Prolog
Sebuah dunia yang .....
Grasak! Grasak! Grasak!
Trang! Trang trang!
Arrrrrrgh!
Arrrrgh! (Teriakan wanita)
Groaaaaaarg!
Groaaaagh! (Teriakan manusia setengah hewan)
Terlihat seorang dengan topeng yang berbentuk menyeramkan dan seperti punya paruh. Tampak dia kini melakukan sesuatu yang membuatnya senang tiada tara.
"Hahahahaha!" tawanya.
Trang! Trang! Trang! Trang!
Graaaassshk!
Arrrrrrgh!
Arrrrrrgh!
Aaaaaah!
Arrrrgh!
Sesorang lain yang berbaju serba hitam seluruhnya. Nampak ada di samping orang yang tengah dalam gerakan memalu tersebut atau memacul.
"Zibiussu! Kau tak merasakannya?" tanya orang serba hitam kepada mahkluk bertopeng mengerikan burung itu. Si bertopeng dengan paruhnya yang terciprat darah dari suara-suara mahkluk di bawahnya yang tengah dia siksa.
Menatap ke arah orang hitam itu.
"Aku tak mengerti," jawabnya.
Si hitam tampak menatap semakin serius dengan mata merah bersinarnya itu. Wajahnya hitam dan seperti masih punya rambut. Namun, hanya seperti siluet saja. Dia mungkin sejenis manusia bayangan hitam.
"Pada hari itu, aku ke suatu tempat. Di bagian paling hitam. Di dalam Andocados. Melihat itu. Entah kenapa aku masih tak mengerti," ujarnya.
Si topeng tampak acuh namun, sepertinya dia masih paham tentang apa yang dibicarakannya itu.
"Mungkin memang hal itu ada benarnya juga," balas Zibiussu. Lalu, orang itu tampak sedikit terbelalak dalam mata merahnya yang membesar.
"Benar kan apa yang kita rasakan itu sama? Bahkan, bukan hanya kau saja mungkin yang merasakannya," ujar si hitam itu.
"Ya, kau benar!"
Zibiussu tampak menatap ke arah orang hitam tadi.
"Tuan yang maha atas. Kau tahu kan? Dia bisa menjadi penguasa seluruh Jagad ini bahkan membuat dimensi untuk takhta kekuasaannya di sana?" tanya Zibiussu.
Lalu, si hitam merasa setuju.
"Dia memang sepertinya menggunakan hal yang hampir sama seperti yang saat ini terjadi. Antara The Rise atau The Ragnarok!"
Tempat lain.
Terlihat di sebuah dunia yang umum. Di mana adanya penduduk, hewan, pemukiman. Terlihat ada banyak sekali kotak-kotak berwarna merah yang panjangnya seperti halnya manusia saja.
Lalu, di sana perkumpulan berbaju hitam. Berkabung akan suatu hal.
"Huhuhuhuhuhu!"
Beberapa wanita menangis di sana. Ada beberapa anak muda yang juga sama. Menangis dan ada pula yang hanya memasang wajah sedih.
Kemudian, diantara semua anak itu. Ada satu anak yang tampak tak berekspresi apa-apa.
Anak itu tampak penuh darah.
Kemudian ....
"Hukum dan cincang tubuh si pembawa sial itu!"
"Woaaaaah!"
Orang-orang itu menyalahkan semua kematian kepada anak yang sepertinya polos ini. Dia berambut ikal. Dan tampaknya dia tak bisa mendengar perkataan apa pun.
Saat dia berjalan. Dia diseret oleh orang-orang. Namun, dalam semua kekurangan itu. Dia tampaknya masih sehat-sehat saja.
Lalu, saat anak berumur sekitar 16 tahun itu diseret. Tampak, ada beberapa anak seumurannya itu tak terima.
"Kurang ajar! Dasar biadab! Dia itu Prophet!" teriak seorang anak di balik jeruji besi yang melindungi tempat itu.
"Hoaaaa!"
Beberapa orang malah mendukung hal itu. Anak itu tak berontak saat diserat paksa.
"Bagaimana bisa seorang Prophet seperti dia ada? Dia bukanlah utusan tuhan. Melainkan hanya sampah. Lihatlah dia tak sedikit pun menentang segala perbuatan kita yang jahat ini! Bagaimana bisa dia menyelamatkan kaum kita?!" teriak satu orang di sana. Semuanya menyorakinya.
