NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah Dengan Mafia Kejam

Awal Mula

Dokter Karen Larasati Triatmaja atau di kenal dengan nama dokter Karen. Dokter Karen duduk di kursi pengemudi dan di samping pengemudi sahabatnya dokter Sandra dan di belakang pengemudi dokter Clarisa.

" Kita kemana dulu nih?" tanya sahabatnya dokter Sandra dan dokter Clarisa bersamaan.

" Ke mansion orang tuaku dulu ada berkas yang mesti aku ambil di mansion milik orang tuaku setelah itu kita ke perusahaan milik daddy kemudian kita jalan - jalan ke mall," ucap dokter Karen.

" Ok deh atur aja," ucap ke dua sahabatnya serempak.

" Ok sip," ucap dokter Karen.

Dokter Karen mengendarai mobil dengan kecepatan sedang hingga tidak terasa lima belas menit mereka sudah sampai di mansion Dacosta milik orang tua dokter Karen.

Dokter Karen memarkirkan mobil di garasi mobil kemudian dokter Karen dan ke dua sahabatnya berjalan memasuki mansion milik orang tua dokter Karen.

Dokter Karen dan ke dua sahabatnya sangat terkejut melihat banyak pria berdiri di pintu utama terlebih dokter Karen tidak mengenal para pria tersebut.

" Siapa kalian?" tanya dokter Karen dengan wajah bingung.

" Kalian bertiga siapa?" tanya salah satu dari mereka balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan dokter Karen.

" Saya anak pemilik mansion Dacosta, kalian siapa?" tanya dokter Karen kembali

" Anda nona dokter Karen?" tanya salah satu dari mereka.

" Ya benar," jawab dokter Karen singkat

" Kebetulan nona Karen di tunggu di dalam dan untuk kalian berdua silahkan pergi dari sini," perintah salah satu pria tersebut.

" Siapa kalian enak saja menyuruh sahabatku untuk pergi,'' ucap dokter Karen dengan nada naik satu oktaf karena dirinya sangat kesal ke dua sahabatnya di usir.

" Turuti kami nona kalau tidak kalian bertiga akan menyesal," ancam salah satu dari mereka

" Tidak akan,'' jawab dokter Karen dengan nada dingin

" Kalian berdua usir ke dua nona ini," ucap salah satu dari mereka sambil menunjuk ke arah dokter Sandra dan dokter Clarisa.

" Baik tuan," jawab mereka berdua serempak.

Dua orang pria berjalan mendekati dokter Sandra dan dokter Clarisa untuk mengusir keluar dari mansion.

bugh

bugh

Sebelum mendekati dokter Sandra dan dokter Clarisa, dokter Karen memberikan pukulan ke rahang ke dua pria tersebut membuat ke dua pria itu terhuyung ke belakang karena belum ada persiapan.

Melihat ke dua temannya diberi pukulan oleh dokter Karen membuat mereka kesal dan salah satu dari mereka menyerang dokter Karen.

bugh

bugh

Dokter Karen memukul dan menendang pria tersebut hingga terjatuh membuat mereka sangat kesal dan menyerang bersama. Dokter Sandra dan dokter Clarisa yang melihat sahabatnya di keroyok ikut membantu menyerang para pria tersebut.

bugh

bugh

bugh

bugh

Dokter Karen, dokter Sandra dan dokter Clarisa dengan gesit menghindar dan menyerang balik ke dua belas pria tersebut hingga babak belur.

Dokter Karen langsung membuka pintu utamanya dan matanya membulat sempurna karena melihat ke dua orang tuanya duduk di lantai dengan muka lebam dan darah keluar dari mulut dan hidung.

" Mommy, daddy? apa yang kalian lakukan terhadap orang tuaku hah!!!" bentak dokter Karen ke dua belas orang yang berada di situ.

Salah satu pria tampan itu menatap sinis ke arah dokter Karen dan juga ke arah ke dua sahabat dokter Karen.

bugh

bugh

bugh

bugh

Dokter Karen, dokter Sandra dan dokter Clarisa memukul para bodyguard milik pria tampan tersebut hingga pada akhirnya...

" Jika sekali lagi memukul anak buahku maka ke dua orang tuamu akan aku tembak," ancam pria tampan tersebut.

