Hari ini seperti biasa Luna Adinda Putri yang biasa dipanggil Dinda oleh keluarga dan teman dekatnya sedang bersiap untuk berangkat ke kampus tempatnya menuntut ilmu.

Dinda yang usianya sudah genap menginjak 20 tahun sedang disibukan dengan hari harinya membuat skripsi karna jika tidak ada halangan dapat dipastikan Dinda akan Lulus Kuliah tahun ini.

Dinda terlahir di keluarga yang cukup berada karna ayah Dinda adalah salah seorang Pengusaha yang cukup sukses mengembangkan usahanya di bidang Retail.

Kehidupan yang berkecukupan tidak membuat Dinda menjadi gadis yang Sombong atau Angkuh.

Sebaliknya dia tumbuh menjadi gadis yang ramah dan penuh dengan kepedulian bagi orang sekitarnya.

"sungguh sempurna bukan makhluk Tuhan yang satu ini .."

**

Bima Putra Havidi, anak dari seorang Milyarder kaya raya yang hartanya tidak akan habis tujuh turunan bahkan tujuh tanjakan.

"hehe begitu kira kira yang orang orang katakan"

Dia adalah Pria Matang yang usianya hampir menginjak 30 tahun. Bima yang kini menduduki jabatan sebagai seorang CEO muda di perusahaan keluarganya itu memiliki

sifat yang bertolak belakang dengan Dinda gadis yang akan dijodohkan dengannya

Ya .. Bima adalah seorang pria yang memiliki sikap Tegas, Cuek bahkan sosok yang tidak perduli dengan dunia disekitarnya. Namun dibalik sikapnya yang menyebalkan bagi sebagian orang yang mengenalnya, ada sosok pria rapuh yang setiap malam selalu merindukan kehadiran Ibunya..

**

Tuan Arya Mahesa dan Nyonya Tyas Arum adalah Orang tua dari Luna Adinda Putri. Mereka berdua adalah orang tua yang penuh dengan kelembutan dalam mendidik anak semata wayang mereka tersebut.

Sudah dipastikan sifat mereka yang seperti itu telah berhasil menjadikan Dinda menjadi gadis yang lemah lembut bahkan tidak pernah sekalipun mengucapkan kata kata kasar atau yang tidak pantas untuk di dengar.

Tetapi meskipun Orang tua Dinda sangat memanjakan anaknya tidak membuat Dinda menjadi gadis yang cengeng dan lemah. Sejak Dinda duduk di bangku Sekolah Dasar, Orang tua Dinda sudah memasukan anak mereka ke sekolah Khusus Bela Diri yakni Taekwondo.

Sampai Dinda Kuliah pun dia masih berlatih Taekwondo paling tidak seminggu tiga kali

Ayah Dinda merasa harus melakukan itu agar anaknya bisa menjadi anak yang Kuat dan memiliki pengendalian diri untuk menghadapi berbagai masalah di kemudian hari

**

Tuan Yuda Abimanyu Havidi adalah seorang Duda Kaya yang ditinggal pergi untuk selama lamanya oleh sang istri tercinta akibat penyakit mematikan yang dideritanya. 19 tahun sudah istrinya meninggalkan dia dengan anak lelaki mereka yang saat itu usianya baru menginjak 11 tahun.

Hidup berdua dengan anak laki laki nya yang masih sangat membutuhkan sosok seorang Ibu di sisinya membuat dia menjadi sosok ayah yang dingin . Kehilangan istri menjadikan dia jauh dari putra yang dicintainya

Semenjak istrinya meninggal Tuan Yuda tidak pernah lagi menjadi ayah yang hangat dia justru menjadi sosok ayah yang dingin dan terkesan keras pada anak laki lakinya itu

"19 tahun bukanlah waktu yang singkat ?! seharusnya dengan bergelimang harta Tuan Yuda bisa mendapatkan wanita yang bisa menggantikan istrinya yang telah pergi bukan."

