NovelToon NovelToon

Sayang, Aku Menyerah

Awal mula

Musim hujan telah tiba , dari pagi hingga malam rintikan hujan yang kadang hanya berupa gerimis dan kadang hujan lebat memenuhi kota Mina.

Bella Amanda, putri pertama pasangan romantis Daniel Prawira dan Rahel Maika. Usianya baru saja menginjak 22 tahun. Usia yang masih terbilang muda. Dia sedang duduk seorang diri di balkon kamarnya. Memandang taman bunga kesayangan Mamanya yang terlihat begitu indahnya.

Bella memiliki adik yang berusia 15 tahun. Adik angkat yang sudah Daniel dan Rahel besarkan seperti anak sendiri. Namanya Belinda Angelina, gadis remaja yang begitu cantik dan berbakat. Belinda adalah anak dari sepupu Daniel yang meninggal karena kecelakaan. Oleh karena itu wajah Belinda dan Bella tidak jauh berbeda karena mereka masih berasal dari keluarga besar yang sama. Daniel dan Rahel selalu menyebut Belinda sebagai anak kandung agar tidak membuat Belinda merasa terasing. Walau menyayangi kedua putrinya, tapi terkadang kasih sayang orang tuanya lebih condong pada sang adik. Karena selain cantik dan pintar, Belinda lebih pintar menarik hati kedua orangtuanya. Dia lebih banyak bicara dan manja. Sedangkan Bella lebih pendiam dan menutup diri.

Dulu sekali saat masih duduk di bangku SD, Bella sangatlah riang dan percaya diri. Tapi ketika adiknya mulai bersekolah dan berprestasi di sekolah, tanpa sadar Daniel dan Rahel sering membanding-bandingkan kedua putrinya. Hal itulah yang membuat Bella menjadi minder dan merasa selalu terlihat buruk.

Dari situlah awal mula perubahan sikap dan sifat dari Bella Amanda. Daniel dan Rahel merubah putri cantiknya itu menjadi putri yang tertutup dan tidak percaya diri.

...

"Non Bella, dipanggil ibu" Bu Marni asisten rumah tangga keluarga Bella mengetuk pelan kamar Bella sambil memanggil nama anak majikannya tersebut.

"Iya bu, saya kesana" jawab Bella dan langsung berdiri dari duduknya.

Saat membuka pintu ternyata Bu Marni masih berdiri di depan kamar Bella.

"Lho, Bu Marni masih disini?" tanya Bella keheranan.

"Iya non, kata Ibu non Bella harus bersiap karena yang akan dijodohkan sama non Bella akan segera tiba" jawab Bu Marni.

"Oh.. Baiklah bu. Saya bersiap dulu ya" ujar Bella kemudian masuk lagi ke dalam kamarnya untuk sedikit berdandan.

Bella tahu siapa yang akan dijodohkan dengannya. Namanya Erlan Kusuma, pria dewasa berusia 25 tahun. Tinggi , tampan kulitnya putih dan memiliki rambut hitam sedikit bergelombang.

Meski tau siapa itu Erlan, tapi Bella tidak mengenal baik bagaimana sifat dan keseharian seorang Erlan. Dia hanya tahu kalau Erlan itu anak dari teman Papanya.

Bella adalah gadis yang sangat cantik. Namun meski begitu, Bella belum pernah berpacaran. Para pria enggan mendekatinya karena dia sangat menutup diri. Dia tidak dekat dengan siapapun, sifatnya begitu introvert. Tapi bila dia bertemu dengan orang yang nyambung diajak ngobrol, dia akan berubah menjadi extrovert.

Sangat berbeda dengan sifat Belinda yang riang, ramah dan banyak teman. Di usia yang baru 15 tahun dia sudah 3 kali berpacaran.

Kedua orang tua mereka sangat open minded, jadi mereka tidak mengekang anaknya untuk berpacaran.

Tapi walau begitu Bella tetap tidak tertarik untuk pacaran. Padahal Daniel sangat ingin Bella segera menikah dan menggantikannya di perusahaan. Daripada menunggu sang putri yang tak kunjung mempunyai niatan menikah maka Daniel sengaja menjodohkan Bella dengan anak temannya yang tentu sudah diselidiki bibit bebet dan bobotnya.

Erlan adalah calon ideal untuk Bella menurut Daniel. Sifat Erlan yang ramah akan mudah beradaptasi dengan Bella yang introvert sehingga mereka bisa saling melengkapi.

