NovelToon NovelToon

Jadikan Aku Pacarmu

Bab 1 Awal

Meskipun satu sekolah, dan kelasnya hanya bersebelahan tidak menjamin seseorang mengenal teman-temannga dengan baik. Mungkin hanya sebatas tahu wajah, tapi tidak mengetahui namanya.

Seperti halnya Jocelyn Andina Prasetya atau yang biasa dipanggil Dina tidak terlalu mengenal teman-temannya semasa SMP. Meskipun ia anak yang periang dan mudah bergaul tapi ia hanya mengenal teman-teman satu kelasnya.

Kelas yang lain pun, dia hanya mengenal satu dua orang saja. Waktu Dina ia habiskan untuk belajar, ia bertekat walaupun ia berasal dari SD yang berada di pinggiran kota tapi nilai-nilainya tak boleh kalah dari teman-temannya yang berasal dari sekolah favorit.

Bukan tanpa alasan Dina berkeinginan seperti itu. Sewaktu penerimaan siswa baru SMP favorit di kotanya ia hanya menduduki peringkat dua puluh dari bawah, dari tiga ratus enam puluh siswa yang diterima di sekolah itu.

Dari kelas satu SMP ia hanya fokus bagaimana caranya agar ia tidak kalah dengan teman-temannya yang rumahnya berada di pusat kota dengan segala fasilitas yang begitu baik.

Karena fokusnya itu, ia tidak sempat mengenal yang namanya pacaran. Dina pernah menyukai teman satu kelasnya tapi itu hanya sekedar menyukai. Baginya tidak ada waktu untuk berpacaran.

Bahkan absensi Dina tidak ada satu haripun ia tidak masuk. Ia selalu berusaha menjaga kesehatannya, kadang ia datang ke sekolah dengan kondisi sakit tapi itu masih bisa ia tahan.

Dina pun sampai tidak menyadari jika anak dari kakak sepupunya bersekolah di sekolah yang sama. Bukan tanpa alasan jika ia tidak mengetahui saudara sendiri.

Ia dan kakak sepupunya itu jarang bahkan dalam kurun waktu dua tahun ia bersekolah di SMP itu hanya beberapa kali saja bertemu, kalau pun bertemu hanya bertemu dengan kakak sepupunya itu tidak dengan anaknya.

Dan suatu ketika saat bertemu kakak sepupunya itu, ia baru mengetahui jika keponakannya bersekolah di sekolah yang sama. Betapa terkejutnya Dina mengetahui hal itu.

Dan di kesempatan lain ia bertemu lagi dengan kakak sepupunya dengan keponakannya.

"ini lho Din...anak sulung kakak" ucap kakak sepupunya Dina mengenalkan anak sulungnya

"oh ini kak?" tanya Dina

"aku Hary, aku sering melihat kamu di sekolah" ucap Hary dengan senyuman

"memangnya kamu kelas apa?" tanya Dina yang mencoba berpikir keras mengingat-ingat Hary

"kelasku di sebelah kelasmu, aku 3D masak iya kamu tidak tahu?" Hary terkekeh

"iyakah? maaf aku jarang main ke kelas lain" ucap Dina tidak enak hati karena tidak mengenali saudara sendiri.

Sejak pertemuan itu Dina dan Hary menjadi lebih akrab. Meskipun Dina itu tantenya Hary, tapi Hary memanggil hanya Dina tidak ada sebutan tante ataupun kak.

Ujian akhir sekolah telah di depan mata. Semua siswa kelas tiga diwajibkan membuat buku kenang-kenangan yang berisi biodata siswa satu kelas mereka. Dan di belakang buku itu diberikan beberapa lembar halaman kosong untuk mereka saling bertukar pesan dan kesan dengan teman-teman baik satu kelas maupun kelas lain.

.

Ujian akhir telah selesai, sambil menunggu pengumuman siswa kelas tiga mengadakan class meeting. Mereka sepakat mengadakan adu tanding basket di halaman sekolah setiap paginya.

Basket adalah salah satu olah raga favorit Dina. Ia begitu antusias dengan acaraa tersebut. Semua siswi diharapkan menjadi penyemangat bagi tim kelas mereka.

Sewaktu kelas Hary bertanding, Dina melihat ada cowok yang menurutnya cowok yang ideal. Permainan basketnya termasuk bagus, tampan, tinggi, dan terlihat ramah dan murah senyum.

Ia tidak tahu siapa cowok itu, yang ia tahu hanya teman sekelas Hary. Dina juga enggan bertanya pada keponakannya itu, karena takut diledek oleh keponakannya sendiri.

