Zivanna memenuhi Undangan ibunya Bara dan Pras untuk datang ke rumah dan makan siang bersama. Zizi nama panggilan perempuan ini merasa sangat bersyukur karena dia diperlakukan dengan sangat baik oleh keluarga Bara kekasih nya.
Zizi yang berangkat ke rumah orang tua Bara dengan Pras calon kakak ipar nya yang sekaligus sebagai bos nya di kantor, awal nya Zizi sudah berusaha menghubungi kekasihnya yang bekerja di rumah sakit, namun panggilannya tak ada satu pun yang diangkat. Pesannya pun tak dibalas dan tetap centang dua abu. Namun hal tersebut sudah tak aneh lagi bagi Zizi Karena kekasih nya itu termasuk dokter yang cukup super sibuk dan pasien yang dia tangani pun semakin banyak.
"Ada kabar dari Bara?" Pras bertanya pada Zizi setelah wanita itu masuk ke dalam mobilnya. Mata Pras memperhatikan setiap gerak-gerik Zizi yang kini duduk di sampingnya.
"Gak ada. Mungkin sedang ada jadwal operasi pak,jadi sibuk" jawab Zizi seraya memasukkan ponselnya ke dalam tas. Pras memalingkan wajah saat Zizi menatap ke arahnya. Tak mau ketahuan kalau sejak tadi dia memperhatikan wanita tersebut.
"Kira-kira ada acara apa ya pak,Tante Indah memintaku datang ke rumah?" Zizi bertanya dengan tatapan penasaran pada Pras.
"Saya juga tidak tau Zi, mungkin membahas pernikahan kalian atau hanya ingin bertemu saja sepertinya." Jawab Pras yang memang tidak tau apa arti undangan makan siang dari mama nya ini.
"Apa kamu sudah memberitahu Bara tentang keberangkatan kita besok ke Singapura?" Pras bertanya seraya melirik Zizi sekilas.
"Belum. Sejak pagi Bara belum ada kabar jadi aku belum memberitahunya." Zizi menjawab diakhiri dengan helaan nafas pelan. Semakin hari, komunikasi dia dan Bara semakin terbatas dan jarang. Sulit sekali untuk bicara lewat telepon apalagi untuk bertemu. Dan Zizi rindu kekasihnya tersebut karena sudah berhari-hari mereka tidak bertemu. Bahkan di hari Minggu pun Bara tetap harus ke rumah sakit, apalagi jika ada jadwal operasi yang tak bisa ditangani dokter lain membuat Zizi merasa menjadi orang nomer dua di hati Bara.
"Dia juga sudah jarang pulang ke rumah. Mungkin karena jadwalnya yang sangat padat," ucap Pras. Zizi terdiam mendengar itu. Bertemu keluarganya saja jarang. Apalagi bertemu dengannya yang di mana ikatan mereka belum benar-benar resmi.
"Aku jadi bingung bagaimana membahas rencana pernikahan kami kalau dia sibuk terus. Untuk sekedar bicara lewat telepon saja sangat sulit." Keluh Zizi mengeluh. Dia dan Bara memang sudah sepakat akan melakukan pernikahan akhir tahun ini dan itu hanya tiga bulan lagi, Dan seharusnya dari sekarang mereka sudah melakukan persiapan. Namun jangankan persiapan, membahas rencananya saja belum.
"Setiap pekerjaan memiliki resikonya masing-masing, Zi, Dan keputusan Bara menjadi seorang dokter memang bukan hal mudah, begitu juga dengan kamu, mungkin jika kamu masih bekerja di perusahaan setelah menikah juga memiliki sedikit waktu untuk Bara, apalagi jika sedang ada peluncuran produk terbaru kamu akan sibuk untuk menemani saya meeting bahkan jika ke luar negeri bisa 1 Mingguan" Ujar Pras dan Zizi mengangguk paham dengan pekerjaan mereka masing-masing,Zizi juga pernah dengar dari Bara sendiri kalau cita-cita menjadi dokter sempat di tentang oleh orang tuanya tapi kini Bara bisa juga sukses dengan karir nya, suatu hal yang paling membanggakan untuk Bara jadi Zizi selaku kekasih harus mensupport Bara bukan malah ikut menentang nya.
"Kamu yang sabar. Dia pasti menghubungimu jika ada waktu luang nanti" lanjut Pras berusaha menenangkan Zizi. Zizi menatap Pras dan tersenyum kecil. Dia juga mengangguk pelan. Ya, untuk sekarang dia hanya bisa bersabar saja. Semoga saja ke depannya Bara memiliki banyak waktu untuknya. Zizi sudah tak sabar ingin segera membahas rencana pernikahan mereka.
