NovelToon NovelToon

UNPACTED MARRIAGE

Bab 1

ULANG TAHUN KE-20

[29 November 2022]

"Open your eyes, honey. "

Sheila menatap lilin dengan angka 20 di atas kue dengan hiasan ulang tahun yang ada di hadapannya . Dengan senyum yang tak berhenti memudar kepada pria yang ada di hadapannya . Arion Kyiler. Kekasih yang sudah dua tahun ini berpacaran dengannya . Satu - satunya pria yang berhasil mendapatkan hatinya.

"Make a wish?"

Sheila menarik tangannya , menggenggam di depan dada dan berdoa . Melantunkan harapannya untuk selalu hidup bahagia dan selamanya bersama pria yang dicintai .Begitu membuka matanya , ia langsung meniup lilin tersebut dan biarkan harapan tersebut melakukan tugasnya dengan baik seperti semestinya.

"Terima kasih, Arion. " ucapannya dengan penuh binar cinta yang bersinar di kedua matanya . Tidak sungkan - sungkan ia tunjukkan pada pria yang ada di depannya, bahwa ia sangat mencintai seorang Arion Kyler.

Arion tersenyum lebar membalasnya.

"Ada yang perlu aku tunjukkan padamu..."

Mendadak Arion berhenti berucap , bangkit berdiri dan memutari meja untuk berdiri di samping Sheila.  Keduanya saling pandang , Sheila mengernyit terheran .Kedua tangan Sheila membekap mulut tertahan, ketika Arion tiba-tiba berlutut di depannya. Seluruh dunia rasanya berhenti di tempatnya untuk menyaksikan apa yang selanjutnya akan terjadi.

"A-rion ... " Sheila kehilangan kata-kata.

"Maukah kau menikah denganku, Sheila?"

Kata itu sontak membuat hatinya menghangat, Sheila meneteskan air mata , seluruh tubuhnya gemetar oleh kebahagiaan yang tak terkira yang memenuhi dadanya hingga rasanya Sheila akan meledak.

"Maukah kau menikah denganku?" ulang Arion dengan kesungguhan.

Menjadi istri dari pria tampan yang menyebalkan ini, yang tak berhenti merindukanmu bahkan di saat dirimu berada disini seperti ini ? Sungguh , itu adalah lamaran terindah yang pernah ia rasakan. 

Tidak sekali dua kali ia menyaksikan film romantis semacam ini . Tak pernah menyangka dalam kehidupannya ia akan mencicipi kebahagiaan semacam ini secara langsung. Pernikahan adalah proses akhir setelah dua insan saling mengenal dan memantapkan niatnya untuk hidup bersama-sama. Hati Sheila tak berhenti mengembang seolah menghujaninya kebahagiaan yang setiap detiknya terasa seperti selamanya . 

Sheila mengangguk-angguk dengan keras.  Tampaknya takut jika mengajukannya dengan pelan, akan membuat pria itu salah paham dan mengira bahwa ia menolak lamarannya. 

Melihat respon itu, Arion tersenyum senang.

Tidak lama mengambil cincin dalam kotaknya dan menarik tangan Sheila.  Menyaksikan setiap momen ketika Arion memakaikan cincin di jari manisnya, meresap ke dalam ingatan indahnya, mengabadi dalam kenangannya .

"Terimakasih telah menerimaku."

Arion bangkit berdiri, menarik tubuh Sheila menempel di tubuh pria itu dan mulai menutup jarak di antara mereka dengan kedua lengan yang melingkari pinggang wanita itu.  Sheila membeku , dengan jantung berdegup kencang seperti mendobrak rongga dadanya .  Ia bahkan bisa merasakan wajahnya yang mulai panas, pasti semerah kepiting rebus . 

Arion semakin mendekat dan mendekat, menyisakan jarak di antara mereka hanya dua inci. 

"Bolehkah aku menciummu ? "

Sheila mengangguk dengan keantusiasan yang bercampur rasa malu . Ia menutup matanya dengan perlahan menunggu moment itu. Arion pun memajukan wajahnya dan mencium bibir Sheila dalam ciuman yang begitu manis dan lembut.

Ketika Arion menarik wajahnya menjauh , bersamaan kedua mata mereka saling terbuka.  Saling pandangannya dalam binar cinta satu sama lain dan wajah mereka dipenuhi dengan senyum kebahagiaan.