Beberapa bocah yang peduli tampak semakin sedih namun, mereka tak akan bisa dan tak akan bisa.
Lalu, tampak hari itu. Turun sebuah badai. Akan tetapi, semua itu tak bisa dihentikan bahkan oleh tuhan yang maha baik itu.
Kuni, tampak di sebuah tempat ibadah yang indah dan semuanya bersinar putih.
Tampak, duduk beberapa anak dengan pakaian ibadah mereka yang sangatlah indah. Kemudian tampak ada satu orang yang sepertinya juru atau ahli ibadah yang tengah duduk di depan semuanya. Menghadap anak-anak itu.
Lalu, tampak mata irang itu seperti sedang menekuri semua anak-anak kecil itu.
"Ajaran agama Malsi. Setidaknya kalian harus bisa membaca semua kitab yang dituliskan oleh semua Prophet dalam berbagai bahasa ini. Itulah mengapa diadakan semacam pengajaran dalam kegiatan keagamaan Malsi. Kalian ingat? Semua Prophet akan menurunkan berbagai wahyu dalam bentuk ajaran atau kisah hidup mereka yang sudah tertulis dalam kitab. Dalam sebuah kitab suci Taruat. Di sana semua hal ditulis secara misterius entah kapan oleh salah satu Prophet maha kuasa Halla Gnay, yang masih diberikan umur panjang hingga kini."
Semua anak-anak itu mengangguk pada apa yang sudah diajarkan oleh orang yang ada di depannya itu. Pria sang juru arau ahli agama yang tengah menerangkan sesuatu materi ajaran dalam agama mereka di dunia itu. Yang tuhan mereka yang maha segalanya. Si sebut sebagai Halla Gnay.
Wuuuush!
Kini, di sebuah dunia lain. Semua tampak mengerikan. Lalu, semua hal aneh itu.
Trang trang trang trang!
Bunyi-bunyi terus terdengar di sana.
Namun, semua bunyi itu sebenarnya adalah hal yang tak bisa dianggap remeh.
"Dalam kepercayaan agama Malsi. Kita diharuskan untuk berbuat hal yang dianggap baik dalam kitab mau pun perkataan semua Prophet. Dalam hal ini, adalah ketentuan. Di mana jika kau gagal. Kau akan dibawa ke dalam dunia yang sangat dalam. Dunia yang sangat panas. Dunia yang sangat merah mau pun hitam."
Tap!
Seorang anak berumur 16 tahun. Dia bernama Azza. Dengan nama lengkap Azza Wa Jall. Dia tampak punya mata yang berwarna abu-abu. Kulit yang sangat putih dan terlihat tipis.
Dia tampak normal. Dia berdiri mematung di tempat layaknya orang mati.
Kemudian, dari sebuah arah..
Tampak, datang sesuatu yang menerjangnya.
Blaaaaaar!
Tampak, hal besar itu membuat tubuhnya itu tertusuk berbagai benda tajam dan mengerikan pada benda raksasa yang menimpanya tadi.
Tap tap tap tap tap!
Anak itu tampak tak terganggu. Namun, dia entah bagaiaman tak mati. Saat itu ada seseorang dan ajaibnya benda itu hilang. Sepertinya orang itu penolong.
Dia menghilangkan benda berbahaya itu. Apalagi kini tubuh anak itu tampak kembali lagi. Lukanya yang menganga dan segalanya kini perlahan hilang.
Namun, bocah itu seperti tak merasakan hal itu. Dia terus mematung.
Blaaaaaar!
Lalu, sebuah kapak tampak membelah tubuhnya. Pemandangan yang sadis. Namun, pelakunya adalah orang yang baru datang. Perawakannya besar. Tampak berkumis besar juga.
Dia menggunakan kapak panjangnya itu. Membelah orang itu.
"Hahahahaha! Manusia patung! Apa yang membuat berdosa haaaah?!" teriak orang itu lalu sekali lagi.
Byaaaaaar!
Dia memotong-motong sisi tubuh anak itu. Azza.
Flasback!
Di sebuah tempat dunia yang biasa kita lihat. Saat itu di sebuah tempat ibadah. Beberapa orang tampak berkumpul dan ada banyak orang juga.
"Dalam isi kitab terbaru. Dikatakan akan lahir Prophet di sebuah tempat yang dikelilingi gurun. Itu tak lain adalah negeri ini! Irania!"
