BRAKK…...!!!
"Zaara" teriak seorang wanita paruh baya.
"hei, Apakah kamu tidak mendengar, kamu tuli hah!! harus berapa kali aku memanggil, cepat masak aku sudah sangat lapar, kenapa kau itu sangat lamban!!?" hardik Mira.
"Iya tante" jawab Zaara.
Zaara seorang gadis cantik berjilbab dengan wajah yang cantik juga lembut, membuat siapa saja akan menyukainya, tapi tidak dengan nasibnya, sejak kecil Zaara harus kehilangan orang tua, karena kecelakaan tragis yang menimpa Zaara dan orang tuanya.
beruntung Zaara selamat kala itu, tetapi dia harus kehilangan orang tersayangnya.
Dengan langkah cepat zaara menuju dapur, ia harus memasak untuk tantenya, jika tidak maka ia harus menanggung amarah tantenya itu.
Akibat peristiwa kecelakaan itu Zaara harus menumpang hidup dengan tantenya yang bernama Mira, dia adalah adik dari almarhum ayahnya.
Mira sangat tidak menyukai Zaara disebabkan Zaara sangat merepotkan bagi Mira, karena itulah Mira acuh tak acuh padanya dan sering kali menyiksa Zaara.
Mira memiliki seorang anak perempuan berumur satu tahun lebih muda dibandingkan Zaara bernama Nadyra.
Nadyra memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Zaara, Nadyra memiliki sifat yang manja juga angkuh.
"Hei anak kampung!"
"kenapa kamu lama sekali memasak hah!! Aku ini sudah sangat lapar, tidak bisa lebih cepat sedikit!, dasar lamban" teriak Nadyra tiba tiba datang.
"Kau tau aku sudah terlambat jadi cepatlah siapkan makanan" sambung Nadyra sambil menarik kursi untuk ia makan.
"Iya Nadyra akan aku siapkan" jawab Zaara tersenyum tipis.
"Nah gitu dong, dari tadi kek aku ini sudah mau dijemput oleh Niko, kau taukan Niko anak kampus yang terkenal itu sekarang dekat dengan ku" ucapnya sombong karena nadyra telah berhasil mengambil perhatian Niko.
"Niko!?"
"Iya kenapa, iri karena Niko naksir aku" ucap nadyra menyombong diri.
"Tidak, bukan seperti itu hanya saja bukankah Niko sering jalan dengan cewek lain?" ucap Zaara sedikit mengingatkan.
"Kalau iya kenapa" ucap Nadyra enteng.
"wajarkan Niko itu selalu dekat dengan cewek, soalnya Niko itu kaya juga tampan" mendengar ucapan tersebut Zaara hanya bisa menggelengkan kepala.
Zaara tahu jika Niko adalah orang yang sangat terkenal dikalangan cewek di kampus mereka tapi bukan hanya itu Niko juga anak orang kaya di kota Liu Liu.
........***.......
Tik..tik…tik...
Suara rintikan air hujan membasahi jendela didekatnya,,,
Berdiri sesosok laki laki berwajah tampan nan menawan bak sebuah patung yang terpahat sempurna.
Dia adalah Sagara Caesar Ardiaz pemilik perusahaan global group corporation, Perusahaan terbesar di negara K yang menjadi incaran banyak orang.
Sagara laki laki angkuh tak tersentuh itu tengah menatap keluar jendela.
"Hahhmm" desah Sagara kesal untuk kesekian kalinya.
Tok ..tok.....tok...!!!
"Permisi tuan muda" bow seorang asisten pribadi Sagara.
"Saya telah menyelesaikan tugas yang diperintahkan oleh anda tuan, saya telah mencabut semua saham pada perusahaan perusahaan yang telah merugikan anda" ucap sekretaris sekaligus asisten pribadinya setelah masuk keruangan tersebut.
"Bagus, aku ingin perusahaan perusahaan itu musnah dari negara ini" jawab Sagara dingin, Itulah Sagara laki laki yang sangat terkenal kejam juga dingin.
Laki laki berumur 25 tahun itu cukup muda untuk memimpin sebuah perusahaan besar.
Sagara berjalan keluar ruangan tanpa senyuman menyapa sedikit pun, Sagara berlalu begitu saja meninggalkan asistennya yang masih didalam ruangan itu.
