!"
“Kambing di jual mahal harganya!”
“Tapi baunya nauzubillah!”
“KENAPA KALIAN JADI DEBAT SEPERTI INI!!” Gertak Pak Rendi geram.
“Pak Rendi... Pak Rendi... Pak Rendi... Pak Rendi.” Seorang cewek dengan rambut yang hitam panjang masuk kedalam Ruangan BK yang mana membuat tiga orang cowok yang ada di dalam ruangan terlonjak kaget.
“Ratu!!” ucap Raja terkejut. Yahh cewek itu Ratu. Ratu Tararana Ananta. Cewek polos, pintar, baik, cantik, maka dari itu Raja sangat mencintai Ratu sebagai seseorang yang sangat berharga di hidupnya.
Ratu menghampiri meja Pak Rendi dan berdiri tepat di belakang Raja.
“Pak Rendi, Ratu bakal marah yahh sama Pak Rendi kalo Pak Rendi hukum Raja.” Ratu mencibikkan bibirnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
“Kenapa gitu?” Pak Rendi memicingkan matanya tak mengerti.
“Karna Raja itu nggak salah Pak, yang salah itu anak kambing ini.” Ratu menunjuk Iqbal membuat Iqbal mendengus kesal, Raja terkekeh geli melihat Iqbal yang wajahnya memerah menahan amarah.
“Kenapa Lo selalu belain Raja sih Rat? Gue itu sayang sama Lo” Pengakuan Iqbal membuat Ratu menatap Raja kemudian tertawa bersama Raja membuat Iqbal mendengus kesal dan Pak Rendi yang sekarang tengah memijat pelipisnya pusing, tak mengerti lah rueddd.
“Nggak akan mungkin Ratu suka sama Lo.” Raja berusaha menghentikan tawanya.
“Ratu itu nggak cinta sama Iqbal jadi jangan mimpi.”
“RAJA IQBAL BAPA SKORS KALIAN SATU BULAN!!!” Teriak Pak Rendi semuanya membulatkan mata tak percaya, termasuk Ratu yang sudah membuka mulutnya tersentak.
“Lahh Pak salah Saya apa? Yang mulai duluan itu Raja dia udah mukul Saya Pak kok Saya juga ikut di skors, harusnya Raja doang dong Pak?.” Iqbal berucap dengan nada yang tak terima.
“Gimana Saya nggak mukul Pak? Orang Saya liat dia narik-narik Ratu secara paksa. Yahh Saya nggak terima Pak, coba aja istri Bapak di tarik sama orang secara paksa apa Bapak bakal diem aja?” Pak Rendi tercengang dengan ucapan Raja dan binggung untuk menjawab apa.
“Bapak nggak akan tinggal diem’kan Pak? Sama Pak. Saya juga nggak akan biarin ada luka sedikitpun di tubuh Ratu. Saya udah janji sama diri Saya sendiri, Pak. Saya akan jagain Ratu apapun resikonya. Kalaupun Saya harus mati sekalipun demi ngelindungin Ratu, Saya rela Pak. Karena bagi Saya, Ratu jauh lebih penting dari apapun Pak!” Ucap Raja bersungguh-sungguh terlihat dari wajahnya yang serius.
“Ahhh Raja uwwuuu” ucap Ratu sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. berulang-ulang Pak Rendi menghela nafas panjang untuk mengontrol emosinya.
“Saya tau Raja Kamu sangat menyayangi Ratu, tapi setidaknya cobalah untuk tidak menyakiti teman Kamu. Jadi Bapak skors kalian satu minggu sebagai hukumannya, dan Bapak gak nerima bantahan!” Ucap Pa Rendi tenang.
“Silahkan kalian keluar dari Ruangan Bapak, dan kembali kekelas kalian masing-masing.” ucap Pa Rendi, Iqbal yang mendengar itu langsung berlalu begitu saja tanpa pamit, tanpa permisi, langsung berjalan melewati Ratu yang sekarang tengah menatapnya dengan tatapan sengit.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, sekarang Ratu dan Raja tengah berada di koridor untuk pulang bersama. Raja berjalan dengan santainya, dia senang karna besok dia tidak sekolah dan bisa menikmati hukuman dengan bersantai di rumah aja.
