NovelToon NovelToon

Another World Point Of View

Prolog

Bagaimana jika menyelamatkan seekor kucing dapat mengantarkan mu masuk kedalam tubuh orang lain? Itu yang dialami oleh Riana Milane.

Riana tewas tertabrak truk dan masuk kedalam tubuh gadis bernama Zeana De Anderson. Seorang yang selalu diabaikan oleh keluarganya serta selalu mengejar Pria yang tidak mencintainya. Dan malah mengabaikan tunangan yang tulus mencintainya.

Zeana yang dianggap jahat, kini telah digantikan oleh Riana yang baik dan penurut. Akankah dia berubah? Cerita tentang bertahan hidup ditubuh orang lain dengan masalahnya.

***

Riana Milane seorang gadis yang baik dan penurut. Tidak lupa sifatnya yang sedikit bar-bar membuat orang disekitarnya sering dibuat heran.

Bagaimana jika hal konyol terjadi dalam hidupnya? Tepat pada hari ulang tahunnya, dimana yang seharusnya menjadi hari bahagia malah menjadi hari yang begitu buruk dan sial. Dia malah mati tertabrak truk akibat menyelamatkan seekor kucing saat hendak menyebrang jalan.

Bukannya mati dengan tenang, dia malah hidup kembali di tubuh yang berbeda. Sebagai Antagonis yang jahat menurut banyak orang yang mengenalnya.

Zeana De Anderson, menjadi Antagonis di kehidupan orang lain. Gadis yang selalu di abaikan oleh keluarga bahkan orang yang dicintainya, dan dia sendiri mengabaikan tunangan yang tulus mencintainya. Zeana adalah gadis baik yang harus berubah karena kondisi, dimana dia melihat orang yang dia sukai menyukai orang lain. Disitu sifat jahat dan suka membully nya muncul. Siapa saja yang mendekati orang yang di cintainya itu, selalu berakhir buruk ditangan Zeana.

Sedangkan Nico Maxime, pria baik dan juga humoris. Begitu cepat beradaptasi dengan orang baru disekitarnya. Dari awal dia tak pernah membenci Zeana karena merupakan sahabatnya, namun dia begitu tidak menyukai Zeana ketika gadis tersebut selalu berbuat hal jahat pada orang lain disekitarnya

Tunangan yang tak dianggap bahkan tak di akui oleh Zeana, yaitu Jeano Aksa Xiallen. Pria dingin yang misterius, tapi akan berubah hangat bahkan manja jika dengan orang yang dia sayangi. Anak tunggal kaya raya keluarga Xiallen, sekaligus tunangan Zeana. Jeano yang selalu mencintai serta menyayangi Zeana ketika Zeana sendiri mengabaikannya dan memilih mengejar cowok lain.

Dan Sisqia Amelia, gadis yang menjadi saingan Zeana dalam merebut cinta Nico. Gadis yang sikap dan kepribadiannya hampir sama dengan Nico. Membuat mereka berdua terlihat serasi ketika bersama. Seorang siswi dari keluarga sederhana yang beruntung mendapat beasiswa dan dapat masuk ke sekolah elit.

Namun bagaimana, jika yang dilihat belum tentu kenyataan? Gadis pembully atau gadis yang di bully sebenarnya memiliki rahasia mengejutkan.

***

"Aku tidak menyukai mu lagi, Nic." Dengan pandangan lurus, Zeana menatap kedua mata Nico yang terlihat sedikit terkejut.

"Bagaimana bisa?" Meskipun hanya gumaman, kata tersebut terdengar jelas di telinga Zeana.

"Bisa. Karena dia hanya milik ku dan ditakdirkan hanya untuk ku," secara mengejutkan Jeano muncul dari arah belakang Nico. Dia nampak mendengar percakapan Nico dan Zeana.

Sedangkan dari sudut lain, terlihat Sisqia yang juga ikut mendengar percakapan tersebut. "Sial, kenapa bisa jadi begini?" Kalimat penuh amarah tersebut terlontar dari mulutnya.

***

Bagaimana nantinya, jika Zeana yang suka membully Sisqia dan mengejar Nico berubah menjadi cuek dan bodo amat? Dan malah menempeli seorang Jeano yang sudah lama diabaikan olehnya. Perubahan yang secara tidak langsung mengubah takdir Zeana kedepannya.

Penasaran? Ayo, ikuti ceritanya!

Destiny

..."Being thankful and giving that thanks is one of the keys to be happy."...

..._Mark Lee...

...Happy Reading semuanya...

.......

.......

