NovelToon NovelToon

Pedang Legenda Kutukan

Masuk Kedalam Mimpi

Bab 1

Di sebuah desa terpencil hidup seorang pria yang berumur 22 tahun, sebut aja dia Agung. Agung selalu malas untuk keluar, dia hanya menghabiskan waktunya untuk baca novel, atau pun nonton anime.

Sehingga ibunya selalu memarahinya agar dirinya segera keluar untuk mencari pekerjaan.

Agung yang hanya menumpang tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai buruh cuci, dan ayah nya yang sudah meninggal beberapa tahun lalu

"Gung cepat berangkat! cari kerja sana! dah tua masih aja pengangguran." Bentak Niki ibunya Agung.

Agung hanya tinggal berdua bersama ibunya, karena ayahnya telah meninggal beberapa tahun lalu. Semenjak ayah nya meninggal ekonomi mereka jadi sulit, gaji ibunya sebagai buruh cuci tidak mencukupi.

Agung tidak memperdulikan ucapan ibunya, dia hanya fokus dengan komik yang di pegang nya.

Melihat Agung yang tidak mendengarkannya, dia lalu mengambil sapu dari sebalik pintu.

Agung melirik ibunya yang membawa sapu ke arah nya. Dia meletakkan komiknya di atas meja. setelah itu ia langsung lari keluar rumah.

"Bawel amat jadi ibu! coba aja aku punya kekuatan sihir pasti sudah ku lawan ibu yang bawel itu." Agung mengerutkan dahinya lalu keluar rumah mencari pekerjaan.

Sepanjang perjalanan Agung selalu mengeluh karena hidup nya yang susah dan penuh rintangan, dia sangat mendambakan kehidupan menjadi ksatria seperti novel fiksi kerajaan, yang sering dibacanya, menurutnya ksatria akan selalu dikerubungi cewe cewe cantik, memiliki makanan yang sangat banyak dan dapat hidup bebas.

Saat diperjalanan lari seseorang dari arah belakang, kemudian berhenti disampingnya, seorang itu lalu memberikan sebuah tas kepada Agung.

Lalu Agung mengamati tas tersebut yang berwarna hitam mengkilap, ia mengira pasti di tas itu banyak uangnya. ia pun menerimanya.

Orang misterius itu lalu lari menjauh dari Agung.

"Woi jambret! berhenti." teriak warga dari arah belakang.

Agung melihat kerumunan warga yang sedang marah mengejarnya, ia kemudian lari karena takut di hakimi oleh warga.

Agung lari ke arah hutan, ia melihat kebelakang ternyata kerumunan warga masih mengejar dia.

"Ujian apa lagi ini! kenapa aku selalu saja sial?" Agung menatap ke arah langit.

"Aku hanya ingin hidup tenang." Agung berteriak sambil terus lari

Harapan pun hilang setelah Agung melihat jurang yang ada di depannya.

"Hayo mau lari kemana lagi?" ujar warga, "dasar jambret ..!" sambung seorang warga.

"Tunggu ini salah paham....aku bukan jambret, tas ini diberi oleh seseorang pemuda yang kutemui di jalan." jelas Agung panik

"Bohong! mana ada jambret yang ngaku!" Cibir seorang warga.

Agung mundur selangkah demi selangkah, hingga membuat dia tergelincir di pinggir jurang lalu terjatuh.

Kerumunan warga itu pun panik melihat Agung yang jatuh ke jurang, beberapa warga turun ke dasar jurang yang dalamnya sekitar 100 Meter.

Lalu seorang warga menemukan Agung tertancap bambu perutnya, hingga tembus yang membuat Agung langsung mati di tempat.

Warga lalu membawa jasad Agung kembali ke atas jurang. kemudian warga membawa jasad Agung ke rumah sakit terdekat.

Lalu pak RT mengembalikan tas yang di curi kepada pemiliknya.

