NovelToon NovelToon

Gadis Munafik Milik Elang

Arabella

Arabella satya adiguna adalah putri angkat dari pasangan Satya adiguna dan Mira adiguna. Anak yang di ambil oleh pasangan suami istri kaya raya dari sebuah panti asuhan 20 tahun yang lalu saat ia berumur 6 tahun. Gadis cantik yang ditinggal sebatang kara oleh kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan, dan harus berakhir di panti asuhan Kasih Ibu.

Satya dan Mira sudah lebih dari 10 tahun menikah tapi belum juga di karuniai buah hati. Sehingga muncul niat mereka untuk mengadopsi salah satu anak tidak beruntung di panti asuhan. Saat Mira melihat gadis kecil berambut panjang duduk sendirian dengan tatapan mata kosong membuat Mira dan Satya langsung jatuh cinta kepadanya.

"Hay anak cantik, mau boneka?" Mira memberikan sebuah boneka beruang kecil berwarna coklat.

Gadis kecil itu mengangguk lalu dengan ragu menerima boneka yang lucu itu.

"Nama tante Mira, nama kamu siapa?" Tanya Mira memberikan senyuman yang indah.

Gadis itu hanya diam, lalu menggeleng menatap Mira dengan matanya yang jernih.

"Kalau begitu, mulai saat ini nama kamu Bella, Arabella oke?" Gadis yang di beri nama Bella oleh Mira itu pun mengangguk.

"Pinter. Terus kamu mau nggak ikut sama tante. Nanti tante akan jadi teman bermain kamu setiap hari, terus tante akan ajak kamu jalan-jalan kemanapun kamu mau. Mau ya?" Bella menatap Mira dalam.

"Kalau mau cari Ayah sama Ibu tante mau temani Bella?" Suara kecil yang kata ibu panti tidak pernah terdengar itu kini menyapa telinga Mira.

"Tentu saja. Tapi dengan satu syarat. Kamu harus janji panggil tante mama dan om yang ada di sana, papa. Oke?" Mira menunjuk suaminya yang sedang menatapnya dari jauh bersama ibu panti.

Bella tersenyum lalu mengangguk polos.

"Sekarang ikut mama sama papa pulang ya, habis itu kita mulai cari ayah sama ibu Bella" Mira meraih tangan kecil itu, bahkan terlalu kecil di genggaman Mira. Bella tersenyum bahagia menjemput bahagia yang di janjikan Mira. Namun Bella kecil tidak tau bahwa malaikat tak bersayap yang baru saja menjemputnya hanya bisa menjaganya untuk sementara waktu, sebelum Bella kembali menghadapi pahitnya hidup dalam kesendirian.

***

Sudah bertahun-tahun berlalu kini Bella tumbuh menjadi gadis remaja yang pintar dan ceria. Wajah cantiknya banyak di kagumi gadis-gadis seusianya. Bella hidup dalam kemewahan tidak menjadikan dirinya sombong, karena didikan Mira dan Satya, Bella bisa menjadi gadis dermawan dan mandiri. Bella sangat menyayangi kedua malaikat penolongnya itu, bahkan Bella melupakan keinginannya untuk mencari Ayah dan ibunya yang telah meninggal.

Tapi semua kebahagiaan itu harus berakhir saat Mira dan Satya terlibat sebuah kecelakaan yang menewaskan keduanya. Kini Bella harus kembali hidup seorang diri di usianya yang menginjak 16 tahun. Satya memang meninggalkan warisan yang melimpah untuk putri angkatnya itu. Namun bagi Bella, itu semua tak berarti tanpa kehadiran malaikatnya.

Kini malaikat itu telah pergi, mereka tidak memberikan sayap kepada Bella untuk terbang menyusul mereka. Justru meninggalkannya seorang diri di saat Bella sudah mulai melupakan kenangan buruknya.

Kehidupan Bella berubah drastis dari gadis yang ceria dan disukai banyak orang. Menjadi Bella yang dingin dan acuh, sehingga tak ada seorangpun yang mau berteman dengannya. Hanya ada satu orang di dunia ini yang masih menyayanginya layaknya Maya, yaitu Nadia. Teman sekaligus tetangga Mira. Nadia juga sudah menganggap Bella sebagai putrinya sendiri. Bahkan Nadia tak pernah percaya tentang kabar di luar sana yang mengatakan sikap buruk Bella. Karena baginya Bella adalah putrinya walaupun putranya sendiri sangat membenci Bella.

