Dilla Angelina Suherman seorang model papan atas dan juga artis terkenal yang sedang naik daun, memiliki paras yang cantik dengan rambut panjang sebahu dan kulit kuning langsat khas Indonesia membuat Dilla begitu digilai para fansnya khususnya kaum Adam.
Namun siapa sangka jika artis cantik ini begitu membenci kucing yang merupakan binatang lucu itu. Entah kenapa ia begitu membenci kucing hingga Nelli sang Manajer yang merupakan pecinta kucing harus ikut membenci kucing saat bersama dengannya.
Di tengah gemerlapnya karir keartisan Dilla, ia masih merasa tidak puas karena belum pernah memenangkan satu penghargaan pun di dunia yang sudah membesarkan namanya itu.
Jangankan penghargaan bahkan masuk menjadi nominasi pemenang pun tak pernah. Itulah yang membuat Dilla begitu berambisi untuk mendapatkan penghargaan di Festival film Indonesia tahun ini.
Ia bahkan meminta nasihat dari manajemennya dan juga manajer pribadinya Nelli cara untuk meraih penghargaan tersebut.
Manajernya mengatakan dia harus mengikuti audisi film baru sutradara terkenal yang sudah biasa menelurkan film-film box office yaitu James Arthur.
Dilla pun setuju dan segera mengikuti saran Nelli sang manajer.
Siang itu dengan memakai outfit yang simple namun elegan, Dilla mendatangi lokasi audisi di sebuah mall di jantung kota.
Meskipun seorang artis papan atas namun Artur tak mengistimewakan Dilla, tentu saja hal itu membuat wanita itu sedikit kesal dengan sutradara dingin itu.
Namun demi mendapatkan peran dalam filmnya Dilla pun mencoba sabar dan mau bersaing dengan artis pendatang baru.
"Aku yakin pasti bisa mendapatkan peran utama dalam film ini, apalagi lawanku hanya artis-artis kemarin sore. Pokoknya akting mereka mah lewat, gak bakalan ada yang bisa menyaingi kemampuan akting Dilla Angelina Suherman," ucap Dilla dengan penuh percaya Diri
Dilla begitu terkejut saat melihat kedatangan Nadhira Smith rivalnya dalam dunia entertainment, yang juga mengikuti audisi.
Ia begitu kesal saat melihat Nadhira, Dilla bahkan berpikir jika Dhira sengaja mengikuti audisi karena hanya ingin mengacaukan rencananya saja.
"Pokoknya kali ini aku harus menang, agar Si Dhira itu tahu diri, kalau ia tak akan pernah menang melawan Dilla Angelina Suherman," ucap Dilla dengan nada suara tinggi
Dilla yang mendengar ucapan Dhira langsung menghampiri gadis itu.
"Kita lihat saja siapa yang akan menang dalam audisi ini, aku atau kamu?" tantang Dhira
"Ok siapa takut!" sahut Dilla
Semua peserta audisi yang sebelumnya memperhatikan kedua artis papan atas itu tiba-tiba membubarkan diri saat mendengar pengumuman dari panitia.
Mendengar pengumuman bahwasanya, audisi akan segera di mulai Dilla dan Dhira pun segera membubarkan diri dan menuju ruang tunggu.
Karena mendapat nomor undian terakhir Dilla sengaja melatih kemampuan aktingnya dengan membaca skript yang sudah diberikan oleh Panitia.
Dhira yang mengetahui Dilla sangat membenci kucing sengaja menangkap seekor kucing yang berjalan mondar-mandir di tempat audisi dan diam-diam membawanya masuk ke ruangan dimana Dilla sedang berlatih peran.
"Sekarang rasakan akibatnya kalau suka meremehkan orang, dasar artis sombong!" cibir Dhira
Ia segera berlari meninggalkan ruangan itu setelah memastikan kucing itu masuk kedalam.
Tak lama terdengar suara teriakan Dilla yang terkejut saat melihat seekor kucing di dekatnya.
Ia langsung bersin-bersin saat binatang itu semakin mendekat ke arahnya.
"Stop, jangan mendekat atau aku akan bertindak kasar padamu!" hardiknya mencoba mengusir kucing itu.
"Hush, hush pergi sana!" seru Dilla kembali mengusir binatang itu
Namun bukannya pergi kucing itu justru semakin mendekatinya bahkan bergelayut manja di kakinya membuat Dilla terpaksa menendang kucing itu karena ia begitu takut. Namun siapa sangka kucing itu malah kembali menghampirinya dan membuatnya kembali bersin-bersin.