Terkadang memang keinginan seseorang wanita untuk di perhatikan di sayang dan di manja,tapi hal tersebut tidak semua pasangan bisa memberikan nya contoh nya Bara yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya hingga mengabaikan sang kekasih.
Bara Mahendra, seorang dokter bedah umum yang sedang dalam masa jaya. Dia terkenal di rumah sakit tempatnya bekerja, dan karena itu banyak sekali pasien yang dia tangani.Bara senang dengan karir dan popularitasnya yang sangat baik sekarang. Karena dengan fakta itu, dia bisa membuktikan pada orang tuanya kalau dia bisa sukses tanpa harus terjun ke dunia bisnis yang di minta orang tua nya.
Bara datang dari keluarga pebisnis papa nya Samudera Mahendra seorang pebisnis hebat hingga dia menuntut anak-anak untuk terjun di dunia yang sama,tapi beda anak beda rezeki itu yang sering di katakan orang tua zaman dulu. Rezeki nya Bara terletak pada dunia kesehatan menjadi seorang dokter bedah sedangkan rezeki kakak nya Prasetyo Mahendra terletak menjadi seorang pebisnis.
Bara adalah anak kedua keluarga Mahendra yang Memiliki kekasih bernama Zivanna Ratuliu perempuan cantik yang saat ini bekerja di perusahaan keluarga nya sebagai sekretaris sang kakak Prasetyo.
Zivanna bekerja di perusahaan keluarga nya juga atas rekomendasi Bara karena tidak boleh Zivanna jauh dari pantauan dia dan keluarga nya.
Zivanna di terima baik oleh keluarga Bara bahkan mama Bara sudah menganggap Zizi seperti anaknya sendiri, keakraban mereka tak jarang di katakan orang seperti ibu dan anak,Indah sering mengajak Zivanna menemani nya berbelanja dan ke salon bareng.
****
Zivanna Ratuliu perempuan cantik berlesung pipi ini tinggal sendiri di kota besar ini, keluarga besar nya semua di kampung nasib baik membawa nya bertemu dengan Indah, perempuan yang dia tolong saat kecopetan keluar dari Mall.
Awalnya Indah sama sekali tak ingin Zizi berpacaran dengan Bara karena dia tau karakter anak kedua nya itu seorang playboy sedangkan Zizi perempuan manis dan lemah lembut tapi ntah kenapa justru mereka bisa menjadi dekat setelah Bara mengantar kan Zizi pulang untuk pertama kalinya hingga kedua nya menjalin hubungan serius karena Indah sudah terlanjur jatuh hati pada kebaikan Zizi dia menyetujui saja permintaan Bara untuk menjalin hubungan hingga bertahan sampai lima tahun dan sejauh ini Bara masih menunjukkan sikap sayang nya pada Zizi hingga membuat Indah lega.
Zizi sudah tiga tahun bekerja di perusahaan keluarga Bara yang saat ini di pimpin oleh kakak nya Prasetyo Mahendra,Duda tampan yang terkenal dingin tapi menjadi incaran para karyawati nya.
Prasetyo Mahendra lelaki yang sudah menyandang gelar duda selama empat tahun belakangan ini kerena sang istri meninggal dunia terkena penyakit kanker ovarium dan hingga saat ini Pras nama panggilan akrab lelaki itu belum kunjung menemukan pengganti sang istri padahal mama nya sudah beberapa kali mencoba menjodohkan Pras dengan perempuan pilihan nya tapi Pras menolak mentah-mentah karena hatinya sudah terpaut oleh calon adik ipar yang menjadi sekretaris nya.
Zizi sudah bekerja tiga tahun pada Pras hingga semua keperluan Pras di kantor dia yang menyiapkan membuat Duda tampan itu ketergantungan pada nya dan memiliki perasaan lebih tapi sayang nya Zizi adalah calon adik ipar nya membuat Pras harus mengubur rasa itu dalam-dalam,cukup dia yang tau tentang perasaan nya pada Zizi saat ini karena jika Zizi tau Pras takut Zizi justru menjauhi nya, melihat Zizi tiap hari di kantor menemani nya sudah membuat Pras bahagia bisa berdekatan selalu.
Visual Bara
Prasetyo
Visual Zizi
Visual Arum
"Tok....tok...."