Dokter Karen, dokter Sandra dan dokter Clarisa langsung menghentikan perkelahian. Dokter Karen menatap tajam ke arah pria tampan tersebut tanpa ada rasa takut sedikitpun.

" Apa salah orang tuaku, Tuan? Hingga Tuan memerintahkan anak buah Tuan untuk melukai orang tuaku?" tanya dokter Karen sambil menahan amarahnya.

" Orang tuamu telah merebut semua harta orang tuaku, menyiksa bahkan membunuhnya," jawab pria tampan itu dengan nada dingin

" Itu tidak mungkin, mommy dan daddy bukan orang seperti itu," ucap dokter Karen dengan nada tidak percaya.

" Tanyalah pada mereka," jawab pria tampan tersebut.

" Mommy dan daddy apakah benar apa yang dikatakannya?" tanya dokter Karen dengan mata berkaca-kaca.

" Maafkan kami sayang, itu benar," jawab mommy Karen dengan nada lirih.

bruk

Dokter Karen jatuh dan berlutut di depan orang tuanya.

" Kenapa mommy dan daddy melakukan hal itu?" tanya dokter Karen sambil berusaha agar air matanya tidak keluar.

Mommy dan daddy hanya terdiam dalam hati mereka sangat menyesali kejahatan di masa lalunya. Dokter Karen berdiri kemudian pandangan yang awalnya menatap tajam dan menahan amarahnya mendadak berubah menatap sendu pria tampan tersebut.

" Apa yang mesti aku lakukan untuk membalas dendam tuan?" tanya dokter Karen dengan wajah sendu.

Pria tampan tersebut menatap sinis ke arah dokter Karen sambil memikirkan rencana jahatnya.

" Menikahlah denganku dan tanda tangani perjanjian pernikahan," ucap pria tampan tersebut.

" Tuan jangan lakukan itu, kami bersedia di hukum mati tapi kami mohon jangan menikahi putri kami," ucap daddy dan mommy dokter Karen serempak.

" Kamu ada dua pilihan menikah denganku dengan menandatangani perjanjian atau ke dua orang tuamu mati," ancam pria tampan tersebut.

Dokter Karen menatap sendu ke dua orang tuanya dan kemudian pria tampan tersebut secara bergantian. Dokter Karen memejamkan ke dua matanya sambil mengatur nafasnya yang terasa sesak karena pernikahan baginya sangat sakral dan bukan pernikahan main - main.

Apalagi di saat ini dirinya belum ada keinginan untuk menikah terlebih menikah dengan pria yang tidak kenal di tambah pria itu sangat kejam dan ingin membalaskan dendam lewat dirinya. Perlahan dokter Karen membuka matanya sambil menatap pria tampan itu.

" Aku bersedia menikah dengan tuan asalkan Tuan jangan membunuh ke dua orang tuaku." ucap dokter Karen dengan nada tegas.

" Keputusan yang sangat tepat." ucap pria tampan tersebut sambil tersenyum devil.

" Ronald," panggil pria tampan tersebut

" Iya tuan," jawab Ronald

Ronald mengeluarkan dokumen dari dalam tasnya kemudian memberikan ke dokter Karen.

" Baca dan tanda tangani dokumen ini," perintah pria tampan itu dengan nada dingin.

Dokter Karen membaca isi dokumen tersebut dan matanya membulat sempurna ketika mengetahui isi dokumen itu yang tidak ada satupun menguntungkan dirinya.

ISI PERJANJIAN SURAT NIKAH

****ISI PERJANJIAN SURAT NIKAH****

Jangan mencampuri urusan masing - masing.

Tidur Satu Kamar.

Menyiapkan semua kebutuhan suami.

Suami tidak akan pernah salah

Jika suami bersalah kembali ke peraturan ke empat

Tidak boleh membantah perintah suami.

Surat perjanjian nikah ini berlaku tiga puluh enam bulan atau 3 tahun setelah 3 tahun pernikahan akan berakhir.

Setelah berpisah pihak istri tidak mendapatkan sepeserpun harta milik suami karena milik suami akan diberikan oleh kekasihnya yang akan dinikahinya nanti.

