Bumi tahun 2025. "Anak-anak hari ini kelas kita memiliki murid baru. Namanya adalah Arthur Benedict." Kata perempuan berambut hitam yang memakai kacamata.
"Arthur perkenalkanlah dirimu." Kata perempuan berambut hitam berkacamata melihat pemuda berkulit putih yang memiliki rambut hitam.
"Namaku Arthur Benedict usiaku 18 tahun. Tinggi badanku 175 cm. Berat badanku 68 kg. Hobiku adalah." Saat hendak menyelesaikan perkenalannya, Arthur melihat tubuhnya tiba-tiba bersinar.
Arthur membuka matanya dan melihat dirinya berada di sebuah ruangan. "Ada dimana aku sekarang." Kata Arthur bingung.
"Salam. Sebuah kehormatan dapat menyambut kalian disini." Kata pria paruh baya berambut pirang yang memakai mahkota.
"Kalian semua yang berasal dari dunia lain. Telah di panggil ke dunia ini." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Apa.!" Arthur dan semua teman sekelasnya terkejut saat mendengar kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Ayah, biarkan aku yang menjelaskan kepada mereka semua." Kata perempuan berambut pirang.
"Dia cantik." Gumam Arthur melihat perempuan berambut pirang.
"Tidak, kamu pasti kelelahan setelah memanggil mereka semua ke dunia ini. Jadi ayah yang akan menjelaskan kepada mereka semua." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Dunia ini bernama Alfheim. Di dunia ini ada 3 benua dan setiap benua di huni oleh ras Manusia, Iblis, Elf, Beast Human, Dwarf, Naga, dan monster." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Negeri kami Bradfort dekat dengan wilayah ras iblis. Dan saat ini ras iblis berencana menyerang negara kami. Dan alasan kami memanggil kalian semua kesini. Karena kami membutuhkan bantuan kalian semua untuk mengalahkan raja iblis." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Apa!! Raja iblis." Semua teman sekelas Arthur terkejut.
"Kami hanya manusia biasa. Bagaimana mungkin bisa mengalahkan raja iblis." Kata seorang perempuan berambut hitam pendek.
"Kalian semua yang telah di panggil ke dunia ini. Akan mendapatkan sebuah job dan kemampuan. Kalian bisa membuka layar status dan melihat job dan kemampuan apa yang kalian dapat." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Bagaimana caranya melihat status kami." Tanya pemuda gemuk berkacamata.
"Kalian tinggal mengatakan buka status." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
Mendengar kata pria paruh baya yang memakai mahkota. Arthur kemudian berkata. "Buka status."
"Singg!!." Sebuah layar status bewarna biru tiba-tiba muncul di depan Arthur.
Nama : Arthur Benedict
Usia : 18 tahun
Level : 0 Next Level Membutuhkan 1 Exp
Job : -
Ras : Manusia
Strength : 7
Agility : 7
Vitality : 8
Stamina : 8
Magic : 0
Poin : 0
Poin Skill : 0
Skill : Observation (S) Copy (E)
"Bukankah dia mengatakan kami semua akan mendapatkan sebuah job. Mengapa aku tidak memiliki job." Gumam Arthur melihat status miliknya. Graham menekan skill Observasi dan melihat info skill.
"Skill Observation level S. Sebuah kemampuan yang membuat penggunanya dapat melihat semua informasi mahluk hidup."
"Skill yang bagus." Kata Arthur kemudian menekan skill Copy dan melihat info skill.
"Skill Copy Level E. Sebuah kemampuan yang membuat penggunanya dapat menyalin job dan kemampuan orang lain."
"Skill yang bagus. Dengan skill ini aku dapat menyalin job dan kemampuan orang lain." Kata Arthur dengan penuh semangat.
"Permisi." Kata perempuan berambut pendek berkacamata mengangkat tangannya.
