Seperti hari biasanya, Latina menyiapkan sarapan untuk Jason. Namun, setiap harinya juga, makanan itu tidak disentuh.
Selama hampir tiga tahun pernikahan, hubungan mereka tidak bisa dianggap seperti suami istri. Latina memang tidur satu ranjang bersama Jason, tetapi tidak pernah sekali pun suaminya itu menunaikan kewajiban sebagai seorang suami.
Latina sudah berusaha menggoda, bahkan di umur 35 tahun ini, ia masih menjaga kesuciannya. Ini semua demi Jason, pria yang sudah lama ia cintai dalam hati.
Pernikahan ini terjadi karena keluarga. Jason adalah anak dari sahabat orang tua Latina, dan mereka bersatu juga karena bisnis. Meski begitu, Latina menyukai Jason sejak pandangan pertama.
"Sayang, aku siapkan kau makan pagi." Latina tersenyum manis. Berharap Jason mencicipi makanannya.
Jason menatap istrinya. Wanita yang selama tiga tahun telah mengisi hari-harinya ini. Wanita cantik dengan rambut hitam, mata hijau kebiruan, hidung mancung, bibir sedikit berisi dan tubuhnya tidak terlalu tinggi. Namun, entah kenapa, Jason tidak pernah bisa mencintainya. Ia punya seseorang yang selalu ada di hatinya.
"Kau tidak perlu repot-repot, Latina. Sudah berapa kali aku katakan, kalau tiap pagi, Nelis akan membawakanku sarapan. Aku akan bersamanya. Pagi ini, dia akan dinas. Kami akan pergi bersama." Jason hendak melangkah, tetapi Latina kembali menghentikannya.
"Bawa bekal makan siangmu." Latina berlari sembari mengulurkan tempat makan siang yang sudah ia siapkan. "Cicipilah sekali saja, Sayang."
Jason mengembuskan napas lelah. Ia mengambil kotak makan siang itu. "Terima kasih."
Ya, begitu saja. Tidak ada sentuhan di antara mereka. Latina tahu kalau Jason punya kekasih di luar sana. Dia bernama Nelis, seorang dokter kandungan. Mereka sudah lama menjalin asmara, bahkan ketika keduanya sama-sama sekolah. Latina lah orang ketiga di antara mereka berdua.
Latina memang istri secara resmi, tetapi Nelis istri sebenarnya. Jason tetap pulang ke rumah, tetapi tengah malam setelah ia bersama Nelis.
Tidak ada kata perceraian dari Jason. Sebab, dalam keluarga Veerhag tidak ada yang bercerai. Jason harus menuruti tradisi itu.
Latina mengikuti langkah Jason yang keluar dari rumah menuju mobilnya. Bekal makanannya diterima saja, Latina senang bukan main. Itu artinya, Jason membuka peluang untuknya.
Klakson berbunyi. Latina melambaikan tangannya kepada mobil yang tengah berlalu dari halaman rumah.
"Hati-hati, Sayang!" teriak Latina.
Kendaraan hitam itu menjauh dari pandangan Latina. Lagi-lagi membersihkan rumah yang sudah bersih dan rapi. Mereka hanya hidup berdua. Latina sendiri mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Jason memang menginginkan mereka hidup berdua saja. Lagi pula rumah ini tidak besar. Jason seorang direktur di perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Ada dua pabrik makanan yang ia miliki dan beberapa produk yang telah terpajang di supermarket.
Demi menjadi ibu rumah tangga yang mengharapkan cinta suaminya, Latina enggan untuk bekerja. Jason juga tidak masalah, karena pengeluaran Latina lebih sedikit dibanding Nelis. Di rumahnya sendiri, Jason hanya menumpang tidur dan berganti pakaian. Sementara yang lainnya, ia lakukan di tempat Nelis.
Di tengah perjalanan, Jason menatap bekal makan yang disiapkan istrinya. Ia menepikan mobil, berhenti tepat di depan tong sampah. Kaca diturunkan, lalu tanpa rasa bersalah, Jason membuang bekal itu.
"Makanan dari Latina bisa membuatku dalam masalah," gumam Jason. Ia kembali mengendarai mobilnya menuju rumah Nelis yang tidak jauh dari kantor.
TBC
Kecupan hangat di bibir tanda penyambutan dari Nelisha Brook. Wanita yang berusia 35 tahun dan seorang dokter kandungan. Wanita dengan rambut cokelat, berkulit eksotis dan manis ini.
