NovelToon NovelToon

CINTA YANG SALAH

Bab 1

Pengenalan Tokoh.

Hai-hai readers🙏🙏

aku mau kasih visualisasi tokoh di cerita ini...

Yuk kita capcus lihat.

Raja

Pria tampan yang satu ini selalu menjadi sorotan setiap wanita, tapi dia menutup hatinya untuk siapa pun karena dia mencintai seorang wanita yang dia sendiri tidak tahu di mana keberadaan wanita itu.

Hingga akhirnya takdir mempertemukannya dengan wanita yang dijodohkan oleh mama dan papanya.

Kania

Gadis cantik dan anggun, seorang pelukis. Putri seorang pengusaha kaya Raya yang hidupnya serba mewah.

Semua kekayaan kedua orang tuanya tidak membuat dirinya sombong, karena ibunya berasal dari keluarga sederhana.

Kesederhanaan ibunya turun pada dirinya.

Raju

Pria tampan yang berwibawa dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

Dia lebih dewasa dari kakaknya, dia selalu menjadi tempat pelampiasan keluh kesah kakaknya.

Dia juga harus menikah dengan wanita yang telah dijodohkan kedua orang tuanya, yang mana wanita itu mencintai kakaknya.

Kanaya.

Gadis cantik yang merupakan sahabat dari Kania di masa mereka menjadi mahasiswa, kebencian tumbuh di hati Kanaya karena sahabatnya itu menikah dengan pria yang dicintainya.

\=\=\=\=>>>>

Sekian dulu visualnya ya teman-teman 🙏🙏🙏

Raju dan Kanaya terpaku di tempat, mereka saling pandang.

"Apa yang akan terjadi?" gumam Kanaya di dalam hati.

Seketika Kanaya memiliki ide, dia membalikkan tubuhnya lalu melangkah menuju pintu kamar.

Kanaya memegangi ganggang pintu, dia ingin keluar dari kamar itu.

"Kamu mau ke mana?" tanya Raju datar pada Kanaya.

"Mungkin lebih baik aku mencari kamar lain," lirih Kanaya.

Kanaya takut berada di satu kamar dengan Raju, dia takut pria yang kini sudah sah menjadi suaminya itu khilaf meminta haknya sebagai seorang suami.

Kanaya tidak ingin berdosa karena menolak permintaan sang suami.

Raju menghela napas panjang mendengar jawaban sang istri.

Kanaya pun menarik ganggang pintu dan berusaha membuka pintu, tapi usahanya itu sia-sia karena pintu kamar terkunci dari luar, mereka telah terjebak di dalam kamar itu.

"Kenapa pintu ini tidak bisa dibuka?" gumam Kanaya yang sempat di dengar oleh Raju.

Raju membalikkan tubuhnya, lalu memperhatikan Kanaya yang terus mencoba membuka pintu tersebut.

Raju mengangkat bibirnya melihat Kanaya yang terus berjuang membuka pintu.

"Dasar Faiz sial*n," umpat Raju.

Lalu pria tampan itu pun membiarkan apa yang terus dilakukan oleh sang istri, dia melangkah menuju lemari yang ada di dalam kamar itu, dia yakin saat ini pakaian mereka sudah ada di sana.

Raju mengambil pakaiannya yang ada di dalam lemari lalu dia melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang kini terasa gerah dan lengket, dia mengabaikan apa yang masih saja dilakukan oleh sang istri.

Kanaya dapat melihat sikap santai sang suami yang berada di kamar itu berdua dengannya, Kanaya semakin kesal pada Raju.

Sebenarnya Kanaya berharap suaminya itu membantu dirinya untuk membuka pintu kamar agar dia bisa berpindah ke kamar lain.

"Dasar suami tidak punya perasaan, lihat istri susah payah seperti ini masih saja cuek minta ampun, huhft," gerutu Kanaya.

Kanaya pun melangkah menuju tempat tidur yang kini dihias dengan kelopak bunga mawar yang sangat indah, dia duduk di pinggir tempat tidur sambil memperhatikan keindahan bunga-bunga yang berbentuk hati itu.

Dia mengambil satu kelopak bunga mawar, aroma semerbak wanginya bunga merah ranum itu membuat Kanaya dapat merasa rileks untuk sejenak.

Setidaknya dia bisa menenangkan diri sejenak saat sang suami sedang berada di kamar mandi.