Tapi Cinta dan Kesetiaan yang selalu dia pegang teguh tidak membuat dia tertarik untuk menikah lagi sampai sekarang. Pria tua itu berprinsip menikah cuma sekali dan dia yakin istrinya kini tengah menunggunya di surga. Hanya tinggal waktu saja yang bisa mempertemukan mereka. Begitulah definisi Cinta menurut Tuan Yuda"

**

Bagaimana kisah selanjutnya antara Dinda dan Bima, dua orang yang memiliki sifat yang bertolak belakang.

yuk langsung saja ikuti kisah seru mereka di Mengejar Cinta Suamiku

...

...

...

...

...

Haaaiii para Readers ..

perkenalkan aku ratu_halu Author baru di Noveltoon ..

semoga kalian suka ya dengan karya pertamaku 🥰

Jangan lupa tinggalkan jejaknya bestie ..

Like dan Komentar kalian sangat berarti banget buat Author

Gomawooo 🙏

Saranghaee 😘

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"

Pagi hari aktifitas yang selalu Dinda lakukan sebelum keluar dari kamar nya adalah berolahraga.

Melakukan senam pagi di balkon kamar nya sambil menyambut mentari pagi adalah kebiasaan yang selalu dilakukan oleh gadis cantik si pemilik rambut panjang itu.

Dengan menggunakan setelan senam ketat Dinda asik melakukan gerakan senam dengan lincah nya.

Di iringi musik senam favorit nya semakin membuat Dinda semangat melakukan aktifitas pagi nya itu

"saaatttu"

"dua"

"tiga"

"empat"

"lima"

"enam"

"tujuh"

"delapan"

suara Dinda terdengar menghitung gerakan gerakan senam nya

Readersss ikut ngitung bareng Dinda juga nggak nih

hehehee

Setelah 45 menit Dinda selesai bersenam ria akhirnya dia melakukan Ritual lain nya yaitu mandi pagi.

Karna pagi ini dia akan ke kampus untuk bertemu dosen pembimbing nya.

"Ahhh.. segar nyaaa" gumam Dinda setelah selesai mandi

Menuju Walk in closet nya Dinda memilih outfit Smart Casual ..

Dengan atasan Blazer berwarna Broken White dan di padupadan kan dengan Celana Jeans hitam yang membentuk lekuk tubuh bagian bawah nya.

Sambil memoleskan make up tipis di wajah nya Dinda bertukar pesan dengan teman kuliah nya untuk janjian bertemu.

"Sempurna .." ucap Dinda tersenyum sambil berputar di cermin besar nya

Bagaimana tidak sempurna Dinda memiliki wajah yang cantik dengan lesung pipi di kanan dan kiri nya.

Di tambah bentuk tubuh yang dia jaga dengan rajin berolahraga pagi dan seminggu tiga kali latihan bela diri Taekwondo.

Sambil berjalan menuruni tangga Dinda sudah melihat kedua orang tua nya sedang duduk di meja makan menunggu putri semata wayang mereka untuk sarapan bersama.

"pagi Ayah. Bunda" sapa Dinda sambil mencium pipi bunda kesayangan nya

"pagi juga sayang" jawab orang tua Dinda

"waahh anak bunda udah cantik gini mau kemana" goda Bunda sambil tersenyum mengerutkan ke dua alisnya

"ih bunda . aku kan masih anak kuliahan masih jadi anak SE KO LA H" ucap Dinda dengan penuh penekanan

"aku itu mau ketemu dosen pembimbing bun . sebenar nya sih ketemu dosen nya jam 10 tapi aku ada janji mau bahas skripsi juga sama temen" sambung Dinda

"oohhh .. hmm kamu mau bareng Ayah berangkat ke kampus nya" tanya Ayah sambil menyeruput kopi favorit nya

"aku bawa mobil sendiri aja Yah, sekalian panasin si Dora udah lama aku nggak pake karna keseringan bareng ayah" Dinda sambil tersenyum

"kalau cuma buat panasin si Dora mah sama Mang Yayat juga tiap hari di panasin sayang" ucap Ayah

"Yaudah kalau kamu mau berangkat sendiri, hati hati ya bawa mobil nya jangan ngebut ngebut"

"Bun . ayo temenin Ayah ke depan ." sambung ayah sambil mencium pipi anak nya

Dinda mengangguk sambil terus memakan roti tawar dengan selai kacang kesukaan nya.

