Pada malam itu, Tara mengajak Evelyn untuk makan malam di sebuah restoran mahal. Dia mengatakan bahwa dia ingin merayakan pernikahan mereka berdua. Tanpa merasa curiga, Evelyn mengikuti suaminya dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Tumben sekali Mas mengajakku ke restoran mahal seperti ini. Mas habis mendapatkan uang banyak ya?" tanya Evelyn sambil menatap Tara, suaminya yang sudah dia nikahi selama 2 tahun.
"Tidak juga sih, sayang! Ini kan hari ulang tahun pernikahan kita. Mau tidak mau, kan kita harus merayakannya. Betul tidak?" tanya Tara sambil mengelus telapak tangan Evelyn.
"Terima kasih ya, karena mas sudah mau mengingat pernikahan kita. Aku bahagia sekali!" ucap Evelyn sambil mengulas senyum di bibirnya.
Tara tersenyum melihat istrinya yang begitu bahagia dengan acara makan malam yang sudah dia buat sebagai kejutan untuk merayakan pernikahan mereka yang kedua.
"Ayo Sayang! Kau habiskan makananya, kalau sudah diinginkan tidak enak!" ucap Tara sambil mengelus kembali telapak tangan sang istri yang sedang tersenyum kepadanya.
Dengan perasaan penuh bahagia, Evelyn menghabiskan makanannya. Hingga pada akhirnya, Tara meminta kepada Evelyn untuk meminum gelas wine yang ada di hadapan mereka berdua.
"Ayo sayang kita tos untuk perayaan anniversary kita yang kedua semoga dengan ini rumah tinggal kita akan semakin bahagia!" ucap Tara sambil mengacungkan gelas suami yang ada di tangannya untuk tos bersama Evelyn tetapi Evelyn menolak keinginan Tara yang memintanya untuk meminum wine.
"Maaf Mas tapi aku tidak biasa meminum wine. Saya takut kalau nanti saya mabuk!" ucap Evelyn berusaha untuk menolak keinginan suaminya untuk Dia meminum wine tersebut.
"Ayolah sayang! Cuman satu gelas ini saja tidak lebih!" Tara terus membujuk Evelyn untuk mau meminum wine yang ada di hadapannya.
Akhirnya dengan penuh keterpaksaan Evelyn mau meminum wine itu. "Tapi satu teguk saja ya Mas aku takut kalau nanti sampai mabuk!" ucap Evelyn mencoba untuk bernegosiasi dengan suaminya.
"Iya sayang! Satu teguk saja cukup. Tidak apa-apa. Kalau kamu tidak sanggup untuk menghabiskannya!" ucap Tara sambil mengulas senyum di bibirnya.
Ketika Evelyn sudah mulai untuk meminum wine tersebut, seketika terbit senyum licik di wajah Tara yang terus memperhatikan Evelyn yang kini mulai meminum wine tersebut.
Setelah Evelyn menenggak dua teguk wine itu, tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing dan akhirnya dia terkulai lemas di atas meja.
"Akhirnya kau pingsan juga! Ya sudah aku harus segera membawa dia ke hotel. Karena Tuan Zaki sudah menunggu dia di sana!" kemudian Tara pergi ke tempat pembayaran Bill makanan yang sudah dia makan.
Setelah menyelesaikan pembayaran makanannya. Tara kemudian langsung membawa Evelyn ke atas mobilnya dan langsung melajukan mobilnya ke sebuah hotel yang sudah dijanjikan bersama dengan seorang pengusaha muda bernama Zaki Fachrur Razi.
"Maafkan aku ya Eve, tetapi aku mempunyai hutang yang sangat banyak terhadap Tuan Zaki dan dia meminta tubuhmu sebagai pembayarannya!" ucap Zaki sambil mengelus pipi sang istri yang masih pingsan.
Begitu sampai di hotel yang sudah dijanjikan Tara langsung membawa tubuh istrinya ke kamar yang sudah dipesan oleh Zaki.
Tara langsung mengetuk pintu kamar tersebut, dan seseorang membukakannya untuk dirinya, "Kenapa kau lama sekali? Hampir mati kering aku menunggumu!" ucap seseorang dengan wajah tampan melotot ke arah Tara yang tampak ketakutan.