Bella mengganti pakaiannya dengan dress yang sudah disiapkan Mamanya. Dress berwarna kuning gading yang sangat cocok dengan kulit putih mulusnya.

Padahal Bella sangat cantik dan manis tapi lagi-lagi karena dia tidak percaya diri semua itu tidak terlihat jadinya.

Rahel dan Belinda masuk ke kamar Bella. Belinda yang memang sudah pandai berdandan mulai memainkan perannya. Dia memakaikan riasan wajah untuk kakak tercintanya.

Walau Belinda lebih muda 7 tahun dari Bella, tapi wajah Bella terlihat lebih muda dari adiknya. Mungkin karena Bella tidak memakai banyak riasan wajah seperti Belinda. Belinda lebih cocok seperti anak kuliahan, tapi wajah cantiknya tentu saja melebihi kecantikan kakaknya dimata orang lain.

Belinda telah selesai mendandani kakaknya. Bella yang pertama kali berias tentu terlihat sangat cantik.

"Wow... Siapa ini? Cantik sekali" puji Rahel sang Mama.

"Makasih ma" jawab Bella tersenyum.

"Nanti saat jalan berdua dengan Erlan kamu harus banyak berinisiatif memulai obrolan ya. Jangan pasif seperi biasanya" titah sang mama.

Bella pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Tak berapa lama terdengar bell rumah berbunyi.

"Itu pasti mereka" kata Rahel.

"Nanti kamu turun saat Mama panggil, sekarang Mama dan Belinda akan menyapa lebih dulu".

Lagi-lagi Bella mengangguk paham.

Di ruang tamu, Erlan dan kedua orang tuanya sudah disambut Daniel.

Erlan terlihat begitu tampan dan mempesona dengan kemeja pastel nya. Dia tersenyum ramah pada Daniel serta Rahel dan Belinda yang baru saja turun. Mereka mengobrol sebentar tentang rencana pernikahan keduanya.

Daniel dan orang tua Erlan sepakat pernikahan akan dilaksanakan 3 bulan mendatang. Selama 3 bulan ini Erlan dan Bella akan melakukan masa pendekatan. Setelah kesepakatan di dapat, Rahel kemudian meminta Bu Marni untuk memanggil Bella turun.

Bella turun dari kamarnya dengan perlahan, tidak lupa dia tersenyum manis seperti apa yang Mamanya perintahkan. Dari tempatnya duduk Erlan sampai tak berkedip memandang calon istrinya yang nampak begitu cantik.

Erlan terus memperhatikan sampai Bella mendekat ke arah mereka. Hal itu pun tidak luput dari perhatian Daniel, dia senang karena Erlan terlihat kagum pada putri pertamanya itu.

"Selamat siang Om, Tante dan Mas Erlan" sapa Bella ramah.

"Selamat siang Bella" jawab Ayah dan Ibu Erlan hampir bersamaan.

Berbeda dengan Erlan yang sampai tidak bisa menjawab karena merasakan tenggorokannya kering saking gugupnya.

Ibunya sampai menyikut lengan anaknya yang terlihat begitu terpesona itu.

"Hem. Selamat siang juga Bella" Erlan akhirnya bisa menjawab salam Bella.

Seisi ruangan sampai tertawa melihat kegugupan Erlan.

Dia memang sudah cukup sering bertemu Bella, tapi melihat Bella yang memakai riasan yang seperti ini membuatnya pangling. Bella terlihat berkali lipat lebih cantik dari biasanya.

"Bel, pernikahan akan diadakan 3 bulan lagi. Apa kamu setuju?" Daniel bertanya pada anaknya.

Bella yang dari awal sudah dibujuk untuk menyetujui perjodohan ini pun menganggukkan kepalanya.

Terlihat kelegaan dari raut wajah Erlan. Perlahan kegugupannya sudah berangsur menghilang. Erlan dan Bella pun diminta untuk makan siang diluar sementara yang lain akan melanjutkan pembicaraan.

Kedua pasangan baru itu pun pergi untuk lunch bersama.

Walau awalnya kecanggungan meliputi keduanya tapi Bella berusaha keras untuk menuruti perkataan Mamanya. Dia mendominasi pembicaraan sehingga antara dia dan Erlan mulai terlibat obrolan yang seru. Apalagi Erlan memang tipe orang yang cepat akrab.

"Kamu cantik sekali hari ini Bel" puji Erlan tulus.

"Terima kasih Mas, ini karena Belinda yang mendandani ku" jawab Bella malu-malu.

