dia David Ferrero seorang pengusaha terkenal didalam negeri ataupun diluar negeri, perusahaannya sudah berkembang dimana mana bahkan dia menanamkan sembilan puluh persen saham diperusahaan dari berbagai negara
namun sayang perjalanan bisnisnya tidak semulus kisah cintanya karena memang dia sangat benci berurusan dengan hal itu dan dia adalah seseorang yang dingin sehingga tidak ada yang berani mendekatinya
pernah suatu hari ada seorang wanita dengan percaya diri mendekati david tapi bukannya tergoda dia malah mengirim wanita itu dipenghujung bumi agar tidak akan muncul dan berani menggodanya
david sampai detik ini hanya fokus terhadap perusahaan yang dibangun ayahnya dulu
"tuan ini dokumen dokumen yang anda minta saya sudah memeriksanya dan tinggal ditandatangani lalu satu jam lagi anda memiliki jadwal meeting" ucap salah satu pegawai yang bekerja sebagai sekertaris sementara david karena sekertaris yang dulu meninggal mendadak
david tidak menjawab dia hanya mengibaskan tangannya pada pegawai itu untuk menyuruhnya keluar
huuuhh dingin sekali, cepatlah temukan pengganti ku, aku sudah tidak tahan berada diposisi terkutuk ini. batin pegawai itu
david melihat dokumen dokumen yang diberikan tadi, dia sangat marah dan membuang semua berkas yang ia baca tadi hanya karena kesalahan kecil
sekertaris pengganti itupun masuk lagi karena mendengar dirinya dipanggil oleh yang mulia iblis
"tu,,,,tu,,,,, tuan ada apa, apa ada kesalahan?" tanya pegawai itu terbata bata
"apa kau buta, kenapa kau menyuruhku menanda tangani dokumen sampah seperti itu" jawab david berteriak hingga membuat pegawai itu selalu sport jantung
"memangnya dimana tempat kesalahannya tuan, saya akan memperbaikinya secepat mungkin" ucap pegawai itu
"kesalahan pertama kau menulis tanda baca tidak pada tempatnya apa kau lulus sekolah dasar?, dasar tidak becus. kesalahan kedua kau membuat kertas ini lecek bahkan tidak rapi saat kau membawanya kemari, apa kau ingin pulang kerumah mu hanya untuk belajar merapikan kertas?" teriak david dengan tatapan tajam dan dingin
pegawai itu menelan ludahnya dengan susah payah karena kesalahan kecil yang ia buat ternyata menjadi pertaruhan hidup dan matinya
hanya kesalahan tempat menaruh tanda baca? hanya karena aturan kertas kurang rapi? astaga tuaan apa kau pernah melihat isinya dulu sebelum membuang hasil kerja keras ku. batin pegawai itu menangis dalam hati
"maaf tuan, saya akan mengubahnya, saya permisi tuan" ucapnya
david menghela nafas kasar karena emosi tingkat tingginya sudah mengalir sepagi ini
"pergilah" titah David
"tunggu, kapan HRD akan menemukan pengganti sekertaris yang dulu, aku sudah bosan dengan semua kesalahan mu" ucap david
"siang ini tuan, dia sudah direkrut oleh pihak perusahaan karena dia sangat pintar dan cepat tanggap" jawab pegawai itu dengan cepat dia merasa sangat senang sebentar lago keluar dari gerbang neraka
"baiklah, keluar!" ucap david tanpa basa-basi, hidupnya tidak pernah ada kata basa basi selain to the point apalagi saat marah, dia bisa saja marah terhadap wanita, laki laki, orang tua bahkan balita pun ia bentak saat melakukan kesalahan
satu jam berlalu david sebera bersiap siap untuk pergi meeting, dia selalu menyiapkan dirinya terlebih dahulu agar mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihan dari perusahaannya sehingga ia dapat melakukan evaluasi agar perusahaannya terus berkembang dan tidak tertinggal oleh zaman purba kala
