"Bintang, cepet pulang Nak, kamu tidak bisa tinggal di bumi terus menerus karena udara di bumi tidak cocok untuk bangsa alien seperti kita..!" Ibu Bintang.
"Tapi Bu, aku gak tahu bagaimana caranya kembali, ibu datanglah ke bumi jemput aku Bu.., bawa aku pulang, aku rindu..! Hiks …" ucap Bintang menatap ibunya dari kejauhan, ingin rasanya dia menggapai tangan ibunya yang menjulur itu, namun sekuat tenaga dia berlari, ibunya semakin menjauh dan menghilang.
"Ibu jangan tinggalkan aku sendirian disini Bu..! Hua…, " Bintang menangis seorang diri, terduduk meratapi kepergian ibunya.
Bintang pun terbangun dari mimpinya, "hah … hah.. ternyata cuma mimpi" Ucap Bintang yang baru bangun itu, meski itu hanya mimpi tapi dia bisa merasakan bekas air matanya yang terasa basah di pipinya.
Perlahan dia menghapus air mata itu, "aku yakin aku akan baik-baik saja, aku pasti bisa menemukan cara untuk bisa kembali, aku yakin aku bisa bertahan disini sampai saatnya tiba."
Bintang lalu bangun, dia pergi ke kamar mandi, membasuh seluruh tubuhnya, bahkan tubuhnya berkeringat saat tidur, seolah mimpi tadi itu nyata, nyata jika dia berlari mengejar ibunya.
Setelah itu dia bersiap-siap dan mulai sarapan. Di Apartemen yang cukup besar itu Bintang hanya tinggal seorang diri.
Selama ini dia menyamar menjadi manusia dan berbaur dengan mereka, namun dia terkenal dengan julukan dosen kutub, itu karena dia terlampau cuek, tidak pernah tersenyum apalagi dekat dengan manusia.
Dia hanya melakukan aktivitasnya sebagai dosen, berinteraksi dengan mahasiswanya jika hanya ada tugas saja atau keperluan tertentu.
Penampilan Bintang sangatlah cantik, dia bisa sebanding dengan para model manusia di bumi. Begitu banyak lelaki yang tertarik padanya, namun mereka menyerah karena sikap dingin Bintang yang tak tersentuh.
***
Hari ini dia tidak mengajar karena jadwalnya kosong, dia berniat mengisi penuh persediaan lemari esnya.
Bintang mulai menutup matanya, teleportasi diaktifkan, aku ingin segera berada di depan supermarket. Pikir Bintang
Namun saat dia membuka mata, dia masih tetap berada di Apartemennya, "kenapa aku masih ada disini? Apa kemampuanku hilang? Tidak mungkin, aku harus mencobanya lagi!"
Bintang mengulangi hal yang sama.
Teleportasi diaktifkan, aku ingin berpindah ke depan supermarket yang ada di pikiranku saat ini. Pikir Bintang
Saat membuka matanya, lagi-lagi dia masih ditempat yang sama.
"Astaga, sepertinya pagi ini aku terpaksa harus berolahraga, baru kali ini aku mengalaminya, ada apa dengan kekuatanku?" gumam Bintang, dia segera menyambar tasnya lalu bergegas pergi dengan berjalan kaki karena letak supermarket tidaklah jauh dari Apartemennya.
Sepanjang jalan Bintang mengomel dalam hati, dia tidak senang karena harus seperti manusia yang pergi dengan hanya mengandalkan kaki mereka, jika dia menggunakan kekuatannya, itu akan lebih praktis dan menghemat waktunya.
"Lelahnya, akhirnya sampai juga," ucap Bintang lalu bergegas memilih apa saja yang dia butuhkan.
Bintang hampir sama seperti manusia yang membutuhkan makanan, meski saat di planetnya makanan yang biasa dia makan bukanlah makanan seperti di bumi, tapi kini dia sudah terbiasa, yang terpenting rasa laparnya hilang, dan makanan di bumi cukup enak menurutnya.
Saat troli nya mulai penuh, dia berniat menuju kasir, namun tiba-tiba dia merasa pusing, semuanya gelap.
Bruk…
Dia tergeletak begitu saja.
Bintang seperti berada di dalam mimpi, dia mendengar suara lelaki asing.
"Hey bangun..!"
"Bangunlah..! Apa aku perlu membawamu ke rumah sakit?"