Andreas sekretaris sekaligus asisten pribadi Sagara itu hanya bisa mengikuti perintah yang telah ditugaskan kepadanya, ya itu lah nama asisten Sagara.
Bukan sembarangan orang yang bisa bekerja dengan Sagara, bahkan seorang asisten saja harus dapat diandalkan dan dipercaya.
"Tuan muda, apakah akan langsung pulang?" tanya Andreas sambil membuntuti Sagara dari belakang.
"Hem" sahut Sagara berdeham
"Baik" ucap tegas Andreas.
***
disisi lain,,,
Zaara bekerja part time di siang hari setelah ia menyelesaikan kuliahnya.
jika tidak bekerja bagaimana Zaara bisa mendapatkan uang, sedangkan tantenya tidak pernah memberikan uang untuk Zaara walaupun hanya sedikit.
dari kecil Zaara hanya disekolahkan tanpa diberi uang saku, dulu jika ingin jajan maka Zaara hanya membawa roti sisa dari rumah.
"Alhamdulillah akhirnya pekerjaanku selesai saatnya pulang" Zaara dengan wajah lelah dia berjalan keluar toko buku di pinggir jalan itu,,,
Dihampirinya seorang wanita dengan suara lembut menyapa,,,
"Mbak, Zaara pulang dulu ya, Zaara sudah membereskan semua buku yang ada didalam" ucap Zaara tersenyum.
"Iya Zaara, jika pulang berhati-hati jangan sampai menabrak orang" ucap wanita tersebut sambil bercanda.
"Ihh mbak kok gitu " sambung Zaara sedikit memanyunkan bibirnya.
"Hahaha.....tidak, mbak hanya bercanda" gelak tawa wanita itu.
"Iya mbak, Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam "
pada akhirnya Zaara pun menyelesaikan pekerjaannya dan segera pulang.
***
disisi lain,,,
di rumah Mira....
BRAKKK…!!!!
"JAANGANNN…STOPPP!!!"
"jangan lakukan itu, jangan pecahkan barang barang saya" ucap seorang wanita yang tak lain adalah Mira.
Dia berteriak karena para penagih hutang datang dan langsung memecahkan barang barang didalam rumah nya.
"Heh!! Hutang mu itu sangat banyak, bayar!, Jika tidak membayarnya maka aku tidak akan segan segan menghancurkan rumah ini!!" ancam rentenir itu membuat Mira yang mendengar menjadi takut.
"JANGAN!!!"
"Saya janji saya akan bayar tapi jangan menghancurkan rumah saya" teriak Mira memohon kepada rentenir itu.
namun rentenir tersebut tidak mengacuhkan ucapan Mira, dan tetap memecahkan barang yang ada dirumah itu.
"janji....janji berapa kali sudah saya beri tempo tapi tidak juga dibayar sekarang anda harus membayar lunas hutang beserta bunganya" ucap rentenir itu tidak mau memberi tempo lagi.
"Tolong beri saya beberapa hari lagi" pinta Mira tidak menyerah, dengan berlutut di hadapan rentenir tersebut Mira memohon, tetapi rentenir tersebut malah mendorong Mira hingga terjatuh.
tiba tiba...ketika Mira didorong...
"Mamah!!!" Teriak Nadyra terperangah diambang pintu ketika menyaksikan Mira terjatuh.
Nadyra menghampiri mamahnya dengan cepat lalu menarik tubuh Mira untuk berdiri,,,
"Apa yang kau lakukan, hah!!" Teriak Nadyra melotot kearah rentenir itu.
"Wah..wah..wah, rupanya ini Putri mu, cantik juga" Ucap rentenir tersebut terpesona dengan wajah cantik Nadyra.
"Kenapa kau tidak mengatakan bahwa putrimu secantik ini" ucap rentenir tersebut mendekati nadyra lalu menyentuh dagu nadyra.
"Apa yang kau lakukan!" ucap Nadyra memundur tubuhnya,,,
"Begini saja, jika kau tidak sanggup membayar dengan uang maka bayar saja dengan putrimu , bagaimana?" tawar rentenir itu sontak membuat Mira terkejut.
mendengar hal tersebut pada awalnya membuat Mira terkejut namun kemudian otak Mira tiba tiba terlintas sebuah ide licik.
"Kenapa tidak zaara saja yang aku jadikan tebusan hutang" batin Mira.