"Maaf tuan Zaki, karena saya harus membohongi dia dulu. Untuk membuat dia bisa datang ke sini!" ucap Tara sambil membungkukkan tubuhnya 45 derajat berkali-kali di hadapan Zaki.
"Cepat kau taruh dia di atas ranjang dan kau pergi sana menyingkir dari hadapanku!" ucap Zaki sambil menatap tajam kepada Tara yang saat ini tidak berani menatapnya.
"Saya sudah membawa istri saya ke sini ya tuan! Maka hutang saya kepada anda lunas!" ucap Tara dengan suara gemetar.
"Itu tergantung istrimu bisa membuatku senang atau tidak!" ucap Zaki sambil melirik sekilas kepada Evelyn yang saat ini sedang terbaring di atas ranjang.
"Sudah menyingkir sana! Kau mengurangi seleraku saja!" ucap Zaki sambil menendang pantat Tara untuk segera keluar dari dalam kamarnya. Karena dia sudah tidak sabar untuk mencicipi tubuh Evelyn yang selama beberapa hari ini selalu mengganggu pikirannya.
"Ternyata dia kalau dilihat dari dekat jauh lebih cantik!" ucap Zaki sambil mengelus wajah Evelyn dengan lembut.
Tiba-tiba saja Evelyn terbangun, dia memukul kepalanya karena terasa pusing.
"Di mana aku? Kenapa kepalaku pusing sekali?" ucap Evelyn sambil memicingkan kepalanya melihat ke sekeliling. Evelyn mengerutkan keningnya ketika melihat kamar yang begitu besar dan mewah ini ada di hadapannya. Ditambah dengan seorang laki-laki yang sangat tampan yang sejak tadi terus memperhatikannya.
"Kamu siapa? Kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Evelyn sambil terus memukul kepalanya yang terasa sakit sekali.
"Ya Allah kenapa kepalaku pusing sekali dan aih.. kenapa ini badanku terasa sangat panas sekali? Ada apa dengan diriku ya Allah?" Evelyn terus bermonolog dengan dirinya sendiri.
Evelyn merasa bingung dengan dirinya sendiri yang tiba-tiba ada di sebuah kamar hotel mewah bersama dengan seorang pria yang sangat tampan dan membuat tubuhnya kepanasan seketika.
"Tolonglah aku. Kenapa badanku panas sekali?" ucap Evelyn meronta-ronta. Zaki menatap Evelyn dengan wajah datarnya.
'Sialan tuh laki. Dia memberikan obat perangsang kepada istrinya sendiri buat melayaniku. Benar-benar laki-laki bejat. Kalau seperti ini, terpaksa aku harus benar-benar menyentuhnya untuk menolong dia dari penderitaannya!' bathin Zaki sambil terus memperhatikan Evelyn yang sekarang sudah berlari ke kamar mandi dan berendam di bathtub untuk menurunkan suhu badannya yang kepanasan sejak tadi.
"Keluarlah! Aku akan membantumu untuk segera membereskanmu dari penderitaan itu!" ucap Zaki sambil menatap Evelyn yang sudah polos tubuhnya di dalam bathtub.
Wajah Evelyn yang memerah karrna gairah dari efek obat perangsang, membuat Zaki menjadi tergoda. Apalagi ketika Zaki melihat tubuh mulus Evelyn di dalam bathtub.
"Ya Tuhan! Dia benar-benar membuat aku gila!" Zaki kemudian langsung masuk ke dalam bathtub dan segera melampiaskan hasratnya kepada Evelyn yang tampak menderita saat ini.
Setelah selesai dengan hajatnya, dan Evelyn juga sudah mulai tenang, tidak seliar tadi. Dengan lembut Zaki kemudian menggendong tubuh Evelyn ke ranjang. Menyelimuti dan mencium keningnya dengan lembut.
"Tidurlah! Agar besok kau lebih baik!" ucap Zaki sambil membaringkan tubuhnya di samping Evelyn dan memeluk pinggangnya.