Tidak, aku tidak boleh dibawa ke rumah sakit, aku akan dikira aneh oleh mereka, aku gak mau jika sampai aku dijadikan tawanan, dijadikan bahan penelitian manusia. Pikir Bintang
Namun sekuat tenaga dia berusaha tapi dia tidak bangun juga, sampai dimana dia merasa ada sentuhan hangat, berubah menjadi dingin, mengalirkan aliran listrik di tubuhnya dan Bintang merasa lebih baik, perlahan dia akhirnya bisa membuka matanya.
Saat dia membuka mata, dia melihat sosok lelaki tampan yang sedang memegang dahinya, Tampan.
Namun saat dia sadar dia disentuh oleh seorang manusia dia mulai marah, "hmm singkirkan tanganmu dariku!," ucap Bintang memandang lelaki yang ada di hadapannya bahkan dia menepis tangan lelaki itu.
Seketika lelaki itu kaget, "sudah ditolong malah marah-marah, dasar cewek aneh." Agra
"Maksud kamu apa bilang aku aneh? Justru kamu adalah lelaki mesum yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, aku gapapa dan gak perlu kamu tolong." Bintang pun merasa kesal karena dia benar-benar tidak suka dengan sentuhan manusia.
Aku tidak pernah pingsan sebelumnya, apa manusia ini berniat jahat padaku?. Pikir Bintang
Bintang mencoba berdiri, namun tak sengaja kepalanya membentur dagu lelaki itu.
"Aw, hati-hati dong! Dasar ceroboh."Agra
"Maaf, aku gak sengaja." Jawab Bintang dengan singkat.
"Sudahlah, ini hari sialku karena bertemu denganmu.," jawab Agra berlalu pergi.
Namun Bintang mencoba menahan lelaki itu, "memangnya kau pikir aku beruntung bertemu denganmu hah?."
"Lepaskan tanganku! Dan anggap saja kita tidak pernah bertemu." Agra pergi begitu saja, meninggalkan Bintang yang mematung disana karena dia merasa aliran listrik saat memegang tangan lelaki itu.
"Tapi… kenapa aku merasa keadaanku lebih baik setelah menyentuhnya atau disentuh olehnya?" Bintang kebingungan.
Dia menatap kepergian lelaki itu dan berharap tidak pernah bertemu lagi dengan pria dingin menjengkelkan itu.
***
Setelah selesai dengan belanjaannya, Bintang kembali ke Apartemennya, dia menata semua barang yang dibeli, biasanya dia bisa menggunakan kekuatannya untuk menerbangkan semua barang itu ke tempatnya namun kali ini tidak bisa, tubuhnya terasa lemah.
Benda yang biasanya bisa diterbangkan, kini hanya bisa bergeser saja. Kekuatannya bisa digunakan tapi dalam skala kecil saja.
"Ya .. ya, pada akhirnya aku mulai mengikuti kelakuan manusia di bumi," ucap Bintang dengan kesal sambil menaruh buah-buahan di kulkas menggunakan tangannya sendiri.
Dia mulai merebahkan tubuhnya, terlintas di pikirannya sosok lelaki yang menolongnya tadi.
"Bukankah aku ini alien yang tidak pernah sakit, kecuali kalau aku terluka? aku tidak bisa demam dan pingsan seperti manusia, tapi kenapa tadi aku bisa pingsan ya? Apa mimpi semalam itu benar ya, kalau lama-lama aku akan mati jika berlama-lama di bumi?" Bintang segera bangun dan mulai serius memikirkan semuanya dari awal, mulai saat dia kehilangan kekuatannya.
Astaga, apa aku akan benar-benar mati di bumi? Tidak, tidak boleh!, Jika lelaki tadi bisa membuat kekuatanku kembali dan bertahan hidup, aku harus mendapatkannya. Pikir Bintang
Bintang berniat untuk menguji sentuhan manusia itu lagi, apakah memang berguna untuknya atau tidak.
***
Keesokan harinya dia izin untuk tidak mengajar di kampus. Hari ini dia akan mencari pria dingin itu lagi, berharap bisa mendapatkan semua kekuatannya kembali, menggunakannya dalam skala besar, dan normal seperti biasanya.
Bintang tidak tahu harus mulai mencari dari mana, namun saat dia menelusuri jalan perkantoran, dia melihat mobil hitam, mata bintang tertuju pada pria yang keluar dari mobil dengan angkuhnya.