Kanaya merebahkan dirinya di atas tempat tidur, sebelumnya dia melepaskan beberapa hiasan yang menempel di kepalanya.

Kanaya berbaring masih mengenakan gaun terakhir yang dikenakannya saat resepsi tadi.

Di tempat lain, hal yang sama terjadi pada Raja dan Kania.

Mereka berada di dalam kamar hotel yang sudah disiapkan oleh asisten pribadi Raja sesuai perintah dari Raffa.

"Sayang, kamu pasti lelah. Aku siapkan air hangat, ya," lirih Kania sambil membuka perlahan jas dan kemeja yang dikenakan oleh sang suami.

"Tidak usah, aku bisa sendiri," ujar Raja.

Raja yang tadi sempat berbicara dengan Kanaya mulai bersikap dingin dengan san istri.

Raja teringat akan janji-janjinya dengan istri adik kembarnya.

Dia berjanji tidak akan jatuh cinta pada istrinya, dan akan memperjuangkan cinta mereka.

"Sayang aku ini istrimu, apa pun yang kamu butuhkan adalah tugas dan kewajibanku," ujar Kania dengan nada lembut.

"Pernikahan ini hanyalah sandiwara!" bentak Raja tepat di hadapan sang istri.

Seketika Kania menghentikan kegiatannya yang sedang membuka kemeja sang suami.

Buliran bening jatuh begitu saja membasahi pipinya, air matanya jatuh begitu saja.

Hal ini membuat Raja terpaku, dia merasa kasihan pada sang istri.

Akhirnya Raja pun menyesal dengan apa yang sudah dilakukannya.

"Ma-maafkan aku, a-aku,--" Belum selesai Raja berucap Kania pun berlari melangkah menuju kamar mandi.

"Sayang," lirih Raja.

Raja yang sudah biasa memanggil Kania dengan sebutan 'sayang' reflek memanggil Kania dengan kata-kata itu.

Kania menutup pintu kamar mandi, lalu dia pun terduduk di lantai sambil menangis.

Ada rasa sakit yang menyelinap di hatinya saat mendapat perlakuan kasar dari Raja, karena selama ini Raja tidak pernah berbuat seperti itu padanya.

Raja melangkah menuju pintu kamar mandi.

Tok tok tok.

Raja mengetuk pintu kamar mandi.

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak sengaja," lirih Raja memohon maaf pada Kania.

Ingatan Raja tertuju pada raut sendu sang istri yang menangis karena dirinya.

"Sayang, aku minta maaf, aku salah," ujar Raja berharap Kania mau memaafkan dirinya.

Kania mendengar dengan jelas kata-kata yang diucapkan oleh sang suami.

"Benarkah dia menyesali apa yang sudah dilakukannya tadi?" gumam Kania di dalam hati.

Kania mengusap wajahnya yang sudah basah karena air mata.

Dia pun berdiri, lalu perlahan membuka pintu kamar mandi.

Kini Raja sudah berdiri tepat di hadapan sang istri.

Kania langsung memeluk tubuh sang suami dengan erat.

"Berjanjilah kamu tidak akan berbuat kasar lagi padaku," pinta Kania pada Raja.

Dengan mudah Kania memaafkan apa yang sudah dilakukan oleh suaminya.

Perlahan Raja mengangkat tangannya, lalu dia pun mengusap lembut punggung sang istri.

"Iya, aku berjanji," ujar Raja.

Hati Kania yang tadi sendu, kini berubah bahagia dengan seketika.

"Ya sudah kalau gitu, kamu mandilah terlebih dahulu," ujar Kania.

Raja mengangguk, lalu dia pun langsung masuk ke kamar mandi tanpa menyiapkan pakaian gantinya.

Pria tampan itu sudah terbiasa memamerkan keindahan tubuh six pack miliknya pada sang istri, hal itu sudah menjadi hal biasa baginya.

Setelah sang suami masuk ke dalam kamar mandi, Kania langsung melangkah menuju lemari dan dia pun menyiapkan pakaian ganti yang akan dikenakan oleh sang suami setelah selesai mandi.

Di dalam lemari itu hanya terdapat sebuah baju kaos dan celana training.

Kania mengambil pakaian suaminya lalu meletakkannya di atas tempat tidur.

Setelah itu, Kania pun mengambil ponselnya lalu memainkan ponselnya sejenak sambil menunggu sang suami selesai membersihkan tubuhnya.

