NovelToon NovelToon

My Princess

1. Kedatangan Rafa

Seminggu setelah acara Aqikah tripel E, putri merasa lega karena beban berat yang ia pikul kini telah kembali ke pada pemiliknya, siapa lagi jika bukan Ares.

Ares kembali ke kantor Karna merasa kasihan Terhadap putri yang sudah kelelahan menjalankan perusahaan yang begitu besar serta terkenal, walau Ares ada juga membantu namun tetap saja putri merasa kewalahan.

Usai makan malam putri bersantai di kursi yang ada di tepi kolam renang.

Ting....

Tong...

Restu yang mendengar suara bel langsung melangkah menuju pintu.

“Assalamualaikum,” salam Rafa.

“Wa’alaikumsalam, masuk bang,” ajak restu.

“Iya, putri ada res?,”

“ada, lagi santai di tepi kolam,” sahut restu.

“sendirian?,"

"ngak," jawab restu.

"trus?,"

Restu membisikkan sesuatu pada Rafa, membuat Rafa menarik pelan pundak restu sementara restu sudah cekikikan melihat Rafa kesal.

Restu mengajak Rafa ke ruang keluarga di mana kedua orang tuanya berada.

“malam semua,” sapa Rafa.

“Eh, nak Rafa!, Malam juga silakan duduk,” ucap mommy Ara.

“Ya Tan,”

“Apa kabar om?,” tanya Rafa saat menyalami Daddy Arkan.

“Alhamdulillah sehat, kamu sendiri gimana?,”

“Seperti yang om liat,” jawab Rafa seraya tersenyum pada Arkan.

“Kamu mau menemui putri?,” tanya Arkan Tampa basa basi.

“Hahahah, iya om,”

“Tuh lagi santai di tepi kolam,”

“Ya sudah saya kesana dulu om,Tan,”

“ya,”

Rafa segera menghampiri putri.

“Ngak berasa ya mas, sebentar lagi putri kecil kita sudah mau menikah,” ujar Ara yang bersandar di bahu Arkan.

“Iya sayang, semoga kita selalu sehat untuk melihat anak cucu kita bahagia.

“Aammiin.

Tiba di tepi kolam Rafa melihat putri yang lagi santai ia belum mengetahui jika Rafa sudah berada di dekatnya, dengan usilnya Rafa mengerjai putri.

“Res, jangan usil deh,” ujar putri saat matanya di tutup oleh Rafa dengan tangannya.

Rafa hanya menahan tawanya agar tak pecah.

“Tapi kok aku kenal ya sama bau parfumnya,” gumam putri yang masih bisa didengar oleh Rafa. Lalu ia meraba tangan yang menutupi matanya.

“Pangeran, ih,” ujarnya kemudian.

Cup, satu kecupan nyasar di pipi putri.

“Kamu lagi apa disini?,”

“Ngak ada lagi santai aja, sambil menatap bintang,”

“Oh, aku kira lagi mikirin aku,”  sambung Rafa.

“Hahahaha, pd amat,”

“Harus dong,”

“ada apa datang kesini Tampa memberi kabar dulu,” tanya putri sambil menoleh ke Rafa.

“Ngak ada Cuma mau ngajak kamu jalan-jalan besok, mau ngak?,”

“Seriusss,” tanya putri dengan semangat dan menatap Rafa penuh harap.

“Iya,”

“yes, emang kita mau jalan-jalan ke mana?,”

“Emang kamu mau ke mana?,”

“Gimana kalau kita ke moll, habis itu bioskop?,”

“Oke,”

“My Princess,”

“Hm,” lalu putri menoleh ke arah Rafa?, dengan nakalnya Rafa mengedipkan matanya pada putri.

Bugh....

“dasar genit,” ujarnya setelah memukul lengan Rafa lalu memalingkan wajahnya yang bersemu merah.

“Sebenarnya ada hal yang aku mau omongin sama kamu?,” ucap Rafa.

“Mau ngomong apa?,” tanya putri dan Kembali menatap wajah Rafa dengan serius.

