Disebuah ruangan megah bergaya Eropa nampak seorang wanita cantik sedang menguping pembicaraan orang yang berada di dalam ruang kerja yang pintunya sedikit terbuka.
Wanita itu bernama Camilla Li
seorang wanita cantik berkebangsaan Tionghoa blasteran Rusia sehingga memiliki kecantikan yang seperti peri dalam cerita dongeng,
peri cantik bermata biru dengan mata sipit, perpaduan yang unik.
Camilla Li, adalah putri dari Hanna Li
selain parasnya yang cantik, ia juga terkenal pintar dan mendapat bea siswa untuk meneruskan pendidikannya hingga meraih gelar magister nya
Sayangnya Camilla terlahir miskin, bahkan hidup penuh penghinaan karena mamanya membesarkan dirinya seorang diri sejak ia kecil.
Camilla sendiri tak pernah melihat bagaimana rupa papa nya ,dan mamanya akan menangis setiap kali Camilla menanyakan tentang papa kandungnya. sejak saat itu Camilla hanya memendam keingintahuannya tentang papa biologisnya itu.
Empat tahun lalu Camilla menikahi seorang pria kaya raya bernama Charlie wong.
Charlie berbeda dengan pria manapun yang pernah mendekatinya, ia pria polos, penyayang dan setia.
Di samping itu Charlie tak pernah mempersalahkan asal usul dan latar belakang keluarganya, Charlie mencintainya tanpa syarat.
Bahkan saat kedua orangtua Charlie,
Sherli wong dan Ferdian wong serta keluarga besar wong menolak, Charlie tetap bersikukuh hanya akan menikah dengan Camila, hingga akhirnya restu itu di dapat walau terpaksa, karena Charlie mengancam keluar dari silsilah keluarga jika mereka menolak wanita yang ia cintai, walau dengan setengah hati akhirnya mereka menikah
Namun pernikahan itu bukan berati keluarga besar Charlie menerima menerima Camilla, mereka sering memperlakukan Camilla seperti pembantu dan tak segan mencemooh dan menyindir Camilla.
Namun Camilla tak membalas, ia diam dan hanya tersenyum, membalas kelakuan mereka.
Sejak melangkahkan kaki di keluarga Wong, hidup Camilla seperti di neraka. penuh menghinakan dan air mata.
Charlie bukan tak tahu perlakuan keluarga besarnya, ia tahu dan melihat dengan mata kepalanya sendiri.
ia sudah mencoba meminta mereka memperlakukan istrinya dengan baik, namun semua orang tak perduli, kebencian mereka pada Camilla seolah tak bertepi.
Charlie kadang kasihan dengan istrinya, ia terus meminta maaf pada Camilla atas perlakuan seluruh keluarganya.
Camilla kadang memilih menghindar saat ada keluarga Charlie datang dan tak terkecuali kedua ornagtua Charlie sekalipun.
ia hanya akan bertemu dan berbicara seperlunya .
kebencian keluarga Charlie semakin besar karena sudah empat tahun pernikahan Charlie, Camilla belum juga hamil.
Sherly kerap memanggil menantunya mandul tanpa Tedeng aling-aling di depan semua orang.
dan Camilla hanya diam memendam rasa sakit hatinya, ia lalu pergi ke kamarnya dan menangis.
menumpahkan kekesalan dan kesedihan hatinya.
Beruntung Charlie sangat mencintainya, berapa kali pun keluarganya memintanya untuk menceraikan Camilla, Charlie tidak bergeming.
Namun mau sampai kapan???
Camilla sedang menguping pembicaraan orang yang berada di dalam ruang kerja Charlie.
ia berdiri memegang rak buku di sampingnya.
Tubuhnya hampir saja limbung seolah ia tak memiliki tenaga.
Camilla mengelus perutnya yang masih rata, dimana kini ada nyawa kecil yang bersemayam di rahimnya setelah penantian empat tahun.
Jari Camilla mencengkram dengan kuat rak buku di sampingnya, untuk menopang tubuhnya agar tak jatuh.
saat ini ia mendengar suara percakapan yang berasal dari ruang kerja suaminya.
Suara yang berasal dari suaminya dan kedua mertuanya.
kemarahan dan rasa sakit hati terpancar dari wajah cantik Camilla.
