Matahari mulai bersinar terang dan menyinari bumi beserta isinya, cahayanya mulai menyelinap dari celah-celah jendela di suatu kamar. Tepatnya di kamar suatu gadis yang pemalas, lebih tepatnya lagi gadis yang bersikap suka-suka dalam hal apapun itu, gadis itu bernama Mawardha Rahcmah.
Brukk ... Bruk ...
"Wardhaaa ..." Terdengar suara wanita menjerit dan mendobrak-dobrak pintu kamar Wardha
"Wardha ... Bangun, ini sudah siang Wardha, nanti kamu terlambat ke sekolah!" Terdengar suara seseorang yang sangat marah sedang berteriak sangat kencangnya.
Seperti itu lah kegiatan di setiap harinya, tepatnya di pagi hari. Suara bising penuh teriakan, sudah menjadi sarapan pembuka bagi yang menempati rumah itu.
"Hooaaammm ... Dooh masih ngantuk aku!" Ucap Wardha menggeliat
"Iya bunda, Wardha sudah bangun! Sebentar bun," sahut Wardha
"Cepat mandi dan turun sarapan!" Ketus Aisyah
"Iya bundaa ..." Jawab Wardha dengan malas
Tidak butuh waktu lama Wardha langsung bangun dan mandi, selesai mandi dan membereskan alat sekolah nya, Wardha pun turun untuk ikut sarapan bersama keluarganya.
"Wardha! Kebiasaan sekali kamu! Anak gadis tidur kayak kebo!" Ujar Aisyah memekik
"Ih, bunda ... Wardha kecapekan bunda, kemaren nyiapin alat buat ospek hari ini." Sahut nya.
"Banyak Alasan saja kamu! Cepat makan!" Ucap Aisyah dengan kesal
"Iya, iya," sahutnya dengan wajah manyun
Wardha bergegas menghabiskan makanannya, Selesai makan Wardha pun langsung berangkat sekolah. Merasa kesal atas dirinya sendiri, pagi-pagi sudah kena Omelan layaknya bom atom saja. merusak jiwa dan pikirannya
"Wardha berangkat ya bun, Assalamu'alaikum!" Ujar Wardha sambil nyalim Aisyah
"Wa'alaikumsalam, Hati-hati dan jangan bertingkah seperti anak laki-laki! Faham!" Sahut Aisyah
"IYa bunda." Sahutnya sedikit bersenandung itu
***Di Sekolah***
"Wardha ..." Suara seorang wanita memanggil Wardha, lantas Wardha pun membalikkan tubuhnya guna melihat sosok yang memanggilnya.
"Eh Salca," Sahutnya tersenyum
"Bareng yuk!" Ujar Salca yang langsung menggandeng tangan Wardha
"Yuk."
Merekapun menuju lapangan sekolah, untuk menjalankan ospek pertamanya.
Ketua osis menjelaskan suatu permainan, dan pertanyaan. bukan itu masalahnya, hanya saja para wanita lebih fokus dengan ketampanan ketua OSIS itu sendiri.
"Kamu!" Panggil ketua osis yang bernama Raka
"Siapa?" Sahut Wardha dengan pelan
"Iya kamu!" Ujar Raka dengan wajah garangnya itu
Seketika Wardha menjadi gemetar saat namanya dipanggil
"Cepat kemari!" Ucap Raka dengan tegas
"Duh, mati aku!" Gumam Wardha seraya melangkah mendekati Raka
"Perkenalkan dirimu pada mereka!" Ujar Raka
"I-iya kak!"
"Perkenalkan nama saya Mawardha Rachmah, saya tinggal di blok 16, saya lulusan dari SMPN 24 tunas pelita." Ucap Wardha
"Oke! Apa alasan kamu sekolah disini?" Tanya Raka
"Ya mau belajar lah kak! Pakek nanyak segala lagi!" Ucap Wardha kesal
Bagaimana mungkin alasan dia bersekolah di tanyakan? Bukankah semua orang sekolah tujuannya untuk belajar, tepatnya menuntut ilmu sampai dapat?
Lantas semua orang tertawa mendengar jawaban darinya.
"Dasar bodoh! Maksud saya bukan begitu. Apa kamu melamun? Apa kamu tidak faham!" Sahut Raka dengan wajah kesal dan tegas itu
Bukan, bukan itu jawabannya, ternyata Wardha salah mengartikan sebuah pertanyaan simple itu.