"Aku ingin melahapmu." bisiknya dalam ******* napasnya yang memberat .

Dengan wajahnya yang merah padam akan keintensan tatapan Arion.

Ah, melahap? 

Kedua mata Sheila membelalak ketika memahami arti kata melahap yang dimaksud oleh sang kekasih yang tentu saja membuat wajahnya semakin merah padam tak terkendali . 

"Tenang saja, aku akan melakukannya setelah kita menikah. " ucap Arion saat melihat wajah kekasihnya semakin merah padam.

Sheila mengangguk pelan.

"Ayo kita makan. "

Arion mendudukkan Sheila kembali ke kursi wanita itu begitu pun dirinya .Tanpa melepaskan tautan tangan mereka .

Keduanya menikmati makan malam tersebut dengan percakapan ringan.  Dengan senyum yang tak berhenti tersungging di selanya , pandangan Sheila pun terus menerus menatap ke arah cincin di jari manisnya .  Tak ada hal lain yang akan membahagiakannya di dunia ini  selain menjadi istri dari pria yang begitu ia cintai . 

Setelah puas menghabiskan waktu dan malam semakin larut, keduanya pun memutuskan untuk pulang.

"Ponselmu bergetar."

Sheila mengambil ponsel Rion yang diletakkan di sampingnya.  sekilas ia melihat nama 'mama' sebagai pemanggilnya. 

Yasmine Kyler , ibu tunggal dari bersaudara. Kekasihnya, Arion Kyler adalah salah satu putranya, anak terakhir dari pasangan Yasmine Kyler dengan Justin Kyler. Erland Kyler merupakan anak kedua lahir satu tahun sebelum Arion lahir.  Austin Kyler, kakak tertua atau anak pertama dengan jarak dua tahun dengan Erland. 

Sejak kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Sheila , Friz Kyler, kakek Arion mendatangi rumahnya dan mengatakan bahwa mulai hari itu , Friz yang akan bertanggung jawab untuk seluruh hidup Sheila .  Saat itu ia berumur 15 tahun dan sudah lima tahun yang lalu ia tinggal di paviliun kediaman Kyler . 

Sheila bersahabat dengan Austin, dan menjalin hubungan asmara dengan Arion.  Sheila sudah menganggap Austin sebagai sahabat sekaligus kakanya, begitupun sebaliknya.  Dan satu lagi, anak tengah lainnya yang bernama Erland ,pria itu hidup di planet yang berbeda di memiliki dunianya sendiri yang jauh berbeda.

"Siapa?" Arion menoleh sekilas

"Tante Yasmine. "

Arion kemudian melepaskan tautan tangannya yang senantiasa memegang lembut tangan Sheila.

"Ada apa mah? "

"Arion dimana kamu nak? Mamah mencarimu bahkan menelpon Austin namun tetap saja tidak mengetahuinya. Kemana saja kamu?"

"Ah, ponsel Rion tertinggal di mobil mah.."

"Baiklah tidak apa, bisakah kamu menjemput mamah di bandara? Mamah terjebak disini. Ini sudah larut sehingga tidak ada taxi yang lewat, jika memesannya lewat online pun belum tentu mau. "

"Mamah di bandara?" Arion membelalak

"Ya Arion. "

"Menjemput sekarang juga? "

"Tentu saja sekarang anakku, apa kau tega membiarkan mama mu tercinta bermalam di bandara?"

"Kenapa tidak menyuruh papah atau Austin saja." decak Arion

"Kakakmu Austin tengah sibuk, sementara papahmu tengah berada di Paris apa kau lupa?? " tegasnya

"Hmm, baiklah, kebetulan kami sedang berada di luar. "

"Kami? Kamu sedang bersama Sheila?"

"Ya mah, Rion bersama Sheila. "

"Apa mamah sendirian? "

"Tidak, mamah tengah bersama Erland.Dia bahkan terlihat kesal karena lama menunggu."

"Erland? "

"Ya. Kakekmu tiba-tiba menyuruh mamah untuk menjemput Erland di bandara, besok kita akan mengadakan makan malam keluarga "

"Ah makan malam keluarga?"

"Ya, kakekmu akan mengatakan sesuatu penting tahun ini, entah itu apa. "

"Baiklah, Aku dan Sheila akan kesana."