"Oh ya? Adik kamu patut di apresiasi karena kamu yang sudah cantik jadi berkali lipat lebih cantik" Erlan mulai menggombal.

Bella pun hanya bisa terkekeh mendengar itu.

"Aku serius. Kamu sangat cantik" puji Erlan lagi.

Bersambung...

Benarkah?

"Orang-orang pasti akan mengatakan hal yang sama dengan ku, kalau kamu memang sangat cantik" ujar Erlan meyakinkan Bella tentang ucapannya.

"Terima kasih mas pujiannya, tapi itu terlalu berlebihan" sahut Bella tersenyum.

"Aku tidak berlebihan Bell" elak Erlan.

Bella tertawa mendengarnya.

"Aku orang keberapa yang mengatakan kalau kamu cantik?" tanya Erlan. Dia sangat penasaran dengan kisah percintaan Bella. Mengingat selaim cantik, Bella juga berasal dari keluarga berada. Biasanya perempuan seperti itu sering bergonta ganti pasangan.

Sam seperti adik Bella, Erlan juga mendengar kalau Belinda termasuk gadis yang sering bergonta ganti pacar. Jadi Erlan mengira Bella pasti hampir sama dengan adiknya. Apalagi kecantikan mereka 11 12.

"Mas mau aku jujur?" Bella bertanya.

Dengan cepat Erlan pun mengangguk.

"Jawabannya tidak ada" jawab Bella terkekeh.

Erlan membulatkan mata mendengar jawaban Bella.

"Kamu pasti bohong atau mungkin mantan-mantan pacarmu pasti buta kalau sampai mereka bilang kamu tidak cantik" tuduh Erlan.

Bella kembali terkekeh.

"Aku tidak bohong mas dan juga aku tidak pernah pacaran. Jadi tidak ada mantan-mantan " jelas Bella.

Kali ini Erlan yang tertawa.

"Kamu bercandanya kelewatan. Mana mungkin jaman sekarang ada yang belum pernah pacaran. Apalagi kamu cantik" ujar Erlan teguh dengan pendapatnya.

Bella tersenyum sebelum menjawab.

"Aku serius mas, makanya Ayah khawatir dan menjodohkan aku sama Mas".

Seketika saja senyum Erlan mengembang.

"Aku sangat beruntung mendapatkan calon istri seperti kamu" ujar Erlan sambil membelai tangan tunangannya itu.

Erlan mengambil jemari lentik Bella dan menciumnya.

"Bolehkan aku memanggil mu sayang?" pinta Erlan.

Bella pun mengangguk.

"Kamu juga panggil aku sayang ya mulai saat ini, aku sangat ingin hubungan kita berhasil" lanjut Erlan.

Lagi-lagi Bella mengangguk.

Selesai makan bersama. Erlan mengajak Bella untuk berjalan-jalan di Mall. Dengan memberanikan diri Erlan menggenggam tangan Bella saat berjalan. Untungnya Bella tidak menolak dan membiarkan Erlan melakukan itu.

Senyum Erlan yang secerah mentari itu terlihat sangat jelas karena dia merasa begitu bahagia bisa menjadikan Bella sebagai calon istrinya.

Ingin sekali Erlan mempercepat pernikahan mereka agar bisa melakukan lebih dari sekedar berpegangan tangan.

Melihat Bella yang begitu polos membuat Erlan tidak tega untuk berlaku lebih padahal dia sangat ingin.

Erlan bukanlah pria yang bersih seratus persen. Dia pernah berpacaran beberapa kali layaknya pasangan dewasa. Tapi Erlan tidak pernah memaksa dan melakukannya atas dasar suka sama suka. Dan sekarang dia mendapat tunangan yang begitu polos, Erlan akan sangat menjaga pasangannya bagaikan benda yang paling berharga.

Sejujurnya saat pertama kali bertemu Bella, Erlan sudah langsung menyukainya. Dia kagum dengan sosok lemah lembut seperti Bella. Tapi dia tidak berani mendekati karena Bella begitu tertutup dan mengira kalau Bella sudah memiliki kekasih.

Ketika sang Ayah menawarkannya untuk bertunangan dengan Bella, tanpa pikir panjang Erlan langsung menerimanya. Dia sangat bahagia karena mempunyai kesempatan untuk dekat dengan Bella.