"Bisakah anda mengirim kami semua ke bumi." Kata perempuan berambut pendek berkacamata melihat pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Untuk saat ini kamu tidak bisa mengirim kalian Kembali. Karena kami tidak mempunyai magic crystal." Kata pria paruh baya memakai mahkota.
"Memanggil kalian semua kesini menghabiskan 100 magic crystal. Dan kerajaan tidak memiliki 100 magic crystal untuk mengirim kalian kembali ke dunia asal kalian." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Ahhh. Jadi kami tidak akan pernah bisa kembali ke bumi." Kata perempuan berambut pendek berkacamata.
"Kalian bisa kembali ke bumi." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Menurut informasi yang kami miliki. Raja iblis memiliki ratusan magic crystal. Jika kalian berhasil mengalahkan raja iblis. Kalian bisa kembali ke bumi." Kata pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Sepertinya tidak ada pilihan lain. Selain membunuh raja iblis." Kata seorang pemuda berambut hitam.
"Uhukk. Kalian semua tolong ikuti aku." Kata pria tua berambut putih panjang yang memegang tongkat. Arthur dan semua teman sekelasnya kemudian mengikuti pria tua berambut putih panjang.
"Lihatlah bola kristal ini. Sekarang aku ingin kalian semua berbaris dan menyentuhnya satu persatu." Kata pria tua berambut putih Panjang.
"Bola kristal ini adalah peralatan sihir. Bola ini akan memindai dan menampilkan status kalian." Kata pria tua berambut putih panjang.
"Baiklah, mengapa kamu tidak menyentuh bola kristal terlebih dulu." Kata pria berambut putih melihat perempuan berambut hitam yang di kuncir kuda.
"Baik." Perempuan dengan rambut di kuncir kuda mengangguk dan menyentuh bola kristal.
Nama : Melody
Usia : 17 tahun
Level : 0
Job : Mage
Ras : Manusia
Strength : 3
Agility : 4
Vitality : 4
Stamina : 4
Magic : 10
Skill : Sihir Air (C) Observation (C)
"Jobnya adalah Penyihir." Arthur terkejut saat melihat informasi perempuan.
"Job Mage dan memiliki 2 skill level c. Tidak buruk." Kata pria berambut putih Panjang.
"Baiklah, siapa selanjutnya." Kata pria berambut putih melihat Arthur dan semua teman sekalasnya.
"Giliranku." Kata pemuda berkulit putih berjalan ke arah bola kristal.
Nama : Steven Alvarizi
Usia : 17 tahun
Level : 0
Job : Hero
Ras : Manusia
Strength : 6
Agility : 6
Vitality : 6
Stamina : 7
Magic : 5
Skill : Double Exp (S) Observation (A) Tehnik pedang (B)
"Aku sudah menebak bahwa Steven adalah seorang Hero." Kata perempuan berambut coklat.
"Benar, di antara semua laki-laki di kelas, hanya Steven yang cocok menjadi hero." Kata perempuan berambut hitam.
Arthur melihat pemuda bernama Steven dan berkata. "Aktifkan skill Copy salin Job Hero Steven."
"Level Skill terlalu rendah tidak bisa menyalin Job." Notifikasi merah muncul di depan Arthur.
Arthur terkejut dengan notifikasi yang muncul di depannya. "Sepertinya aku harus meningkatkan skill copyku terlebih dulu agar bisa menyalin job hero miliknya." Gumam Athur.
Arthur kemudian melihat semua teman sekelasnya satu persatu menyentuh bola kristal.
"Arthur sekarang giliranmu." Kata pemuda gemuk berkacamata melihat Arthur.
Arthur berjalan ke depan dan menyentuh bola kristal.
Nama : Arthur Benedict
Usia : 18 tahun
Level : 0
Job : -
Ras : Manusia
Strength : 7
Agility : 7
Vitality : 8
Stamina : 8
Magic : 0
Skill : Observation (S) Copy (E)
"Ahhh. Arthur tidak memiliki job." Kata perempuan berambut coklat.