Pagi hari yang cerah, membuat semua orang harus kembali melakukan aktivitas pagi seperti biasanya. Namun tidak dengan gadis yang satu ini, dia malah terlihat masih bergelut nyaman diatas kasur dengan selimutnya.

"Anna bangun, kamu gak sekolah?" Teriak seorang wanita yang mencoba pembangunkan anak semata kakinya_eh anak semata wayang maksudnya.

Wanita tersebut terlihat kesal dengan kelakuan anaknya itu, menatap gadis tersebut yang terlihat tidak terganggu dengan teriakannya.

"Lima menit lagi mah," gumaman yang hanya di berikan oleh gadis itu.

"Sekarang Riana, heran punya anak gadis gini amat." Merasa kesal, wanita tersebut pun menarik tangan gadis tersebut agar berubah posisi menjadi duduk.

"Iya, iya ini juga bangun." Kata gadis tersebut sambil menggaruk rambutnya yang sudah berantakan.

"Sarapan udah ada di meja, Mamah berangkat kerja dulu yah." Pamit Sarah_Mamah dari Riana, sambil pengelus pelan kepala anaknya.

Riana hanya mengangguk singkat, "Mamah hati-hati, jangan terlalu capek kerja!"

"Iya, kamu jangan lupa fokus belajar juga di sekolah."

"Gak belajar juga dah pinter aku," sombong dikit boleh kali ya pikir Riana.

Sarah menatap Riana dengan kedua mata membulat sempurna. "Enak aja kamu ngomong gitu, tetep harus sekolah yang bener!" Omel Sarah pada anaknya.

Sedangkan Riana hanya menanggapinya dengan kekehan kecil, merasa puas membuat Ibunya kesal di pagi hari ini.

Setelah mengatakan itu, Sarah lekas pergi dari kamar anaknya untuk bersiap-siap pergi bekerja.

Menjadi singel parent tak mudah baginya meskipun hanya mempunyai anak satu, tetap saja hidup di zaman yang modern ini segala hal harus penggunakan uang membuat dia harus bekerja keras untuk bisa menyambung hidupnya.

Pekerjaan nya pun tak begitu mendapatkan gaji yang besar, Sarah hanya bekerja sebagai pelayan di kafe kecil. Tapi cukup untuk membiayai hidupnya dan anaknya.

Suami serta Ayah dari anak nya pergi meninggalkan nya demi wanita lain, yang lebih kaya serta cantik tentunya. Disaat dia harusnya bahagia karena telah melahirkan buah hatinya, namun dia malah harus bersedih karena mengetahui suaminya selingkuh dan lebih memilih pergi dengan wanita lain.

Namun tidak apa, hal tersebut sudah dianggap takdir yang harus Sarah lewati dan jalani dalam hidupnya ini.

***

Setelah melihat Sarah yang keluar dari kamar nya, Riana lekas pergi ke kamar mandi, untuk apa? Untuk mandi lah.

Terus anda berharap apa? Dia? Oh tidak mungkin!

Membutuhkan beberapa waktu untuk Riana siap dengan serangam sekolah nya. Setelah selesai, dia bergegas sarapan dan berangkat ke sekolah.

Saat di perjalanan menuju sekolah, dia tak sengaja melihat seekor kucing oren yang tampak akan menyebrang jalan. Karena takut akan kucing tersebut tertabrak kendaraan yang akan melintas, dia mencoba menolong kucing tersebut.

"Meng, kamu ngapain di situ? Buruan nyebrang! Kamu gak liat banyak kendaraan yang lewat?" Riana mencoba berbicara pada kucing berwarna oren tersebut.

Emang tuh kucing ngarti ya?

Karena tidak mendapat respon dari kucing tersebut, Riana pun mencoba mengangkat kucing tersebut untuk menyebrang. Bukannya malah berterimakasih, kucing tersebut malah menyakar Riana dengan sangat ganasnya.

"Eh dasar kucing, udah gue tolongin lo malah nyakar." Dengan penuh emosi Riana terus berceloteh pada kucing yang sudah menyakarnya itu.

Riana tidak sadar bahwa dia berada di tengah jalan, dan bertepatan dengan itu ada sebuah truk yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi akibat rem blong.

Brukkkk

Tidakkkk

Awasssss

Terlambat

Meskipun truk itu sudah berusaha untuk mengrem, tetap saja tabrakan tersebut tidak bisa di hindari.

Sekeras apapun orang-orang berteriak, tetap saja tubuh Riana terhantam oleh truk tersebut. Sejauh jarak antara aku dan kamu_ eeaaa, maksudnya cukup jauh jarak tubuh Riana terlempar.