Tak berapa lama Raja keluar dari kamar mandi, dia melangkah menuju tempat tidur yang mana di sana sudah terdapat pakaian yang akan dikenakannya.

"Udah?" tanya Kania.

Raja mengangguk menjawab pertanyaan dari sang istri.

"Ya sudah, sekarang giliranku," lirih Kania.

Kania pun berdiri lalu melangkah menuju kamar mandi tanpa membawa pakaian ganti, Kania sudah terbiasa memperlihatkan keindahan tubuhnya pada sang suami.

Jadi, dia sama sekali tidak lagi merasa canggung di hadapan Raja mengenakan handuk.

Bagi Kania hal ini adalah sebagian dari ibadah dirinya memberi pemandangan indah bagi sang suami, dia juga sengaja melakukan hal itu agar sang suami jatuh cinta padanya.

****

Raju sudah selesai mandi, dia keluar dari kamar mandi.

"Mandilah, setelah itu kita istirahat," lirih Raju saat dia sudah berada di pinggir tempat tidur tempat sang istri kini terbaring.

Kanaya melirik kesal pada Raju, lalu Kanaya pun melangkah menuju lemari untuk mengambil pakaian ganti yang akan dikenakannya setelah mandi.

"Aaaaaaaa," pekik Kanaya saat membuka lemari.

Bersambung...

Bab 2

Kanaya mengedarkan pandangannya pada setiap sudut lemari, dia mencari sesuatu yang bisa dikenakannya.

Raju kaget mendengar teriakan sang istri lalu dia pun menghampiri istrinya.

"Ada apa?" tanya Raju pada istrinya.

Raju sempat melihat pakaian yang ada di dalam lemari.

Di sana hanya ada berbagai warna lingerie yang sangat seksi, tak satu pun pakaian yang bisa dikenakan Kanaya untuk menutupi keindahan tubuhnya.

Raju hanya diam, lalu dia kembali melangkah menuju tempat tidur, kali ini dia tidak lagi ingin mempertahankan cintanya pada Kania.

Raju juga bertekad untuk mempertahankan rumah tangganya dengan sang istri seperti yang dilakukan oleh Kania.

"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?" gumam Kania di dalam hati.

Seketika Kanaya teringat dengan kata-kata Faiz.

"Kamu bisa hubungi aku, jika kamu membutuhkan sesuatu," ujar Faiz sebelum dia meninggalkan Raju dan Kanaya saat masuk ke dalam kamar.

"Apa aku harus meminta Raju untuk menghubungi asisten pribadinya itu untuk membawakan baju tidur untukku." gumam Kanaya di dalam hati.

Mau tak mau Kanaya harus menurunkan egonya, dia melangkah mendekati suaminya.

"Bang," lirih Kanaya takut bercampur malu.

"Mhm," gumam Raju sambil menatap ponselnya.

Dia sengaja menanggapi dengan dingin karena Raju sudah tahu apa yang ingin diminta oleh sang istri.

"Mhm, bisakah aku minta bantuan Faiz untuk membawakannya pakaian ganti untukku?" ujar Kanaya sambil menundukkan kepalanya.

Dia benar-benar malu dengan apa yang baru saja dilakukannya.

Raju tersenyum. Dia pun menekan nomor ponsel Faiz, sang asisten pribadi. Dia pun langsung menghubungi asistennya.

"Halo," sahut Faiz saat panggilannya sudah tersambung.

"Ini," lirih Raju pada Kanaya.

Dia memberikan ponsel tersebut pada sang istri.

"Katakan langsung padanya," ujar Raju pada sang istri.

"Halo," lirih Kanaya bingung.

Dia malu meminta langsung pada asisten pribadi sang suami.

"Nona muda," ujar Faiz dengan sopan.

"Bisakah kau membantuku?" tanya Kanaya pada istri bosnya.

"Apa yang bisa saya bantu, Nona?" tanya Faiz.

"Bisakah kau membawakan gamis milikku ke sini?" tanya Kanaya sambil menutup matanya menahan rasa malu.

Dia tidak percaya bisa melakukan hal itu, Raju tersenyum di dalam hati saat melihat ekspresi sang istri yang malunya bukan main.

"Maaf, Nona. Saya tidak bisa membantu Nona sekarang, besok pagi kami akan mengantarkan pakaian yang Nona butuhkan," jawab Faiz tegas.

Faiz langsung memutuskan panggilan tersebut, dia tidak mau banyak berdebat dengan istri bosnya itu.