"Meski tidak memiliki Job dia mempunyai skill level S." Kata perempuan berambut hitam.
"Baiklah, kalian semua ikuti aku." Kata pria tua berambut putih panjang melihat Arthur dan semua teman sekelasnya. Arthur dan semua teman sekelasnya kemudian mengikuti pria tua berambut putih panjang.
"Yang mulia. Saya telah melihat status dan job mereka semua." Kata pria berambut putih panjang kemudian mengobrol dengan pria paruh baya yang memakai mahkota.
"Rapunsel antarkan mereka semua ke kamar yang sudah di sediakan." Pria paruh baya melihat perempuan berambut pirang.
"Baik." Perempuan berambut pirang mengangguk.
"Semuanya tolong ikuti aku." Kata perempuan berambut pirang melihat Arthur dan semua teman sekelasnya.
Arthur dan semua teman sekelasnya kemudian mengikuti perempuan berambut pirang.
Tidak lama kemudian Arthur berada di dalam kamar. "Kamar yang mereka berikan tidak terlalu buruk." Kata Arthur berbaring di kasur.
"Tok." "Tok." Arthur mendengar suara ketukan pintu.
Arthur berjalan membuka pintu dan melihat seorang prajurit. "Yang mulia ingin berbicara kepada anda." Kata Prajurit.
"Baiklah, antar aku menemui rajamu." Kata Arthur.
Tidak lama kemudian Arthur berada di ruangan dan melihat pria paruh baya berambut pirang yang duduk di singgasana. "Aku dengar kamu tidak memiliki job." Kata pria paruh baya melihat Arthur.
"Benar. Saya tidak memiliki Job." Arthur mengangguk.
"Karena kamu tidak memiliki job. Kamu tidak ada bedanya dengan manusia biasa di dunia ini." Pria paruh baya melihat Arthur. Arthur terdiam saat mendengar kata pria paruh baya.
"Aku akan memberimu 2 pilihan. Pilihan pertama kamu akan masuk ke dalam sebuah akademi dan belajar tehnik berpedang serta sihir disana. Pilihan kedua kamu akan ku berikan uang dan tempat tinggal di sebuah desa." Kata pria paruh baya.
Arthur terdiam beberapa detik dan berkata. "Saya pilih yang kedua."
"Aku hargai pilihanmu." Kata pria paruh baya.
"Kamu bisa kembali ke kamarmu. Besok pagi kamu akan di antar ke desa." Kata pria paruh baya.
"Baik." Arthur mengangguk dan keluar dari ruangan.
Ke esokan harinya Arthur berada di luar istana. "Arthur aku dengar dari yang mulia, kamu ingin tinggal di sebuah desa." Kata wanita berambut pendek berkacamata.
"Benar bu. Aku ingin tinggal di desa." Arthur mengangguk.
"Mengapa kamu tidak memilih untuk belajar pedang dan sihir di akademi." Kata pemuda gemuk berkacamata.
"Aku tidak memiliki job jadi buat apa berlajar di akademi." Kata Arthur masuk ke dalam kereta.
"Ayo berangkat." Kata Arthur melihat supir kereta.
"Baik." Supir kereta mengangguk kemudian mencambuk kuda. "Nggiikkk."
Beberapa jam telah berlalu. Saat ini Arthur melihat kereta kuda tiba-tiba berhenti.
"Kita sudah sampai." Kata supir kereta. Arthur keluar dari kereta dan melihat sebuah desa.
"Apa kamu Arthur." Seorang wanita berusia 30an yang memiliki kulit kuning dan rambut hitam panjang berjalan ke arah Arthur.
"Benar, aku adalah Arthur." Balas Arthur.
"Aku adalah Rosmila kepala desa disini." Kata wanita berambut hitam panjang.
"Ehhh. Aku tidak menyangka kepala desa disini adalah wanita." Arthur terkejut.