Dengan darah yang mulai keluar dari hidung, telinga bahkan kepalanya. Riana hanya merasakan sakit yang luar biasa.

Dengan kesadaran yang hampir menipis, Riana masih bisa melihat kucing yang dia selamatkan sebelumnya dengan menggantikan nyawanya. Kucing tersebut hanya mengeong dengan muka tidak dosanya menatap Riana.

"M-maafin An-na Mamah." Dengan napas yang tersengal-sengal Riana mengatakannya, itu adalah kalimat terakhir yang dapat Riana katakan sebelum kesadarannya hilang.

Banyak sekali orang-orang yang mulai mengerumuni tubuh Riana yang sudah penuh dengan darah, dan sebagian orang mulai menolong dengan menelpon ambulans.

***

Prannggg

Sebuah gelas jatuh dari tangan seseorang, membuat orang lain yang mendengar suara tersebut melihat ke arahnya.

"Mbak Sarah gak papa?"

"Hah?"

"Mbak Sarah ngelamun ya? Itu gelas nya pecah!"

Sarah dengan cepat melihat arah yang dituju rekannya. Sebuah gelas yang sudah tidak berbentuk lagi, "Kok bisa?" Heran Saran sambil memungut pecahan kaca di sekitar kakinya.

"Kayanya Mbak beneran ngelamun ya? Sampe gelas jatuh dari tangan aja gak kerasa. Mikirin apa Mbak?" Tina_rekan kerja Saran di kafe merasa heran dengan keadaannya.

"Lah Mbak juga gak sadar Tin, taunya pas kamu teriak." Setelah selesai membereskan pecahan tersebut, Sarah menatap Tina dengan pandangan rumit. "Kok Mbak kepikiran Anna yang Tin, rasanya perasaan Mbak jadi gak enak."

Tina mengelus bahu Sarah pelan, "Positif thinking aja Mbak, mungkin lagi kangen sama Anna aja. Kita berdo'a semoga Anna baik-baik aja," Tina mencoba untuk menenangkan Sarah.

"Aamiin, semoga baik-baik aja."

Sarah mencoba untuk mengabaikan rasa gelisahnya dengan mencoba untuk terus berpikir positif, dan menuruskan kerja nya yang sempat tertunda.

***

Tibalah waktu istirahat, Sarah mengcek ponsel nya yang memang di simpan di sebuah loker tempat penyimpanan barang karyawan. Banyak sekali panggilan tak terjawab dari nomer asing dan salah satunya ada dari Riana putrinya.

Baru akan menelpon kembali Riana, tapi panggilan dari nomer asing terlebih dahulu masuk.

"Hallo?"

"Hallo. Apa benar ini dengan Ibunya saudari Riana?"

"Benar. Dengan saya sendiri, ini siapa ya?"

"Kami dari rumah sakit, mau mengabarkan bahwa anak anda menjadi korban kecelakaan."

Deg

"A-apa?"

"Dan maaf dengan berat hati kami juga menyatakan bahwa saudari Riana telah meninggal di tempat kejadian."

"Gak. Gak mungkin, anda pasti bohong kan?" Dengan suara bergetar Sarah mengatakannya.

"Tidak Bu, anda bisa mendatangi rumah sakit xxx untuk mengambil jenazahnya. Sekali lagi kami turut berduka cita, selamat siang."

Tut

Tubuh Sarah langsung jatuh terduduk setelah mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan tersebut.

Apa dia bermimpi? Sungguh ini begitu cepat dan mengejutkan.

"Mbak Sarah," Tina langsung menghampiri Sarah yang terlihat terduduk di lantai sambil menangis.

"Kenapa Mbak?"

Hiks hiks hiks

Tak apa jawaban hanya tangis yang memilukan yang bertambah keras.

"Mbak jawab dong, kenapa? Jangan bikin khawatir." Tina mencoba menenangkan Sarah sambil terus bertanya apa yang terjadi.

"Anna Tin,"

"Anna kenapa Mbak?" Sela Tina cepat.

"Anna mening-ggal"

"APA?"

...***...

Hai selamat datang di cerita pertama aku, semoga suka yah.

...Jangan lupa vote, comment, share and follow yah....

...Tandai juga bila ada typo, bay bay see you next part👋👋...

Takdir Tuhan

..."Bersyukur serta ikhlas dengan takdir Tuhan akan lebih baik dari pada selalu bertanya akan mengapa."...

...De_onsti...

.......

.......

..."Anna kenapa Mbak?" Sela Tina cepat....

"Anna mening-ggal," Sarah kembali menangis setelah mengatakannya.

"Apa? Yang bener Mbak?" Rasa terkejut dan tidak percaya tidak bisa Tina sembunyikan ketika mendengar perkataan Sarah.