"Nelli!!" teriak Dilla saat melihat kucing itu kembali menghampirinya dan mengusap-usapkan kepalanya di kakinya.
Dilla yang tak tahan melihat kucing itu kembali menendangnya hingga kucing itu terhempas menghantam pintu ruangan.
*Buugghhh!!!
Tak lama Nelli datang menghampirinya. Ia melihat Dilla begitu ketakutan dan terus bersin-bersin sambil menutupi wajahnya.
"Ada apa sih Dil, kenapa kamu bersin-bersin?" tanya Nelli
Dilla langsung menunjuk ke arah kucing yang terkapar di belakang pintu.
"Singkirkan kucing itu dari sini!" seru Dilla membuat Nelli langsung menghampiri kucing itu dan memeriksanya
Wanita itu seketika membulatkan matanya saat mengetahui kucing itu sudah tak bernafas lagi.
"Kucingnya mati," ucap Nelli dengan wajah pucat pasi
"Syukurlah kalau gitu," jawab Dilla
Ia segera meneguk air putih dan duduk di sofa untuk menenangkan dirinya.
"Tapi kita tidak tahu siapa pemilik kucing ini, bagaimana kalau pemilik kucing ini meminta pertanggung jawaban kamu?" tanya Nelli
"Kasih saja uang kompensasi beres kan," jawab Dilla
"Gak semudah itu Dil, apalagi ini bukan kucing biasa. Ini jenis kucing persia langka dan aku tahu harganya sangat mahal. Pasti pemiliknya orang kaya, kamu tahu kan orang kaya itu gak butuh duit, bagaimana kalau mereka menuntut secara hukum?"
"Impossible mana ada orang dipenjara karena tak sengaja membunuh kucing!"
"Bisa saja Dill, makanya kamu jangan sembarangan dalam bertindak, meskipun aku tahu kamu sangat benci kucing karena trauma masa kecil tetap saja kau tidak boleh membunuhnya,"
"Aku tidak sengaja membunuhnya, aku hanya berusaha menyingkirkanya agar tak mendekati ku!"
"Yaudah sama saja, sekarang gimana ini?" tanya Nelli
"Cari siapa pemiliknya, kalau gak kita bungkus kardus saja terus buang, beres kan!"
"Gak semudah itu Dil, di sini ada cctv dan kamu bisa mendapatkan kesulitan jika melakukan hal itu, kalau cuma urusan ganti rugi uang sih gak masalah, tapi gimana kalau pemiliknya sengaja melaporkan kamu ke polisi. Ingat karier mu, jangan sampai masalah ini akan membuat karier mu meredup!"
Dilla kemudian mengambil gambar kucing itu dan mencarinya di google lens.
Netranya seketika membelalak saat tahu siapa pemilik kucing itu.
"Astaga, mati gue!!, kucing ini milik James Arthur?" ucap Dilla dengan wajah pucat pasi
"Bagaimana ini, bagaimana jika Pak James tahu, bukan hanya didiskualifikasi dari audisi kamu juga pasti akan mendapatkan masalah besar karena sudah berurusan dengan sutradara yang terkenal sangat disiplin dan galak itu!" jawab Nelli membuat Dilla semakin ketakutan
"Lalu apa yang harus aku lakukan, aku gak mau karier ku hancur karena kucing sialan itu!" seru Dilla
"Gak ada cara lain kecuali meminta maaf kepada sutradara dan menceritakan kejadian sebenarnya kepadanya,"
"No, aku gak mau masuk penjara!" seru Dilla
"Memangnya tidak ada cara untuk menghidupkan kembali kucing itu, atau bagaimana kalau kita mencari kucing yang sama persis untuk menggantikannya," sambung Dilla
"Itu tidak mungkin, nasi sudah menjadi bubur jadi mustahil kucing itu bisa hidup lagi. Lagipula sama seperti manusia kucing juga memiliki ciri khas yang hanya dikenali oleh pemiliknya, jadi meskipun kita menggantinya dengan jenis ras yang sama tetap saja Pak James akan tahu kalau itu bukan kucingnya. Sebenarnya ada satu cara untuk menghidupkan kembali kucing ini, hanya saja aku tidak yakin apa ritual ini akan berhasil atau tidak," terang Nelli
"Katakan saja apa yang harus aku lakukan, aku bersedia melakukan apapun untuk menghidupkan kembali kucing itu," jawab Dilla dengan penuh keyakinan
"Kita harus memanggil pangeran kucing untuk menghidupkannya??"