Tentunya main game sepuasnya!
Ratu menghentikan langkahnya membuat Raja mau tidak mau harus menghentikan langkahnya mengikuti Ratu yang tengah menunduk ditengah jalan.
“Ratu? Ratu kenapa sihh?” tanya Raja heran.
Ratu mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Menoleh, Ratu menatap Raja yang sekarang tengah menatapnya dengan raut wajah yang khawatir
“Ratu sedih.”
“Lah sedih kenapa?”
“Kalo Raja di skors, Ratu sama siapa di sekolah?” Ratu mengusap matanya yang sedikit berair.
“Ratu, nanti Raja jemput dehh pulang sekolahnya. Lagian yahh Ratu. Raja itu capek, Raja mau istirahat.” ucap Raja jujur.
“Harusnya Raja nggak berantem tadi, coba aja kalo Raja nggak berantem pasti semuanya nggak akan kaya gini dan besok Raja masih sekolah dan nemenin Ratu.” ucap Ratu sedikit kecewa.
“Tapi Ra______”
“Ratu nggak butuh di lindungin Raja. Iya Ratu tau, tadi Ratu nangis Ratu cengeng, tapi seharusnya Raja nggak sampe berantem kaya tadi” Sela Ratu cepat.
“Tapi Ratu, Iqbal tadi udah kelewatan. Raja nggak suka liat Ratu di tarik paksa kaya tadi. Raja nggak suka liat Ratu terluka!” Raja menaikan nadanya tersulut emosi, yang berhasil membuat mata Ratu meneteskan kembali air mata yang sempat terjeda tadi.
“Iya Raja. Ratu tau. Tapi seharusnya Raja nggak berantem. Nggak semua masalah bisa di selesaiin dengan kekerasan Raja.” jelas Ratu dengan bibir yang gemetar.
“Terserah Ratu dehh, Raja capek kalo harus berantem gini sama Ratu. Harusnya itu Ratu bersyukur karna tadi Raja udah dateng dan nyelametin Ratu, emang Ratu bisa jamin dan yakin kalo Raja nggak dateng Ratu bakal baik-baik aja? Raja capek. Ratu nggak pernah bersyukur sama Allah. Karna udah hadirin Raja untuk ngelindungin Ratu. Udahlah Raja pulang aja, capek kalo harus berantem sama Ratu, ujung-ujungnya Raja juga yang harus ngalah.”
Raja meninggalkan Ratu di koridor sekolah yang sepi. Isak tangis Ratu tidak bisa dia tahan lagi Ratu makin terisak saat Raja meninggalkannya sendiri. Ratu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Raja...hikss...hiks... Maafin Ratu hiks...” isak Ratu pelan.
Langkah kaki Raja terhenti, dia menoleh dan mendapati Ratu yang tengah berjongkok dengan wajah yang tertutup. Raja berbalik, berjalan menghampiri Ratu dan meneluk tubuh wanita yang sangat dia sayangi.
Ratu merasakan ada seseorang yang memeluknya dari depan yang mana membuat tubuh Ratu menghangat seketika. Ratu mencium aroma parfum vanila, Ratu memeluk seseorang yang memeluknya erat itu.
“Ratu maafin Raja. Raja nggak bermaksud untuk bentak Ratu tadi, Raja emosi sama Iqbal. Ratu maafin Raja yah?” Raja menguraikan pelukkannya, dia menangkup wajah Ratu dan menghapus air mata yang membasahi pipi Ratu pelan.
“Ratu jangan nangis dong nanti Raja di marahin sama Bang Yudha sama Bang Nugi.” Raja mengulum senyum manisnya yang membuat Ratu ikut tersenyum karenanya.
Ratu menghapus sisa air mata di pipinya. Ratu mengambil botol air minum yang dia simpan di tasnya dan meneguknya sampai sisa setengah.