Pada keesokan harinya ketika Evelyn bangun dia merasa terkejut, karena mendapatkan dirinya tidur dalam pelukan Zaki.
"Ya Allah, apa yang terjadi kepada diriku? Kenapa aku ada disini?" Evelyn menatap ke sekeliling kamar, mencoba mengingat apa yang sudah terjadi. Tapi dia gagal mengingatnya.
"Aku harus segera meninggalkan tempat ini. Jangan sampai dia melihatku. Ya Tuhan kenapa aku bisa sampai melakukan hal seperti ini?" tanya Evelyn sambil merutuki dirinya sendiri.
Setelah dia mengenakan pakaiannya sendiri dia mencari tas yang kemarin dia gunakan ketika dia membuka dompetnya dia hanya melihat uang Rp200.000.
"Maafkan aku tetapi hanya ada uang sebesar ini di dalam dompetku. Aku membutuhkan yang Rp100.000 untuk aku membayar taksiku!" kemudian Evelyn menarik uang Rp 100.000 dan menaruh di atas nakas lalu dia langsung pergi meninggalkan Zaki yang masih terlelap dalam tidurnya.
Begitu sampai di rumahnya, Evelyn langsung masuk ke dalam kamarnya. Tetapi begitu hancur hatinya ketika dia mendapatkan kenyataan bahwa suaminya sedang bercinta dengan perempuan lain.
Evelyn melihat suaminya sedang memeluk seorang perempuan di atas ranjang mereka dan terlelap begitu damai sehingga membuat hati aku dan merasa sangat sakit.
Evelyn tidak bisa melakukan apapun dia hanya menangis di pojok kamar dan menatapi mereka berdua yang masih terlelap dalam tidurnya.
Evelyn menatap suaminya dan perempuan itu dengan nanar dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. "Aku tidak bisa melabrak suamiku saat ini. Karena aku pun sama kotornya dengan dia. Karena aku pun telah tidur dengan laki-laki lain. Ya Tuhan pernikahan apakah yang sedang ku jalani ini? Kenapa begini berat Ya Tuhan?" rintih Evelyn dalam tangisnya.
Tidak lama kemudian, tampak Tara mulai membuka matanya samar-samar dia melihat Evelyn yang kini sedang menangis di pojok kamar mereka.
Begitu melihat jelas bahwa perempuan yang saat ini sedang menangis di pojok itu adalah istrinya. Tara langsung berlari ke arah Evelyn dan memeluknya.
"Sayang maafkan aku. Ini tidak seperti yang kau lihat. Tadi malam aku mabuk dan perempuan itu berkunjung ke rumah kita. Dia yang menggodaku sayang!" ucap Tara sambil memeluk tubuh Evelyn yang masih gemetar dalam tangisnya.
"Kalau memang dia yang menggodamu bagaimana mungkin kalian bisa berakhir di atas ranjang kita Mas? Apakah ketika aku sibuk bekerja kau selalu melakukan ini? Dia bahkan kini menggunakan pakaianku Mas. Apakah itu yang kau sebut dengan dia menggodamu?" ucap Evelyn dalam tangisnya yang tidak bisa dia bendung lagi.
Tidak lama kemudian perempuan itu pun bangun dan dia melihat adegan Tara yang sedang memeluk Evelyn.
"Eh kau sudah pulang Eve? Baguslah, kalau kau melihat kami berdua. Jadi kau bisa menceraikan suamimu agar bisa menikah denganku." ucap wanita yang bernama Rosma itu wanita yang dikenal oleh Evelyn sebagai seorang penyanyi di sebuah bar yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
Evelyn mengerjapkan matanya yang sejak tadi terus menangis. "Aku harus bekerja Mas, kau Lepaskanlah aku. Kau uruslah gundikmu itu!" ucap Evelyn berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukan Tara. Akan tetapi Tara tidak mau melepaskannya dan mempererat pelukannya.
"Ya udah sih Mas! Lepaskan saja dia. Lagian ngapain sih melihara perempuan mandul seperti dia? Kau menikahlah denganku dan aku akan berikan anak yang banyak untukmu!" ucap Rosma terus menatap kepada Evelyn dan Tara dengan senyum penuh kemenangannya.
