NovelToon NovelToon

Cewek Tomboy VS Cowok Tsundere

Bab 1

"Bun. Anggra pergi ke sekolah dulu ya" Anggraini menyalimin tangan Siska.

Anggraini Dwi Deka Sasendri anak perempuan Parel Dwi David Sasendri dan Siska Dwi sasendri. Yang dikenal Angraeni.

Siapa yang mengira gadis kecil yang dulu kini menjadi gadis yang tomboy dengan potongan rambut seperti laki-laki bahkan ia ke sekolah tidak pakai androk melainkan celana dasar. gaya pun seperti laki-laki.

Jika disuruh pilih naik mobil atau motor, Ia lebih memilih pakai motor ninjanya. Katanya bisa nyelip-nyelip di kemacetan.

Kegemaran tidak seperti wanita pada umumnya. Hobinya olah raga, seperti basket, sepak bola, dan pencak silat, serta taekowndo

Siapa yang mengira bahwa dia perempuan. dia juga angota band

Ya kira kira seperti inilah tampilannya

Sedangkan David seperti ayahnya yang manja di dalam tapi dingin diluar.

"Bun aku juga berangkat" David menyalimi tangan Siska.

"Kalian tidak ada yang sarapan?" tanya Siska pada anak-anaknya.

Anggra beralih menyalimi Parel.

"Entar aja, bun. Di sekolah aku mau ada rapat pencak silat" jawab Anggraini.

"Asalamualaikum" salam Anggraini dan pergi

"Walaikum salam" ucap mereka barengan

"Kau ada apa David disekolah?" tanya Parel mengabaikan tangan anaknya yang mau saliman.

"Tidak ada apa-apa" jawab David dan mengambil tangan Parwl dan salim.

"Kalau tidak ada, sarapan dulu"perintah Siska tidak terbantahkan.

"Tapi bun..."

"Baiklah-baiklah" ucap david mengalah dan kembali duduk makan

Disisi lain seorang laki-laki sedang mendorong motornya dengan seragam yang sama dengan Anggraini.

Melihat itu Anggraini memberhentikan motornya.

"Ada apa dengan motornya?" tanya Anggraini sopan.

"Mogok" jawab pemuda itu dengan tatapan datar.

"Kau?" pekik Anggraini melihat laki-laki itu adalah Dion Albarnista. Lelaki cuek, super dingin, balok es, dan nyebelin.

Dion Albarnista kembaran Tion Albarnista anak dari Sofian Albarnista dengan Zahra Sholeha Albarnista.

Cowok yang mungkin menganggap dunia ini hanya dia sendiri. Selalu menatap orang dengan tatapan tajam dan dingin. Selalu cuek dan lebih suka menyendiri dengan memasang headset di kepala jika waktu istirahat atau memilih pergi ketempat sepi. Namun ia ketua OSIS.

Tidak suka basa-basi

Namun cewek-cewek masih banyak yang mengejarnya. Karena katanya dia cool dengan seperti itu. Wajahnya yang tampan.

Kalau dikalangan cewek-cewek yang sering dikejar-kejar selain Anggra maka Dion, Tion Albarnista (kembaran dion) dan adiknya Anggraini David jadi incaran gadis.

San sialnya mereka bertiga sekelas IPS 1. Kecuali david IPA 1.

Dion dan Tion bagaikan pinang dibelah dua yang beda hanya sifatnya berbeda jika Dion yang cuek dan dingin maka Tion akan sangat ramah kesemua orang baik cewek maupun cowok. Sedangkan Anggraini dan David sangat berbeda dari kelamin, sifat juga wajah. mungkin Anggraini dan David kembar non indentik

Dion dulunya juga ceria. Semenjak kematian Najwa kekasihnya karena kecelakaan mobil merubah segalanya. Ia bagaikan cowok tanpa perasaan. Dunianya hilang dengan kepergian Najwa

###

Anggraini lebih suka dekat cowok. Karena jika cewek pada baper. Padahal Anggraini sudah bilang kalau ia cewek tapi cewek-cewek bilang cuma alasan "Rasanya ingin ia buka melihatkan dia cewek apa cowok" Tapi Anggraini tidak mau ambil pusing. Lagi pula dia normal suka dengan laki-laki.

