NovelToon NovelToon

Perjalanan Penguasa Terkuat

BAB 1

"Ayo bangun sebentar lagi kita sudah harus ke proyek!"

Panggil Andi sambil menggoyang-goyangkan badan seorang pemuda yang tidak lain adalah rekannya agar segera bangun dari tidurnya.

Sambil membuka mata dan mengangkat badannya ke posisi duduk, pemuda itu merentangkan tangannya. "Padahal baru sehari jadi kuli bangunan, tapi badan ku serasa remuk semua."

"Itu karena kamu tidak terbiasa bekerja menggunakan otot (tenaga fisik), biasanya, kan kerja hanya menggunakan otak sambil duduk di belakang meja," sahut Andi mendengar keluhan pemuda itu. "Cepat mandi! Nanti kita terlambat. Bisa-bisa upah kita dipotong oleh mandor sialan itu," pinta Andi melanjutkan, menanggapi seruan Andi.

Pemuda itu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Kegiatan kerja disebuah proyek bangunan swalayanpun berlangsung hingga sore hari. Semua pekerja langsung kembali ketempat tinggalnya masing-masing tidak terkecuali Andi dan seorang pemuda yang menjadi rekannya.

Di tengah perjalanan pulang, Andi dan teman nya singgah di sebuah warung kecil yang jarak nya hanya lima ratus meter dari tempat tinggal mereka.

Ketika mereka duduk di warung itu, ada barisan tentara yang sedang berjalan rapi dengan ransel lengkap dengan senjata. Andi memperhatikan temannya yang menatap barisan itu dengan tatapan sendu.

"Sudahlah Wha ... Orang tua mu sudah tenang di surga. Lebih baik kita bekerja agar bisa tetap hidup dan hidup lebih baik." ucap Andi sambil menepuk pundak Whano yang merupakan pemuda yang menjadi temannya.

Whano hanya mengangguk sebagai jawaban. 'Ayah, Ibu... Doakan aku,' gumamnya di dalam hati.

Ayah Whano adalah seorang perwira tentara dengan pangkat terakhir Kapten. Ayah nya meninggal ketika ia berusia nya dua belas tahun. Tiga tahun kemudian Ibunya juga meninggal akibat sebuah kecelakaan lalu lintas.

Sejak itu Whano tinggal bersama pamannya yang berada pinggiran kota. Meski Whano tinggal bersama pamannya sendiri, tidak jarang Whano mendapat perlakuan yang tidak layak dari keluarga pamannya karena dianggap sebagai beban keluarga. Padahal, uang pensiunan ayahnya dikelola seluruhnya oleh pamannya.

Ketika lulus SMA, Whano meninggalkan rumah pamannya tanpa pamit. Ia bekerja sebagai cleaning servis di sebuah perusahaan game. Selain kecerdasan yang di milikinya, keberuntungan sepertinya berpihak kepadanya. Belum genap sebulan, Whano dipindahkan kebagian administrasi. Bahkan seringkali ia diminta untuk membantu para ahli dalam menyempurnakan pembuatan game.

Selama lima tahun Whano bekerja di perusahaan game itu, Whano selalu menyisihkan sebagian gaji nya untuk anak-anak di Panti Asuhan yang tak jauh dari rumah kontrakannya. Bahkan Whano sudah dianggap sebagai keluarga mereka, dari anak-anak di Panti Asuhan itu.

Namun naas bagi Whano, ia dituduh memalsukan data perusahaan. Sekali pun ia membela dari namun semua bukti mengarah padanya. Ia tahu bahwa ini adalah ulah dari rekan kerjanya yang selalu iri akan reputasi kerjanya. Sayangnya Whano tidak dapat menunjukkannya hingga ia dipecat dari perusahaan game tersebut.

Whano mencoba untuk melamar kerja di perusahaan lain, namun selalu ditolak karena status di pecatnya telah disebarkan oleh orang yang memfitnahnya kepada perusahaan lain. Demi menyambung hidup, pekerjaan apapun Whano jalani asalkan tidak merugikan - mengambil milik orang lain.

