NovelToon NovelToon

Puisi Cinta Dilara

Prolog

Clara Abigail.

Usianya tujuh belas tahu,memiliki paras yang sebenarnya cukup cantik dan manis. Namun sayangnya Clara memiliki sifat yang cuek dan pendiam yang membuatnya tidak dekat dengan siapapun termasuk Dirga. Teman sebangkunya sendiri.

Dirga Mahendra.

Teman sebangkunya Clara,usianya juga tujuh belas tahun. Memiliki sifat yang normal-normal saja. Tidak dingin,tidak terlalu ramah,tidak terlalu cuek dan tidak suka caper ataupun tebar pesona.

Dirga ini bisa di bilang sebagai murid yang cukup teladan dan termasuk golongan most wanted,dia pintar,ganteng,jago di bidang olahraga dan tidak sombong. Seperti yang dibilang di awal tadi,sifatnya normal-normal saja.

Sebenarnya banyak dari gadis-gadis di sekolah yang mengagumi Dirga. Termasuk teman sekelasnya. Namun sayangnya,bisa di pastikan Dirga takkan tertarik pada mereka.

Hal itu karena,Dirga sudah memiliki kekasih.

Namanya Gelora.

Gelora Cahya Zhaliandra.

Dia adalah pacarnya Dirga. Anak dari kelas 11 IPA 3. Umurnya tujuh belas tahun,cantik,tinggi,putih,langsing,berprestasi dan juga merupakan anggota cheerleaders sekolah.

Selain itu,Gelora juga terkenal dengan prestasinya di bidang modeling. Wajah cantiknya kerap kali menghiasi cover majalah remaja dan ia paling sering dijadikan ketua organisasi remaja di acara sosialiasi ataupun penyuluhan khusus untuk para remaja. Biasanya di acara seperti ini,Gelora selalu di dampingi oleh Inggri.

Inggri Maheswari

Dia adalah sahabat satu-satunya Gelora. Sedari kecil ia dan Gelora sudah berteman,itu terjadi karena keduanya selalu berada di sekolah yang sama.

Sifat keduanya pun tak berbeda jauh,wajahnya dan kepintarannya pun hampir sama. Inggri juga sudah punya pacar. Namanya Kavin.

Kavin Dhananjaya.

Dia adalah pacar dari Inggri Maheswari. Merupakan salah satu sahabat Dirga yang bisa di bilang buntutnya Dirga juga. Karena dimana ada Dirga,di situ ada Kavin.

Selain Kavin,masih ada satu lagi sahbat Dirga yang belum di cantumkan di sini. Namanya Samudra.

Samudra Argantara.

Dia adalah sahabat Dirga yang paling petakilan,tukang gombal,raja caper,dan perayu handal. Selain bersahabat dengan Dirga,Samudra juga dekat dengan Gelora.

Kedekatannya dan Gelora tak lain tak bukan,adalah karena rumah mereka bertenggaan. Jadi bisa di bilang,jauh sebelum Dirga dan Gelora berpacaran.

Samudra sudah lebih dahulu mengenali Gelora bahkan bersahabat dengan gadis itu.

♡♡♡

Senin,x Januari 2023

Seorang gadis cantik yang berada sendirian di kelasnya saat ini tengah menatap sendu pada sebuah tas ransel hitam yang di taruh di atas meja di sebelah meja tempat dirinya duduk saat ini.

Ada gantungan bertuliskan "DRGMA" di pegangan reseliting tas tersebut.

Tangan gadis itu terlihat bergerak perlahan lalu mengusap tas yang ada di depannya itu dengan gerakan lembut seolah benda yang ia usap barusan adalah kepala anak kecil.

Hingga dua menit berlalu,gadis itu menghentikan kegiatannya mengusap tas ransel tersebut dan kini. Tanganny beralih mengambil sesuatu dari dalam tasnya sendiri.

