NovelToon NovelToon

Langit Devandra Dengan Daya

bab 1

Tin .. tin ..

Bunyi klakson mobil yang ingin menembus puluhan mahasiswa dan mahasiswi yang tengah berunjuk rasa demo menghalangi jalan . Tak lama pemuda yang mengemudikan mobil tersebut pun kembali membunyikan klakson mobil nya dengan penampilan cuek dan kaca mata hitam di matanya menambah kesan keren , kali ini bunyi klakson itu berhasil membuat semua pendemo mulai berbalik menatap nya dan tentunya membicarakan nya . Langit , pemuda itu adalah langit devandra mahasiswa kedokteran yang justru tersenyum kecil melihat para pendemo itu sambil menepuk-nepuk stir kemudi nya menunggu para pendemo itu minggir ,

" Siapa dia ? Mau apa ! "

" Apa yang tengah dia lakukan ? " Ujar mereka para berdemo menatap sinis dengan enggan memberikan jalan .

Hal itu membuat langit akhirnya menarik gas mobilnya perlahan maju , hingga membuat para puluhan pendemo akhirnya mau tak mau meminggirkan diri mereka agar tak di tabrak langit yang terus memajukan mobilnya . Setelah mendapatkan jalan , ia terus melajukan mobilnya pergi meninggalkan jalan itu . Sampai berhentilah ia di sebuah tempat Dengan penuh mobil-mobil tua bekas yang masih layak pakai ,

Tak lama muncul lah seorang pria yang cukup tua memberikannya amplop coklat , sambil meminta kunci mobil yang di tangan langit . Dengan sedikit kekecewaan melihat isi uang dalam amplop itu langit pun akhirnya memberikan kunci mobil miliknya dan juga kaca mata hitamnya lalu menghela nafas pergi mengikhlaskan mobil nya ,

Sementara pria tua itu tersenyum riang melambaikan tangan nya memakai kacamata hitam tersebut .

Kemudian dari situ langit pergi menuju markas tempat tongkrongan nya yang tak jauh dari kampus universitas nya . di sana tiba-tiba pula teman satu tongkrongan nya berontak marah ,

" Dasar brengsek ! . Woi , lu gak malu hah ? " Ucapnya yang tentunya hanya di abaikan oleh langit yang memilih terus merapihkan barang-barang nya .

" Mau apa lu kesini lagi ! Setelah apa yang terjadi dengan Ario !! . Beraninya lu nginjekin kaki di sini " lanjutnya lagi dengan yang lainnya ,

Kali ini membuat langit menoleh nya ,

" uhf , karena kita harus melunasi utang kita bersama . Ya , anggap saja kita berdiri bersama . " Sahut Langit tersenyum datar . Tentunya membuat teman satu tongkrongan nya itu kesal dan menghampiri langit dengan menarik kerah baju langit .

" Sial ! , Pergi lu . Gua gak mau bicara dengan bedebah macam lu .. lagi pula apa yang mau di harapkan dari mahasiswa kedokteran ! Mereka bukanlah mahasiswa sungguhan kan . " Ucapnya mengejek . yang melihat teman-teman nya tersenyum , hal itu membuat yang lain di ruangan itu ikut menertawakan langit .

" Kalian bilang belajar untuk menyelamatkan nyawa . Tapi kalian tidak peduli dengan orang-orang yang sekarat di jalanan . " Ujarnya kembali menatap langit ,

Langit tertawa , " lalu apa itu mahasiswa kedokteran ? Apa mereka masih SMP ! " Serunya acuh .

" Urus saja urusan kalian yang merepotkan itu ! " Ucap langit sambil berjalan pergi yang menyulut emosi temannya itu hingga berhasil melayangkan Bogeman empuk di wajah langit sampai membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah .

Kini ia tengah berakhir di sebuah lobby rumah sakit , " semua tangihan nya sudah kembali terbayar . " Serunya di meja resepsionis meletakkan sekotak botol susu dingin dan memberikan nya , sambil mengompres luka lebamnya menggunakan botol susu dingin itu .

" Baiklah , saya sudah mendapatkan konfirmasi itu dan sebaiknya kau temui lah wanita itu karena kau orang yang membayar semua tagihan rumah sakit nya " seru sang petugas perawat . Lalu langit melihat jam tangannya ,

" Tapi jam besuk sudah habis . " Ucap langit

" Itu karena kau selalu datang setelah jam besuk habis . " Ujar sang petugas perawat itu ,

Tak lama alarm ruang unit perawatan darurat berbunyi , menandakan ada pasien yang mengalami keadaan darurat . dokter dan para perawat pun berlarian menuju ruangan itu . Yang membuat langit membelalakkan matanya kembali mengetahui ruangan itu ,

Unit perawatan intensif ..

" Tidak .. tidak .. " gumam langit mengeleng dengan berlari menuju ruangan itu .