"Benarkah jika aku membayar dengan putriku apakah semua hutangku lunas?" Ucap Mira meresa tidak bersalah.
"Mamah!!.." Nadyra terkejut mendengar hal itu.
"mamah tega ya menjadikan ku tebusan hutang!?" Ucap Nadyra marah
"Tenang sayang, bukan kamu tapi Zaara" saut Mira menenangkan putrinya.
"bagaimana bisa mamah tega menjual kamu" ucap Mira lagi.
Nadyra mendengar hal tersebut pun menjadi lega plus senang, jika dengan membayarkan Zaara maka hutangnya akan lunas dan juga akan membuat Zaara pergi dari rumah ini.
Nadyra menjadi senang mendengar hal tersebut, ia juga sudah sangat jengkel jika harus melihat wajah kampungan Zaara setiap hari, pikir Nadyra.
"Bagus mah, biarkan Zaara yang jadi tebusan hutang mamah, aku juga bosen banget liat wajah sok polosnya dia". Ucap sinis Nadyra.
"Heh!! Kenapa kalian jadi sibuk sendiri hah!!"Ucap rentenir yang sedari tadi hanya diam mendengarkan ucapan ibu dan anak tersebut.
"Tenang tuan saya akan bayar lunas hutang tersebut saya akan menebusnya dengan putri saya" ucap Mira kemudian mendekati rentenir tersebut dengan tatapan yang menyakinkan.
"Benarkah?Jadi nyonya tega membiarkan anak nyonya, saya jadikan apapun nantinya" ucap rentenir tersebut agak terkejut namun juga senang.
"tentu, namun bukan anak saya yang ini, tapi yang satunya lagi, dia juga cantik tuan pasti akan menyukainya." jawab Mira.
"Baik saya tunggu malam ini, jika tidak maka saya pastikan nyonya tidak akan memiliki rumah lagi" ancam rentenir itu melangkah kakinya pergi,,,
Setelah itu Mira dan nadyra menunggu kepulangan Zaara, mereka sudah tidak sabar untuk membuang jauh jauh gadis itu.
"Assalamualaikum" salam Zaara.
Tak beberapa lama Zaara tiba dirumah dan dia langsung masuk, dan betapa terkejutnya Zaara setelah melihat semua barang tergeletak di lantai bahkan ada yang sudah pecah.
"Tante apa yang terjadi?" tanya Zaara syok melihat kekacauan itu.
Dengan suara yang dibuat buat Mira mulai berakting sedih,,,
"Aara sayang,.... lihat rumah Tante jadi rusak,... ini semua karena hutang tante pada rentenir, dan tante belum bisa bayar, Zaara mau tidak menolong tante?" ucap Mira berlagak sedih.
"Bagus Mira dia pasti akan iba padamu"batin Mira.
"Apa yang bisa Zaara lakuin untuk Tante?" Benar saja Zaara sangat tidak tega melihat tantenya itu sedih.
"Zaara maukan jadi tebusan hutang tante" Ucap Mira tanpa merasa bersalah.
Kontan Zaara terkejut,,,
Bagaimana bisa tantenya itu malah mau menjadikan dirinya sebagai tebusan hutang.
"Apa maksud Tante, bagaimana Zaara bisa menjadi tebusan hutang bukankah sama saja dengan menjual Zaara?!" ucap Zaara sangat syok mendengar hal tersebut.
"Tidak Zaara semua itu berbeda tante tidak menjualmu tante hanya menjadikanmu sebagai tebusan hutang, lagi pula kau akan hidup senang jika bersama rentenir itu" ucap Mira tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Mendengar ucapan Mira hati Zaara sangat sedih,,,
Zaara sangat tahu bahwa Mira memang tidak menyukainya juga menganggap Zaara sebagai beban tapi mengapa Mira sangat tega melakukan hal tersebut.
Dengan lirih Zaara berkata,,,
"Zaara tau Tante tidak suka dengan zaara tapi mengapa Tante tega menjual Zaara" tanya Zaara pelan.
Mendengar hal tersebut nadyra menjadi emosi, Nadyra yang ingin cepat membuang Zaara seketika langsung berteriak.