Gebetan angraini Bagas. Sayangnya Bagas hanya mengangapnya teman. Sayangnya bahkan Bagas mengangapnya cowok..

"Kenapa?" tanya Dion dingin.

"*In*i pasti dion" batin Anggraini.

"Mau di bantu tarik engga. Bengkel masih jauh. Tidak mau juga tidak apa-apa?" tawar Anggraini.

"Bantunya niat engga?"

"Niat sih. Kalau engga niat dibantu. Aku bisa apa?"

"Oke. Bantu tarik deh" Dion terpaksa.

Dion telah mendorong motor kira-kira 15 menit yang lalu keringat menetes dan lelah dan ia tau bengkel masih jauh.

Anggraini turun dari motor dan mengambil tali di yok motornya. Dion membantu mengikat di motornya dan Anggraini mengikat di motornya juga.

"Oke. Siap?"

Anggraini mulai melajukan motornya pelan.

Sampailah di bangkel.

Motor dion mulai diperbaiki

"Oke. Terima kasih" ucap Dion dengan wajah tanpa ekspresinya.

"Loe bisa ucap terima kasih juga?"

"Kau anak sekolah Sasendri?" tanya Dion tidak perdulikan pertanyaan Anggraini tadi

"Kita sekelas ****" kesal Anggraini.

"Oh"

"Motor loe kek mana? Apa yang rusak?"

"Belum tau. Gua tinggal aja"

"Oh. Naik apa loe?"

"Cari ojek"

"Elah bareng gua aja napa? Gua juga kesekolah yang sama. Lagipula sebentar lagi masuk. Kecuali loe mau telat"

"Bareng deh"

Dion naik motor Anggraini. Anggraini langsung jalakan motornya.

Ada polisi tidur. Anggraini mengerem mendadak kemudian Dion yang digonceng replek memeluk perut Anggraini.

Deg deg deg.

"*Lo*e kok jantungku" batin Anggraini

Dion langsung merapihkan duduknya

"Loe bisa bawa motor engga sih?" tanya Dion tidak bersahabat.

"Sory sory. Salah polisi itu lah tidur kok di jalan" ujar Anggraini tidak mau disalahkan.

Dion memutar matanya malas.

Sesampainya di parkiran

Dion turun dari motor Anggraini

"Sekali lagi terima kasih" dengan senyum canggungnya.

"Oke. Sama-sama jawab Anggraini yang telah melepas helmnya sambil tersenyum.

Deg deg deg.

"Kenapa jantungku berdengup kencang. Gila kau Dion dia laki-laki. Lagi pula aku milik Najwa. Apa karena ditingal Najwa aku beralih ke laki-laki" Dion menepis pikiran buruknya.

"Loe deluan aja. Gua mau ke pencak silat dulu"

"Sekali lagi terima kasih" ucap Dion dan pergi meningalkan Anggraini.

"Gila dia mau ucapin terima kasih berapa kali coba ini aja udah 3 kali"

ini Dion dan Tion Albarnista

ini David Dwi Rangga Sasendri

Bab 2

Setelah dari rapat Anggra kembali ke kelas karena bel sudah berbunyi.

Kondisi kelas

Ditempat duduk Tion ada Devi, Rini dan Jono yang kursinya mendekat dengan Tion mereka tertawa-tiwi tidak jelas dengan candaan Tion.

Kalau Dion, jangan tanya dia duduk sendiri dengan headset di kepala.

Nagita dan Aisyah di tempat Erni dan Della.

Reki, Bagas ,Dedy, dan Variel bergabung.

Saat Anggra masuk. Della langsung menghampiri Anggra dan mengadeng tangannya.