Saat itu pula tatapan nya kosong , dan mengingat akan kejadian malam itu . Saat wanita itu di bawa oleh Ario sahabatnya ke kos an nya dalam keadaan berlumuran darah dan tak sadarkan diri . perlahan ia memundurkan dua papah kakinya kala melihat para dokter dan perawat tengah menangani wanita muda seumuran dengan nya yang tengah berbaring tak berdaya dengan luka parah pada kepalanya bahkan dokter hingga melakukan CPR terhadap nya , kemudian dokter pun menghampiri langit setelah selesai menangani krisis pada wanita itu .

" Dia sudah melalui masa kritis , tapi kami tidak yakin kapan kondisi nya akan memburuk . Maaf mengatakan ini , tapi saya rasa kamu harus mulai bersiap untuk berpamitan " ucap sang dokter lalu pergi ,

Kini langit terdiam menatap wanita itu dengan mata berkaca-kaca . Lalu ia dengar rintihan kecil , " ica .. kau sudah siuman ? " Seru langit mendekat .

Setengah sadar wanita itu dengan lemah mengangkat matanya meskipun sulit ,

" Pulang ... " Gumamnya lemah . Langit mendekat kan telinga nya ,

" pulang ... Aku ingin pulang .. " lirih wanita itu sebelum akhirnya ia koma menutup matanya kembali .

Masih dengan langit yang menatap nya ,

" baiklah . Ayo , pulang . " Ucap langit

***

Stasiun Senin ..

Pagi harinya langit sedang berada di dalam kereta menatap pemandangan lewat jendela kereta , beberapa menit kemudian ia mengeluarkan ponsel .

' hei pak prajurit ! . Ini aku lagi , langit . Kamu tahu sudah berapa kali aku mengirim email untuk mu ? , Kenapa kau tidak menelpon atau membalas email ku ? . Jangan bilang kau di bawa kepulau terpencil kan , bagaimana rasanya menjadi anggota militer yang sangat kau benci ? . Ya , kau selalu terkenal dengan kesetiaan mu yang berlebihan . Jadi , aku yakin kau baik-baik saja. Jangan bilang kau masih kesal karena kejadian hari itu . Kalau begitu , biar ku beritahu . Gara-gara kau hidup ku juga berantakan . Jadi , anggap saja impas ! . Aku berusaha keras untuk mengatasi kekacauan ini . Entah bagaimana caranya , tapi aku akan berusaha semampu ku .

Maka dari itu . jadi , tolong balas email ku !! '

Lalu mengirimnya dan kembali terdiam membisu menatap luar dari jendela kereta .

Sementara di rumah sakit pusat Semarang Dayana atharik tengah berlari sigap menghampiri pasien yang terluka parah di bagian perut nya , pria itu tengah berbaring meringis kesakitan dengan darah yang terus mengalir di tubuh .

" Perutnya tertusuk besi bahan material konstruksi . Mereka berusaha mengeluarkan nya hingga menyebabkan pendarahan parah " beritahu sang medis yang membawa nya ,

Tanpa banyak tanya Dayana langsung dengan cepat menekan dengan kain kasa yang sudah berwarna merah akibat banyaknya darah yang keluar , ia perlahan membuka kain kasa tersebut hendak melihat seberapa parah luka tersebut dan saat itu pula darah itu memucrat ke wajah dan tentunya terkena pakaian Dayana juga . Ia buru-buru kembali mengambil kain kasa ,

" pakk . Saya akan menekan lukanya , ini akan sedikit terasa sakit " seru Dayana menekannya . Lalu Dayana melihat rekan sesama perawatan nya yang tergolong lebih muda darinya ,

" Panggil dokter Sam sekarang . " Ucap Dayana yang tentunya langsung segera di kerjakan oleh perawat muda itu juga .

Setelah pasien itu sudah berhasil di tangani , Dayana membersihkan wajah dan tangan nya yang terkena darah tadi di wastafel ruangan para perawat . Dan saat itu juga ia mendengar semua para senior perawat rumah sakit tengah mengumpat akan dirinya ,

" Astaga udah waktunya makan siang aja . Dan sepertinya kita harus lembur lagi malam ini ! "

" Aish ! , ini semua karena Dayana . si beranda itu . Apa gunanya kita meminta pegawai tambahan ? Dia terus bekerja hingga siang meskipun bekerja di sif malam ! Itu sebabnya para petinggi berpikir itu wajar . Astaga , sial ! Dasar anak keras kepala . " Gerutu senior nya kesal sambil menendang bawah meja

" Tapi , kenapa ia bekerja sangat keras ? "

" Sepertinya dia tidak peduli dengan pendapat orang lain , lihat saja dirinya begitu acuh . "

" Bagaimana menurut mu ? Apa lagi kalau bukan karena uang . Apa yang ia bisa lakukan dengan tambahan uang recehan ? . "

Hal itu membuat dayana tak bergeming , dan menatap cermin wastafel melihat dirinya yang terlihat begitu lelah tak ada yang bisa ia lakukan . Bahkan kala melihat sepatu nya yang bisa di katakan sudah tak layak di gunakan begitu lusuh untuk warna putih semestinya , di tambah bekas bercak darah yang menodai sepatu itu pula .

Di stasiun Semarang ...

" Uhf Aku datang , Semarang . " Ucap langit menggendol ransel nya .

