...(The World Of Sword And Magic Season 1)...
...[The New Life In Another World From Zero]...
...****************...
Di sebuah dunia yang di penuhi oleh kekuatan sihir dan keahlian pedang yang luar biasa, hiduplah berbagai makhluk hidup seperti Manusia, Iblis, Elf, Peri, Hewan alam, dan lain lain.
Semua makhluk hidup pun hidup dengan damai, selayaknya kehidupan yang di inginkan oleh semua makhluk hidup, tetapi semua itu tidak berlangsung lama.
Pada tahun 261, tanggal 30 oktober dunia pun di guncangkan oleh malapetaka yang sangat mematikan, malapetaka itu adalah para Iblis, tanpa alasan yang jelas, Iblis menghianati semua makhluk hidup dan memulai perperangan, para Iblis pun menyerang semua tempat tinggal para hewan yang menyebabkan banyak hewan yang mati akibat serangan para Iblis itu.
Manusia, Elf, dan Peri yang tidak menerima hal itu pun memutuskan untuk menyatukan kekuatan mereka dan melawan para Iblis.
Para pemimpin dari Manusia, Elf, dan Peri pun berkumpul di sebuah ruangan, dan mereka pun mendiskusikan bagaimana cara mereka untuk menghadapi para Iblis itu, dan di saat yang bersamaan, tiba tiba pintu ruangan itu pun hancur yang seketika membuat para petinggi itu terkejut dan mengambil posisi untuk melakukan penyerangan.
Tiba tiba muncul seorang pria di susul oleh tiga temannya, pria itu pun mengucapkan "Sudahi rapat ini! Ayo kita berperang!! Aku adalah pahlawan! Aku akan melindungi semua makhluk hidup yang ada di dunia ini!!" Ucapnya dengan sangat semangat sembari tersenyum.
Para petinggi yang mendengar ucapannya pun terkejut dan kebingungan, tetapi mereka mempercayai pria itu, karena mereka bisa melihat dan merasakan seberapa besar kekuatan ke empat pria itu.
Ke esok kan harinya, para Manusia, Elf, dan Peri pun melakukan serangan balasan, dan terjadilah perperangan yang sangat dasyat, korban antara kedua pihak pun sangat tak terduga, perperangan itu membuat jutaan bahkan puluhan juta korban jiwa akibat perperangan yang sangat dasyat itu.
(Tahun 501, Tanggal 21 Maret)
240 Tahun pun berlalu, perperangan itu tidak ada habisnya, karena para manusia, elf, dan peri belum mengetahui siapa yang memimpin para Iblis sebenarnya, sehingga mereka kesulitan untuk memukul mundur para Iblis, terlebih lagi banyak Iblis murni yang membuat mereka kewalahan untuk melawannya, bahkan satu Iblis murni memerlukan sepuluh ribu kekuatan manusia, elf, dan peri untuk mengalahkannya.
Dan tiba lah, di saat semua Iblis murni berhasil di kalahkan, muncul seorang pria dengan rambut putih yang langsung menyambut para manusia, elf, dan peri dengan meriah.
Sosok pria itu adalah leluhur Iblis, ia mendapatkan julukan itu karena berhasil melampaui seluruh kekuatan Iblis yang ada di dunia tersebut, bahkan dua puluh Iblis murni yang di kalahkan oleh manusia masih lima puluh persen dari kekuatannya.
Para manusia, elf, dan peri seketika ketakutan karena hawa keberadaan pria itu dan aura yang di pancarkannya sangat mematikan dan harapan mereka seketika lenyap saat melihat pria itu, harapan untuk kembali hidup damai yang mereka inginkan sudah hanya seperti mimpi yang singkat dan tak akan terulang untuk yang kesekian kalinya.
Tetapi tidak dengan ke empat pahlawan tersebut, mereka tetap percaya jika semua makhluk hidup akan kembali hidup damai.
Perperangan terakhir kembali di mulai, ke empat pahlawan itu bertarung melawan leluhur Iblis yang sangat kuat tersebut.
Setelah lima belas hari berlalu, pertarungan dasyat yang sangat panjang itu akhirnya berakhir karena para pahlawan berhasil mengalahkan para Iblis, tetapi mereka harus kehilangan nyawa mereka.
Para Manusia, Elf, dan Peri pun menghormati ke empat pahlawan tersebut dan terus mengenang jasa mereka.
...-Disisi lain-...
(Pada tahun 2022, tanggal 30 oktober)
Hiduplah seorang pria yang tinggal bersama adiknya di sebuah rumah sewaan, kedua adik beradik itu sudah tidak memiliki orang tua karena kedua orang tuanya tewas akibat kecelakaan, mereka pun hidup berdua dan beruntungnya kehidupan mereka di biayai oleh paman mereka.
Pada suatu pagi, terlihat seorang pria yang sedang tertidur pulas di atas ranjangnya, tiba tiba seorang gadis masuk ke dalam kamarnya dan membuka gorden jendelanya sembari memanggil pria tersebut. "Hey kakak!. Bangun sudah pagi!. Nanti telat sekolahnya" Ucap gadis itu.
Tetapi pria itu pun tak kunjung bangun, gadis itu pun mendekati pria itu, ia menggoyangkan tubuh pria itu sembari memanggilnya "Kakak!.. bangun.. nanti telat sekolahnya!..." Ucap gadis itu.