\*

"Ini nasi campurnya nak", ucap wanita paruh baya yang merupakan penjual di warung kecil itu.

"Terimakasih, Bu ...," sahut Wahno sembari mengambil nampan dari wanita itu.

Ketika hendak memasukkan nasi ke mulutnya, Andi dan Whano dikagetkan dengan kedatangan lima orang pria dengan tubuh kekar dan penuh tato di lengannya.

Braaakkk

"Uang keamanan!" bentak salah satu pria itu yang sepertinya adalah pemimpin dari mereka. "Maaf, saya belum mendapat uang cukup. Hari ini penjualan sangat sepi." sambil gemetar wanita itu menjawab pria bertato yang meminta uang.

"Mau sepi kek, mau rame kek, bukan urusanku. Cepat uang keamanan!" sambil menjulurkan tangannya dan menggerakkan jari telunjuknya tanda meminta uang kepada wanita paruh baya itu.

"Tapi ...." belum selesai wanita paruh baya itu berbicara, pria bertato yang meminta uang itu sudah tersungkur di tanah.

Yap! Whano langsung memukul pelipis kiri pria bertato itu dengan tangan kanannya. Saking kerasnya pukulan Whano, pria bertato itu hampir kehilangan kesadarannya. Matanya juling karena pusing, seolah terdapat banyak bintang bertebaran di sekeliling kepalanya.

"Bangsat..!" teriak pria bertato lainnya yang kemudian menyerang Whano dengan pukulannya.

Namun Whano dapat menghindarinya dengan mudah dan menghajar keempat pria bertato lainnya. Disisi lain, Andi segera menelepon polisi dengan ponselnya.

Tepat ketika Andi selesai menelepon dan memasukkan ponsel ke saku celananya, "Whano...! Awas!!" teriak Andi yang melihat pria bertato yang sebelumnya dipukul Whano hingga matanya juling, sedang menghujamkan belati dari arah belakang Whano.

Whano yang menyadari teriakan Andi segera menghindar namun terlambat.

Jleb! Jleb! Jleb!

Tiga tusukan belati menembus tubuh Whano. Whano langsung tersungkur ke tanah dan bersimbah darah.

Andi segera berlari menghampiri Whano yang sudah tidak berdaya seiring kedatangan polisi ketempat itu.

Petugas polisi segera menangkap para pria bertato tersebut, yang mana empat diantaranya sudah terkapar akibat dihajar oleh Whano.

Sedangkan satu orang lagi ditembak kakinya karena mencoba melarikan diri. Namun sayang, nyawa Whano tak dapat diselamatkan.

\*\*\*

Di kedalaman hutan yang lebat, terdapat jurang yang sangat dalam. Hutan itu dikenal dengan nama hutan kematian. Nama hutan kematian pun karena hutan itu dihuni berbagai monster yang sangat berbahaya. Tidak ada manusia yang berani memasuki hutan tersebut. Jika ada yang nekat memasukinya untuk mengambil sumber daya atau memburu binatang buas, maka tidak akan pernah kembali.

"Ah! dimana aku? Apa aku sudah mati?" Whano menoleh sekeliling, yang terlihat hanya bebatuan tebing dan rimbunan semak belukar. Terdapat sungai kecil di dekatnya dengan air yang sangat jernih.

"Uh! Haus sekali," gumam Whano yang mencoba berdiri menuju ke arah sungai.

"Aarghhh ... Kakiku ... Kenapa kakiku menjadi lebih kecil?" Whano meringis sambil memegang kaki kirinya yang patah, dan bingung dengan ukuran kakinya yang seukuran kaki remaja lima belas tahun.