"Kau hanya sebagai gundik memiliki ego yang begitu besar dan kesombongan yang luar biasa. Apakah kau pikir, Mas Tara benar-benar mencintaimu?" ucap Evelyn sambil menghapus air matanya dan menatap tajam kepada Rosma.
Tampak mata Rosma melotot merasa tersinggung dengan ucapan Evelyn yang mengatakan bahwa dia hanya sebagai seorang gundik bagi Tara.
"Kau harus sadar diri, Eve! Bahwa kau sudah tidak menarik lagi untuk suamimu makanya setiap malam dia selalu mencariku!" ejek Rosma sambil menatap sinis kepada Evelyn yang saat ini mengedikkan bahunya, berusaha Tegar dengan kenyataan yang saat ini sedang dia lihat dan dia dengar.
"Lepaskan aku Mas! Kau uruslah gundikmu itu. Karena aku tidak sudi melihat dia dari ada rumah kita!" teriak Evelyn dengan kencang sehingga membuat Tara menjadi kelapakan.
"Rosma kau pulanglah! Aku ingin bicara dengan istriku!" tampak Rosma misuh-misuh tetapi karena dia takut dengan Tara akhirnya dia meninggalkan rumah Evelyn dengan menggunakan pakaian miliknya.
Evelyn hanya menatap nanar kepergian Rosma tidak bisa berkata apa-apa.
Begitu Rosma pergi Evelyn langsung pergi ke kamar mandi dan bersiap untuk segera berangkat ke kantor karena takut terlambat.
Setelah Evelyn berangkat ke kantor. Tara kemudian menelpon Zaki. Dia ingin memastikan. Apakah istrinya sudah membuat laki-laki itu senang dan hutangnya sudah lunas atau belum.
"Ada apa kau pagi-pagi menghubungiku?" Tanya Zaki yang saat ini sudah berada di kantornya.
"Saya ingin bertanya apakah Anda puas dengan pelayanan istri saya?" tanya Tara dengan takut-takut.
"Bagaimana saya bisa puasnya dengan istrimu huh? Wanita kurang ajar itu, dia bahkan meninggalkan saya ketika saya dalam terlelap tanpa mengatakan sepatah kata pun. Jangan berharap kalau hutangmu akan lunas!" ucap Zaki dengan emosi meningkat.
"Lalu bagaimana caranya agar saya bisa melunasi hutang saya tuan? Karena saya tidak mampu untuk membayarnya dalam waktu dekat ini!" ucap Tara mendengar suara bariton yang dikeluarkan oleh Zaki. Bos besar bandar judi di tempatnya sering bermain judi.
"Ceraikan istrimu dan berikan dia padaku untuk menjadi istriku. Maka aku akan melepaskan semua utang-utangmu dan akan ku anggap hutang lunas!" ucap Zaki dengan dingin dan datar.
"Menceraikan istriku? Bagaimana mungkin? Tidak mungkin Istriku mau saya ceraikan karena dia sangat mencintai saya!" ucap Tara merasa bingung dengan apa yang diinginkan oleh Zaki terhadapnya untuk membuat dia melunasi hutang-hutang judinya.
"Itu urusanmu, bukan urusanku! Dasar bodoh! Bagiku yang penting, setelah kau bercerai dengan dia, bawa dia ke mansionku dan akan ku tanda tangani surat pelunasan hutang untukmu!" ucap Zaki dengan suara keras.
"Baiklah Tuan akan saya penuhi keinginanmu. Anda tunggulah dalam waktu 1 bulan ini akan saya antarkan Evelyn ke mansion anda!" janji Tara kepada Zaki.
"Kenapa lama sekali kau mau membuat aku mati menunggunya?" Tanya Zaki dengan kesal.
"Proses pengadilan untuk perceraian itu tidak gampang Tuan. Satu bulan itu sudah yang paling cepat. Saya tidak akan menuntut apapun sama Eve, agar prosesnya dipercepat!" ucap Tara menjelaskan kepada Zaki yang tampaknya tidak sabar menunggu janda istrinya.