"Berapa lama kau akan sampai? "

"Sekitar tiga puluh menit mah. "

"Baguslah, hati-hati di jalan. "

"Ya." Arion mematikan sambungan

"Ada apa? " tanya Sheila

" Mamah ingin kita menjemputnya di bandara sekarang juga . Apa kau ingin aku mengantarmu pulang lebih dulu atau ... "

Sheila menggeleng .

"Aku ikut denganmu."

Senyum mengembang di wajah Arion.  Ia pun memutar balik mobil di tikungan depannya .

"Terima kasih , sayang . "

Sheila hanya mengangguk sambil tersenyum di bibir.  Arion meletakkan kembali ponselnya dan meraih tangannya lagi.  Menyelipkan jemari pria itu memenuhi seluruh jemarinya .

"Aku tak sabar . Besok aku akan mengumumkan tentang hal bahagia ini. Mama pasti akan sangat bersemangat mempersiapkan semuanya . "

Sheila mengangguk . 

Begitu pun dengan dirinya.  Ia tak sabar untuk segera menjadi istri dari Arion.  Menjadi satu - satunya wanita milik Arion dan Arion akan menjadi miliknya untuk selamanya .  Mereka akan bersama - sama mengarungi bahtera rumah tangga mereka dengan penuh kebahagiaan . Tak ada hidup yang lebih baik dari ini.

...BERSAMBUNG...

Bab 2

PERTEMUAN PERTAMA

Karena jalanan yang lenggang , keduanya telah sampai di bandara dalam dua puluh menit. Arion menghentikan mobil tepat di tempat Yasmine tengah berdiri menunggu sambil melambaikan tangan.

“Bolehkah aku turun sebentar?” tanya Sheila ketika mobil telah berhenti

"Kau hendak kemana?"

"Aku ingin ke toilet."

"Ingin kuantar ? "

"Tidak perlu. Ke arah mana ? " Arion menunjuk ke kanan ke arah depan.

"Hati-hati . "

"Oke, kau tunggu disini, jangan pergi dulu. " pintaSheila

" Of course, babe. "

Sementara Sheila memalingkan wajahnya karena salah tingkah dipanggil sayang. Sheila turun berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Arion. Sedangkan pria itu juga ikut menyusul turun dan memutari mobil membantu mamahnya menyusun barang di bagasi.

"Di mana ka Erland?" tanya Arion menyadari saudaranya yang tak menunjukkan batang hidungnya ketika ia mengangkat koper milik sang kakak .

"Tadi sih bilangnya mau ke toilet,"

Langkahnya terhenti melihat Sheila baru saja keluar ketika seorang wanita yang memperbaiki mini dressnya melangkah keluar dari toilet pria . Pandangan mereka bertemu ketika wanita itu menaikkan tube topnya , berusaha menutupi kedua dadanya yang hampir tumpah. Tetapi usaha itu tak membuahkan hasil yang memuaskan.  Belahan dada wanita itu masih mengintip jelas.

"Apa yang kau lihat?" gertak wanita itu, Sheila segera menggeleng dengan keras .

Wanita itu mendengus mencela kemudian memutar tubuh dan melangkah pergi.  Membuat Sheila menghela napas pelan.  Dirinya merasa seperti menjadi wanita iri dengan tubuh wanita lain yang lebih menggiurkan.

"Ada-ada saja."

Sheila melanjutkan langkahnya .  Melewati bagian depan pintu toilet pria , dan di saat yang bersamaan sesosok tinggi besar pun baru saja keluar dari toilet pria .  Keduanya bertabrakan, tapi karena tubuh Sheila yang jauh lebih mungil.  Membuat tubuhnya terpental dan terhuyung ke belakang . Beruntung lengan kekar pria itu menangkap pingangnya di saat yang tepat .

Sheila terkejut dengan pelan dipenuhi kelegaan karena tidak jatuh terjungkal ke lantai . Sebelum kemudian ia benar - benar hampir tersedak menemukan sosok yang ditabraknya adalah Erland Kyler, kakak kedua dari kekasihnya.

"Erland?”

"Ah, ka Erland? " koreksi Sheila

Erland hanya mengernyit tipis dan menarik tangannya, lalu mendorong pinggang Sheila agar kembali berdiri tegak dengan kedua kakinya sendiri.  Pandangan mereka bertemu satu sama lain . Pria itu hanya mengernyit tipis dan memutuskan kontak lebih dulu .Pria itu berjalan lebih dulu meninggalkan Sheila begitu saja.