Pria itu perlahan bangun dari tidurnya dan mengucapkan "Iya aku sudah bangun" Lirih pria itu.
Pria itu bernama Zen. Ia seorang pelajar di SMK kelas 1 dan gadis itu adalah adik Perempuannya yang bernama Kristiana, Kristiana selalu membangunkan Zen untuk pergi sekolah dan membuat sarapan pagi untuknya, dikarenakan kedua orang tua mereka telah tiada sehingga membuat kristiana menjadi sosok satu satunya anggota keluarga yang Zen miliki.
(Tok tok tok) Suara ketukan pintu pun terdengar oleh mereka berdua.
"Iya sebentar..." Ujar Kristiana sembari keluar dari kamar dan berjalan ke pintu yang berada di ruang tamu.
Kristiana pun membuka pintu dan terkejut karena pamannya yang sudah berada di depan pintunya.
"Paman tumben datang pagi hari Ini, kenapa paman??" Tanya Kristiana sedikit kebingungan.
Dia adalah Paman Zen, namanya adalah Rino, Rino lah yang membayar tempat tinggal Zen dan Kristiana serta memberikan uang untuk kebutuhan mereka.
"Ya sekarang sudah pukul 07:30" Ujar Paman Zen dengan wajah serius.
Kristiana yang mendengarnya pun terkejut karena ia baru sadar jika dari ia bangun ia sama sekali belum melihat jam.
"Jam 07:30?" Zen pun melihat jam dan seketika suasana mendadak hening.
"Tidak! aku kesiangan!!" Panik Zen.
Zen yang panik pun langsung bergegas mandi, mengenakan bajunya, memasukan semua buku pelajarannya ke dalam tas, dan makan dengan cepat.
...-10 menit kemudian-...
"Ayo Paman aku sudah telat" Panik Zen.
Zen dan pamannya pun bergegas,
Mereka berdua pun pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor.
30 menit kemudian, Zen akhirnya sampai di sekolahnya, ia pun langsung berlari ke kelas. Sesampainya di kelas ternyata para murid lainnya sedang bermain karena tidak ada guru di kelas mereka.
Pelajaran kedua hari ini adalah olahraga. Seluruh siswa/siswi di kelas Zen berolahraga di luar. Hanya Zen yang tidak pergi, karena ia tidak begitu menyukai olahraga. Zen pun hanya duduk di kelas sambil membaca novel miliknya.
Tiba tiba seorang gadis datang ke hadapan Zen "Kamu seperti biasanya ya Zen, tidak suka keramaian dan selalu seperti ini" Sapa gadis tersebut.
Zen pun melihat ke arahnya "Ternyata Sina, kenapa kamu di sini?, bukanya kamu suka olahraga?" Tanya Zen.
"Aku suka olahraga, tapi aku ke kelas untuk mengambil botol minumanku, dan aku melihatmu, jadi aku hanya berniat menyapa saja" Ujar gadis itu sembari berjalan ke bangkunya.
Sina yang telah mengambil botol minumnya pun meninggalkan Zen sendirian di kelas.
Zen pun menutup buku novel yang di bacanya.
"Aku merasa sangat bosan" Gumam Zen sembari melamun.
Lupakan lah tidak ada gunanya aku memikirkan hal itu terus terusan" Gumam Zen.
(Kring!!!)
Lonceng istirahat pun berbunyi Zen pun mengemas novel nya dan keluar dari kelas. Ia berjalan ke sebuah pohon yang sering didudukinya, ia pun duduk di pohon itu sampai lonceng sekolah kembali berbunyi.
...-Time skip-...
Akhirnya tiba pukul 5 sore, seluruh murid sekolah Pulang ke rumah masing masing.
Zen pulang sendirian dengan berjalan kaki, seperti biasa sebelum pulang ia selalu ke sungai dan duduk di jembatan.
Saat Zen tiba di jembatan, Zen pun kaget karena melihat ada paman nya di sana.
"Paman kenapa di sini?" Tanya Zen.
"Aku sudah tau kamu akan datang ke sini Zen" Ujar pamannya dengan wajah yang serius.
Zen pun bingung apa yang di maksud pamannya, dan kenapa pamannya bisa tau kalau ia akan ke jembatan.
Tiba tiba paman Zen pun langsung berlari ke arah Zen sambil memegang pisau dan langsung menyerang Zen.
(Slash!)
Baju Zen tersobek karena terkena serangan dari pamannya. Zen pun memukul wajah pamannya, tetapi pamannya menghindari serangan Zen dan langsung menendangnya jatuh ke tanah.
"Aakh!!" Teriak Zen kesakitan.
"Kamu sangat tidak di butuhkan Zen!" Seru pamannya.
"Apa maksud paman!?" Panik Zen.
Pamannya berniat menusuk perut Zen, tetapi Zen berhasil menghindari tusukan tersebut dan kembali bangkit, saat ia berhasil berdiri. Pamannya melempar pisau miliknya, dan tertancap tepat di punggung Zen.
"Ahh!!!!!" Zen kembali terluka akibat pisau yang menancap di punggungnya.
Paman Zen kembali menghampiri Zen dan menusuknya berkali kali, lalu membuang Zen ke sungai.
Zen pun tidak bisa berbuat apa-apa
seluruh tubuhnya mati rasa dan tidak dapat bergerak.
"Sakit!. Sakit sekali!" Gumam Zen.