“Senin siang aku mau ke luar kota untuk melihat pembangunan villa di tepi danau di kota M,”

“berapa lama?,”

“Empat hari, tapi aku usaha in biar cepat deh,”

“Ngak usah di paksa in jika ngak bisa, yang penting hati hati dan jaga kesehatan, trus jangan lupa kasih kabar?,”

“Iya sayang,” sahut Rafa sambil memeluk putri dalam dekapannya, putri pun membalasnya dengan melingkarkan tangannya di pinggang Rafa, lama mereka bercerita banyak hal di sana, hingga Rafa memutuskan untuk pulang Karna sudah hampir jam sepuluh malam,. Putri yang mengantar Rafa ke mobil setelah mobil Rafa menghilang ia pun segera masuk rumah dan menuju kamarnya untuk beristirahat.

@

@

@

Pagi harinya....

Usai sarapan putri melajukan mobilnya menuju rumah Ayesha untuk mengunjungi tripel E dan juga Azam pria posesif pada ketiga adik bayinya.

“sayang, Aunty datang," teriak putri saat memasuki rumah Ayesha.

“Aunty jangan teriak nanti dedeknya nangis dengar suara Aunty,” sahut Azam cemberut

“masa sih, suara Aunty kan bagus kek penyanyi,” sahut putri sambil menoel dagu Azam.

“Iya bagus kalau lagi diam,” sambung Azam lalu ia berlari dari hadapan putri, Karna takut di amuk oleh Auntynya itu.

“Azammmm, Aunty bawa pulang satu adiknya,” ancam putri.

“Jangannnn, azam mintak maaf ya Aunty putri yang baik hati,”

“Ngak, Aunty bawa embun ya,”

“jangan Aunty,” pinta nya lagi.

“Kalau ngak boleh bawa embun, Aunty bawa Erlangga atau Elang aja ya,” sahut putri yang masih menggoda azam.

“Aunty hiks....hiks....,”

“Lah kenapa nangis sayang?,” tanya Ayesha yang baru datang Karna mendengar suara cempreng Azam yang berteriak.

“Aunty mau bawa embun mi,” Adunya pada Ayesha.

“udah ngak usah nangis, Aunty ngak akan bawa Embun kok,”

“Tripel E mana kak?,”

“Tidur, habis minum asi,”

"yaaaah, gagal dong ganggu tripel E,"

“Azam sini sayang, Aunty ngak akan bawa siapa siapa kok, tapi kalau Azam mau Azam aja ya yang ikut Aunty,” ucapnya sambil mengedipkan matanya pada Azam.

“Ngak, Azam disini jaga tiga adik baby dan mimi saat papa berangkat kerja,” ucapnya dengan gaya berlagak seperti super Hiro membuat gelak tawa Ayesha dan putri pecah.

“ya...ya...Azam memang Abang yang terbaik deh,” puji putri lalu tak lupa mengecup pipi gembul Azam.

“Bukan Abang tapi uda Azam, disingkat Dazam, Erlangga baru di panggil Abang,” ujar Ayesha.

“Wah keren, Dazam,” goda putri.

“Aunty ih,” ujarnya lalu sembunyi di belakang Ayesha, sebab malu di goda oleh Putri

Lama putri di rumah Ayesha, Ares mengajak Ayesha pindah kerumah yang ia hadiahkan waktu nikah dulu yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah mommy Miranda, setelah mendapat persetujuan dari kedua orang tua Ayesha mereka langsung pindah kerumah baru mereka.

Obrolan mereka terhenti saat dering ponsel putri, ternyata panggilan dari Rafa yang mengajak sang belahan jiwa makan siang bersama.

@

@

@

Usai makan siang bersama kini Rafa mengajak putri ke bioskop untuk menonton. Tampa sengaja melihat Dara lagi asik dengan seorang pria, ide usil terbit di kepala Rafa tapi putri yang dapat melihat gelagat aneh Rafa dengan cepat menarik tangan Rafa agar tak membuat kegaduhan dengan Dara.

“Pangeran, jangan macam macam deh,” omel putri.