Pihak Pertama

Sebastian Veron

Pihak Ke dua

Karen Larasati Triatmaja

Dokter Karen menatap ke dua orang tuanya kemudian ke pria tampan itu dengan tatapan sendu. Dokter Karen menghembuskan nafasnya dengan kasar.

" Aku akan menambahkan tiga point saja," pinta dokter Karen.

" Apa itu? jangan bilang kamu minta hartaku karena aku tidak setuju," jawab pria tampan itu dengan nada tegas yang ternyata bernama Sebastian.

" Bukan," jawab dokter Karen singkat.

" Lalu apa?" desak Sebastian dengan penasaran karena biasanya semua wanita suka dengan kemewahan.

" Pertama aku masih ingin bekerja, ke dua tuan boleh menyiksaku tapi jangan pernah menyentuh apalagi sampai menyakiti ke dua orang tuaku dan yang ke tiga selama kita menikah jangan membawa kekasih tuan ke rumah terserah mau ketemu dimana aku tidak perduli," ucap dokter Karen tegas

" Dari mana kamu tahu kalau aku akan menyiksamu?" tanya Sebastian dengan wajah terkejut.

" Aku tahu karena tuan menikah denganku karena benci dan dendam, benar bukan?" tanya dokter Karen sambil menatap ke arah Sebastian.

" Ternyata kamu pintar juga, Ronald catat apa yang dikatakan gadis itu," perintah Sebastian itu dengan nada dingin tanpa mengucapkan nama dokter Karen.

" Baik tuan, nona silahkan tanda tangan di sini," perintah Ronald.

Sebelum diberikan ke dokter Karen, Ronald menambahkan tiga point atas permintaan Karen dengan tulisan tangan dan dibubuhi tanda tangan untuk menyatakan kalau ke tiga tambahan itu termasuk ISI PERJANJIAN SURAT NIKAH. Setelah ditambahkan pointnya Sebastian menandatangani isi surat perjanjian pernikahan mereka. Barulah diberikan ke dokter Karen untuk di tanda tangani.

" Baiklah," jawab dokter Karen yang tidak punya pilihan lain sambil menandatangani surat perjanjian pernikahan tersebut.

" Sayang, daddy mohon jangan tanda tangani dokumen tersebut nanti kamu akan di siksa oleh pria tersebut. Sayang tidak mendengar kalau pria itu akan menyiksamu?" tanya Daddynya dokter Karen yang melarang putri kesayangannya menanda tangani dokumen tersebut.

" Benar kata daddymu sayang, biarlah kami yang terkena hukuman asalkan kamu tidak tersiksa," sambung mommynya dokter Karen.

" Terserah putri kalian tanda tangani isi surat perjanjian atau ke dua orang tuanya mati," ancam Sebastian dengan nada mengancam.

" Aku akan menandatangani dokumen ini asalkan mommy dan daddy tidak terluka." ucap dokter Karen dengan nada lirih.

Dokter Karen menandatangani dokumen tersebut walau ke dua orang tuanya berulang kali menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju karena mereka tahu anaknya akan menderita jika menikah dengan pria tersebut. Sedangkan dokter Karen merelakan dirinya menderita asalkan ke dua orang tuanya tidak menderita.

" Sudah aku tanda tangani dokumennya." ucap dokter Karen sambil memberikan dokumen tersebut ke Ronald.

Ronald menerima dokumen tersebut dan menyimpannya di tas.

" Besok pagi kita menikah dan hari ini terakhir dirimu menginap di rumah orang tuamu." ucap Sebastian dengan nada dingin.

" Baik tuan," jawab dokter Karen dengan nada lembut.

Sebastian berjalan dengan angkuh meninggalkan mansion milik orang tua dokter Karen diikuti oleh Ronald dan beberapa bodyguardnya.

Kini tinggal ke dua orang tua dokter Karen, dokter Karen dan ke dua sahabatnya dokter Sandra dan dokter Clarisa. Mereka berlima saling berpelukan untuk menguatkan dokter Karen.

" Tante dan om, kami berdua akan mengobati tante dan om ucap dokter Sandra dan dokter Clarisa bersamaan dengan nada lembut sambil melepaskan pelukannya.