Sesuai perintah dari Raffa, mereka tidak diizinkan menyediakan pakaian selain lingerie yang ada di dalam lemari tersebut.

Pakaian yang ada di dalam lemari itu sudah dipilihkan Kayla untuk menantunya.

"Halo, halo," ujar Kanaya mengulang-ulang ucapannya.

Dia pun melihat layar ponsel yang ternyata panggilan sudah diputuskan oleh asisten pribadi suaminya.

"Asisten apaan bersikap seperti ini, enggak sopan banget main matiin gitu aja," gerutu Kanaya sambil menyodorkan ponsel sang suami pada suaminya.

Raju hanya diam, dia mengambil ponsel miliknya dari tangan sang istri, setelah itu dia pun bersikap sok cuek di hadapan wanita itu.

Kanaya menatap Raju kesal, yang mana saat ini sang suami kembali asyik memainkan ponselnya tanpa menghiraukan dirinya yang kini sangat kesal terhadap dan asisten pribadi.

"Menyebalkan," lirih Kanaya.

Kanaya mencibir ke arah sang suami yang pura-pura tak peduli pada sang istri.

Kanaya membalikkan tubuhnya, lalu dia tampak berpikir harus melakukan apa, sedangkan Raju hanya diam sambil menahan tawa.

Dia kini membayangkan sang istri yang mengenakan lingerie seksi di hadapannya.

Raju tak peduli dengan kekesalan sang istri, dia ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh istrinya setelah ini.

Kanaya pun membalikkan tubuhnya, lalu dia pun menghampiri Raju, dia melangkah mendekati tempat tidur.

Dia pun menarik selimut yang kini dikenakan oleh sang suami.

"Hei, apa yang kau lakukan?" tanya Raju pada sang istri.

Kanaya tak menghiraukan apa yang diucapkan oleh sang suami.

Dia berencana untuk mengenakan selimut itu untuk menutupi tubuhnya.

Kanaya masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa selimut itu.

Dia pun melepaskan gaun pengantin yang tadi dikenakan, lalu dia pun mulai membersihkan dirinya.

Tubuhnya yang terasa sangat lengket dan gerah.

Satu jam Kanaya berada di dalam kamar mandi, dia pun keluar dari kamar mandi sambil membalut tubuhnya dengan selimut.

Raju melihat aksi sang istri yang menurutnya sangat lucu.

Saking takutnya sang suami melihat keindahan tubuhnya, dia rela melakukan apa pun.

Setelah selesai mandi, Kanaya langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Dia mengabaikan wajah sang suami yang susah payah menahan tawanya.

Setelah itu, Kanaya berusaha memejamkan matanya agar dapat tertidur.

Raju menaikkan suhu AC kamar itu karena dia merasa kedinginan. Tapi, hal itu membuat Kanaya yang berada di dalam selimut merasa sangat gerah.

Dia pun terbangun, dan berusaha menjangkau remote AC, tai sayang remote AC itu tepat berada di nakas di samping Raju.

Mau tak mau Kanaya terpaksa membiarkan Raju melihat tangan mulus Kanaya yang kini berada tepat di wajahnya.

Aroma terapy yang menyeruak dari tubuh Kanaya, membuat sesuatu yang ada di bawah sana bergetar, tanpa disadarinya Raju junior mulai mengeras dan ingin mencari mangsanya.

Jantung Raju berdetak dengan kencang serta tubuhnya bergetar hebat menahan hawa panas yang bergejolak di hatinya.

Entah mengapa tiba-tiba Raju tidak dapat menahan hawa na**unya yang menggelora di dadanya.

Selama ini dia selalu cuek pada wanita yang dicintai oleh Abang kembarnya, tapi sekarang jantungnya mulai berdesir saat berada di dekat sang istri.

"Apakah ini yang dinamakan jodoh?" gumam Raju di dalam hati.

Dengan susah payah Kanaya berusaha mengambil remote AC yang ada di samping Raju.

"A-apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Raju gugup.

Dia berusaha terlihat biasa saja di hadapan sang istri.

"Aku gerah, sambil mengambil remote AC," jawab Kanaya.

"Ta-tapi," ujar Raju hendak membantah.

Kanaya tidak menghiraukan bantahan dari sang suami, dia pun menekan tombol menurunkan suhu.

Setelah itu Kanaya pun kembali menuju posisinya, wanita itu mulai memejamkan matanya agar dapat tertidur dan beristirahat setelah melakukan resepsi dari pagi sampai sore.