"Aku mati?... Jadi inikah takdir hidupku?, hidup dalam kesendirian dan akhirnya di khianati oleh orang terdekatku sendiri? kenapa? apa arti hidupku?" Pertanyaan tersebut pun terus terukir di kepala Zen.
"Ugh... Agh!.. Sial, aku tidak bisa bernafas. Mataku mulai tertutup sendiri. Apa ini?, tubuhku terasa panas dan dingin, apa aku akan mati?" Panik Zen karena tidak dapat melawan rasa kantuknya yang sangat kuat.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara seorang gadis yang mengucapkan "Hei bangun".
Zen yang mendengar suara itu pun seketika terbangun dan terkejut karena berada di suatu tempat yang aneh.
"Aku dimana?. Aku terselamatkan?" Bingung Zen.
"Tidak kamu sudah mati" Seseorang yang tidak tau siapa, dan dimana, tetapi suaranya bisa terdengar di telinga Zen dengan sangat jelas.
"Siapa kamu?" Tanya Zen.
"Aku adalah dewi" Jawab gadis tersebut.
"Dewi?. Berarti aku sudah mati ya.." Gumam Zen pasrah dengan keadaan.
"Jadi apa yang akan terjadi kepadaku sekarang? apakah aku akan di siksa di dalam neraka?" Tanya Zen.
"Hahaha" Dewi itu pun tertawa mendengar ucapan Zen.
"Kenapa aku harus menjatuhkan mu ke neraka?. Di neraka juga kamu mau ngapain?, Jika kamu memang ingin ke neraka aku bisa segera mengirim jiwa mu kesana" Ucap Dewi tersebut.
"Tapi aku akan memberikanmu pilihan, Kembali hidup di dunia fantasi yang dipenuhi oleh ilmu pedang dan kekuatan sihir atau ingin pergi ke neraka?" Tanya Dewi tersebut.
"Aku ga tau harus gimana, aku juga ga punya pengalaman baik di kehidupan ku yang sebelum nya. Jika aku akan di reinkarnasi, mungkin aku akan mencoba mencari kebahagiaan dengan caraku sendiri" Jawab Zen yang sudah tidak peduli dengan apa yang akan terjadi.
"Baiklah kalau Begitu, berarti kamu sudah memilih untuk bereinkarnasi di dunia fantasi. Baiklah.. Nikmati kehidupan barumu.." Dewi tersebut pun meletakkan tangan nya di dada Zen, Seketika muncul cahaya yang sangat silau dari tangan Dewi itu yang membuat Zen tidak sadarkan diri.
Pada tahun 803, tanggal 30 oktober di sebuah dunia yang di penuhi oleh keahlian pedang dan sihir terlihat seorang Ibu yang sedang berusaha melahirkan seorang anak di bantu oleh para suster dan dokter.
"Ayo dorong bu sedikit lagi" Terdengar suara samar samar di telinga Zen.
"Selamat bu anaknya Laki-laki" Ucap seorang gadis.
Zen pun membuka matanya perlahan "Dimana ini?" Bingung Zen dalam hatinya.
Tangan seseorang meraih Zen dan menggendong nya "Nia kita berhasil" Ujar seorang Ayah, sang Ibu pun hanya tersenyum dan mereka berdua pun terlihat bahagia
"Apakah aku benar benar bereinkarnasi?, Tapi kenapa aku masih mengingat masa lalu ku?" Bingung Zen dalam hatinya.
"Baiklah nama kamu adalah Zen" Ucap seorang Ayah.
"Zen? itu memang nama ku, Apa cuma kebetulan aku mendapatkan nama yang sama?, tidak ini pasti ulah Dewi" Gumam Zen.
Zen pun di letakan di pelukan Ibunya oleh Ayahnya dan Zen pun merasakan perasaan yang telah lama hilang meninggalkannya.
...~Bersambung~...
8 tahun pun berlalu semenjak Zen di lahir kan.
Zen terlihat sedang tiduran di dalam kamarnya, Ia baru sadar bahwa ia berada di dunia yang bisa menggunakan kemampuan sihir, kedua orang tuanya dulu adalah seorang petualang.
Di dunia baru Zen memiliki sistem guild serta turnamen yang di adakan di sekolah akademi. Zen adalah anak satu-satunya sehingga ia di ajarkan banyak pengalaman oleh orang tua nya seperti belajar sihir, kemampuan berpedang, serta informasi mengenai dunia barunya sekarang.
Zen pun terlihat bosan, ia hanya terus tiduran dan memainkan kakinya sembari menatap atap kamarnya.
"Haaahhh... Sebaiknya aku bermain di luar, aku merasa sangat bosan di kamar terus-terusan" Gumam Zen perlahan bangun dari tidurnya.
Zen pun membuka pintu kamarnya dan keluar dari ruangannya "Ayah, ibu aku bermain di luar ya" Teriak Zen.
Tetapi tidak ada seorang pun yang menjawab, Zen pun pergi ke kamar orang tua nya, saat Zen membuka pintu ternyata kedua orang tua nya masih tertidur, Zen menutup pintu kembali, ia menulis sebuah surat dan di letakan tepat di atas meja dapur.
Zen berlari dari halaman rumah menuju ke hutan "Sebaiknya aku berburu hewan hari ini, kebetulan ayahku sedang tertidur pulas, aku akan berburu sendirian" Zen terus berlari ke tengah hutan.