Kenapa Bella bisa berubah menjadi gadis dingin, angkuh, kejam dan acuh?

Lalu kenapa semua orang sangat membenci Bella? Bahkan orang yang dulunya mengaku sahabat kini pergi dari sisinya.

Bahkan seorang Elang bahuwirya, putra semata wayang Nadia juga sangat membenci Bella. Dibalik sikapnya yang dingin, kata-kata pedas sering keluar dari mulutnya untuk Bella. Kebencian Elang kepada Bella semakin memuncak saat Bella dengan sengaja menjebak Elang yang membuat mereka harus berakhir dengan sebuah ikatan.

Apa alasan Bella melakukan semua itu pada Elang?

Mampukah Bella bertahan dan melewati semua ini seorang diri? Di saat orang-orang ingin menjatuhkannya.

Atau Bella harus menyerah dengan takdirnya?

Mari ikuti perjalanan Bella yang di sebut Elang sebagai gadis munafik.

-

-

-

-

Jangan lupa like dan berikan komentar yang membangun, happy reading😘

Semua yang ada di dalam karya ini adalah murni karangan author sendiri, jika ada kesamaan tokoh atau yang lainnya maka semua tidak didasari kesengajaan. Terimakasih

1

"Apa yang telah kita lakukan?" Elang sangat terkejut karena di saat ia membuka matanya ada seorang wanita tidur di sampingnya dalam keadaan sama-sama tanpa busana.

Wanita itu dengan santainya merapihkan rambutnya panjangnya yang berantakan.

"Harusnya tanpa bertanya pun kau tau apa yang telah terjadi. Jika kau pintar!!" Kata wanita itu dengan wajahnya yang tetap datar.

"Kau menjebak ku?" Geram Elang.

"Menurutmu?" Jawab wanita itu acuh tak acuh.

"Kau memang wanita g*la, bukankah kau tau besok aku akan menikahi Marisa, adik sepupumu sendiri!!"

"Aku tidak peduli, semua sudah terjadi. Mau tidak mau besok yang harus kau nikahi bukan Marisa tapi aku!!" Jawab wanita itu dengan santai menanggapi umpatan dari Elang.

"Aku tidak sudi menikahi mu!!" Suara Elang tegas dan menekan.

Wanita itu mengedikkan bahunya lalu mengambil ponselnya. Memutar sebuah video pergulatan mereka tadi malam yang membuat Elang semakin membenci wanita itu. Wanita itu menjauhkan ponselnya saat Elang mencoba meraihnya.

"Dasar wanita berhati batu. Tidak heran jika semua orang membenci wanita angkuh dan sombong sepertimu!!" Umpatan demi umpatan keluar dari mulut Elang untuk wanita di sampingnya.

"Sudah tau kan apa yang harus kau lakukan? Besok kau harus mengganti calon pengantin mu jika tidak ingin Bunda dan perusahaan mu hancur dalam satu malam" Ucap wanita itu menutupi tubuhnya dengan selimut, lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.

"Apa tujuanmu melakukan ini semua?" Kini Elang menurunkan nada bicaranya.

"Karena aku tidak ingin Marisa menikah denganmu!!" Jawab Bella dengan wajahnya yang selalu datar tanpa ekspresi. Kemudian meninggalkan Elang menuju kamar mandi.

"AKU MEMBENCIMU ARABELLA!!" Teriak Elang dark luar. Sementara wanita itu, ah iya, Bella tersenyum miring mendengar kalimat teriakan dari Elang. Benar, wanita itu adalah Bella, wanita angkuh yang di benci banyak orang, bahkan orang-orang terdekatnya satu per satu pergi menjauhinya.

-

Elang mengusap wajahnya kasar. Ia merasa hidupnya hancur dalam satu malam di tangan Bella, wanita yang sangat di bencinya. Elang juga tidak tau pasti kenapa ia sangat membenci Bella, yang jelas Elang tidak suka dengan wanita angkuh, apatis dan berhati batu seperti Bella.

