Di sebuah rumah mewah berlantai dua, terlihat seorang pria sedang membawa kue kecil lengkap dengan lilin yang bertuliskan,
...HAPPY ANNIVERSARY 5TH....
Pria itu bernama Daniel. Daniel Abdi Nugroho. 30 Tahun.
Dengan perlahan, Daniel membuka pintu kamar, dan terlihatlah seorang wanita masih tertidur lengkap dengan selimut dan penutup mata.
Wanita itu adalah Aulia. Aulia Putri Felisyia. 25 tahun.
"Selamat pagi sayang..." Pekik Daniel sambil membuka pintu dan berjalan menuju tempat tidur.
"Selamat ulang tahun pernikahan.." Bisik Daniel.
Aulia membuka mata, dan tersenyum melihat Daniel membawa kue dan lilin.
"Sayang, apa ini harus dilakukan setiap tahun, di hari pernikahan kita?" Tanya Aulia.
"Momen ulang tahun pernikahan akan selalu menjadi hari bersejarah bagi setiap pasangan. Aku ingin kamu selalu mengenang momen pertama kita menjadi pasangan suami istri." Ucap Daniel.
Aulia tersenyum, dia Daniel dengan penuh cinta. Aulia menyadari bahwa dia memiliki suami yang sangat pengertian.
Walaupun mereka sama-sama sibuk mengurus perusahaan keluarga masing-masing, Daniel tahu bagaimana membuat suasana menjadi sempurna saat mereka sedang berdua.
Mereka berdua kemudian meniup lilin itu bersama, setelah memanjatkan doa.
"Selamat ulang tahun pernikahan kita yang ke lima tahun." Ucap Daniel sambil mencium kening Aulia.
Aulia tersenyum dan memeluk Daniel.
"Terima kasih karena sudah mau bersabar dengan diriku." Ucap Aulia.
Aulia menjadi sosok yang sangat manja ketika dia berada di dekat Daniel, Daniel tidak mempermasalahkan hal itu. Dia justru merasa sangat bahagia dengan tingkah laku manja dari Aulia.
Mereka menutup pagi di hari ulang tahun pernikahan dengan olahraga panas.
Daniel Abdi Nugroho adalah anak tunggal dari pasangan Bimo dan Ayu Nugroho. Keluarga mereka memiliki tambang batu bara.
Daniel menjadi CEO PT Tambang Kaya sejak dua tahun lalu, mengantikan sang Ayah.
Sementara, Aulia Putri Felisyia sudah menduduki jabatan CEO sejak dia berusia 18 Tahun.
Menjadi anak tunggal dan terlahir sebagai anak yang memiliki IQ tinggi. Membuat Aulia lulus kuliah di usia 15 tahun.
Aulia menggantikan posisi sang Ayah yang sudah meninggal dunia setelah merayakan ulang tahun Aulia ke-17 tahun.
Satu tahun meninggalnya sang ayah. Aulia resmi diangkat menjadi CEO Amarta Karya Grup.
Aulia tinggal bersama dengan sang Ibu, Rahma.
Rahma dan Ayu adalah sahabat sejak mereka duduk di bangku sekolah. Mereka tidak menyangka jika setelah sekian tahun berpisah, mereka dipertemukan kembali dalam acara amal besar lima tahun lalu, dimana perusahaan milik keduanya menjadi sponsor utama.
Dari pertemuan itulah Aulia dan Daniel saling bertemu, mengenal, hingga kemudian memutuskan untuk meresmikan hubungan mereka.
Rahma dan Ayu tentu saja merasa sangat bahagia karena anak-anak mereka jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah tanpa harus mereka jodohkan.
Setelah menikah, Aulia mengajak Daniel untuk tinggal di rumahnya. Mengingat, Rahma akan tinggal seorang diri jika mereka harus tinggal di rumah pribadi yang dihadiahkan kepada mereka sebagai hadiah pernikahan.
Daniel sendiri tidak mempermasalahkan hal itu. Sesekali mereka di rumah orang tua Daniel.