"Kenapa!!! Karena kau itu sangat menyusahkan sangat tidak berguna juga, kau itu harusnya berterima kasih kepada kami karena mau memberimu tumpangan, dasar tidak tau diri" hardiknya tanpa memikirkan perasaan zaara.
"Malam ini rentenir itu akan datang lagi, dia akan membawamu pergi, jadi bersiap siaplah" ucap Mira menambah rasa sakit Zaara.
Terluka, sakit hati dirasakan Zaara, diam tak bersuara lagi lagi Zaara harus menerima perlakuan semena-mena Mira.
"Ya Allah, Zaara harus seperti apa, apa yang harus Zaara lakukan?" batin Zaara terisak.
"Baik, jika tante bahagia dengan menjadikan Zaara sebagai tebusan hutang, maka Zaara akan pergi, terimakasih untuk semua yang tante berikan selama ini." ucap Zaara pada akhirnya.
"Bagus jika kau sadar diri, cepatlah pergi dari sini!!" hardik Nadyra.
"Bawa semua barangmu dari sini sekarang juga!" timpal Mira.
bersambung...
......................
Cklek....!!...Dibukanya pintu kamar,,,
Zaara berjalan pelan masuk kesebuah kamar yang hanya ada kasur dan lemari kecil, bahkan kamar kecil itu tak layak untuk dipakai.
Zaara tidak diberikan Mira kamar yang bagus untuk digunakan tapi hanya sebuah ruangan bekas gudang.
Dengan tatapan sayu Zaara menatap ruangan itu kamar yang tak layak pakai itu mengingatkan semua yang telah dialami oleh Zaara.
"Tidak apa apa! Zaara kau pasti kuat" batin Zaara.
"Ya Allah setelah ini harus bagaimana, Apakah aku harus membiarkan para rentenir itu membawa ku pergi?" ucap Zaara dengan hati yang sedih.
Dengan hati yang mencoba tegar, Zaara merapikan semua pakaian dan barang miliknya,,,
Tidak ada yang bisa dibawa hanya beberapa lembar pakaian yang sering dikenakannya.
sebelum Zaara benar benar pergi, Zaara menyempatkan untuk shalat magrib,,,
"assalamualaikum warahmatullahi"
"assalamualaikum warahmatullahi" Zaara pun selesai shalat lalu dengan mengadahkan kedua tangannya Zaara berdoa.
"Ya Allah, hamba berdoa kepadamu, meminta belas kasih mu, hamba percaya apapun kesulitan yang hamba alami tak akan kau biarkan begitu saja pasti ada jalan pasti ada jawaban" Doa zaara setelah selesai shalat magrib, begitu panjang dan menyayat hati.
tiba tiba,,,
BRAKKK....!!
"Cepat keluar !!" teriak Mira di ambang pintu.
"Para rentenir itu sudah tiba lebih baik kau cepat keluar" Perintah Mira dengan kasar, dia tidak lagi berpura pura.
Zaara dengan cepat membereskan peralatan shalat nya lalu menyimpannya,,,
Setelah selesai dengan langkah gamang Zaara keluar kamar membawa tas miliknya,,,
Seakan semua berputar, kini ingatannya kembali ketika dia harus hidup dengan Mira yang tidak pernah menyayanginya, saat dia kedinginan dan ketakutan karena dikunci dalam ruangan gelap,
bahkan ketika Mira memintanya tidur diluar rumah.
Semua itu telah dialaminya sejak kecil, tapi kini dia akan pergi tak tau arah, hanya kepercayaan hati yang membawanya keluar dari kesakitannya.
setelah ia tiba dibawah,,,
"jadi dia yang bernama Zaara"
"Cantik!!" puji rentenir itu ingin menyentuh Zaara.
Zaara mundur dengan cepat ketika tangan itu ingin menyentuhnya,,,
"Kau cantik dan muda pasti banyak yang menginginkan gadis seperti mu" ucap rentenir itu lagi menatap Zaara dengan sorot mata yang membuat Zaara jijik.
Dengan wajah yang sangat senang rentenir itu memikirkan harus diapakannya Zaara nanti.
"Tante jangan lakukan ini!" Mohon Zaara lagi kepada Mira, dia berharap Mira akan memikirkan keputusan nya lagi.
Tapi tidak Mira Bahkan tidak menoleh sedikitpun ketika Zaara keluar dari rumah itu, Kini Zaara sudah sangat pasrah.