Besok seharusnya hari bahagianya bersama wanita yang sangat ia cintai. Di usianya yang ke 28 tahun ini Elang akan menikahi kekasihnya setelah tiga tahun menjalin hubungan dengan wanita periang dan manja itu. Namanya Marisa wanita berusia 26 tahun adik sepupu dari Bella, atau lebih tepatnya keponakan Mira, orang tua angkat Bella, wanita yang telah menjebak Elang dengan akal liciknya.

"Apa yang harus aku lakukan? Apa yang akan aku katakan pada Marisa?" Elang masih saja bergelut dengan pikirannya sementara Bella sudah rapi dengan pakaian yang ia kenakan tadi malam. Bella tak mempedulikan Elang yang terus saja menatapnya dengan tatapan kebencian. Wanita berusia 26 tahun itu mengambil tasnya di atas nakas kemudian berlalu begitu saja.

Kaki jenjang Bella melangkah meninggalkan Elang di kamar hotel yang menjadi saksi jebakan Bella tadi malam.Tapi sebelum Bella membuka pintu Bella berbalik menatap Elang.

"Segera putuskan hubungan mu dengan anak manja itu atau aku sendiri yang akan memberikannya kejutan dengan video berc*nta kita" Dengan gayanya yang angkuh Bella mengancam Elang, si tampan dari kutub utara.

Elang tidak menyahut ancaman Bella tadi. Matanya sudah memerah menahan amarahnya. Tangannya mengepal kuat siap untuk meremukkan semua lawannya.

"Jika saja Bunda tidak terlampau menyayangimu. Sudah ku pastikan aku akan membuang mu!!" Gumam Elang dengan segala amarahnya.

***

"Bella, kamu dari mana saja? Kenapa semalam tidak pulang?" Marisa menyambut kedatangan Bella.

Marisa adalah anak Mirna, adik tiri dari Mira. Semenjak kepergian Mira, Mirna dan Marisa tinggal di rumah itu sebagai wali dari Bella. Karena saat kecelakaan itu Bella masih berusia 16 tahun jadi masih membutuhkan seorang wali.

Mira dan Satya sudah menuliskan surat wasiat jauh sebelum kecelakaan itu terjadi, apabila mereka meninggal maka semua hartanya akan jatuh ke tangan Bella dengan syarat setelah anaknya itu menikah. Dan selama pernikahan itu belum terjadi Mirnalah yang datang mengajukan dirinya menjadi wali dari Bella, dan hingga saat ini Bella berusia 26 tahun, mereka masih setia menemani Bella di rumah itu.

"Bukan urusanmu!!" Jawab Bella angkuh seperti biasanya. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Marisa yang terlihat sedih mendengar jawaban acuh dari Bella.

Bella merebahkan dirinya di ranjang king sizenya. Entah apa yang ada didalam pikirannya kali ini. Tatapan matanya kosong menatap langit-langit kamarnya. Jika biasanya keadaan hati seseorang mudah terbaca hanya dengan menatap matanya, tapi berbeda dengan Bella. Sorot mata yang dingin miliknya mampu menutupi semua yang ada pada dirinya.

"Besok akan menjadi hari yang melelahkan bukan? Maka biarkan aku beristirahat terlebih dahulu" Gumam Bella memejamkan mata cantiknya tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.

***

Sedangkan di kediaman Elang, rumah mewah yang tepat berada di sebelah rumah Bella. Nadia sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan putra semata wayangnya.

"Elang, dari mana saja kamu Nak? Kenapa semalam tidak pulang? Ponsel kamu juga tidak bisa dihubungi. Semalam Marisa panik cari kamu loh" Nadia sudah memberondong Elang dengan pertanyaan.

"Elang ada urusan Bun, ponselnya mati karena habis baterai" Jawab Elang dengan lesu.

"Ya sudah sekarang sarapan dulu yuk" Ucap Nadia, Ibu sekaligus Ayah bagi Elang. Maka dari itu, Elang tidak pernah bisa menyakiti perasaan Nadia, karena wanita hebat itulah yang sudah membesarkan Elang seorang diri setelah Ayah Elang meninggal saat umur Elang baru 10 tahun.

"Elang mandi dulu aja Bun" Ucap elang.