"Oh astaga, dia bahkan tipe manusia yang sombong, apakah aku harus melanjutkan misi ku? Hmm, ya harus karena ini demi nyawaku juga," Ucap Bintang yang menyemangati dirinya sendiri.
Bintang mulai mencari tahu, hingga dia mendapatkan informasi bahwa lelaki itu adalah CEO diperusahaan ini, dan kebetulan sekali dia melihat pengumuman penerimaan sekretaris baru.
"Oh astaga, selalu ada jalan untukku, aku rasa aku harus berhenti menjadi dosen." Gumam Bintang dengan sejuta rencananya itu.
Dia tersenyum dan kembali pulang untuk menyusun rencananya di Apartemen miliknya.
Pada awalnya dia sangat tidak mau bertemu lelaki dingin dan menyebalkan itu, namun pada akhirnya dia juga yang mengejar lelaki itu sekarang.
Bersambung…..
Pagi itu Bintang yang sudah siap, kini dia berdiri di depan cermin. Melihat pantulan tubuhnya yang kini sudah rapi dan cantik, dia memakai kemeja panjang dengan rok selutut.
Bintang memang cantik, dia bahkan sering memuji dirinya sendiri.
Setelah persiapan selesai, dia pergi menggunakan taksi, dia belum bisa berteleportasi sehingga dia harus seperti manusia normal sekarang.
Dia memandang perusahaan yang ada di depannya itu, dengan yakin dia melangkahkan kakinya menuju perusahaan dengan niat melamar pekerjaan.
"Nona, anda bisa langsung melakukan wawancara di ruangan sebelah sana!" Ucap lelaki yang memakai jas hitam, lelaki itu bahkan memandang bintang terus menerus karena mengagumi kecantikannya.
"Semoga berhasil, tapi aku yakin aku berhasil karena aku punya kecerdasan, dan kecantikan yang memukau." Gumam Bintang pelan sebelum memasuki ruangan itu, dia begitu percaya diri.
Entah kebetulan atau ini adalah hari keberuntungannya, Bintang yang baru saja diwawancarai itu langsung disuruh bekerja hari itu juga.
Ternyata tidak ada sekretaris yang betah dengan Agra yang perfeksionis itu, dan sekarang ada pertemuan klien di luar perusahaan, membuat CEO itu membutuhkan sekretaris saat ini juga.
***
Sementara didalam ruangan terlihat lelaki tampan yang nampak kesal, "Ayo cepat, kita sudah terlambat dan suruh sekretaris baru untuk segera menyusul!" Ucap Agra pada Maxi orang kepercayaannya, lalu dia keluar dari ruangannya.
Dan pada saat itu juga Bintang yang berniat mengetuk pintu malah mengetuk dada bidang Agra karena lelaki itu baru saja membuka pintu.
"Oh astaga, kau pikir aku pintu, hah?" Agra membentak Bintang.
"Maaf, aku tidak tahu jika anda membuka pintu secara tiba-tiba," jawab Bintang dengan penuh penyesalan, ya .. dia harus berpura-pura sebagai manusia yang membutuhkan pekerjaan.
"Kamu? Wanita aneh yang kemarin itu kan? Mau apa kamu kemari? Jangan bilang kalau kamu mau minta ganti rugi karena tahu kalau aku orang kaya!" Agra
Hmm, kalau bukan Bosku dan kalau saja dia manusia yang tidak aku butuhkan, sudah aku pindahkan dia ke kutub Utara. Batin Bintang
Eh, aku lupa kekuatanku belum pulih. Batin Bintang lagi dengan menghembuskan nafas kasarnya.
"Maaf Pak, saya sekretaris anda yang baru." Bintang
"Apa? Maxi..., " Teriak Agra
"Iya tuan," Maxi berlari menghampiri tuannya yang sedang murka itu.
"Ganti dia, aku tidak mau punya sekretaris seperti dia!" Perintah Agra.
"Tidak bisa tuan, karena dia yang paling bagus saat wawancara, lagipula bukankah sekarang ada pertemuan mendesak?" Maxi
Dengan terpaksa Agra membawa Bintang bersamanya, bahkan satu mobil dengannya, meski dia sangat membenci gadis itu karena pertemuan pertama yang tidak menyenangkan.
Oh astaga, apa aku tahan bekerja dengan manusia seperti dia? Tapi dialah harapanku, aku harus mencobanya, dan berharap kekuatanku kembali. Pikir Bintang
"Geser! Jangan terlalu dekat!" Ucap Agra pada Bintang, membuat gadis itu akhirnya duduk menjauh.