"Prophet itu akan punya nama Azza!"
Bersambung
Episode 1
Setelah tahun berganti. Kini, hadirlah bayi laki-laki yang diduga adalah Prophet. Bayi bernama azza.
Akan tetapi. Semuanya kecewa pada hal itu.
“Dia cacat, dia tak bisa merasakan lewat sentuhan. Dia tak bisa mendengar, dia tak bisa berbicara, dia tak bisa merasakan makanan, dia buta, dia tak bisa mencium aroma. Dia tak berguna. Dia hanya patung yang bisa bernafas.”
Tampaknya, itu karena keadaan cacat yang dialami oleh sang bayi Prophet itu. Azza. Hingga azza pun beranjak dewasa. Dirinya hanya bisa berdiam di rumah. Sesekali dia diajak bermain. Namun, dia tak bisa merasakan atau melakukannya. Dia bergerak hanya satu kali yaitu pada malam hari. Saat itu, tak ada orang yang tahu. Dirinya hanya mencoba untuk belajar berjalan. Walaupun dia terlihat lumpuh.
Hingga dia bisa berdiri entah untuk melakukan apa. Terlihat, azza yang kini mulai beranjak dewasa hanya bisa makan saja. Disuapi oleh orang-orang yang peduli saja.
Sekitar hanya empat orangan saja yang peduli padanya itu. Dua kakak laki-lakinya, satu perempuan yang entah siapanya, lalu anak perempuan wanita tadi.
Hanya itulah kehidupan sang Prophet yang seharusnya menyelamatkan semua orang.
Hingga saat tragedi itu terjadi. Di mana negeri itu dilanda banyak bencana alam. Mereka banyak kehilangan orang-orang karena itu.
Lalu, menyalahkan sang Prophet mereka yang sama sekali tak bisa lakukan hal apa pun selain disuapi makan.
Azza sepertinya tak bisa apa-apa. Dia pun entah punya pikiran apa selama ini.
Lalu, dirinya pun dibunuh. Kepalanya dibelah miring di hadapan semua orang dan beberapa sedikit manusia yang sedikit peduli padanya.
Itulah kisah hidup sang utusan yang cacat. Utusan yang tertulis dalam kitab suci Taruat. Yang ditulis oleh Prophet khusus itu.
Flasback off.
Blaaaaaar!
Tampak tubuh milik remaja itu yang kini juga berada di tempat yang sangat tidak adil untuknya sebagai Prophet. Neraka.
Hyaaaa!
Blaaar blaaar blaaaar!
Perutnya diledakkan. Tubuhnya dibakar laku dihaluskan bak bumbu makanan. Siksaan yang sangat menakutkan.
Namun, hal itu tampak tak membuat si anak bernama Azza itu bergeming.
Orang itu yang jumbo pun tampak keheranan.
“Kenapa orang itu tak merasa sakit atau berteriak begitu. Sialan!”
Dia lalu pergi sejenak.
Saat itu. Ada penjagal lain di sebuah tempat yang tengah mengobrol.
Dua orang itu tampak tak asing. Salah satunya bernama Zibiussu. Orang dengan topeng dan menyiksa orang dengan kapaknya itu.
Tampak sang penjagal gendut. Mahkluk penyksa di neraka ini. Datang dengan perasaan berkecamuk anehnya setelah melihat hal tadi.
Tap tap tap!
Lapu, dua orang itu menatapnya.
“Ada apa denganmu?” tanya Zibiussu.
Lalu, orang besar itu berbicara panjang lebar. Keduanya lalu saling tatap.
“Apa kita beritahukan ini kepada yang maha?” tanya salah satu dari mereka.
Lalu, mereka tampak akan setuju. Namun, seseorang dari mereka tampak berhenti sembari berkata “ku kira kita harus mengeceknya terlebih dahulu.”
Lalu, ketiganya pun berangkat ke sana. Ke keadaan yang diterima oleh seorang anak itu. Yang tak bisa merasakan apa pun.
Azza tampak terduduk dan terbengong. Namun, dia sebenarnya saat ini tengah berpikir. Belum sempat kita melihat apa yang dia pikirkan.
Tap!
Datanglah tiga mahkluk penyksa neraka itu. Salah satunya Zibiussu.
Terlihat, mereka juga sempat berbicara berdebat di tengah jalan. Dengan si penjagal besar itu. Lalu, salah satunya tampak menghampiri bocah itu.