Sebuah buku diary bersampul lilac ia keluarkan dari dalam sana. Terlihat sebuah pulpen bertinta merah mulai gadis itu torehkan di atas kertas bermotif tersebut.

"Dirga Margantara. Mencintaimu adalah kesaahan terbesar yang sudah aku lakukan. Aku ingin menghentikannya,namun sayangnya sudah tak bisa. Rasa ini berawal tanpa aku ketahui dan saat aku sudah sadar dengan perasaanku,aku kira aku bisa membuangnya.

Sayangnya sudah terlambat. Aku sudah jatuh terlanjur dalam. Lalu sekarang? Apa yang harus ku lakukan?

Melupakanmu?

Andai bisa,mungkin sudah aku lakukan.

Sayangnya tidak bisa,dan satu-satunya hal yang harus kulakukan adalan berpura-pura biasa dan membuat perasaan itu seolah tidak ada.

Sayang sekali. Tapi aku tak menyesalinya dan sepertinya akan tetap setia menjadi penggemarmu dalam diam.

ILY.

Dari penggemar rahasiamu : GadisVenus

♥♥♥♥

Clara Abigail

Pukul 11.30,ini adalah jam ketiga di kelas XII IPA II dan suasana kelas IPA dua saat itu ributnya sudah melebihi pasar sayur.

Ini kelas IPA kan? Kok ribut?

Eitt..,jangan salah. Walaupun judulnya kelas IPA,kelas yang kata orang biasanya berisi murid-murid pintar itu juga tidak kalah gilanya jika dalam urusan ribut apalagi di jam kosong seperti saat ini.

Segenap murid yang biasanya anteng jika tidak ada guru akan mengeluarkan khodam-khodam tak terlihat jika sudah jamkos alias (jam kosong).

Ada yang mendadak jadi penyanyi dangdut,penyanyi pop,koplo,penyanyi religi,komedian,tukang palak,tukang tidur,drum band,tiktokers,pelukis papan tulis,gamer,juga agen gosip ala tetangga julid.

Kalau urusan yang terakhir itu biasanya identik bagi kaum hawa. Entah kenapa makhluk yang katanya memiliki predikat paling benar ini hobi sekali bergosip.

Seperti yang terjadi saat ini,segerombolan gadis tengah asik duduk melingkar di belakang kelas sambil membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan kaum adam dan juga fashion pastinya.

Di tengah asyiknya bergosip,salah satu dari mereka berteriak.

"Clara Abigail!! Sini!! Teriak salah satu dari para gadis itu pada seseorang.

Gadis yang di panggil Clara itu pun menoleh.

"Kenapa?" Tanyanya dengan wajah tidak antusias.

"Ayolah gosip-gosip sini. Ngeramin buku sama pulpen terus,gak bosen apa lo? Gabung sini kek,ngobrol-ngobrol sama kita."

Karena tidak mau menyinggung perasaan orang lain,gadis pendiam yang bernama Clara Abigail itupun menurut dan beranjak dari bangkunya untuk bergabung dengan para gadis-gadis di kelasnya itu.

"Gitu dong Clar,lo mah udah sekolah hampir tiga tahun masih aja pendiem,kenapa sih? Gak nyaman ya temenen sama kita-kita?"

Fitria Kirana. Salah satu dari biang gosip di kelas Clara tampak mulai menyinyiri sifat pendiam Clara.

Clara hanya tersenyum menanggapi ucapan temannya itu.

"Liat kan,di tanya apa. Jawabannya cuma senyum. Susah emang."

Fitria garuk-garuk kepala karena kehabisan kata-kata dalam menghadapi sifat pendiam Clara.

Sementara itu Gayatri Andriana,gadis yang tadi mengajak Clara untuk bergabung kini mulai mengambil ancang-ancang untuk memulai kembali gosip panas mereka.

"Eh,pada tau gak. Katanya anak kelas sebelah si Gelora Cahya Zhaliandra itu jadian tau sama anak kelas kita si Dirga Mahendera. Teman sebangku nih anak." Ujar Gayatri sambil menunjuk-nunjuk ke arah Clara.