Lalu ia pergi ke rumah sakit pusat Semarang , kemudian ia menanyakan di mana ruang wakil direktur RS tersebut kepada kepala resepsionis RS . Dan tentunya ia langsung berbincang mengenai perpindahan seorang pasien untuk di rawat di rumah sakit pusat Semarang .

dan saat itu pula heboh seorang pasien pria dengan wajah sangar marah akan perawat muda yang sudah selesai memasang infus padanya ,

" Hei ! Apa yang kamu lakukan soal ini . " Ucap pria itu menatap perawat muda itu

" Ma- maaf pak? , Ini jika akan memegang ini Sebentar ... "

" Shttt tarik dan tancapkan lagi . Ayo tancapkan di tempat lain , Ayolah .. " seru pria itu tertawa sambil membelai-belai bahu perawat muda itu dengan pandangan mesumnya . tentunya membuat sang perawat muda tak nyaman dan melepaskan tangan pria itu lalu melihat sekeliling mencari apakah ada seseorang perawat yang tak sibuk merawat pasien tapi nihil semua perawat yang ada di ruang itu juga sibuk semua.

" ba- baiklah , " Akhirnya mau tak mau dia pun hendak mulai mengikat pergelangan tangan pria itu dengan silikon karet yang tak terlalu panjang ,

" Astaga , Apa yang kau lakukan ? Kamu sedang membelai ku ? " Ujar pria itu masih tak henti menatap perawat muda itu .

Lalu datanglah Dayana yang tak terlalu suka melihat sikap pria itu , " minggir lah . Biar aku saja " ucap daya mengambil alih

" Baiklah , senior " sahut perawat muda itu menunduk diri ,

" Astaga . Gadis kecil , aku tidak pernah meminta bantuan mu . Kamu boleh pergi " ucap pria itu tak suka ,

Tapi bukan Dayana kalau tak begitu peduli dengan perkataan orang itu . " Apa lagi yang anda harapkan di UGD ? " Sahut Dayana mengoleskan alkohol pada tangan pria itu .

" Ishhh dasar ! " Ujar pria menghentakkan tangannya kesal , lalu Dayana melihatnya dengan dingin dan kembali menarik tangan nya untuk di suntik tapi saat itu juga pria itu menarik kerah baju Dayana .

" Dasar brengsek . Hei , kamu tahu siapa aku ? "

" tentu . " jawab daya meremas keras lengan pria itu sampai meringis sakit .

" Anda seorang pasien " ucap daya

" Lepaskan ! " Ujar pria itu dan tak terima dengan perlakuan Dayana hingga membuatnya membawa Dayana paksa dengan masih menarik kerah dayana ke ruangan direktur yang di mana merupakan temannya itu .

Sementara itu pula di ruang tersebut masih tengah terdapat langit yang bernegosiasi meminta perizinan untuk dapat memindahkan ica perempuan yang sebelum koma ingin pulang ke kampung halamannya , untuk di rawat di RS pusat Semarang .

" Jika kau tidak memiliki uang untuk biaya rawat pasien tersebut , RS kami tak bisa menerimanya . " Ujar direktur tersebut tentunya hendak pergi , tapi segera di halang langit .

" Tapi pak , Pasien ini lahir di Semarang dan pulang ke rumah mungkin adalah harapan terakhirnya . Jadi saya rasa ... " Seru langit belum selesai pembicaraannya tapi ,

" minggir ! " saat itu juga tubuh langit sudah di dorong kencang hingga membuat nya tersungkur jatuh di sofa . Ia Membelalakkan matanya saat melihat pria yang cukup bertubuh besar , yang mendorong nya itu membawa seorang perawat sambil menarik kerah perawat tersebut .

" Apa yang terjadi ? " Seru sang direktur pada temannya itu

" Hei . Pecat berandal ini sekarang ! Perawat macam apa yang menyerang pasien sakit di dunia ini ? " Ucap pria itu terus meraih kerah dayana .

Direktur itupun melihat Dayana , " aku tidak mengatakan ini karena dia adalah teman ku tapi bisa-bisa nya pekerja medis menyerang seorang pasien . Minta maaf padanya " ucap sang direktur

Dayana menatapnya , " kini anda memperlakukan ku seperti pekerja medis ? " Ujar Dayana

" Apa ? "

" Anda berpura-pura tidak melihat apapun saat perawatan muda di lecehkan . Tapi saat aku bereaksi anda tiba-tiba bilang aku perawat ? " Ucap Dayana kencang menekan nada suaranya

" Ahh lihat ! Kenapa kau membantah ya seperti itu hah . " Ucap pria mesum itu semakin kesal dan marah menarik keras kembali kerah dayana dengan keras , membuat langit yang menyaksikan itu buru-buru bangun ingin mencoba membantu meredam .