"Ikuti aku. Aku akan mengantarmu ke tempat tinggalmu." Kata Rosmila.
"Baik." Balas Arthur kemudian mengikuti Rosmila.
"Ini adalah tempat tinggalmu." Kata Rosmila berhenti di depan sebuah rumah.
Arthur membuka pintu dan melihat bagian dalam rumah. "Tidak buruk. Meski rumah ini kecil. Rumah ini bersih dan terawat." Arthur mengangguk.
"Kruuukk." Perut Arthur berbunyi. "Maaf. Aku belum makan sejak pagi." Kata Arthur.
"Ayo makan ke rumahku." Kata Rosmila.
"Baik." Arthur mengangguk.
Arthur kemudian mengikuti Rosmila ke rumahnya. "Mengapa aku hanya melihat wanita dan anak kecil di desa ini." Kata Arthur melihat penghuni desa adalah perempuan dan anak kecil.
"Semua laki-laki di desa diwajibkan untuk menjadi tentara." Kata Rosmila.
"Jadi aku cuma satu-satunya laki-laki di desa ini." Arthur terkejut.
"Benar, cuma kamu satu-satunya laki-laki di desa ini." Kata Rosmila.
"Ayo masuk." Kata Rosmila sampai di depan rumahnya. Arthur mengangguk kemudian masuk ke dalam rumah.
"Kamu ingin makan apa." Tanya Rosmila.
"Terserah, aku bukan pria yang pilih-pilih makanan." Balas Arthur.
"Jika begitu. Aku akan membuatkanmu telur." Kata Rosmila.
Beberapa menit kemudian Arthur melihat Rosmila selesai memasak. "Makanlah." Kata Rosmila menaruh nasi dan 2 telur mata sapi ke meja.
"Apa kamu tidak mau makan juga." Tanya Arthur.
"Tidak, aku masih kenyang." Rosmila menggeleng.
"Baiklah, kalau begitu aku akan makan." Kata Arthur mulai makan. Rosmila tersenyum saat melihat Arthur yang sedang makan.
Beberapa menit kemudian Arthur telah selesai makan. "Terimakasih atas makanannya." Kata Arthur melihat Rosmila.
Rosmila mengangguk dan berkata. "Besok pagi datanglah kemari. Ayo kita sarapan bersama."
"Baiklah, aku tidak akan menolak tawaranmu." Kata Arthur. Rosmila tersenyum saat mendengar jawaban Arthur.
"Baiklah, aku akan kembali ke rumahku." Kata Arthur berjalan pergi.
Tidak lama kemudian Arthur telah kembali ke rumahnya. Arthur masuk ke dalam kamar dan berbaring di kasur. "Aku rindu bumi." Arthur menghela nafas dan memejamkan matanya.
Keesokan harinya Arthur yang sedang tertidur mendengar suara ketukan pintu. "Tok." "Tok." Arthur mengusap matanya dan turun dari kasur. Arthur membuka pintu rumahnya dan melihat seorang wanita berusia 20an yang memiliki kulit kuning dan rambut hitam.
"Siapa." Kata Arthur melihat wanita berusia 20an yang memiliki kulit kuning dan rambut hitam.
"Namaku Calisa." Wanita tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Arthur." Kata Arthur menjabat tangan Calisa.
"Arthur apa kamu sudah makan." Tanya Calisa.
"Tidak, aku baru saja bangun." Balas Arthur.
"Kalau begitu, ayo makan di rumahku." Calisa tersenyum.
"Baiklah." Balas Arthur.
"Bagus." Calisa tersenyum. Arthur kemudian mengikuti Calisa menuju rumahnya.
Tidak lama kemudian Arthur berada di depan sebuah rumah.
"Ayo masuk." Kata Calisa membuka pintu. Arthur mengangguk dan masuk ke dalam rumah.
"Apa kamu tinggal sendirian." Tanya Arthur.