"Oh ya?"

"Masa?"

"Udah tau gue mah."

Terdengar respon berbeda-beda dari para gadis itu,hanya Clara yang terlihat biasa saja karena memang bukan urusannya.

"Clar,lo kok biasa aja sih?? Gak ada respon yang wow gitu?" Tanya Gayatri penasaran.

Clara menggeleng. "Dirga kan bukan siapa-siapa gue. Terus gue harus respon apa?" Tanya Clara bingung.

"Clara yang polos. Sekarang lo putar balik,nah lo tatap Dirga lima detik." Suruh Gayatri pada Clara.

Dengan polos Clara pun menuruti permintaan Gayatri dan berbalik menatap ke arah objek pembicaraan mereka yang tampak tengah sibuk bermain game online dengan kedua temannya,Samudra Argantra dan Kavin Dhananjaya.

"Udah?" Tanya Gayatri ketika Clara memutar kembali kepalanya ke posisi seharusnya.

Clara mengangguk.

"Gimana? Ganteng gak? Gantengkan? Ganteng banget malah,woii!!" Gayatri memekik tertahan.

Untung orang yang mereka gosipi tidak menoleh.

Sedangkan teman-teman Gayatri yang lain juga tampak mengangguk setuju dengan ucapan Gayatri.

"Biasa aja!" Batin Clara acuh tak acuh.

Ia menoleh sekali lagi ke arah Dirga dan tetap sama,tidak ada yang terlalu wow dari pria itu. Apalagi sudah dua tahun (kelas 11 dan 12 ) ini mereka duduk sebangku dan belum pernah ada interaksi dekat antara Clara dan Dirga kecuali jika berhubung dengan pelajaran.

Jadi bagi Clara,Dirga hanyalah cowok cuek yang sama sekali tidak menarik.

Karena merasa dirinya tidak nyambung dengan pembahasan teman-temannya,Clara memilih kembali ke kursinya. Bersamaan dengan itu,Dirga juga kembali ke tempat duduknya.

Melihat Dirga mendekat,Clara mempersilahkan agar Dirga terlebih dahulu duduk dan setelahnya ia ikut menyusul duduk di sebelah Dirga tanpa sepatah katapun.

"Habis ini pelajaran apa ya?" Tanya Dirga tiba-tiba membuat Clara yang baru saja duduk refleks menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Lo ngomong sama gue?" Tanya Clara setelah memastikan tak ada yang Dirga ajak bicara kecuali dirinya.

Dirga mengangguk. "Siapa lagi?"

"Oh,eh. Iya sorry. Habis ini,ee...,Fisika." Ujar Clara sedikit gugup.

"Tumben nih batu ngomong." Batin Clara sambil garuk-garuk kepala.

"Lo suka puisi?" Tanya Dirga lagi.

Dan lagi-lagi Clara gelagapan.

"Heh,iya. Hehe,kok lo tau?" Tanya Clara balik.

"Gak mungkin kan lo mendadak kagum sama gue?" Batinnya mulai berpikir negatif.

"Gue nemu ini tadi jatuh di dekat kaki meja. Punya lo kan?"

Dirga menyodorkan sebuah buku Diary bersampul ungu ke hadapan Clara.

Clara merampas benda tersebut dengan cepat dan memasukkannya ke dalam laci mejanya.

"Iya nih. Punya gue,makasih ya udah bantu di ambilin." .

"Sama-sama." Jawab Dirga singkat.

Setelah itu keheningan kembali terjadi di antara keduanya,Dirga tampak sibuk dengan ponselnya sedangkan Clara kembali mengeluarkan buku diary-nya tadi dan mulai menulis sesuatu lagi di sana.

Bagi Clara buku diary-nya ini sangat berharga,karena segala sesuatu yang ia rasakan selalu ia tulis di diarynya.