Whano menyeret tubuhnya ke arah sungai, namun tiba-tiba ...

\[Ding! Selamat Tuan. Penyatuan System dengan jiwa Tuan telah berhasil.\]

"Eh...???" Whano menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari sumber suara yang ada di kepalanya.

\[Ding! Selamat Tuan. Penyatuan System dengan jiwa Tuan berhasil\]

"Siapa disana? Cepat keluar!" teriak Whano dengan sikap waspada.

\[Ding! Saya adalah System yang menyatu dengan jiwa Tuan dan siap membantu untuk menjadi yang terkuat.\]

"System? Jiwa? Menjadi yang terkuat? Apa maksudmu? Tunjukkan dirimu!!" Whano masih kebingungan sekaligus ketakutan dengan suara system yang muncul secara tiba-tiba.

Tidak ada jawaban namun seketika muncul layar hologram berwarna biru di depannya. Sontak Whano memundurkan badannya karena terkejut.

Ia memperhatikan layar hologram itu dengan seksama lalu mencoba menyentuhnya. "Eh! Tembus," gumam Whano. Lalu ia mengibas-ngibaskan tangannya di layar hologram, namun hasilnya tetap sama.

BAB 2

Ia memperhatikan layar hologram itu dengan seksama lalu mencoba menyentuhnya. "Eh! Tembus," gumam Whano. Lalu ia mengibas-ngibaskan tangannya di layar hologram, namun hasilnya tetap sama.

\[Ding! Yang Tuan lihat adalah layar System hanya Tuan yang dapat melihatnya.\]

"Perasaan pernah lihat jenis layar seperti ini, tapi dimana, ya? Gumam Whano sambil memejamkan matanya.

\[Ding! Layar system memang pernah Tuan lihat ketika Tuan membantu ahli pembuat game di Bumi, tempat Tuan bekerja dahulu.\]

Seketika Whano teringat saat bekerja di perusahaan game. Namun waktu itu layar hologram ini berada monitor komputer, bukan layar hologram yang tampil di depan matanya.

"Apakah kamu berada dalam tubuhku?" tanya Whano yang penasaran.

\[Ding! Tidak Tuan. System telah menyatu dengan jiwa Tuan. Jika Tuan mati maka System juga akan menghilang.\]

"System ada dimana aku sekarang? Apakah aku sudah mati? Kenapa kamu bisa menyatu dengan jiwa ku?" rentetan pertanyaan di ucapkan Whano yang masih penasaran dan kebingungan dengan keadaan yang dia alami.

\[Ding! Tuan dapat mengetahui keberadaan Tuan dengan ingatan pemilik tubuh.\]

"Aarrgghhh ... Sakit sekali ...!" Whano berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya.

Kemudian ingatan pemilik tubuh mulai membanjiri kepala Whano. Dalam ingatan tersebut, pemilik tubuh dikenal dengan nama Whana. Ia berasal dari keluarga kelas dua dari kota Ragane. Sebuah kota kecil di Distrik Nabrajem di Daratan Liba.

Distrik Nabrajem menguasai lima kota, yaitu kota Ragane, Yalame, Yodomen, Tantakupe dan kota Nabrajem yang merupakan kota besar di Distrik Nabrajem.

Dalam ingatan yang mengalir di kepalanya, Whano juga mengetahui bahwa pemilik tubuh awalnya merupakan seorang jenius di keluarganya. Dalam usia sepuluh tahun, kultivasinya telah berada di tahap Kelahiran Kelima dan di usia ketiga belas tahun, Whana sudah berada pada tahap Pembentukan Tubuh tingkat Kedua.

Akibatnya menimbulkan kecemburuan dari beberapa sepupu Whana karena Whana mendapatkan perlakuan istimewa dari patriak keluarga. Beberapa sumber daya keluarga diberikan kepada Whana untuk meningkatkan kultivasi Whana sehingga dapat meningkatkan citra keluarga dan mendongkrak bisnis keluarga menjadi lebih baik.

Perlu diketahui bahwa di dunia kultivator seseorang dapat memulai kultivasi minimal di usia tujuh tahun. Dalam keadaan normal, rata-rata seseorang dapat menerobos satu tingkat pada Tahap Kelahiran setiap tahunnya. Namun Whana berbeda, dalam tiga tahun semenjak dimulainya berkultivasi, ia telah menerobos sebanyak lima tingkat di Tahap Kelahiran.