Didalam mobil itu zaara hanya diam tak bergerak dia takut akan dibawa kemana, rentenir itu berkali kali tersenyum sinis ke arah zaara.
"Ya allah lindungi hamba" doa Zaara dalam hatinya.
"Tenang gadis manis kau tidak akan menderita, karena aku akan menjualmu kembali kepada orang kaya" Ucap rentenir itu melihat kekhawatiran diwajah Zaara.
Citt…...Mobil berhenti didepan sebuah hotel.
Dengan takut Zaara keluar mobil, dia ingin sekali lari dari sana, namun Zaara tidak bisa berkutik karena dua pengawal sekarang ada di samping nya.
Zaara mulai memasuki sebuah hotel,,,
Terlihat ruang hotel yang luas dan Zaara diminta duduk di ruang tunggu.
Tak lama terlihat laki laki berbadan gemuk mendekatinya,,,
Sontak Zaara menjauh, ia sangat takut akan diapa-apakan oleh laki laki itu.
"Jangan takut gadis muda, aku tidak akan menyakitimu, Ayo bersenang senang denganku" Ucap laki laki tersebut.
Zaara ingin lari sekarang juga ia sangat takut,,
"Kau sudah aku beli dengan harga yang mahal, jadi buat aku senang sayang" ucap pria gemuk itu.
"Sangat menjijikan"batin Zaara
Zaara tidak sanggup lagi bagaimanapun caranya dia harus kabur dari hotel ini.
"Ayo ke kamar sayang" ucap laki laki itu membawa Zaara kedalam sebuah kamar, sambil mengikuti laki laki itu Zaara mencoba mencari kesempatan untuk kabur.
"Laki laki ini dia sangat lengah, tapi bagaimana caranya aku bisa pergi" batin Zaara.
cklek...!!!.pintu kamar dibuka
sebuah kamar hotel, kamar yang luas untuk satu orang, Zaara benar benar takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
BRAKKK....!!!
Pintu ditutup dengan keras, Laki laki itu sekarang mendekati zaara dan ingin menyentuh nya.
"Zaara cepat berpikir, bagaimana caranya kabur"batin Zaara.
Zaara resah namun sebisa mungkin ia tetap tenang lalu dengan berkata Zaara,,,
"Tunggu tuan! Saya ingin mengatakan jika saya tidak suka disentuh sebelum kita sama sama bersih, jadi lebih baik jika tuan mandi terlebih dahulu" ucap Zaara sebuah ide tiba tiba muncul di pikirannya.
"Begitu!?..atau itu hanya akal akalan mu untuk kabur" Ucap laki laki itu curiga.
"Tidak tuan, sungguh"
"Baik, tapi tunggu ya sayang hanya sebentar" Lalu laki laki tersebut menuju kamar mandi yang ada di kamar tersebut.
setelah memastikan bahwa laki laki itu sudah berada didalam kamar mandi, Zaara pun mencoba untuk pergi,,,
Dengan hati hati Zaara berjalan mendekati pintu
Dibukanya pintu itu dengan sangat lambat, agar tidak mengeluarkan suara.
cklek....!! Berhasil dibuka Zaara.
tetapi saat Zaara ingin kabur tiba tiba laki laki tersebut keluar dari kamar mandi dalam keadaan yang masih memakai pakaiannya, ternyata laki laki itu takut Zaara kabur dan keluar untuk memastikan dan benar saja disaat itu Zaara pun sudah ada diambang pintu dan siap untuk lari.
Dengan cepat Zaara berlari, dia takut dikejar-kejar oleh laki laki itu.
"DASAR GADIS KURANG AJAR BERANI BERANINYA KABUR!!!" teriak laki laki itu.
Dengan cepat Zaara berlari dia harus bisa lepas dari cengkraman laki laki itu, Zaara berlari hingga tanpa sadar menabrak seseorang.
BRAKKK.....!!
buk....!!
"Awww…!!!" Zaara pun menabrak dada laki laki itu.
"Maaf, maaf tuan saya tidak sengaja" ucap Zaara ngos-ngosan, lalu Zaara mendongakkan kepalanya menatap laki laki itu.
deg!!
deg!!
seketika jantung Zaara berdetak kencang, tatapan laki laki itu membuat Zaara terpaku.