Dialah Zibiussu. Dalam hal ini dia adalah penyiksa yang paling tahu cara menyakiti orang-orang. Zibiussu mencoba menyentuh dahi anak manusia pendosa ini yang aneh kata mahkluk penyiksa selain dirinya dan satu lainnya.
Dia mempunyai semacam insting rasa sakit. Kekuatannya itu sangat berguna dan bisa memperkuat dirinya pula. Zibiussu tampak akan menyentuhnya.
Lalu ....
Kedua orang lain tampak tak percaya setelah itu. Tampak Zibussu sendiri terpental setelahnya. Ada asap di tempat itu panjang dari arah anak itu dan Zibiussu yang terkapar.
“Zibiussu!” teriak dua mahkluk lainnya itu. Tampak, Zibiussu sekarat. Tangannya tampak bergetar hebat.
“Kau kenapa Zibiussu?” tanya si gendut.
Zibiussu sendiri tampak gemetar dan sepertinya sangat kesakitan.
“A-anak itu! Dia tak normal! Semua kekuatan dan kemampuanku!” ucap Zibiussu sangat menderita.
Lalu, keduanya tampak nelihat ke arah anak itu yang kini berdiri. Dia tampak merasakan sesuatu yang aneh.
Dirinya tampak seperti merasakan hawa kedua orang itu.
“Kalian berdua larilah! Anak itu punya kekuatan yang tak biasa!”
Blaaaaaaaar!
Tampak, dua mahkluk lainnya sepertinya terserang dan mati. Kepala dua orang itu tampak tergeletak di tempat.
Lalu, diambillah dua kepala itu oleh seseorang.
Tap!
Tak lain adalah azza. Azza tampak mengambil dua kepala itu yang di mana dua mahkluk itu masih bisa hidup. Sepertinya karena mereka bukan mahkluk biasa.
“Siapa kau sebenarnya bocah?!” teriak orang yang besar.
Namun, Uaaaagh!
Tampak, asap tercipta diantar tangan anak itu dan kepala si gendut. Lalu, tampak wajah si gendut pun memutih. Brak!
Lalu, kepala itu dia lempar. Setelahnya.
“Aku adalah azza!”
Azza bisa berbicara.
Lalu, orang hitam tampak tenang.
Dia tampak akan mencoba untuk berbicara.
“Aku salah satu mahkluk penjagal tipe rendah! Kau! Kau! Sepertinya ....”
Tap!
Anak itu membuang kepala itu yang juga keluar asap yang berwarna hitam itu.
Kini, matanya yang berwarna abu-abu. Berubah menjadi mata normal. Azza tampak melirik ke kanan dan kiri.
“Tempat ini sangat menyedihkan dan terasa panas!” ujarnya.
Lalu, dia pun tampak melangkah.
Flasback.
Terlihat saat ini si hitam itu masih ada di tangan bocah itu. Saat itu anak itu mencoba akan melakukan hal yang sama padanya. Namun, itu tak mempan.
“Kau tak akan bisa! Karena, aku ini tak punya kemampuan apa-apa!” ujar si hitam.
Azza yang masih buta tampak menggerakkan kepalanya heran.
“Apa maksudmu?”
“Nanti kau akan tahu! Setelah kau bisa melihat! Saat ini, aku hanya perlu darahmu. Agar aku bisa menyatu denganmu! Namaku adalah Xavi.”
Lalu, semuanya pun berjalan cepat.
Flasback off.
Tap tap tap tap tap!
Saat ini, anak itu tampak bisa melihat karena mahkluk bernama Xavi itu. Menjadi matanya serta kekuatannya juga dan jua tentang semua informasi itu.
Dirinya punya kemampuan yang entah bagaimana saat menyentuh sesuatu. Hal itu seperti merebut kemampuannya.
Saat menyentuh Zibiussu yang punya kekuatan mengerti rasa sakit. Dia sepertinya merebut kekuatan itu. Lalu, saat menghisap orang gendut itu. Dia bisa berbicara layaknya orang gendut itu juga yang kebetulan mempunyai mulut.
Tap!
Dirinya tampak sampai di mana semua manusia disiksa di sana. Semua orang tampak sangat mengerikan penyiksaannya itu.
“Ini, ruangan siksaan yang paling rendah! Aku harus mengalahkan semua penjagal agar aku bisa keluar dari tempat busuk ini!” ujar azza di sana.