Padahal kalau Erlan tidak bersedia, Sang Ayah sudah punya kandidat lain yaitu adik kandung Erlan yang usianya 24 tahun. Mereka hanya beda setahun saja. Nama adik kedua Erlan adalah Finn. Kandidat kedua yang rencananya akan dijodohkan dengan Bella bila Erlan menolak. Diluar dugaan ternyata dengan mudah Erlan menerima tawaran tersebut sehingga sang Ayah tidak jadi menjodohkan Bella dengan Finn.

Erlan mempunyai dua adik lagi selain Finn. Jadi dia adalah empat bersaudara dan semuanya laki laki. Kedua adiknya itu bernama Jevin dan Nevan. Mereka berdua kembar dan berusia 20 tahun.

Setelah menikah Erlan akan tinggal di rumah Bella dan mengambil alih perusahaan ayah Bella dan Erlan tidak keberatan untuk itu.

"Ayah tidak menyangka kamu menerima pertunangan ini, padahal kalau kamu menolak Ayah rencananya akan menjodohkan Finn dengan Bella" ujar sang ayah kala itu.

"Aku sudah menyukai Bella sejak lama Ayah. Tapi aku pikir dia sudah memiliki kekasih jadi aku tidak berani mendekatinya" sahut Erlan.

Ayah Erlan yang bernama Raffa pun tersenyum puas.

"Syukurlah kalau begitu nak, semoga pernikahan kalian bahagia. Jangan kecewakan ayah" ucap sang Ayah.

Erlan pun menganggukkan kepalanya.

...

Erlan dan Bella berkeliling memasuki satu toko ke toko lain tanpa membeli apapun. Kesenangan tersendiri buat mereka melihat-lihat tanpa berbelanja.

"Aku kira kamu akan berbelanja banyak, mengingat orang tuamu mampu untuk itu" kata Erlan saat mereka berkeliling.

"Aku hanya berbelanja ketika membutuhkannya mas" jawab Bella apa adanya. Dia memang bukan cewek yang suka belanja. Hanya berbelanja saat memang dibutuhkan.

"Kamu ini benar-benar calon istri idaman. Beruntung aku yang dijodohkan lebih dulu, bukan Finn" sahut Erlan terkekeh.

Bella tersenyum kecil mendengarnya.

Bella pun mengenal Finn. Senior galak di kampusnya dulu. Berbeda dengan Erlan yang ramah, Finn sangat judes. Kalau Bella dan Finn bertunangan akan seperti apa canggungnya , mereka berdua sama-sama pendiam.

"Kamu dulu satu kampus kan sama Finn?" tanya Erlan.

Bella mengangguk.

"Iya mas, tapi Mas Finn di kampus termasuk anggota Bem yang paling ditakuti. Orangnya galak" jawab Bella.

Erlan yang mendengarnya seketika tertawa.

"Dia memang seperti itu. Dirumah pun dia judes dan irit bicara" sahut Erlan.

"Apa dulu di kampus dia punya pacar?" tanya Erlan pula.

Bella menggeleng tanda tidak tau.

"Aku tidak tau mas tentang itu. Mas Finn dan aku beda jurusan. Dia ambil hukum dan aku ekonomi. Jadi kami jarang bertemu kecuali ada acara tertentu." jawab Bella.

Erlan pun mengangguk mengerti.

"Ayo kita nonton film. Aku dengar ada film bagus" ajak Erlan kemudian. Bella pun mengangguk setuju.

Bisa dibilang ini adalah kali pertama Bella berkencan dan dia cukup senang karena Erlan memperlakukannya dengan baik.

Saat menunggu teater di buka. Erlan dan Bella duduk di sofa yang tersedia. Mereka sudah memesan 2 minuman dan 1 cup popcorn ukuran besar.

Tiba-tiba ada seorang gadis menghampiri mereka.

"Mas Erlan, apa kabar?" sapa gadis yang bernama Maya.

"Oh halo Maya, kabar baik" jawab Erlan basa-basi.

"Ini siapa mas?" tanya Maya menunjuk Bella yang duduk disebelah Erlan.

"Kenalin ini Bella. Tunanganku" jawab Erlan memperkenalkan Bella.

"Wah... Selamat ya" kata Maya kemudian menyalami Bella.

"Terima kasih mbak" jawab Bella tersenyum.

"Mas Erlan ternyata seleranya daun muda" ujar Maya pula.

Erlan hanya terkekeh.

"Pokoknya nanti kalian nikah harus undang aku ya" ujar Maya sebelum meninggalkan pasangan baru itu.

Erlan pun menganggukkan kepalanya.

"Sampai jumpa" ucap Maya berpamitan dibalas lambaikan oleh Bella dan Erlan.