Sekali lagi Sheila mendesah pelan , sambil mencerna apa yang baru saja ia temukan . 

''Jadi wanita itu kekasih gelap nya?'' tanya Liana sambil menatap punggung Erland yang semakin menjauh. 

Pria itu mengenakan jaket kulit hitam dengan rambut gondrong yang lebih lebat dari terakhir mereka bertemu sekitar enam atau tujuh bulan yang lalu. Erland Kyler, tentu saja yang paling tidak tersentuh di antara Arion dan Austin. Jika penampilan Arion selalu rapi dan bersinar , Erland lebih ke arah yang gelap dan seksi .

Arion pun tak kalah seksinya. Ralat , tak ada yang mengalahkan keseksian dan ketampanan seorang Arion. 

Sheila pun menyusul langkah Erland. Setelah sampai di samping mobil, Sheila menyapa tante Yasmine yang sudah duduk di jok belakang . Menyela sejanak , karena wanita paruh baya itu yang sibuk menggerutukan rambut Erland yang sedikit panjang itu, sedangkan yang bersangkutan duduk bersandar menyilangkan tangan di dada dengan kedua mata yang sengaja dipejamkan .

"Dengerin mamah nggak sih kamu! "

"Denger, mah."

"Awas kalau nggak dipotong.Mamah yang bakal potong sendiri."

"Ya mah."

"Sudah siap?" tanya Arion ketika Sheila juga selesai memasang sabuk pengaman .

Arion pun mulai melajukan mobil. Mobil baru saja keluar dari kawasan bandara ketika tiba - tiba sesuatu yang mendadak muncul di bagian depan mobil .

CITTTTTTTT....

Arion menginjak rem keras-keras .  Membuat mobil berhenti mendadak dan tubuh Sheila terlempar ke depan dengan cepat sebelum kemudian punggungnya kembali membentur jok dengan keras. 

"Apa kau baik-baik saja?" Arion khawatir menatap ke arah Sheila yang meringis kesakitan.

Sheila mengangguk , melongok ke arah bagian depan mobil .  Begitupun dengan Arion yang menemukan seekor kucing berlari menjauh dan menghilang di balik semak-semak.

"Ada apa , Rion ?" Wajah Yasmine tampak pucat dengan satu tangan menempel di dada .  Menahan degup jantungnya yang tak beraturan karena terkejut.

"Kucing mah. " jawab Arion. 

"Huffttt ... Hati - hati, jangan terburu-buru. "

Arion mengangguk pelan, kembali menginjak gas. Erland yang duduk di samping Yasmine sama sekali tak bergeming. Masih tenggelam dalam tidurnya.

🏠Kediaman Kyler

Sheila memanyunkan bibirnya melihat Austin yang menatap cincin di jari manisnya dengan tatapan yang kering dan datar.

"Jadi kau sudah tahu?"

Pria itu mengangguk satu kali dan penuh kemantapan. 

“Aku yang memilihkan cincinnya, aku juga yang mengatur booking meja kalian dan aku pula yang membelikan gaunmu.” Austin tersenyum penuh kemenangan.

"Padahal aku ingin memamerkan nya padamu tapi kau sudah mengetahuinya. Padahal aku ingin kau yang pertama mendengar kabar bahagia ini. "

"Ya , aku sudah menjadi orang pertama yang mengetahuinya meski bukan langsung dari mulutmu langsung. " sahut Austin

"Benar juga. Tapi aku ingin mengejutkanmu. " kesal Sheila

"Kau pikir, apa yang tidak aku ketahui? " ejeknya

"Tidak ada, kau mengetahui semuanya. "

Austin tampak tersenyum puas mendengar nya. Sementara Sheila hanya bisa mencebikkan bibirnya. Terdengar suara ketukan pintu di kamar Austin, seorang pelayan wanita muncul memberitahukan bahwa nyonya Yasmine sudah menunggunya di bawah. Austin hanya mengangguk.

"Apa kakek sudah datang? " tanya Sheila

"Sepertinya sudah. "

"Ayo kita kesana. "

Austin mengangguk sekilas dan berdiri dari duduknya. Menarik kedua tangan Sheila untuk membantunya berdiri, kemudian merangkul  pundak adiknya, "Ah, kakek sepertinya juga mempunyai kejutan untukmu nanti. "

Sheila mengernyit.