"Ambillah cuti, aku akan mengajakmu untuk merayakan ulang tahun pernikahan kita yang ke-5 tahun." Ucap Daniel setelah mereka selesai melakukan olahraga panas.
"Hmmm..." Ucap Aulia yang merasa kelelahan karena stamina Daniel.
Cup.
"I love you." Bisik Daniel.
"Too.. pergilah dari diriku dan biarkan aku untuk beristirahat sejenak." Ucap Aulia dengan mata tertutup.
Daniel hanya tersenyum melihat Aulia, kemudian pergi dari Aulia dan berjalan menuju kamar mandi setelah menutupi tubuh polos istrinya.
Sepeninggalan Daniel, Aulia tersenyum dan langsung membuka ponselnya untuk mencari negara yang sangat cocok untuk melakukan honeymoon.
Setiap tahun, jika mereka tidak merayakan pesta ulang tahun pernikahan. Mereka pasti akan pergi untuk berbulan madu. Itu dilakukan untuk memperkuat ikatan cinta di antara mereka.
Bali.
Tiba-tiba saja, Aulia memikirkan tentang Bali.
"Hmmm... Sepertinya Bali tempat yang cocok untuk merayakan ulang tahun pernikahan yang ke lima." Pekik Aulia.
Aulia ingin sekali berada di tempat tidur untuk waktu yang sedikit lebih lama. Sayangnya, alarm berbunyi menandakan bahwa Aulia harus segera mandi dan bersiap.
Di luar rumah...
Yudi. Anak angkat Orang tua Aulia, yang kini menjadi kaki tangan dan wakil Perusahaan Amarta Karya Grup. Baru saja turun dari mobil.
Setiap pagi, Yudi akan datang untuk menikmati sarapan bersama dengan Rahma dan Aulia, juga Daniel.
"Morning mom.." Sapa Yudi yang langsung mencium pipi Rahma begitu Yudi sampai di meja makan.
"Yudi, kalau Aulia akan merayakan ulang tahun pernikahan dengan pergi keluar kota lagi. Mama harap kamu mau tinggal di sini."
"Of course, mom."
Rahma tersenyum sambil mencubit pipi Yudi.
"Segera lah menikah. Apa kamu tidak berkeinginan ingin memberi Mama cucu. Umur seseorang tidak ada yang tahu, Bagaimana jika Mama pergi sebelum kalian memberi Mama cucu." Ucap Rahma.
"Yudi masih 28 tahun. Yudi akan menikah setelah berumur 30 tahun."
"Haduh, orang apa masih belum punya pasangan udah ngomongin nikah umur 30 tahun. Gimana kalau mama cariin kamu pasaran?"
"Dih Mama, sekarang kan sudah bukan zamannya Siti Nurbaya. Masak iya Mama tega mau jodohin anak mama yang paling ganteng ini."
"Hmm, mau bagaimana lagi. Mama itu sangat pengen menimbang cucu. Aulia dan Daniel sudah menikah selama 5 tahun, tapi belum ada tanda-tanda mereka akan memberikan Mama cucu."
"Mungkin sudah saatnya mereka memeriksakan diri ke dokter. Mana tahu, salah satu dari mereka ada yang bermasalah."
"Sudah, Mama sudah pernah membahas ini. Hanya saja, mereka mengatakan bahwa mereka masih menunggu hingga usia pernikahan mereka 5 tahun."
"Ya kan sekarang sudah lima tahun." Pekik Yudi.
"Iya sih, ya sudah nanti saja deh kalau mereka sudah pulang merayakan ulang tahun pernikahan. Mama akan membicarakan hal ini lagi."
Tak lama kemudian, Aulia dan Daniel datang dan langsung bergabung bersama dengan Yudi dan Rahma.
"Morning kak, bang." Sapa Aulia.
"Too.."
"Hai mom, abang kapan datang?"
"Baru saja."