Selain keberuntungan dari sepupu Whana, hal yang sama juga muncul dari beberapa keluarga lainnya di kota Ragane. Terutama dari keluarga kelas dua lainnya. Terdapat enam keluarga kelas dua dan empat keluarga kelas satu di kota Ragane.

Semenjak dua tahun lalu, kultivasi Whana tidak mengalami peningkatan sama sekali. Bahkan kultivasinya malah cenderung menurun ke Tahap Kelahiran tingkat Kedelapan.

Diketahui bahwa meridian Whana mengalami penyumbatan yang tidak diketahui penyebabnya. Sudah banyak tabib dan alchemis yang dipanggil oleh pihak keluarga, namun tidak dapat menemukan penyebabnya, apalagi menyembuhkan penyakit yang di derita Whana.

Oleh karena itu, dengan berat hati, patriak yang juga kakek Whana menghentikan sumber daya keluarga untuk Whana. Bukan itu saja, posisi ayah Whana juga diturunkan dari posisi panatua di keluarga yang menyebabkan menurunnya pendapatan ayah Whana untuk menghidupi keluarganya.

Dalam ingatan pemilik tubuh, juga diketahui bahwa tingkat kultivasi terbagi menjadi Sembilan yaitu, Tahap Kelahiran, Pembentukan Tubuh, Transformasi, Penyempurnaan Qi, Penyempurnaan Roh, Prajurit Alam, Jendral Alam, Raja Alam, dan Kaisar Alam. Masing-masing dari tahapan itu terbagi menjadi sembilan tingkat.

\[Ding! Terdeteksi meridian Tuan tersumbat oleh zat perusak tahap Bumi tingkat Tinggi yang terkadung dalam makanan. Zat tersebut telah merusak delapan puluh persen meridian yang dapat membuat kelumpuhan total.\]

\[Ding! Selamat Tuan, meridian telah dipulihkan dan diperkuat.\]

Whano merasakan arus hangat mengalir diseluruh tubuhnya.

Sambil memejamkan matanya Whano berkata. "Sekarang aku adalah Whana dan Whana adalah aku. Jika zat perusak itu adalah dari makanan, maka keluarga dege harus menanggung akibatnya. Aku harus menjadi lebih kuat agar orang tuaku tidak lagi mengalami kesulitan dan kesedihan".

Tanpa terasa, buliran air menetes dari mata Whana. Whana membuka matanya yang memerah ia mengingat bagaimana ibunya menjadi pembantu di berbagai kios atau toko demi membantu ayah Whana untuk menghidupi keluarga.

Ayah Whana juga menjadi kurir pengangkut barang di perusahaan milik salah satu keluarga kelas satu di kota Ragane. Tidak jarang ibu dan ayah Whana mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan, bahkan intimidasi dari keluarga kelas dua lainnya.

"Tunggu aku ayah, ibu ... Akan kubuat tunduk seluruh Kota Ragane di bawah kakimu," ucap Whana lirih.

Whana kembali melihat panel system yang masih muncul di depannya. Ia melihat beberapa icon panel system. Ada profile, toko dan upgrade.

"System bagaimana cara kerja panel ini?" tanya Whana dengan penasaran.

[Ding! Tuan cukup mengucapkannya di dalam hati, maka system akan memproses perintah Tuan.]

"Oh?!" Whana terkejut dengan informasi yang disampaikan system. Dengan bersemangat dia berucap dalam pikirannya. 'System tampilkan profile.' Panel biru langsung berubah menampilkan informasi tentang Whana.

Nama : Whana

Ras : Manusia

Kultivasi : Kelahiran \*8

Poin Pengalaman : 0/3,52 (\+)

Keterampilan Aktif :

- Tinju Bumi (2/10)

Keterampilan Pasif : Tidak Ada

Kupon Undian : 0

Ruang Penyimpanan 1 meter kubik (\+)

Poin System : 0 Pts

Versi System : 1.0

Whana memperhatikan tampilan panel system di depannya. Ia melihat tanda (\+) pada icon Poin Pengalaman dan Ruang Penyimpanan.