"Biar aku saja yang mengobati ke dua orang tuaku,'' ucap dokter Karen.

"Tidak, lebih kamu duduk biar kamu saja yang mengobati ke dua orang tuamu," jawab dokter Sandra dan dokter Clarissa bersamaan.

Dokter Sandra dan dokter Clarisa keluar mansion menuju garasi mobil milik orang tua dokter Karen. Mereka mengambil tas yang berisi peralatan dokternya di mobil dokter Karen. Dokter Sandra mengobati tante atau ibunya dokter Karen sedangkan omnya atau ayahnya dokter Karen di obati oleh dokter Clarisa.

" Kalian berdua menginap di sini ya? besok kan aku menikah," pinta dokter Karen.

" Ok," ucap ke dua sahabatnya sambil tersenyum manis.

Dokter Karen, dokter Sandra dan dokter Clarisa merapihkan mansion yang berantakan di bantu oleh para pelayan sedangkan ke dua orang tuanya beristirahat di kamarnya. Dokter Sandra dan dokter Clarisa tidur satu kamar dengan dokter Karen.

" Aku ke kamar orang tuaku ya? ada yang ingin aku tanyakan," ucap dokter Karen ketika ke dua sahabatnya berada di kamarnya.

" Ok," jawab mereka serempak.

Dokter Karen meninggalkan ke dua sahabatnya menuju ke kamar orang tuanya. Selama setengah jam lamanya dokter Karen mengobrol dengan ke dua orang tuanya.

Kini dokter Karen sudah berada di kamarnya, dokter Karen, dokter Sandra dan dokter Clarisa sedang berbaring di ranjang sambil menatap langit di kamar dokter Karen.

" Karen, kamu serius menikah dengan pria angkuh, dingin dan kejam seperti itu?" tanya dokter Sandra

" Aku serius Sandra karena nyawa ke dua orang tuaku lebih penting dari segalanya. Walau aku tahu orang tuaku sangat bersalah tapi mereka sudah menyesali akan kesalahannya dan mansion ini akan kami jual dan perusahaan kami akan dialihkan atas nama pria itu karena semua ini milik ke dua orang tuanya," jawab dokter Karen

Ke dua sahabatnya hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti kenapa dokter Karen terpaksa menerima pernikahan ini.

" Apakah kamu menyesal bersahabat dengan orang jahat sepertiku?" tanya dokter Karen dengan wajah sendu.

" Kamu tidak jahat Karen, apalagi itu sudah masa lalu manusia juga pernah mengalami kesalahan. Orang tuamu sudah menyesali akan kesalahan di masa lalu dan ingin bertobat itu sudah cukup," ucap dokter Clarisa bijak.

" Tidak kenapa malu, malah aku salut banget sama kamu mau menikah dengan pria yang penuh rasa dendam. Jika kamu tidak kuat bilang ke kami nanti kami akan membantumu," sambung dokter Sandra.

" Terima kasih kalian berdua memang sahabat baikku," ucap dokter Karen sambil tangan kirinya menggenggam tangan dokter Sandra sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan dokter Clarisa.

Dokter Sandra dan dokter Clarisa membalas genggaman dokter Karen agar dirinya kuat dalam menjalani hari - harinya dengan menikah pria arogant tersebut.

" Apa kamu tidak takut nanti di siksa oleh suamimu?" tanya dokter Sandra.

" Tidak, jika memang takdirku harus mati di tangan pria tersebut aku rela karena setidak - tidaknya mengurangi dosa yang di perbuat oleh orang tuaku di masa lalu," jawab dokter Karen dengan wajah sendu.

" Mudah - mudahhan suamimu bisa berubah menjadi baik dan tidak menyiksamu," ucap dokter Clarisa penuh harap.

" Amin, doakan saja. Kita tidur yuk besokkan aku akan menikah." ucap dokter Karen

" Hmmm... semoga kamu bahagia Karen. Kamu gadis baik dan ku harap pria itu bisa luluh akan kebaikanmu," ucap dokter Sandra dengan tulus.

" Semoga saja suamimu bisa melupakan dendamnya," sambung dokter Clarisa tulus.

" Terima kasih atas doa kalian,'' ucap Karen dengan tulus.