Austin mendekatkan dirinya di telinga Sheila dan berbisik. "Ya , kamu perlu belajar naik mobil jangan hanya bisa memakai motor saja."

Sheila terkesiap , kemudian menyodok perut Austin .

"Kau merusak kejutannya , Austin!!" deliknya kesal. Austin hanya meringis dan menggosok perutnya. 

"Kau harus tau, motor jauh lebih fleksibel untuk digunakan daripada mobil. "

"Itu berbahaya." ujar Austin mengacak rambut Sheila gemas

"Jangan mengacak rambutku! " deliknya kesal

"Hai, sayang." Arion muncul dari arah belakang Austin. Pria itu langsung menangkap pinggang Sheila.

Sheila mengangkat salah satu alisnya melihat Austin yang seolah menahan rasa sakit di perutnya setelah ia menyikut nya.

"Sakit? "

Austin mendelik, "Kau pikir?"

Arion hanya terkekeh dan berpaling ke arah Sheila.  “ Kita turun? " Sheila mengangguk . Membiarkan Arion membawanya menuju anak tangga.

"Kenapa tidak ada hal di dunia ini yang mengejutkannya. Dan kau, kau yang memberitahu semua rencanamu padanya bukan? Melenyapkan kesempatanku untuk memberi kejutan tau." protes Sheila

"Tenanglah. Malam ini , kita akan mengejutkan mama dan kakek," senyum Arion. Sheila tersenyum semakin lebar, tapi kemudian menoleh ke belakang . Tepat ke wajah Austin.

"Awas saja kalau kau mencoba merusak kejutannya, Austin !" peringatnya

Austin hanya mendecakkan lidahnya

"Sesekali kau harus berhenti menjadi sok tahu sebelum seseorang memukul pantatmu, kak." ujar Sheila

Austin hanya memberikan cengirannya pada Sheila dan membuang wajah , tetapi gerakan mendadaknya terhenti ketika melihat seseorang yang keluar dari pintu yang paling jarang dibuka di rumah ini .

"Erland? "

Sheila dan Arion mengikuti arah pandangan Austin . Erland menoleh dan mendekati mereka.  Dan Austin menatapnya dengan penuh semangat . 

"Kau membawakan pesananku?" tangannya terulur kepada sang adik.

"Kau tau dia akan pulang?" tanya Arion

"Well, sudah ku bilang apa yang tidak aku ketahui. " ucapnya menyebalkan

Erland berhenti di depan Austin, "Apa? " tanyanya

"Dimana pesananku? Jangan bilang kau melupakan nya? " geram Austin

"Ada di kamar. "

"Yeas! " teriakan puas dari Austin

Erland melengos dan melangkah melewati ketiganya begitu saja.Menuruni anak tangga dan dalam sekejap menghilang dari pandangan . 

"Memangnya apa yang kau pesan?"

"Satu set robot mekanik untuk koleksiku.Aku sempat melihat iklannya dan beruntung Erland berada di negara itu sehingga lebih mudah untuk memesannya tanpa harus memakan waktu yang lama. "

"Robot lagi, di kamarmu sudah terlalu banyak robot! Jangan sampai kau merubah kamarmu menjadi kandang robot. " decak Arion

"Tenanglah , aku berniat membuat ruangan sendiri. " tawanya dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan keduanya.

"Sekalian saja membuat Museum! " teriak Sheila

"Ide yang bagus. " sahut Austin dibalik tangga

...BERSAMBUNG...

Bab 3

KEPULANGAN

Tepat jam delapan kurang lima menit, seluruh keluarga Kyler sudah duduk mengeliling meja. Kepala meja masih kosong . Di sebelah kanan sudah duduk Yasmine dan Erland , di sebelah kiri Austin, Arion , dan Sheila . 

Yasmine tidak berhenti untuk terus membujuk Erland untuk memotong rambut nya. Sedangkan Arion sibuk bertatapan dengan Sheila dengan kedua tangan mereka yang saling berpegangan satu sama lain di meja makan. Sementara kakak tertua tengah sibuk mengotak-atik ponselnya.

Dan tepat jam delapan kurang satu menit , kakek Friz muncul di ruang makan .  Pria tua yang masih terlihat muda dan segar, melangkah dengan gerakan yang dimulai dengan gesit.  Dengan penampilan yang seolah dua puluh tahun lebih muda dari usianya yang sebenarnya.  Langsung saja duduk di kepala meja yang biasanya di duduki oleh papahnya.