Wuuush!
Azza yang berdiri di atas sebuah tempat tinggi itu. Turun ke arah tempat yang dimaksud. Tempat siksaan paling rendah. Di sini tampak ribuan manusia disiksa di sana. Lapu, puluhan penjagal juga ada di sana.
Tap!
Beberapa penjagal mendeteksinya. Serelah azza melangkah di tengah-tengah kerumunan manusia itu.
“Hey! Ada manusia baru! Cepat sikat!” teriak satu penjagal yang gunakan tongkat itu.
“Ya!” jawab satu penjagal yang berwarna hitam dan besar itu.
Hyaaaa!
Penjagal hitam itu tampak akan memukulnya.
Namun ...
Wuuush!
Dirinya tampak heran melihat manusia itu yang sepertinya bergerak sangat cepat. Dirinya yang tak punya bola mata itu. Kini, merasakan anak itu berada di dalam rongga matanya itu.
Heh!
Azza lalu mencolok bola mata itu.
“Kenapa kau hey!” teriak satu penjagal yang terganggu dengan hal itu.
Tampak, penjagal itu pun sepertinya kesakitan dan keluarkan darah.
Aaaaaaaargh!
Dia kesakitan.
Semua penjagal itu tampak heran dan berbondong-bondong ke arahnya.
Lalu, dia terbaring dan kini keluar azza yang dari sana. Asap keluar dari dalam rongga raksasa itu.
Bisa dimasuki oleh manusia seukuran biasa. Karena penjagal itu adalah penjagal raksasa di tempat itu.
Kuni, tampak azza sepertinya serius lagi.
Lalu, di dalam pikirannya itu. Tampak masih hidup jiwa dari penjagal Xavi. Di mana dirinya adalah penjagal yang sama sekali tak terhitung sebagai penjagal. Mereka menyebutnya penjagal yang menyiksa mahkluk cacat.
Beberapa penjagal tampak maju ke arahnya. Mereka tampak mempunyai senjata untuk menyerang. Senjata mereka juga terbilang kuat.
Beberapanya disebut sebagai Auxilian Hell! Sebbuah senjata yang kuat tentunya.
Hyaaaaa!
Tampak, azza akan ditusuk dengan semua senjata itu. Dengan mata milik Xavi itu. Dirinya bisa melihat bahwa hal itu sangat berbahaya jika dia tahan atau sentuh.
Dirinya melompat ke atas. Datang lagi beberapa penjagal dari belakangnya.
Lalu, anak itu tampak menutup mata.
“Kekuatan anak misterius bernama azza ini. Adalah menyerap dan merebut kehidupan!”
Blaaaaaar!
Tampak, wujud azza berubah drastis dalam sekejap.
Itulah monster azza. Dia tampak menjadi monster manusia yang gendut dan ganas. Karena dia baru saja menghisap kekuatan dari penjagal super raksasa itu.
Hyaaaa!
Beberapa mahkluk penyiksa itu tampak melompat ke arahnya. Lalu, dengan tusukannya juga.
Monster azza pun tampak mengayunkan tangan kuatnya itu. Untuk memukul mereka semua dalam satu serangan itu.
Jduaaaaar!
Tampak, semua itu usai dalam hal ini. Azza tampak melihat ada suatu kekuatan yang mencoba mendorongnya dari depan.
“Hembusan neraka!”
Blaaaaaar!
Azza tampak terpental ke belakang. Lalu, dia pun bisa bangkit dengan kaki kecilnya itu.
Groaaaaarg!
Tampak beberapa penjagal yang lain pun langsung ke arahnya dengan senjata-senjata mereka. Azza pun melihatnya.
Dia berteriak.
Groaaag!
Hal itu sedikit membuat kemunduran bagi semua orang musuhnya itu.
Hyaaaa!
Satu musuh menyerang dengan jurus pendorongnya lagi. Azza menahannya dan kali ini tak terpental.
Grrrrrr!
Hal itu memicu getaran.
Hal yang dianggap kehidupan. Dalam kemampuan azza yang dibilang oleh Xavi. Dia bisa merebut kehidupan. Namun, kehidupan yang dimaksud adalah takdir itu sendiri. Takdir dan semuanya yang sudah didapatkan oleh orang itu. Namun, azza hanya memiliki kelebihannya saja.
Kita sebut sebagai The Absordian Of Power Of Divine. (TAOD)
Bersambung.