"Siapa mas?" tanya Bella saat Maya sudah menghilang.

"Dia rekan kerja mas dulu. Saat masih bekerja di Win coorporation" jelas Erlan.

"Oo...cantik ya" ucap Bella pelan.

"Jangan bilang kamu cemburu" tanya Erlan sambil mengulum senyum.

"Apaan sih mas" jawab Bella malu-malu.

Erlan tertawa kecil kemudian mengusap rambut Bella dengan gemas.

Bersambung...

Senior

Langit sudah nampak gelap ketika Bella dan Erlan selesai menonton film. Seharian ini mereka gunakan untuk bersenang-senang dan saling mengenal. Keduanya merasa bahagia dengan perjodohan ini.

Saat ini Bella sedang menunggu Erlan yang tengah ke toilet . Dia berdiri di depan salah satu restoran yang ada di mall tersebut.

"Bella..." suara sapaan yang tidak asing terdengar di telinga Bella.

Seorang pria tinggi yang sepertinya bukan hanya berdarah Indonesia tapi ada campuran Amerika dan juga Jepang nya. Dia adalah Ronald Sean Anderson. Senior Bella di kampus dulu. Dia sama seperti Finn, sama-sama anggota Bem. Finn dan Sean pun berteman baik. Tapi sifat mereka sangat jauh berbeda, Finn pendiam sedangkan Sean lebih banyak bicara. Makanya Sean bisa cukup akrab dengan Bella yang notabene nya sama dengan Finn yaitu irit bicara.

"Kak Sean" sapa Bella ramah.

"Lama tidak berjumpa" kata Sean sambil mengulurkan tangannya.

Bella menerima uluran tangan tersebut.

"Itu karena Kak Sean melanjutkan kuliah di Australia. By the way kenapa kakak disini?" tanya Bella. Karena setaunya Sean sedang melanjutkan S2 di negara kangguru tersebut.

"Aku sedang liburan. Bagaimana kabarmu?" tanya Sean.

"Aku baik kak. Kakak apa kabar?" tanya Bella basa basi.

"Seperti yang kamu lihat, aku selalu baik" jawab Sean sedikit jumawa. Apalagi saat mengucapkannya expresi wajah Sean begitu lucu. Bella bahkan sampai terkekeh mendengarnya.

Erlan yang baru keluar dari toilet melihat Bella dengan seorang pria tengah mengobrol. Terlihat sesekali Bella tertawa ketika pria tersebut berlaku konyol. Erlan yang melihat itu langsung saja merasa cemburu. Dia heran kenapa bisa begitu mudahnya merasakan cemburu pada hal kecil. Padahal dulu dia tidak seperti ini. Bahkan mantan-mantan pacarnya pernah menuntut Erlan untuk cemburu pada mereka.

Tapi sekarang?.

Melihat Bella hanya mengobrol saja dia sudah sangat cemburu. Dengan nafas memburu dia mendekat ke arah Bella dan merangkul pundaknya.

"Siapa sayang?" tanya Erlan pada tunangannya.

"Eh.. Mas. Ini Kak Sean. Senior ku di kampus dulu" jawab Bella tersenyum. Sebenarnya dia sedikit kaget karena Erlan tiba-tiba merangkulnya.

Mendengar kata sayang yang keluar dari mulut Erlan seketika merubah Sean yang tadinya rame seketika menjadi bungkam.

Erlan pandangi wajah pemuda di depannya. Sean pun melakukan hal yang sama. Beberapa detik kemudian mereka akhirnya tersadar.

"Mas Erlan, saya Sean teman Finn. Dulu sering maen ke rumah" kata Sean sambil mengulurkan tangannya.

"Wah.. Pantas saja seperti pernah bertemu. Tambah tinggi saja kamu" kata Erlan menerima uluran tangan tersebut.

"Hehehe iya Mas, ternyata dunia ini sempit. Tunangan mas ini dulu junior saya di kampus" kata Sean menjelaskan. Dia sadar tadi Erlan menatapnya tak suka.

Erlan pun menganggukkan kepalanya.

"Kami balik dulu ya Sean" Erlan tidak mau berlama-lama mengobrol dengan Sean. Menurutnya Sean ada bibit suka dengan calon istrinya.

"Ah.. Iya mas.. Sampai jumpa Bella" kata Sean tersenyum. Sungguh dia sebenarnya masih ingin mengobrol dengan Bella mengingat sudah lama mereka tidak bertemu. Tapi dia paham Erlan tidak suka bila Sean mengobrol dengan Bella walau dia tidak menunjukkannya secara langsung.