"Masuk"
"Makan siang, Dok?" Seorang wanita dengan seragam perawat masuk seraya membawa kresek putih berisi makanan yang sengaja dia beli di depan rumah sakit untuk makan siang.
"Padahal aku berniat mengajakmu makan siang di restoran depan. Tapi tak apa. Kita makan siang di sini saja kalau kamu sudah beli makanannya," ucap Bara dengan senyuman lebar. Perawat tersebut tersenyum dan berjalan mendekati meja kerja Bara,dia lalu berdiri di dekat meja dan mengeluarkan makanan yang dia bawa di atas meja.
"Makan bersama di sini lebih bebas loh, Dok. dari pada di luar" Ujar Perawat tersebut berkata dengan senyuman genit membuat Bara tertawa pelan mendengarnya. Dia berdiri dan langsung memeluk perawat tersebut dengan mesra.
"Main sebentar sebelum makan baby" bisik Bara di telinga perawat tersebut. Perawat bernama Arum tersebut tersenyum mendengar ajakan Bara,dia tak memberikan jawaban tapi senyuman nya cukup membuat Bara mengerti jika dia juga setuju.
Bara melepaskan pelukannya lalu mendekat ke arah pintu dan mengunci nya agar tidak ada yang tau perbuatan mereka di dalam ruangan.
Tanpa basa-basi, bibir mereka langsung bertaut dengan panas membuat kedua nya lupa jika sedang berada di rumah sakit, sebenarnya skandal dokter dan perawat ini sudah menjadi perbincangan hangat di rumah sakit hanya saja mereka masih sama-sama singel membuat gosip tersebut tak terlalu heboh dan wajar saja terjadi mengingat satu sama lain belum memiliki ikatan pernikahan.
Setelah pemanasan sebentar, Bara pun langsung menurunkan celananya. Arum berdiri sedikit menungging ke arah Bara dengan tangan bertumpu pada meja. Sebelah kakinya diangkat oleh Bara dan dia berusaha menahan desahannya sendiri saat tubuh mereka bersatu. Bara terus aktif bergerak mengejar kenikmatan. Arum pun berusaha memelankan suaranya agar tidak terdengar sampai keluar ruangan.
"Kamu benar-benar nikmat, Rum!" Racau Bara dengan nafas terengah-engah. Saat sedang fokus mengejar kenikmatan.
Deringan ponsel tak di hiraukan oleh Bara dia sibuk berpacu dengan keringat nya.
Setelah puncak kenikmatan terjadi kedua nya tekulai lemas,Arum tertawa kecil melihat Bara yang sudah tak berdaya di atas sofa.
"Kamu selalu mengagumkan sayang,aku selalu kewalahan menghadapi mu, tubuh seksi mu membuat ku candu dan selalu membayangkan nya" ujar Bara menatap Arum yang sedang merapikan pakaian nya.
"Kapan kamu dan kak Zizi akan menikah mas?" tanya Arum setelah pakaian nya rapi
"Akhir tahun ini" jawab Bara pelan
"Setelah menikah kamu pasti tak akan membutuhkan ku" rajuk Arum
Bara menarik Arum ke dalam pangkuan nya
"Bagaimana mungkin aku bisa berpaling dari mu sayang,kamu tau sendiri bukan tubuh mu adalah candu untuk ku,mana bisa aku lepas dari mu, meskipun aku menikahi Zizi aku akan tetap mendatangi mu apalagi kita bisa bermain siang hari di sini" jawab Bara tersenyum manis dan menggigit kecil lengan Arum
"Bagaimana jika ada yang tau?"
"Kalau kamu tidak buka suara tidak akan ada yang tau"
"Sesuatu dengan transfer mu" jawab Arum terkekeh kecil
Bara sebenarnya mencintai Zizi tapi menurut Bara,Zizi terlalu kuno mengenai ***,berapa kali Bara mengajak nya bercinta selalu di tolak Zizi dengan alasan takut hamil sebelum menikah padahal Bara sudah mengatakan kalau tidak akan hamil,tapi Zizi tetap menolak mungkin karena dia orang kantoran yang tidak mengerti apa-apa hingga Bara merasa kalau kekasih nya itu terlalu kulot dalam berpikir berbeda dengan Arum, perawat yang sering mendatangi nya ke ruangan,Arum dengan rela memberikan kenikmatan untuk Bara di sela-sela kesibukan nya membuat Bara betah di rumah sakit dan menjadi lebih semangat bekerja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!