Episode 2
Groaaaaarg!
Masih dalam petarungan itu. Tampak, kini semua serangan dari penjagal bersenjatakan itu. Tampak mengenai tubuh monster manusia besar itu. Tak lain sang manusia yang sudah mati di alam neraka.
Azza wa Jall.
Tampak, dirinya pun kesakitan karena itu.
Groaaaaarg!
Beberapa prajurit menyerang bagian samping dan telinganya dengan tusukan itu. Dia pun kesakitan.
“Heh! Dasar manusia bodoh!” teriak semua penjagal itu.
Groaaaaarg!
Tampak, kini tubuh besar itu limbung. Satu orang tampak menendangnya.
Blaaaar!
Azza pun tampak telentang di sana.
“Bagus! Kita hanya perlu mencolok matanya itu!” ujar saru orang penjagal.
“Biar aku saja!”
Saru orang yang menggunakan pakaian penjagal seram itu. Lompat ke arah atas monster itu. Akan tetapi dia kaget.
Groaaaarg!
Monster itu tampak membuatnya mental ke atas. Di tempat itu tampak di sebuah gua yang besar. Dia pun sampai ke atas sana dia yang menggunakan senjata Auxilian Hell itu. Tampak memandang tak suka pada azza itu.
“Monster ini sepertinya bisa nenjadi besar seperti ini! Karema dia barusan mengalahkan mahkluk Torna!” ujar satu penjagal di sana.
Beberapa orang di sekitarnya berpikir.
“Ya! sepertinya memang begitu!”
Groaaaaarg!
Azza monster pun bangkit dan kini mengangkat tangannya yang membesar dan Debuuuuum!
Menghentak tanah yang dipijaki beberapa orang yang berkumpul itu.
Wuush!
Asap tebang ke mana-mana. Lalu, tampak satu orang yang berdiri di atas sana. Kini, mulai maju ke arah azza yang tepat di bawahnya itu.
“Sialan kau! Mahkluk hina!” geramnya. Dia tampak keluarkan cahaya merah bersama senjatanya.
“Jurus pamungkas!” geramnya juga.
Wuuuush!
Lalu, orang itu memutar pedang yang amat panjang itu di sampingnya.
Hyaaaaa!
Azza lalu merasakannya setelah dia menahan beberapa serangan yang dilakukan orang lain yang seperti itu.
Lalu, dia pun mencoba serang orang itu.
Wuuush!
Azza menghindar dan langsung meninju tubuh kecil penjagal itu.
Blaaaar!
Atap-atap tak hancur hanya karena pukulan azza itu. Lalu, orang itu ternyata sudah menghindar. Gerakannya sepertinya cepat tadi.
Hyaaaa!
Gunakan senjatanya itu dia mencoba menyerang bagian leher bawah azza.
Groaaaaar!
Tak disangka azza membesar lagi.
Blaaaar!
Dia pun tampaknya terpental dan tak jadi menyerang karena sebuah tekanan itu.
Dirinya pun tampak mencoba berdiri bersama beberapa rekannya di sana yang juga sekarat. Terlihat, satu kawannya itu sangat sekarat dan asap misterius juga keluar sedikit sekali dari tubuhnya.
Namun, belum sempat orang itu menolongnya.
Groaaaarg!
Azza di atas sana secara mengejutkan menggunakan sesuatu dari udara itu.
“Apa?!”
Mata semua orang terbelalak.
“Itu senjata Auxilian Hell dalam versi Black impulsif!” teriak beberapa penjagal melihat hal itu. Hal yang diluar nalar mereka.
“Apa sebenarnya manusia ini?” tanya satu penjagal gemetaran.
Groaaaarg!
Tampak di atas sana. Satu tombak pebdek namun besar. Kini, dipegang oleh azza raksasa dan sepertinya siap untuk diluncurkan ke arah mereka semua. Bersama dengan teriakan ganasnya itu.
Groaaaaarg!
Azsa pun tampak memulai. Menarik hal itu ke belakang. Semua orang akan bersiap menghindar ataupun menahannya.
Salah satu mengangkat tangan. Membuat suatu energi biru di depan sana.
Laku, azza tanpa pikir panjang lagi. Menembakkan tombak itu.
Blaaaaaaaaaaaaaar!
Ledakan hebat tersaji.
Namun, satu orang tampak selamat. Dia tampak berlari dari dalam gua keluar.