Tapi melihat Dayana yang dengan cepat mencengkram dan memelintir tangan pria itu pun membuat langit mengerutkan keningnya tak percaya dengan apa yang di lihat nya ,

" Apa yang kau lakukan di ruangan ku ! " Ucap direktur berteriak pada Dayana

" Itu pembelaan diri , karena anda tidak membantu ku " seru Dayana

" Sikap apa itu . setelah membuat kekacauan ini ? "

" Bukan aku yang membuat kekacauan ini pak ! . " ucap Dayana membungkam mulut direktur itu

Membuat langit tersenyum melihat nya ,

Dan direktur tersebut pun meminta sekuriti untuk membawa Dayana pergi dari ruangan nya . Ya Dayana di gandeng dua orang sekuriti pergi meninggalkan ruangan direktur .

" Astaga dasar perawat kurang ajar ! Beraninya dia membentak ku " ucap direktur yang jadi kesal juga ,

Langit yang saat itu langsung mendekati direktur dan menanyakan kembali bagaimana ajuan permintaan nya itu , tentunya langsung membuat nya juga di suruh pergi oleh direktur tersebut .

***

-

-

...***jangan lupa like vote dan komennya yaa...

...🤗🌻***...

bab 2

Siang harinya Dayana berjalan keluar menelusuri lorong RS karena sudah selesai sif kerjanya sambil menenteng sepatu perawat nya , " entah apa ini masih bisa bertahan setahun lagi .. " gumam nya memperhatikan kondisi sepatunya .

" Hei nona , apa kau sudah akan pulang ? . apa yang sedang kau pikirkan hah " seru seorang wanita berpenampilan feminim dengan rambut di gerai memang sengaja tengah menunggu Dayana ,

Ia adalah ilenia alifpurwanto , sahabat Dayana yang memiliki pembawaan santai dan sifat terbuka . dan ia adalah ketua klub Pergerakan keadilan dalam menyuarakan keadilan rakyat terutama untuk mahasiswa / mahasiswi . Ia sangat sering memimpin demo unjuk rasa dan sangat merasa bertanggung jawab akan keadilan sosial karena berasal dari keluarga kaya .

Hal itu membuat dayana menoleh nya ,

" astaga ! Apa masih ada saja kalimat seperti itu "

" Tentu saja , kalimat seperti ini tidak akan pernah basi " ujar nya tersenyum merangkul Dayana

" Apa kau sibuk di kejar lagi ? Ck bagaimana kau bisa punya begitu banyak energi ? " Seru Dayana yang tahu jika sahabat nya itu abis melakukan aksi kejar-kejaran lagi karena unjuk rasa yang dia pelopori .

" Ayo , tidak ada waktu untuk mengobrol"

" Ah apa maksud mu ? Aku baru pulang kerja tahu . "

" udah ah kita tidak punya waktu untuk ini .. " gandeng ilen menarik pergi Dayana ke rumahnya ,

" Ihhh hei , aku bahkan mimisan ! ... " Gerutu Dayana .

tapi ilen tak terlalu perduli dengan gerutuan sahabatnya itu ,

Setibanya mereka di luar gerbang rumah ilen , mereka terlihat begitu bingung dan takut . Karena ilen yang kabur menyelinap diem-diem keluar rumah untuk pergi melakukan tindak keadilan yang tentunya sangat di larang ayahnya .

" Day , ayo dong pencet bel nya " ucap ilen

" Ihh gimana nanti kalau ketahuan len ? "

" udah makanya pencet sekarang , nanti keburu ayah ku keluar "

" Len udah deh mending kamu bilang jujur ajah jangan seperti pencuri begini "

Dengan cepat ilen pun memencet bel itu dan bersembunyi , daya sontak membelalakkan matanya panik .

" Siapa di sana ? " Sahut pembantu rumah ilen ,

" Ah ini daya bi , ilen menyuruh daya ke sini tadi .. " ujar daya berbohong

" Nona ilen ? Tapi nona ilen belum keluar kamar tuh dari tadi loh mba daya . "

" Eh itu tadi ilen telpon daya bi .. " seru daya mencari alasan lagi agar tak di curigai dengan canggung ia menunjukkan senyumnya

Bibi yang masih memandang daya pun akhirnya membukakan gerbang dan masuk bersama daya , dengan di susul ilen yang mengendap-endap pelan lari ke bagian luar jendela kamar nya yang cukup tinggi , saat ia tengah memanjat untuk membuka jendelanya yang macet . Ayahnya sudah lebih dulu menggedor-gedor kamar ilen dengan daya di belakangnya ,

" Ilenia .. ilennnn .. " ujar ayahnya

" Di mana dia , ilennnn ... " Panggil sang ayah lagi masih terus memutar-mutar kenop pintu kamar ilen . Membuat daya harap-harap cemas karena tak kunjung ada sahutan dari ilen bahkan pintu kamar nya tak terbuka-buka ,

" Ilennn ... Jika tak kunjung di buka ayah akan membukanya paksa ! " Seru alifpurwanto ayahnya .

" Apa yang di lakukan anak itu , ia tak pingsan kan ? " Gumam sang ayah khawatir karena ilen yang berpura-pura sedang sakit dan tak ingin di ganggu sedari pagi . lalu akhirnya berhasil menghentakan kenop pintu nya ,

Daya benar-benar tegang dan takut sambil berdoa semoga ilen sudah berhasil berada di kamarnya , saat pintu kamar itu mulai di buka ayahnya ilen . Tiba-tiba saja ilen berdiri di depan pintu itu yang sudah memakai kaos oblong dan juga celana panjang dengan wajah dan rambut bercucuran keringat .