"Aulia, Daniel. Kalian mau ke kantor?" Tanya Rahma saat melihat pakaian dari keduanya sudah rapi seperti biasa saat mereka akan berangkat ke kantor.
"Aulia ada meeting pagi ini ma, walaupun sebenarnya Aulia ingin tetap berada di rumah." Ucap Aulia sambil melirik ke arah Daniel.
"Daniel ada jadwal meninjau proyek. Setelah itu akan istirahat sebentar."
"Jadi, tahun ini kalian akan merayakan ulang tahun pernikahan dalam bentuk pesta atau jalan-jalan?" Tanya Rahma.
Yudi memilih untuk tidak menyimak pembahasan itu.
Jomblo harus tutup telinga dulu.
"Aulia pengen ke Bali. Apa mama dan bang Yudi mau ikut?"
"Uhuk...Uhuk..."
Yudi yang tengah makan, langsung tersedak mendengar Aulia mengajaknya.
"Yang benar saja, kamu mau abang mendengar jeritan kalian berdua?" ketus Yudi.
Aulia dan Daniel saling berpandangan.
"Bener, kalian pergi saja. Nikmati ulang tahun pernikahan kalian." Ucap Rahma.
"Terima kasih ma."
"Sama sama sayang. Semoga setelah ini kalian akan menerima Mama kabar bahagia.."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
"Aulia..." Panggil Daniel saat mereka dalam perjalanan menuju kantor.
"Ya?"
"Mungkinkah ini saatnya bagi kita untuk berkonsultasi dengan dokter?"
Aulia terdiam sambil memandangi Daniel yang fokus menyetir.
"Aulia, bagaimana?" pekik Daniel yang membuat Aulia kembali pada kesadarannya.
"Terserah, tapi bisakah kita melakukannya setelah pulang dari Bali?" Ucap Aulia.
"Baiklah." Ucap Daniel.
Aulia tersenyum dan langsung memeluknya Daniel dan mencium bibir nya sebelum Aulia turun dari mobil karena mereka sudah sampai di kantor Aulia.
"Bye, aku akan segera datang untuk menjemput mu." Pekik Daniel.
Aulia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Daniel.
Setelah memastikan mobil Daniel hilang dari pandangannya, Aulia berjalan menuju kantor nya.
Aulia melihat sekilas ke arah gedung yang menjulang tinggi itu sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam.
Seluruh karyawan yang melihat kedatangan Aulia tentu saja langsung membungkuk sebagai tanda hormat.
Aulia tersenyum hingga dirinya masuk ke dalam lift.
"Huft, berat sekali menjadi seorang CEO. Harus selalu tersenyum sepanjang perjalanan menuju Lift." Pekik Aulia.
Aulia segera masuk ke dalam ruangannya. Mempersiapkan diri sebelum memulai meeting pagi itu.
Tok
Tok
Tok
"Sudah siap?" Tanya Yudi sambil masuk ke dalam ruangan Aulia.
"Seperti nya." Pekik Aulia.
Entah kenapa, akhir-akhir ini dia merasa sangat malas untuk melakukan pekerjaan. Aulia rasanya ingin menghabiskan waktu di atas tempat tidur dan bermalas-malasan.
Namun Aulia sadar jika tidak ada yang bisa menggantikan posisinya untuk saat ini.
Aulia pernah meminta Yudi untuk menggantikan posisinya sebagai CEO. Tapi Yudi menolak dengan alasan bahwa dia tidak pantas menduduki jabatan itu.
Setelah selesai meeting, Yudi perjalanan ikut masuk ke ruangan Aulia.
"Apa setelah ini kamu akan menerima saran dari mama untuk berkonsultasi?"
"Hmm, sepertinya begitu." Pekik Aulia.
"Kenapa muka kamu kayak lesu gitu sih? bukannya kamu mau pergi honeymoon ke Bali?"
"Aku tidak tahu, akhir-akhir ini Aku merasa bahwa aku tidak mempunyai semangat untuk melakukan pekerjaan. Rasanya aku ingin menikmati waktu santai di rumah, berbaring atau sekedar menonton TV."