Baru saja sejenak Kanaya memejamkan matanya, Raju merasa sangat dingin.

Suhu AC semakin terasa di tubuh Raju.

pria tampan itu mulai meringkuk menahan rasa dingin yang masuk ke dalam tubuhnya.

Mata Raju yang kini terasa berat terus berusaha untuk tidur,8hingga akhirnya Raju pun tertidur dalam keadaan menahan rasa dingin.

Saat Raju sudah tertidur dengan nyenyak, Kanaya terbangun dari tidurnya.

Kanaya merasa kasihan pada sang suami, dia pun mendekatkan tubuhnya ke tubuh sang suami, dia ingin berbagi selimut dengan sang suami.

Tiba-tiba, Raju langsung meluk tubuh sang istri.

Bersambung...

Bab 3

"Hei," pekik Kanaya.

Seketika Kanaya mendorong tubuh Raju hingga sang suami pun terjatuh ke lantai.

"Hei, apa yang kamu lakukan?" tanya Raju terbangun dari tidurnya.

Raju berusaha bangun dari posisinya sambil memegangi pinggangnya yang terasa sakit.

Kanaya pun duduk dengan mode masih terbalut dengan selimut, dia menatap sang suami dengan rasa iba, tapi dia tetap tidak mau disalahkan.

"Ini semua salah kamu, siapa.suruh peluk-peluk aku, huhft," keluh Kanaya.

Setelah itu Kanaya pun membaringkan tubuhnya dengan posisi membelakangi sang suami.

Kanaya merasa bersalah, tapi egonya masih tidak bisa membuat dirinya mau meminta maaf pada sang suami.

Raju pun kembali berbaring di tempat tidur.

Dia pun memiringkan tubuhnya membelakangi sang istri. Lalu dia pun kembali berusaha memejamkan matanya.

Sementara itu, Kania masih berada di dalam kamar mandi, dia merasa malu mengenakan lingerie super seksi yang kini dikenakannya.

Awalnya Kania mantap akan mengenakan lingerie itu malam ini, dia harus berusaha menggoda sang suami agar takhluk pada dirinya.

Tok tok tok tok.

Raja khawatir terjadi sesuatu pada sang istri karena sejak tadi tidak keluar dari kamar mandi.

"Sayang," panggil Raja.

Raja memanggil sang istri berharap tidak terjadi apa-apa pada sang istri.

Kania yang sedang melangkah mondar-mandir di depan pintunya kamar mandi langsung kaget saat mendengar pintu diketuk oleh sang suami.

"Mhm, i-iya," sahut Kania dari dalam kamar.

Jantungnya mulai berdetak kencang, dia merasa gugup.

"Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Raja.

"Mhm, i-iya," jawab Kania.

"Kenapa lama sekali?" tanya Raja pada sang istri.

"I-iya, ini a-aku akan keluar," sahut Kania.

Kania pun membuka pintu, dia mengenakan lingerie merah merona dengan belahan dada yang terekspos dengan jelas.

Raja terdiam melihat sosok istrinya yang kini terlihat sangat mempesona, pusarnya yang terlihat dengan jelas, serta kaki jenjangnya yang putih mulus membuat jantung Raja berdegup kencang.

Darah Raja mulai berdesir, dia tidak bisa mengontrol sesuatu yang mulai menegang di bawah sana.

Wajah Kania memerah saat sang suami melihat dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Dia benar-benar malu pada diri sendiri dengan apa yang kini dilakukannya.

"Kania, kamu harus jalankan misimu. Ini adalah kesempatan bagimu untuk meraih hati suamimu," bathin Kania terus mendorong dirinya untuk berani melakukan hal yang lebih.

Kania melangkah keluar dari kamar mandi, dia mendekatkan tubuhnya ke dada bidang sang suami.

Wanita yang selalu bersikap anggun dan mempesona itu mulai beraksi.

Kania mendekatkan wajahnya ke wajah sang suami, sehingga jarak b**ir mereka hanya tinggal beberapa centimeter lagi.

Kania nekat melakukan hal yang mungkin selama ini dia tidak ingin mengawali melakukan hal itu, tapi demi mempertahankan rumah tangganya, dia rela menjatuhkan harga dirinya di hadapan sang suami karena sebagai seorang istri tidak ada lagi harga diri yang harus dipertahankan kecuali sang suami melakukan hal yang semena-mena terhadap dirinya.