siang ini bela sudah berdiri didepan gedung pencakar langit dari Ferrero grup, dia datang atas rekomendasi kampusnya bekerja disini
ya walaupun kampusnya berada dipenghujung desa namun terdapat bibit unggul disana contohnya seperti bela yang pintar dan cepat tanggap
bela menghela nafasnya setelah lelah melihat gedung didepannya tidak memiliki ujung. dia masuk kedalam kantor dan menemui resepsionis
"selamat pagi mbak, saya bela diana putri yang direkomendasikan dari kampus untuk bekerja disini" ucap bela tersenyum manis
"oh baiklah nona silahkan keruang HRD untuk menemui ibu rifa disana, ruangannya ada di lantai 18" ucap resepsionis itu dengan ramah
"terimakasih" kata bela lalu pergi kelantai 18
bela sampai dilantai 18 namun tidak tau ruangannya disebelah mana, bela tidak sengaja menemukan seorang laki laki tampan
"eh permisi, kau tau ruang HRD dimana?" tanya bela menatap laki laki itu
laki laki itu tak lain adalah david bersama sekertaris sementaranya. dia diam tidak menjawab perkataan bela
"maaf apa kau bisa memberi tahu ku? aku belum tau seluk beluk kantor" ucap bela lagi
"jika kau tidak tau seluk beluk kantor lalu kenapa bekerja disini, aahh dasar tidak becus bagaimana kantor bisa terus berkembang jika karyawannya saja tidak tau menahu soal kantor" kata david kesal
bela pun tak luput dari kekesalan terhadap laki laki sombong didepannya
"baiklah tuan maaf mengganggu waktu anda, saya akan bertanya pada yang lain" ucap bela menjulurkan lidahnya pada david
"kurang ajar kau, hei tunggu mau kemana kau" ujar david yang tak mendapat gubrisan dari bela karena dia sudah jauh
bela pun masuk kedalam ruang HRD setelah bertanya pada salah satu karyawan disana
"permisi saya bela,,,,"
"oh bela diana putri?, silahkan masuk ini name tag yang harus kamu gunakan diperusahaan ini agar bisa bebas berlalu lalang, dan aku akan mengantarmu keruangan mu" ucap rifa
bela mengeryitkan dahi karena rifa tidak basa basi dulu terhadap dirinya tapi ya sudahlah bela mengangkat kedua bahunya lalu mengikuti rifa
"maaf nona,,,,"
"panggil saja rifa aku tidak suka dipanggil nona atau ibu, aku belum setua itu" potong rifa dengan santai
"ah baiklah rifa sebenarnya aku bekerja sebagai apa disini, pihak kampus tidak memberitahu ku dan mereka mengatakan posisi ku berada ditempat yang bagus, begitukah?" tutur bela
"ya tentu saja tempat mu sangat bagus yaitu sekertaris CEO" jawab rifa
bela membulatkan matanya melihat rifa
"se,,,,se,,, sekertaris?" tanya bela
"ya tapi setelah kau keluar dari lift ini anggaplah ini bukan kantor tapi neraka yang dipenuhi iblis" jawab rifa dengan seram
bela mengeryitkan dahi lagi tidak mengerti tapi ya sudahlah suatu saat dia akan mengetahui itu
"silahkan, itu ruangan CEO selamat bekerja. semangat!" ucap rifa dari dalam lift
"kau tidak ikut masuk?" tanya bela
"ah ya aku sedang sibuk sekali diruangan ku, jadi aku harus pergi, bye-bye" jawab rifa cepat menekan tombol lift
bela dengan santainya berjalan masuk kedalam ruangan david
"selamat siang tuan, saya bela yang akan menjadi sekertaris anda" ucap bela sopan
david memutar kursinya lalu melihat bela
"kau" ucap bela dan david bersamaan
"oh rupanya kau adalah sekertaris ku yang tidak tahu seluk beluk kantor? bagaimana bisa pihak kantor merekomendasikan dirimu untuk menjadi sekertaris ku" kata david ketus
"maaf tuan saya tidak tahu karena baru pertama kali datang kesini, saya juga,,,,,"
"sudah aku tidak butuh cerita konyol mu yang akan menghabiskan waktu ku. keluar, aku tidak bisa memiliki sekertaris seperti mu" ucap david menghubungi HRD agar mencari sekertaris baru untuknya