"Memangnya tidak ada cara untuk menghidupkan kembali kucing itu, atau bagaimana kalau kita mencari kucing yang sama persis untuk menggantikannya," ucap Dilla
"Itu tidak mungkin, nasi sudah menjadi bubur jadi mustahil kucing itu bisa hidup lagi. Lagipula sama seperti manusia kucing juga memiliki ciri khas yang hanya dikenali oleh pemiliknya, jadi meskipun kita menggantinya dengan jenis ras yang sama tetap saja Pak James akan tahu kalau itu bukan kucingnya. Sebenarnya ada satu cara untuk menghidupkan kembali kucing ini, hanya saja aku tidak yakin apa ritual ini akan berhasil atau tidak," terang Nelli
"Katakan saja apa yang harus aku lakukan, aku bersedia melakukan apapun untuk menghidupkan kembali kucing itu," jawab Dilla dengan penuh keyakinan
"Kita harus memanggil pangeran kucing untuk menghidupkannya??"
"Pangeran Kucing???, siapa dia, apa dia seorang cenayang atau seorang Dewa?" Dilla tampak mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan sang manajer.
Nelli kemudian menceritakan sebuah cerita mitos yang ia baca dari buku komik miliknya.
Ia menceritakan jika ada sebuah ritual yang biasa dilakukan oleh bangsa kucing untuk menghidupkan kembali kucing yang sudah mati.
Konon Sang Pangeran Kucing memiliki sebuah tongkat ajaib yang bisa mengabulkan semua permohonan termasuk menghidupkan kembali makhluk hidup yang telah mati.
Mendengar cerita Nelli, Dilla pun setuju untuk melakukan ritual pemanggilan Pangeran Kucing demi menghidupkan kembali kucing milik James Arthur.
"Apapun akan aku lakukan demi mendapatkan peran dalam film James Arthur, termasuk melakukan hal diluar nalar yang sulit ku percaya," ucap Dilla
Dilla kemudian meminta Nelli membawa kucing itu pergi dan ia segera menuju ke lokasi audisi.
Wanita itu tampak begitu percaya diri saat James memanggil namanya.
Tanpa rasa bersalah ia kemudian memberi salam kepada James yang tidak sedikitpun memandang wajahnya.
Aku yakin kau akan menatap ku setelah melihat aktingku, James
Saat ia bersiap untuk berakting di depan kamera, tiba-tiba seseorang datang membisikkan sesuatu kepada James hingga membuat lelaki itu meminta Dilla untuk tidak berakting lebih dulu.
Lelaki itu begitu terkejut saat mendengar ucapan assisten pribadinya yang mengatakan jika kucingnya menghilang.
Seketika ia menghentikan audisi, dan memerintahkan semua orang untuk mencari keberadaan kucing kesayangannya.
"Cari dimanapun kucing itu berada, pokoknya aku gak mau tahu. Aku tidak akan memulai audisi sampai kucing kesayangan ku ditemukan, apa kalian mengerti!" seru James memarahi para asistennya
Melihat kemarahan di wajah James, membuat Dilla begitu ketakutan dan langsung melipir meninggalkan lokasi audisi.
Ia segera menelpon sopir pribadinya untuk mengantarnya ke apartemen Nelli.
Setibanya di apartemen ia langsung meminta Nelli untuk membantunya mempersiapkan ritual yang di ceritakan oleh manajernya itu.
Nelli kemudian membeli semua keperluan yang dibutuhkan untuk melakukan ritual.
Malam itu juga Dilla ditemani Nelli melakukan ritual pemanggilan Arwah Pangeran Kucing.
Nelli meletakkan jasad kucing James diatas altar persembahan yang sudah dipenuhi dengan sesaji dan puluhan lilin yang menerangi ruangan itu.
Dilla sudah bersiap menggunakan pakaian serba putih dan berdiri di depan altar pemujaan.
Wanita itu kemudian membakar Dupa dan meletakkannya di sebuah tembikar.
Ia memejamkan matanya sambil membaca mantra pemanggil Arwah, namun hingga satu jam berlalu pangeran kucing pun tak kunjung datang.
Ia bahkan tetap menunggu sang pangeran Kucing hingga larut malam. Nelli mulai gelisah, ia tahu betul jika ritual itu sudah gagal.
Namun tidak dengan Dilla, wanita itu tetap berdiri tegap meskipun kakinya sudah mulai kesakitan karena sudah terlalu lama berdiri.