“Aku akan laporkan ini pada ketua semua penjagal. Dewa Amorka!” ujarnya di sana. Lalu, terbang ke atas sana.
Wuuush!
Keadaan di tempat azza kini lebih tenang. Sepertinya tak ada orang. Lalu, azza tampak berdiri dan sudah dalam mode manusia biasanya lagi.
Azza kemudian melihat tombak kegelapannya itu. Yang dia dapat dari kekuatan orang-orang ini.
Lalu, setelah asap mulai reda. Kini berceceran semua hal di sana. Tentang bagian-bagian tubuh dan isi organ itu.
Mata azza lalu melihat ada satu tangan di sana. Kemudian, dia tampak menghampirinya. Sembari dia meletakkan tombak itu di punggungnya. Menempellah benda itu secara baik di sana.
Heh!
Dia lalu menyentuh tangan itu. Mengangkatnya. Lalu, dia memasangnya di bagian lehernya itu.
Kraaaaak!
Pada saat itu. Entah bagaimana kesadaran Xavi keluar dan berada di dalam tangan itu. Tangan itu tampak mempunyai mata merah milik mahkluk penyiksa Xavi.
“Kau!” ujar Xavi sebagai pembuka.
Lalu, azza pun pergi dari dalam gua itu keluar sana. Keadaan neraka di sana sudah sepi sekali
Di dunia manusia hidup. Tepatnya tempat itu, Irania.
Di mana semua penduduk kebanyakan di dunia ini menganut agama yang disebut sebagai Malsi. Saat ini. Tampak, ada satu atau beberapa anak yang kini meratapi sesuatu.
“Ini tak adil bukan?” ujar satu anak perempuan itu.
Beberapanya tampak menangis juga.
“Azza itu Prophet. Aku merasakan hal baik di dalam dirinya. Aku yakin itu, tapi kenapa mereka semua ...”
Satu anak yang lebih dewasa itu tampak. Meratapi hal menyedihkan yang sudah berlangsung lewat dua hari itu.
Mereka semua adalah orang yang berharga bagi azza. Bahkan, azza pun menyadari mereka.
Kini azza melangkah di sbuah tempat di neraka.
Dia tampak menatap kke arah sebuah gunung api itu.
“Azza! Jika kau ingin keluar dari tempat ini! Kau seharusnya mengalahkan satu per satu semua penyiksa. Dalam hal ini mungkin kau bisa,” ujar Xavier di lehernya itu. Kini, tangan itu berubah jadi pulih dan menyatu serta berbentuk wajah dengan mata dan mulut milik Xavi. Sang penyiksa itu.
Azza sendiri tampak melakukannya. Lalu, dia pun sepertinya akan memasuki tempat penyiksaan lain. Di sana tampak semua orang dipanggang ramai-ramai.
“Ini tingkat selanjutnya. Sang penjagal itu sepertinya punya kekuatan api yang tak terbatas!” ujar Xavi di lehernya.
‘Jadi begitu’ batin azza. Dia melihat pemandangan itu yang tak ada habis-habisnya. Lalu, melihat ke beberapa tempat.
Xavi pun langsung menyahuti tingkah itu.
“Kau tak akan temukan pelaku dari semua api ini! Karena pelakunya saat ini tak ada di sini,” ujar Xavi.
“Di mana?”
Tampak, di sebuah ruangan. Terdengar musik yang berirama berdecak ria. Tempat itu semacam klub atau pesta malam.
Tampak, azza pun memasuki tempat itu. Yang mana di atas sana ada satu poster yang dihiasi berbagai gambar wajah menyeramkan.
“PESTA ULANG TAHUN BILLY”
“Billy, selamat ulang tahun!”
“Billy, selamat ulang tahun!”
“Billy!”
“Billy!”
“Selamat ulang tahun!”
Tampak, suatu perkumpulan mahkluk-mahkluk menyeramkan dan aneh. Mereka tengah menyalami selamat pada satu mahkluk yang agak gendut. Dia punya banyak mata yang miring itu di sebagian kepalanya.
“Ya! Ya! Terima kasih semuanya!” ucap monster aneh itu.
Lalu, azza pun memasukinya.
Dia lalu mengambil tombak hitamnya itu. Lalu, bersiap untuk menyerang.
Laku, di tempat itu. Tampak semuanya masih menyalami monster aneh itu.