"rifa apa kepintaran mu sudah mulai berkurang? kenapa kau mengirimkan sekertaris seperti ini padaku. carikan yang lain" ucap david
bela mengepalkan tangannya kesal karena david belum melihat kinerja nya tapi sudah direndahkan
"maaf tuan david jika ingin mencari sekertaris baru setidaknya kita harus menunggu selama tiga atau empat hari belum dengan interviewnya" jawab rifa mulai kesal dengan bosnya karena sudah berkali kali mengganti sekertaris setelah meninggalnya sekertaris lama
david memutuskan sambungan telpon dengan kesal dan menatap bela masih berdiri disana
"untuk apa kau disini, keluar" ucap david ketus
bela mengangkat kepalanya memberanikan diri menatap manik hitam milik david
"tuan muda yang terhormat bisakah anda melihat kinerja saya terlebih dahulu baru memutuskan apakah saya pantas atau tidak bekerja disini" ucap bela
"kau ingin mengatur ku?" tanya david sinis
"tidak tuan, tapi setidaknya anda melihat bagaimana kinerja saya untuk hari ini saja baru anda memutuskan" kata bela dengan berani
david berpikir sejenak bahwa dia harus melihat dulu kinerja gadis ini karena sekertaris baru akan direkrut setelah empat hari dan empat hari kedepannya david memiliki jadwal yang sangat banyak
"baiklah aku akan melihat bagaimana kinerja mu hari ini, ini berkas yang harus kau pelajari dan didalam flashdisk ini ada jadwal ku selama satu bulan kedepan lalu hafalkan itu" titah david menyodorkan berkas dan flashdisk
bela tersenyum manis melihat berkas dan flashdisk yang sudah ada ditangannya, dia sangat senang mendapat pekerjaan yang mengharuskan ia menghafal
"terimakasih" ucap bela tersenyum lalu keluar dari ruangan david
tapi bela berpikir sejenak dimana dia harus mengerjakan semua pekerjaan ini dia tidak tau ruangannya disebelah mana akhirnya bela memutuskan untuk kembali
"mm pak ruangan saya dimana ya" tanya bela berhati-hati
david sudah terlihat kesal dengan bela
"keluar dari ruangan ku belok kiri tepat disebelah ruangan ku adalah ruangan mu" jawa david kesal
"terimakasih pak" ucap bela
"Dalam waktu dua jam kau harus sudah selesai mengerjakan berkas berkas itu dan menghafalkan jadwal ku" ucap david
bela mengangguk dan keluar dari ruangan david lalu masuk keruangannya
bela melihat perlengkapan didalam ruangan itu sangat lengkap mulai dari buku buku yang tersusun rapi, meja kerja beserta komputernya sudah tersedia disana
bela meletakkan tasnya lalu mulai mengerjakan berkas berkas tadi. dalam waktu satu jam bela sudah selesai mengerjakan berkas berkas itu
dan sekarang pekerjaannya tinggal menghafal jadwal david, dia bukannya frustasi tapi sebaliknya dia malah senang
bela mondar mandir didepan meja kerjanya untuk menghafalkan jadwal dan benar saja dalam waktu tiga puluh menit bela sudah membuat jadwal david berada diluar kepalanya
bela segera keluar lalu masuk kedalam ruangan david untuk menyerahkan pekerjaan nya
tok,,,,,tok,,,,,tok
"pak bisa saya masuk" ucap bela dari luar
"mm"
ciih jawaban macam apa itu. batin bela
bela pun masuk kedalam ruangan david lalu menyerahkan berkas berkas itu
"ini pak saya sudah selesai mengerjakannya, bapak bisa periksa sendiri" ucap bela sopan
david mengambil dokumen itu lalu memeriksanya dan tentu saja dia puas dengan hasil kerja bela
"baiklah ini lumayan bagus" kata david meletakkan dokumen tadi
"lalu bagaimana dengan jadwal ku" ucap david tersenyum tapi bukan tersenyum manis melainkan tersenyum meremehkan kemampuan bela
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!