"Anggra.. Dari mana sih kok baru masuk?" kata Della manja.

Anggra yang risih langsung menghempas tangan Della "apaan sih Del. Engga usah gandeng-gandeng. Emang gua mau nyebrang" omel Anggra.

"Bukan nyebrang Nggra tapi loe dikira buta.. butuh dituntun" ucap Afif tersebut membuat semua yang mendengar tertawa.

Anggra duduk di bangkunya.

"Enak aja. Anggra gua itu sem..pur..na" ujar Della. Dengan tangan diangkat sebelah dan di ketuk 3 kali untuk kata sempurna.

"Dih najis. Gua masih normal kali " jawab Anggra ketus.

"Nggra, Emang suka sama gua tidak normal ya?" tanya Della sok manis.

"Engga!. Mending loe duduk gih. Entar guru masuk"

"Baik Anggra ku" ujar Della dan kembali ketempatnya dan kembali berbincang dengan Aisyah, Nagita dan Erni.

Dedy menepuk bahu Anggra. Membuat Anggra menegok kebelakang.

"Emang yang normal suka sama siapa, Nggra?"

Anggra langsung melirik Bagas.

Namun langsung melihat Dedy kembali.

"Loe pengen tau banget apa pengen tau aja?" tanya Anggra dengan wajah songongnya.

"Pengen tau banget"

"Yang penting engga suka sama loe" kali ini yang jawab Bagas.

"Idih najong kalau Anggra suka sama gua berarti lesbi dong?" ucap Dedy dramatis.

"Bukan lesbi engek tapi homo" timbal Reki.

"Sekarep kalian lah" balas Anggra malas dan memutar bola matanya.

"Jangan buli Anggra nya Della dong" teriak Della dari tempat duduk.

"Dih nenek lampir nyamber-nyamber aja padahal tidak ada kabel" balas Dedy.

"Udah. udah" lerai Bagas.

"Kalau begitu gua harus jaga jarak lah sama loe" ujar Reki.

"Kenapa?" tanya Anggra.

"Ya. Nanti elo suka lagi sama gua. Gua suka sama cewek lagi" ujar Reki.

"Gua mikir juga kali mau suka sama loe" jawab Anggra "Udah jelek, item, dekil, jones, hidup lagi" lanjut Anggra. Membuat Bagas, Variel cengir-cengir, Dedy sudah ketawa keras.

"Dih gini gini temen loe kali"

"Seterahlah bodo"

Awal pihak sekolah yang salah mengira Anggra laki-laki karena penampilan Anggra yang tomboy padahal Anggra sudah nulis perempuan. Saat pendaftaran Anggra dan David telat karena baru pulang dari jalan-jalan keluarga. Karena memang sekolah milik sendiri Anggra datang dengan pakaian biasa dan mengunakan celana.

Pihak sekolah mengira Angraeni salah contreng. Pas pembagian seragam malah diberi celana dasar. Anggra ingin komen ke pihak sekolah namun diurungkan karena menurutnya mengunakan celana lebih enak dibandingkan rok karena Anggra memang suka olahraga. Akan sulit untuk bergerak jika pakai rok atau harus ganti dahulu.

Siska dan Parel yang melihat anaknya mengunakan celana bingung dan mendatangi sekolahan. Sekolahan minta maaf dan akan dibuatkan seragam baru. Namun Anggra malah bilang dia mau pakai celana saja lebih leluasa bergerak dengan bujuk rajunya kepada pihak sekolah, Siska dan Parel setuju dengan syarat dia tetap menjadi wanita dan tidak bilang laki-laki.

Namun sayang teman-temannya menganggapnya tetap laki-laki. Nama Anggraini itu dikasih ke Anggra karena orang tuanya mengharapkan anak perempuan makanya namannya Anggraini sehingga teman-temannya memilih namanya Anggra. pernyataan itu didukung dengan nama kepanjangan Anggraini Dwi Deka S. untuk Dwi Deka kan cowok. untuk S. seperti Parel tidak menyuruh anaknya sombong dengan nama Sasendri.