Papah Justin tidak mengikuti makan malam keluarga karena tengah sibuk mengurus pekerjaannya di luar negeri.Friz mengamati seluruh anggota keluarga kecilnya satu persatu dan berhenti ke arah Sheila.

"Selamat ulang tahun , Sheila. "

Sheila tersenyum lebar .

"Terima kasih, kakek Friz."

"Kakek sudah mempersiapkan hadiah khusus untukmu, tapi sepertinya tak akan menjadi kejutan. Austin pasti sudah memberitahumu."

"Tentu saja kek. " sahut Austin penuh kemenangan

"Itu hadiah yang sangat mahal , Kakek .  Sepertinya terlalu berlebihan dijadikan hadiah ulang tahun.  "

Friz menggeleng sambil tersenyum penuh kasihnya . " Itu tidak seberapa, hanya mobil biasa. "

"Sekali lagi terimakasih kakek. " ucap Sheila tersenyum manis

" Tante juga punya sesuatu untukmu , Sheila. "

Kali ini Yasmine menyela . Menatap ke arah pelayan yang langsung mendekat dengan kotak perhiasan besar berwarna merah beludru di tangan dan meletakkannya di depan Sheila.  Satu kotak perhiasan mewah.

"Aku tak perlu menebaknya . Hadiah mama masih sama seperti tahun sebelumnya . Sama sekali tidak berubah." Austin menggerutu , dan lagi - lagi mendapatkan delikan dari Sheila meski Yasmine hanya mengabaikannya saja .

"Ayolah , Ma . Sheila sudah melakukan ulang tahun ke 20 tidak adakah yang lebih istimewa lagi selain perhiasan? Dia saja jarang memakainya."

Yasmine berdecak pada Austin, kemudian kembali menatap pelayan lainnya , yang segera kembali dengan tiga kotak besar lainnya .Berisi gaun, sepatu , dan tas mewah . 

" Ya , Austin benar. Tapi wanita memerlukan ini semua. " balas Yasmine pada anak pertamanya itu.

"I-ini sangat banyak tante. " ujar Sheila tidak enak

"Tidak apa untuk koleksi. "

"Terimakasih tante. " ucap Sheila tersenyum haru

"Sama-sama, sayang. "

Austin menganggukkan kepala tidak menyangka hadiahnya sebanyak ini, "Setidaknya hadiahnya lebih mahal dari jam tangan pemberianku. " ucapnya

"Kau hanya memberikan jam tangan?  " dengus Yasmine .

"Walaupun begitu harganya tak lebih murah dari semua hadiah mamah . "

"Tapi menurutmu untuk apa aku menggunakan jam tangan semahal itu , Austin .  Dan bukan masalah mahal atau tidaknya.  Untuk apa aku menggunakan jam tangan jika aku saja bisa mengecek waktu di ponselku. " ucap Sheila

Austin seketika kehilangan kata-kata.

"Dan kau membanggakan persahabatan kalian yang sudah terjalin sejak lima tahun yang lalu," dengus Arion .

"Tentu saja. Akulah satu - satunya orang yang dekat dengan Sheila bahkan sebelum kau yang dengan malu - malu mendekatinya .  " sindir Austin

Arion mendengus . Hening sesaat , lalu semua pandangan tertuju kepada Erland. Menunggu giliran Erland. Erland yang ditatap pun merasa kebingungan .

" Apa? Kenapa ?"

"Kau tidak berniat memberi hadiah? " tanya Austin

" Aku tidak tahu dia ulang tahun."

"Dan yang paling masuk akal . Dia bukan bagian keluarga kita , kan ? " lanjut Erland

Friz menggeram tak suka, begitupun dengan Arion. Dirinya merasa tidak terima dengan perkataan kakak keduanya itu.

Sheila membuka mulut dalam diam. Oke, aku tahu Erland tidak menyukaiku.  Dan bahkan pria pun tak berhak bertegur sapa denganku. Tapi itu kata-kata nya sangat kasar.  Apakah pria itu tidak bisa hanya sekedar berpikir mengucapkan kata selamat ulang tahun untuknya.  Ia pun tak mengharapkan hadiah apa pun dari pria itu.

Sebal Sheila dalam hati.