“Minta Rat.” Ratu memberikan botol minum yang berwarna biru itu kepada Raja. Raja tersenyum, menerimanya dan meneguknya sampai habis. Raja mengembalikannya kepada Ratu setelah menghabiskannya.
“Yahh udah yuk pulang.” Raja menggandeng tangan mungil Ratu. Ratu hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Raja.
“Ratu?”
“Iya Raja”
“Raja sayang Ratu.”
“Ratu juga sayang sama Raja. Kan Raja pelindungnya Ratu. Ratu nggak tau apa jadinya Ratu tanpa Raja.”
“Kalo suatu hari nanti Raja pergi dan nggak kembali, Raja harap Ratu bahagia yahh walaupun kebahagian itu bukan sama Raja.” ujar Raja.
“Raja ngomong apa sih? Ratu nggak suka, kalaupun Raja pergi Ratu pasti akan ikut sama Raja.” Raja menghentikan langkahnya saat berada tepat di dekat sepedanya, dia menatap Ratu kemudian tersenyum manis kearah Ratu yang mana membuat Ratu ikut tersenyum kearah Raja. Raja menarik Ratu kedalam pelukkannya, untung saja sekolah sudah sepi karena semua murid SMA Harapan Bangsa sudah meninggalkan kawasan sekolah.
“Entah kenapa yahh Rat. Raja ngerasa kalau Raja bakal ninggalin Ratu dan ngasih luka yang begitu menyakitkan buat Ratu.” Ratu mengurai pelukkan Raja, dia menatap Raja dengan sorot mata sulit untuk di artikan. Ratu tersenyum seakan tidak percaya kalau Raja akan meninggalkannya.
“Raja... Raja... emang Ratu nggak tau apa? Raja itu nggak bisa ninggalin Ratu. Raja juga selalu bahagiain Ratu. Nggak mungkin Raja nyakitin Ratu. Kan Raja sayang sama Ratu. iyakan?” Raja hanya mengangguk membenarkan ucapan Ratu.
“ Iya juga yahh, kenapa Raja mikir kaya gitu? Emang Raja bakal ninggalin Ratu? Hahah! Raja ragu akan hal itu.” Raja menarik hidung Ratu yang kecil, membuat Ratu kesal karenanya.
“Ehhh tapi bisa jadi sihh Rat. mungkin aja Raja nanti pergi buat Ratu nangis sampe keluar ingusnya banyak banget. Hahhahahahhahha!!” Raja tertawa keras yang mana mendapat satu cubitan keras di pinggangnya.
“Ratu nggak ingusan yahh.” Ratu memajukan bibir bawahnya.
“Kan emang tuh, kalo Ratu nangis keluar ingus dan ujung-ujungnya baju Raja yang kena sasarannya, padahal ada baju sendiri,” ucap Raja dengan nada yang berbeda.
“Ihh Raja. Tau ah Ratu ngambek.”
“Ihh kamu mah maneh ngambek ihh.”
“Karna aku teh pengen Es krim.”
“Yahh udah ayo.”
“Ayo,” Raja dan Ratu saling tatap satu sama lain kemudian...
“HAHHHHHHAHAHAHAHAHHAHAH!!!” mereka saling tertawa dengan kencang untungnya saat ini hanya ada mereka berdua disini, kalau ada seseorang yang melihatnya sudah dipastikan mereka akan mengira Raja dan Ratu adalah orang gila dadakkan.
Ratu berjalan kearah gerbang sekolah dengan lesu dan malas, sudah berulang kali dia mendengar pertanyaan yang sama dari semua teman kelasnya yang mempertanyakan tentang keberadaan Raja.
Langkah kaki Ratu terhenti saat tiga orang cewek berdiri di hadapannya dengan gaya yang angkuh, Ratu mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk, kini Ratu menatap Siska yang tak kalah angkuhnya.
“Raja Kemana?” tanya Siska
“Tanya sama orangnya sendiri.” jawab Ratu sambil memalingkan wajahnya kearah lain tak kuasa menatap Siska.
“Lo itu adik kelas jadi nggak usah belagu!” bentak Siska. Ratu tersenyum tipis dia menatap Siska remeh.