Selain itu, kegemaran basket, futsal, karate, taekwondo menambah kesan laki-laki untuk aynggra. Apalagi sifat Anggra yang kasar. untuk payudara Anggra memang mungil sehingga tidak terlalu tampak. Malah terkesan bidang karena suka olah raga. Wajah Anggra pun lebih dibilang tampan dibanding cantik.

Anggra yang acuh pun membiarkan mereka dan akhirnya Anggra dianggap laki-laki untuk panggilan Rini dirumah menjadi Anggra disekolah

Tiba-tiba pandangan Anggra ke tempat Dion. Dion dengan headset dan pandangan keluar jendela.

Plak .

"Loe minta di tendang apa minta ditampar pagi-pagi" marah Anggra dengan mata melotot nya pada Reki yang menepeleng kepalanya.

"Eh. Eh santai bro" Reki menggakat ke dua tanganya menahan Anggra agar tidak marah.

"Loe pagi-pagi udah sensi aja. Cepat tua entar" lanjut Dedy.

"Ye salah dia lah. Menempeleng kepala gua."

"Lah elo matanya ke Dion mulu. Emang ada apa?" tanya Reki penasaran.

"Lah. Kapan gua liat dia? Gua liat Variel tau" elak Anggra.

"Variel tuh disitu ( menunjuk Variel) mata loe ke sono (menunjuk Dion)" jawab Reki" Dih tidak udah ngelak deh. Jangan jangan..."

"Jangan jangan apa? Mau bonjok loe?" potong Anggra dengan mengepalkan tinju.

"Udah. Udah pagi pagi juga"lerai Bagas.

"Loe juga Rek kalau loe berantem sama Anggra yang ada loe bonyok lawan sabuk hitam karate dan anak taekwondo" lanjut Bagas.

"Tuh dengerin"

"Loe juga Nggra jangan emosian napa?"

"Iya iya. Gua cuma di mulut juga. Kecuali dia memang mau ke rumah sakit"

"Pagi anak-anak" ujar ibu Rini

Semua kembali ketempat duduknya masing-masing dan dion melepaskan headset Nya.

Jam istirahat.

"Kantin yuk" ajak Anggra pada Bagas. Yang pasti dengan Dedy, Reki dan Variel.

"Ayok" jawab Dedy, Reki, dan Varietas.

"Loe tidak ke kantin, Gas?" tanya Anggra

"Kantin. Sabar gua nulis itu dulu. Belum selesai gua. Kalian udah selesai?"

"Udah" jawab Anggra

"Entar.." jawab Reki

"Entar gua pinjem catatan Anggra" jawab Dedy.

"Gua udah dong" jawab Variel

"Dih. Ogah emen minjemin catatan ke lo, Ded"

"Lah pelit amat loe. Tulisan loe paling ngenah dibanding mereka"

" Tulis sendiri napa?"

"Ayolah Anggraku yang ganteng"

"Dih bencong loe" ujar Variel.

"Nggra kantin yuk" tawar Della and the gang ( Erni, Nagita, Aisyah)

"Pergi aja sendiri" jawab Anggra

Nagita mendekat pada bagas.

"Ngas, kamu tidak usah nulis_

"Kalau gua engga nulis terus siapa? Kamu?" ucap Bagas ketus.

"Aku? Aku dengan senang hati nulis untuk kamu"

"Terima kasih. Tapi gua mau nulis sendiri"

Anggra melirik Dion. ternyata Dion juga melihat Angraeni.

mata Dion dan Anggra yang bertemu membuat Dion membuang muka kearah jendela dan mengunakan headset Nya kembali.

"Dih."

" Kenapa, Nggra?" tanya Dedy.

"Ayok ke kantin gua belum sarapan"

"Yok. gua udah selesai" jawab Bagas.

Di kantin

"Kalian mau pesan apa?" tanya Reki.