"Setelah ini kamu bisa menghabiskan hari dengan bersantai di rumah. Kan sebentar lagi kamu akan liburan ke Bali."
"Hmm, seandainya saja aku pergi ke Bali untuk benar-benar liburan. Pasti aku akan senang."
Yudi kemudian membiarkan Aulia seorang diri di dalam ruangannya. Hingga tidak lama kemudian, kurir pengantar makanan datang untuk mengantarkan makan siang.
Sudah menjadi kebiasaan Aulia, ketika Daniel tidak datang menjemputnya untuk makan siang. Maka, Aulia akan memesan makanan dan makanan itu akan segera dikirim oleh kurir.
"Permisi..." Ucap kurir pengantar makanan itu.
"Masuk.."
Seorang pria tampan, lengkap dengan mengenakan baju khas kurir makanan. Masuk ke dalam ruangan Aulia dan langsung berjalan menghampiri Aulia.
"Letakan saja di sana." Pekik Aulia.
Laki laki itu menurut kemudian segera meletakkan makanan di tempat yang ditunjuk oleh Aulia.
"Terima kasih, Farhan." Ucap Aulia sambil tersenyum.
"Sudah menjadi tugas saya, untuk memastikan bahwa asupan nutrisi anda tetap terjaga." Ucap Farhan sebelum keluar dari ruangan Aulia.
Aulia melihat ke arah ponselnya. Berharap akan ada kabar dari Daniel. Mengingat Daniel yang sudah berjanji akan segera datang. Namun, hingga saja makan siang belum ada tanda dari Daniel.
Aulia melihat kepergian Farhan dan pandangannya beralih pada makanan yang baru saja dibawa oleh Farhan.
Aulia yang merasa sangat lapar memilih untuk segera memakan makanan itu tanpa menunggu kedatangan Daniel.
Setelah makanan habis, barulah Daniel datang dengan membawa makan siang.
"Hai sayang, Maaf aku tadi terjebak macet karena ada truk kontainer yang mogok di tengah jalan. Ponsel ku tertinggal di rumah." Pekik Daniel.
Aulia tersenyum..
"Tidak apa apa, karena ini masih masuk dalam ulang tahun pernikahan, jadi aku tidak akan marah hanya kali ini saja."
Daniel tersenyum dan langsung mencium bibir Aulia sebelum akhirnya duduk di sebelahnya.
"Apa yang sayang bawa?" Tanya Aulia.
"Makanan kesukaan kamu, ah maaf ya. Sepertinya aku sudah terlalu lama terjebak dalam aja sehingga kamu sudah makan siang." Ucap Daniel saat melihat bungkus makanan yang ada di hadapannya.
"Tidak apa apa, aroma dari makanan yang dibawa sungguh membuat perutku ingin merasakannya."
Daniel tersenyum dan langsung membuka bungkusan yang dia bawa.
Aulia akhirnya makan siang untuk kedua kalinya bersama dengan Daniel.
Aulia terlihat begitu menikmati makanan itu, sementara Daniel sedikit terkejut karena tidak biasanya Aulia akan makan dalam jumlah banyak.
"Sayang, apa kamu baik-baik saja?"
"Ya, memangnya kenapa?" Ucap Aulia sambil terus menikmati makanan yang ada di tangannya.
"Ya, karena tidak biasanya kamu akan langsung menghabiskan makan siang yang aku bawa."
Deg !!
Aulia yang sadar akan hal itu langsung meletakkan roti isi dan meminum minuman yang ada di dalam gelas hingga habis.
"Tidak boleh yaa?" Pekik Aulia.
"Boleh dong, ini kan hari ulang tahun pernikahan kita jadi aku juga berharap kamu akan makan lebih banyak dari biasanya." Ucap Daniel.
Aulia tersenyum lalu mencium sekilas bibir Daniel sebelum menghabiskan seluruh makanan dan yang dibawa oleh Daniel.