“Tidak semua orang harus di patuhi dan di taati, karna kamu bukan Tuhan yang harus saya takuti.”
“Nggak usah sok jagoan dehh lo!! Sekarang gue tanya kemana Raja?!”
“Jika ingin tau, maka cari taulah sendiri jangan hanya mengandalkan seseorang yang dekat dengan orang yang kau sayangi!!!” teriak Ratu formal dan lantang yang mana membuat dia menjadi pusat perhatian sekarang.
Dengan sengajanya Ratu menabrak tubuh Siska yang berada di hadapannya dan tak mempedulikan Siska yang sekarang sudah terjatuh karenanya.
“ADIK KELAS BELAGU!!” teriak Siska yang tidak didengarkan oleh Ratu. Ratu hanya mengacuhkan semua teriakkan Siska yang memakinya mengunakan kata yang kasar.
Mata Ratu berbinar saat melihat seseorang yang membuatnya hilang semangat sekarang tengah melambaikan tangan kearahnya, Ratu langsung berlari menghampiri Raja yang berada didepan gerbang sekolah.
“RAJA!!!” teriak Ratu.
Ratu langsung memeluk Raja saat sudah berada di hadapan Raja tanpa mempedulikan semua murid yang menatapnya jengah. Raja membalas pelukkan Ratu erat sungguh dia merindukan Ratu yang sudah lima hari tidak dia temui.
Ratu mengurai pelukkannya dia menatap Raja dengan sorot mata kesedihan, kemudian menundukkan kepalanya tanda kalau dia sedang sedih.
“ Heyy nggak seneng ketemu Raja?” tanya Raja.
“Nggak Ratu seneng banget bisa ketemu sama Raja. Tapi,” Ratu mengantungkan ucapannya.
“Tapi apa? Ada yang jahatin Ratu? Bilang sama Raja siapa orangnya?.” Tanya Raja bertubi-tubi.
“Itu kak Sis_________”
“RAJAAAA!!” teriakkan itu mampu memotong ucapan Ratu. Ratu memutar bola matanya hiperbola saat melihat siapa orang yang memanggil Raja kesayanganya.
Siapa lagi kalau bukan Siska Wijaya --- kakak kelas yang menyukai adik kelasnya sendiri ---.
Siska menghampiri Raja yang sekarang tengah menggunakan kaus hitam yang dilapisi dengan jaket berwarna biru dan celana jeans hitam yang melekat dikedua kakinya. Raja tersenyum kearah Siska membuat Siska ingin terbang saat ini juga.
Fiks alay parah!!
“Raja? Raja kemana aja sihh? Kok Aku nggak liat Kamu lima hari ini?” tanya Siska.
“Iya Kak soalnya di skors.” Jawab Raja sambil tersenyum kearah Siska dan mengabaikan Ratu yang berada di tengah-tengah mereka. Ratu melipat kedua tangannya di depan dan merasa muak dengan Siska yang suka sekali mencari perhatian Raja.
Di tengah perbincangan antara Raja dan Siska, Ratu sudah duduk di sepeda Raja sambil mengipasi lehernya menggunakan telapak tangannya. Raja merogoh saku jaketnya mengambil sesuatu, Raja menaruh tangannya di belakang dan memberikan sesuatu yang sangat di sukai Ratu.
Cokelat!!.
“Buat Ratu. Raja?.” Tanya Ratu antusias, Raja membalikkan tubuhnya menatap Ratu dengan senyum yang amat teramat manis.
“Iyalah buat siapa lagi? selain Ratu orang yang Raja sayang.” Raja mencubit pipi Ratu gemas, membuat Siska mendengus kesal.
“Raja Sakit ihh.” Ratu menepis tangan Raja yang mencubitnya, dengan wajah yang di buat kesal serupa. Raja tersenyum melihat wajah Ratu yang sangat menggemaskan baginya.
“Raja kita pu____”
“RATUU!!!” teriak seseorang yang memanggil nama Ratu yang mana mampu memotong ucapan Ratu. Satu orang cewek yang berpakaian sama seperti Ratu menghampiri Ratu. Raja dan Siska.