"Lah jadi? Saya harus jawab apa?" Jawab Wardha yang menggaruk tengkuknya
Lantas mereka memandangnya dengan aneh dan sangat aneh, dan membuat semua orang kembali tertawa karena tingkah konyolnya.
"Hah, dasar kamu ini! Kembali ketempat mu! Nanti kamu dapat hukuman!" Ucap Raka ketus
"Mati aku, gak dirumah gak di sekolah, dimarahi dan dihukum mulu," gumam nya dengan kesal
"Oke kita lanjutkan lagi." Ucap Raka
Raka dan anggota osis lainnya memanggil satu-persatu anggota ospek, dengan pertanyaan sama seperti Wardha, Wardha pun menyimak dan barulah dia sadar apa yang harus dia jawab.
"Oohh ... Jadi seperti itu alasannya! Gue pikir ya belajar," gumam Wardha
Tak lama kemudian Wardha kembali di panggil para anggota osis untuk menghukumnya, karena sudah salah menjawab dalam sekali pertanyaan saja.
"Duh, mau diapain gue nih,! Ya Allah bantu Wardha," gumamnya dengan hati yang was-was
"Wardha!" Ucap Riska
"Iya kak." Sahut Wardha
"Enak nya dikasih hukuman apa nih anak." Ucap Riska sambil melirik ke teman-temannya
"Nah Raka, dia kan udah mempermalukan Elo. Jadi lo mau hukum dia dengan apa?" Tanya Riska
"Terserah kalian!" Sahut Raka dengan datar sambil menatap tajam kearah Wardha
"Duh, ni orang pakek natapi gue segala lagi, tambah takut dah gue jadinya, udah mukanya serem bet," gumam Wardha
"Oke kalau begitu, Wardha kamu lari keliling lapangan sampai 50 kali!" Ucap Riska dengan santainya
"Hah ... 50 kali!" Ucap Wardha kaget
"Ya, mau gue tambahi lagi?" Sahut Riska
"Nggak kak, ini udah cukup," jawabnya
"Gak kebanyakan itu, Ris?" Sahut Ridho
"Gak lah! Biarin aja, karena dia udah mempermalukan kita! Masih anak baru aja udah belagu, udah berani jawab pertanyaan kayak tadi! Gak masuk akal." Sahut Riska dengan kesal
"Yaudah sana! Ngapain lo bengong disitu!" ketus Riska
"Iya kak." Jawab Wardha dan langsung lari mengelilingi lapangan yang luas itu
"Aduh ... Gila bener tu orang! Dasar cewe songong! Dikira gak capek apa!" Ucap Wardha sambil ngos-ngosan
"Haduh bundaaa Wardha capek!" Ucapnya lirih
"Awas aja lo Raka. Gara-gara lo gue jadi begini. Masak cuman salah dikit aja mau menghukum gue! Udah gitu bukannya dia yang hukum, malah si Riska yang hukum gue!" Ucapnya dengan kesal
Wardha terus berlari ditengah teriknya matahari, kebetulan dirinya tidak tahan dengan terik mata hari, lebih tepatnya lagi fisiknya berbeda dengan orang lain. Dan itu membuatnya harus super hati-hati dengan yang namanya cuaca panas.
"Ya Allah kepalaku pusing," gumamnya sambil terus berlari
Dan hingga akhirnya, pusing yang melanda dirinya membuatnya tidak sadarkan diri.
Bruukk...
Wardha tersungkur dan tidak sadarkan diri
***Di UKS***
"Duh, kepala ku!" Ucap Wardha sambil memegang kepalanya
"Udah sadar." Ucap Raka
"Dimana ni?" Ucap Wardha
"Uks." Jawab Raka dengan datar, sambil duduk di kursi depan Wardha dengan tangan yang dilipat di dada. Dan kaki sebelah diangkat di atas pahanya.
"Nyesel banget gue disini sumpah!" Ucap Wardha. "Ada ya orang setega itu!" Ucap nya lagi dengan kesal
"Sorry." Ucap Raka sambil bangkit meninggalkan Wardha sendirian
"Sorry sorry. Woyy, mau kemana Lo!"
Bukannya menjawab, Raka malah pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun.
"Nah, ini nih, ciri-ciri manusia beku. Irit banget ngomongnya, pantes banget di sebut manusia es!"