"Ya sudah cepat kau urus perceraianmu dan kirimkan dia ke mansionku maka akan ku anggap hutang lunas!" ucap Zaki lalu menutup panggilan telepon tersebut.
Mata Zaki tertuju kepada ruangan yang tidak jauh berada dengan ruangannya. Zaki tampak merperhatikan Evelyn yang saat ini sedang sibuk bekerja di ruang akuntan.
"Dia sungguh perempuan yang menarik. Bagaimana mungkin dia membayarku dengan 100.000 setelah dia menikmati tubuh mahalku ini? Sungguh lancang! Sungguh, dia benar-benar menghinaku. Maka akan kubuat Dia tahu siapa itu Zaki Fachuru Razi! Berani- beraninya dia menghinaku dengan uang 100.000!" ucap Zaki dengan geram sambil menatap kepada Evelyn yang masih sibuk dengan berkas-berkas yang ada di hadapannya saat ini.
Zaki memang sudah lama memperhatikan Evelyn. Oleh karena itu ketika dia mengetahui bahwa Tara memiliki sangkut paut hutang di tempat lokasi perjudiannya.
Zaki menggunakan hal itu untuk bisa memiliki tubuh Evelyn walaupun hanya untuk satu malam saja. Awalnya Zaki hanya mau untuk mencicipinya saja. Tetapi gara-gara Evelyn memberikan uang 100.000 untuknya. Dia jadi merasa tersinggung dan marah. Sehingga Zaki ingin memberikan pelajaran kepada Evelyn dan balas dendam atas rasa sakit hatinya atas penghinaan Evelyn terhadapnya.
Setelah jam kerja selesai, Evelyn langsung pulang ke rumahnya. Tetapi dia terkejut ketika mendapatkan Tara sudah ada di dalam rumahnya dengan membawa berkas-berkas surat perceraian mereka.
"Cepat kau tandatangani surat itu. Karena aku sudah tidak ingin lagi menjadikanmu sebagai istriku!" ucap Tara dengan suara keras tidak memperdulikan Evelyn yang saat ini sedang terisak dan menangis.
"Apakah kau lebih memilih gundikmu untuk menjadi istrimu?" tanya Evelyn dengan berderai air mata ada perasaan sakit di dalam hatinya ketika dia mengetahui bahwa suaminya lebih memilih Rosma daripada dirinya.
"Benar yang dikatakan oleh Rosma. Aku sudah tidak tertarik padamu. Aku lebih mencintai dia dan aku akan menikahinya!" ucap Tara sambil menatap kepada Evelyn yang menggeleng-gelengkan kepalanya dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti.
"Cepat tanda tangani surat itu jangan kau buang-buang waktuku!" ucap Tara menghardik Evelyn untuk segera menandatangani surat perceraian yang dia bawa.
Dengan berat hati Evelyn kemudian langsung menandatangani surat itu dan langsung menyerahkan kepada Tara.
"Tetaplah tinggal di rumah ini sampai proses perceraian kita selesai aku akan tinggal di rumahnya Rosma!" setelah mengatakan itu Tara kemudian mengambil koper yang sudah dia persiapkan dan keluar dari rumah itu.
Setelah proses perceraian mereka selesai Evelyn sudah bersiap untuk meninggalkan rumah yang ditempati oleh dirinya bersama dengan Tara.
Akan tetapi ketika dirinya sudah siap untuk pergi dan hendak mengunci pintu rumah tersebut. Tiba-tiba saja ada seseorang yang membekap mulutnya sehingga membuat dirinya jatuh pingsan.
Tara langsung membawa tubuh Evelyn yang sudah tidak berdaya menuju ke Mansion milik Zaki, " Halo Tuan Zaki. Saya sudah berhasil menceraikan Evelyn dan sekarang saya akan membawanya ke mansion anda. anda sekarang ada di mana?" tanya Tara menelpon Zaki yang saat ini sedang ada di kantornya.
'Pantas saja sejak tadi aku tunggu Eve tidak datang-datang. Ternyata laki-laki brengsek itu sudah mulai melakukan aksinya!' batin Zaki sambil melirik ke arah jam tangannya kemudian dia menarik nafasnya dengan dalam dan hambuskannya dengan kasar.