“Ka Nabila? Ada apa Kak?” tanya Ratu. Cewek itu Nabila, Nabila Aleta. Kakak kelas yang baik, yang pernah menghantarkan Ratu ke UKS.
“Ratu bisa ikut Kakak sebentar? Kakak harus ngomong penting sama Ratu.” Ratu melirik Raja.
“Sana, Raja tunggu di sini.” Ucap Raja yang hanya di angguki Ratu. Ratu dan Nabila masuk kembali kedalam sekolah meninggalkan Raja dan Siska di depan gerbang sekolah. Raja memandang punggung Ratu yang mulai menjauh darinya dengan tersenyum tipis.
“Raja. bisa anter Aku pulang gak? Aku nggak di jemput nihh.” Ucap Siska memecah keheningan.
“Raja nggak bisa Kak, Raja jemputnya Ratu bukan Kakak.” Jawab Raja dengan malas.
“Tapi Raja emang Kamu tega biarin Aku sendiri, nanti kalo ada yang nyulik Aku gimana?” tutur Siska yang membuat Raja jengah dengan nada bicara Siska yang di imutkan, karna bagi Raja yang imut itu Cuma Ratu. Cuma Ratu!!
Raja menghembuskan nafas lelah.
“Yahh udah Kak naik.” Pasrah Raja. Siska naik di depan dekat dengan kemudi.
“Lohh Kak, naiknya di belakang!” Raja meninggikan suaranya membentak Siska, tapi bagi Siska itu adalah awal dari sebuah perjuangannya untuk mendapatkan Raja Adik kelas tercintanya. Dihhh!!!
“Ihhh Raja, kalo Aku jatuh gimana? Emang Kamu bawa P3K?” Raja mencengkram stir sepeda dengan kuat, dia langsung menggowes pedal sepeda dengan kekuatan yang maksimal.
Sedangkan di kursi meja kantin Ratu dan Nabila sedang meminum minuman yang baru saja mereka pesan. Ratu menyeruput minuman dingin yang ada di depannya dengan tenang dan tidak terburu-buru, biarkan saja Raja menunggunya di depan gerbang sampai gosong Ratu tidak peduli.
Tidak peduli!!
“Kak ada apa? Katanya Kakak mau ngomong sama Ratu, ngomong apa Kak?” tanya Ratu tidak sabar.
“Gini Ratu, jadi regu cheers kita kurang dua orang Kamu mau nggak jadi salah satunya? Kita udah minta temen Kamu Salma buat temenin Kamu, dia juga ikut. Kamu mau nggak? Kan Raja jadi anak basketnya. Mau yahh pleas.” Nabila menyatukan kedua tangannya memohon kepada Ratu agar mau ikut di timnya.
Ratu berfikir sejenak, “Yahh udah dehh Kak, Ratu izin dulu yahh ke Bang Nugi. Emang kapan latiannya?” ucap Ratu yang mana membuat Nabila bersorak riang.
“Hari minggu dateng kesini yahh.” Ucap Nabila dengan senang.
“Okee, Ratu bakal dateng.” Ucap Ratu.
Setelah menghabiskan minuman yang Ratu dan Nabila pesan, mereka berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang kerumah. Ratu mencari keberadaan Raja. tapi sama seklai dia tidak menjumpai keberadaan Raja.
“RAJAAA!! RAJA KEMANA?!” teriak Ratu namun sama sekali tidak di jawab satu orangpun.
“RAJA!! RAJA NGGAK LUCU!! AYO PULANG!! RAJA!!” tetap tidak ada jawaban. Nabila merasa iba dia menghampiri Ratu dan merangkul pundak Ratu Adik kelas kesayangannya.
“Ratu, jangan-jangan Raja nganter Siska pulang? Kan tadi ada Siska di sini,” tebak Nabila. Ratu mengepalkan tangan kuat, dia merogoh saku roknya, mengambil cokelat yang tadi Raja berikan dan melemparnya kejalan.
“Ratu nggak mau ngomong lagi sama Raja!!” Ratu menginjak cokelat yang sudah sempurna terjatuh di jalan.