" Nah, kalian bisa mengatakannya sebagai bagian keluarga . Tapi kami bahkan tidak saling mengenal . Benar , kan ? Selain tetangga yang tinggal di sebelah rumah dan aku juga jarang di rumah ini.Aku juga tak tahu hadiah apa yang harus kuberikan padanya . " ucap Erland

"Kata - katamu terlalu kasar , Erland, " peringat Friz

"Kau tahu, Sheila sudah seperti bagian dari keluarga kita sekarang." sahut Austin yang sedari tadi sibuk mengotak-atik ponselnya.

"Ya,kalian menganggapnya begitu. Tapi bukan denganku,kan ? " ucap Erland

"Berbicaralah yang sopan Erland! " tegur kakek Friz

"Segera meminta maaf pada Sheila, kau melukai hatinya dengan kata-kata kasarmu itu Erland. "

" Tidak apa-apa kek. Erland benar , kita memang tidak benar - benar saling mengenal satu sama lain . " Sheila berusaha menghentikan kekacauan yang mulai terbangun . 

"Sheila tidak apa - apa, kakek .  "

Ya , satu - satunya anggota keluarga Kyler yang tak pernah hadir di makan malam keluarga adalah Erland.

Arion mengelus punggung tangan Sheila menenangkan, sudah menjadi rahasia umum jika Erland memang sulit untuk menerima orang baru.

"Setidaknya ucapkanlah selamat ulang tahun sebagai bentuk empatimu , Erland. " ucap Yasmine lembut .

Erland mendesah pelan ," Selamat ulang tahun . "

" Oke, sudah kan? "

Yasmine dan kakek Friz tersenyum penuh kepuasan dan mengangguk.

 "Terima kasih." Sheila memaksa satu senyuman di atas , yang malah terlihat kaku.

"Baiklah , kita akan makan terlebih dahulu . Setelah itu , ada sesuatu yang penting yang perlu diungkapkan oleh kakek kepada kalian semua . " Friz kembali berhenti ke arah Sheila.

" Termasuk dirimu . " Sheila berkerut kening , tapi kemudian ia mengangguk .

Menyempatkan menatap ke arah Austin, yang baru memberinya kedikan bahu.Menandakan bahwa pria itu juga tidak tahu. 

Pelayan pun mulai menghidangkan menu di meja makan bersama.  Mulai dari makanan pembuka , hidangan utama , dan makanan penutup .  Jadilah kue ulang tahun tingkat dua untuk Sheila dari Friz .  Potongan pertama untuk Kakek Friz, Yasmine , Arion , dan Austin. 

"Aku tak suka manis . " Erland mendorong kue yang diberikan oleh Sheila.  Tapi karena mendapatkan tatapan peringatan dari sang kakek dan ibunya, ia pun menarik kembali piring itu dengan enggan . 

"Tapi aku akan tetap memakannya. Terima kasih," ucapnya dengan dingin .

Sheila mengangguk singkat dan mengabaikan keacuhan Erland. Lagi pula, mereka memang tak pernah saling mengenal.  Selain nama satu sama lain.

"Ehhmmm .. " kakek Friz berdehem, mendapatkan perhatian semua orang dan keseriusan mulai mengubah wajah pria tua itu . 

"Kakek ingin memberitahu tentang beberapa hal kepada kalian semua . " mulainya

"Salah satunya , beberapa hari yang lalu kakek baru saja keluar dari rumah sakit."

" Apakah sekarang kakek baik - baik saja ? " Arion menimpali , tampak memberengut karena bahkan dirinya sendiri tidak tahu tentang kabar tersebut . 

"Kakek baik-baik saja untuk sekarang. " angguknya

"Kenapa kakek tidak memberitahu kami? " tanya Austin kesal

"Kakek memang melarang mama kalian memberitahu . Tapi bukan itu yang terpenting sekarang . Kakek membutuhkan penerus . " Ketiganya menunggu , salah dari mereka yang akan ditunjuk .

" Kakek tak akan menunjuk salah satu dari kalian . "

Kalimat tersebut membuat ketiganya saling bertatapan , kecuali Erland yang sibuk mengetuk - ngetukkan ujung telunjuknya ke meja tanpa suara . Terlihat lebih santai dibandingkan yang lainnya .

"Kalian sendiri yang akan menentukannya . " Ketiganya mengerutkan kening tak mengerti .

"Apa maksud , Kakek ?"

...BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!