“Billy, kau masih muda. Jangan cari masalah ya!” ujar beberapa mahkluk aneh itu.
Orang itu tampak tertawa mendengarnya.
“Tenang saja. Semua hal bisa aku atasi dari jauh.”
“Billy, kau juga jangan lupa untuk bertugas ya!”
“Sudah kubilang. Aku bisa mengurusnya di mana pun!”
Lalu, dari belakang sana. Lompatlah si azza dan akan menusuknya.
“Aku orangnya! Yang punya sumber kekuatan api ini!” ujar azza lalu ....
Blaaaaaar!
Meledakkan di sana.
Tap tap tap tap tap!
Tampak, Azza tak menyangka dia terikat oleh sebuah api.
Lalu, satu orang yang mahkluk aneh incarannya itu. Menatapnya dengan tatapan marahnya itu. Yang juga aneh.
“Sayang sekali, manusia yang berontak. Aku akan ku hukum sepuluh kali lipat panasnya lagi!” ucap mahkluk penyiksa incaran azza itu.
Wush!
Azza mencoba melepaskan diri. Saat ini orang-orang lain entah mengapa tak ada. Kini, azza seperti ada di dalam sebuah dimensi panas. Yang berwarna seperti api yang panas dan kental itu.
Heh!
Sang penjagal itu tersenyum sinis padanya.
“Entah bagaimana bisa ada orang sepertimu. Tapi ini cukup menarik. Di hari ulang tahunku ini. Aku akhirnya mendapatkan kejutan yang sebenarnya,” ujar orang itu.
“Yang dia maksud. Orang-orang tadi. Hanyalah bagian dari kekuatannya saja. Jadi, dirinya juga yang mengendalikannya. Semuanya adalah hal yang ada di dalam kehendaknya,” ujar Xavi memberi informasi.
‘Jadi begitu’ batin Azza menyimak.
“Ini sangat bosan kau tahu. Aku bekerja untuk membakar, memanggang. Lalu tertidur. Berulang-ulang! Itu membuatku stres,” curhat mahkluk aneh itu.
Xavi tampak muncul lagi.
“Dia mungkin punya pemikiran seperti diriku. Coba kau ceritakan tujuanmu,” ucap Xavi.
Azza tampak mencoba melepaskan ikatan itu.
Brak!
Ternyata itu mudah. Dia sendiri juga heran.
“Oh, kau akan mengajakku untuk bermain atau bersenang-senang?” tanya mahkluk itu dengan wajah berbinar.
“Aku manusia yang berada di paling bawah. Lalu, aku ingin keluar dari neraka,” jawab azza polos.
‘Sial, penjelasannya itu terlalu nyata dan kurang dibuat untuk meyakinkan’ batin Xavi sial. Dia memperhatikannya..
Tampak, mahkluk itu berpikir keras mengenai itu.
“Hmmmm, sepertinya itu menarik. Ayo aku ikut!” ujar mahkluk itu bersemangat.
‘Apa? Dia dengan mudah mengikutinya? Hanya dengan kata-kata pendek itu saja?’ Batin Xavi tak menyangka.
Dalam pikirannya. Dia mengharapkan azza menjelaskan dari detail dari hidup bahkan sampai dengan memperkenalkan dirinya sebagai seorang yang akan membantunya. Dirinya yang sudah bersiap dengan itu. Tampak mendengus sebal.
Lalu, mereka semua tampak berjalan menuju ke sebuah tempat yang dikelilingi pohon api.
Tampak, beberapa manusia terikat dengan pohon api. Pohon itu mengeluarkan akar-akar yang membuat mereka hangus seketika.
“Ini adalah tempat siksaan yang lebih kejam. Mereka semua menghanguskan manusia itu dan membuatnya merasakan rasa itu dalam satu jam,” ujar mahkluk itu.
Azza melirik. Dia lalu melihat beberapa orang hangus itu. Azza lalu mencoba sesuatu.
“Hey, apa yang ingin kau laķukan?” tanya mahkluk itu. Xavi juga heran.
Lalu, tampak azza mencoba menyentuh satu pohon itu.
Pohon itu disebut pohon Al Khuda. Pohon itu bisa memunculkan sebuah buah api yang mana itu bisa jadi senjata penghangus masal. Pohon itu akan menumbuhkan hal itu di saat sesuatu hal yang mengenai sesuatu yang masih misterius itu. Dirasakannya.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!