"Ayah . bagaimana ? "

Ayah serius dengan keputusan Ayah itu" tanya Bunda sambil berjalan melingkarkan tangan di lengan suami nya

Kekhawatiran terlihat jelas di wajah cantik Ibu beranak satu ini.

"Bunda tenang aja . Ayah yakin keputusan Ayah adalah yang terbaik" ucap Ayah menenangkan istrinya

"Bunda tau kan Ayah tidak pernah salah dalam mengambil keputusan ? Tolong kali ini juga percaya sama Ayah ya bun " lanjut Ayah sambil mengusap kepala istrinya

"Selamat pagi Tuan Nyonya" sapa Mang Yayat Sambil membuka kan pintu mobil bagian belakang

Mang Yayat adalah supir pribadi Keluarga Tuan Arya

Mang Yayat sudah bekerja selama lebih dari 15 tahun .

Bisa di bilang Mang Yayat adalah saksi hidup perjuangan Tuan Arya dalam mencapai kesuksesan nya.

"pagi Mang" ucap Nyonya Tyas sambil tersenyum

"Ayah berangkat ya bun . Bunda jangan pikirkan itu serahkan semua nya pada Ayah ya" ucap Ayah sambil mencium kening bunda

Setelah mencium tangan suami nya Nyonya Tyas pun melambaikan tangan ke arah mobil suami nya yang mulai menjauh meninggalkan halaman rumah besar nya itu.

...

...

...

...

...

Para Readersss

jangan lupa untuk tinggal kan jejaknya yaaa 😊

Like dan Komentar nya berarti banget buat aku

gomawooo 🙏

saranghae ♥️

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dinda kuliah di Universitas ternama di kota nya. Dia termasuk mahasiswa dengan nilai di atas rata rata .

Bagaimana tidak pintar semenjak kecil dia selalu ikut les ini dan itu . Belajar juga adalah termasuk hobi nya.

Sebagai seorang Mahasiswa tingkat akhir Dinda juga di sibuk kan dengan tugas tugas membuat skripsi seperti mahasiswa yang lain nya.

Pagi ini Dinda sudah tiba di kampus pukul 8.30.

"kamu dimana?" tanya Dinda kepada seseorang melalui ponsel nya

"bentar lagi sampe . aku masih di jalan" jawab orang itu

Tak menunggu lama Dinda pun bertemu dengan teman nya itu

"aduh Cha lama bgt deh aku udah nungguin kamu dari 5 menit yang lalu" ucap Dinda sambil memeluk sahabat nya itu

Tasya Amelia Wijaya atau biasa di panggil Chacha adalah sahabat satu satu nya Dinda.

Mereka bersahabat sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

Di dunia ini tidak ada persahabatan tanpa perselisihan bukan ?!

Begitupun dengan mereka, kadang ada saja yang membuat mereka berdebat.

Ya memperdebat kan hal hal kecil juga bisa membuat ke dua nya saling beradu argument.

Begitulah persahabatan mereka terbentuk.

Dua gadis yang sama sama memiliki pandangan nya masing masing tentang satu dan lain hal.

"yaelah Din . baru juga 5 menit aku nih kalau nunggu kamu bisa seabad kali sampe kering kaya nya kena terik matahari" chacha sambil membalas pelukan Dinda

"Ayo sekarang mau kemana dulu nih" lanjut Chacha

"hmmm... kaya nya ke kantin aja deh cha kita ngobrol nya sambil nunggu Pak Daru"

Pak Daru salah satu dosen di kampus Dinda.