"Ini Bu, tasnya." ujar pak RT

"Terimakasih pak! jambret nya sekarang di mana pak?.....udah dibawa ke polisi apa belum? takutnya nanti dia akan jambret lagi." tanya Bu Imah yang tasnya di jambret

"Jambret nya tewas buk dia tergelincir ke jurang, jasadnya sudah dibawa ke rumah sakit." jelas pak RT

"hah.. tewas!" Buk Imah menautkan alisnya kaget. "bisa antar saya ke sana pak?"

Lalu pak RT mengantarkan Buk Imah, yang menjadi korban penjambretan.

Pak RT dan Bu Imah telah tiba di rumah sakit, Buk Imah lari menuju keruangan otopsi mendahului pak RT.

"Omaigat ....siapa anak muda ini pak?" tanya Buk Imah bingung.

"Dia kan yang menjambret tas ibu! " ujar pak RT.

"Bukan dia pak yang menjambret tas saya." Buk Imah mengerutkan dahinya.

"Lalu dia ini siapa?" tanya pak RT bingung.

"Saya gak tau pak...mungkin warga salah nangkap tersangka!" jawab Imah sambil melihat jasad agung yang terbujur kaku.

Pak RT yang bingung segera mencari tau indentitas dari pemuda ini, dengan membongkar semua isi tas nya, ditemukanlah KTP atas nama Agung Sanjaya pemuda dengan umur 22 tahun yang tinggal di desa sungut.

Pak RT didampingi oleh dua pemuda pergi ke desa Sungut, untuk, mengabari kepada orang tuanya bahwa anaknya sudah tidak ada.

Setelah bertanya kepada beberapa warga, yang juga tinggal di desa sungut. akhirnya ditemukan juga rumah dari orang tua Agung.

Tok...Tok...Tok ...

pak RT mengetuk pintu rumah Niki ibunya Agung

Niki yang lagi mencuci pakaian, ia mendengar suara ketukan di pintu. kemudian dia meninggal kan cuciannya untuk membukakan pintu.

"Siapa ya?" tanya Niki setelah membuka pintu.

"Saya pak RT dari desa sebelah, kami ingin mengabari ibu bahwa anak ibu..." pak RT bingung untuk mengatakannya. "tapi sebelumnya! ibu jangan panik ya!"

"Kenapa anak saya pak?" tanya Niki histeris

"Anak ibu tewas, karena jatuh dari jurang yang berada di hutan." Ucap pak RT

Buk Niki pingsan langsung setelah mendengar perkataan pak RT, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kedua pemuda yang berada di belakang pak RT sigap, mereka langsung menggotong tubuh Buk Niki dan memapahkannya kedalam kursi belakang mobil.

Mobil melaju cepat ke arah rumah sakit sesampainnya dirumah sakit. Buk Niki pun masih belum sadarkan diri.

Lalu Buk Niki di bawa ke ruangan inap.

Di ruangan otopsi jasad Agung sudah dibersihkan dari bulu bulu bambu yang berada di perutnya.

Setelah di otopsi jasad Agung di bawa ke kamar mayat.

Pak RT dan dua pemuda yang mendampinginya, sedang menunggu Buk Niki sadar, di depan pintu ruang inap.

...----------------...

Di tempat lain yang berada di alam baka

"Dimana aku ini!, tempat apa ini!" Agung celingukan melihat sekelilingnya yang serba putih.

Agung melihat ada dua pintu yang dijaga oleh seorang pria berbadan tinggi, besar, dan dengan tatapan tajam. ia memberanikan diri untuk bertanya kepada orang itu.

"Kamu sekarang sedang berada di alam baka, pintu dibelakang ku ini adalah pintu menuju surga dan neraka!" ia menoleh ke arah kedua pintu.

Ternyata orang itu adalah malaikat penjaga pintu neraka.

"Terus kemana? aku akan pergi tuan" Agung menundukkan kepala

"Kamu tidak akan pergi ke pintu manapun. karena kau tidak layak berada dikedua tempat tersebut! kau harus mempertanggung jawabkan dulu semua kesalahan mu karena telah durhaka kepada ibumu." Ujar malaikat itu.