Setelah Zen memasuki hutan cukup jauh, ia pun melihat seekor rusa yang sedang memakan tumbuh tumbuhan di bawah pohon, Zen pun langsung memanjat ke atas sebuah pohon untuk mengintainya dan menunggu rusa tersebut lengah.
Beberapa saat kemudian, rusa tersebut pun meninggalkan tempat tersebut dan berjalan dengan santai, Zen yang melihatnya pun tidak ingin membuang kesempatan.
"C'Sword" Partikel partikel pun muncul dan membentuk sesuatu.
...*Informasi*...
["C'Sword" Adalah cara menciptakan senjata di dunia baru Zen. C'Sword adalah (Craft Sword) yang artinya (Menciptakan sebuah pedang). Menciptakan senjata memerlukan energi sihir, semakin kuat dan teratur energi sihir seseorang, semakin kuat juga senjata yang di ciptakan]
Zen menggunakan energi sihirnya untuk menciptakan senjata. Senjata yang di ciptakannya tidak begitu besar tetapi cukup tajam
"Baiklah menu hari ini adalah rusa, sisanya ku serahkan pada ibuku dalam hal memasak" Gumam Zen sembari melompat dari pohon ke permukaan.
"Swift"
...*Informasi*...
["Swift" Adalah peningkatan kemampuan fisik seseorang (kecepatan) dengan menggunakan energi sihir, berbeda dengan cara menciptakan senjata, semakin terlatih fisik seseorang, maka kecepatannya juga akan bertambah, tidak hanya melatih fisik, seseorang dapat meningkatkan kecepatannya menggunakan energi sihir yang besar, tetapi jika fisik orang tersebut tidak mampu mengiringi kuatnya energi sihir, maka orang tersebut kemungkinan akan mengalami kelumpuhan/kematian].
Zen menggunakan kekuatan sihirnya yang membuat pergerakannya meningkat, ia dengan cepat berpindah ke sebelah rusa dan langsung mengeksekusi rusa tersebut.
"Maafkan aku rusa" Zen pun mengayunkan pedangnya ke leher rusa tersebut.
(Slash!)
Kepala rusa tersebut terpotong yang membuatnya seketika tewas.
Zen pun menatap rusa tersebut dengan rasa sedikit bersalah, dan ia pun memutuskan kembali ke rumahnya sembari membawa rusa yang telah ia buru.
Zen akhirnya sampai di rumahnya, ia pun meletakkan rusa yang di buru nya di halaman rumah, dan ia memutuskan untuk kembali memasuki hutan.
Setelah berada di tengah hutan, Zen pun melihat lihat sekitarnya berniat mencari buruan lain, tetapi tiba tiba.
(Bom!)
Suara ledakan pun terjadi yang membuat Zen sedikit terkejut. Karena penasaran Zen berlari menuju lokasi suara dan melihat dua orang yang sedang bertarung, mereka berdua adalah anggota keluarga bangsawan.
(Bom! bam!!)
"Oi oi jangan ngerusak daerah sini, ini tempat terindah bagi mereka" Ucap seorang bangsawan sembari tersenyum.
"Hahaha iya juga ya, kasian banget mereka, aku akan mendekorasi tempat ini sedikit. jika mereka mau menyembahku hahaha" Ujar temannya.
"Mereka merusak hutan seenaknya" Gumam Zen sedikit kesal, tetapi Zen yang tidak bisa berbuat apa apa pun hanya bisa menonton pertarungan mereka berdua dari kejauhan.
(Bom!! bam!! bom!)
Pertarungan mereka berdua berlangsung sengit, tiba-tiba seseorang pun datang menghentikan mereka berdua.
"Hei kalian berhenti!"
"Kalian, kembali ke kelas! Sensei tidak memberi izin kalian untuk merusak daerah hutan ini!" Ucap seorang gadis dengan tegas.
"Sepertinya dia seorang guru. Tapi.... Kenapa dia seperti siswi di sekolahku?, guru guru di dunia ini terlihat begitu muda sekali, kedua orang tua ku juga kelihatannya masih muda seperti siswa, siswi sekolah" Bingung Zen dalam hatinya.
"Maafkan kami Sensei!.." Ucap serentak mereka sambil menundukkan kepala.
"Kali ini Sensei maafkan, tetapi jangan di ulangi lagi!" Tegas guru tersebut.
"Terima kasih banyak sensei!" Ucap mereka serentak.
Kedua murid dan guru tersebut kembali ke akademi, beberapa saat setelah mereka kembali Zen pun mengikuti jejak mereka dan akhirnya sampai di sebuah sekolah akademi yang sangat luas yang membuatnya sedikit terkejut.
"Luas sekali, ini benar-benar sekolah? sekolahku di kehidupan sebelumnya tidak seluas ini, ini sudah seperti kota" Takjub Zen.
Di dalam kekagumannya, Zen pun tersadar jika ia bermain terlalu jauh dari rumahnya.
"Aku sudah kejauhan, sebaiknya aku pulang" Gumam Zen setelah sadar dari rasa kekagumannya terhadap akademi tersebut. Saat Zen memutar badannya ke belakang, ia pun terkejut karena melihat sesosok monster yang berada tepat di depannya.
"Ke, kenapa bisa.. Ada.."
"Kenapa bisa ada monster di sini!?" Panik Zen dengan sangat panik sambil berlari ke arah akademi.
Monster Goblin yang sangat lapar pun mengejar Zen yang berlari menuju akademi.
"Maaf! minggir minggir!!" Teriak Zen.