Bagaimana caranya agar bisa menyentuh lelaki ini? Andai aku bisa menghentikan waktu, tapi sepertinya kekuatanku belum kembali. Pikir Bintang
Hari ini adalah pengalaman yang tak terlupakan untuk sang alien cantik ini, Bintang sangat kelelahan, dia bersikap layaknya manusia, yang menuruti semua kemauan bos nya itu, untuk pertama kalinya dia mengalah dari manusia. Terlebih lagi Agra adalah manusia yang tidak seharusnya mendapatkan perlakuan spesial dari seorang Bintang.
***
Agra puas dengan cara kerja Bintang, bahkan klien nya setuju dengan semua kerjasama yang diajukan olehnya. Itu semua tak terlepas dari cara Bintang meyakinkan klien itu dengan kecerdasannya juga karena kecantikannya yang mampu membuat klien nya tertarik bekerja sama dengan perusahaan Agra.
Siang itu mereka kembali ke kantor, saat Bintang memberikan laporannya, bahakn dia menjelaskan keganjalan dari laporan sebelumnya, Bintang begitu teliti.
Gadis itu kini berdiri disamping Agra yang sedang duduk di kursi besarnya, Bintang membungkukkan badannya. Namun saat Bintang ingin melihat ke arah bos nya itu, dia tidak tahu kalau mereka sedekat itu, membuat bibir mereka tak sengaja saling menempel satu sama lain.
Ada sesuatu yang membuat Bintang merasa aneh, sentuhan itu hangat, namun berubah dingin dan mengeluarkan sesuatu aliran yang membuat tubuhnya terasa bertenaga.
Agra yang mulai sadar, dia mencoba memalingkan mukanya, menghentikan ketidaksengajaan itu.
"Ma-maaf Tuan," ucap Bintang dengan sedikit gugup.
"Cih, ternyata kau sama saja dengan wanita lainnya yang mencoba mengincarku." Agra merasa kesal dan menuduh Bintang.
Hahaha, padahal aku beneran gak sengaja loh, dia benar-benar manusia yang paling menyebalkan yang pernah aku temui. Sabar…! Alien juga harus punya kesabaran, kalau tidak, dunia manusia ini pasti hancur olehku. Batin Bintang
"Saya benar-benar tak sengaja Tuan, biar saya lap pakai tisu ya?," ucap Bintang dengan segera membersihkan bibir Bos nya tanpa menunggu jawaban dari Agra.
Ceklek
"Hei…! Menyingkirlah dari calon suamiku!" Meira yang tiba-tiba datang tanpa permisi itu langsung marah saat melihat keintiman Agra dengan seorang wanita.
Bintang langsung refleks menghentikan apa yang dilakukannya, dia mundur beberapa langkah tanpa mengucapkan apapun.
Meira menyeret Bintang menjauh dari Agra, membuat tangannya terasa sakit.
Astaga, baru kali ini aku diperlakukan seperti ini oleh manusia. Pikir Bintang
"Meira, untuk apa kau datang kemari?" Tanya Agra dengan sinis.
"Sayang, aku kan calon istrimu," Meira mendekat dan mencoba memeluk Agra namun ditolak oleh lelaki itu dengan mengatakan kalau dia sedang sibuk.
"Pasti gara-gara wanita ini kamu mengabaikanku?" Tunjuk Meira pada Bintang, wanita itu mulai mengangkat tangannya berniat menampar Bintang, namun Bintang berhasil menghentikan waktu.
"Oh astaga, kekuatanku kembali," Bintang merasa senang.
Dia mengambil lipstik di tas wanita itu, lalu memakaikannya dengan asal di bibir Meira.
"Rasain, makanya jadi manusia jangan sok sok an deh, ada akhirnya kamu akan kalah dari seorang Bintang. Hmm, oke beres." Ucap Bintang lalu mundur beberapa langkah.
Agra yang memperhatikan gerak gerik Bintang tanpa bergerak sedikitpun itu akhirnya mengedipkan matanya karena merasa perih, siapa dia sebenarnya? Pikir Agra
Bersambung …
Bintang mulai membuat waktu berjalan seperti seharusnya dengan perintah di dalam pikirannya.
Saat itu juga Meira jatuh tersungkur karena tamparannya melayang di udara.
"Aw sakit, apa ini sihir? Aku merasa aku akan menamparnya tepat di pipi kirinya, tapi.. tapi.. " gumam Meira dengan bingung.