“Hahahaha, bentar doang ya, aku mau balas dendam sama tuh dara,” pintanya lagi.

“Ngak ada,” tegas putri.

“Tapi my pri.....,” ucap Rafa Ter henti saat telunjuk putri sudah melekat di bibirnya.

“Ya udah deh yuk jalan,” ucap Rafa dengan wajah lesunya.

Putri tersenyum melihat wajah lesu Rafa.

“wajahnya biasa aja dong,” ucap putri di barengi senyuman.

“Ih, kamu mah ngak asik, aku tuh mau lakuin apa yang ia lakuin dulu waktu aku pede sama kamu,” sahut Rafa.

Putri teringat kejadian waktu di pantai, saat dara datang dan berlagak seperti seorang kekasih.

“Jadi marah ni ceritanya,”

“Ngak kok, sekarang kita mau kemana nih?,” tanya Rafa

“beli escrim,”

“Yuk,”

Dua sejoli yang lagi di mabuk kasmaran itu lagi asik asiknya menikmati waktu berdua, terutama putri yang sudah lama tak memiliki waktu untuk sekedar refreshing, dan sekarang ia seakan balas dendam, Rafa yang sudah kelelahan mengikuti setiap kemauan putri tapi dia juga menikmati senyum bahagia sang kekasih hati.

💞 💞 💞 💞 💞

Assalamualaikum.

Hay, Reader semua apa kabar semoga selalu dalam keadaan sehat wal’Afiat ya, yang nanya kapan novel Putri dan Rafa di Up, nah ini sudah up jangan lupa 👉 ⭐⭐⭐⭐⭐ dan 👍 komen serta vote ya.

😘😘😘

Wasalam...🙏🙏🙏

2. Main ke rumah Ayesha.

^^^Jangan lupa 👉 ⭐⭐⭐⭐⭐^^^

Pagi harinya.

Putri yang tak masuk kantor pun bermalas-malasan bangun pagi, bahkan buat sarapan bersama keluarganya pun ia Enggan bangun.

Selesai sarapan pagi restu segera berangkat sekolah, sedangkan Arkan dan Ara bersantai di ruang keluarga.

“Sepi ya mas, ngak ada anak anak?

“Iya, maunya kita bikin lagi nih biar rumah ngak sepi,” ujar Arkan sambil merangkul bahu Ara.

Ara yang geram mendengar kalimat Arkan pun langsung mencubit pinggang sang suami, membuat Arkan menjerit sakit.

“Kira-kira dong, mau cubit perih ni,” omel Arkan sambil mengusap-usap bekas cubitan Ara.

“Makanya jangan ngomong asal,” jawab Ara ketus.

“Hahahaha, eh iya putri kok belum bangun?,”

“Masih tidur kali mas, ya sudah aku liat dulu takutnya dia kenapa Napa,”

“Hm....,"

Cup, Arkan menyambar bibir mungil Ara, sebelum sang istri berdiri.

“Ih, malu mas,”

“Malu, apa masih mau,” tanya Arkan sambil menggoda Ara.

Ara mencebekan bibirnya setelah itu ia menuju kamar putri.

Ceklek...

Ara melihat sang putri masih bersembunyi di bawah selimut ternyamannya. Ara pun segera menghampiri putri dan meraba keningnya takutnya sang anak kurang sehat.

“Alhamdulillah ngak panas,”

“sayang bangun,” ujar Ara sambil mengusap rambut putri.

“Hm...,” sahutnya tapi masih Enggan membuka mata Karna usapan lembut di kepalanya membuat ia nyaman.

“Nak bangun udah siang nih,” ujar Ara lagi yang masih mengusap kepala Putri.

“Ya mom,” namun bukannya bangun tapi malah meletakan kepalanya di paha Ara.

“sayang ayo bangun, trus mandi dan jangan lupa sarapan,” ujar Ara yang masih betah mengusap kepala putri.

“sebentar mom, aku pingin seperti ini,” sahutnya.