"Dasar manusia es!" Teriak Wardha. "Woyyy ..." Wardha terus menjerit namun Raka tak menghiraukannya sedikitpun!
"Dasar Ice beku Lo! Gak ada sopan nya mintak maaf tapi pergi!" Ucap Wardha dengan kesal
Kemudian Wardha bangkit meninggalkan ruangan itu. Dan kini perutnya mulai merasa lapar, dan Wardha melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah. mengisi energi yang sudah habis akibat hukuman itu.
***Di kantin***
"Laper banget gue!" Ucap Wardha meremas perutnya
"Waduh! Kenapa tu Ice beku ada disitu. Ah bikin gak mood aja!" Ucap Wardha sambil berbalik arah, pergi meninggalkan kantin
"Wardha," panggil Salca
"Salca?" Wardha mencari-cari dan Salca melambaikan tangannya ke arah Wardha, Wardha pun melangkah menuju Salca.
"Mau kemana Lo? Kok malah balik?" Tanya Salca
"Gak, tadi mau ke kelas aja, tiba-tiba Lo panggil! Yaudah deh gue kesini lagi!" Sahut Wardha
"Lo mau pesen apa?"
"Nasi goreng and es teh manis." Sahut Wardha
"Yaudah gue pesenin ya," ujar Salca sang sahabat masa kecil Wardha
Setelah pesanan datang, merekapun menikmati makanannya masing-masing.
Kembali ospek
"Sebel banget gue ngeliat itu manusia es! kenapa sih, ada manusia kayak dia. wajah aja tampan tapi hatinya beku banget! kesellll gue kesel ..." Gumam Wardha dalam hatinya, bahkan kedua tangannya sudah mengepal dengan mimik wajah tidak karuan itu.
Ketika Wardha mengomel-ngomel dalam hatinya, menggerutu dan mengumpat, sampai dirinya tidak menyadari jika Mr ice yang disebutkannya sudah ada didepan nya, tepatnya di hadapannya!
"Wardha!"
"Astaghfirullah!" Sahut Wardha dengan kaget.
"Ehladalah, kok udah didepan gue aja ni manusia es" gumamnya
"Saya panggil dari tadi tapi kamu gak dengar!" Ucap Raka
"Hah? Apa ada kakak manggil saya? Kok saya gak denger ya?" Sahut Wardha sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal
"Jangan melamun kalau lagi di sekolah! Kalau mau melamun dan menghayal, nanti nunggu dirumah!" Sahut Raka dengan wajah datar
"Aiyh ..." Wardha hanya mengerutkan dahinya
Tiba-tiba Riska datang mendekat dan ikutan buat mengomelinya. Dan itu sangat menyebalkan sekali!
"Lo lagi lo lagi! Lo mau dihukum lagi ha?" Ketus Riska
"Eh ... Enggak kak enggak," ujar Wardha
"Terus Lo ngapain bengong disini! Bukannya dengerin kita lagi ngomong!" Riska sambil marah-marah dan Wardha hanya menunduk saja
"Dasar culun!" Ujar Riska dan pergi meninggalkannya
"Hah! Gue dibilang culun? Gak salah? Oke lo liat nanti selesai ospek! Lo bakal tau gue yang sebenarnya!" Gumam Wardha
Raka hanya menatap Wardha datar lalu pergi meninggalkannya juga.
Selesai ospek
"Sial! Satu harian gue kena omel mulu! Brengsek banget tu orang!" Ucap Wardha
"Maafin temen gue ya!" Sahut anggota OSIS lainnya yang mengagetkan Wardha
"Eh, kakak! Iya kak santai aja," sahut Wardha sambil tersenyum
"Kenalin, gue Ridho."
"Gue Wardha."
"Emm, ya, ya. Mau pulang kah?" Tanya Ridho
"Iya kak." Jawabnya
"Mau kakak anterin?" Ucap Ridho
"Wah , ngerepotin banget. Wardha dijemput kok kak," jawab Wardha
"Udah bareng kakak aja," sahut nya
"Gak, kak. Makasih, tapi itu udah diujung supir Wardha kak," jawabnya
"Oh, yaudah deh, kalau gitu kakak duluan ya, Dha," ucap Ridho sambil tersenyum
"Oke kak!"
"Ayo non kita pulang." Ucap pak jarwo yang tiba-tiba nongol aja di depannya
"Lama banget sih pak jarwo! Bikin BT aja!"