"Sampai jumpa Kak Sean" pamit Bella yang masih dirangkul oleh Erlan. Erlan seolah menunjukkan kalau Bella adalah miliknya.

...

"Kamu dan Sean satu jurusan?" tanya Erlan pada Bella. Mereka dalam perjalanan menuju rumah Bella.

"Iya mas, dulu kak Sean yang sering bantu aku kalau ada tugas" Bella tidak sadar kalau jawabannya membuat Erlan semakin cemburu.

Erlan tidak menjawab lagi, dia malah menggenggam erat kemudi mobilnya. Urat-urat tangannya sampai terlihat jelas.

Bella yang begitu polos dan tidak pernah berpacaran tentu saja tidak paham kalau Erlan sedang cemburu.

Melihat respon Bella yang diluar dugaan membuat Erlan menghela nafas kasar. Dia baru ingat kalau Bella tidak pernah pacaran dan tidak mengenal kode-kodean.

"Lain kali jangan terlalu dekat dengan pria lain" ucap Erlan yang memilih langsung berbicara apa yang dia rasakan.

"Iya mas" jawab Bella patuh.

"Kak Sean orangnya ramai dan konyol. Satu-satunya teman pria yang aku kenal di kampus" jawab Bella terus terang. Memang seperti itu adanya. Bella dan Sean memang berteman dan bisa dibilang teman pria Bella satu-satunya hanya Sean.

"Iya sayang aku mengerti, tapi aku mohon jangan membicarakan pria lain saat bersamaku. Apa ini beban untukmu? Di hari pertama kencan aku sudah meminta mu ini dan itu. Biasanya aku tidak mudah cemburu. Tapi karena kamu adalah calon istriku rasanya aku tidak rela melihatmu berbicara begitu akrab dengan pria lain." terang Erlan panjang lebar.

Bella yang memang sangat minim pengetahuan tentang beginian kini paham satu hal. Dia harus membatasi diri untuk dekat dengan pria lain walau itu Kak Sean sekalipun. Satu-satunya teman pria yang dia miliki. Walau berteman dengan Sean tapi mereka tidak pernah berhubungan via chating sama sekali. Mereka hanya berbincang saat bertemu. Bahkan nomor ponsel Sean pun Bella tidak tau. Seharusnya Erlan tidak perlu khawatir akan hal itu.

"Iya mas, maaf ya" ucap Bella tersenyum.

Erlan membalas senyum itu.

"Panggil aku sayang mulai sekarang" pinta Erlan pula.

"I-iya, sayang" ucap Bella terbata. Rasanya sulit mengubah panggilan Mas menjadi sayang dalam sekejap.

Erlan mengusap rambut Bella dengan sayang.

"Terima kasih sudah hadir dalam hidup mas" ucap Erlan sungguh-sungguh.

Ini pertama kalinya Erlan jatuh cinta dan takut kehilangan seperti yang dia rasakan pada Bella.

Bella Amanda, gadis manis dan polos yang berhasil mencuri hati seorang Erlan Kusuma.

Tepat jam 7 malam Erlan mengantar Bella sampai dirumahnya dengan selamat.

Rahel dan Belinda sudah mengintip dari jendela. Ingin memastikan kencan pertama Bella dengan Erlan apakah berjalan sesuai keinginan.

Erlan terlihat membukakan pintu untuk Bella. Mereka terlihat saling melempar senyum dan sama-sama bahagia.

Rahel dan Belinda tentu saja senang melihatnya.

"Akhirnya Kak Bella berkencan Ma" ucap Belinda pelan tapi terlihat nada bahagia disana.

"Mama senang sekali, putri kecil mama akhirnya menemukan jodohnya" sahut sang Mama.

"Mas Erlan mau masuk?" tawar Bella.

"Ck, panggil aku sayang" tegur Erlan.

Bella terkekeh.

"Maaf, belum terbiasa" ucap Bella.

"Coba ulangi lagi pertanyaanmu" pinta Erlan.

Dia mengelus rambut Bella saat mengatakannya.

Rahel dan Belinda sampai berpelukan saking senangnya melihat adegan romantis itu.

"Sayang...mau mampir gak?" Bella menuruti permintaan Erlan.

Kini Erlan yang terkekeh.

Dia raih tangan Bella dan menautkan tangan mereka.

"Ayo, aku juga harus berpamitan pada Mama dan Papamu" jawab Erlan tersenyum dan bersama-sama masuk ke dalam rumah.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!