Merekapun berdoa bersama kemudian tidur menyambut hari esok yang lebih baik dari hari ini.

xxxx

Pagi hari seperti biasa tiga gadis cantik sudah bangun pagi dan memasak. Siapa lagi kalau bukan dokter Karen, dokter Sandra dan dokter Clarisa.

Kini mereka sudah mandi dan memakai pakaian santai. Mereka berdua menuruni anak tangga menuju ke arah meja makan.

" Mommy dan daddy sudah bangun?" tanya dokter Karen dengan nada lembut

cup

cup

Dokter Karen mengecup pipi mommy dan daddynya sedangkan dokter Sandra dan dokter Clarisa menyium punggung tangan mommy dan daddynya Karen.

Mereka berdoa bersama selesai berdoa mereka makan dalam diam tanpa ada bersuara. Selesai makan dokter Karen, dokter Sandra dan dokter Clarisa membersihkan meja makan dan mencuci piring - piring dan gelas - gelas kotor. Mereka sangat rajin walau ada pelayan tapi mereka yang mengerjakannya.

Selesai membereskan mereka berjalan menuju ke ruang keluarga. Mereka mengobrol dengan serius dan terkadang tertawa bersama.

" Mommy dan daddy setelah menjual mansion ini mau tinggal di mana?" tanya dokter Karen.

" Kami berencana tinggal di desa tempat oma dan opamu tinggal. Rumah sederhana tapi penuh kedamaian. Mommy dan daddy meminta maaf padamu karena gara - gara kami kamu mengalami ini semua," ucap mommy dengan nada sendu

" Tidak apa - apa mom, dad. Karen menerimanya dengan ikhlas." ucap dokter Karen dengan wajah sendu.

" Kamu tidak tahu sayang kalau tuan Sebastian adalah pria yang sangat kejam, pria yang sangat senang menyiksa dan tidak perduli itu anak - anak atau para wanita. Kalau para pria saja daddy akan tenang tapi tuan Sebastian tidak pernah membeda - bedakan baginya menyiksa dan membunuh adalah hobby nya." ucap daddynya dokter Karen dengan nada lirih.

" Daddy dan Mommy jika seandainya aku mati di tangan tuan Sebastian, Karen minta sama mommy dan daddy juga untuk kalian berdua jangan membalas dendam padanya," pinta dokter Karen.

" Sayang, jangan bicara seperti itu mommy dan daddy tidak sanggup kehilanganmu," ucap mommy dan daddy dengan air mata mulai keluar.

Mencoba Gaun Pengantin

"Mommy dan daddy hidup dan mati sudah ditentukan kita tidak bisa mengelakkan nya. Karen hanya meminta sudahi rasa dendam karena tidak akan pernah ada habisnya biarlah Karen yang menerima hukuman dari tuan Sebastian. Anggap saja nyawa di bayar nyawa karena mommy dan daddy telah membunuh orang tua tuan Sebastian maka sudah sepantasnya tuan Sebastian akan membunuhku." Ucap dokter Karen sambil tersenyum berusaha untuk tegar.

"Seharusnya kami saja yang mati sayang karena kamilah yang salah." ucap mommynya dokter Karen dengan deraian air mata yang sejak tadi keluar.

"Tidak mommy, Karen tidak sanggup kehilangan mommy dan daddy. Anggap saja apa yang Karen lakukan sebagai balas budi karena mommy dan daddy memberikan kasih sayang yang tulus." ucap dokter Karen tulus

Tiba - tiba seorang kepala pelayan datang menemui mereka. Kepala pelayan tersebut menundukkan kepalanya sebentar kemudian menatap ke arah orang tua dokter Karen dan dokter Karen secara bergantian.

"Maaf tuan, nyonya dan nona muda. Tuan Sebastian sudah datang dan menunggu nona muda di mobilnya." Ucap kepala pelayan

"Baik Paman, aku akan menemuinya." Jawab dokter Karen dengan nada lembut.

"Mommy dan daddy dan ke dua sahabatku maaf aku ingin menemui tuan Sebastian." pamit dokter Karen.

Dokter Karen mengecup punggung mommy dan daddynya kemudian cipika cipiki dengan ke dua sahabat baiknya.

"Aku juga mau pulang dan kebetulan mobilku sudah datang." ucap dokter Sandra.