"Kau bawalah Eve ke mansioku aku segera ke sana?" ucap Zaki kemudian dia langsung mengambil kunci mobil dan segera keluar dari ruangannya menuju ke Mansion yang tidak terlalu jauh jaraknya dari kantornya.
"Laki-laki itu benar-benar gila. Dia benar-benar menceraikan istrinya dan memberikannya kepadaku!" sepanjang jalan sakit terus merutuku kelakuan Tara yang dinilai terlalu berlebihan bagi dirinya.
"Awalnya aku hanya bercanda saja, hanya untuk menggodanya. Hanya untuk melihat seperti apa kekuatan cinta dia untuk istrinya. Ternyata tidak ada seujung kuku pun dengan mudah dia menceraikan Evelyn dan diberikan kepadaku! Dasar laki-laki b******* yang tidak ada harganya. Dia telah menggunakan tubuh istrinya untuk membayar hutangnya dan sekarang dia memberikan istrinya untuk melunasi hutangnya!" ucap Zaki sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dia keheranan ada seorang laki-laki seperti Tara di atas dunia ini.
Kemudian Zaki segera bergegas pergi ke Mansion ya karena di sana Tara sudah menunggunya bersama dengan Evelyn yang masih pingsan.
Begitu melihat Zaki, mata Tara langsung berbinar. Dia merasa bahagia karena akhirnya hutangnya di bandar judi terbesar di ibu kota itu akan segera lunas dan dia bisa terbebas dari para penagih hutang yang selalu menteror hidupnya setiap hari.
"Saya sudah membawa istri saya Tuan Zaki. Lihatlah dia masih pingsan di sana. Anda bisa melakukan apapun kepadanya!" Tara sambil mencium tangan Zaki tanpa menghiraukan tatapan sinis pria berwajah dingin itu.
"Hmmmmmm!" Zaki hanya mengucapkan itu dan kemudian dia melemparkan secarik kertas ke wajah Tara.
Begitu Tara mengambil kertas itu, dia begitu bahagia. Kemudian dia langsung bersujud di bawah kaki Zaki dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Terima kasih Tuan! Terima kasih karena Anda sudah melunaskan hutang saya. Semoga Anda puas dengan pelayanan Evelyn dan berbahagia bersamanya saya Permisi tuan!" setelah mengatakan itu Tara langsung meninggalkan mansion Zaki tanpa menengok lagi ke belakang.
Tidak pernah satu kali pun dia berpikir tentang perasaan Evelyn. Apabila mantan istrinya itu tahu tentang perbuatan yang saat ini dia lakukan yaitu menjual Evelyn demi membayar hutangnya kepada Zaki, sang bandar judi dan bos diskotik di seluruh Indonesia bahkan di berbagai negara.
"Dasar laki-laki sampah yang tidak ada gunanya. Bahkan istrinya saja rela dia jual!" maki Zaki merasa sangat kesal dengan kelakuan Tara yang dengan tega telah menjual Evelyn kepadanya hanya demi melunasi hutang judinya.
"Kasihan sekali kamu Eve, memiliki wajah yang begitu cantik, dengan kecerdasan yang begitu hebat. Tetapi nasib begitu malang karena bersuamikan laki-laki sampah seperti dia!" Zaki sambil mengelus pipi Evelyn yang begitu mulus dan sangat dia sukai.
"Selama beberapa bulan ini aku terus memperhatikanmu bekerja di kantorku. Walaupun kau tidak pernah melihatku, tapi di hatiku kau istimewa Eve!" ucap Zaki sambil mencium bibir Evelyn yang saat ini masih pingsan karena pengaruh obat bius yang tadi di gunakan oleh para dalam rangka menculik Evelyn untuk dibawa ke mansion milik Zaki.
Zaki kemudian menggendong tubuh Evelyn masuk ke dalam kamarnya dan meletakkannya di atas ranjang miliknya.
Untuk sesaat Zaki terus memperhatikan wanita yang selama beberapa bulan telah mencuri hatinya.