Menarik. Pikir Agra
"Agra tolongin aku dong, ini sakit..!" Meira merengek.
"Aku sudah bilang aku sedang sibuk, cepat sana pulang!" Ucap Agra yang kembali menatap laptopnya.
Meira akhirnya pergi dengan rasa kesal, sepanjang jalan banyak orang memperhatikannya dengan menahan tawanya, membuat Meira heran.
Namun dia sadar saat dia melihat di kaca spion dalam mobilnya, betapa kacaunya dirinya saat ini.
"Sial, pantas saja tadi semua orang menertawakan ku," ucap Meira dengan memukul stir mobilnya.
***
Bintang izin pergi untuk kembali ke ruangannya, Agra hanya mengangguk kecil tanpa bersuara. Pria itu masih terkejut dengan apa yang dilihatnya barusan, sesuatu yang tak pernah dia lihat.
Apakah dia manusia? Kenapa dia bisa menghentikan waktu? Apakah dia punya niat jahat? Aku benar-benar penasaran. Pikir Agra
Hingga sore pun tiba, itu saatnya mereka pulang, Agra menemui Bintang terlebih dahulu.
"Hei anak baru, besok kamu akan aku jadikan sekretaris pribadiku. Kamu akan mendapatkan uang lembur juga karena kamu akan bekerja lebih awal, datanglah ke rumahku pukul 5 pagi!" Ucap Agra
"Tapi Pak.." Bintang ingin menolak namun pria itu langsung mengancamnya.
"Kalau kamu tidak mau, kamu boleh langsung mengundurkan diri." Ucap Agra berlalu pergi.
Bintang menahan emosinya, dan ketika pria itu pergi gadis itu berteriak memaki Bos nya sendirian di dalam ruangannya.
Dia tidak tahu harus senang atau marah, disatu sisi dia tidak mau diperlakukan seperti itu, tapi disisi lain dia akan punya kesempatan lebih banyak untuk kontak fisik dengan Agra yang akan membuat kekuatannya kembali dan dia bisa bertahan hidup di bumi.
"Menyebalkan, memangnya aku robot bekerja sepagi itu dan pulang sore?, Aku tidak butuh uangnya, tapi.. ya sudahlah, dia memang manusia menyebalkan, sabar..!" ucap Bintang lalu membereskan barang-barangnya.
Aktifkan teleportasi, aku ingin segera ada di dalam Apartemenku. Pikir Bintang
Sekejap mata Bintang menghilang, dia mendarat tepat di sofa miliknya. Dia melemparkan tasnya ke sembarang arah dan merebahkan tubuhnya di sofa besar itu.
"Lelahnya…. Aku sudah seperti manusia yang harus bekerja keras." Bintang
Dia kini tertidur pulas, sementara Agra yang ingin memberitahu Bintang tentang hal penting lainnya, dia mendapati ruangan sekretarisnya itu sudah kosong, Agra semakin penasaran dengan sekretarisnya itu.
Jangan sampai dia tahu kalau aku tidak mempan dengan mantranya. batin Agra
***
Keesokan harinya Bintang begitu bingung, dia bangun sesuai jam alarm, dia bangun jam 4 pagi, dia mencoba kekuatannya, dia menerbangkan barang-barang yang dia butuhkan agar mendekat, dia bersiap-siap untuk mengurus Bos besarnya yang kini seakan menjadi seperti bayi yang perlu dia urusi juga sedari pagi.
Setelah dia siap, dia berteleportasi sehingga dia kini sudah ada didepan rumah besar, megah, mewah.
"Ini sesuai dengan alamat yang dia katakan lewat pesan, ya.. pasti rumahnya mewah karena dia kan seorang CEO , lebih tepatnya CEO menyebalkan yang so tampan." ucap Bintang dengan bibir yang dia sunggingkan.
Bintang mencoba bertanya pada satpam disana dan dia dipersilahkan masuk ke bagian dalam rumah itu.
Sebenarnya aku pun bisa membeli rumah seperti ini, hanya saja aku tidak ingin hidup terlalu mencolok. Batin Bintang
Saat memasuki bagian dalam rumah, hanya ada pembantu saja yang menyambutnya, sepertinya penghuni rumah masih tertidur.