“RATU BENCI RAJA RATU NGGAK MAU MAIN SAMA RAJA LAGI, AWAS AJA KALO RAJA MAIN KERUMAH RATU RATU USIR. RATU BENCI SISKA!” Ratu benci Siska sangat benci!!
“RATU NABILA!!” suara sedikit serak yang dipaksakan untuk berteriak itu mulai memasuki kedua telinga Ratu dan Nabila.
“Shiva?!” ucap Nabila sedikit tersentak.
Shiva Athana Luansyah, salah satu teman Nabila yang cukup akrab dengan Ratu dan Raja.
“Ratu. Nabila. kalian ngapain di sini? Lohh Ratu kok nangis? Kamu apain Nab?.” Tanyanya bertubi-tubi.
“Ratu benci sama siska, awas aja Ratu aduin sama Iqbal.” Tutur Ratu tiba-tiba.
“Kok Iqbal Rat. bukan Raja?.” Tanya Nabila heran.
“Ihhh kak Nabila. kan Ratu lagi marah sama Raja.” Jawab Ratu dengan wajah yang masih kesal.
“Yahhh udah terserah Ratu. gimana kalian Aku anter pulang? Kebetulan Aku udah di jemput tuhh.” Shiva menunjuk mobil berwarna hitam yang baru saja berhenti didepan mereka.
Ratu hanya mengangguk dan naik kedalam mobil Shiva di susul oleh Nabila selanjutnya. Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, Ratu sedari tadi hanya menatap kosong kearah samping kaca mobil. Ratu masih tidak menyangka Raja akan meninggalkannya hanya karena Siska, sungguh ini tidak masuk akal.
Bagaimana tidak? Ratu dan Raja sudah bersama sejak masih kecil, Raja tidak pernah mampu meninggalkan Ratu hanya karena hal yang sepele. Bahkan, saat Raja pergi untuk bertemu neneknya Raja akan mengajak Ratu atau memberitahu kalau dia akan pergi.
“ahh sudahlah Raja nggak peduli lagi sama Ratu. Ratu nggak mau ketemu lagi sama Raja.” Batin Ratu.Mobil berhenti tepat di depan rumah mewah yang berwarna putih bersih, yang tamannya terrawat rapih, yang pagarnya berwarna hitam pekat. Yahh, rumah Ratu Tararana Ananta. Ratu keluar dari mobil Shiva di ikuti Nabila dan Shiva di belakangnya.
“Makasih yahh Kak Shiva. udah nganter Ratu pulang. Besok Ratu yang anter pulang okee.” Ucap Ratu sambil mengangkat ibu jarinya.
“Okee, terus Nabila yahh Nab.” Ucap Shiva menunjuk Nabila.
“Okee.” Jawab Nabila.
“Ratu. Ratu. jangan sedih lagi dongs. Nanti Kak Shiva tendang tuh si Siska. Kalo perlu di Tarik.” Ucap Shiva.
“Tarik Siss!!” teriak Nabila.
“Semongko!!” sahut Ratu dan Shiva sambil mengangkat tangannya keatas.
“Kini tinggal Aku sendiri.”
“Hanya berteman dengan sepi.”
“Menanti dirimu kembali.”
“Disini ku terus menanti.!!” Mereka berjoget gerakkan tik-tok yang sempat viral di kalangan anak muda itu.
Setelah berhenti bergoyang, mereka sama sama tertawa keras.
“Udahlah, capek.” Ucap Shiva dengan nafas yang terengah-engah.
“Kita pulang dulu yahh, Rat. nanti kapan-kapan main.” Pamit Nabila.
“Okee Kak hati-hati yahh.” Jawab Ratu.
“Jangan pake hati, nanti sakit hati.” Ucap Shiva. Buceenn teroosss!!
“Take care.”
“OKEE” jawab Nabila dan Shiva bersamaan. Setelah mobil berwarna hitam pekat itu menghilang dari pandangan Ratu. dia langsung berjalan masuk kedalam rumahnya yang besar.
*___________*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!