"Kami hanya meminta kamu menikah lagi nak" teriak Sherly kesal
"Papa gak mau tahu, kamu ceraikan Camilla atau beritahu dia untuk menerima istri baru mu nanti!!!!.
Dengar Charlie, kau harus memiliki keturunan untuk meneruskan silsilah keluarga kita.
kau anak lelaki satu-satunya dalam keluarga ini.
entah hukuman apa yang kami terima sampai hanya bisa mengandalkan mu seorang.
papa ingin cucu Charlie, dan Camilla itu mandul.
kau menikahi wanita mandul, sial!!!!!" teriak Ferdian Wong menggebrak meja kerja Charlie.
Charlie terlihat sangat marah, ia hanya diam menatap kedua orangtuanya.
jika bukan karena menghormati kedua orangtuanya sudah di pastikan Charlie akan menghajar mereka karena berani menghina Camilla.
"Sudah ceraikan saja.
mama sejak awal tak setuju.
Dia dari keluarga miskin dan juga mandul, apa yang kamu pertahankan darinya??????
di tambah anak haram
kau saja bodoh menikahi wanita yang enggak jelas asal-usulnya" timpal Sherly Wong mama dari Charlie
"Maaa....
pa.....
Aku mencintai Camilla, dan hanya akan menikah satu kali yaitu hanya dengan Camilla!!" ucap Charlie putus asa
"Kalau begitu kau meminta kami bunuh diri di depanmu???
kau anak tak berguna!!!!
keturunan Wong akan berakhir di tanganmu Charlie" pekik Ferdian murka
"Kali ini saja nak, turuti kemauan kami" ucap Sherly melunak melihat putranya tak bergeming dengan pendiriannya
"Jangan memaksaku pa, ma, please" ucap Charlie lirih
"koko...
kenapa koko egois sekali????
Mama dan papa cuma mau koko menikah dan punya anak.
Kak Milla gak bisa kasih cucu buat mama dan papa" ucap Findy ikut bicara
"Kenapa bukan Kau saja yang menikah dan melahirkan anak untuk mama dan papa???
bukankah kau sudah punya kekasih dan aku yakin kau sudah pernah melakukannya" sindir Charlie sinis
"Astaga Charlie kau sudah gila ?????
jaga ucapannya.
Jangan memfitnah adikmu, dia saudarimu satu-satunya.
Adikmu baru kuliah kau suruh menikah.
Dasar anak kurang ajar
Durhaka" ucap Ferdinan langsung membuka pintu dan pergi.
Camilla dengan cepat berlari dan bersembunyi.
ia melihat mertua laki-lakinya keluar tak lama kemudian di susul oleh istri dan anaknya.
Camilla memegang perutnya yang masih rata dengan tatapan sedih.
Padahal ia ingin menyampaikan berita bahagia pada suaminya jika ia positif hamil
Namun kejadian di depannya membuat moodnya langsung buruk.
Camilla masih bersembunyi di sudut ruang sambil menggenggam erat test pack miliknya
"Pa, sepertinya sia-sia membujuk Charlie.
Dia sudah buta karena cinta" ucap Sherly
"Dia kena pelet kali ma, masa segitunya.
Padahal kak Milla kan jelek"
cerocos Findy yang iri dengan kecantikan alami Camilla
"Hus anak kecil tahu apa???"
"Kita singkirkan Camila" ucap Ferdian enteng seolah Camilla adalah benda mati
"Apa????
Papa sudah gila?????" pekik lirih Sherly sambil mengedarkan pandangannya.
tanpa mereka ketahui ada dua orang yang mendengar percakapan mereka,salah satunya adalah Camilla yang menahan marah di tempatnya bersembunyi
"Aku mau kita berbesan dengan Abraham, dan aku tahu jika Jennie mencintai Charlie sejak dulu.
Dengar ma, Abraham akan menanamkan saham di perusahaan kita.
Jika Charlie bisa menikah dengan putrinya kita akan makin kaya di tambah Charlie akan menjadi CEO di perusahaannya, Jennie pewaris satu-satunya Abraham .
bukankah itu peluang yang besar???" ucap Ferdian yang memang gila harta,
"Wow itu keren bener dong pa.
Bener-benar tambang emas kita" timpal Sherly sebelas dua belas dengan suaminya
"Bener banget Findy setuju bang Charlie menikahi Jennie. apalagi kak Jennie kan seorang foto model terkenal.