"Gua basi ayam deh. Belum sarapan gua tadi pagi" jawab Anggra.

" Gua bakso" jawab Bagas

"Gua mie ayam aja" jawab dedy

"Kalian tidak ada yang minum?" tanya reki lagi

"Gua es teh deh" jawab Anggra

"Es jeruk" Bagas

"Sama kek Bagas es jeruk" jawab Dedy

"Oke " jawab Reki.

Karena kantin biasanya ramai jadi hanya satu yang pesan dan hari ini tugas Reki.

"Gua tadi pagi lihat loe sama Dion berangkat bareng. Emang ada apa?" tanya Bagas.

"Tadi pagi ketemu dia di jalan. Motornya mogok ya gua ajak bareng aja deh" jawab Anggra

"Oh. Karena itu loe melihat Dion mulu?" ujar Reki yang baru datang dan langsung duduk di samping Anggra.

"Bukan itu sih. Gua cuma penasaran. Apa sih enaknya sendirian dengan headset? Seperti hidup dia sendiri. Muka jutek tidak ada senyumnya"

" Udah ngaku loe sekarang, tadi ngeliatin Dion"

" Udah deh Rek. Gua serius nih"

" Dulu pas SMP Dion sama Tion itu sama-sama humoris dan suka bergaul. Tapi semenjak kecelakaan najwa teman Dion dan Tion dari SD. Dion berubah jadi pendiam. Usut di usut Najwa itu pacar Dion" jawab Dedy.

"Loe kok tau, Ded?" tanya Anggra.

"Gua teman sekelas Dion dan Tion saat SMP"

"Ooohh" ucap Anggra dan Reki bersamaan.

makanan sampai....

##########

netizen : niat gambar ngga thor..?

author: bodo amat. seterah ngga suka gambarnya tinggal di lewatin aja...

see you nex time

tinggalkan jejak kalian dengan like dan comen

Bab 3

Mereka kembali ke kelas.

Di kelas sudah ada Elis the geng yang sudah duduk bercerita dengan Tion. Elis dan teman-teman dari kelas ips 2 kelas sebelah.

Della the geng juga udah di bangku Della. Mereka tidak masalah untuk Elis sering ke kelas untuk ketemu Tion. Bagi Della yang penting bukan Anggra.

Elis plin plan kadang mengoda Tion tapi juga Dion walau dikacangin mulu atau Anggra. Kalau sudah berusan dengan Anggra maka Della tidak akan tinggal diam.

"Nggra kok ke kantin ninggalin Della sih" kata Della manja menghampiri Anggra.

"Lah. Kamu sendiri tadi pergi deluan" ujar Dedy.

"Dih. Aku tanya Anggra loe, Ded" Della memengang tangan Anggra " Jadi Anggra marah ya? Della tadi ke ke toilet pas ke kelas Anggra sudah tidak ada"

Anggra hanya menarik nafasnya dalam-dalam.

" Nggra pertandingan sepak bola 3 minggu lagi loh. Ini udah ada lawan kita" teriak Tion dari bangkunya.

"Ih beneran. Bagus dong" balas Anggra.

Anggra dan teman-temannya bergabung dengan Tion dan semua berkumpul di bangku Tion.

"Kita lawan siapa nanti?" tanya Anggra yang baru duduk disamping Elis.

"Hai Nggra" sapa Elis.

"Hai" balas Anggra

Della mengambil bangku duduk diantara Elis dan Anggra "Engga usah genit loe" kata Della pada Elis.

"Kita lawan SMA budi bakti" ujar Dion dengan mengengam HP.

"Coba sini aku pengen tau aturannya dan lawan kita" ujar Bagas.

Tion memberi HP pada Bagas

"Duh masalah kita disini sih SMA Cakra Karya. Keknya kalau beruntung kita ketemu di babak final"

"Coba lihat" Anggra ngambil HP ditangan Bagas.