"Pergilah kembali ke alam dunia, tebus lah semua kesalahan mu." Malaikat menunjuk ke bawah kaki Agung.

Sebuah lobang yang seukuran tubuh seseorang muncul dibawah kaki Agung, yang membuatnya terjatuh kedalam lubang tersebut.

"Akkhh!" Agung berteriak.

kemudian Agung terjatuh di dalam hutan belantara.

"Dimana ...aku?" ujar Agung

Seseorang melintas di depan Agung. ia menjatuhkan buntelan karung tepat di depan Agung.

Agung membuka karung itu yang ternyata isinya adalah emas batangan, ia melongo melihat emas yang banyak di tangannya.

"Wah banyak sekali emasnya apa ini modal selama aku di sini ya!" Agung terkekeh.

"Woi berhenti, maling!" gerombolan orang berkuda mengarah ke dia.

"Hah...maling!" Agung bangkit dan berlari sambil membawa buntelan karung yang berisikan emas tersebut.

"Kok sepertinya aku pernah mengalami hal ini sih!" batin agung sambil mengingat.

"Owh kejadian ini sama persis dengan kehidupan ku yang lalu."

Agung pun berhenti untuk menjelaskan kesalahpahaman ini kemudian dia dikelilingi para prajurit penunggang kuda.

"Aku bisa jelas kan! bukan aku yang mencur-" belum siap menjelaskan seorang penunggang kuda itu melompat dan langsung menendang wajah Agung.

Agung pingsan karena tendangan yang sangat keras, kemudian ia di bawa menuju sebuah kerajaan yang sangat megah.

Kesempatan Kedua

Bab 2

Seorang pemimpin prajurit bernama Aidan menyeret Agung dengan menarik kerah belakang bajunya menuju kediaman sang Raja Aftur.

Setelah sampai di depan singasana sang raja, Aidan menampar wajah agung dan membentaknya. "Bangun cepat!"

Agung pun membuka matanya dan berkata. "Dimana saya?"

Seorang raja yang melihat seorang pemuda yang telah dianiaya, wajah nya penuh memar ia pun bertanya pada Aidan prajuritnya. "Siapa pemuda ini? kenapa kau menganiayanya?"

Aidan yang sudah berlutut di lantai, sambil memegangi Agung yang juga berlutut di sebelahnya, kemudian ia menjelaskan semuanya kepada sang Raja Aftur dengan tegas," dia telah melakukan pencurian emas di pasar yang mulia."

Lalu sang Raja menatap tajam prajurit nya itu dan berkata. "Bukan dia yang mencuri emas itu, pencuri itu telah lari jauh kedalam hutan!"

Raja mengatakan hal itu, karena ia tahu siapa pencurinya, menggunakan kekuatan batinnya.

Kemudian Aidan berkata dengan nada rendah. "tapi dia yang memegang emas itu, saat berada di hutan yang mulia."

Sang Raja meyakinkan prajuritnya dengan berkata "emasnya memang dia yang pegang, karena saat di hutan pencuri itu memberikannya kepada dia!"

Kemudian sang Raja Aftur menatap Agung dan berkata. "kamu sedang berada di istanaku, anak muda...dari mana kau berasal? sepertinya kau bukan berasal dari sini!"

Agung menundukkan kepala dan berkata dengan nada rendah. "Hamba tidak tau, sepertinya hamba berasal dari dunia yang berbeda yang mulia."

Raja Aftur menganggukkan kepalanya, ia percaya dengan perkataan Agung karena ia bisa melihat dari mata batinnya.

Kemudian sang Raja teringat dengan perkataan peramal nya yang meninggal beberapa tahun lalu! ia berkata bahwa sang naga iblis akan dikalahkan oleh orang yang berasal dari dunia lain menggunakan pedang legenda terkutuk.

Kemudian sang Raja Aftur mencoba berkata untuk menyuruh Agung mengalahkan naga iblis dengan sebuah ancaman. "Kalo bukan berasal dari negeri ini maka aku akan membunuhmu! tapi jika kau mau menuruti persyaratan dari ku maka kau tidak akan ku bunuh!"