Semua murid seketika panik dan berlarian ketika melihat Zen di kejar monster "Aku membawa bencana bagaimana ini?!, jika aku pulang pasti akan di marahi karena membuat masalah di sekolah ini" Panik Zen dalam hatinya.
Zen yang kesal pun menggertakkan giginya dan berhenti berlari "C'Sword" Zen pun berbalik arah ke monster tersebut dan bersiap menyerang.
"Swift" Zen bergerak dengan sangat cepat yang membuat monster tersebut terkejut, tiba tiba Zen muncul tepat di belakang monster tersebut dan mengayunkan pedangnya.
(Slash!)
"Ghuaa!!!!"
Zen pun berhasil melukainya yang membuat monster tersebut berteriak kesakitan. Monster tersebut pun berbalik arah dan menyerang Zen.
"Dia akan menyerang kepala ku." Prediksi Zen dalam hatinya.
Monster tersebut menyerang ke atas sesuai dengan prediksi Zen, ia merunduk menghindari serangan monster tersebut dan kembali menyerang.
(Slash!!)
Zen berhasil membelah bagian perut monster tersebut kembali kesakitan, monster tersebut pun menjadi marah karena rasa laparnya akan manusia yang terus menguasai dirinya, monster tersebut pun menyerang Zen dengan seluruh kekuatan nya, tetapi Zen menghindari serangan monster tersebut dan langsung memotong kepalanya yang membuat monster itu seketika tewas.
(Slash! slash!!!)
Kepala monster tersebut pun terpotong, murid-murid sekolah yang panik seketika kagum dan bertanya-tanya siapa anak itu, tetapi Zen telah menghilang, ia sudah kembali ke hutan. Setelah lama berlari, Zen pun akhirnya sampai di rumah.
"Huh, huh, hah... Akhirnya sampai" Ucap Zen kelelahan.
"Hah sebaiknya aku istirahat sebentar setelah itu aku ingin mandi, panas sekali" Lelah Zen sembari membuka pintu rumahnya, ia pun di sambut hangat oleh ibunya.
"Selamat datang..." Sapa Ibunya.
"Aku pulang, ibu, ayah Kemana?" Tanya Zen.
"Ya seperti biasa, dia masih tertidur" Jawab Ibunya.
"Baiklah ibu, aku mau mandi dulu ya" Ucap Zen.
"Iya silahkan, ibu sudah menyiapkan air hangat" Jelas Ibunya.
Disisi lain, di luar rumah Zen, ada dua murid gadis dari akademi yang mengikutinya sampai ke rumahnya.
"Dia anak baik ternyata Yuu" Ucap seorang gadis.
"Iya Ra, tidak ku sangka anak itu seorang keluarga sederhana. kemampuannya tidak seperti anak-anak biasanya, hebat sekali dia bisa membunuh goblin hunger dengan mudah " Ucap seorang gadis.
"Baiklah ayo Ra kita pulang ke akademi, jika tidak pasti Sensei akan mencari kita, sudah hampir jam masuk kelas juga.." Ajak seorang gadis.
"Baiklah.. Ayo!" Jawab gadis lainnya.
Kedua murid tersebut pun kembali ke akademi.
...-Time skip-...
(Pukul 5 sore)
Zen dan keluarganya pun sedang makan bersama dan berbincang bincang tentang kegiatan Zen selama satu hari tanpa di temani oleh ayahnya.
"Tidak ayah sangka kamu berburu sendirian hari ini, kamu ngapain hari ini Zen?" Tanya Ayahnya.
"Um.. Aku Cuma Berburu, Terus Bermain Di Hutan Yah.." Jawab Zen dengan jujur.
"Ceritain dong, Zen ngapain aja main di hutan sendirian" Tanya sang Ibu dengan serius.
Zen menjadi sedikit panik mendengar ucapan ibunya.
"Beneran nih Bu? jangan marah ya kalau Zen ceritain" Tanya Zen ke Ibunya.
"Iya cerita saja" Jawab Ibunya dengan wajah yang sangat ramah.
Zen pun menceritakan kejadian yang dia alami tadi siang.
"Zen tadi liat dua murid sekolah lagi bertarung, setelah mereka selesai mereka kembali ke akademi, Zen pun penasaran dan mengikuti mereka berdua. Saat sampai di akademi Zen melihat area akademinya luas banget, dan saat mau kembali pulang, Zen di hadang monster Goblin, Zen pun di kejar dan Zen berlari ke akademi, tapi Karena Zen takut buat masalah di akademi itu, jadi Zen basmi Monster nya kemudian melarikan diri hehe" Jelas Zen.
"Wah.. Udah bisa membasmi monster. Anak ibu emang hebat" Kagum sang Ibu.
"Membasmi monster ya... Oh iya Zen, kamu mulai besok akan bersekolah di akademi yang baru kamu kunjungi tadi siang" Jelas sang Ayah dengan serius.
"Eh?. Hah!???" Zen pun seketika kebingungan mendengar perkataan Ayahnya.
...~Bersambung~...
Bel akademi pun berbunyi, semua murid baru yang ingin mendaftarkan diri pun di arahkan untuk berkumpul di halaman akademi. Dan tiba tiba sesosok pemimpin akademi serta ketua osis
dan 3 bawahannya muncul di panggung.
"Hey lihat itu"
"Iya lihat itu mereka di sana" Bisik para murid dalam keramaian.
"Heh kenapa malah jadi begini.." Ngeluh Zen.