Clara bukan anak yang pandai bergaul,sedari SD,SMP,bahkan sampai SMA ini Clara belum pernah merasakan yang namanya punya sahabat dekat.

Sikapnya yang tertutup dan pendiam membuatnya sulit mendapatkan teman. Di luar sekolah juga Clara tak punya teman,ia berada di kawasan perumahan elit yang jarak rumahnya dan rumah tetangganya itu berjauhan,belum lagi antara ia dan tetangganya juga jarang berintaksi karena sama-sama orang sibuk.

Kedua orangtua Clara juga sama-sama pebisnis yang saat ini sibuk merintis karier di luar negeri,ia punya saudara laki-laki namanya Nino Abigail yang saat sedang duduk di bangku kuliah dan memilih tinggal sendiri di apartemen.

Keseharian Clara yang sudah sepi sedari kecil menjadi semakin sepi setelah terpisah dengan sang abang. Hanya beberapa pelayan yang bekerja di rumahnya lah yang menemani keseharian Clara,maka tak heran jika diary adalah hal paling penting di hidup Clara.

Ia hobi menulis puisi ataupun quotesnya di sana,juga menceritakan kesehariannya pada benda mati tersebut. Walaupun tak mendapat respon,setidaknya ia lega karena masih punya tempat untuk berbagi cerita.

~Karena tak selamanya diam itu hening. Ada kalanya mulut tak bersuara,namun ramai bunyinya di kepala~

#Clara Abigail.

♡♡♡

Satu jam berlalu...

Kring.....

Dering bel membuyarkan seluruh aktivitas yang ada di SMA Margantara,satu persatu kelas di bubarkan. Termasuk kelas XII IPA II yang kini sudah seperti ayam lepas kandang.

"Pulang bareng aku ya."

Suara Dirga terdengar saat Clara tengah sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Clara mendongak dan ia hendak menyahut namun urung saat melihat Dirga tengah menempelkan ponsel ke telinganya.

"Anjir,gue kepedean." Batin Clara sambil menunduk menahan malu. Untung ia belum kelepasan bicara,kalau tidak mau di taruh di mana mukanya saat ini.

"Ya ampun Clara,mikir apa sih lo? Mana mungkin Dirga ngomong gitu sama lo! Ingat Dirga udah punya pacar. Lo kenapa jadi gila gini sih??"

Batin Clara terus mengumpatinya di sepanjang perjalanan pulang.

~Sesekali kurangi tingkat kepercayaan dirimu,pekalah pada keadaan dan pahami jika menyapa belum tentu ada apa-apa~

#Clara Abigail

♡♡♡

Jangan lupa tinggalkan jejakmu....

Oh iya,kalian suka quotes? Aku ada loh IG yang isinya quotes doang nama IGnya azelleadiary

Bilang aja sih wkwkw😂

Senin Pembawa Asa

Hari ini adalah hari senin,Clara tampak terburu-buru masuk ke garasi untuk mengeluarkan mobilnya.

Pagi ini ada upacara dan sialnya ia kesiangan akibat tidak mendengar teriakan pembantunya yang berusa membangunkanny pagi tadi.

"Non Clara!! Sarapan dulu!!"

Teriak seorang wanita paruh baya sambil berusaha mengejar Clara ke dalam garasi.

Clara yang sudah masuk mobil pun hanya menurunkan kaca mobilnya dan mengeluarkan tangannya untuk meraih sepotong sandwhich yang di bawa wanita paruh baya tadi.

"Makasih ya bi. Clara pergi dulu." Pamit Clara buru-buru sambil menutup kembali kaca mobilnya dan berlalu keluar garasi.

♡♡♡

Waktu berlalu dengan cepat,dua puluh menit lagi upacara akan di mulai dan sialnya Clara masih di jalan.

"Eh,eh..,kenapa nih." Batin Clara panik saat mobilnya mendadak maju dengan tersendat-sendat.