"Benar, aku tinggal sendirian. Ibuku mati 1 tahun lalu karena penyakit dan ayahku menjadi tentara." Kata Calisa.
"Apa kamu suka daging." Tanya Calisa.
"Aku suka daging." Balas Arthur.
"Baiklah, kalau begitu aku akan memasak daging." Calisa tersenyum.
Beberapa menit kemudian Arthur melihat Calisa selesai memasak. "Ayo kita makan." Kata Calisa.
Arthur mengangguk kemudian mulai mengigit daging ayam.
"Bagaimana rasa masakanku." Tanya Calisa.
"Enak." Kata Arthur mengigit daging. Calisa tersenyum mendengar masakannya enak.
"Ahhh!!." Arthur yang sedang makan tiba-tiba mendengar suara teriakan. Arthur keluar dari rumah dan melihat seorang wanita yang di kejar monster hijau setinggi 1 meter. "Goblin." Kata Arthur.
Arthur berlari ke arah goblin kemudian memukul wajahnya. "Buuukk." Goblin terjatuh setelah terkena pukulan Arthur. Arthur mengambil sebuah batu yang cukup besar kemudian memukul kepala goblin. "Buuukk." "Buuukk."
"Exp + 5"
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin." Notifikasi muncul di depan Arthur.
"Ehhh. Aku 2 kali level up." Arthur bingung melihat notifikasi yang muncul di depannya.
"Jika begitu aku baru saja membunuh goblin ini." Kata Arthur melihat goblin yang wajahnya hancur.
"Arthur apa kamu baik-baik saja." Arthur melihat Rosmila dan penduduk desa mengelilingi dirinya.
"Aku baik-baik saja." Balas Arthur.
"Dari mana datangnya goblin ini." Kata Arthur melihat wanita yang di kejar goblin.
"Saat aku mencari sayuran di hutan. Tiba-tiba aku bertemu dengan goblin." Kata wanita berusia 40an berkulit coklat dan berambut hitam.
"Siapa di antara kalian yang punya pedang." Kata Arthur melihat Rosmila dan semua penduduk desa.
"Aku mempunyai pedang." Kata Rosmila berlari ke rumahnya.
Tidak lama kemudian Rosmila kembali dengan membawa pedang sepanjang 90 cm. "Ini pedang milik suamiku yang telah meninggal." Kata Rosmila memberikan pedang kepada Arthur.
"Aku pinjam pedang ini." Kata Arthur berjalan ke arah hutan.
"Hati-hati Arthur." Teriak Rosmila.
Beberapa menit kemudian Arthur berada di dalam hutan. "2 Goblin." Kata Arthur melihat 2 goblin dengan tinggi 1 meter.
Arthur berlari ke arah 2 goblin kemudian menebas kepala salah satu goblin. "Crasshh." Kepala goblin terpotong dan menggelinding ke tanah.
"Waaaa." Goblin berteriak saat melihat temannya mati dibunuh Arthur.
"Jangan berteriak. Aku juga akan mengirimmu ke neraka." Kata Arthur menebas kepala goblin.
"Crasshh." Kepala goblin terpotong dan menggelinding ke tanah.
"Exp + 10 "
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
Notifikasi muncul di depan Arthur.
"Goblin di dunia ini terlalu lemah." Kata Arthur melihat 2 goblin yang mati dengan kepala terpotong.
"Buka status." Kata Arthur kemudian layar status muncul di depan Arthur.
Nama : Arthur Benedict
Usia : 18 tahun
Level : 5 Next Level Membutuhkan 6 Exp
Job : -
Ras : Manusia
Strength : 7
Agility : 7
Vitality : 8
Stamina : 8
Magic : 0
Poin : 25
Poin Skill : 0
Skill : Observation (S) Copy (E)
"Aku ingin tahu apa yang akan terjadi. Jika aku menambahkan poin di Magic." Kata Arthur kemudian menambahkan 5 poin pada Magic."
"Singg!!." Cahaya putih menyinari tubuh Arthur.