"Hei nona anda harus berhati hati, anda telah membuat pakaian tuan muda menjadi berantakan" ucap seorang laki laki tampan yang ada disebelahnya, menyadarkan Zaara dari lamunannya.
Dia adalah Andreas asisten pribadi Sagara laki laki yang ditabrak Zaara tidak lain adalah Sagara Caesar Ardiaz.
"Sekali lagi saya minta maaf, saya benar benar tidak sengaja...." Kalimat zaara terpotong saat ia melihat laki laki menjijikan itu.
"Hei gadis sialan jangan kabur" terlihat tidak jauh dari mereka laki laki tersebut datang dan menghampiri Zaara.
"Tuan, tolong saya laki laki itu akan melecehkan saya" pinta Zaara kepada Sagara namun Sagara tidak sama sekali menggubris perkataan Zaara.
Dengan takut Zaara bersembunyi di belakang Sagara tanpa sengaja, Dia benar benar takut, dan berharap laki laki di hadapannya tersebut mau menolongnya.
Benar saja Sagara tidak peduli, dengan wajah dingin Sagara ingin meninggalkan Zaara,,,
"Tuan mohon bantu saya" ucap Zaara menghentikan tubuh Sagara yang akan pergi, namun usahanya sia sia Sagara tetap berjalan meninggalkan Zaara.
Andreas hanya diam tak bersuara dia juga tidak bisa melakukan apapun jika tuan muda nya itu tidak memerintah nya, Padahal dalam hati Andreas, dia sangat iba dengan gadis muda itu.
"Tolong tuan!!..hik..."ketika itu Zaara sudah ditarik oleh laki laki gemuk tersebut, Dia benar benar marah karena Zaara mencoba kabur darinya.
Sagara benar benar tidak membantunya laki laki itu menjauh darinya dan tidak menoleh sedikitpun kearahnya.
laki laki seperti apa dia, disaat melihat seorang gadis kesulitan pun hatinya tidak tergerak sedikitpun, pikir Zaara.
Zaara ditarik paksa oleh laki laki itu,,
tiba tiba,,
BUKKK......!!
plakk....plakkk...buk...!!
tiba tiba Sagara sudah ada disamping Zaara dan menghajar laki laki itu,,,
Dengan suara yang datar juga dingin Sagara berkata,,,
"Lepaskan gadis ini!!!" ucap Sagara tajam
Benar saja laki laki itu sudah terkapar di lantai dan mencoba bangkit kembali.
"jangan ikut campur urusan ku, gadis ini sudah aku beli dengan harga yang mahal, apapun yang aku lakukan itu menjadi hak ku" Mendengar hal tersebut Sagara tersenyum sinis.
"Lepaskan gadis ini dan aku akan membayarmu, Andres! Beri dia uang untuk menebus gadis ini" perintah Sagara.
"Hah! benarkah apakah perintah itu dari tuan muda sejak kapan dia peduli dengan orang lain" ucap Andreas dalam hati.
"Baik" Andreas pun memberikan sebuah cek pada laki laki itu.
Laki laki tersebut pun pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"hehmmmm.... syukurlah!!" Zaara benar benar merasa lega.
"Terima kasih tuan" ucap tulus Zaara.
"Bagaimana caranya mengganti uang itu tuan?" sambung Zaara bertanya.
Sebelum Zaara mendapatkan jawaban, dua laki laki itu berjalan menjauh,,,
"tuan tunggu!!" dengan cepat Zaara menyusul laki laki itu.
"Tuan apa yang bisa aku lakukan untuk mengganti uang itu" ucap Zaara lagi.
Sagara tiba tiba menghentikan langkahnya, lalu dengan posisi yang membelakangi Zaara ia berkata.
"jangan biarkan aku bertemu denganmu lagi!...pergi dari sini!!" ucap Sagara dingin.
Zaara yang mendengar kalimat itu pun sontak terkejut,,,
"Laki laki ini kenapa dia sangat dingin juga angkuh , bahkan untuk berpaling pun dia tidak sudi"batin Zaara.
"Sekali lagi terimakasih tuan" ucap Zaara pada akhirnya dan melihat Sagara berjalan menjauh darinya.
Setelah itu Zaara pergi keluar hotel, dia sangat bingung kemana tujuannya sekarang, Dia tidak memiliki tempat tinggal.