Kasihan melihat Dilla yang terus berdiri tanpa ada kepastian membuat Nelli menyuruhnya untuk mengakhiri ritualnya. Namun Dilla tetap bersikeras melanjutkan ritualnya, ia sangat yakin jika pangeran kucing akan datang dan menghidupkan kembali kucing milik James Arthur.
"Ayolah Dil, sadar semua ini hanya mitos yang ada di buku komik, jadi jangan terlalu yakin jika ritual ini akan berhasil," ucap Nelli membuat Dilla seketika mengernyitkan keningnya.
"Mitos dalam komik??, jadi maksudmu kau memberitahukan aku sebuah ritual yang kau baca di sebuah komik??" tanya Dilla begitu kesal
"Benar, sorry aku tidak menyampaikan kepadamu sebelumnya karena aku takut kamu kecewa dan tidak mau melakukan ritual itu," jawab Nelli
"Oh, jadi kamu sengaja menjadikan aku sebagai bahan percobaan, kamu tega ya Nel phpin aku. Aku begitu percaya padamu dan mengira ritual itu beneran tapi ternyata ritual itu hanya karangan semata, aku benci denganmu, aku benci!" seru Dilla melempari Nelli dengan sesaji yang ada di meja Altar
Tak mau menjadi pelampiasan kemarahan Dilla, Nelli segera berlari meninggalkan Dhira di apartemennya.
Dilla yang begitu kecewa terus menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya. Ia kemudian menghentikan tangisannya saat ponselnya terus berdering.
"Coba lihat postingan Instagram Dhira!" ucap Nelli dengan suara lantang
Dilla langsung membuka akun Instagram miliknya dan melihat postingan Dhira.
Wanita itu begitu terkejut saat melihat postingan Dhira yang menampilkan potongan gambar cctv yang memperlihatkan dirinya sedang menendang kucing milik James.
"Mati aku, sekarang aku tinggal menunggu detik-detik kehancuran karir ku di dunia entertainment ini, gara-gara kucing sialan itu aku harus seperti ini," ucap Dilla gusar
Ia kemudian mengambil sebuah buku komik yang tergeletak di meja tamu.
"Jadi ini komiknya yang membuat Nelli begitu percaya kalau pangeran kucing itu ada. Andai saja kamu benar-benar ada, maka datanglah padaku dan bawa aku bersamamu, agar aku bisa lari dari kenyataan pahit ini," ucap Dilla menatap gambar pangeran kucing dalam komik itu
Karena kelelahan Dilla pun akhirnya tertidur di sofa ruang tamu dengan memeluk komik pangeran kucing.
Sebuah sentuhan lembut membuat Dilla langsung bangun dan perlahan membuka matanya.
Matanya membulat sempurna saat ia melihat seekor kucing milik James terlihat menggeliat dibawah kakinya.
"Kucingnya hidup lagi, yeay dia hidup lagi, aku gak jadi dipenjara, yuhuuuu!!" seru Dilla begitu bahagia hingga ia terus menari-nari meluapkan kegembiraannya
"Tuan Putri, anda sudah bangun?" ucap seorang dayang menghampirinya
"Siapa kamu kenapa dandan mu sangat kuno, apa kamu artis pendatang baru?" tanya Dilla mengernyitkan dahinya
"Tuan Putri, aku Sundari dayang kerajaan yang melayani mu," jawabnya lirih
"Dayang??" Dilla begitu terkejut saat melihat beberapa dayang lain memasuki kamarnya
Ia kemudian mengedarkan pandangannya melihat ke sekelilingnya,
Dimana aku, kenapa kamar ini begitu asing, ini bukan apartemen Nelli,
"Katakan di mana aku sekarang!" seru Dilla mengguncang tubuh Sundari
"Tentu saja ada di kerajaan Kucing,"
"What!!!, kerajaan kucing!!" seru Dilla tak percaya
"Benar, yang mulia,"
Dilla kemudian mengamati para dayang itu.
Benar mereka dari bangsa kucing, buktinya mereka memiliki ekor dan telinga yang lebar, sepertinya aku pernah melihat mereka dimana ya?
Dilla terlihat berpikir sejenak sambil meraba bokongnya, seketika ia berteriak keras saat memegang ekornya.
"What!!!, aku juga punya ekor!!!" serunya kaget
"Tentu saja Yang Mulia, semua bangsa kucing pasti memiliki ekor!"
Bangsa kucing??, jangan bilang jika aku sekarang masuk kedalam komik pangeran kucing???
Dilla menatap satu persatu para dayang di depannya.