" Aouh pukul berapa ini ? Aku pasti tertidur nyenyak sekali.. " Seru ilen

" Ada apa dengan mu ? Kenapa kau basah kuyup dengan keringat begitu banyaknya ? "

" Emm ... " Gumam ilen bingung melihat daya yang sedang membantu nya memberikan alasan tanpa suara ,

" Itu , ah ya aku mengigil pasti tadi .. hehe " seru ilen

" Jika masih tak enak badan kita pergi ke dokter , "

" Tidak . Tidak usah , aku sudah baik-baik saja ayah . Lagian itu berkat daya di sini " ujar ilen tersenyum lalu menarik daya masuk kamarnya dan menutup nya .

" Uhfff .. " gumam daya menghela nafas lega .

" Wah kau benar-benar gila Len . Sampai kapan coba mau main kucing-kucingan kaya gini ! "

" ah masa bodo deh day . yang penting ini , arghhh dayaaa akhirnya ... " Teriak ilen begitu senang memberikan selembar kertas yang berisi pernyataan bersama untuk menuntut demo ketidakadilan yang di alami para mahasiswa .

Daya membaca nya dengan saksama ,

" Apa yang kau lakukan hari ini ? " Lirih daya lelah dengan ilen yang selalu saja bersikap bebas tanpa memikirkan dampaknya yang akan terjadi selanjutnya . Bahkan ilen sudah berkali-kali di tahan di kantor posisi karena ketahuan menjadi dalang akan partisipasi demokrasi yang tengah terjadi,

" Hari ini bahkan lebih penting , sore menjelang malam nanti aku akan berpidato membahas masalah ini dengan teman-teman yang lain dan malam harinya aku harus bersembunyi-sembunyi mencetakkan selembar . "

" Huyuhh .. kau membutuhkan izin untuk unjuk saja sekarang ini ? "

" Cih andai ada lisensi nya , aku pasti akan mendapatkan . ya tau tapi bagaimanapun aku . tetap saja putri ayah ku yang tak suka aku melakukan hal seperti ini " seru ilen sedikit sedih

" Karena ayah mu menjadi kapitalis bukan berarti kau munafik . " Ujar daya menghibur ilen

" Ahh dayaaa .. pokoknya emang cuma kamu ajah deh yang selalu mendukung kuu " gumam ilen memeluk daya .

Tak lama pintu kamar ilen pun terbuka dan mereka di kaget dengan keberadaan pria yang tak lain adalah kakak nya ilen Daniel alifpurwanto yang baru saja pulang dari study nya di Prancis . Tentu saja membuat ilen senang bukan main memeluk kakaknya itu , karena akhirnya bisa bertemu kembali dengan kakaknya .

" tunggu bukankah ini Dayana ? " Serunya

" Iyah ka Daniel .. " sahut daya tersenyum

" Hiyah kalian tumbuh begitu cepat , rasanya baru saja kemarin kalian masih menjadi seorang pelajar . " Ucap Daniel

Mereka pun duduk bersantai , " nah ini . Jangan memakai pakaian seperti pria begitu ! " Seru Daniel memberikan adik nya dress cantik

" Cih , untuk apa membelikan ku terus dress . Ruang ganti baju ku sudah penuh . " Ucap ilen

" Day , maaf ya kalau tahu kau di sini aku juga akan membawakan nya untuk mu .."

" Aihh tak mengapa kaaa " sahut daya

" Eh ya day , kau bisa memintanya . Minta ka Daniel untuk membelikan mu buku-buku rekomendasi untuk di sana kan . ka daniel daya akan segera study di luar negeri loh . "

" Uwah benarkah day ? Kau hebat meskipun juga tetap bekerja. " Seru Daniel begitu bangga

" Eayy aku juga masih belum di terima di universitas manapun dan lagi pula tabungan ku juga belum cukup " senyum daya

" Kalau saja kau tidak memberikan terus uang mu pada mereka . Mungkin kau sudah bisa pergi belasan kali day " ucap ilen , yang di pandang bingung Daniel

" ah maksudnya keluarga ku .. " tawa Canggu daya

" Ouh astaga daya . kau sendiri pun masih sangat terlalu muda , pasti sulit menjadi orang dewasa . " Gumam Daniel ,

Yang hanya di balas senyuman getir oleh daya . ya daya sendiri melarikan diri dari rumah karena rumah yang seharusnya biasanya menjadi tempat ternyaman untuk pulang tapi tidak untuk daya . Di mana rumah baginya hanya menghadirkan rasa pahit untuk nya , ia bahkan sampai merelakan masa mudanya karena orang tuanya yang meminta daya untuk berkorban bekerja untuk agar adiknya yang lebih berpendidikan . Daya selalu tak di perlakukan adil , ia di bilang menjadi beban keluarga . Sejak saat itu Dayana hidup tapi seperti tak hidup . Meskipun daya tak tinggal dengan orang tua nya tapi ia di minta tetap memberi kewajibannya sebagai seorang anak yaitu memberikan uang pada keluarganya terlepas dari bagaimana kondisinya dan seperti apa kehidupan saat ini .