"Kenapa jalur kita ketemu SMA Cakra Karya hanya dibabak final sih. Duh tidak seru"

"Bukannya bagus dong kita kalau kalah bisa berada di juara dua. Kalau diawal takutnya langsung KO" jawab Reki.

"Dih neting amat loe" balas Tion.

"Kita pasti menang" jawab Dedy.

"Lawan kita juga lumayan kok. Adaa SMA Jaya Karta setelah SMA Budi Bakti" kata Anggra.

"Kita harus mulai latihan" jawab Reki.

"Ok. Tapi sekarang siapa kira-kira akan jadi pemain inti?" tanya Anggra.

"Keknya loe Nggra, Bagas, Tion, Reki, Gua, Afif, Rangga,"-Dedy

" Kita harus latihan bener-bener ini kejuaraan seprovinsi" jelas Bagas.

"David ipa 1"-ujar Tion

"Jono jangan dilupain" ujar Variel.

"Loe nyebut orang. Loe sendiri gimana Variel?" tanya Anggra

"Ya. Gua pasti lah"

"Udah berapa tadi" ujar angra

" Gua, Bagas, Variel, Jono, Tion, David, Rangga, Afif, Dedy, Reki" Anggra sambil menghitung "Baru 10 guys. Siapa lagi?"

" Kating udah? Bang Riski, Danur, Herman, dan Ilyas" -Afif

"Dih. Abang-abang tidak bisa. Mereka tidak mau ikut lagi katanya mau fokus belajar" ujar Bagas m

"Di bujuk tidak bisa ya?" ucap Dedy

"Kasian dari pada mereka tidak lulus ini bukan hanya sehari tapi hampir sebulan. Adek tingkat bagaimana?" balas Afif l.

"Kalau masukin adek tingkat sih mereka belum bisa lah. Mereka bisa sih, tapi jadi pemain cadangan" balas Anggra.

Tiba-tiba Dion masuk dengan muka datarnya entah dari mana membuat mata Anggra tertuju pada Dion yang masih dengan headset.

"Yon, kembaran kamu pinter sepak bola engga?" tanya Anggra pada Tion dengan berbisik.

"Pinter sih. Kalau main berdua sama dia gua kadang kalah"

"He hei" anggra senang

"Jangan bilang loe mau nambah Dion" tebak Tion.

"Dion ganteng sih, body bagus, sayang cuek" ujar Elis.

"Kita disini bukan cari tampang tapi skil sepak bolanya" balas Bagas.

"Le nih Lis bisa hanya cari cowok aja" balas Dedy.

"Ia..ia. " Elis pasrah

"Emang Dion calon mau ya?" tanya Della.

"Aku sebagai kembaran aja tidak yakin"

"Aku sih no. Dia itu punya tampang tampan tapi datar" ujar Aisyah.

"Aku juga no" ujar Erni.

"Kalian ini selalu neting aja" kata Anggra.

"Emang Anggra yakin bisa ngebuyukin tuh manusia datar?" tanya Della

"Kan ada kembarannya" ujar Anggra tanpa rasa bersalah.

"Lah kok gua. Ogah ah. Kalau ajak main berdua sih yes. Kalau ajak pertandingan sih no?" ujar Tion.

"Kenapa sih, Yon Si Dion bisa mukanya datar gitu?" ujar elis penasaran. Membuat yang lain juga ikut penasaran.

"Kalian pengen tau aja apa pengen tau banget? " tanya Tion.

"Pengen tau banget" ucap mereka serempak dan Anggra yang paling bersemangat.

"Kok Anggra semangat banget?" tanya Della

"Lah...kenapa? Peduli sesama bukan nya bagus?" kata Anggra.

"Jadi pengen tau engga nih?" tanya Tion.

"Pengen tau dong" ucap mereka serempak.

Semua tertuju memandang tioyn yang tidak juga bercerita.

"Ayolah Yon cepetan" ujar Dedy sudah tidak tahan.

" Sabar sabar" kata Tion "Begini begini" lanjutnya. Semua menanti " Ra...ra..."