"System, apa itu Poin Pengalaman dan Poin System?" tanya Whana di dalam hatinya.

\[Ding! Poin Pengalaman adalah Poin yang digunakan untuk meningkatkan kultivasi Tuan. Setelah kultivasi di tingkatkan maka system akan secara otomatis menstabilkan pondasi kultivasi Tuan. Cara mendapatkan Poin Pengalaman adalah dengan membunuh mahkluk hidup, seperti manusia, binatang buas, monster, iblis dan sebagainya.\]

\[Ding! Poin System adalah Poin yang digunakan untuk menukar berbagai hal yang ada pada system seperti pil, tehnik keterampilan, senjata dan sebagainya. Poin system juga dapat digunakan untuk di tukar dengan Poin Pengalaman dengan perbandingan 10:1, artinya sepuluh Poin System dapat di tukar dengan satu Poin Pengalaman.\]

\[Ding! Untuk mendapatkan Poin System, Tuan dapat menukarkan barang-barang yang menurut Tuan sudah tidak digunakan lagi. Seperti koin emas, batu roh, elixir, senjata maupun buku tehnik keterampilan.\]

"Oh, penjelasannya sangat jelas." Whana sangat gembira mendengarkan penjelasan system. Apalagi di dunia tempat ia tinggal sekarang adalah tempat yang menerapkan hukum rimba. Yang kuat dihormati dan yang lemah akan disingkirkan.

"Aku harus menjadi kuat sehingga dapat melindungi orang tuaku dan adikku!" sambil mengepalkan tangannya, Whana berucap penuh tekad.

\[Ding! Selamat Tuan. Tuan mendapatkan kotak hadiah untuk pemula. Apakah Tuan akan membukanya?\]

BAB 3

"Aku harus menjadi kuat sehingga dapat melindungi orang tuaku dan adikku!" sambil mengepalkan tangannya, Whana berucap penuh tekad.

\[Ding! Selamat Tuan. Tuan mendapatkan kotak hadiah untuk pemula. Apakah Tuan akan membukanya?\]

Tiba-tiba suara system terdengar dibenak Whana. "Kotak Hadiah Pemula? Ya buka!" ucap Whana dengan penuh antisipasi.

\[Ding! Selamat Tuan. Tuan mendapatkan Tubuh Kekosongan, satu tehnik pedang surgawi tingkat Surgawi, satu tehnik Telapak Dewa tingkat Misterius, satu Pedang tingkat Legendaris, satu Pil Pemulihan Bintang Sembilan, satu Pil Darah Bintang Sembilan dan tiga kupon undian.\]

Setelah suara system selesai, barang-barang yang disebutkan oleh system muncul di ruang penyimpanan system.

Whana melihat salah satu barang adalah cahaya multi warna seukuran kepalan tangan orang dewasa. Setelah diperhatikan dengan seksama, suara system kembali terdengar.

\[Ding! Tubuh Kekosongan : adalah jenis tubuh yang dapat menyerap dan menerima seluruh jenis energi alam. Tubuh Kekosongan juga dapat diintegasikan dengan seluruh jenis tubuh. Selain itu Tubuh Kekosongan juga dapat mengembalikan vitalitas energi tubuh dengan cepat ke puncaknya. Apakah Tuan akan mengintegrasikan Tubuh Kekosongan? Ya/Tidak.\]

Sebelum Whana menjawab, ia menarik kakinya dan merintih kesakitan. Whana melihat kedua kakinya patah akibat jatuh dari ketinggian ratusan meter. Ia langsung melihat botol giok di dalam ruang penyimpanan system yang merupakan Pil Pemulihan dan suara mekanis system kembali terdengar.

\[Ding! Pil Pemulihan Bintang Sembilan : adalah pil pemulihan yang dapat memulihkan segala jenis kerusakan tubuh ke kondisi semula selama pemilik tubuh masih dalam keadaan hidup.\]

Mendengar notifikasi system, dengan pikirannya Whana mengambil botol giok tersebut dan muncul di tangannya. Segera Whana membuka tutup botol giok dan mengambil pil pemulihan di dalamnya.