“ya sudah, habis kamu sarapan nanti gimana kalau kita main ke rumah Ares,” ujar Ara memancing agar putri mau bangun.

“Hm...,” sahut putri sambil menganggukkan kepalanya.

Tapi masih betah berada di pangkuan Ara. Tak lama ia pun bangun.

“Oke, aku mandi dulu,” jawabnya berbinar lalu mencium pipi Ara, setelah itu ia segera lari ke kamar mandi. Ara hanya menggeleng kepala melihat tingkah anak gadisnya itu.

Ara kembali keruangan keluarga di mana sang suami berada.

“Mas,” panggil Ara saat sudah tiba di ruang keluarga.

“Hm,” jawab Arkan sambil menoleh pada sang istri.

“Kita main ke rumah Ares yuk,”

“Sekarang?,”

“Bukan, tapi nanti setelah putri selesai sarapan,” ucap Ara lalu duduk di samping Arkan.

“Boleh deh,” jawab Arkan lalu merangkul Ara, Ara pun merebahkan kepalanya di bahu Arkan.

@

@

@

Di dalam perjalanan menuju rumah Ares, putri merebahkan kepalanya di bahu sang Daddy sedangkan Ara duduk di sebelah kiri Arkan.

“Dad, mom, boleh ngak aku jalan- jalan keluar negeri?,”

“Mau ke mana?,” Tanya Arkan.

“Belanda,”

“jauh nak, Singapura aja yaa,” tawar Ara.

“mom,” ucapnya dengan muka memalas, Karna tak pernah mengizinkan anak-anaknya bepergian jauh, walaupun Ares sekalipun tak pernah dapat izin, Karna ia takut akan terjadi sesuatu pada anaknya nanti.

“Boleh, tapi kita pergi berempat ya,” sambung Arkan yang mengerti akan perasaan putri dan Ara.

“Berempat,” ulang putri, dengan pikiran bingungnya.

“Iya, berempat sama restu, dia kan sudah mau ujian tuh,”

“Baiklah, berarti bulan  depan ya Dad?,”

“iya sayang,” ucap Arkan sambil mengusap kepala putri dan tak lupa mencium puncak kepala sang anak.

“Yes, makasih dad,” ucapnya seraya mencium pipi Arkan.

Tak terasa mobil yang di kendarai oleh Roy sudah tiba di halaman rumah Ares. Tampa menunggu lama putri segera turun dan berlari masuk ke dalam rumah tersebut.

“Liat anak mu mas, masih seperti anak kecil,” ucap Ara sambil menggelengkan kepala melihat tingkah putri yang mirip seperti Azam pikirnya.

“Anak kita sayang jangan lupa itu, kalau aku sendiri mana jadi dia,” sahut Arkan seraya terkekeh.

“is, dasar mesum,” sambung Ara dengan wajah yang sudah memerah karna malu.

Arkan hanya ngakak melihat tingkah istrinya.

“Opa, Oma, Azam kangen,” teriaknya sambil berlari ke arah Ara. Ara pun segera berjongkok menyambut pria kecil nan tampan itu.

“Kalau kangen main dong ke rumah Oma,” ucap Ara seraya mencium pipi azam.

“Belum bisa Oma,” dedek nya ngak bisa di ajak,”

“Oh iya ya, Oma lupa,”

“apa kabar mom, dad,” ucap Ayesha lalu menyalami kedua mertuanya itu, kalau putri jangan di tanya lagi ia sudah berada di dekat tripel E.

“Alhamdulillah, kami sehat,” ujar Ara.

“Kamu sendiri apa kabar nak?, Apa tripel E rewel malam hari?,”

“Alhamdulillah, Ay sehat mom, Cuma embun yang rewel malam hari sering ajak papanya begadang,” ujar Ayesha sambil tersenyum.

“Wah, benarkah cucu Oma ini suka ajak papanya begadang,” ujar Ara sambil mengendong Embun.

Arkan yang melihat ketiga cucunya yang begitu imut dan mengemaskan membuat ia tak sabar untuk mengendong Erlangga.

“Wah, tampan sekali cucu opa,” ujar Arkan lalu mencium pipi Erlangga.