Dina berlama-lama memandangi cowok itu, dan cowok itupun juga sering menatap ke arahnya saat bermain basket. Dina pikir setelah ia lulus nanti mereka tidak akan bertemu lagi.

Bisa jadi mereka akan mendaftar di sekolah yang berbeda. Jadi Dina puas-puaskan melihat permainan basket cowok itu. Saat istirahat permainan pun cowok itu sepertinya sengaja duduk tak jauh darinya.

Permainan babak kedua telah dimulai. Cowok yang Dina kagumi itu seperti mendapat semangat baru. Berkali-kali ia bisa memasukkan bola ke keranjang lawan, bahkan beberapa kali mendapatkan poin tiga. Benar-benar bagus permainan cowok itu.

Dina tidak tahu yang ia rasakan, apakah itu rada kagum, suka, atau hanya sekedar suka permainannya. Tapi yang jelas melihat cowok itu bermain basket membuat ia juga bersemangat.

Permainan telah usai, dan dimenangkan oleh kelas Hary keponakannya, dan yang menyumbang nilai paling banyak adalah cowok itu. Dina tidak pernah menyangka ada cowok sekeren itu di sebelah kelasnya.

Dina berpikir, kemana saja dia selamaa ini sampai tidak mengetahui ada cowok yang begitu mempesona yang berada di kelas sebelah. Mungkin matanya selama ini hanya melihat buku, buku dan buku jadi tidak pernah melirik cowok-cowok tampan yang ada di sekitarnya.

Keesokan harinya giliran kelas Dina yang bertandind dengan kelas 3A. Dina sudah bersiap duduk di teras depan kelasnya untuk menyemangati tim kelasnya.

Dan cowok itu juga duduk tak jauh dari dirinya bersama teman-temannya. Terkadang melirik ke arah Dina. Tapi Dina tidak meyadarinya, ia larut dalam kegembiraan memberikan semangat untuk tim dari kelasnya.

Dina bisa duduk berjam-jam menyaksikan pertandingan basket. Karena ia benar-benar menyukai olah raga tersebut, walaupun dirinya tidak begitu bisa memainkan olah raga itu.

Baginya hiburan tersendiri bisa menyaksikan pertandingan basket. Dia suka menonton pertandingan basket basket dari negara paman sam. Tapi kini ia bisa menyaksikan pertandingan itu secara langsung, meskipun bukan pemain idolanya.

Tapi itu cukup menyenangkan, apalagi pertandingan digelar setelah ujian akhir, benar-benar sebuah hiburan setelah mereka berlelah-lelah belajar. Setelah mereka menguras pikiran dan tenaga mereka untuk menghadapi ujian akhir.

Pertandingan antara kelasnya dengan kelas 3A telah usai, dan dimenangkan oleh kelasnya. Di kelasnya ada beberapa siswa yang bisa dibilang jago dalam bermain basket.

Mereka merayakan kemenangkan mereka dengan minum es teh yang mereka pesan dari kantin sekolah mereka. Perayaan sederhana mengingat mereka masih harus bertanding di babak semifinal dan final.

Semua siswa terlihat sangat bahagia. Mereka terlihat tertawa lepas, hilang sudah segala kepenatan selama ini. Bersekolah di sekolah favorit memang benar-benar menguras tenaga dan pikiran.

Mereka seperti berkejar-kejaran dengan waktu. Segala kemampuan mereka dipacu untuk bisa mempertahankan prestasi mereka maupun prestasi sekolah.

Pertandingan seperti itulah yang selalu mereka dambakan, sebagai hiburan. Sayangnya mereka baru bisa mewujudkannya setelah ujian akhir selesai.

.

.

.

Hai...hai...bestie ini novel keduaku ya...semoga kalian suka...

Bab 2 Harapan

Akhirnya yang pertandingan ditunggu-tunggu oleh semua siswa yang menyaksikan pertandingan basket antar kelas dimulai. Babak final digelar, kelas Dina melawan kelas Hary keponakannya. Itu berarti kelas cowok yang menurut dia ideal akan bertanding melawan kelasnya.

Pertandingan berjalan dengan sangat meriah, kedua tim saling berlomba mendapatkan posisi juara. Meskipun siapapun yang mennaag tidak mendapatkan hadiah, tapi itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi semua siswa.