"Aku harus kemana?..... sekarang aku pun belum memiliki uang untuk mengontrak, Apa aku harus pergi ketempat mbak Rena" ucap Zaara kebingungan.
***
Ding..dong..ding.....Bel berbunyi
Sekarang Zaara ada di depan sebuah toko buku tempat ia bekerja.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Zaara?!" jawab Rena ia sedikit bingung mengapa Zaara ada disana malam malam.
"Mbak Rena" Zaara langsung memeluk Rena dan menumpahkan air matanya.
"ada apa Zaara!!?" tanya Rena cemas.
"Mbak…...begini..." dengan suara serak Zaara mencoba menjelaskan apa yang telah dialaminya.
"sangat keterlaluan tante mu itu, menjadikan mu sebagai tebusan hutang, dimana hati mereka!!" ucap Rena marah.
"Apakah mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan, bagaimana bisa dia menjualmu kepada rentenir" sambung Rena berapi-api.
"Mbak Rena, sekarang Zaara tidak tahu harus kemana, Zaara sudah tidak sanggup lagi" ucap Zaara menumpahkan semua kesedihannya.
"Astaghfirullah, Zaara percayalah semua akan baik baik saja, sekarang kamu tinggal sama mbak aja, mbak juga sendiri, Zaara kamu harus bangkit untuk dirimu sendiri, Sekarang kamu sudah lepas dari dua manusia serakah itu" ucap Rena sambil memeluk tubuh Zaara.
"Iya mbak benar harusnya Zaara tidak berkata seperti itu harusnya Zaara lebih sabar lagi...hik.."
"mungkin dengan ini Zaara menjadi sosok yang lebih kuat lagi" ucap Zaara mencoba menghapus air matanya.
"Iya, sekarang hiduplah dengan cara yang lebih baik lagi "saut Rena tersenyum.
Setelah lebih tenang Zaara dan mbak Rena pulang kerumah kontrakan mbak Rena
Rena sudah seperti kakak bagi Zaara karena Rena selalu saja menjadi orang yang menguatkan Zaara disaat keterpurukannya.
Rena ingat Zaara memang gadis yang tangguh tapi tidak sering juga Zaara mengungkapkan kesedihan nya kepada Rena karena itulah dia menjadi dekat satu sama lain.
Sesampainya di depan rumah Rena, terlihat sebuah rumah dengan ukuran sederhana Zaara tersenyum dia sedih tapi juga bahagia karena ternyata masih ada orang yang peduli padanya .
"Ayo masuk Zaara "
"Baik mbak"
"Zaara duduk dulu gih, kamu pasti capek".
"Terimakasih mbak Rena, Zaara jadi ngerepotin mbak" ucap Zaara tidak enak hati.
"Nggak kok" ucap Rena dengan tersenyum
"Zaara kemari Ini kamar kamu, maaf kamar ini kecil" ucap Rena.
"Tidak mbak, Zaara lah yang menyusahkan mbak"
"Nggak Zaara"
Zaara pun masuk ke kamar itu, kamar ini terlihat lebih nyaman dari kamarnya dulu, Dia pun langsung masuk dan bersih bersih lalu sholat isya.
"Ya Allah, apapun yang terjadi hari ini hamba ikhlas, hamba ridho hamba tau jika semua ini akan memiliki akhir yang lebih baik". doa Zaara
Dengan air mata Zaara berdoa, hatinya sangat lelah, sangat hancur, tapi dia tau sekarang ini bukan waktunya untuk selalu bersedih tapi juga harus bangkit.
Sejenak terlintas di pikiran nya wajah laki laki yang tadi membantunya
"Wajah yang sangat dingin" batin Zaara mengingat wajah itu.
Zaara mengingat wajah itu, wajah yang tampan tanpa senyum, wajah yang angkuh dan dingin dan mata yang indah.
"Astaghfirullah Zaara kenapa jadi mengingat laki laki itu" ucap Zaara tersadar.
Bersambung.....
Assalamualaikum, salam kenal semuanya 🤗
saya adalah penulis baru di noveltoon.
pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada semua para pembaca yang sudah mau membaca karya pertama saya.
dan saya ucapkan banyak minta maaf juga
karena banyaknya penulisan kalimat atau kata yang kurang tepat ataupun pengejaan huruf.🙏
mohon bantu karya saya dengan vote 🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!