...-Satu hari sebelumnya-...
"Maksud ayah Zen akan sekolah di akademi itu?" Tanya Zen dengan wajah serius.
"Iya karena besok di buka penerimaan siswa baru." Jawab Ayahnya.
"Tapi kan biayanya mahal, gimana aku bisa sekolah di situ?" Tanya Zen bingung.
"Sekarang ini akademi menerima murid dengan kepantasan. Mereka menilai kemampuan masing masing murid yang ingin masuk ke akademi itu" Jawab Ayahnya.
"Iya benar itu Zen." Ucap Ibunya.
"Yah tapi gimana ya.. Pengen sekolah juga, tapi nanti Zen bakal berpisah dengan kalian" Jelas Zen dengan wajah sedikit sedih.
"Gapapa kamu bisa menikmati fasilitas di akademi itu loh seharusnya kamu senang. Hei kamu itu anak laki-laki, jangan cengeng kuatkan diri kamu dan mandiri lah" Ucap sang Ayah yang berniat menyemangati Zen.
"Kami akan baik baik aja kok tenang saja ya Zen" Ucap sang Ibu sambil tersenyum.
"Huh baiklah.. Aku berjanji akan kembali dan menunjukan kepada ibu dan ayah bahwa aku bisa menjadi anak yang kalian inginkan" Ucap Zen.
"Itu baru anak ibu" Ucap sang Ibu sambil tersenyum.
"Baiklah siapkan diri kamu untuk hari esok Zen!" Ucap sang Ayah kembali menyemangati Zen.
"Baik yah!.." Zen pun akhirnya mengikuti keinginan sang Ayah dan Ibu.
Pada hari yang telah di tentukan, Zen pun akhirnya mendatangi akademi untuk mendaftarkan diri.
"Huh merepotkan sekali" Ngeluh Zen.
"Baiklah karena semua sudah berkumpul. Saya akan menjelaskan informasi yang ada di akademi ini serta semua informasi yang mungkin belum kalian ketahui!." Jelas pemimpin akademi.
"Akademi ini memiliki sistem turnamen dan turnamen itu memiliki 2 jenis. Yang pertama adalah turnamen yang di adakan di 1 akademi arsenal ini sendiri,yang kedua adalah turnamen antar akademi merebutkan gelar dan kejuaraan" Jelas pemimpin akademi.
Terdapat 5 akademi yang berada di daerah tempat tinggal Zen. Yaitu akademi :
-Akademi Arsenal.
-Akademi Bioga.
-Akademi Destro.
-Akademi Onyx.
-Akademi Gio.
Kelima akademi saling berkerja sama untuk memajukan fasilitas mereka bersama dengan cara mengadakan turnamen. setiap akademi diwajibkan mengikuti turnamen dan hanya akan ada satu pemenang dari satu akademi. Pemenang akan diberikan hak untuk menjelajahi labirin yang bertingkat sangat tinggi dan besar yang tidak di ketahui apa saja yang ada di dalamnya.
"Nilai rekor yang di capai 2 tahun lalu adalah 178 lantai oleh akademi Gio. Namun tahun lalu di pecahkan rekornya oleh akademi Destro dan mereka mencapai lantai 203.
Saya sebagai pemimpin saya berharap kalian semua melakukan yang terbaik dan berjuang agar bisa membawa akademi lebih maju kedepannya!!." Ucap Pemimpin akademi.
Seluruh peserta pun bersorak mendengar ucapan sang pemimpin yang membuat mereka menjadi semakin yakin untuk masuk kedalam akademi Arsenal.
"Ayo!!!"
"Ya!!!!!"
"Semangat!!!" Sorakan pun tak kunjung berhenti.
"Akh! Berisik sekali sakit telingaku." Zen pun memutuskan untuk meninggalkan keramaian karena ia tida sika dan terganggu dengan suara teriakan mereka yang sangat berisik.
"Baiklah sekarang kalian akan di tes dan di letakan di kelas yang cocok silahkan ikuti aturan!" Jelas Pemimpin akademi.
Semua siswa siswi bergerak pergi ke tempat tes, Zen pun mengikuti mereka semua dari belakang. Setelah berjalan dan mengantri cukup lama Zen pun akhirnya sampai.
"Hah akhirnya giliran ku tiba, baiklah apa yang akan di tes" Zen mengambil sebuah kertas formulir dan seketika terdiam.
"Cuma ini saja?!." Gumam Zen tidak percaya.
Zen tidak percaya karena data yang perlu di isi tidak serumit yang ia pikirkan. Ia pun langsung mengisi data tersebut.
(data)
Nama : Zen
Umur : 8 tahun
Senjata yang di gunakan : Pedang
Keluarga : Sederhana
"Heh sudahlah.. Aku tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya" Ngeluh Zen.
Setelah mengisi data Zen pun mengantarnya. Setelah Zen mengantar datanya osis menyuruhnya untuk ke ruangan sebelah kiri agar dapat di cek kapasitas mana yang di miliki Zen.
Zen berjalan ke arah kiri yang di tunjuk oleh Osis tersebut dan memasuki sebuah ruangan, dan tiba tiba Zen berpindah ke suatu tempat.
Zen pun kebingungan dan tiba tiba muncul suara sistem yang berbunyi "Angka yang muncul di mata anda adalah kapasitas 'Mana' anda" Zen pun melihat, tetapi yang di lihatnya tidak sesuai harapan.