Setelah berbincang akhirnya daya pun pamit pergi karena dua temannya meminta nya untuk datang , akhirnya daya di antar Daniel meskipun daya menolak tak enak tapi Daniel tetep mengantarkan . Mobil Daniel pun berhenti di dekat sebuah studio foto di mana studio foto itu milik salah satu teman nya daya , yang tentunya membuat dua temannya yang melihat daya turun dari mobil pria pun begitu antusias .

" Terimakasih ya ka , oh ya maaf sebelumnya . tapi boleh kan ya kalau lain waktu daya telpon ka Daniel untuk meminta bantuan tentang study di luar .. " seru daya ragu membicarakan ini

" A-ah ya tentu . Ini kartu nama pertama ku disini , kau bisa menghubungi di nomor itu . Baru hanya kau yang menerima nya dan jangan sungkan untuk menghubungi ku day " ucap Daniel

" terimakasih ka .. " seru daya tersenyum pergi ,

Setibanya daya masuk ke studio foto , daya langsung saja bablas duduk . " Ah ada apa kalian meminta ku datang ke sini , aku benar-benar lelah bekerja " ujar daya

" Asik deh , siapa tuh cowok . Teman kencan mu ya ! " Seru kedua teman nya Doni dan Fira begitu senang

" Apa maksud kalian , dia adalah ka Daniel kakaknya ilen "

" Ilen si nona muda mu itu ! " Ketus Fira

" Fir , udah deh masih ajah gak suka sama ilen . Dia kan sering andil bantu organisasi kita untuk membela keadilan demokrasi " seru Doni

" Tetep ajah aku gak terima atas apa yang ia lakukan pada daya dulu ! " proses Fira

" Duh , udah deh jadi kalian meminta ku kesini kenapa ? " Ucap daya memijat kakinya yang sedikit lelah ,

Fira pun menyenggol Doni sambil tersenyum senang .

" Ta-da ( jengjejeng.. ) " Doni mengeluarkan amplop berwarna putih dengan cap stempel resmi .

" Wah Don , apa kau telah di rekrut ? " Seru daya melihat dua temannya itu

" Astaga dia itu ! Lihat dan baca ini ! " Ujar Doni ,

Daya pun membuka nya dan sungguh membuat nya terkejut setengah membacanya , " ini seriusan ? " Tanya daya

" Ya iyalah setiap hari kita bulak-balik melihat email untuk hanya memastikan beasiswa mu ini ! " Ujar Doni tersenyum

" Selamatt dayy !! " Teriak Fira senang

" Aaaaaaaa ... " Teriak daya begitu senang menghampiri keduanya teman yang juga ikut senang bahkan mereka melompat-lompat kecil bertiga ,

" Kalau begitu aku harus segera pergi .. " seru daya masih dengan senyumnya di wajah , orang yang hampir jarang tersenyum itu .

" Astaga , kemana hah ! bukankah kita akan merayakan ini ! " Seru Fira

" Aku akan memberitahukan pak kepala mengenai ini , ia pasti senang .." orang yang membantu mengajukan beasiswa nya daya dan sudah seperti keluarga untuk daya meskipun tak ada ikatan darah . Tapi justru daya sedikit merasakan perhatian seorang orang tua yang tak pernah ia dapati dari keluarga nya ,

" terimakasih yaa " ujar daya pergi dengan masih tersenyum

Saat hendak pergi dia hampir bertabrakan dengan seorang pria yang baru saja tiba dengan tas ransel nya , mata mereka sempat saling bertemu dan berpandangan satu sama lain sampai akhirnya daya langsung berlalu pergi .

" Astaga . langit ! " Ujar Doni melihat pria itu

" Halo , apa kabar Don . " Ucap langit tersenyum , ternyata Doni adalah teman dekat langit di Semarang Sebelum langit menetap di Jakarta .

" Hiyaa sudah lama sekali . " Seru Doni

" Kedatangan gua kesini , gua ingin meminta bantuan lu . apa lu mengenal orang yang bernama ini ? Ia lahir di sini dan ia juga sama seperti lu pembela keadilan yang turut serta terjun kejalan " Ujar langit memberikan secarik kertas tentang nama asli Ica di Semarang .

" Gua tak pernah mendengarnya Ngit . Apa kau tahu fir ? " seru Doni memberikan kertas itu

" Emm .. " gumam Fira mengeleng tak tahu tapi ia masih mencoba mengingat-ingat .

" Apa dia kekasih lu Don ? "

" Aih dia adalah teman gua , kami berada di satu kubu yang sama yaitu membela keadilan " ucap Doni

" Uhff .. " gumam langit menghela nafas

" ikutlah nanti malam dengan gua , gua punya teman yang terkenal menjadi detektif akan hal-hal seperti ini . Barangkali ia tahu " seru Doni

" Oke , Kalau begitu gua pergi dulu ! " Ujar langit pergi .