"Baiklah Bunda tunggu disini" Senyuman Nadia yang mampu menenangkan hati Elang.

Saat Elang kembali ke meja makan, calon istrinya sudah menunggu di sana bersama sang Bunda. Sungguh pemandangan yang menyejukkan bagi Elang, ia sudah bisa membayangkan mulai besok akan melihat hal seperti ini setiap hari jika saja kejadian semalam tidak pernah terjadi.

"Sayang, sini sarapan dulu. Aku ambilkan ya?" Marisa dengan senang hati melayani calon suaminya itu.

"Iya" Jawaban singkat dari Elang.

Mereka bertiga menikmati sarapan dengan diam. Karena Nadia tidak suka berbicara saat sedang di meja makan. Hal itu sudah biasa bagi Elang dan Marisa. Di tambah lagi Elang yang memiliki sikap dingin dan irit bicara membuat keheningan sudah lah yang wajar bagi mereka. Elang memang mencintai Marisa namun sikap dinginnya tidak pernah mencair walau dengan kekasihnya itu.

"Kita harus bicara!" Ucap Elang setelah mereka menyelesaikan sarapannya.

"Bunda, ica bicara sama Elang dulu ya" Pamit Marisa kepada Nadia, calon ibu mertuanya.

"Iya ca" Jawab Nadia dnegan senyum lembutnya.

-

Elang membawa Marisa ke taman yang berada di antara rumahnya dan rumah Bella. Elang merasa ini saatnya memberitahu Marisa tentang kejadian semalam, dan mencari solusi yang terbaik untuk masalahnya.

"Ada apa sayang?" Marisa bergelayut manja di lengan Elang.

Sebelum Elang membuka suaranya ia menerima sebuah pesan masuk dari nomor asing. Elang membuka sebuah file yang ternyata video yang sama saat Bella memperlihatkan padanya tadi pagi. Tak ingin Marisa melihatnya Elang langsung menutup Video itu.

"Sayang kenapa sih kamu aneh banget hari ini? Semalam juga kemana? Kamu tau nggak kan kalau aku bingung cari kamu kemana-mana. Aku cinta sama kamu Elang. Aku ngga mau kamu kenapa-napa!!" Ucap Marisa dengan lembut.

"Maaf, aku ada sedikit urusan dan ponselku mati jadi tidak bisa menghubungimu" Elang mengusap rambut Marisa.

"Aku takut kehilangan kamu, besok adalah hari bahagia kita. Rasanya mau mati saja kalau sampai hari ini kamu belum pulang"

"Jangan bicara seperti itu. Ak_" Ponsel Elang berdering, panggilan dari nomor yang tadi mengirimnya sebuah video.

"Aku angkat telepon dulu" Elang sedikit menjauh dari Sesa.

Elang menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Sudah kau katakan pada gadis manja mu itu?Atau perlu aku bantu?" Suara Bella di seberang telepon.

"Besok aku dengan terpaksa akan tetap menikahi mu. Tapi jangan pernah katakan apapun padanya!!" Ucap Elang tak kalah sengit.

"Oke, aku ikuti kemauan mu. Jangan mencoba menipuku. Ngomong-ngomong kalian serasi sekali dengan warna baju yang sama"

Tut..

Elang melihat warna bajunya lalu melihat Marisa yang tak jauh darinya. Ia baru sadar jika baju mereka berwarna senada. Tapi Elang heran darimana Bella melihatnya saat ini. Elang mengedarkan pandangannya, dan mata Elang akhirnya bersibobok dengan mata dingin milik Bella. Gadis cantik itu berada di balkon kamarnya, yang berhadapan langsung dengan taman tempat Elang dan Marisa berdiri saat ini.

-

-

-

-

Happy reading, jangan lupa like dan komentarnya untuk mendukung karya ini. Terimakasih😘😚

2

Pagi ini di kediaman Bella sudah bising oleh suara ibu dan anak yang terlalu heboh menyambut hari bahagia mereka. Marisa dan ibunya sedang bersiap menuju hotel tempat diadakannya pernikahan Marisa.

Bella menuruni anak tangga dengan angkuhnya. Ia sudah rapi dengan dress selutut dan tas jinjingnya. Bella tidak mempedulikan tatapan tidak suka dari kedua benalu itu.