Dosen pembimbing Dinda dan Chacha.

"oke .lets goooo" balas Chacha sambil menggandeng tangan Dinda

Di kantin ..

"Din .. liat tuh si Bayu liatin kamu terus dari tadi"

ucap Chacha berbisik di telinga Dinda

"Biarin aja lah Cha .. kan dia punya mata ya hak dia juga mau liat apa" kata Dinda sambil memakan camilan nya

"kenapa sih Din kamu nggak terima aja waktu dia nyatain cinta ?"

"Padahal ya kalau di pikir pikir Bayu itu udah tajir banyak yang suka lagi di kampus ini yaa kalau tampang lumayan juga sih nggak jelek jelek amat hahaa" sambung Chacha panjang lebar

"kan kamu tau cha .. aku tuh mau fokus dulu sama pendidikan, aku juga lagi belajar bisnis sedikit sedikit sama Ayah "

"Aku harus nerusin perusahaan Ayah aku ..

siapa lagi coba kalau bukan aku Cha" ungkap Dinda dengan wajah sendu nya

"yaudah yaudah jangan sedih gitu dong, mending kita ke mall aja yuk nanti setelah selesai ketemu Pak Daru " Chacha mencoba menghibur Dinda

"hmm .. ya nanti aku coba minta izin dulu ya ke bunda" jawab Dinda singkat

Begitulah Dinda akan selalu minta izin kepada Ayah atau Bunda nya jika akan pulang terlambat.

Padahal Ayah dan Bunda nya pernah bilang kalau dia pergi bersama Chacha tidak perlu izin pasti langsung di perboleh kan.

Tapi tetap saja gadis itu merasa ada yang janggal jika pergi tanpa izin Ayah dan Bunda nya.

"Cha . udah mau jam 10 nih yuk cari Pak Daru"

ajak Dinda kepada sahabat nya

Setelah selesai bertemu dosen pembimbing Dinda dan Chacha pun keluar menuju parkiran kampus.

Waktu sudah menunjuk kan pukul 01 siang

"Din . gimana jadi ngemall nggak ?" tanya Chacha

"Bentar bentar aku telpon bunda dulu" Dinda sambil mengeluar kan ponselnya mencoba menghubungi Bunda

Tak berapa lama panggilan pun terhubung..

"Assalamu'alaikum Bun"

"Wa'alaikumsalam sayang . ada apa ?" jawab Bunda di seberang sana

"Bun . aku pulang telat ya mau pergi sama Chacha .. boleh kan bun ?" tanya Dinda

"ya ampun sayang .. boleh dong tapi jangan pulang terlalu malam ya nanti Ayah kamu khawatir, kamu tau kan sifat Ayah bagaimana ?"

"iya bunda .. paling jam 7 malem aku udah sampe rumah"

"yaudah bun aku langsung berangkat ya .. Assalamu'alaikum" pamit Dinda mengakhiri sambungan telepon nya

"Wa'alaikumsalam"

Dinda dan Chacha pun menghabiskan waktu nya di Mall hingga malam.

"Pulang yuk udah capek banget nih aku" Dinda dengan menampilkan wajah yang lesu karna kelelahan setelah keliling mall dari siang

"yuk .. tapi temenin ke kampus dulu ambil mobil ku" pinta Chacha

Karna saat ke Mall tadi mereka berangkat dengan menggunakan mobil Dinda sedangkan mobil Chacha di tinggal di parkiran kampus

Mereka pun langsung menuju kampus.

Setelah tiba di kampus mereka saling berpamitan untuk pulang ke rumah masing masing.

...

...

...

...

...

Jangan lupa Like dan Komentar nya ya bestie

gomawoo 🙏

saranghaee ♥️

🍁🍁🍁🍁🍁