"Hehe maaf ya non!" Ujar Jarwo
Jarwo pun melajukan mobilnya kearah rumah Wardha.
Di sepanjang perjalanan ke rumah, Wardha hanya menggerutu tidak jelas, tambah lagi sikap buruknya yang hobi mengumpat. Walaupun itu di dalam hatinya, jadi gak ada orang yang denger juga umpatan dia kek gimana.
Pak Jarwo yang mendengar ocehan gak jelas darinya, hanya menggeleng heran. Aneh? Ya, aneh sekali, sampai pak Jarwo merasa ngeri di dekat Wardha.
Bersambung
***Di sekolah***
Waktu istirahat
"Dha kekantin yuk, laper gue," ujar Salca
"Gak ah, Lo aja sana sendiri. Gue mau ke perpus, sorry ya," jawab Wardha
"Oke! Gue ke kantin sendiri, awas Lo kelaperan ntar!" Sahut Salca
"Ok, aman ah!" Ucap Wardha santai
Salca melangkah pergi menuju ke arah kantin, dan Wardha melangkah menuju perpustakaan sekolah yang arahnya berbeda dari arah kantin.
Sampai di perpus, Wardha mencari-cari buku yang akan dia baca. Memilih-milih dan akhirnya Wardha melihat buku biologi lama. Bahkan covernya saja sudah kusam, hanya saja masih terawat dan rapih.
Melihat di sebelah buku itu, dan ternyata buku itu hanya ada satu. Menghela nafasnya sejenak, lalu mengambilnya. Dan ketika Wardha menarik buku itu, dia merasakan seperti ada yang narik buka itu juga dari belakang raknya.
Dan terjadilah tarik menarik di antara dia dan makhluk yang dia sendiri pun belum tau seperti apa wujudnya.Lama mereka saling tarik menarik. Dan itu membuat Wardha semakin kesal
"Lohh kok gak bisa sih?" Gumam nya, Wardha terus menarik dan terlepas dari genggaman nya.
"Haaahh?" Wardha terpelongo saat melihat sosok yang menarik buku itu. Tepatnya buku yang dia inginkan dan itu hanya ada satu.
"Manusia es, Dasar!" Gumamnya dengan hati yang panas bahkan sudah mendidih saja. Syukur gak hancur tuh hati.
Raka hanya melihatnya dengan datar lalu pergi duduk di kursi perpus seraya membawa buku itu. Wardha yang tidak tinggal diam pun langsung melabrak Raka yang tengah asik membaca.
"Woy ..."
Raka tidak menghiraukannya
"Hey ... Itu buku gue, gue yang duluan mau ngambil. Kenapa lo malah ikut-ikutan narik dari belakang!" Ujar Wardha, Namun Raka tetap membaca buku itu tanpa menoleh sedikitpun! You know?
"Ihh ngeselin banget sih ni orang!" Gumamnya. "Woy ... Lo denger gak sih!"
Krik ... Krik ... Krik ... Tak ada balasan
Wardha semakin panas
"Woooyyyy ... Dasar budek!" Ketus Wardha dengan kuat
Raka menatap nya dengan datar lalu menatap kearah dinding. Wardha merasa aneh dan langsung melirik dinding itu juga, ternyata
DI LARANG RIBUT!
"Hah ... Bodo amat!" Gumam nya
"Dasar lo ya! MANUSIA ES!" Ketus Wardha dengan pelan sambil mengepalkan tangan nya mengarah ke wajah Raka. Raka hanya menatapnya datar lalu kembali membaca.
Wardha yang kesal pun langsung pergi meninggalkan Raka. Malas berdiri lama-lama di depan manusia es kayak Raka.
"Dasar Mr ice! Manusia es! Ice beku! Arrgh ..." Ucap Wardha dengan kesal.
Wardha pun kembali ke kelas dengan keadaan yang sangat marah tentunya. Salca yang dari kantin pun ikut masuk kedalam kelas juga, menatap aneh ke arah sahabatnya yang menggerutu tidak jelas.
"Wooy ..." Panggil Salca
"Apa sih!" Jawab Wardha ketus
"Lo kenapa kok manyun gitu?"
"Kesel gue! Liat tu Mr Ice!" Sahut Wardha sambil memukul meja
"Wadooh ... Siapa Mr Ice?" Tanya Salca bingung
"Itu Mr Ice orang yang paling nyebelin yang pernah gue liat!" Sahut nya
"Hahha!" Salca hanya tertawa mendengarnya.