***

-

-

-

jangan lupa like vote dan komennya ☺️🌻

* Happy reading 🍃

bab 3

Malam harinya langit dan Doni sampai di sebuah cafe yang rada sedikit tertutup dan di dalamnya ramai dengan para aktivis keadilan yang sedang konspirasi . Begitu langit masuk ia melihat seorang gadis yang jelas juga seumur an dengan dirinya tengah berpidato mengenai keadilan , ya itu adalah ilen . Ilen berpidato begitu semangat untuk melarang tegak keadilan .

Doni pun langsung membawa langit duduk dan mengenalkan langit dengan temannya yang merupakan detektif akan nama-nama samaran para aktivis keadilan ,

" Emm sepertinya gua gak pernah mendengar atau mengetahui ini . " Ujarnya sambil memperhatikan tulisan nama di secarik kertas itu

" Eay tolonglah lu bantu teman gua ini , gua yakin betul dengan kemampuan lu. " Ucap Doni menyanjung teman seperjuangan nya itu

" Baiklah , akan gua cari tahu . "

" Oh terimakasih .. " seru langit menenggak minum nya .

" Hei Don ! Nanti malam jadi kan kita nyelinap cetak selembaran " ucap ilen gabung duduk sambil menunjukkan kunci pabrik teman ayahnya yang berhasil ia curi ,

" Duh sorry Len , gua gak bisa ikut nanti malam . teman gua ini baru saja datang dari Jakarta . " Seru Doni yang langsung membuat ilen melihat langit

" Apa kau bisa di jamin masuk kesini ? . Berikan identitas mu sebagai jaminan jika kau tidak akan memberitahukan tempat ini dan membocorkan pidato tadi ! " Ucap ilen tajam masih melihat langit ,

" Gua kesini untuk minum ! Dan tak tertarik dengan hal seperti ini . Ayo " Ujar langit yang malas dan pergi , yang tentunya di susul Doni yang pamitan dengan teman-teman nya itu .

" Hei ! Tunggu sebentar .. , Len gua harus pergi . Sampai ketemu nanti di titik temu" seru Doni menyusul langit ,

" Ck ! Siapa bedebah itu . " Gumam ilen tak suka .

Mereka berdua pun berjalan kaki menelusuri malam di Semarang , tanpa sepengetahuan mereka ada seorang pria rapih dengan stelan jas formal nya hendak pergi dengan mobil tapi ia mendadak diam tak bisa melepaskan matanya dari pengelihatan yang ia lihat saat ini .

Langit pun sampai di rumah doni , ia memutuskan untuk bermalam di sana .

" Nih gitar lu . yang lu titipin , berkali-kali orang tua gua minta membuangnya saat berkunjung ke sini . Kalau bukan karena ini gitar peninggalan ibu loh , ogah gua nyimpen ! " Ucap Doni memberikan nya

" Thank you . Kira-kira kalau gua jual dapat berapa ya ? " Seru langit sambil membenarkan note nya

Doni menyeringitkan dahinya , " apa lu berjudi hah ! Sampai lu ingin menjual barang peninggalan ibu loh " ucap Doni menarik nafas ,

" Pasti ada yang gak beres . Kan ? , Ini aneh ! Gak biasa nya lu tiba-tiba ngomongin uang gini . Dan biasanya lu selalu benci pulang ke sini , lalu sekarang apa ini lu malah ada di Semarang " Ujar Doni

" Ah itu hanya karena ayah gua gak tahu gua di sini .. "

" Ya itulah yang paling aneh . Biasanya lu kesini karena ayah lu ajah yang menelpon meminta nya ! "

" Udah gua bilang kan , gua ada urusan di sini . " Ujar langit meletakkan gitar nya dan merebahkan tubuhnya

" apa hah Ngit ? "

" Soal rumah sakit . "

" Kalau soalnya rumah sakit di Jakarta banyak rumah sakit yang bagus . Kenapa harus di Semarang ? "

" ah , cepet matiin tuh lampu . " timpal Langit

" sttt Ini pasti bukan hanya soal itu kan , pasti soal perempuan . Iya kan ? . Hei apa lu punya pacar di Semarang ? "

" Katakanlah begitu , terserah lu . " Seru langit memejamkan matanya ogah pusing membalas pertanyaan Doni .

***

Sementara daya terduduk diam di kamar indekos nya dengan lampu pijar yang Remang-remang memerangi kamarnya dan malam yang semakin larut , daya menghitung jumlah uang di kartu rekening nya yang lagi-lagi masih tak cukup untuk kepergiannya ke Jerman mengambil beasiswa nya . Semetara itu tadi juga pemilik indekos bicara dengan daya kalau ia tak harus melajutkan private les putri nya lagi besok , yang kala itu sebagai imbalannya daya dapat gratis tak membayar uang indekos itu tapi mulai bulan besok daya harus membayar biaya indekos dengan uang saja . Sepintas daya melihat kartu nama milik kakaknya ilen , ada sepintas pikiran ingin meminta bantuan tapi ia urungkan dan meletakkan kembali kartu nama tersebut dan memilih untuk pergi tidur .