"Bella kamu kok belum siap-siap, kita harus ke hotel sekarang. Kamu harus ada di sana saat aku resmi menikah dengan Elang nanti" Marisa heran kenapa Bella masih menggunakan piyama tidurnya, dan bukan bersiap seperti yang di lakukan Marisa dan Mirna.

"Itu tidak penting!!" Ketus Bella.

"Ya sudah kita duluan ke hotel saja Ca, biar Bella nanti menyusul. Ini udah mepet banget waktunya. Kita bisa telat" Mirna mengambil jalan tengahnya.

"Benar kata Mama, kamu bersiap dulu ya Bella. Biar aku dan Mama duluan. Kamu harus datang sebelum ijab kabulnya di mulai, aku akan menunggumu" Ucap Marisa dengan senyum di wajah cantiknya. Sementara Bella tidak menyahut sama sekali, ia justru merasa jijik dengan ucapan Marisa.

***

Di dalam kamar hotel Marisa sudah siap dengan kebaya pengantin berwarna putih gading. Marisa tampak sangat cantik dan anggun dnegan kebaya yang sangat pas dengan ukuran tubuhnya itu. Rasa gugup yang menyerangnya tidak mengurangi senyuman di bibirnya.

Seorang staf menjemput Marisa untuk segera hadir di lokasi ijab kabulnya. Marisa tak bisa menghentikan senyumnya kala melihat Elang sudah duduk di depan penghulu dengan setelan jas yang senada dengan warna kebaya Marisa.

Dengan gugup Marisa duduk tepat di samping Elang, selendang akad berwarna putih juga sudah menutup kepala Marisa dan Elang. Hingga sesuatu yang tidak pernah Marisa duga terjadi.

"TUNGGU!!" Bella muncul dari barisan tamu undangan yang sudah duduk berjejer dengan rapi.

"Bella"

"Bella" Gumam Elang dan Marisa bersamaan. Namun jika Marisa tersenyum senang dengan kedatangan Bella maka berbeda dengan Elang yang wajahnya mulai terlihat pucat.

Bella berjalan angkuh mendekati mereka berdua. Tindakan Bella itu membuat semua krang mulai berbisik-bisik.

Bella menatap Elang dengan tatapan yang tajam dan menusuk. Bella menundukkan kepalanya lalu berbisik.

"Kau membohongiku? Aku bisa menghancurkan kalian sekarang juga. Aku_"

"Jangan!! Kita bicara dulu" Sergah Elang.

"Maaf Pak Penghulu, saya minta waktu sebentar" Elang beralih menatap Marisa di sampingnya yang terlihat sangat cantik "Kita harus bicara!!" Elang menarik tangan Marisa agar mengikutinya bersama Bella.

Elang membawa marisa ke sebuah ruangan yang tampak sepi tanpa ada seorang pun.

"Elang ada apa sebenarnya?" Marisa masih kebingungan dan kewalahan harus berjalan cepat dengan kebaya yang melekat pada dirinya.

"Apa yang akan kau katakan!!" Tantang Bella.

"Apa kau tak membiarkan aku menikah dengan Marisa dulu?" Tanya Elang penuh amarah.

"Kau ingin punya istri dua? Kau g*la?" Sinis Bella tak takut sama sekali jika Elang akan murka.

"Kalau kau memaksaku menikahi mu sekarang kau pikir kau juga tidak malu? b*doh!!" Elang menunjuk wajah Bella dengan telunjuknya.

"Aku tidak peduli sama sekali. Yang aku butuhkan adalah tanggung jawab mu!!" Balas Bella sengit tak mau kalah.

"Tunggu tunggu, apa sebenarnya maksud kalian? Menikah? Istri dua? Apa yang sebenarnya terjadi, aku tidak mengerti sama sekali" Marisa geram dengan kedua orang di depannya. Ini waktunya dia menikah tapi malah terhenti dengan alasan yang tidak diketahuinya sama sekali.

"Kau mau tau Marisa? Calon suamimu ini sudah merenggut kesucian ku!!"

"Bella!!" Bentak Elang.

"Apa!!"

"Apa??" Ada dua orang yang menyahut ucapan Bella tadi.