"Jadi ini yang dinamakan magic." Kata Arthur merasakan energi aneh di dalam tubuhnya.
"Baiklah, aku akan menambahkan 20 poin tersisa ke Strengh, Agility, Vitality dan Stamina." Kata Arthur kemudian menambahkan 8 poin di Strenght, 8 poin di Agility, 2 poin di Vitality, 2 poin di stamina.
"Singg!!." Cahaya putih menyinari tubuh Arthur.
"Aku merasa bertambah kuat." Kata Arthur merasakan kekuatan mengalir di dalam tubuhnya.
"Waaaa." Arthur mendengar suara dan melihat 3 goblin setinggi 1 meter berjalan ke arahnya.
"Bagus. Kalian datang sendiri padaku. Jadi aku tidak perlu repot-repot untuk mencari kalian." Arthur tersenyum dan berlari ke arah 3 goblin.
"Waaa." 3 goblin berteriak dan berlari ke arah Arthur.
"Kalian bertiga sangat lambat." Kata Arthur kemudian menebas 3 goblin. "Crasshh." "Crasshh." Arthur dengan mudah mengalahkan 3 goblin.
"Exp + 15"
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
"Membunuh 1 Goblin memberiku 5 Exp." Kata Arthur melihat notifikasi yang muncul di depannya.
Saat hendak membuka layar status Arthur melihat 5 goblin setinggi 1 meter yang berjalan ke arahnya. "Sial, kalian seharusnya datang setelah aku selesai menambahkan poin." Arthur mengutuk dan berlari ke arah 5 goblin. "Crasshh." Arthur menebas salah satu goblin.
"Mati." Kata Arthur menebas goblin lainnya. "Crassshh." Arthur dengan mudah mengalahkan 5 goblin.
"Exp + 25"
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
"Level Up"
"Anda mendapatkan 5 poin."
"Anda mendapatkan 1 poin skill."
"Ohhh. Aku mendapatkan 1 poin skill." Kata Arthur melihat notifikasi yang muncul di depannya.
"Buka status." Kata Arthur kemudian layar status muncul di depan Arthur.
Nama : Arthur Benedict
Usia : 18 tahun
Level : 10 Next Level Membutuhkan 11 Exp
Job : -
Ras : Manusia
Strength : 15
Agility : 15
Vitality : 10
Stamina : 10
Magic : 5
Poin : 25
Poin Skill : 1
Skill : Observation (S) Copy (E)
Arthur melihat statusnya dan berkata. "Aku akan menambahkan 5 poin pada Strength, Agilty, Vitality, Stamina dan Magic." Kata Arthur meningkatkan statusnya.
"Singg!!." Cahaya putih menyinari tubuh Arthur.
"Baiklah, saatnya meningkatkan level skill Copy." Kata Arthur menggunakan 1 poin skill untuk meningkatkan level skill Copy.
"Skill Copy Level Up." Notifikasi muncul di depan Arthur.
"Ceeppp." "Ahhhh." Arthur berteriak saat panah menancap di bahunya.
"Berengek." Arthur mengutuk dan berlari ke arah goblin yang memanah dirinya.
"Crasshh." Arthur memotong kepala golin. "Buuukk." Kepala goblin menggelinding ke tanah.
"Exp + 5." Notifikasi muncul di depan Arthur.
"Ceepp." "Aahhh." Arthur menarik panah yang menancap di bahunya.
"Aku harus pergi dari sini." Kata Arthur membuang panah dan berlari keluar dari hutan.
Beberapa menit kemudian Arthur keluar dari hutan dan kembali ke desa. "Arthur kamu terluka." Kata Rosmila melihat darah yang mengalir dari bahu Arthur.
"Benar, aku terluka saat melawan goblin." Balas Arthur.
"Arthur ayo ke gereja." Kata Rosmila. Arthur bingung saat Rosmila mengajaknya ke gereja.