"Iya, tadi ada yang nelpon dari rumah sakit katanya Anna jadi korban kecelakan dan Anna juga_ juga...."

Hiks hiks hiks

Sarah tidak bisa meneruskan ucapannya.

Ayolah berkata dengan hati yang sakit tidak akan mudah untuk di tulis, dan di ungkapkan bukan?

"Di rumah sakit mana Mbak? Ayo kita kesana sekarang buat buktiin!"

"Rumah sakit xxx,"

Dengan sisa tenaga untuk berpijak dan berjalan, Tina menuntun Sarah menuju rumah sakit tersebut.

"Eh Reno, gue sama Mbak Sarah izin dulu ya. Gue mau ke rumah sakit dulu mastiin sesuatu," izin Tina pada rekan kerja lainnya.

"Mastiin apa? Karumah sakit segala lagi? Itu Mbak Sarah kenapa? Sakit?" Serocos Reno pada Tina.

Yang membuat Tina merasa kesal dengan rekan kerja yang cerewetnya itu, "Udah pokoknya bilangin sama yang lainnya, nanti kalo ada apa-apa gue kabarin lagi." Pamit Tina sambil terus memapah tubuh Sarah keluar kafe.

Mereka berdua pun bergegas pergi ke rumah sakit menggunakan motor Tina.

Disepanjang jalan Sarah tak henti- henti terus memanjatkan doa dan harapan semoga berita yang baru dia dapatkan itu tidak benar.

"Tolong jangan tinggalin Mamah sendiri Anna," batin Sarah sambil terus berdoa untuk Riana.

Membutuhkan sekitar 30 menit menuju rumah sakit tersebut. Dengan tergesa keduanya berlari menuju resepsonis guna memastikan kabar tersebut.

"Misi Sus mau tanya, apa bener ada korban kecelakaan barnama Riana Milane?" Tian bertanya mewakili Sarah yang terdengar masih terisak kecil.

"Tunggu sebentar yah Mbak," Suster tersebut pun mengcek data pasien, sedangkan Tina maupun Sarah menunggu dengan cemas.

"Betul Mbak, korban kecelakaan atas nama Riana Milane  berada di ruangan xxx lantai 2."

"Makasih Sus,"

"Sama-sama."

Mereka berdua pun dengan segera menuju lantai 2, sampai nya di depan ruangan tersebu, ada dua orang pria dengan setelan pakaian kantor yang sedang terduduk di depan ruangan.

"Ini ruangan nya Mbak," seru Tina begitu mereka sampai.

Mendengar ada suara lain kedua pria tersebut sontak beranjak dari duduk mereka.

"Anda keluarga korban?" Tanya salah satu dari kedua pria tersebut.

"Iya, saya ibunya. Bagaimana keadaan anak saya?"

"Kami berdua turut berduka cita atas apa yang di alami oleh putri anda, meskipun kita sudah membawa korban dengan segera tapi Tuhan berkata lain nyawa korban tidak bisa di selamatkan." Pria tersebut menjelaskan.

Brukkk

Mendengar perkataan tersebut, kedua kaki Sarah tidak bisa digunakan untuk berdiri dengan benar.

"Mbak..."

Kaget? Tentu saja, siapa ibu yang tidak kaget ketika mendapat anak yang tadi pagi masih bisa berbicara dengan nya, dan kini sudah tidak ada.

Tina mencoba memberi kesabaran pada Sarah dengan mengelus punggungnya, Tina pun sama begitu kaget dengan kenyataan ini.

Riana sudah seperti adik nya, tapi sekarang apa?

Bahkan mereka berdua sudah merencanakan pesta kecil-kecilan untuk Riana, tapi tadir Tuhan berkata lain.

Sesuatu yang datang dan pergi tidak ada yang tau tentang itu.

"Mbak yang sabar ya, bagaimana bisa terjadi?" Tina mewakili Sarah untuk bertanya, karena sepertinya Sarah sudah tidak bisa untuk berucap hanya air matanya saja yang terus keluar.

"Kecelakaan terjadi di jalan xxx pada pukul 7 pagi kurang lebih, dengan sebuah truk dengan kecepatan tinggi. Truk tersebut mengalami rem blong, sehingga menabrak korban yang sepertinya hendak menyebrang jalan. Keadaan nya begitu cepat, sampai tidak ada yang bisa menyelamatkan korban dari kecelakaan tersebut.

Dan kita hanya dapat menolong dengan memanggil ambulans serta menjaga di sini karena tidak ada yang mau menemani korban sampai anda datang. Begitu ceritanya, dan sekali lagi maaf kita tidak dapat menyelamatkan korban."