"Aku ikut ya? mobilku mogok." ucap dokter Clarisa.

"Ok." Jawab dokter Sandra singkat.

Ke dua sahabat dokter Karen berpamitan dengan ke dua orang tua dokter Karen kemudian mereka keluar dari mansion.

Ronald membuka pintu mobil ketika dokter Karen datang. Dokter Karen masuk ke dalam mobil dan duduk di samping tuan Sebastian.

"Maaf tuan Sebastian, lama menunggu diriku." ucap dokter Karen dengan nada lembut.

Tuan Sebastian tidak menjawab sapaan hanya menatap dokter Karen dari atas sampai ke bawah matanya membulat sempurna melihat betapa cantik dan seksinya doker Karen terlebih dokter Karen hanya menggunakan kaos lengan pendek dan celana pendek yang menampilkan paha putih dan mulus membuat adik kecil Tuan Sebastian mulai menegang.

'Sial kenapa gadis ini bikin adik kecilku menegang terus.' Omel Sebastian dalam hati.

"Apakah kamu tidak ada pakaian yang lain?" tanya Sebastian dengan nada dingin.

"Maaf kalau tuan Sebastian tidak suka, aku akan mengganti pakaianku." jawab dokter Karen dengan nada lembut sambil membuka pintunya hendak turun dari mobil.

bruk

duak

''Si*l." umpat Tuan Sebastian.

Tuan Sebastian yang melihat dokter Karen sedang keluar langsung menarik tangan dokter Karen. Dokter Karen yang belum ada persiapan membuatnya jatuh dan tidak sengaja kepalanya terkena benturan bibir Tuan Sebastian.

Dokter Karen membalikkan badannya dan matanya membulat sempurna melihat Tuan Sebastian memegangi bibirnya yang terasa sakit.

Dokter Karen mendekati Tuan Sebastian kemudian menarik perlahan tangan Tuan Sebastian dan meniup bibir Tuan Sebastian yang memerah akibat terkena benturan kepala dokter Karen.

"Maaf aku tidak sengaja." ucap dokter Karen merasa bersalah kemudian meniup kembali bibir Tuan Sebastian.

cup

Tuan Sebastian yang melihat bibir dokter Karen sangat dekat membuat Tuan Sebastian ingin merasakannya dan tanpa sadar Tuan Sebastian mengecup bibir dokter Karen sekilas.

Bugh

"Ciuman pertamaku." pekik dokter Karen sambil melepaskan tangannya yang memegang tangan Tuan Sebastian kemudian memukul bahu Tuan Sebastian.

Tuan Sebastian entah kenapa dirinya tidak marah malah dirinya tersenyum bahagia. Tuan Sebastian sangat senang mendengarnya karena dialah pria pertama yang menciumnya dan dokter Karen adalah wanita pertama yang mencium bibirnya.

'Baru kali ini aku melihat Tuan Sebastian tersenyum, aku harap Nona Karen bisa memberikan kebahagiaan untuk Tuan Sebastian.' Ucap Ronald dalam hati.

"Ini hukuman ringan lain kali hukumannya lebih dari ini. Sekarang duduklah menjauh jangan dekat denganku." ucap Tuan Sebastian tidak memperdulikan ucapan dokter Karen karena Tuan Sebastian sedang menetralkan jantungnya yang berdetak kencang.

"Baik tuan, sekali lagi maafkan aku." ucap dokter Karen dengan wajah masih cemberut sambil menggeser tubuhnya sampai ke ujung pintu mobil.

"Kenapa tuan menarik tanganku? Aku ingin mengganti pakaianku." tanya dokter Karen dengan nada masih kesal.

"Tidak perlu waktuku sangat berharga dan lain kali kalau pergi pakailah pakaian yang pantas bukan pakaian kampungan." ucap Tuan Sebastian ketus yang berlawanan kata hatinya.

"Baik tuan aku akan mengingatnya." ucap dokter Karen dengan nada lembut sambil tersenyum walau dalam hatinya ingin sekali memukulnya.

'Aku harus banyak bersabar menghadapi ucapan pedas yang sebentar lagi akan menjadi suamiku ini.' ucap doker Karen dalam hati.