"Suster Lily memiliki sihir penyembuhan. Dia bisa menyembuhkan lukamu." Kata Rosmila.
"Baiklah, ayo ke gereja." Kata Arthur setelah mendengar ada suster yang bisa menyembuhkan lukanya.
Tidak lama kemudian Arthur berada di depan gereja. "Ayo masuk." Kata Rosmila membuka pintu gereja.
Arthur kemudian masuk ke dalam gereja. Saat masuk ke dalam gereja Arthur melihat wanita berkulit putih yang memakai kerudung berjalan ke arahnya. "Dia sangat cantik." Gumam Arthur.
"Suster Lily tolong sembuhkan lukanya. Arthur terluka karena bertarung melawan goblin." Kata Rosmila melihat wanita berkerudung putih.
"Baik." Wanita berkerudung putih yang di panggil suster Lily mengangguk.
Wanita berkerudung putih memegang luka di bahu Arthur dan berkata. "Heal." "Singg!!." Cahaya hijau menyinari luka di bahu Arthur.
"Aku sudah menyembuhkan lukamu." Kata wanita berkerudung putih.
"Menajubkan." Kata Arthur melihat bahunya telah sembuh.
Arthur melihat wanita berkerudung putih dan bergumam. "Aktifkan skill Observasi munculkan status Lily." Layar status kemudian muncul di depan Arthur.
Nama : Lily
Usia : 23 tahun
Level : 5
Job : Healer
Ras : Manusia
Strength : 5
Agility : 5
Vitality : 5
Stamina : 5
Magic : 25
Skill : Sihir Penyembuh (D)
"Jobnya adalah healer." Gumam Arthur melihat status Lily.
"Skill copyku telah naik level. Mungkin aku bisa menyalin jobnya." Gumam Arthur.
"Aktifkan skill Copy salin Job Healer Lily." Gumam Arthur melihat Lily.
"Anda menyalin job healer."
"Anda mendapatkan sihir penyembuh level D." Notifikasi muncul di depan Arthur.
"Bagus. Aku berhasil menyalin jobnya." Gumam Arthur dengan senang.
"Suster Lily terimakasih sudah menyembuhkanku." Kata Arthur melihat wanita berkerudung putih.
"Sudah kewajibanku untuk menyembuhkan seseorang yang terluka." Wanita berkerudung putih yang di panggil Lily tersenyum.
"Suster Lily kita berdua pamit pergi." Kata Rosmila.
"Jika kamu terluka datang saja kepadaku." Lily tersenyum kepada Arthur.
"Baik, saya akan mengunjungi anda ketika terluka." Arthur tersenyum kepada Lily.
Arthur kemudian meninggalkan gereja bersama Rosmila. "Arthur, mengapa kamu tidak datang ke rumahku. Bukankah kemarin aku mengundangmu sarapan bersama." Tanya Rosmila.
"Tadi pagi aku di undang makan oleh Calisa." Balas Arthur.
"Jadi begitu." Balas Rosmila.
"Tapi aku hanya makan sedikit di rumah Calisa. Jadi aku masih lapar." kata Arthur.
"Jika begitu, ayo makan di rumahku." Rosmila tersenyum.
Tidak lama kemudian Arthur berada di rumah Rosmila. "Kamu membuat banyak makanan." Kata Arthur melihat ayam, telur dan jamur.
"Aku membuat ini khusus untukmu." Rosmila tersenyum.
"Kepala desa kamu terlalu baik kepadaku." Kata Arthur. Rosmila tersenyum saat mendengar kata Arthur.
"Baiklah, ayo kita makan." Kata Rosmila mengambil jamur. Arthur mengangguk kemudian memakan ayam.
Beberapa menit kemudian Arthur telah selesai makan. "Terimakasih atas makanannya kepala desa." Kata Arthur melihat Rosmila.
"Arthur kamu bisa memanggilku Rosmila." Rosmila melihat Arthur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!