Benar, aku melihat wajah-wajah mereka dalam komik itu, jadi bagaimana ini, apa aku akan terjebak selama di sini, lalu bagaimana dengan karier keartisan ku??
Bangsa kucing??, jangan bilang jika aku sekarang masuk kedalam komik pangeran kucing???
Dilla menatap satu persatu para dayang di depannya.
Benar, aku melihat wajah-wajah mereka dalam komik itu, jadi bagaimana ini, apa aku akan terjebak selama di sini, lalu bagaimana dengan karir keartisan ku??
"Tidak mungkin, aku yakin ini hanya mimpi, ayo sadarlah Dilla sadar!" seru gadis itu kemudian menepuk-nepuk pipinya,
Merasa tak ada yang berubah membuat ia kemudian meminta dayangnya untuk menamparnya.
"Tolong tampar aku," ucap Dilla membuat Sundari melongo
"Maaf yang mulia saya tidak berani," jawab Sundari menelungkupkan tangannya
"Ini perintah, cepat lakukan atau aku akan menghukummu!!" ancam Dilla
Mendengar ancaman Dilla membuat Sundari tak bisa menolak perintah darinya. Ia segera menampar Dilla hingga pipi wanita itu memerah
*Plaakkk!!
"Awww, Sakit," ucapnya dengan nada sedih
"Maafkan hamba Tuan Putri, aku hanya menuruti perintah anda, jadi tolong jangan hukum aku," ucap dayang itu kemudian bersimpuh didepannya
"Iya tapi jangan keras-keras juga kali!" ucap Dilla sambil mengusap pipinya
"Maaf, nanti aku akan mengoleskan obat Herbal agar pipi anda tetap kencang dan mulus," jawab Sundari
"Hmm, Ngomong-ngomong kalau di tampar terasa sakit berarti itu artinya kita tidak bermimpi kan?" tanya Dilla
"Benar, Gusti Putri,"
"Jadi benar semua ini bukan mimpi??"
Sundari dan dayang yang lain langsung mengangguk.
" Jadi benar sekarang aku berada di dalam komik pangeran kucing?, Lalu bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari tempat ini. Tidak mungkin aku selamanya terkurung di sini," ucap Dilla begitu gusar hingga ia jatuh pingsan
"Tuan Putri bangun, Tuan Putri!!" Sundari berusaha menyadarkan Dilla namun melihat Dilla yang tak kunjung sadar membuat ia dan para dayang lainnya begitu panik hingga melaporkan kejadian itu kepada sang Raja.
Sang Raja kemudian memanggil tabib istana untuk memeriksa keadaan Dilla.
"Bagaimana keadaan putriku?" tanya Raja Airlangga
"Dia baik-baik saja yang mulia, denyut jantungnya begitu cepat karena ia merasa terkejut, mungkin karena ia akan bertemu yang mulia pangeran Narendra makanya ia sampai pingsan seperti ini," tabib itu kemudian mengoleskan sebuah aroma terapi kepada Dilla hingga membuat gadis itu segera membuka matanya
"Wangi apa ini baunya seperti bau kaus kaki yang tidak di cuci satu abad!" gerutu Dilla mengendus aroma menyengat yang membuat kepalanya pusing
"Ini adalah aroma bunga bangkai Tuan Putri, memang baunya sangat menyengat dan tidak enak tapi sangat ampuh untuk menyadarkan mereka yang tak sadarkan diri dalam waktu lama,"
"Astoge, pantas saja baunya sangat busuk, cepat singkirkan bau minyak itu dariku, yang benar saja masa artis terkenal kaya gue baunya bangkai, benar-benar gak sopan!" gerutu Dilla
"Jaga ucapanmu Hanin, ingat Ki Joko adalah tabib paling sakti di kerajaan, jadi jangan pernah memakinya!" tandas Raja Airlangga
"Stop, jangan ikut campur kalau gue lagi ngomong, emangnya siapa lo sampai berani nunjuk-nunjuk gue!" cibir Dilla membuat Sundari begitu ketakutan dan langsung bersimpuh di depan Sang Raja
Ia berkali-kali menarik pakaian Dilla berharap gadis itu ikut bersimpuh dengannya.
Wanita itu kemudian memberikan isyarat kepada Dilla untuk segera meminta maaf kepadanya.
Namun Dilla yang tak mengerti isyarat darinya memabuat Sundari harus memberitahukannya secara langsung.