Senyum inilah yang tidak bisa Jason lupakan, bahkan kecantikan Latina tidak ada apa-apanya dibanding Nelis. Sayang sekali, keluarga tidak menyetujui hubungan mereka sampai Jason terpaksa menikahi Latina, dan menjadikan Nelis sebagai simpanan. Namun, baginya Nelis adalah istri dan Latina malah kebalikannya.
"Sarapan dulu. Oh, ya, aku sudah siapkan bekal makan untukmu." Nelis tersenyum manis, ia bagai seorang istri yang melayani Jason.
Untung saja bekal makan dari Latina ia buang. Sudah banyak tempat makan yang Jason buang ke tempat sampah karena ia tidak mau Nelis marah karena hal kecil seperti itu.
Jason juga heran sendiri pada istri yang keras kepala itu. Ia sudah melarang, tetapi Latina bersikeras untuk menyiapkan makan. Kadang Jason juga kasihan. Tapi ia tidak mau menyakiti hati Nelis.
"Kau memang yang terbaik." Jason mencicipi sarapan yang kekasihnya buat. Namun, makanan enak ini, tetap hambar di lidahnya.
"Kau ada masalah apa?" Nelis bangun dari duduknya, kemudian memijat tengkuk Jason. "Sayang, kau tidak biasa seperti ini."
"Perusahaanku tengah mengalami krisis. Aku butuh pinjaman, sedangkan hutangku juga masih menumpuk. Bank Central Internasional menolak untuk meminjamkan lagi modal mereka."
"Sayang, apa yang kubisa bantu?"
"Tidak apa-apa, Sayang. Aku bisa mengatasinya. Aku akan pikirkan cara untuk meminjam lagi. Jangan sampai salah satu pabrik makananku tidak beroperasi."
"Kau bisa mengurangi pegawai."
"Aku sudah melakukannya. Ini karena kesalahan dari manajemen keuangan dan produksi. Semua kacau dan aku telah memberi pelajaran pada mereka."
"Itu bagus. Orang yang tidak bisa bekerja lebih baik dibuang saja."
Jason mengenggam tangan kekasihnya. "Malam ini, aku tidak akan pulang kemari."
"Kenapa? Kau ingin bersama istrimu? Kau ingin bermalam dengannya? Kau tahu, Jason. Sudah tiga tahun, dan aku tidak sanggup untuk terus berada dalam situasi seperti ini."
"Kau sendiri tahu keadaanku, Nelis. Kita sudah sering membahas ini. Jangan lagi ada nama Latina di antara kita. Aku tidak pernah menyentuhnya. Jangan ragukan kesetiaanku ini."
Nelis memeluk kekasihnya. Ia percaya kalau Jason memang tidak pernah berkhianat. Ia tahu kehidupan rumah tangga Jason yang tidak harmonis. Harusnya Latina yang menceraikan Jason, tetapi gadis itu malah menolak. Nelis akan bicara lagi padanya nanti bila ada waktu.
"Kau mau ke mana nanti malam?" tanya Nelis.
"Aku harus menghadiri pertemuan pesta. Siapa tahu aku dapat investor."
"Kau akan pergi bersama Latina, kan?" Nelis mengembuskan napas panjang. "Ya, dia istrimu."
"Kau mulai lagi." Jason meraih pinggang Nelis, lalu membawanya duduk ke pangkuan. "Aku hanya mencintaimu, Sayang." Jason mengecup bibir nan lembut itu. "Aku mencintaimu."
"Aku juga." Nelis kembali menyatukan bibirnya pada sang kekasih. Jason adalah miliknya, dan tidak ada yang boleh memilikinya termasuk Latina.
Wajah yang putih bersih. Bola mata kehijauan dengan rahang tegas. Tubuh tinggi dan tegap menjadi daya tarik seorang Jason. Dia populer, tetapi hanya Nelis yang beruntung mendapatkannya.
Nasib malang Latina. Istri yang tidak pernah dianggap Jason. Ia menanti cinta suaminya selama bertahun-tahun dan tidak akan menyerah, meski ada Nelis. Latina percaya jika suatu saat kebahagian itu akan ia dapatkan. Cinta suaminya, Jason.
TBC
Begitu mendadak ketika Jason mengirimkan pesan kalau ia harus ikut ke pesta. Tidak ada waktu untuk ke salon karena suaminya mengirimkan pesan di waktu sore hari. Ya, Latina maklum, mungkin Jason sibuk. Tapi ia senang karena jarang sekali mereka keluar bersama, kecuali ada pesta keluarga atau perusahaan.