"Entah siapa yang lo maksud? Gue kagak tau! Udah lo yang sabar aja, tu pak Reno udah datang." Sahut Salca
Mereka pun melanjutkan belajarnya dengan khusyuk. Tanpa perduli akan jiwanya yang masih berkobar gak karuan itu.
Teng ... Teng ... Teng ...
Bel sekolah sudah berbunyi. Murid-murid pun mulai keluar dari kelas menuju parkir, untuk mengambil kendaraan mereka masing masing.
"Dha gue duluan ya," ucap Salca sambil berlari
"Yoi, hati-hati my best." Sahut Wardha
Wardha pun berjalan menuju gerbang, niatnya sih gitu. Tapi, saat melewati satu kelas seniornya tepat di depan pintu itu tiba-tiba tabrakanpun terjadi
Bruukk ....
"Astaghfirullah!" Wardha kaget setengah mati sambil terlompat kecil
"Ya Allah, ya Allah, ya Allah masya'Allah Allahu akbar!" Ucap Wardha, dia pun membalikkan tubuhnya kesamping, melihat siapa orang yang menabraknya.
"Manusia es." Ucap Wardha
"Lo tu yah! Bisa gak sih gak bikin gue kaget!" Ketus Wardha dengan marah. Tapi Raka hanya menatapnya datar.
"Woyy. Memang budek lo ya!" Ketus Wardha
"Ini kelas siapa?" Tanya Raka menatapnya aneh
"Yee ... Maneketeheek!" Sahut Wardha
Raka menatapnya datar lalu pergi meninggalkan Wardha yang masih kesal dengannya.
"Woy ... Manusia es! Gue sumpahi lo cinta mati sama gue!" Teriak Wardha dengan kesal
"Eh ... Tunggu dulu deh!" Ucap Wardha sambil memegang dagunya
"Kok gue nyumpahi tu anak, cinta mati sama gue! Ah bodo amat! Bisa ribet hidup gue!" Ucap nya sambil merasa geli sendiri
Wardha pun menuju gerbang sekolah, dan lama Wardha menunggu pak Jarwo tetapi tetap tidak muncul juga
"Haduh ... Pak Jarwo lama amat sih!" Ujarnya
Untuk beberapa saat, pak Jarwo mengiriminya pesan singkat.
[Maaf non, saya ngantar bunda nih. Non naik angkot saja untuk sementara ya. Bunda yang nyuruh loh, bukan saya.]
"Hah ... Terpaksa deh gue naik angkot atau pun apalah itu namanya, hah ribet amat sih!" Ujar nya dengan sangat kesal sambil berjalan menuju halte bus. Lama Wardha menunggu namun tidak ada bus yang lewat
"Hadehh lama banget sih! Masak ia gue harus jalan kaki!" Ucapnya dengan sangat kesal.
Mau tidak mau Wardha pun berjalan. Tidak lama ia jalan kaki, ada angkot yang lewat, sontak Wardha langsung memberhentikan angkot itu.
"Bang ... Bang ... Angkot!" Teriak Wardha.
Supir angkot pun memberhentikan angkotnya. Wardha pun langsung masuk dan duduk di kursi angkot yang tentunya himpit-himpitan sama orang.
"Hah ... Ribet amat sih hidup gue hari ini! Malah naik angkot lagi! Udah himpit-himpitan ... Hadeehh Bundaa Wardha pengap," gumam nya dengan sangat kesal.
Tiba-tiba matanya terarah pada sosok yang ada disampingnya. Dan betapa kagetnya Wardha melihat sosok itu.
"Manusia es!" Ucap Wardha
Raka sontak melihatnya sejenak, lalu mengalihkan matanya kembali ke buku yang dia baca
"Hadeh ... Mimpi apaan sih gue tadi malam! Harus banget gitu ketemu sama senior es kayak lo." Ucap nya.
Raka terus memandangnya dengan sinis untuk kali ini
"Apa lo lihat-lihat gue kayak gitu!" Ucap Wardha ketus dan menjadi perhatian orang yang ada didalam angkot itu
Raka pun kembali menundukan kepalanya untuk membaca buku kembali.