"Rahasia dong"ujar Tion sambil tertawa dan membuat semua kesal dan mencubiti Tion. Erni dan Reki malah menarik rambut Tion dengan sebal.

"Aduh aduh sakit. Kalau mau tau tanya orangnya lah"

"Engga mau. Entar kek martabak dikacangin" ujar Anggita.

"Liat aja tuh. Kita kumpul kumpul dia malah duduk dengan headset"

"Suts. Jangan begitu. Mungkin dia lebih enak sendiri. Ya engga, Yon?" ujar Anggra sambil mengedip mata pada Tion.

"Dih mata loe picek, Nggra?" ujar Tion yang risih.

"Coba dulu lah, Yon mungkin dia mau" paksa Anggra

"Iya iya entar gua coba. Dasar pemaksa"

"Oke. Kembali ke topik. Kita mulai latihan kapan?" ujar Bagas.

"Besok. Hari ini sampai besok siang kita harus fix in pemain inti dan cadangan " ujar Anggra.

"Oke" semua setuju.

"Entar loe yang ngehubungin anak bola yang lain kan?"

"Siap" kata Anggra mengangkat jempol.

"Em em. Selamat siang anak-anak" kata bu guru Resti.

"Siang bu"

Semua kembali ke bangku masing-masing dan Elis the geng kembali ke kelasnya.

Dirumah

Dion duduk di pinggir kolam dengan gitarnya. Dion mengenang Najwa.

Dion memulai memainkan gitarnya

Dimana bisa ku temukan

Kenyamanan rindu engkau beri

Andai kan kau tau disini ku rindu

Akan semua kenangan kita

Kuharap disana kau bahagia

Ku harap kamu tak lupakanku

Andaikan ku bisa mengulang kembali

Masa indah bersamamu

Aku merindukanmu, masih merindukanmu

Meski kini tlah jauh hatiku tetap untukmu

Aku rindu perhatianmu, ketulusan dalam hatimu

Meski jarak memisahkan, hatiku tetap untukmu

Kuharap disana kau bahagia

Ku harap kamu tak lupakanku

Andaikan ku bisa mengulang kembali

Masa indah bersamamu

Aku merindukanmu

masih merindukanmu

Meski kini tlah jauh

hatiku tetap untukmu

"Najwa loe bahagiakan disana?" ucap Dion lirih

Dion kembali memainkan gitarnya

Pernah ada rasa cinta

Antara kita kini tinggal kenangan

Ingin kulupakan semua tentang dirimu

Namun tak lagi kan' seperti dirimu oh bintangku..

Jauh kau pergi meninggalkan diriku Di sini aku merindukan dirimu

Kini kucuba mencari penggantimu

Namun tak lagi kan' seperti dirimu oh kekasih

(Dion memejamkan mata ada wajah Najwa dan ada juga wajah Anggra)

"*L*oh kok ada wajah orang itu sih?"

Cpat-cepat Dion menghapus ingatanya dan kembali memetik gitarnya.

Kucoba untuk melawan hati

Tapi hampa terasa di sini tanpamu

Bagiku semua sangat berarti lagi

Kuingin kau di sini tepiskan sepiku

Bersamamu.

Takkan pernah ada yang lain di sisi

Segenap jiwa hanya untukmu

Dan takkan mungkin ada yang lain di sisi

Kuingin kau di sini tepiskan sepiku

Bersamamu.

hingga akhir waktu

"Kamu tidak waras Dion kenapa ingat dia mulu sih. Ingat Dion dia cowok"

"Najwa gua udah gila deh karna ditinggal loe Masak gua suka sama cowok? Gua gila kan? Gua udah tidak waras, ya? tlTolong jawab aku Najwa" ujar Dion sendiri.

Dion kembali memetik gitarnya

*Sudah maafkan aku, segala salahku

Dan bila kau tetap bisu, ungkapkan salahku

Dan aku sifatku, dan aku khilafku

Dan aku cintaku, dan aku rinduku

Kutanya malam, dapatkah kau lihatnya

Perbedaan yang tak terungkapkan

Tapi mengapa ku tlah berubah

Ada apa denganku oh...