"Ish ngomong apaan sih, katakan saja siapa dia?" desak Dilla dengan wajah tak bersalah
"Dia adalah yang mulia Raja Airlangga Maheswara, Raja dari kerajaan Kucing Hutan sekaligus ayah yang mulia Putri," ucap Sundari langsung membuat Dilla seketika melotot menatap pria di depannya
"Raja??"
Melihat Dilla yang masih mematung dan tak mau berlutut membuat Sundari langsung menekan kepala wanita itu hingga ia kepala Dilla terbentur ke lantai.
*Dug!!
"Cepat minta ampun pada yang mulia Raja," bisik Sundari menyipitkan matanya kearah Dilla
"Aduuh kepalaku, dasar dayang sialan beraninya kau membenturkan kepalaku, awas saja kalau terjadi sesuatu denganku, aku pasti akan memenggal mu!" cibir Dilla sambil memegangi keningnya yang benjol
"Cepat minta maaf atau yang mulia putri akan dihukum lagi oleh yang mulia Raja,"
Mendengar kata hukuman membuat Dilla langsung bersujud dan meminta maaf kepada sang Raja.
"Maafkan aku yang mulia Raja, aku tidak sengaja mengucapkan kata-kata itu kepada Ki Joko, jadi tolong ampuni aku yang mulia, please jangan hukum aku," ucap Dilla dengan wajah penuh penyesalan
"Ada apa denganmu, kenapa gaya bicaramu seperti orang asing. Aku tidak tahu kenapa kau begitu berubah putriku, aku harap kau berubah menjadi seperti ini bukan karena aku akan menikahkan mu dengan pangeran Narendra dari kerajaan Kucing Belang," jawab sang Raja
"Tentu saja tidak yang mulia, saya berjanji akan mengajarkan sopan santun dan budi pekerti luhur kepada yang mulia putri," ucap Sundari mencoba menenangkan Raja Airlangga yang mulai khawatir dengan perubahan sikap putrinya
"Aku percayakan dia padamu, sekarang persiapkan dia untuk bertemu dengan Narenda di taman kaputren,"
"Sendiko Gusti Prabu," jawab Sundari
Dilla segera bangun dan berdiri setelah melihat yang mulia Raja pergi bersama tabib kerajaan.
"Wajahku??"
Gadis itu segera mengambil cermin untuk melihat wajahnya. Ia begitu geram saat melihat keningnya yang memar karena terbentur lantai. Saat ia hendak memarahi Sundari, wanita itu segera menyuruhnya untuk segera mandi.
"Hari ini Gusti Putri akan menemui Calon suamimu, jadi jangan marah-marah dan cepatlah mandi," ucap Sundari dengan penuh wibawa
"Dih dasar dayang laknat, beraninya kau memerintah ku, awas aja aku pasti akan memecat mu," cibir Dilla
"Ingat Tuan Putri hari ini aku sudah menyelamatkanmu dari hukuman yang mulia Raja, jadi lakukan yang aku perintahkan atau aku akan mengadu kepada Yang mulia Raja agar anda dihukum karena sudah melawan titahnya!" ancam Sundari
"Astaga baru kali ini gue punya assistant lebih galak dari gue, awas aja kamu!"
Sundari kemudian segera menyusul Dilla, dan membantunya membersihkan tubuhnya.
Selesai mandi wanita itu langsung mempersiapkan semua pakaian yang harus dipakai Dilla dan mendandaninya.
"Aku mau luka di kening ku ini gak keliatan," seru Dilla
"Itumah gampang, tinggal kasih alas bedak kemudian tambahkan bedak untuk menyamarkan lukanya, beres kan?" ucap Sundari
"Wah keren juga, ternyata di jaman purba make up juga sudah canggih ya,"
"Tuan Putri ngomong apa sih, sebaiknya mulai sekarang pakailah bahasa baku kerajaan dan stop menggunakan bahasa planet yang tidak dimengerti," cibir Sundari
"Ok,"
"Sekarang saatnya bertemu dengan Pangeran, ingat jaga sikap Yang Mulia selama bersamanya," tegas Sundari
Wanita itu kemudian mengajak Dilla menuju kaputren untuk menemui Pangeran Narendra yang sudah menunggunya di sana.
Setibanya di tempat itu Sundari segera meninggalkan Dilla berdua dengan Nrendra.
Pria itu kemudian membalikkan badannya saat melihat Sundari telah meninggalkannya.
Betapa terkejutnya Dilla saat melihat wajah pria tampan di depannya.
"Wajah itu, dia benar-benar pangeran Kucing yang ada di komik Nelli!" seru Dilla membelakakan matanya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!