"Apa ini? Sistemnya rusak? Atau gimana??" Ucap Zen dengan sedikit rasa kecewa, beberapa saat kemudian Zen pun keluar dari ruangan tersebut.
Dan ia pun terus berjalan mengikuti arahan.
...-5 menit kemudian-...
Zen akhirnya menemukan kelasnya. Ia langsung masuk kedalam tanpa berfikir panjang
Semua murid didalam kelas terlihat sangat berbakat yang membuat Zen sedikit gugup. Karena ia adalah keluarga yang sederhana sedangkan seluruh murid didalam kelas tersebut adalah bangsawan.
Zen melihat lihat sebuah bangku kosong, tanpa berfikir panjang Zen pergi ke bangku kosong tersebut yang terletak di paling pojok kiri.
Tiba tiba seorang guru memasuki kelas, semua murid pun langsung duduk ke bangkunya masing masing.
"Baiklah izinkan sensei memperkenalkan diri. Nama sensei adalah Ista, umur sensei 10 tahun. Mohon kerja samanya ya semua..." Ucapnya dengan semangat.
Tiba tiba seorang murid laki laki berbicara lancang.
"Cih kamu guru kami? Apa yang bisa mau ajarkan ke kami?! Umurmu masih 10 tahun udah jadi guru? Akademi ini bodoh?!" Ucapnya dengan sangat tidak sopan.
"Sudah ku duga pasti ada yang akan berbicara seperti itu baiklah kalau begitu mari kita bertanding. Jika kamu menang sensei akan mengundurkan diri dari akademi ini, tapi jika sensei menang kamu harus menarik kata kata kamu kembali gimana?" Ucap sensei tersebut menantang sang murid.
"Cih siapa takut" Murid laki laki tersebut pun menerima tantangannya.
Semua murid dan sensei pun pergi ke area latihan.
Para murid pun menonton dari bangku penonton dan tersisa Ista sensei dan Rio di area pertarungan.
"Siapkan diri mu, aku tidak akan menahan diri!" Ujarnya meremehkan Ista sensei.
"C'Sword" Murid tersebut berlari secepatnya ke arah Ista sensei sambil membawa senjatanya
Tetapi Sensei tersebut tidak panik sama sekali dan malah tersenyum.
"C'A sword"
...*Informasi*...
["C'A sword" (Craft Awakening Sword) Adalah Evolusi dari suatu senjata normal. Biasanya Evolusi dari suatu senjata terjadi karena kemampuan seseorang yang sudah sangat tinggi dan melatih/memberikan energi sihir ke dalam senjatanya dalam jumlah besar sehingga senjata tersebut dapat berevolusi. Tentunya tidak mudah karena setiap senjata berbeda beda dan tidak di ketahui seberapa banyak energi yang di butuhkan oleh senjata agar dapat berevolusi].
Pedang merah berapi api muncul yang seketika membuat murid laki laki tersebut berhenti dan kebingungan.
"Apa apaan ini!?" Panik para murid.
"Awakening sword.. Hell iron" Senjata berwarna merah api dan mengeluarkan hawa panas yang luar biasa yang membuat murid murid seketika heboh.
"Hey pedang itu"
"Itu mirip seperti salah satu pedang legenda"
"Panas sekali apinya"
"Keren.. Tapi.. Awakening?, berarti pedangnya itu revolusi dari suatu pedang tertentu ya?.." Bingung Zen.
"Berarti pedang sensei itu sudah terlatih dan jelas kemampuan sensei ga di ragukan lagi." Gumam Zen.
Ista sensei pun berpindah tempat dan tiba tiba berada di samping murid tersebut yang membuatnya kaget dan panik.
"Duel masih berlangsung kan? hihihi" Suara jahatnya pun membuat murid tersebut menjadi panik.
Sensei pun mengayunkan pedangnya ke arah murid tersebut yang membuatnya berteriak ketakutan.
"Tidak!!!! Aku belum mau mati!!!!!" Teriak murid itu sangat panik.
Sebelum pedang Ista sensei mengenai kepala murid tersebut. Ista sensei pun menghentikan pergerakannya.
Rio yang panik seketika pingsan semua murid pun bersorak.
"Hebat sekali sensei!"
"Keren!"
"Sensei tolong ajari aku dengan baik!"
Teriak para murid yang sangat kagum akan kemampuan Ista sensei yang luar biasa.
"Ternyata mendapatkan pujian itu menyenangkan sekali" Gumam Ista sensei sambil tersenyum.
...-Time skip-...
(Lonceng bel sore berbunyi)
Lonceng berbunyi seluruh murid di antar kan ke asramanya masing masing
Zen mendapatkan kamar nomor 4 dan saat ia membuka pintu.
Ia seketika kagum melihat kamarnya yang begitu bersih dan rapih beserta dengan fasilitas kamar yang sangat mewah.
Zen pun memasuki kamarnya, tetapi ada suara seorang gadis yang sedang cek cok dengan Ista Sensei. Zen pun menyimak pembicaraan mereka.
"Sensei aku tidak mau sekamar dengan dia!! Dia berani menentang sensei tadi, aku tidak suka cowok ganas seperti itu!!" Seru nya.
"Tapi kan-" Sebelum menyelesaikan kata katanya, murid itu kembali membantah ucapan Ista sensei.
"Pokoknya aku tidak mau!!" Tiba tiba Zen pun keluar dari kamar dan memotong pembicaraan mereka berdua.