Hanya malam dapat meleburkan

Segala rasa yang tak terungkapkan

Tapi mengapa ku tlah berubah

Ada apa denganku oh*

autor: maaf kakak kakak peterpen lagunya diubah dikit ya...

Tion datang dan duduk didekat Dion

"Sejak kapan kamu disini?" tanya Dion kaget.

"Lumayan. Sejak nyanyi lagu peterpen keknya"

"Ooh" ucap Dion lega.

"Dion. Kita ada kejuaraan sepak bola seprovinsi. Jadi kami berniat mau ngajak kamu ikut di tim inti" jelas Tion.

"Oooh" jawab Dion acuh tidak acuh.

"Yon, Aku tau kehilangan Najwa menjadi luka dihati kita semua. Tapi kita masih punya kehidupan yang terus berlanjut. Hidup kita masih panjang. Najwa pasti sedih, lihat kamu seperti ini"

"Terus loe mau kek mana?"

"Ya. Qku sedih aja lihat kamu gini terus. Dion masih ada aku, mama dan papa"

"Terus?"

"Ish bodo ah"

"Siapa juga mau nolak? Aku mau kok ikut lomba itu"

"Ih beneran? Latihannya be.."

"Sust. Gua udah dengar semuanya kali" potong Dion "Termasuk ngehina gua juga"

Tion hanya cengar-cengir.

Dion menatap langit malam

"Kamu benar, hidup harus terus berjalankan?"

Dion menatap bulan terasa wajah Anggra yang tersenyum.

"Yon. Kamu sama Anggra udah temenan lama?"

"Ya lumayan sih dia anak bola. Emang kenapa?"

"Engga papa. Tadi pagi dia nolong aku saat motorku mogok. Jarang aja ada orang yang masih peduli"

"Oooh.." jawab Tion mengerti

"Emang orangnya kek mana?" Dion penasaran.

"Baik, pinter, aktif, tangguh dia itu anak bola, basket, taekowndo, sama sabuk hitam pencak silat. Walau udah jarang ke taekowndo sih keknya" ujar Tion.

"Oooh"

Keadaan menjadi sunyi

"Dimain gitarnya" kata Sofian yang baru datang.

"Eh. papa" ujar Dion dan Tion bersamaan.

Sofian duduk di tengah tengah Dion dan Tion

"Papah udah pulang?" tanya Tion.

"Engga besok pulangnya apa lusa aja ya?" canda Sofian.

"Orang papah udah sampai disini pakek ditanya lagi" ujar Dion.

"Dih basa- basi kali"

"Ya jadinya basikan" ujar Zahra dan Nawal yang keluar bawa teh dan cemilan dan menaruhnya di meja.

Nawal langsung tinggal dari sebulan Zahra mau lahiran sampai sekarang. Untuk Ramli sering berkunjung saja.

"Suduk disini aja. Disana dingin" suruh Zahra.

Sofian, Tion, dan Dion menurut dan duduk tempat duduk. Meja melingkar.

Disamping Zahra ada Sofian dan Nawal. Dion dan Tion sampingan. Dion samping Nawal dan Tion disamping Sofian.

"Keknya tadi seru. Cerita apa tadi?" tanya Nawal.

"Gini oma di sekolah ada lomba sepak bola. Dion dan Tion ikut" ujar Tion

"Dion kamu ikut? Tumben" ujar Zahra.

"Ya mencoba mencari semangat baru aja mah" jawab Dion.

"Bagus anak papa harus pada semangat semangat dong"

"Mana gitarnya dimain dong" lanjut Sofian.

Kereka akhirnya bernyanyi bersama melewati malam yang indah...

see you next time

tingalkan jejak anda dengan like, komen, dan follownya..

agar menambah semangat autor untuk mengetik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!