Ronald mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke sebuah mall xxxx terbesar milik bosnya Tuan Sebastian. Lima belas menit kemudian mereka sudah sampai di mall xxxx.

Ronald membuka pintu mobilnya kemudian menutupnya dengan perlahan kemudian memutar tubuhnya ke arah pintu mobil untuk membuka pintu belakang mobil pengemudi.

Tuan Sebastian turun dari mobil kemudian Ronald orang kepercayaan Tuan Sebastian menutup pintu mobil sedangkan dokter Karen membuka pintu mobilnya sendiri.

Tuan Sebastian berjalan di depan dengan angkuh dan di ikuti oleh dokter Karen serta Ronald.

'Nona jalan di depan jangan jalan berdampingan denganku.' bisik Ronald.

"Apakah tuan tidak mendengar tadi di mobil Tuan Sebastian yang mengatakan : Sekarang duduklah menjauh jangan dekat denganku." bisik dokter Karen sambil menirukan suara Tuan Sebastian.

" Panggil aku Ronald, nanti Tuan Sebastian akan marah jika nona tidak berjalan di samping Tuan Sebastian." bisik Ronald.

"Tidak aku tidak mau, nanti kena marah lagi. Gimana kalau aku memanggilnya dengan sebutan kak Ronald? tidak sopan kalau memanggil namanya" bisik dokter Karen menolak permintaan Ronald.

"Terserah dirimu nona memanggilku apa?" ucap Ronald dengan nada dingin.

Ronald hanya menghembuskan nafas dengan perlahan. Dirinya juga mengakui kalau dirinya tidak sepenuhnya paham dengan sikap tuannya yang berubah - ubah.

Semua gadis dan para wanita menatap tanpa kedip ketika melihat dua pria tampan yaitu Tuan Sebastian dan juga Ronald karena selain sangat tampan pria itu sangat kaya raya.

Begitu pula para lelaki memuji kecantikan dokter Karen karena selain cantik dan seksi kulitnya yang sangat putih dan bersih tanpa ada bercak noda membuat para pria tidak berkedip menatap dengan tatapan mesum.

Tuan Sebastian yang melihatnya sangat geram dan langsung menghentikan langkahnya seara tiba - tiba.

Bruk

Dokter Karen yang berjalan sambil memandangi lalu lalang orang berjalan tanpa sengaja menabrak punggung Tuan Sebastian.

Hal itu membuat tubuh dokter Karen terhuyung ke belakang dan untunglah Tuan Sebastian menahan tangan dokter Karen dengan menggunakan tangan kanannya kalau tidak kemungkinan dokter Karen akan terjatuh.

"Kalau jalan itu lihat - lihat." ucap Tuan Sebastian dengan nada dingin.

"Maafkan aku." ucap dokter Karen sambil melepaskan genggaman tangan Tuan Sebastian tapi Tuan Sebastian tidak melepaskan tangannya.

Dokter Karen hanya bisa pasrah dan membiarkan Tuan Sebastian memegang tangannya. Tuan Sebastian menggenggam tangan dokter Karen hingga mereka sampai ke sebuah butik yang terkenal di negara tersebut.

"Pilihkan dia pakaian pengantin!" perintah Tuan Sebastian dingin dengan manager butik tersebut.

" Baik tuan." ucap manager butik tersebut dengan ramah.

Manager tersebut memberikan hasil rancangan gaun pengantin yang ada di toko butik tersebut.

"Nona, gaun ini sangat cocok dengan nona, silahkan di coba dulu nona." Ucap manager tersebut.

"Baik, terima kasih." Jawab dokter Karen sambil tersenyum ramah.

Dokter Karen berjalan ke arah ruang ganti pakaian untuk melepaskan pakaian yang dikenakan kemudian mulai mencoba gaun pengantin.

'Sungguh beruntung Tuan Sebastian menikah dengan gadis ini. Selain sangat cantik dan seksi juga sangat ramah dan tidak sombong." ucap manager butik dalam hati.

Dokter Karen keluar dari ruang ganti dan sudah selesai memakai gaun pengantin berwarna putih sesuai dengan warna kulitnya. Gaun pengantin yang sangat seksi dan memperlihatkan terdiri dari leher, separuh dua gunung kembar, lekuk tubuhnya dan paha putih mulus tanpa noda.