"Nona silahkan anda bisa langsung masuk ke kamar tuan di lantai atas, tuan sudah berpesan seperti itu." Pelayan
"Oke, terimakasih…" Bintang
Tangganya banyak sekali, bahkan kaki dan lututku sudah merasa lemas. Aku tidak bisa berteleportasi karena pelayan memperhatikanku. Batin Bintang
Bintang menaiki tangga itu satu persatu hingga akhirnya dia sampai di depan pintu kamar Bosnya.
Tok
Tok
Tok
Tapi tidak ada jawaban.
Tok
Tok
Tok
Lalu bintang menunggu didepan pintu, karena dia sudah diam selama 5 menit, akhirnya dia memutuskan langsung masuk saja.
Ceklek
"Pak… Pak Agra…" panggil Bintang dengan berjalan perlahan masuk ke dalam.
Tidak ada orang disini. Pikirnya
Dia berjalan terus menelusuri bagian kamar yang luas itu hingga dia akhirnya terkejut melihat Agra yang baru keluar dari kamar mandi.
"Oh astaga." Bahkan Bintang sampai terduduk di sofa saking kagetnya.
"Kamu datang juga, cepat pilihkan baju untukku! Cari dasi yang cocok juga!" Perintah Agra
Bintang mengeluh dalam hatinya, dia seperti pembantunya bukan sekretarisnya.
Setelah berhasil memilih satu set jas yang cocok dengan kemeja dan dasinya, gadis itu diperintahkan untuk memakaikan dasi itu.
Apakah dia benar-benar bayi besar? Tapi… ini kesempatanku untuk menyentuhnya. Pikir Bintang
Saat bintang ingin memasangkan kancing di baju kemeja Agra bagian atas, dia pura-pura tak sengaja menyentuh dada bidang itu.
Oh…. Segarnya, aku seperti handphone yang baru di charger. Pikirnya
Bintang menikmati sentuhan itu meski terhalang baju, namun tangannya dihempaskan oleh Agra yang membuat sensasi itu hilang.
"Singkirkan tanganmu itu! Cepatlah, aku ingin segera sarapan!" Agra mulai kesal dengan tingkah Bintang.
"Iya… maaf Tuan.." Bintang menunduk dan mulai fokus melayani bayi besar itu.
Setelah selesai, mereka turun ke bawah dengan menaiki lift.
Bintang merasa dikerjai, kenapa tadi dia tidak disuruh naik lift saja kalau memang ada lift di rumah ini, pantas saja tangganya banyak, ternyata bisa naik lift. Batin Bintang kesal, sementara Agra menahan tawanya melihat gadis disebelahnya dengan wajah masam.
Agra menyuruh Bintang ikut sarapan, ternyata sudah ada orang tua Agra juga disana.
"Duduklah..! Makanlah yang banyak..!" Ucap Agra pada Bintang.
Bintang duduk dengan rasa canggungnya, apalagi melihat tatapan ibu Agra yang tidak menyenangkan itu.
"Jadi ini sekretarismu Ga?" Tanya Ibu Lolita
"Iya Mah, dia akan sering bersamaku mulai hari ini, karena dia akan jadi sekretaris pribadiku di kantor maupun diluar jam kantor." Agra
"Astaga, ingat Meira dong Ga, dia itu calon tunanganmu! Biarkan saja dia yang mengurus kebutuhan mu di rumah, itung-itung latihan jadi istri kamu." Lolita
"Biarkan saja Mah, Agra punya pilihannya sendiri." Jawab Pak Darmaja membela anak lelakinya.
"Tapi Pah, aku dan Kania sudah menjodohkan anak kita." Lolita
"Itukan kemauanmu bukan kemauan Agra, memangnya kamu yang mau menikah?" Pak Darmaja
Seketika istrinya itu diam saat suaminya berkata begitu, suasana pun hening dan mereka bisa makan dengan tenang.
Setelah selesai sarapan, Agra berpamitan untuk pergi bekerja, dia sudah siap dengan mobilnya.
"Apa kamu bisa menyetir?" Tanya Agra pada Bintang
"Iya, bisa Pak memangnya kenapa?" Tanya Bintang.
"Yasudah kamu saja yang menyetir hari ini..!" Perintah Agra
Apa aku? Yang benar saja, ini mimpi buruk, aku benar-benar menjadi pelayan manusia. Batin Bintang
Saat dia ingin masuk ke dalam mobil itu, tiba-tiba ada wanita yang langsung merangkul Agra dan ikut masuk ke dalam mobil.
Siapa dia? Pikir Bintang
Bersambung….
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!