Masih dini hari karena saat ini pukul 4 pagi , seorang pria masih dengan berpakaian jas formal membangunkan langit . " Langit devandra.. langit .. " panggil pria itu menepuk-nepuk pipi langit

" Ahh , diam lah Don . " Gumam nya menepis masih begitu nyeyak

Tak lama pria itu hilang kesabaran dan menginjak kencang dada langit dengan kakinya tentu nya membuat langit terperanjat bangun membuka matanya ,

" Oh ayah . " seru pelan langit . Yang langsung di seret pergi begitu saja dengan pria itu yang adalah devandra ayahnya ,

Begitu sampai di kediaman nya , langit langsung di suruh tulis apa saja yang ia lakukan sesampainya di Semarang . Sementara ayahnya pergi ke ruang kerjanya .

Mau tak mau dengan telaten langit menulis apa yang ia lakukan kemarin , tanpa menulis apa semua yang ia lakukan kemarin dan kedatangan ke Semarang untuk apa .

Kemudian keluarlah seorang wanita dari kamar sambil menguap yang masih mengunakan piyama , ketika ia melihat langit yang tengah duduk di ruang tamu . ia langsung berteriak karena terkejut dan merapihkan piyama ya .

" Langit ? " Serunya bingung

" a- ah apa kabar Bu ? " Ucap langit menutup kecanggungan nya pada ibu tirinya itu .

Tak lama turunlah seorang laki-laki sudah berpakaian rapih yang mendengar teriakkan ibunya tadi , " apa ini ! Sedang apa kau di sini hah !! Mengganggu ketenangan keluarga ini saja ! " Seru pria itu melihat sinis tak suka dengan kehadiran Langit ,

" Bumi devandra , jangan bicara begitu dengan adik mu . " Ujar sang ibu tiri .

Ya dia adalah bumi devandra anak tertua devandra dan tentunya anak Syah devandra tidak seperti langit devandra yang di lahirkan di luar nikah tanpa status , bumi devandra sangat membenci langit karena nya ibunya harus tersiksa mendengar gosip tentang ayahnya yang memiliki simpanan dan berbagi suami dengan ibunya langit yang saat ini bahkan sudah meninggal dunia .

" oh hai kak .. " sapa langit datar sambil mengangkat tangannya . Yang tentunya di acuhkan oleh bumi ,

" Kalau sudah beres kemari lah ! " Ucap devandra di dalam ruang kerjanya .

Tanpa banyak tingkah langit mendatangi ayahnya yang sedang menyemprot Tamanan kesayangan ayahnya itu dan bahkan mengelap satu persatu setiap ruas daun tanaman itu , sungguh merepotkan .

Dengan sedikit membulatkan malas matanya langit meletakkan keras yang ia isi dengan kegiatan nya itu ,

" Jadi kenapa kau tidak jadi pemagang ? . " Ucap ayahnya

" Jangan bilang , ayah mengikuti ku ? " Seru langit

" Jangan bercanda . Ayah tanya kenapa kau tidak bekerja jadi pemagang di RS ! "

" Aku tidak lulus . Kelulusan ku masih di tangguhkan , emm ku pikir itu lebih baik dari pada di keluarkan " seru langit tersenyum , bukan karena langit tak pintar tapi ia memang sengaja menunda kelulusan tanpa memberitahu ayahnya karena ada sesuatu yang ingin ia lakukan tapi kalau ia lulus saat-saat ini ia tak dapat melakukan menginginkannya itu .

Hal itu berhasil membuat devandra menoleh menatap dingin langit hingga akhirnya ia kembali fokus mengoles daun-daun tanamannya itu , " ayah menunggu 6 th untuk melihat bunga ini mekar . Ayah menyalahkan pemanas di musim dingin hanya demi bunga di ruang ini , aku membesarkan nya dengan sangat hati-hati tapi serangga mulai tinggal di dalamnya . Ayah khawatir pastisida akan membahayakan bunga , jadi ayah bahwa mengoleskannya dengan air . Tapi serangga itu bahkan sudah bertelur di dalamnya , seberharga apapun itu jika akarnya sudah di makan , ini hanya akan menjadi sarang parasit ! " Ucap devandra mencabut kasar tanaman itu .

Membuat langit menatap nya , karena ia tahu maksud dari ayahnya . yang berbicara begitu , tepatnya pembicaraan itu tertuju untuk langit .

" Jadi , udah berapa banyak yang kau makan langit ? " Ucap devandra kembali ,

Kali ini langit berlutut , " ayah , aku .. aku membutuhkan uang " seru langit akhirnya

" Apa ? "

" Aku butuh uang untuk mengatasi situasi yang ku ciptakan . Jika ayah membantunya tanpa bertanya , aku akan melakukan apapun yang ayah minta tanpa bertanya juga . " Ucap langit memberi penawaran

Tentunya devandra melihat langit dan merasa dapat mencari keuntungan dengan penawaran anaknya itu .

***

-

-

-

jangan lupa like vote dan komenya ☺️🌻

# Happy reading 🍃

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!