"Sungguh bodoh laki-laki itu karena mau melepaskanmu Eve! Wanita hebat yang tegar dan tangguh. Kau masih bisa tersenyum kepada dunia, walaupun memiliki suami bejat seperti Tara, yang rela menjualmu demi bermain judi!" ucap Zaki sambil terus menatap wajah Evelyn yang begitu polos dan tenang di dalam pingsannya.
Zaki kemudian membaringkan tubuhnya di samping Evelyn dan memeluk pinggang wanita yang selalu mencuri perhatiannya selama beberapa bulan ini.
Hingga akhirnya Zaki jatuh dalam tidurnya. Karenanya begitu nyaman memeluk Evelyn yang begitu hangat dan lembut baginya.
Saat Evelyn mulai tersadar dari pingsannya. Waktu sudah menunjukkan magrib. suasana kamar yang remang-remang membuat Evelyn tidak bisa melihat di mana dirinya saat ini.
"Ya Tuhan di mana aku sekarang kenapa pusing sekali kepalaku dan siapa ini yang memeluk tubuhku?" ucap Evelyn sambil mengerjakan matanya dan melihat ke sekeliling yang terlihat gelap.
"Ya Allah aku di mana? Perasaan tadi aku ingin meninggalkan kediamanku dengan Mas Tara. Kenapa tiba-tiba aku ada di sini?" tanya Evelyn sambil melihat siapa kira-kira laki-laki yang sedang memeluk tubuhnya.
"Kau sudah bangun?" Tanya Zaki yang tiba-tiba saja sudah duduk di samping Evelyn.
Evelyn yang terkejut ketika mendapatkan Zaki di sampingnya seketika berteriak.
"Siapa kamu? Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya Evelyn sambil memeriksa seluruh tubuhnya. Evelyn merasa begitu lega ketika mendapatkan seluruh pakaiannya yang masih utuh melekat di tubuhnya.
"Ini rumahku! Tentu saja aku ada di sini." ucap Zaki sambil turun dari atas ranjang dan meninggalkan Evelyn yang masih tampak kebingungan.
"Bagaimana aku bisa ada di rumahmu aku tadi akan meninggalkan kediaman Mas Tara!" tanya Evelyn ingin mengkonfirmasi kebenaran tentang dirinya yang tiba-tiba saja sekarang ada di rumah milik Zaki.
"Tentu saja Ini adalah perbuatan suamimu yang bejat itu. Apa kau tahu kalau suamimu sudah menjualmu padaku?" ucap Zaki sambil tersenyum sinis kepada Evelyn yang saat ini menatapnya dengan penuh pertanyaan.
"What the hell?" tanya Evelyn seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Zaki kepadanya.
Zaki kemudian menghidupkan layar besar yang ada di hadapannya yang sekarang memperlihatkan ketika Tara bersujud di kakinya dan mengucapkan terima kasih karena dia telah melunaskan semua hutang judinya kepada Zaki.
Evelyn menutup mulutnya karena dia benar-benar tidak percaya. Kalau suaminya tega menjual dirinya kepada bandar judi hanya untuk melunasi hutang-hutang judinya.
"Ya Tuhan apakah benar Mas Tara tega melakukan itu?" ucap Evelyn sambil terus menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha untuk menepis semua kenyataan yang ada di hadapannya.
"Untuk apa kau menangisi laki-laki sampah seperti dia? Yang bahkan tidak pernah mencintaimu. Bahkan dia rela memberikan tubuhmu untukku!" ucap Zaki sambil tersenyum dengan penuh kelicikan sehingga membuat Evelyn merasa muak melihatnya.
"Kau mengatakan kalau suamiku sampah. Lalu dirimu sendiri apa? Kau membuka tempat untuk berjudi yang menghancurkan banyak rumah tangga. Kau ngaca sebelum kau menilai orang lain!" ucap Evelyn sambil menatap tajam kepada Zaki yang sekarang malah tertawa terbahak-bahak melihat kemarahan yang diperlihatkan oleh Evelyn terhadapnya.
"Suamimu sudah menyerahkanmu padaku untuk menjadi istriku. Jadi bersiaplah kita akan segera melaksanakan pernikahan!" ucap Zaki sambil meninggalkan Evelyn yang masih kebingungan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!