Gaun silver dengan taburan manik-manik menjadi pilihan. Latina merias dirinya sendiri. Ia memoles bibirnya dengan lipstik merah menyala bernuansa matte. Rambutnya panjang sengaja dibikin curly.
"Latina, kau sudah siap?"
Terdengar suara dari Jason. Latina melihat jam beker. Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Ia kembali berputar setengah badan ke kiri dan kanan. Membuka mulut, melihat deretan gigi putih yang ia miliki. Jangan sampai ada noda lipstik di sana. Sempurna! Latina tinggal membawa tas kecil bertali dan memakai sepatu bertumit tinggi.
Sementara Jason tidak percaya akan penampilan dari istrinya ini. Ada yang berubah dari Latina. Diperhatikan lagi, tubuh istrinya berisi. Semakin berbentuk saja bagian belakangnya. Terlebih gaun yang dipakai bertali satu jari yang menampilkan bagian depan yang menggoda. Ah, lipstik merah itu. Jason bisa gila dibuatnya.
"Kita berangkat sekarang." Jason melonggarkan dasi yang ia kenakan.
"Biar aku rapikan dasimu." Latina mengambil alih. Karena tubuh Jason tinggi, ia sedikit susah. Namun, Jason memeluk pinggangnya agar tidak terjatuh. Jantung Latina berdetak lebih kencang dari biasanya. Tapi ia tidak akan terbawa suasana kali ini. Dasi dirapikan dan jas yang Jason pakai ia usap. "Sudah rapi sekarang."
Jason melepas pelukannya. "Kita berangkat."
Demi apa. Jason benar dalam soal penampilan. Memang tubuh Latina telah berubah. Berisi padat dan begitu pas dalam pelukannya.
"Kau rajin berolahraga?"
"Ya?" Latina kaget karena Jason tiba-tiba bertanya mengenai dirinya.
"Tubuhmu berisi."
"Kerjaan rumah tidak terlalu banyak. Aku menghabiskan waktu dengan berolahraga." Latina tidak melakukan itu karena waktu senggang. Tapi, ada tujuan di sana. Ia ingin bentuk tubuhnya indah agar Jason bisa tertarik padanya.
Jason melihatnya sekilas, ia tersenyum tipis kemudian membukakan pintu mobil untuk istrinya. Latina merasa istimewa hanya karena ini sebab Jason baru melakukan hal ini di depan keluarga saja
Mobil segera dikemudikan ketika keduanya telah berada di dalam. Pesta perusahaan yang diadakan di hotel ternama. Jason enggan untuk pergi, tetapi ada yang bilang kalau CEO dari bank Central Internasional akan hadir. Jason akan merayu pemimpin yang baru itu agar bisa meminjamkannya modal.
Tiba di sana, Latina tidak heran akan orang-orang penting yang datang. Ia terbiasa karena selama tiga tahun ini mendampingi Jason. Sekali lagi, sang suami melingkarkan tangan di pinggangnya. Latina jadi tidak karuan. Ia begitu dekat dengan Jason, bahkan aroma tubuhnya bisa ia rasakan.
"Kita sapa teman-temanku." Jason menunjuk kumpulan rekannya yang berkumpul.
Latina ikut saja, dan ia harus memasang senyum yang paling ramah pada mereka. Jason memperkenalkan Latina pada rekan-rekannya. Ada yang Latina sudah kenal dan ada yang belum.
"Sayang, kau bicara dulu dengan mereka." Jason menunjuk para pasangan temannya. Jika di depan orang lain, maka Jason akan memanggilnya seperti itu.
"Iya, aku akan ke sana." Latina melepaskan diri dari suaminya.
Ketika Latina pergi, Jason dibawa ke sudut oleh teman prianya. Bukan hanya teman, tetapi sahabat.
"Kau ini kenapa, Leo?"
"Hei! Kenapa semakin hari Latina semakin cantik?" Leo menggeleng ketika melihat penampilan istri dari sahabatnya.
"Dasar playboy. Matamu itu jelalatan. Dia istriku."
"Wah! Sejak kapan dia menjadi istrimu? Sayang sekali, Jason. Dia istrimu. Nikmati dia, Kawan." Leo tahu kalau Jason belum pernah menyentuh Latina.
"Aku tidak mau mengkhianati Nelis."
"Latina istrimu!" Leo tidak habis pikir. Jason yang begitu setia atau memang lelaki ini bodoh. Istri cantik malah disia-siakan.
"Sudah. Jangan lagi dibahas ...." Ucapan Jason terpotong ketika mendengar bisik-bisik dari tamu yang hadir.
"Pria itu datang," ucap Leo.
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!