"Apa benar apa yang di katakan Bella itu Lang?" Jantung Elang seakan berhenti berdetak kala melihat Nadia juga mendengar ucapan Bella.

"Bunda" Lirih Elang.

PLAKKK

Tangan Marisa mendarat di pipi kiri Elang.

"Jahat kamu Lang!! Kamu menghancurkan hatiku tepat saat hari pernikahan kita? B*ngsek kamu!!" Air Mata marisa sudah mengalir dengan deras di wajah yang tertutup riasan tebal itu.

"Maaf, maafkan Elang Bunda, Ica maafkan aku" Elang memandang ke dua wanita itu bergantian.

"Nikahi Bella sekarang juga!!" Nadia menggeram menahan amarahnya.

"Tapi Bunda, Elang mencintai Marisa. Kita akan menikah" Mata Elang sudah memerah seperti air matanya akan segera runtuh.

"Bunda tidak peduli, Bunda tau kamu sangat membenci Bella. Tapi bukan berarti kamu bisa menghancurkan hidupnya!! Kali ini bunda yang menuntut tanggung jawab mu untuk putri Bunda!!" Inilah yang membuat Elang semakin membenci Bella, sudah jelas Bella wanita licik tapi Nadia selalu saja membelanya.

"Tapi bagaimana denganku Bunda? Bagaimana pernikahanku?" Marisa terisak meratapi nasibnya.

"Kamu masih punya masa depan yang cerah Marisa, Bunda yakin masih banyak laki-laki di luar sana yang bisa mencintaimu. Tapi Bella? Dia kehilangan mahkotanya, belum lagi nanti jika dia hamil. Siapa yang bisa menerimanya?" Ucapan Nadia kali ini membuat Bella yang sedari tadi diam menjadi terkejut.

"Kita bicarakan ini nanti, bunda akan mengurus penghulu di depan sementara Bella lekas ganti bajumu, kita tidak punya banyak waktu lagi!!" Nadia memanggil salah satu staf untuk membantu Bella bersiap.

Setelah mengulur waktu dengan berbagai cara akhirnya semua sudah siap. Bella dan Elang juga sudah duduk berdua di pelaminan. Sementara Mirna sedang menenangkan Marisa yang terus histeris di kamarnya.

Semua tamu undangan mulai berbisik-bisik karena pengantin wanita yang berbeda dari sebelumnya. Tapi semua itu sama sekali tidak mempengaruhi akad nikah yang sudah mulai di lakukan. Penghulu mulai menjabat tangan Elang hingga satu kata terdengar.

SAH

SAH

Lantunan doa sudah selesai di bacakan oleh penghulu di depan Elang. Kini tiba saat mereka harus bertukar cincin. Cincin indah yang harusnya Elang pasangkan di jari manis milik Marisa kini harus berpindah kepemilikan menjadi milik Bella.

"Jangan senang dulu karena berhasil membuatku menikahi mu!!" Bisik Elang di telinga Bella.

"Aku tidak peduli dengan semua ancaman mu!!" Bella tersenyum dengan sangat cantik setelah membalas perkataan Elang tadi.

Rangkaian acara tetap di laksanakan sesuai rencana. Tapi dengan mengubah nama pengantin wanitanya. Elang memasang wajah dingin penuh amarah di saat sepanjang acara berlangsung. Tidak ada senyuman sedikitpun diwajahnya. Hal itu juga di lakukan Bella. Memang dasarnya Bella wanita yang minim ekspresi. Tapi semua itu tidak mengurangi kecantikan di wajahnya. Di antara banyaknya omongan miring yang sedari tadi mereka dengar, terselip pula pujian dari mereka. Yaitu Elang yang tampan dan berkarisma tampak serasi dengan Bella yang sangat cantik dan terlihat anggun.

Sementara di luar sana Elang dan Bella sedang berpesta, berbeda lagi di sebuah kamar hotel milik Marisa, di sana Marisa yang hancur sedang menangis di pelukan Mirna.

"Sudah sayang jangan menangis lagi, kamu harus bangkit lagi. Jangan pernah menyerah, mama akan selalu di sampingmu" Mirna mengusap lembut punggung Marisa untuk menenangkan anaknya itu.

-

-

-

-

-

Happy reading😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!