****

Di rumah sakit Niki ibunya Agung sudah sadarkan diri dan ia lari keluar pintu rumah sakit. ia menghampiri pak RT dan dua orang pemuda yang mendampinginnya.

Niki menatap pak RT dan berkata "dimana anak ku pak? antar kan saya ketempat anak saya pak!"

Pak RT langsung menuntun Buk Niki ke kamar mayat diikuti oleh dua orang pemuda yang mendampinginnya.

Niki lari masuk ke kamar mayat dan menarik satu per satu penutup mayat, untuk menemukan anak nya

Niki pun menemukan jasad anaknya, wajah anaknya Agung yang pucat dan terbujur kaku. ia memegangi wajah anak nya, ia mencium wajah anak nya sambil menangis.

Mayat Agung dibawa pulang lalu dimandikan, dikafankan kemudian dimakamkan

Setelah di makamkan Niki menangis memegang nisan dan berkata sambil mencium nisan anaknya. "Maaf kan ibu nak! karena tidak membuat mu bahagia dan selalu membuatmu sengsara."

Setelah kematian anak nya Agung, Niki telah mengiklaskan kepergian anaknya, dan ia pun kembali memulai hidup seperti biasanya menjadi buruh cuci walau tanpa anaknya, Agung.

...----------------...

Di kerajaan Agung merasa agak senang, karena akan diberikan kesempatan hidup tapi ia juga merasa panik dengan persyaratan yang akan diberikan Raja Aftur .

Agung mengangkat kepalanya dan berkata sambil mengelap air matanya. "Apa syarat nya yang mulia?"

Sang Raja mulai tersentuh hati nya, senang jika pemuda ini memang orang yang ada di ramalan itu

Sang Raja berkata kepada Agung dengan nada tegas. "Persyaratan pertama jika kamu tidak ingin dibunuh kamu harus bisa mengambil pedang yang tertancap di batu di atas bukit, jika kamu berhasil selamat dan mendapatkan pedang itu! kamu boleh kembali lagi ke kerajaan ini! persyaratan kedua kamu harus mengalahkan naga iblis jika kamu bisa mengalahkannya maka kamu dapat hidup bebas di kerajaan ini!"

Prajurit Aidan yang mendengar perkataan sang Raja lalu ia berkata. "Tapi tidak ada yang pernah selamat mencari pedang itu yang mulia!"

Raja Aftur kemudian menatap Aidan dan berkata kepadanya. "Kamu tidak perlu risau Prajurit Aidan, karena kamu juga akan ikut bersamanya."

Prajurit Aidan mengangkat kepalannya kaget dan berkata. "Aku tidak mungkin bisa menemaninya yang mulia, ksatria-ksatria kuat yang kesana aja tidak pernah kembali apa lagi saya yang hanya bergelar prajurit biasa yang mulia."

Kemudian Raja Aftur melotot ke arah Aidan dan berkata dengan nada tinggi. "Harus kau tidak ada yang lain... jika kau tidak mau maka akan ku masukan ke penjara bawah tanah."

"Baik yang mulia saya akan mengantar nya." jawab Prajurit Aidan sambil menundukkan kepalannya.

"Sekarang pergi lah kau dulu untuk istirahat, setelah pemuda ini tubuhnya sudah membaik baru lah kalian pergi besok pagi." Ujar Raja Aftur kepada Prajurit Aidan.

Kemudian Prajurit Aidan keluar dan ia pergi ke bar untuk minum, ia merasa mungkin ini akan menjadi hari terakhir dia minum di bar kerajaan

Raja Aftur kemudian memanggil tabib kerajaan untuk memeriksa dan mengobati luka pada tubuh Agung

Sang tabib kemudian membawa Agung keruangan prakteknya dengan dibantu oleh dua orang prajurit kerajaan.

...----------------...

Di bar kerajaan Prajurit Aidan sedang melamun sambil membatin. "Gimana nasib aku setelah ini ya?"

"Kamu kenapa sayang murung gitu dari tadi aku liat, kamu kenapa?"