Mereka asik bermain dengan tripel E dan tak lupa pula putri mengusili Azam, hingga suasana pagi ini begitu hangat dan menyenangkan bagi Arkan dan Ara. Ayesha pun tersenyum melihat kedua mertuanya begitu bahagia melihat tingkah lucu Azam walau Azam bukan cucu kandung mereka tapi Azam mendapatkan kasih sayang yang tulus dari semua keluarganya baik itu dari keluarga mertuanya maupun keluarganya sendiri.

Drt....drt....

Putri tersenyum saat melihat nama penelpon.

“assalamualaikum?,”

“wa’alaikum salam,”

“Kamu lagi dimana?,”

“Nih lagi dirumah kak Ayesha, kenapa?,”

“Aku mau bilang jam dua nanti aku sudah berangkat tapi sebelum itu bisa ngak kita makan siang bareng?,”

“Bisa, dimana,”

“Di restoran xx, aku tunggu ya,”

“Ya baiklah, aku segera kesana,” jawab putri.

Ya...yang menelpon adalah Rafa, untuk mengajak kekasih hati makan siang sebelum ia berangkat keluar kota.

“Mom, dad, aku keluar ya mau jalan sama Rafa?,”

“Hm, ya hati-hati,” sahut Ara.

“Ya mom,”

“Kak aku pamit ya,”

“Ya, tiati dek,”

“Ya,”

Setelah mencium semua pipi ponakannya putri pun segera pergi dari rumah Ayesha di antar oleh sopir pribadi Ayesha, Karna Arkan dan Ara pun akan pamit pulang.

“Ay, mommy sama Daddy pamit dulu ya, titip salam sama Ares,” ujar mommy Ara sambil memberikan embun pada Ayesha.

“iya mom, nanti Ay sampaikan,” jawabnya.

“Azam, Oma sama opa pulang dulu ya,”

“Iya Oma,” jawabnya dan tak lupa menyalami kedua paruh baya itu.

Ayesha mengatar kedua mertuanya sampai depan, setelah mereka naik mobil Azam melambaikan tangan pada kedua orang tua papanya.

“Azam ngak tidur siang nak?,” tanya Ayesha.

“Ngak ngantuk mi,”

“Ya sudah kita ke kamar Dede bayi,”

“Yuk mi,”

@

@

@

Jangan lupa 👉 ⭐⭐⭐⭐⭐ dan 👍 komen serta vote ya.

😘😘😘

Wasalam...🙏🙏🙏

 

3. Oma sakit

Tiba di restoran yang di sebut Rafa, putri langsung mencari keberadaan Rafa, dengan sengaja Rafa melambaikan tangannya.

“Sudah lama menunggu?,” Tanya putri saat dirinya sudah duduk di depan Rafa.

“Belum, makanan aja belum datang,”

“Oh, berangkat jam berapa?,”

“Jam tiga, nanti antar aku ke bandara ya,”

“Ya,”

Obrolan mereka terhenti saat pelayan datang membawa makanan, putri tertegun melihat makan di meja, Karna Rafa hafal betul apa yang ia suka dan tak suka.

“Nih, cobain udang saus pedasnya,” ujar Rafa sambil menyuapi putri.

“gimana, enak?,” tanya Rafa setelah satu suapan lolos ke mulut putri.

“Enak, mungkin Karna kamu yang suapi,” ujar putri seraya tersenyum.

“hehehehe, iya kali, dasar gombal,” sambung Rafa membuat putri terkikik geli.

@

@

@

Usai makan siang yang penuh canda serta tawa, kini putri dan Rafa segera ke bandara.

“Nanti setelah tiba di sana jangan lupa kasih kabar, dan satu lagi jaga mata jaga hati, ingat Karna ada yang merindu di sini,” ujar putri setelah tiba di bandara.

“Iya My Princess, aku akan ingat semua pesan mu, ya sudah aku berangkat dulu,”

Cup....satu kecupan mendarat di dahi putri.