Beberapa hari kemudian, Aulia dan Daniel sudah berada di Bali dan mereka benar-benar menikmati bulan madu di tahun kelima pernikahan mereka.
Mereka banyak penghabisan waktu untuk berjalan-jalan dan berkencan layaknya pasangan suami istri yang baru saja menikah.
Sesekali pandangan Aulia setuju pada orang yang membawa bayi atau balita.
"Daniel, Bagaimana jika ternyata aku yang bermasalah sehingga aku tidak bisa memberikan kamu keturunan?" Pekik Aulia.
"Tidak apa apa, anak bisa dicari. Tapi wanita manja dan lucu sepertimu tidak akan aku temukan di belahan dunia manapun."
"Ah, kamu selalu bisa membuat suasana hatiku menjadi lebih baik." Pekik Aulia.
"Jadi, Bagaimana kalau sekarang kita kembali ke hotel untuk...." Daniel mengedip-ngedipkan matanya.
"Kejar aku dulu..." Pekik Aulia sambil mulai berlari untuk menghindari Daniel.
Daniel tersenyum sebelum akhirnya dia mengejar Aulia.
❤️ tuuutt.... ❤️
Setelah adegan panas...
"Aulia, Bagaimana jika ternyata permasalahannya ada padaku?" Pekik Daniel.
"Maksudnya?"
"Bagaimana jika ternyata aku yang bermasalah sehingga kita tidak kunjung mendapatkan keturunan."
"Tidak mungkin, semoga saja setelah ini kita akan mendapatkan kabar bahagia." Ucap Aulia.
"Hmm, mungkin sebaiknya kita mulai merencanakan dokter untuk kita memeriksakan kesuburan kita. Jadi, begitu kita pulang dari sini kita akan langsung berkonsultasi dengan dokter."
"Baiklah, Aku memiliki teman yang bekerja di salah satu rumah sakit ternama di ibukota. Bagaimana jika setelah ini kita datang padanya dan berkonsultasi dengannya saja?"
"Baiklah.." Ucap Daniel.
Aulia memeluk Daniel.
Semoga setelah ini akan ada harapan untukku bisa memiliki keturunan..
Daniel, mafkan aku yang pernah menjadi sedikit gila.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Pagi harinya...
Aulia mencoba untuk menghubungi temannya, Anita.
Anita adalah teman semasa kuliah Aulia, Anita juga termasuk wanita yang sama dengan Aulia yang memiliki IQ tinggi. Mereka lulus kuliah di tahun yang sama.
Aulia langsung menghubungi Anita dan memberitahukan tujuannya.
Anita tentu saja sangat senang karena setelah lulus kuliah, mereka sangat jarang sekali bertemu karena sibuk dengan profesi masing-masing.
Anita sempat datang dan tinggal di rumah Aulia, saat Aulia tengah berduka.
Mereka tetap menjadi sahabat dekat walaupun mereka di sibukkan dengan pekerjaan masing-masing.
Setelah memastikan bahwa Anita sudah memberikan jadwal untuk Aulia dan Daniel berkonsultasi. Aulia segera memberitahukan kabar itu kepada Daniel.
"Aulia, Bagaimana jika kita tidak perlu berkonsultasi."
"Kenapa?"
"Aku hanya takut permasalahan ada padaku."
"Bukankah kamu sendiri yang mengatakan jika anak bisa dicari? kita bisa mengadopsi anak jika ternyata memang persentase kita untuk memiliki keturunan sangatlah kecil." Ucap Aulia sambil tersenyum.
Daniel tersenyum dan menghampiri Aulia.
"Kamu memang wanita spesial di antara wanita spesial yang ada di muka bumi ini." Ucap Daniel.
Aulia menatap wajah suaminya itu sebelum akhirnya dia memilih menutup mata dan membiarkan semua terjadi sesuai dengan keinginan Daniel.
Hari ini, mereka kembali lebih cepat 2 hari dari jadwal sebelumnya.