"Maaf Sensei sepertinya aku ingin pindah kamar" Ujar Zen dengan nada yang santai.
Seketika suasana pun menjadi hening, murid perempuan tersebut pun merasa malu dan bersalah, karena ia mengucapkan hal yang seharusnya tidak ia ucapkan kepada Ista sensei, terlebih lagi Zen mendengarkan semua pembicaraan mereka.
"Siapa kamu?.." Tanya Ista sensei.
"Aku Zen, sensei aku ingin ke kamar paling terakhir. Yang tersisa nomor berapa ya? Pastinya kosong kan?" Tanya Zen.
"Ada kok, ini kuncinya" Ista sensei memberikan kunci nomor 16 kepada Zen dan Zen memberikan kunci nomor 4 kepada gadis tersebut
"Ini kuncinya, maaf aku salah kamar, tapi kamarnya belum aku apa apain kok, masih bersih" Ucap Zen dengan suara yang tenang, yang membuat perempuan tersebut merasa bersalah. Ia hanya terdiam dan tidak bisa menjawab ucapan Zen, Zen pun meninggalkan mereka berdua dan berjalan menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar nomor 16, Zen membuka pintu ruangannya.
"Hem.. Kamarnya ga sebagus yang tadi, tapi aku lebih suka begini. Keluarga sederhana ga boleh sok sokan seperti orang kaya. Sederhana adalah yang terbaik, hem hem" Gumam Zen sambil menganggukkan kepalanya.
Sementara itu perempuan tersebut terus memikirkan kesalahan yang diperbuatnya barusan.
"Apa yang harus aku lakukan??..." Bingungnya.
Tiba tiba ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Iya sebentar.." Sahutnya.
"Hai.. Sepertinya kita satu kamar, sensei menyuruhku untuk tinggal di sini.. Apakah kamu keberatan?" Tanya seorang perempuan dengan senyumnya yang ramah.
"Eh tidak kok.. Silahkan masuk" Jawabnya.
Perempuan tersebut pun memasuki kamarnya, dan mereka pun berkenalan.
...-Time skip-...
Lonceng pagi berbunyi.
Zen pun bergegas ke kelasnya, sesampainya di kelas, ia duduk di bangku yang biasanya ia duduki.
Ista sensei memasuki kelas "Pagi semuanya.. Hari ini sensei akan memanggil beberapa siswa ke depan" Ucap Ista sensei yang membuat murid murid kebingungan.
"Ada apa ya"
"Apa ada yang membuat sebuah kesalahan?"
"Tenang saja yang namanya itu memiliki kemampuan tertinggi di kelas" Jelas Ista sensei.
"Yuuiki maju kedepan!"
"Rara maju kedepan!"
"Rio maju kedepan!"
"Raft maju kedepan!"
"Endo maju kedepan!"
"Uika maju kedepan!"
"Dan yang terakhir. Ryel maju kedepan!" Perintah Ista sensei.
Semua murid yang di panggil Ista sensei maju kedepan secara bersamaan, Zen langsung mengenal perempuan yang bernama Uika, karena dia orang yang bertengkar bersama Ista sensei kemarin.
Ista Sensei memperkenalkan semua murid beserta kemampuannya masing masing "Yuuiki memiliki kemampuan sihir yang luar biasa serta penguna senjata busur.
Rara memiliki kekuatan sihir yang bisa di rapalkan dengan cepat, memiliki mata yang tajam serta bersenjata busur.
Rio penguna pedang elemen tanah dan kecepatan di atas rata rata.
Raft memiliki kemampuan bela diri yang tinggi dan bersenjata katana.
Endo bersenjata tombak dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
Uika memiliki kapasitas mana yang besar serta kecepatan rapalan sihir di atas rata rata dan bersenjata tongkat.
Ryel orang yang pintar serta memiliki banyak strategi dan bersenjata pedang elemen angin" Ucapnya dengan detail memberi informasi kepada murid lainnya.
"Oh iya masih ada satu lagi." Ujar Ista sensei.
Para murid kebingungan, kenapa banyak sekali murid berbakat di kelas mereka.
"Veliona maju ke depan!" Pinta Ista sensei.
Veliona pun maju ke depan.
"Veliona memiliki kemampuan di atas rata rata dan bersenjata sabit, senjata yang sangat langkah" Jelas Ista Sensei.
"Banyak sekali orang berbakat, dan aku juga baru tau ada senjata sabit, kayanya aku bakal belajar menggunakannya suatu saat nanti" Gumam Zen dalam hati sambil tersenyum bersemangat.
"Ra itu dia bukan?" Bisik Yuuiki.
"Yang mana?" Tanya Rara kebingungan.
"Itu yang sedang tersenyum duduk di pojokan kiri" Bisik Yuuiki sambil menunjuk ke arah Zen.
"Iya benar itu dia, ternyata dia sekelas dengan kita" Jawab Rara.
"Baiklah silahkan duduk" Perintah Ista sensei kepada mereka semua yang berada di depan.
Murid yang berada di depan duduk kembali.
"Besok kita akan mengadakan pertandingan tes kemampuan siapkan diri kalian ya!.." Ucap Ista Sensei dengan semangat.
"Ya!!!" Sorak semangat para murid.
"Besok sudah di tes ya... Sebaiknya aku melatih diriku juga" Gumam Zen dalam hatinya.
...~Bersambung~...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!