Pil itu sebesar kelereng berwarna putih, Whana langsung menelannya. Seketika arus hangat masuk disekujur tubuhnya. Luka-luka di tubuhnya kembali seperti semula, seolah tidak pernah terjadi apapun sebelumnya. Begitu pula dengan kakinya yang patag, kembali dalam keadaan normal.

"Ajaib! Ajaib!" itulah yang terucap di mulut Whana. Ia sangat gembira dan langsung berdiri sambil merentangkan kedua tangannya seakan baru bangun dari tidur.

Whana tidak menyangka bahwa ia telah dikirim ke dunia ini oleh Tuhan, yang menurutnya penuh dengan keajaiban. Mungkin Tuhan telah memberikannya kesempatan kedua.

Whana berjalan ke bibir sungai yang jernih di depannya. Ia melihat wajah barunya. "Ck, anak yang tampan." Whana menggelengkan kepalanya dan mengambil air untuk meminumnya.

Ketika dua teguk air diminum. Whana merasa ada yang menatapnya dari arah belakang. "Sial! Serigala." Whana panik dan ia segera berlari ke samping, menuju celah batu yang sempit. Serigala itu mengejarnya dengan cepat dan tergesa, seolah makan siangnya sudah siap dihadapannya.

Whana langsung masuk ke celah batu itu tanpa pikir panjang. Celah batu itu cukup kecil, karena tubuh Whana yang kurus, ia dapat memasukinya dengan mudah. Sedangkan srigala itu kesulitan melaluinya karena ukuran tubuhnya lebih besar dari tubuh Whana.

Whana terus kearah dalam celah itu dan sampai pada ruang kecil setinggi tiga meter persegi. Ia langsung jatuh terduduk karena ketakutan akan srigala yang mengejarnya. "Untung aku cepat masuk ke celah ini, jika tidak, aku bisa mati kali ini," desah Whana sambil menyeka keringat dingin di dahinya.

"System, gabungkan Tubuh Kekosongan!" ucap Whana pada system.

\[Ding! Tubuh Kekosongan akan diintegrasikan ke tubuh Tuan. Dalam proses integrasi, Tuan akan mengalami rasa sakit. Harap Tuan menjaga kesadaran agar tidak pinsan. Jika tidak, maka jiwa Tuan akan lenyap.\]

Whana langsung terdiam ketika mendengar notifikasi system, namun sebelum ia akan mengucapkan sesuatu, ia berteriak dengan kencang. "Aarrghhh ..." Whana berguling-guling di tanah. Ia merasakan tubuhnya seolah sedang di tusuk oleh ribuan jarum dan berulang-ulang.

Sekitar lima menit, rasa sakit yang diderita Whana mereda. "Sialan! Sakitnya tak tertahankan." gerutu Whana sambil mengutuk. Namun kemudian, Whana merasakan tubuhnya telah menyerap energi alam di sekitarnya tanpa harus menjalankan proses kultivasi.

Karena penasaran, Whana langsung menjalankan proses kultivasi sesuai dengan ingatan yang didapat dari pemilik tubuh sebelumnya. Setelah hampir tiga puluh detik, suara mekanis system terdengar.

\[Ding! Selamat Tuan Poin Pengalaman bertambah 0,005\]

Baru saja, tubuhnya dapat menyerap energi alam secara otomatis. Namun jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan ia melakukan proses kultivasi.

Whana kemudian beralih ke tehnik pengendalian pedang dan mengambilnya dari ruang penyimpanan system.

\[Ding! Tehnik Pedang tingkat Surgawi. Apakah Tuan akan mempelajarinya? Ya/Tidak?\]

"Ya!" selesai menjawab, seketika buku tehnik Pedang Surgawi tersebut berubah menjadi cahaya keemasan dan masuk diantara alis Whana. Whana merasa pikirannya dipenuhi dengan sepuluh level, dimana setiap level terbagi menjadi tiga gerakan.