Nilai yang didapatkan oleh kedua tim saling kejar-kejaran. Berlomba mendapatkan posisi tertinggi dalam pertandingan antar kelas. Tidak ada satupun siswa yang berbuat curang dalam pertandingan itu. Karena sebenarnya mereka menyadari pertandingan itu hanya untuk mengisi waktu mereka menunggu pengumuman kelulusan mereka.

Pertandingan telah berakhir dan dimenangkan oleh kelas Dina dengan perolehan skor yang sangat tipis. Kedua tim saling menyalami memberikan ucapan selamat.

Tidak ada rasa dendam atau marah di antara mereka yang kalah dalam pertandingam tersebut. Mereka semua bahagia karena bisa melewati ujian akhir, bahagia karena bisa mengeskpresikan diri mereka dalam sebuah pertandingan antar kelas yang bertujuan mempererat persahabatan di antara para siswa.

Pengumuman hasil kelulusan ujian akhir tinggal menghitung hari, lebih tepatnya seminggu dari hari terakhir pertandingan. Semua siswa merasa cemas apakah mereka akan lulus atau tidak. Tapi mereka tetap optimis bahwa semua akan lulus.

Mereka berharap bisa lulus dengan nilai yang bagus dan bisa masuk ke sekolah favorit yang mereka inginkan selama ini. Begitu juga dengan Dina, ia ingin sekali masuk ke SMA favorit di kotanya yaitu SMA Negeri X.

Hari yang dinanti telah tiba, semua siswa merasa harap-harap cemas. Hari dimana kelulusan semua siswa akan diumumkan. Mereka semua sudah tidak sabar menanti pengumuman dari wali kelas mereka masing-masing.

Dina dan teman-temannya masuk ke kelasnya. Mereka menunggu kedatangan wali kelasnya yang terkenal sangat galak. Setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit, akhirnya wali kelasnya masuk ke kelasnya.

Wali kelasnya membawa sebuah amplop besar, dan kemudian membukanya di depan anak didiknya. Ia mengumumkan jika semua murid yang ada di kelasnya lulus dengan nilai bagus.

"kita lulus Din..." ucap Puri teman sebangku Dina dengan girangnya

"iya...kita lulus Ri..." ucap Dina dengan riang gembiranya.

"mau daftar kemana Din?" tanya Puri antusias

"ke SMA X lah..." jawab Dina antusias

Mereka berdua sepakat mendaftar di sekolah yang sama. Karena Puri merasa terbantu oleh Dina. Di saat teman-teman sekelas tidak ada yang mau berteman dengannya hanya Dina lah yang mau berteman dengannya.

Padahal tidak ada sesuatu yang salah dengan Puri, hanya saja memang tingkahnya seperti anak kecil yang manja. Hanya Dina yang mau menemaninya, hanya Dina yang mau membantunya di kala ia susah.

Hari-hari berlalu, pendaftaran masuk sekolah baru telah dibuka. Semua siswa begitu antusias untuk mendaftar ke sekolah yang mereka inginkan sesuai dengan nilai yang ia miliki.

Dina sudah sepakat dengan Puri untuk mendaftar ke SMA X bersama-sama, meskipun mereka diantar oleh wali mereka masing-masing.

Dina diantar oleh kakak sepupunya sedang Puri diantar oleh mamanya.

"Din..." dengan langkah gontai Puri menghampiri Dina yang baru masuk ke pintu gerbang SMA X

"iya Ri...ada apa? Kamu jadi mendaftar kan?" tanya Dina ceria

"sepertinya aku tidak jadi mendaftar di sini Din" ucap Puri lesu

"memangnya ada apa Ri...?" Dina menautkan kedua alisnya

"nilaiku sepertinya kurang Din, aku lihat di papan pengumuman yang mendaftar nilainya jauh di atasku semua" jawab Puri tertunduk lesu

"tapi belum dicoba Ri...ayo coba saja dulu" ucap Dina antusias

"tidak Din...aku takut kecewa nantinya, lebih baik aku tidak menjadi mendaftar di sini" jawab Puri lesu

"terus kamu mau mendaftar dimana Ri?" tanya Dina merasa sedih

"di SMA Y Din...di sana jelas nilaiku masuk dan pasti diterima" ucap Puri terkekeh menghibur dirinya sendiri

"oh...ya sudah...sukses buat kamu ya Ri...jangan lupakan aku ya.." ucap Dina sambil memeluk Puri

Mereka berpisah saat itu juga. Dina mantap mendaftar ke SMA X karena memang nilainya bagus. Dina yakin ia pasti diterima di SMA X. Waktu SMP Dina tidak terlalu banyak memiliki teman. Ia sibuk belajar, sibuk mengerjakan tugas-tugasnya.