Suara itu berasal dari Clara kekasih Aidan yang berada di belakangnya.

Aidan menoleh kebelakang melihat kekasihnya ia berkata. "aku nggak kenapa-kenapa kok sayang, hanya memikirkan soal pekerjaan."

Prajurit Aidan terpaksa harus berbohong, karena ia takut Clara kekasih nya jadi mencemaskan dirinya.

Clara pun percaya kepada Aidan dan berkata sambil memukul mukul pundak aidan. "Kamu kalo ada masalah cerita aja sama aku, aku pasti akan membantu mu,"

"Kamu mau nggak nemenin aku minum sebentar?" tanya prajurit Aidan kepada Clara kekasihnya.

Clara menatap prajurit Aidan dan berkata dengan menautkan alisnya. "Mau dong sayang... buat kamu apa yang nggak."

Prajurit Aidan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang, sambil minum minum bersama kekasihnya Clara.

Prajurit Aidan terus bersenang-senang bersama kekasihnya hingga larut malam dan tertidur di kafe kerajaan.

Petugas bar membiarkan kedua sejoli itu tertidur di bar.

Karena petugas itu sudah di beri perintah oleh Raja Aftur melalui prajurit kerajaan agar membiarkan Prajurit Aidan dan kekasihnya berada di sana semalaman.

Keesokan paginya seorang komandan yang bernama Adri, masuk kedalam bar dan berkata dengan nada tinggi" mana Prajurit Aidan"

Prajurit Aidan yang mendengar suara komandannya terbangun dan langsung berdiri tegap. "Siap komandan!"

Clara pun ikut berdiri tegap di samping Prajurit Aidan .

Kemudian Aidan menoleh ke arah Clara dan berkata. "Kamu pulang aja dulu dan istirahat lah dirumah."

Clara langsung melangkah keluar dengan kepala tertunduk.

"Aidan kamu di suruh untuk menghadap raja Aftur."

Komandan Adri langsung membalikan badan dan kembali ke istana dengan menunggangi kuda nya.

Aidan kemudian jalan menuju kasir. ia berkata kepada petugas kasir. "Berapa biaya yang harus ku bayar untuk semua ini?"

Petugas kasir berkata. "Tidak usah bayar tuan karena semuanya sudah dibayar oleh Raja Aftur"

Prajurit Aidan langsung bergegas menuju ke istana dengan cara berlari se cepat cepatnya

Sesampainya di istana. ia masuk ke kediaman Raja aftur. ia melihat Agung yang sudah berlutut menghadap sang Raja .

Prajurit Aidan pun segera berlutut juga di samping Agung dan berkata sambil menundukkan kepala. "Maaf telat yang mulia."

Sang raja kemudian menatap Prajurit Aidan dan Agung bergantian dan berkata "baik aku akan memberikan kalian seekor kuda dan jalan lan terus ke arah timur, maka kalian akan menemukan bukit."

"Baik yang mulia." Jawab Prajurit Aidan dan Agung bersamaan

Lalu seorang prajurit membawakan tas besar yang berisi bekal.

Prajurit Aidan berkata dengan nada rendah. "Terimakasih yang mulia...saya akan berangkat dengan membawa ini semua"

Kemudian Prajurit Aidan ada Agung berjalan keluar istana.

Prajurit Aidan pun membawa Agung ke arah timur dengan menunggangi kuda yang di berikan oleh Raja Aftur.

Lawan Pertama

Bab 3

Agung dan prajurit Aidan menunggangi kuda dengan sangat cepat melewati perumahan dan pasar.

Mereka pun sudah melewati gerbang kerajaan, dua prajurit yang berdiri menjaga gerbang membungkuk memberi hormat kepada mereka.

Mereka sudah menempuh jalan yang sangat jauh sekitar 10 km yang sudah dilalui. mereka terus berjalan ke arah timur dengan menunggangi kudanya.

Mereka sudah berada di depan hutan larangan tapi karena matahari sudah tenggelam mereka memilih untuk istirahat dulu dan akan melanjutkan perjalanan besok pagi.