Karena kultivasi Whana yang rendah, ia tidak dapat menghasilkan serangan pedang yang diinginkan. Apalagi untuk meningkatkan levelnya. Whana kemudian mengambil Pil Darah. "System, pil apa ini?" tanya Whana dengan penasaran.

\[Ding! Pil Darah Bintang Sembilan : Pil ini dapat meningkatkan ranah kultuvasi seorang kultivator satu hingga dua ranah dibawah ranah transformasi. Apakah Tuan akan menyerapnya? Ya/Tidak.\]

"Ya!" seketika Pil Darah hancur menjadi partikel dan diserap oleh Tubuh Whana, detik berikutnya terdengar notifikasi system.

\[Ding! Penyerapan Pil Darah dimulai, 1%...25%...50%...75%...100%\]

\[Ding! Selamat Tuan. Poin Pengalaman bertambah 5,06. Poin Pengalaman saat ini adalah 5,07\]

Whana langsung membuka profile systemnya.

Nama : Whana

Ras : Manusia

Kultivasi : Kelahiran \*8

Poin Pengalaman : 5,07/3,52 (\+)

Keterampilan Aktif :

- Tinju Bumi (2/10), Pedang Surgawi (0/10)

Keterampilan Pasif : Tidak Ada

Kupon Undian : 3

Ruang Penyimpanan 1 meter kubik (\+)

Poin System : 0 Pts

Versi System : 1.0

Whana melihat tanda (\+) dibelakang Poin Pengalaman telah berubah warna, dari warna merah menjadi hijau. Ia langsung menekan tanda (\+) tersebut sekali.

\[Ding! Selamat Tuan. Kultivasi naik satu tingkat menjadi Tahap Kelahiran tingkat Kesembilan. Poin Pengalaman saat ini 1,55\]

Whana merasakan tubuhnya lebih kuat dari sebelumnya.

\*\*\*

KELUARGA RAHNGU

Keluarga Rahngu adalah keluarga dari Whana. Rahngu merupakan marga dari keluarga ini secara patrilineal.

Ayudiah, ibu Whana sedang cemas, karena putra pertamanya belum kembali dari pinggiran Hutan Kematian untuk mencari tumbuhan obat. Tumbuhan obat ini untuk luka dalam ayahnya yang sudah tiga hari berada di tempat tidur akibat dianiaya oleh keluarga kelas dua lainnya yang lebih kuat.

Kultivasi Wahyu Rahngu, ayah Whana adalah Tahap Penyempurnaan Qi tingkat Keenam sedangkan istrinya berada di Tahap Penyempurnaan Qi tingkat Ketiga.

"Ibu, jangan khawatir! Kakak pasti kembali." ujar Dira sambil memegang tangan Ayudiah berusaha menenangkan kecemasan ibunya. Dira adalah adik Whana, seorang gadis kecil cantik berusia sepuluh tahun.

"Bagaimana ibu tidak khawatir, Kakakmu belum kembali dan hari sudah mulai petang." Ayudiah kemudian melangkah kearah kamar tempat dimana Wahyu terbaring. "Ayah, Whana belum kembali, tidakkah ayah menyuruh Rimo untuk memeriksanya?" pinta Ayudiah kepada suaminya.

"Tenanglah, Bu! Whana sudah besar. Dia tidak mungkin bertindak gegabah di Hutan Kematian," jawab Wahyu Rahngu kepada istrinya.

"Saya akan memeriksanya Tuan." sahut Rimo yang berada di belakang Ayudiah segera menanggapi.

"Ya, cobalah periksa! Mungkin Whana sedang dalam perjalanan pulang," kata Wahyu dengan suara lemah.

Segera Rimo berangkat menuju Hutan Kematian.

\*\*\*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!