"Oh my God. Jangan mogok di sini dong Bilcla." Panik Clara sambil menepuk-nepuk pelan setir mobilnya.

Namun sayang,untung tak bisa di raih. Setelah di paksakan beberapa menit,mobil Clara tetap tersendat-sendat dan akhirnya berhenti tepat setelah Clara menepikannya.

"Bilcla!! Perut lo kenapa harus kosong sekarang sih. Mana pom bensin masih jauh lagi. Lo ngerepotin gue tau!!"

Clara kembali mengomeli mobilnya dengan gemas.

Sambil mencak-mencak Clara terpaksa keluar dari mobilnya dan bermaksud mencari taxi ataupun bus jika ia bertemu halte.

Masa bodoh lah tentang upacara,tidak ikut pun tak apa toh sudah di pastikan ia juga akan terlambat,waktunya tinggal sepuluh menit.

Sambil sesekali mengusap keringat yang mengalir di pelipisnya,Clara terus berjalan.

"Prit...,prit..."

Dari arah belakang sebuah motor tampak mendekat ke arah Clara.

"Butuh tumpangan??" Tanya pria di atas motor itu sambil mesejajarkan posisi motornya dengan langkah Clara.

Clara menghentikan langkahnya sejenak,ia tampak terdiam memikirkan beberapa hal.

"Kalau gue nolak,otomatis bakalan telat banget. Kalau gue terima,nanti di gosipin gimana?" Batin Clara menimbang-nimbang ajakan pria yang merupakan teman sebangkunya itu.

"Jangan kelamaan mikir. Waktunya mepet nih." Celetuk pria itu lagi sambil menyerahkan satu buah helm kepada Clara.

"Oke deh. Gue ikut lo." Jawab Clara akhirnya.

Clara segera naik ke atas motor Dirga sambil memasang helmnya.

Begitu dirinya sudah naik,perasaan asing langsung hinggap di hatinya. Jujur Clara antara nervous dan takut saat ini.

Takut jika di gosipi yang tidak-tidak mengingat Clara punya pacar,namun di sisi lain ia juga nervous karena ini pertama kali dirinya berada sedekat ini dengan pria bernama Dirga Mahendra.

Sosok yang tidak terlalu ia perhatikan kendati mereka sekelas dan sebangku.

Dirga yang cuek dan Clara yang pendiam di kelasnya membuat keduanya jarang terlibat interaksi. Selama ini Clara memang tak pernah mempedulikan apapun yang ada di sekitarnya karena memang itu bukan urusan Clara.

Hidupnya terlalu berisik di dalam membuatnya enggan menggubris dunia luar.

Namun saat ini,semesta seolah sedang merencanakan sesuatu dengan membuat mobilnya kehabisan bahan bakar hingga ia harus berangkat ke sekolah bersama dengan seseorang yang tidak pernah ia duga kehadirannya.

"Grep!"

Clara tersadar dari lamunannya begitu motor Dirga berhenti di dalam parkiran sekolah. Mereka datang cukup tepat waktu,bersamaan dengan bel sekolah yang terdengar bergema meminta seluruh murid berkumpul ke lapangan.

Buru-buru Clara turun dari motor Dirga dan berusaha melepas helmnya untuk di kembalikan ke Dirga.

"Ini helm,kenapa susah lepasnya sih?" Batin Clara sambil menarik-narik perekat yang mengunci helmnya agar terlepas.

Dirga yang melihat Clara kesulitan melepaskan helm pun refleks membantu Clara.

Clara mematung dengan tindakan Dirga barusan.

"Oh my God. Semoga gak ada liat." Batin Clara waspada sambil menatap ke sekeliling begitu helmnya terlepas.

"aman,parkiran sepi." Batin Clara lagi sambil melangkah meninggalkan Dirga dengan sedikit berlari.

Ia bahkan lupa mengucapkan terimakasih pada Dirga,jantungnya deg-deg-an tak karuan saat ini.