Jelas pria tersebut, sedangkan pria satunya hanya menatap Saran dan Tina tanpa mengatakan apapun.

"T-tidak tidak perlu berkata maaf, harusnya saya berterimakasih atas bantuan kalian. Meskipun putri saya tidak bisa selamat itu bukan salah kalian, itu sudah menjadi takdir Tuhan. Terimakasih banyak untuk semuanya," dengan tulus Sarah mengatakannya.

Berusaha tegar meski hatinya begitu hancur, lantas apa yang harus di perbuat lagi?

"Sama-sama. Dan korban baru saja di bawa ke kamar jenazah, anda bisa melihat korban disana. Karena keluarga korban sudah ada, kami berdua pamit undur diri."

Meskipun tak enak meninggalkan keluarga korban tapi, tetap saja mereka berduapun sama memiliki urusan masing-masing.

"Silahkan, dan terimakasih."

Ketika sudah mendapatkan jawaban tersebut, kedua pria itu berlalu pergi untuk meninggal kan rumah sakit dan melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda serta mungkin harus berubah jadwal.

Melihat kedua pria tersebut sudah pergi, Tina dan Sarah bergegas menuju kamar jenazah yang sempat diberi tahu letaknya oleh kedua pria tadi.

Saat setelah tiba disana, bertepatan dengan seorang pegawai yang keluar dari kamar jenazah tersebut.

"Maaf Pak mau tanya, korban di kamar xxx lantai 2 yang mana ya Pak?"

"Apa kalian keluarga pasien?"

"Iya, saja Ibunya."

"Mari ikut saya!"

Pegawai tersebut menuntun untuk melihat letak jenazah Riana berada.

Perlahan dengan tangan bergetar Sarah mencoba membuka penutup kain yang menutup seluruh tubuh anaknya.

Dan ya itu dia. Riana dengan keadaan yang sedah penuh dengan darah di seluruh tubuhnya, terbujur kaku dengan tubuh yang sudah hampir membiru.

"Rianaaaaa....Anna kamu gak boleh tinggalin Mamah An, Mamah sama siapa kalo kamu pergi? Ayolah An kamu bercanda kan? Ayo bangun! Kita mau rayain ulang taun kamu loh, ayo bangun.."

Hening.

Tidak ada sautan apapun.

"Anna...hiks hiks, Tin a-anna.."

Begitu sesak di dada sehingga sudah tidak bisa lagi mengucap kata-kata dengan jelas, hanya isak pilu yang dapat Sarah keluarkan.

Apa ini kenyataan? Ayolah sangat tidak bagus berada di alam mimpi dengan orang di cintai pergi meninggalkannya. Tapi sayangnya semua ini nyata.

Tina pun hanya diam, dia pun sama tidak bisa berkata apapun. Dia hanya bisa ikut menatap jenazah Riana dengan mencoba menahan tangisan, seolah mencoba untuk menegarkan diri dan menguatkan hati.

...R. I. P...

...RIANA MILANE...

...Senin, 20 November 20xx...

...Wafat dengan meninggalkan luka mendalam bagi keluarga....

...Serta menjadi pahlawan atas jasa menyelamatkan seekor kucing oyen nan bar-bar....

***

Sedangkan di tempat lain, lebih tepat nya di dalam suatu mobil yang akan menuju ke sebuah perusahaan, berisi dua pria yang sedang berbincang.

"Kenapa Tuan mau membantu bahkan menunggu korban tersebut?" Suara memecahkan keheningan tersebut.

Heran saja, tidak biasanya Tuannya mau membantu orang asing bahwa rela menunggu nya berjam-jam. Meskipun dengan alasan kemanusiaan pun dia masih tetap heran.

Cukup lama terdiam pria satunya pun menjawab,"entah lah Aku hanya teringat dengan Anna."

"Apa karena gadis itu seumuran dengan Nona Muda jadi Anda menolongnya?"

"Ya. Aku mempunyai seorang putri jadi aku merasa demikian untuk menolongnya. Lagi pula sesama manusia harus saling tolong menolong bukan?"

"Tapi kenapa Anda selalu mengabaikan Nona Muda?"

"....."

Hening tak apa jawaban atau bantahan apapun dari orang yang di tanyanya. Hanya helaan napas yang dia dapat dari orang tersebut.

Karena tidak mendapati jawaban apapun percakapan keduanya pun berhenti sampai di situ.

***

Jangan lupa ritual nya

Vote, and follow.

Tolong tandai juga bila ada typo

Makasih bay bay👋👋

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!