Prajurit Aidan menoleh ke arah Agung yang dari tadi hanya diam saja dan berkata "sebaiknya kita istirahat dulu disini, karena bahaya berada di dalam hutan sana malam malam karena banyak binatang buas!"

"Baik tuan!" jawab Agung langsung turun dari kudanya, begitupun dengan prajurit Aidan.

Prajurit Aidan mengingat ingat perjalanan yang akan dilalui nya

...----------------...

Flashback di istana

Raja Aftur berkata "untuk sampai ke pedang legenda kutukan menurut yang ada di gulungan istana, kalian berdua harus menaklukan 4 tantangan yang ada. di dalam hutan larangan ad 2 tantangan, satu lagi ada di lereng bukit dan satu lagi berada di puncak bukit tempat pedang itu berada! tantangan tersebut aku tidak tahu seperti apa bisa jebakan atau melawan monster" penjelasan panjang dari Raja Aftur.

"Baik yang mulia Raja." jawab prajurit Aidan dan Agung sambil menundukkan kepala.

...----------------...

Kembali ke prajurit Aidan dan Agung yang sedang istirahat di pinggir hutan.

Prajurit Aidan sedang duduk di atas batu. ia menatap Agung yang murung dan berkata

"kenapa kau murung terus? kau harus bisa melewati semua tantangan itu! karena kau aku rela meninggal kan kekasihku."

"Baik tuan!" jawab Agung

"jangan panggil aku tuan! panggil aja aku Aidan! kita akan melalui ini bersama walau mungkin kita besok sudah tidak ada." ucap prajurit Aidan dengan senyum.

Kemudian prajurit Aidan mengambil tas bekal yang di berikan oleh Raja aftur iya pun membuka nya dan berkata "ayo makan dulu Gung! kita harus makan untuk persiapan kita besok."

"Baik ...Ndan!" Agung mengambil nasi dan lauk dengan wadah daun talas yang lebar.

Setelah kenyang Agung dan prajurit Aidan tidur.

"Krek... Krek.." suara ranting patah

Agung bangun dan ia melihat sosok seperti manusia dengan wajah monyet seperti Hanuman. sosok misterius itu lari kedalam hutan. kemudian Agung membuntuti nya dari belakang dengan harapan sosok itu dapat menunjukan jalan cepat menuju pedang legenda kutukan itu.

Tiba tiba sosok yang dikejar Agung menghilang dari pandangannya.

Dan sosok itu muncul di dahan pohon yang tinggi yang berada di belakang Agung.

Agung menoleh kebelakang kemudian sosok itu meloncat ke arah Agung dengan mengeluarkan tombak dari telinganya dan menghunuskan tombak nya, tombak itupun

menusuk perut Agung.

Kemudian Agung Langsung terbangun dan membuka matanya dengan napas yang tersenggal senggal sambil memegang perutnya. ia melihat sekeliling yang sudah terang ia bisa melihat matahari yang indah terbit dari sebalik bukit .ia lega karena semua itu hanya mimpi.ia mengira akan beneran mati.

"Kamu mimpi buruk ya?" tanya prajurit Aidan menatap Agung.

"Iya ..Ndan!" jawab Agung dengan napas ngos ngosan seperti orang habis lari 10 km.

"Ayo sarapan, kemudian kita lanjut menyusuri hutan." prajurit Aidan mengeluarkan bekal dari tas nya.

Setelah makan mereka melanjutkan perjalanan. mereka masuk ke dalam hutan.

Mereka berjalan menyebrangi sungai melompati dahan kayu yang menutupi jalan dengan menuggangi kuda

Di perjalanan prajurit Aidan merasa bosan, karena selama diperjalanan Agung hanya diam saja, jadi prajurit Aidan mulai menanyai Agung.

"Dari mana asal mu yang sebenarnya Gung? apakah kau benar berasal dari dunia lain?" tanya prajurit Aidan kepada Agung.

Kemudian Agung mengingat dan berkata apa yang diingatnya "ya aku tidak berasal dari dunia ini, sepertinya aku telah mati di dunia lamaku dan setelah itu aku hidup kembali di dunia ini."