Saat Kania menyentuh bi**r sang suami, Raju tak dapat menahan dirinya, pria tampan itu pun mulai ******* bi**r istrinya dengan hasrat yang menggebu di dalam tubuhnya.

Dia tak lagi dapat menahan hawa na**unya. Sebagai seorang pria yang normal, dia pun tergoda dengan apa yang sudah dilakukan oleh sang istri.

Raja menekan tengkuk Kania sehingga wanita itu sulit bernapas.

Raja membawa sang istri hingga mereka jatuh ke atas tempat tidur. Mereka larut dalam gelora cinta yang membara dari dalam tubuhnya.

Raja yang baru saja pertama kali melakukan hal ini membuat darahnya memanas.

Begitu juga dengan Kania, darahnya berdesir hebat merasakan luapan dan getaran aneh yang keluar dari tubuhnya.

Mereka hanyut dalam ken***atan yang mereka sendiri tidak mengerti dengan apa yang kini mereka rasakan.

Kini Raja dan Kania sudah tak lagi mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya.

Tubuh kekar yang memamerkan kesempurnaan serta tubuh seksi yang membuat Raja begitu terpesona.

Kania kini telah berada di bawah tubuh kokoh suami, dia pasrah akan memberikan kehormatannya pada sang suami.

Saat Raja hendak mulai melakukan tugasnya, saat dia ingin meluapkan rasa yang memuncak di ubun-ubunnya, Raja teringat akan janji-janjinya pada Kanaya.

Sesaat itu juga, Raja mendorong tubuh Kania. Pria itu bangkit dari tempat tidur lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi, tak lupa dia mengambil handuk untuk menutupi tubuhnya yang polos.

Kania terdiam di atas tempat tidur, perlahan dia merasa hancur dan kecewa. Dia tak menyangka suaminya akan melakukan hal yang menyakitkan ini.

Perlahan Kania meraih selimut, lalu dia pun menutupi tubuhnya yang polos dengan selimut itu.

Kania mulai menangisi nasibnya, hatinya benar-benar kecewa dengan perlakuan sang suami.

Kania membalut tubuhnya dengan selimut, lalu dia berbaring membelakangi tempat sang suami.

Kania tak sanggup menahan air matanya, buliran bening itu tak sanggup ditahannya.

Satu jam setelah pergulatan hebat yang menggantung itu terjadi Kania masih saja belum bisa memejamkan matanya.

Sementara itu, Raja di dalam kamar mandi melakukan hal yang tidak pernah sama sekali dilakukannya.

Dia pun melakukan sesuatu agar hasrat yang tadinya terpendam dapat tersalurkan.

Setelah itu, dia pun terduduk di bawah shower yang masih mengalirkan air hangat.

Bayang-bayang pergulatan panas yang baru saja dilakukannya dengan sang istri terus menari-nari di dalam benaknya.

Dia menyesali apa yang sudah dilakukannya, karena dia teringat dengan janjinya pada istri dari adik kembarnya.

Raja menyentuh bibirnya, hal ini baru saja dilakukannya dengan istrinya.

Kania adalah orang pertama yang telah diberikannya ci**an pertamanya.

Raja malu dengan kebodohannya, dia juga menyesal sudah hanyut dalam godaan sang istri.

Dia juga teringat pada sang istri, dia yakin saat ini istrinya pasti merasa kecewa dan terluka.

Raja yakin hati istrinya saat ini telah hancur berkeping-keping dengan apa yang baru saja dilakukannya.

Seketika Raja merutuki perbuatannya, dia merasa sudah melakukan dosa besar terhadap istrinya.

Raja tak berani keluar dari kamar mandi, dia tidak tahu harus berbuat apa di hadapan sang istri.

Raja keluar dari kamar mandi, dia kembali mengenakan kaos dan celana training yang tadi dikenakannya, Raja menoleh ke arah sang istri yang kini membalikkan tubuhnya dengan tubuh terbalik selimut.

Raja kepikiran untuk keluar dari kamar agar sang istri bisa menenangkan diri, begitu juga dengannya.

Dia berharap dengan menyendiri dapat menenangkan suasana hati mereka berdua.

Dia melangkah menuju pintu keluar. Raja hendak membuka pintu kamar, tapi pintu itu terkunci dari luar.

"Hei, apa yang terjadi?" gumam Raja di dalam hati.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!