" Nona sangat cantik dan sangat seksi memakai gaun pengantin ini." puji sang manager

" Terima kasih atas pujiannya tapi maaf gaun pengantin ini saya kurang suka." ucap dokter Karen lembut.

Entah kenapa dokter Karen merasa risih dengan gaun tersebut.

" Kita tanya Tuan Sebastian dulu nona." ucap manager sambil membuka tirai tersebut.

Dokter Karen menatap calon suaminya yang sedang sibuk memainkan ponsel mahalnya sambil membelakangi dirinya dengan posisi berdiri.

"Tuan Sebastian bagaimana dengan gaun pengantin nona? Nona kelihatan sangat cantik dan seksi dengan menggunakan gaun pengantin ini." Ucap sang manager butik tersebut.

Tuan Sebastian membalikkan badannya, matanya tidak berkedip menatap dokter Karen yang sangat cantik dan seksi.

deg

Jantung Tuan Sebastian berdetak kencang dan lagi - lagi adik kecilnya kembali menegang.

"Ganti, gaunnya terlalu jelek." ucap Tuan Sebastian dengan nada dingin

" Baik tuan." jawab manager butik dengan patuh.

Tirai pun di tutup kembali kemudian manager butik memilihkan gaun pengantin dan dokter Karen pun melepas gaun pengantin tersebut dan mengganti gaun pengantin yang ke dua.

"Nona sangat cantik dan sangat seksi memakai gaun pengantin ini." puji sang manager kembali.

"Terima kasih atas pujiannya tapi gaun pengantin ini seperti aku tidak memakai gaun saja." guman dokter Karen pelan nyaris tak terdengar karena dirinya merasa risih dengan gaun tersebut.

Tirai pun kembali di buka, tampak Tuan Sebastian yang masih sibuk memainkan ponsel mahalnya dengan membelakangi dirinya.

" Tuan bagaimana dengan gaun pengantin ini?" tanya sang manager butik

deg

Tuan Sebastian membalikkan badannya dan lagi - lagi jantung Tuan Sebastian berdetak kembali melihat tubuh seksi calon istrinya membuat adik kecilnya semakin berdenyut dan merasakan sakit.

"Ganti gaunnya terlalu jelek." ucap Tuan Sebastian dengan nada dingin kembali.

'Si*l, pulang dari sini aku harus mandi air dingin." ucap Tuan Sebastian dalam hati.

"Baik tuan." jawab manager butik pasrah

Tirai pun di tutup kembali kemudian manager butik memilihkan gaun pengantin dan dokter Karen pun melepas gaun pengantin tersebut dan mengganti gaun pengantin yang ke tiga dan tirai pun kembali di buka.

"Tuan bagaimana dengan gaun pengantin ini?" tanya sang manager butik.

'Si*l kenapa gadis ini bikin adik kecilku menegang terus." omel Tuan Sebastian dalam hati.

Tuan Sebastian biasanya jika melihat gadis atau wanita tanpa busana adik kecilnya tidak menegang malah menyiksanya dan membunuhnya. Tapi ketika melihat tubuh seksi dokter Karen entah kenapa adik kecilnya langsung bereaksi padahal dokter Karen masih menggunakan pakaian lengkap.

"Ganti gaunnya terlalu jelek." ucap Tuan Sebastian dengan nada dingin kembali.

"Baik tuan." jawab manager butik patuh dan pasrah karena dirinya tahu siapa Tuan Sebastian.

Tirai pun di tutup kembali kemudian manager butik memilihkan gaun pengantin dan dokter Karen pun melepas gaun pengantin tersebut dan mengganti gaun pengantin yang ke empat dan tirai pun kembali di buka.

"Tuan bagaimana dengan gaun pengantin ini?" tanya sang manager butik.

deg

Jantung Tuan Sebastian berdetak dengan sangat kencang, matanya menatap wajah cantik dokter Karen tanpa berkedip.

" Cantik." ucap Tuan Sebastian tanpa sadar

" Jadi bagaimana apakah tuan setuju?" tanya manager butik sambil berharap agar Tuan Sebastian menyetujuinya dan membelinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!