"Kalo begitu seperti apa dunia lama mu itu?" tanya prajurit Aidan sambil melirik kebelakang.

"Dunia lama ku jauh berbeda dari ini, kami bepergian jauh tidak mengenakan kuda, tapi dengan mengendarai sepeda motor atau nggak mobil kami juga bisa terbang dengan menggunakan pesawat!" jawab Agung sambil memegang dagunya.

"Sepeda motor?"

"Mobil?"

"Pesawat yang bisa terbang?"

Prajurit Aidan bingung dengan yang dikatakan Agung.

"Dunia mu seperti nya sudah canggih ya Gung!" ucap prajurit Aidan.

Setelah mengatakan itu, kemudian prajurit Aidan membatin "mungkin anak ini pikirannya sudah rusak karena telah ku pukulin kemarin"

"Owh iy maafin aku karena telah memukulmu kemarin ya Gung!" ucap prajurit Aidan dengan tulus

"Iy....Ndan! aku maafin kamu juga kan kemarin tidak tau, cuma kesalah pahaman." Agung memegang pipinya yang bekas serangan prajurit Aidan.

Saat sedang asik asik nya mengobrol tiba tiba serangan tombak muncul dari arah atas, serangan itu langsung menancap tepat di depan kuda mereka. membuat kuda kaget dan mereka berdua jatuh, kuda itu kemudian berlari kembali ke jalan yang sudah dilintasi.

Prajurit Aidan menarik pedangnya. ia berteriak "siapa kau? keluar lah hadapi aku!"

Agung melihat tombak panjang itu menancap di tanah, tombak itu mirip dengan tombak yang menusuk perutnya di dalam mimpi.

Agung pun berdiri untuk mencabut tombak itu, ia berharap dengan mengambil tombak itu dan membuangnya mungkin sosok mirip Hanoman yang muncul di mimpinya itu, tidak akan punya senjata untuk menyerang. sehingga prajurit Aidan mudah untuk mengalahkannya.

Tiba tiba saja ada sosok yang sangat cepat melintas di hadapan Agung dan mencabut tombak tersebut.

"Jika benar ini Hanoman yang ada di dalam mimpi ku, pasti setelah ini dia akan menyerang ku dari arah belakang." batin Agung sambil menoleh kebelakang

Ternyata bener sosok Hanoman itu loncat dari dahan. ia loncat mengarah ke Agung dengan menghunuskan tombaknya, persis seperti mimpi Agung, Hanoman itu akan menusuk perutnya menggunakan tombaknya.

Agung dengan cepat menghindar dengan cara menjatuhkan tubuhnya ke tanah dan tombak itu menancap ke tanah .

Hanoman itu hendak melakukan serangan lagi dengan menghunuskan tombak lagi kearah Agung. dengan cepat, prajurit Aidan langsung menepis tombak itu menggunakan pedangnya.

"Larilah, dia bukan lawan mu!" ucap prajurit Aidan dengan nada tinggi.

Kemudian Agung lari dan bersembunyi di balik semak semak.

Terjadilah adu pedang dan tombak antara prajurit Aidan dan Hanoman.

Walaupun Aidan hanya seorang prajurit biasa tapi ia telah mendapatkan pelatihan khusus berpedang di istana.

Jadi dengan mudah prajurit Aidan menepis semua serangan dari Hanoman itu menggunakan pedangnya.

Hanoman itu tiba tiba menghilang dan muncul di dahan belakang Aidan, ia akan melakukan serangan bokongan.

Seperti yang dilakukan nya kepada Agung, Hanoman itu loncat sambil menghunuskan tombaknya, tapi dengan mudah prajurit Aidan menghindarinya membuat tongkat Hanoman itu tertancap kembali ke tanah.

Melihat kesempatan itu prajurit Aidan langsung menyerangnya menggunakan pedangnya.

Hanoman itu langsung loncat kebelakang dengan luka sayatan bekas pedang Aidan di wajahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!