Waktu istirahat pun ia habiskan di kelas kalau tidak di perpustakaan, makanya tak hayal sampai saudara sendiri bersekolah di sekolah yang sama Dina tidak mengetahuinya.

Berpisah dengan Puri menjadi kesedihan tersendiri bagi Dina. Karena ia harus mulai membuka diri dengan teman-teman barunya, meskipun sebagian besar yang mendaftar adalah teman satu sekolahnya.

Pengumuman hasil pendaftaran masuk SMA X telah diumumkan, Dina diterima di sekolah tersebut seperti keinginannya. Teman-teman satu kelasnya dulu juga hampir semua diterima di sekolah itu.

Tidak ada Puri, setidaknya ia masih ada teman-teman satu kelasnya yang bisa jadi sahabat baiknya kelak. Dia hanya bisa berharap semoga bisa satu kelas dengan teman-teman satu kelas semasa SMP dulu.

.

.

.

B e r s a m b u n g

Please like, vote, dan komennya ya bestie

Terima kasih sekebon

Bab 3 Perkenalan (1)

Setelah pengumuman penerimaan akan ada pendaftaran ulang bagi siswa baru. Dina sudah melengkapi semua persyaratan untuk pendaftaran ulang.

Hari ini, hari yang mendebarkan bagi Dina, hari pembagian kelas sekaligus pembekalan untuk acara masa pengenalan sekolah bagi siswa baru SMA X. Dina berharap semoga bisa satu kelas dengan teman-teman yang ia kenal semasa SMP dulu.

Dina berangkat tidak terlalu pagi, setelah sampai di sekolah Dina ikut bergabung dengan para siswa baru berbaris di lapangan di gedung sebelah selatan.

Mereka berbaris untuk mendapat pengarahan sebentar dari kepala sekolah SMA X. Setelah pengarahan selesai para siswa diminta untuk melihat daftar nama yang sudah ditempel di depan pintu masing-masing kelas.

Ada delapan kelas, yang terbagi dari kelas A sampai H setiap kelasnya diisi empat puluh siswa. Semua siswa berjalan mencari kelasnya masing-masing.

Tidak terlalu sulit bagi Dina untuk mencari kelasnya, ia hanya sekali melihat langsung ketemu, ia akan menempati kelas mana. Dina menampati kelas 1. B. Dina masuk ke ruang kelasnya dan berkenalan dengan beberapa siswa yang sebagian berasal dari sekolahnya dan ada yang berasal dari sekolah lain.

Ketika ia asyik mengobrol dengan teman sebangkunya tiba-tiba ada seseorang yang melewati mejanya. Dina terkesima melihat cowok yang dulu berada di kelas sebelahnya yang menurutnya cowok ideal sedang berjalan bersama Roy.

Roy adalah salah satu siswa paling tampan di kelasnya dulu dan juga jago main basket. Roy juga dekat dengan Dina sewaktu SMP. Tak ingin terlalu terlihat ia memperhatikan cowok itu, Dina kembali melanjutkan obrolannya dengan teman sebangkunya.

Teman sebangkunya itu juga dulu teman Dina satu kelas Rani namanya. Rani tipe cewek periang seperti Dina lebih cerewet dan asyik. Rani juga menjadi salah satu cewek populer di sekolahnya. Kalau dibanding Dina sebenarnya Dina lebih cantik.

Tapi karena Dina lebih mementingkan belajar daripada bersosialisasi, dan tidak pernah mementingkan penampilannya, maka tidak banyak yang mengenal Dina.

Kakak-kakak kelas yang akan mendampingi mereka minggu depan dari hari senin hingga sabtu dalam masa pengenalan sekolah masuk ke kelas Dina. Mereka ada dua orang satu cewek satu cowok.

Yang cowok bernama Randi dan yang cewek bernama Diana. Mereka berdua memperkenalkan diri mereka kepada siswa-siswa di kelas Dina. Setelah acara perkenalan mereka kemudian memberikan pembekalan untuk kegiatan minggu depan.

Apa saja yang harus mereka bawa, dan atribut apa saja yang harus mereka pakai. Semua dijelaskan secara rinci oleh Randi dan Diana. Setelah semua mengerti dan memahami mereka diperbolehkan pulang.

"sampai jumpa hari Senin Din..." ucap Rani saat mereka keluar dari ruang kelasnya.

"iya Ran..." ucap Dina sambil tersenyum ke arah Rani

Tepat di belakang Dina ada Roy dan temannya, mereka berjalan seolah mengikuti Dina.