Iiiiii Findy senang bener ma pa" ucap Findy antusias.
"Makanya kamu rayu kakakmu agar mau menikah dengan Jennie" ucap Sherly pada putrinya
"Jadi pa, apa rencana kita???"tanya Findy
"Kita buat saja dia menghilang dari dunia, kirim ke pelosok atau....."ucap Ferdinan sambil berfikir
"Atau apa pa???" tanya Findy penasaran, begitu juga Sherly
"Buat dia seolah gila, Lalu kirim ke rumah sakit jiwa hahahhaa" Ferdinan tertawa puas seolah perkataannya adalah lelucon.
di ikuti oleh Sheila dan putri mereka.
mereka bertiga tertawa tanpa rasa dosa.
"Ide papa brilian sekali ya ma"
"Iya siapa dulu suami mama" ucap Sherly bangga dengan suaminya yang seperti iblis dengan rupa manusia.
lalu ketiganya berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
terlihat mereka berjalan keluar rumah.
Sementara Camila di balik Rak buku merasakan panas dingin dan juga emosi. darahnya mendidih .
Bulu kuduknya meremang melihat tiga orang di depannya.
mereka berpenampilan manusia, tapi hati mereka busuk dan jahat, seperti iblis!!!!!!
"Keluarga ini.....
sungguh sangat menjijikkan. Mereka semua gila!!!!
Demi harta mereka rela melakukan apapun.
jika aku terus disini bukan hanya aku akan kehilangan nyawaku, tapi juga janin dalam kandunganku.
Mereka tak akan perduli aku sedang hamil atau tidak, aku harus pergi, harus.
Aku tak mau mati konyol disini" gumam Camilla
Camilla menghapus air matanya.
Ia menunggu kedua mertuanya dan adik iparnya pergi.
Setelah aman, Camilla lalu keluar dari tempat persembunyiannya, bergegas menuju kamar.
Camilla mengeluarkan koper kecilnya lalu memasukkan beberapa pakaian nya dengan tangan gemetaran, namun tangannya membeku.
jika ia pergi dengan membawa koper, bukankah akan ada yang mencurigainya.
Bisa-bisa ia malah gagal kabur dari rumah ini.
Mungkin Charlie bisa melindungi Camilla dari kedua orangtuanya sekali dua kali, namun ornagtua Calvin tak akan menyerah sampai mereka dapat yang di mau.
Lebih baik Camilla pergi sekarang.
demi dirinya dan juga buah hati dalam kandungannya.
Camila memikirkan nasibnya dan nasib anak dalam kandungannya.
Perjodohan itu bukan murni karena Camila belum memberi mereka anak, walaupun Camilla sudah memberi mereka cucu sekalipun, mereka tak akan pernah merestui pernikahan Camilla Dan Charlie.
mereka akan terus mencari cara untuk menyingkirkan Camilla .
Camilla mengantongi ponsel nya dan juga dompet kecil berisi uang pecahan dan beberapa lembar uang ratusan, ia tak pernah menggunakan uang yang di berikan Charlie, semua masih tersimpan di dalam kartu ATM dimana Charlie selalu mentransfer sejumlah uang setiap bulannya untuk Camilla.
camilla meletakkan semuanya, termasuk ATM milik Charlie yang berisi tabungan untuk anak-anak mereka kelak.
Camilla tak ingin Charlie dan keluarga nya tahu keberadaanya.
Camilla menyentuh deretan perhiasan yang Charlie berikan untuknya, air mata Camilla jatuh.
terbayang momen saat Charlie memberikan hadiah itu dan mengatakan betapa bahagianya ia bisa menikahi Camilla, hati Camilla serasa di tusuk, dadanya sesak.
ia sangat mencintai Charlie, jika saja keadaan tak seperti ini, ia tak ingin berpisah dengan Charlie.
Camilla menatap semua perhiasan yang di berikan Charlie padanya, satupun tak ada yang ia ambil.
Camilla hanya membawa beberapa lembar uang, lalu ia masukkan ke dalam kantong dan juga dompetnya
Ia butuh uang cash untuk transportasi dan mungkin bersembunyi beberapa waktu.
Camilla menatap cincin di jari manisnya, cincin pernikahannya dengan Charlie,
"Maaf Lie, aku tak akan melepaskan cincin ini, aku anggap cincin ini adalah dirimu," Camilla mengecup cincin di jari tangannya dengan sepenuh hati, ia sangat mencinta Charlie, namun keadaan tak memungkin ia tetap bertahan.