Mereka memutuskan untuk pulang lebih awal agar bisa secepatnya berkonsultasi dengan dokter. Bagaimana pun, keduanya sangat berharap bisa memiliki momongan dalam waktu dekat mengingat usia pernikahan mereka sudah masuk lima tahun.
Aulia maupun Daniel, sepakat untuk tidak memberitahukan kepada kedua orang tuanya mengenai hal ini.
Mereka takut kedua orang tuanya akan sedih, jikalau salah satu di antara mereka ada yang bermasalah dan menyebabkan tidak segera memiliki anak.
Aulia dan Daniel memilih untuk tinggal di rumah yang diberikan kepadanya sebagai hadiah pernikahan.
Rumah itu, biasanya akan mereka tempati satu minggu sekali. Namun, rumah itu juga tempat bagi keduanya ketika mereka ingin berolahraga saat siang hari.
Aulia menggenggam tangan Daniel saat mereka sedang duduk menunggu nama mereka dipanggil dalam giliran jadwal konsultasi.
"Nona Aulia dan Tuan Daniel, Anda bisa masuk sekarang." Ucap seorang perawat.
Aulia dan Daniel memasuki ruangan Anita.
"Permisi dokter, bolehkah saya masuk?" Pekik Aulia.
"Aulia.." Anita merasa sangat bahagia bertemu dengan Aulia.
Mereka berdua langsung bercipika cipiki dan berpelukan.
"Bagaimana kabarmu, ah kalian baru saja selesai melakukan perjalanan dan langsung menemuiku? aku merasa sangat terharu." Ucap Anita.
"Sudah, terharu nya nanti saja. Sekarang bisakah kita langsung berkonsultasi?"
"Tentu."
"Ada beberapa pemeriksaan kesuburan yang dapat dilakukan oleh pasangan yang mendambakan anak. Sebagai contoh, pemeriksaan ginekologi dasar pada wanita, dan pada pria adalah analisis ****** khusus." Ucap Anita.
"Apa diantara kalian ada yang meminum minuman berkalori?"
"Tidak." Ucap Aulia dan Daniel secara bersamaan.
"Apa kalian sudah melakukan cara hidup sehat?" Pekik Anita.
"Sudah, bahkan kami seringkali melihat video posisi yang bisa mempercepat benih kecebong itu masuk ke dalam rahim." Ucap Daniel.
"Ya, aku juga melakukan posisi yang seharusnya dilakukan setelah melakukan hubungan intim." Imbuh Aulia.
"Baiklah, jika semua sudah dilakukan, tahap selanjutnya kita bisa melakukan pemeriksaan kesuburan." Ucap Anita.
"Melalui pemeriksaan kesuburan, dokter dapat menemukan apa yang jadi penyebab sulitnya kamu dan pasangan mencapai kehamilan. Dokter mungkin melakukan beberapa pengujian dasar, atau merujuk ke spesialis obstetri dan ginekologi konsultan fertilitas (dokter spesialis kesuburan) atau ahli andrologi (untuk fertilitas pria)."
"Jadi, apa kita akan diperiksa dalam ruangan yang berbeda?" Tanya Daniel.
"Tentu saja, di sini pasien wanita akan mendapatkan Dokter wanita. Begitu juga dengan pasien pria, mereka akan diperiksa oleh dokter pria." Ucap Anita.
"Jika pasien pria diperiksa oleh dokter wanita, yang ada mereka tidak akan melakukan pemeriksaan medis." Kekeh Anita.
"Anita, konslet nya nanti saja. Sekarang lebih baik kamu menjelaskan Seperti apa pemeriksaan kesuburan yang akan dilakukan oleh wanita dan juga laki-laki." Pekik Aulia yang sepertinya sudah tidak sabar ingin melakukan pemeriksaan.
Anita kemudian menjelaskan apa saja yang akan dilakukan dokter untuk memeriksa kesuburan dari pasangan.
Anita menjelaskan dari a sampai z, Aulia dan Daniel terlihat begitu seksama mendengar apa yang dijelaskan oleh Anita.