“Langsung pulang ya, nanti aku kabari jika sudah mendarat disana,”

“Iya,”

Setelah Rafa pergi putri pun langsung pulang ke rumah Karna hari semakin sore dan ia juga sudah merasa gerah.

“antar aku ke rumah ya pak,” ucap putri pada sopir pribadi Rafa.

“Baik nona,”

Saat perjalanan pulang putri melihat seseorang yang sangat ia kenal, pria itu lagi santai di sebuah cafe dengan seorang cewek karna duduknya dekat jendela serta menghadap ke jalan membuat putri dapat melihat dengan jelas pria itu.

“Hehehe, ada mainan baru nih,” ujarnya.

Tiba dirumah putri langsung menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang sudah merasa tak enak Karna keringat.

Usai dengan kegiatannya dikamar ia segera turun untuk mencari sang mommy.

“Mom,” teriak putri saat berada di ruang tengah.

“Bik, lihat mommy ngak,” tanyanya saat berpas-pasan dengan baik Wanti.

“Non Ara di kamar nyonya,”

“oma kenapa bik?,” tanya putri dengan wajah khawatir.

“Ny......,” belum sempat bik Wanti menjawab putri sudah kabur dulu menuju kamar mama Ara.

Kesehatan mama Ara akhir akhir ini menurun, itu yang membuat Ara sangat khawatir.

“Mom,” ujar putri saat berada di kamar mama Ara.

“Oma kenapa?,”

“Oma tadi pingsan di kamar mandi,”

“Oma, apa yang Oma rasakan?,” tanya putri sambil menyentuh tangan wanita paruh baya itu.

“Oma Cuma pusing sedikit,”

Tak lama Arkan datang bersama dokter keluarga.

“Cepat periksa mama saya,” ujar Arkan.

“Ya,”

Ara merasa cemas, hingga ia meremas jari-jarinya.

“Yang sabar ya, semoga mama ngak kenapa-napa,” bisik Arkan di telinga Ara.

“Hm...semoga saja,”

“Bagaimana keadaan mama saya dok?,” tanya Ara.

“Tekanan darahnya naik, dan juga asam lambungnya sebaiknya kita bawa ke rumah sakit agar bisa di tangani lebih lanjut,”

“Ma, kita ke rumah sakit ya, biar mama cepat sehat,” bujuk Ara sambil mengusap- usap lengan mamanya.

“Mama menurut saja nak,” jawab mama Ara dengan lemah.

“Ayo dad bantu angkat mama,” pinta Ara.

“Ngak usah, mama duduk di kursi roda saja, bantu mama berdiri nak,” pintanya lagi.

Ara segera membantu mamanya berdiri dan dengan cepat putri mengambil kursi roda yang ada di samping ranjang sang Oma.

“Biar aku yang dorong mom,” ujar putri.

“Hm...ya,”

Tiba di teras rumah bertepatan dengan restu yang baru pulang sekolah, ia kaget melihat omanya serta ada dokter keluarga juga disana.

“Oma kenapa mom,”

“oma kurang sehat, kamu ganti baju sana nanti susul mommy ke rumah sakit ya,”

“Iya mom,”

Setelah semuanya masuk ke mobil Arkan melajukan mobilnya menuju rumah sakit milik keluarganya, Ara yang selalu berada di samping mama merasa sangat cemas. Matanya berkaca-kaca ia takut jika terjadi sesuatu pada mamanya.

Tiba di rumah sakit, dibantu perawat mama Ara di bawa keruang UGD. Untuk penanganan pertama.

Tak setelahnya mama Ara di bawa keruang rawatan.

Pikiran Ara melayang jauh saat di tinggal papanya, apa sudah saatnya sang mama menemui papanya pikir Ara, tapi ia belum sanggup untuk kehilangan mama.

“Sayang, panggil Arkan membuat Ara terlonjak kaget dan segera menghapus air matanya.

“Jangan sedih, kita doakan yang terbaik buat mama,”

“Iya mas, putri mana?,”

“Lagi keluar beli makanan,”

“ma, panggil Ara saat melihat mata mamanya terbuka.