Dengan berderai air mata, Camilla menuliskan pesan perpisahan untu Charlie
ia sengaja meletakkannya di kotak perhiasan
ia perlu pergi jauh sebelum Charlie dan keluarganya tahu.
"Maafkan aku Lie, aku mencintaimu" ucap Camilla menatap pigura foto pernikahan mereka
lalu Camilla bergegas pergi
Camilla berusaha tenang keluar dari rumahnya, ia hanya memakai celana tiga perempat dan kaus oblong putih
Camilla berusaha menghindari para pelayan rumah dan juga penjaga.
Ia lalu perlahan membuka pintu utama
"Nyonya muda, anda mau kemana????" tanya seorang kepala pelayan wanita sopan
" Anu, saya mau ke depan" ucap Camilla gugup
kepala pelayan itu tersenyum.
"Ikuti saya nyonya muda" ucapnya sopan.
Camilla menghela nafas, ia tak bisa menolak atau wanita tua itu akan curiga.
Camilla mengikuti kepala pelayan wanita itu sampai ke ruangan khusus pelayan.
Karena hari siang, dan mereka semua sedang sibuk mempersiapkan makan siang.
Ruangan tersebut sepi.
"Pakai pakaian ini.
Saya akan membantu anda keluar dari rumah ini" ucap pelayan itu tersenyum, Camilla menatap tak percaya pada kepala pelayan itu
"Nyonya muda, jika anda percaya pada saya, saya akan membantu anda keluar dari rumah ini" ulang wanita itu masih dengan senyum tersungging di bibir nya.
"Bu Helen saya....."
"Setiap waktu sangat berarti untuk anda.
Jika anda gagal keluar hari ini, mungkin esok hidup anda akan suram" ucap pelayan wanita bernama Helen tersebut
"Tolong, bantu saya keluar Bu Helen.
Saya akan sangat berterima kasih dan akan mengingat Budi baik Bu Helen" ucap Camilla memohon
"Ganti pakaian anda nyonya muda, kita akan keluar dengan mobil saya.
apa ada yang mau anda bawa???" tanya Helen
"Tidak Bu Helen.
saya tak punya sesuatu apapun untuk saya bawa" ucap Camilla.
"Baiklah, segera ganti pakaian anda nyonya muda" Camila.bergegas mengganti pakaiannya.
setelah itu bu Helen mengendarai mobilnya keluar dari mansion megah itu.
Camilla menoleh kebelakang, air matanya menetes.
Ada sedih, kecewa dan lega bisa keluar dari rumah tersebut.
"Kuat kah hati anda.
Saya sudah meminta anak saya mengantar anda ke bandara
Karena mobil ini di lengkapi rekam jejak GPS, saya tak bisa mengantar anda ke bandara" ucap Helen
"Bandara??? kemana saya harus pergi Bu?????
saya, saya tak punya siapapun dan tempat untuk saya tuju.
Sementara mama.....
Saya tak mau menyusahkan mama saya" ucap Camila mulai terisak.
"Jangan Khawatir nyonya muda, anda akan pergi dengan anak saya. saya sudah meminta dia mempersiapkan semua kebutuhan nona, termasuk paspor dan juga tiket anda.
anda akan pergi sebagai anak saya.
kebetulan usia dan wajah anda sedikit mirip, biar Prilly yang mendandani anda nanti.
di sana Anda akan tinggal dengan adik saya yang berada di negara I.
Mereka sudah menanti anda.
Saat liburan saya akan menjenguk anda.
Tetaplah semangat seberat apapun masalah anda" ucap Helen lembut
"Saya, saya tak tahu harus dengan apa membalas kebaikan ibu"ucap Camilla merasa sangat bersyukur
"Tak perlu membalasnya Nyonya muda.
Saya yang membalas Budi baik anda.
Lima tahun lalu, seorang gadis kecelakaan.
gadis itu di tolong oleh seorang anak sekolah menengah atas, dan saat perlu donor darah, gadis muda itu tanpa berfikir panjang mendonorkan darahnya dua kantong untuk orang yang tidak ia kenal" kenang Bu Helan menitikkan air mata.
Camilla berusaha mengingat kejadian itu, Dimana camilla membantu seorang gadis yang seusia dengan nya.