"Setelah pemeriksaan kesuburan selesai, kamu dan pasangan bisa membicarakan hasilnya dengan dokter. Termasuk kemungkinan pemeriksaan ulang, tes-tes lanjutan, serta perawatan yang sesuai. Jangan takut untuk bertanya kepada dokter sebelum dan sesudah pemeriksaan kesuburan."
"Tunggu, apa kamu tidak akan menjadi dokter kami?"
"Aulia, sampai pada tahap itu. Aku hanya bisa melakukan pemeriksaan terhadap kamu, setelah hasilnya keluar kamu bisa berkonsultasi dengan dokter senior." Ucap Anita.
"Begitu, jadi kapan kira nya kita bisa mulai melakukan pemeriksaan?" Tanya Daniel.
"Wah, sepertinya kalian memang sudah tidak sabar ingin memiliki momongan." Ucap Anita sambil menuliskan sesuatu di dua kertas yang berbeda.
"Tidak, Aku hanya ingin memastikan bahwa dari kami tidak ada yang bermasalah sehingga mungkin yang kami butuhkan hanyalah lebih banyak waktu untuk berdua." Ucap Daniel sambil menatap Aulia dengan penuh cinta.
"Ya, sepertinya memang itulah yang harus kalian lakukan. Kalian sama-sama menjadi anak tunggal. Kalian juga sama sibuknya, aku rasa memang sebaiknya kalian lebih sering melakukan honeymoon keluar kota." Pekik Anita.
Setelah selesai menuliskan sesuatu pada dua kertas yang berbeda, Anita terlihat menghubungi seseorang melalui telepon.
Tak lama berselang, seorang perawat pria masuk dan langsung menghampiri Anita.
"Daniel, kamu boleh ikut dengannya. Kamu akan dibawa ke ruangan di mana kamu akan melakukan pemeriksaan." Ucap Anita.
Daniel mengangguk dan mulai berjalan meninggalkan Aulia.
Cup
Daniel menyempatkan diri mencium Aulia sebelum keduanya berpisah.
"Aulia, apa kamu sudah siap untuk melakukan pemeriksaan denganku?" Tanya Anita.
"Tentu saja." Ucap Aulia bersemangat.
"Kalau begitu ayo, kita pindah ruangan untuk segera melakukan pemeriksaan."
Anita dan Aulia kemudian memasuki sebuah ruangan yang memang khusus digunakan untuk melakukan pemeriksaan kesuburan terhadap pasien wanita.
Anita meminta Aulia untuk berbaring di atas tempat tidur dan mulai melakukan pemeriksaan pertama. Yaitu Ultrasonografi.
Untuk mencari ovarium polikistik, kista ovarium yang lebih besar, fibroid, dan terkadang, untuk memastikan terjadinya ovulasi. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk memeriksa bentuk rahim dan ketebalan lapisan rahim.
"Aulia, apa kamu yakin tidak sedang hamil?" Pekik Anita saat dia mulai memeriksa Aulia.
"Anita, jika aku hamil untuk apa aku datang ke sini dan berkonsultasi serta melakukan pemeriksaan kesuburan." Ucap Aulia.
"Memangnya kenapa? apa kamu melihat janin di dalam perutku?"
"Ada bakal janin di dalam rahim, dan menurutku usianya sudah memasuki dua bulan."
Deg !!!
Sementara itu, ditempat lain...
Daniel baru saja selesai melakukan pemeriksaan Analisis ****** khusus.
Analisa ini termasuk pengujian genetik ******. Mencari keberadaan antibodi dan evaluasi ****** yang tidak bergerak, untuk melihat apakah mereka hidup atau mati.
Dokter yang memeriksa itu sedikit menghela nafas sambil melihat ke arah Daniel yang sedang mencoba untuk mengumpulkan tenaga setelah mengalami ejakulasi.
Dokter sepertinya sudah mempunyai diagnosa yang dialami oleh Daniel.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!