"Haduh bundaaa .... Wardha pengen cepat pulang." Ucapnya
Sontak Raka kembali menatapnya, karena Raka mendengar ucapannya barusan.
"Ya Allah kok ribet amat sih hari ini," gumam nya, Wardha terus berkata-kata dalam hatinya.
Raka yang memperhatikan nya pun hanya menahan tawa.
"Dasar aneh nih cewe judes." Gumam nya
Tak lama angkot pun berhenti, Wardha memutuskan berjalan menuju perkomplekan rumahnya. Saat Wardha hendak berdiri Raka pun ikut berdiri. Karna angkot penuh sehingga menyulitkan mereka bergerak.
"Woy, gue dulu dong yang turun!" Ucap Wardha
Raka yang tidak mendengarkannya malah terus memaksa turun, membuat Wardha kembali terduduk.
"Aduh," ucap Wardha
Wardha pun langsung bangkit lagi keluar mengejar Raka
"Woyy es! Hati-hati dong lo!" Ucap nya kesal
Raka tak mendengarkannya lagi dan membayar ongkos angkot dan melangkah pergi. Wardha pun membayar ongkosnya juga dan langsung mengejar Raka yang ada di depannya.
Bukk...
Satu pukulan mendarat dari pundak belakang Raka Raka pun kaget lalu menghentikan langkahnya. Wardha pun kembali melanjutkan aksinya.
"Emang dasar lo tu yah!"
"Lo gak tau yah gue mau keluar! Pakek dorong-dorong segala! Sukur gue gak jatoh ke bawah!" Ucap Wardha dengan kesal Raka hanya menatapnya datar
"Lo itu manusia apaan sih! Atau lo manusia jadi-jadian! Gue gak tau kenapa? Kenapa satu hari ini gue harus ketemu sama cowo Ice beku kayak lo!" Ucap Wardha kesal
"Terus?" Tanya Raka singkat
"What? Mintak maaf kek gitu! Ini kagak!" Ucap Wardha sambil teriak-teriak
"Maaf." Ucap Raka singkat lalu melanjutkan langkahnya lagi
"What? Ntu orang memang bener-bener saraf kali ya!" Ucap Wardha.
Wardha pun mengejar Raka sambil berlari, ketika sudah dekat.
"Dasar Mr Ice!" Ucap Wardha sambil berlari mendahului Raka
"Dasar Ny Judes!" Balas Raka dengan pelan sambil tersenyum namun Wardha tidak mendengarnya.
Sesampai di gang perkomplekan Wardha berjalan santai menuju rumahnya, tiba-tiba Wardha merasa seperti ada yang mengikutinya.
"Kayak ada yang buntutin gue! Liat gak ya? Liat gak ya? Ya Allah lindungi Wardha," gumam nya
Wardha pun memutuskan melihat kebelakang dan.
"Mr Ice!" Ucap nya dengan kaget Raka yang menyadari itu adalah dirinya jadi tidak memperdulikannya, dan pura-pura tidak mengetahui apapun
"Woyy ... Ngapain lo buntutin gue?" Ucap Wardha dan Raka hanya terus berjalan
"Wowowo .... Apa maksudnya ini? Jadi dari tadi lo ngikutin gue ya?" Ucap Wardha dengan marah.
Raka hanya menatapnya dengan sekilas lalu memalingkan wajahnya kembali. Dan terus melangkah
"Woy, budeg! Lo gak denger gue ngomong apa?"
"Woy manusia es!" Ketus Wardha dengan keras
Raka tetap tidak memperdulikannya. Karna curiga dengan Raka, Wardha pun berlari kencang meninggalkan Raka.
***Tiba dirumah ***
Brukk ... Membantingkan pintu
"Assalamu'alaikum ... Huhh ... huh ... huhh ..." Ucap Wardha dengan nafas ngos-ngosan
"Wa'alaikumsalam, kenapa kamu? Kok ngos-ngosan gitu?" Tanya Aisyah
"Gak papa bunda, tadi Wardha di kejer manusia Ice!" Sahut Wardha
"Manusia Ice?" Aisyah menggaruk kepalanya yang tak gatal
Wardha pun langsung lari ke kamarnya, dengan hati yang masih emosi, Wardha mengganti pakaian dengan ngomel-ngomel gak menentu mengingat Raka.