"Tak perlu membalasnya Nyonya muda.
Saya yang membalas Budi baik anda.
Lima tahun lalu, ada seorang gadis yang mengalami kecelakaan.
gadis itu di tolong oleh seorang anak sekolah menengah atas, dan saat perlu donor darah, gadis muda itu tanpa berfikir panjang mendonorkan darahnya dua kantong untuk orang yang tidak ia kenal" kenang Bu Helen menitikkan air mata.
Camilla berusaha mengingat kejadian itu, Dimana Camilla membantu seorang gadis yang seusia dengan nya.
Gadis itu korban tabrak lari dan kondisinya mengenaskan.
Camilla membantu menelpon ambulance, ikut dalam ambulance dan saat mereka butuh darah untuk si korban, Camilla dengan sigap memberikannya, karena persediaan darah di rumah sakit itu kosong dan Camilla memiliki golongan darah yang sama.
Camilla tak tahu kelanjutannya.
Ia hanya menelpon keluarga si gadis agar datang, lalu ia pamit pulang karena mamanya juga sedang sakit di rumah.
tanpa Camilla ketahui kedua ornagtua gadis itu mencari Camilla.
mereka ingin membalas Budi, hingga saat Camilla menikah dengan Charlie, orangtua gadis itu melihat.
"Bu Helen, anda...."
"Ya nyonya, gadis itu adalah putri saya satu-satunya, itulah alasan saya melamar bekerja di mansion anda.
Saya ingin membalas kebaikan anda" ucap Helen tersenyum
"Bagaimana dengan gadis itu???" tanya Camilla teringat gadis yang seumuran dengannya itu
"Dia baik, anda akan bertemu dengannya beberapa saat lagi"
"Alhamdulillah, saya turut bersyukur Bu" ucap Camilla ikut senang
Tak lama kemudian sebuah mobil datang dan turunlah seorang wanita cantik yang mirip dengan Helen
"Maaf ma prilly terlambat ya???"
"Enggak sayang" ucap Bu Helen penuh kasih sayang.
Prilly mencium punggung tangan mamanya
"Prilly, beliau nyonya Camilla"
"Panggil saja Camilla, aku bukan lagi nyonya rumah itu"ucap Camilla
"Camilla terima kasih atas pertolonganmu lima tahun lalu, jika bukan karena kau, aku mungkin....."
Camilla meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Prilly sambil menggeleng
"Aku melakukanya karena sudah kewajiban"
"Sudah nyambung obrolannya nanti lagi, sekarang segera kalian pergi sebelum mereka sadar Camilla sudah menghilang" ucap Helen mengingatkan putrinya dan juga Camilla
"Mama, kami jalan dulu.
mama jaga diri dan segera susul kami" ucap Prilly mencium mamanya
"Bu Helen, terima kasih.
Camilla akan membalas kebaikan Bu Helen suatu saat nanti" ucap Camilla memeluk Helen penuh rasa terima kasih.
"Cukup Jaga kandungannya dan lahir kan cucu yang sehat untukku" ucap Helen memeluk Camilla.
"Bu, Camilla boleh merepotkan ibu lagi??"
"Mamamu??"
"Benar Bu, Camilla khawatir "
"Serahkan semua padaku, aku akan menjaga mama mu seperti saudariku sendiri"
Camilla kembali memeluk Helen dan tak henti-hentinya berterima kasih pada Helen.
Setelah itu Prilly langsung melajukan kendaraanya menuju bandara
Di dalam mobil sudah ada dua koper.
Prilly meminta Camilla mengganti pakaiannya karena Camilla memakai pakaian pelayan
Prilly memberikan syal jaket dan juga kacamata.
Mereka masuk ke dalam bandara dan langsung terbang menuju negara I.
untuk menghilangkan jejak Camilla memakai identitas anak pertama Helen yang kebetulan memiliki tinggi dan wajah mirip Camilla dengan sedikit bantuan Rilly yang ahli dalam make up.
Sementara di mansion keluarga Wong
Charlie menuju kamarnya dan tidak menemukan Camilla di sana.
Ia mencari ke seluruh mansion miliknya, namun ia tak menemukan Camila di manapun sampai ia mengerahkan seluruh orang yang bekerja di mansion tersebut mencari keberadaan Camilla.
namun Camilla tak juga di temukan.