"Din..." ucap Roy dari belakang

"eh...Roy..." Dina menoleh ke arah belakang, dan betapa terkejutnya ia, ternyata yang sedang bersama Roy adalah cowok yang menurutnya ideal waktu SMP dulu

"kita sekelas lagi Din..." ucap Roy mensejajari langkah Dina

"iya...kamu lagi...kamu lagi...." Dina terkekeh

"aku pulang dulu ya Din..." pamit Roy dan berjalan bersama cowok idealnya Dina

Dina melihat Roy berjalan ke arah yang sama dengannya bersama temannya itu. Ternyata Roy masuk ke dalam sebuah rumah, dan sepertinya rumah cowok yang bersamanya itu.

Dina melewati rumah itu, karena kebetulan ia harus mampir ke rumah budenya. Waktu melewati rumah yang tadi Roy masuk, Dina melihat Roy dan temannya sedang mengobrol.

Dina melewati rumah itu tanpa menengok ke arah rumah tersebut. Ia hanya tidak ingin terlihat kalau sedang memperhatikan Roy dan temannya itu.

.

Hari senin, hari pertama masa pengenalan sekolah. Dina datang jam tujuh kurang sepuluh menit diantar papanya. Setelah berpamitan dengan papanya, Dina buru-buru masuk ke kelasnya dan memakai semua atribut yang wajib dipakai waktu masa pengenalan kampus.

Bel tanda masuk sudah berbunyi, semua siswa wajib mengikuti upacara bendera, tak terkecuali bagi para siswa baru. Mereka berada di barisan tersendiri karena mereka masih mengenakan seragam SMP.

Upacara bendera berjalan secara khidmad. Setelah upacara selesai, siswa baru belum diijinkan untuk membubarkan diri. Mereka masih harus mengikuti pengarahan dari ketua OSIS terlebih dahulu.

Setelah selesai mereka diperbolehkan untuk kembali ke kelas masing-masing. Di dalam kelas Dina tidak sengaja duduk di depan Roy dan temannya itu.

Karena kakak pendamping kelas mereka belum masuk ke kelas mereka sibuk mengobrol. Ketika Dina asyik mengobrol dengan Rani, punggungnya ditepuk dari belakang.

"Din...Dina...." ucap seseorang dari belakang sambil menepuk punggung Dina. Dina menoleh ternyata yang menepuk tadi adalah Roy.

"ya Roy...ada apa?" tanya Dina menatap Roy bergantian dengan temannya

"ada yang mau berkenalan denganmu" ucap Roy dengan senyum menggoda

"siapa?" tanya Dina mengerutkan dahinya

"ini...yang duduk di sebelahku" Roy menengom ke arah teman sebangkunya

"kita belum berkenalan, aku Toni...." ucap teman sebangku Roy tersenyum mans sambil mengulurkan tangannya

"eh...aku Dina..." ucap Dina dengan wajah cerianya "kamu kan yang satu kelas sama Hary kan waktu SMP?" tanya Dina

"iya...kamu kenal Hary?" tanya Toni

"iya, dia anak kakak sepupuku" ucap Dina tersenyum ceria

"oh...kakakmu berarti sudah sangat tua, anaknya saja seumuran denganmu" Toni terkekeh

"ya...namanya juga sepupu..." Dina mengedikkan bahu sambil terkekeh

Obrolan mereka terhenti karena pendamping kelas mereka sudah masuk. Pendamping mereka mulai memberi tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok.

Roy meminta Dina untuk jadi satu kelompok saja, karena ia sangat mengenal Dina. Dina anak yang rajin dan cerdas sudah pasti tugas-tugas kelompok mereka akan cepat terselesaikan.

Dina menerima usul Roy dengan senang hati, dia malas untuk mencari-cari teman untuk dijadikan satu kelompok dengannya. Selain itu iya juga sudah mengetahui jika Roy juga salah satu siswa yang pandai di kelasnya waktu SMP dulu.

Mereka berdiskusi mengerjakan tugas pertama dari kakak pendamping mereka. Toni memperhatikan Dina, tidak terlalu cantik, tapi cewek yang menarik. Pandai, cerdas, ramah, mudah bergaul tidak sombong. Semua menjadi nilai tambah di mata Toni.

.

.

B e r s a m b u n g

.

Yang belum pencet tombol favorit, tolong pencet favorit dulu ya...

Jangan lupa ritualnya, like komen dan votenya ya...

Ditunggu kiriman bunga dan kopinya ya..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!