~Perasaan apa ini? Kenapa rasanya asing dan mendebarkan?" Batin Clara sambil memegangi dadanya. Ia kini sudah berada di dalam barisan dan siap mengikuti upacara,namun anehnya debaran kencang di dalam dadanya belum berhenti.

Dirga juga tampak menyusul masuk ke barisan dan berdiri di deretan yang sama dengan Clara hanya berjarak dua barisan saja karena memang ada jarak antara laki-laki dan perempuan.

"Sial,jantung gue udah gak normal." Batin Clara lagi saat merasakan debaran jantungnya kembali kencang saat matanya tak sengaja menatap Dirga.

"Stts.." Seseorang di belakang Clara tampak menoel-noel lengan Clara membuat Clara terpaksa menoleh sedikit.

Ternyata Gayatri pelakunya.

"Kenapa?" Bisik Clara pelan karena upacara sudah di mulai.

"Lo berangkat bareng Dirga ya??"

Degghh....

Clara hampir jantungan mendengar pertanyaan Gayatri.

"Enn,,ggak." Jawab Clara tergagap masih dengan nada berbisik.

"Masa?"

"Beneran Tri,kenapa lo bisa mikir gitu? Emang lo liat...?"  Clara hampir keceplosan.

Untung Gayatri segera memotong ucapannya.

"Gak jadi Clar. Gue kira aja tadi,habis gue liat lo masuk ke barisan hampir barengan sama Dirga. Makanya gue curiga."

Clara menghela napas lega. 

"Untung Gayatri tidak curiga." Batinnya sambil berusaha fokus mengikuti upacara kendati hati dan pikirannya saat ini tengah dilanda rasa asing yang ia sendiri belum tau apa namanya.

♡♡♡

Upacara selesai,seluruh murid kembali ke kelas masing-masing termasuk juga murid-murid dari kelas XII IPA II.

Dirga adalah salah satu dari mereka yang pertama kali masuk ke kelas.

Sesampainya di kursi tempat ia duduk,Dirga tak lantas mengeluarkan buku pelajarannya dari dalam tas. Tapi ia meletakkan tasnya di atas meja dan mulai meraba ke dalam lacinya.

Puluhan batang coklat ia keluarkan dari sana membuat Clara yang baru saja masuk tertegun.

Selama ini ia tak pernah menyadari jika pria yang ia anggap biasa aja ini adalah cowok yang cukup populer. Ia sering melihat Dirga mengeluarkan coklat-coklat dari lacinya pada saat jam masuk ataupun setelah istirahat namun baru kali ini ia benar-benar memperhatikannya.

Ada rasa jengkel yang mendadak muncul di hati Clara,entah kenapa ia merasa tak terima melihat banyaknya orang yang menggemari Dirga.

"Hei! Lo ngapain diam di situ? Gak mau duduk?"

Suara Dirga terdengar menegur Clara yang sedari tadi melamun di sisi meja dengan tatapan kosong.

"Eh,iya. Sorry."

Clara terlihat gugup sambil mendudukkan tubuhnya dengan cepat ke atas kursi.

Setelahnya ia segera mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tasnya,tak ketinggalan pulpen juga sebuah buku diary bersampul ungu ikut ia keluarkan.

Keadaan di dalam kelas masih cukup ribut karena guru mata pelajaran belum masuk.

Di sela-sela waktu itu,Clara membuka buku diarynya dan mulai menulis sesuatu di sana.

~Rasa asing itu mendadak muncul. Aku bingung menyebutnya apa,yang jelas di satu sisi aku merasa gugup saat melihatnya,merasa marah saat ada yang menggaguminya dan juga merasa bersalah karena sudah menyimpan rasa asing yang seharusnya tiada.~

#Clara Abigail

♡♡♡

Silahkan

Like

Vote

Dan komen pakai quotes kalau kalian punya cadangan quotes,siapa tau nanti quotesnya kepake.

Wkwkwk😂

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!