Charlie mengusap wajahnya kasar, ia menduga Camilla berada di taman di mana biasanya Camilla pergi saat ia sedih.
Namun sampai di taman ia tak menemukan istrinya tersebut.
Charlie frustasi dan meremas rambutnya kasar.
Ia terduduk lemas di bangku taman, kesimpulannya Charlie menduga istrinya tersebut mendengar perkataan kejam orangtua dan adiknya.
Charlie meminta keamanan memeriksa CCTV, namun memeriksa beberapa kali pun mereka tak melihat keberadaan Camilla
hanya terlihat Camilla yng berdiri di rak buku di sebelah ruang kerja beberapa saat lalu.
Dugaan Charlie benar.
Istrinya mendengar semua percakapan dirinya dan kedua orangtuanya.
Ia melempar asbak rokok di sebelahnya hingga pecah berkeping-keping.
Apa yang Charlie takutkan selama ini akhirnya terjadi juga.
Ia sangat takut istrinya akan meninggalkannya karena ulah kedua orangtua dan keluarga besarnya dan kini semua terjadi juga.
"Tuan, Sepertinya nyonya muda memegangi sesuatu di tangannya" ucap si petugas keamanan yang sedang memeriksa CCTV
"Zoom" perintah Charlie
"Apa itu??? seperti alat pengukur suhu tubuh" gumam Charlie
"Anda lihat ini sebelumnya Tuan" ucap pengawal tersebut menunjuk rekaman beberapa saat sebelumnya
"Nyonya muda terlihat bahagia sambil melihat benda di tangannya.
Itu alat test kehamilan.
Saya yakin sekali karena istri saya...." ucap si petugas keamanan, namun terhenti karena terdengar makian pelan Charlie.
"****, honey dimana kamu...." gumam Charlie lalu masuk ke dalam kamarnya mencari petunjuk.
Matanya tertuju pada sebuah benda di atas meja rias.
Benda yang sama di rekaman CCTV dimana Camilla membawanya.
"Dua garis?? apa artinya ini???"
Dengar gemetaran Charlie membuka ponselnya dan mencari di internet, matanya membulat sempurna saat membaca penjelasan di sana.
"Hamil, istriku hamil....
Ya Tuhan Camilla....
akhirnya kita akan memliki anak.
sayang kamu dimana sekarang????
jangan pergi Milla.
Jangan tinggalkan aku" ucap Charlie lalu bangkit dan melajukan kendaraannya menyisir sepanjang jalan berharap melihat Camilla sedang berjalan, namun nihil.
Ia lalu menuju ke mansion utama milik keluarganya.
Charlie yang emosi menabrakkan mobilnya ke pagar rumahnya lalu turun dengan wajah murka.
Pengawal yang berjaga terkejut bukan main, mereka ketakutan karena melihat tuan muda mereka yang bisanya pendiam dan santun, kini marah.
Bahkan terlihat lebih menyeramkan dari pada Ferdian Wong saat marah.
Setelah pintu terbuka, Charlie kembali masuk ke dalam mobilnya yang sudah hancur depannya, melajukan kendaraanya itu masuk ke dalam mansion, Sampai di dalam mansion ia kembali menabrak vas bunga besar yang berada di pintu masuk mansion
"Ferdian, Sherly..." panggil Charlie murka memeangg.nama kedua ornagtua nya
Selama ini ia sudah berusaha menjadi anak yang berbakti, tapi kedua orangtuanya selalu menekannya, bahkan kakek dan neneknya juga.
semua memperlakukan Camilla sangat buruk.
"Anak kurang ajar, apa yang kau lakukan di rumahku??? tidak sopan sekali memanggil nama kami.
Apa kau sudah gila menabrak pagar dan menghancurkan vas di depan???" teriak Ferdian murka
"Ya, aku gila, aku sudah gila!!!
apa papa puas????"
Plak
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Charlie.
"Pukul pa, pukul sampai papa puas.
Aku sudah katakan berapa kali, jangan menggangu hidupku dengan Camilla.
Karena ulah kalian Camilla pergi dari rumah bersama anak kami"
"Koko, kenapa Koko menyalahkan papa.
mungkin saja kak Camilla selingkuh lalu kabur karena takut" ucap Findy kesal karena papanya di bentak
Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Findy membuat gadis cantik itu menangis dan memegangi pipinya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!