"Wardha, nanti bantuin Bunda di dapur ya!" Jerit Aisyah
"Iya Bunda," sahut Wardha
Tak lama kemudian Wardha pun ke dapur membantu bundanya menyiapkan makanan ketring. Mulai dari mengisi boks dan yang lainnya pula.
"Wardha bantu nyusun ya! Sebentar lagi orang yang mesen mau datang ambil katringnya!" Sahut Aisyah
"Siap Bun!" Wardha pun membantu menyusun makanan katring buatan bundanya Tak lama pemesan pun datang juga, tapi apa? Malah kejadian tak terduga terjadi.
Ting ... Tong ...
"Wardha buka pintu nya, mungkin itu mereka! Ucap Aisyah
"Iya bunda!" Wardha pun langsung berlari membuka pintu. Saat dia membuka pintu itu ..
"Manusia es!" Teriak Wardha kaget. "Ngapain lo disini!" Ucap Wardha.
Raka hanya menatapnya datar tanpa menjawab sekata pun! dan itu sangat sangat menyebalkan bagi Wardha. kok ada manusia seirit Raka ini?
"Woy, jawab!" Ucap Wardha dengan kesal
"Harus?" Tanya Raka dengan nada datarnya itu
"Ya harus lah!" Ucap Wardha kesal dengan tangan yang dilipat kedada, sudah selayaknya orang yang mau memalak saja Wardha.
Karena mendengar adanya keributan, tiba-tiba Aisyah pun datang menghampiri mereka. Entahlah apa yang dilakukan sang anak
"Wardha." Ucap Aisyah sedikit kesal
Aisyah melangkah mendekati Wardha dan melihat adanya Raka juga didepan pintu rumahnya
"Loh udah datang ya," Sahut Aisyah Raka tersenyum melihat Aisyah.Dan Wardha pun melongo melihatnya, kok bisa Raka bersikap begitu dengan Bundanya?
"Wardha, Kok gak disuruh masuk sih tamu kita!" Ucap Aisyah
"Eh i-iya iya bun," jawab Wardha dengan gugup
"Yuk masuk nak," ucap Aisyah
Raka pun tersenyum kepada Aisyah lalu masuk kedalam rumah itu.
"Hah! Dia kenal bunda? Mau apa tu Mr Ice kemari?" Gumam Wardha
"Wardha." Panggil Aisyah lagi
"Iya bunda." Sahut Wardha
"Buatkan teh buat kak Raka ya." Ucap Aisyah
"Iya bunda." Sahut Wardha dengan kesal membuatkan teh untuk Raka
"Ih, kenapa sih satu harian ini ketemu sama tu manusia es! Nyebelin amat sih!" Gumamnya.
Selesai membuat teh, Wardha pun mengantarkannya kepada Raka
"Ini bun teh nya." Ucap Wardha seraya menyodorkan teh itu
"Buat kak Raka bukan buat bunda!" Jawab bunda sambil menggelengkan kepalanya. Wardha hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu meletakkan tehnya di depan Raka.
"Yasudah kamu temani kak Raka dulu ya, bunda mau nyiapin katringnya, ntar lagi siap," ucap Aisyah yang sudah berdiri hendak meninggalkan mereka berdua
"Iya bun," jawab Wardha dengan rasa malasnya itu
"Nak Raka, maaf ya agak menunggu sebentar." Ucap Aisyah sambil tersenyum
"Iya gak papa tante!" Jawab Raka sambil tersenyum manis juga
Wardha yang memeperhatikan tingkahnya itu pun langsung merasa emosi. Wardha terus menatap Raka dengan tajam bahkan sangat tajam layak nya pisau silet.
"Ini anak mintak di tonjok kali ya! Ngomong sama gue gak pernah dijawab! Sama bunda malah senyam-senyum gak karuan!" Gumamnya dengan hati yang kesal sambil menatap tajam Raka, seakan-akan hendak menelannya hidup hidup.
Raka pun membalas tatapan nya dengan datar, seakan menatap kosong dirinya. Seakan akan Raka tidak memperdulikan semua tindakan Wardha itu
"Apa lo!" Ketus Wardha sinis
Raka terus menatapnya tanpa bicara
"Mau gue tonjok lo!" Ucap Wardha sambil mengepalkan tangan kearah Raka
"Aneh!" Ucap Raka memalingkan wajahnya
"Apa? Lo bilang gue Aneh? Berani-berani nya lo! Lo tu yang aneh!" Sahut Wardha kesal
"Wardha." Tiba-tiba Aisyah datang.