“haus,” ujar mamanya seakan tak terdengar.

Dengan cepat Ara mengambil kan minuman yang ada di nakas samping mamanya. Mama Ara pun menyeruput air meneral yang disuguhkan Ara padanya.

“Makan dulu ma, dan setelah itu mama harus minum obat,” ujar Ara.

“Ya nak,”

Berselang tak lama datang Ayesha dan Ares ke ruang rawat mama Ara.

“Mom, panggil Ares,”

Ara menoleh dan melihat anak dan mantunya.

“Kamu disini nak?, Si kembar siapa yang tinggal?,”

“Ada mommy disana,” sahut Ayesha.

“Bagaimana keadaan Oma mom,” tanya Ares.

“Udah agak mendingan, tekanan darahnya sudah mulai normal,”

“Ah syukurlah, Oma maafkan Ares Karna belum bisa sering main ke rumah, cepatlah sembuh,”

“Ares, kamu disini nak?,”

“Iya, ini Ares,”

“Oma senang kamu kemari nak,”

“Maaf kan Ares Oma,”

“Oma ngerti kok, jadi jangan merasa bersalah,”

“Ares, Oma berpesan jika umur Oma tak panjang lagi tolong jaga mommy kamu ya serta adik-adik kamu, hanya kalian lah yang di punya mommy mu saat ini, ia tak punya saudara atau kerabat dekat lainnya,” ujar mama Ara pelan di samping Ares.

“Iya, Ares janji akan jaga mommy dan adik-adik, Oma jangan berkata seperti itu, cepat lah sembuh Karna tripel E ingin main dengan nenek buyutnya,” ujar Ares.

“Ya, Oma pasti akan sembuh,” jawab sambil tersenyum pada Ares.

Setelah mama Ara tidur, mereka asik bercerita untuk menghibur Ara yang lagi sedih.

“Makan dulu mom, dari tadi mommy belum makan loh,” ucap putri.

“Mommy, belum lapar?,”

“Makan sedikit saja sayang, biar nanti kamu punya tenaga buat jaga in mama,” jawab Arkan.

“Tapi...,”

“ayo lah mom, Ares sudah bawakan makan kesukaan mommy,” potong Ares cepat.

Ara menghembuskan nafasnya pelan lalu melirik semua orang yang ada di ruangan itu, dan akhirnya memutuskan untuk makan sedikit.

@

@

@

Pagi harinya.....

Putri memasak makan bersama bik Wanti, untuk di bawa ke rumah sakit Karna tadi malam ia dapat telpon dari Ares jika mommy hanya makan sedikit, Karna tak mau sang mommy sakit juga ia pun memutuskan membawa makanan dari rumah.

Drt....

Drt....

Wajah yang tadi lesu kini menjadi segar kembali saat melihat nama penelpon di ponselnya.

“Assalamualaikum,”

“waalaikum salam, kamu lagi di mana?.

“dirumah, danbentar lagi mau berangkat ke rumah sakit,”

“Siapa yang sakit?,”

“Oma, kemaren sore di bawa kerumah sakit, tapi sekarang sudah mulai membaik,”

“Eh, syukurlah, pantas semalam aku telpon ngak di angkat ya,” tanya Rafa.

“Hehehe, maaf aku ketiduran, udah aku miscol tapi nomor mu ngak Atif, sambil nunggu telpon darimu aku ketiduran,”

“Ya maaf, ponsel habis baterai, ya sudah aku tutup dulu telponnya nanti siang aku hubungi lagi, titip salam sama Oma,”

“Ya hati-hati di jalan,”

Setelah sambungan telpon putus, putri segera mencari bik Wanti.

“Bik, bantu masukkan makan ke dalam kotak ya, aku mau mandi bentar,”

“Iya non,” jawab bik Wanti, dan setelah itu putri segera menuju kamarnya.

@ @ @ @ @

Jangan lupa kasih dukungannya Author ya...

Dengan cara like komen, serta vote.

Makasih sebelumnya.....

 

Wasalam....

 

 

 

 

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!