"Ngomong apa sih kamu kok kayak mau marah gitu." Ucap Aisyah
"E-enggak bun gak papa kok hehe ..." Balas Wardha cengengesan
Raka hanya terdiam melihat tingkah konyolnya itu. Dan jauh di dalam hatinya ingin sekali tergelak tapi dia tahan. Sungguh Raka sendiri tidak menyangka jika ada wanita se aneh Wardha
"Raka, maaf ya nak, hari ini tante repot, karena Wardha lama pulang jadi gak ada yang bantuin deh!" Ucap Aisyah
"Gak papa tan, Lagian hari ini Raka juga telat pulangnya kok! Jadi agak lama pergi ke taman!" Ucap Raka sambil tersenyum
"Taman? Taman apa ya?" Gumam Wardha yang mulai kepo
"Yasudah, ini sebagian katringnya, nanti yang lain dianterin sama Wardha," ucap Aisyah
"Apa? Wardha yang anterin?" Tanya Wardha dengan kaget
"Iya sayang, jadi siapa yang mau nganterin! Biasanya juga kamu yang anterin katring pelanggan bunda." Ucap Aisyah
"Iya deh," jawab Wardha dengan merajuk, sambil melirik sinis ke arah Raka
"Yaudah tan Raka pergi dulu ya, nanti dianterin kerumah yang biasa aja," sahut Raka
"Oke," ucap Aisyah.
"Assalamu'alaikum, tan." Ucap Raka tersenyum sambil mencium tangan Aisyah
"Wa'alaikumsalam." Sahut Aisyah
"Wah wah, gak bener nih anak! Bisa-bisanya ramah sama bunda gue, sedangkan sama gue irit banget bicaranya." Gumam Wardha
"Wardha," panggil bunda
"Iya bun,"
"Cepet ganti baju mu! Terus anterin katringnya, nanti bunda tulis alamatnya," ucap Aisyah di
"Ok bun."
Wardha pun langsung mengganti pakaian nya dengan rok hijau lumut dan pashmina warna yang senada dengan roknya.
"Wardha berangkat ya bunda, Assalamu'alaikum." ucap Wardha mencium tangan Aisyah
"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya sayang," sahut aisyah
"Iya bunda," teriak Wardha yang sudah diluar
Wardha pun membawa katringnya kedalam mobil, lalu meluncur menuju kerumah Raka.
Sesampai dirumah Raka
Tok .. tok ... tok ...
"Permisi Assalamu'alaikum," ucap Wardha
Tak lama Raka pun membukakan pintunya
"Wa'alaikumsalam," ucap nya dengan datar
"Ini katring nya, mau dibawa kemana?" Tanya Wardha
Raka hanya diam dan kembali masuk kedalam rumahnya.
"Heladalah, ni orang! Bukanya gue disuruh masuk, malah di kacangi gue disini." Gumam nya.
Tak lama Raka pun keluar membawa banyak buku-buku dongeng dan belajar membaca. Tanpa aba-aba Raka langsung membawanya masuk kedalam mobil Wardha
"Loh loh ... Kok malah di bawak masuk! Mau diapain ntu buku?" Tanya Wardha
"Buat anak-anak," ucapnya dengan datar
"Maksudnya?" Tanya Wardha dengan heran
"Minta kuncinya," perintah Raka
"Eh. Apa maksudnya? Berani sekali anda ini ya!" Tegas Wardha dengan menatap tajam mata Raka.
Tanpa banyak omong Raka langsung merampas kunci dari tangan Wardha lalu masuk kedalam mobilnya.
"Woy, apa-apan sih lo!" Ucap Wardha
"Masuk!" Ucap Raka tegas
"What? Ini mobil orang tua gue! Tapi kok gue yang diperintah ni orang." Balas nya
"Cepat masuk! Apa mau ditinggal disitu!" Sahut Raka
"Hah ..." Wardha hanya melongo terus masuk kedalam mobilnya dengan sejuta pertanyaan
Raka pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Didalam mobil Wardha hanya menatap kesal Mr Ice itu.
"Dasar Mr Ice!" Ucap nya
"Dasar Ny Judes!" Balas Raka
"Apa lo bilang?" Tanya Wardha dengan kesal
Nah kan, bakal perang lagi deh ini.
Thanks for reading guys
Maaf kalau gaje
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!