NovelToon NovelToon

Godaan Sang Pelakor

Pertengkaran

Keysha langsung melepaskan jas berwarna putih yang biasa dipakai para dokter atau yang disebut dengan legitimasi medis. Dengan langkah terburu-buru, ia meninggalkan poliklinik yang sudah selesai. Hari ini Keysha pulang terlambat, karena sebelum membuka poliklinik spesialis kandungan dan kebidanan (obygin), Keysha melakukan tindakan operasi darurat karena air ketuban pasien sudah pecah.

Ya, Keysha adalah seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan (obygin) di rumah sakit ibu dan anak swasta yang ada di kota Bandung. Prestasi Keysha sangat cemerlang di dunia kedokteran.

Meskipun keluarga Keysha berkecimpung di dunia medis, Keysha memilih menikah dengan seorang pengusaha Rubber dan manufacture. Zayyan dan Keysha bertemu saat masa kuliah dulu lewat anggota MAPALA atau mahasiswa pecinta alam. Zayyan berasal dari keluarga sederhana. Namun berkat kecerdasan dan ketekunannya, Zayyan berhasil membuka perusahaan miliknya sendiri. Hingga saat ini, banyak sekali perusahaan yang bekerja sama dengan perusahannya.

Zayyan sendiri sangat mendukung karir Keysha di dunia kedokteran, walaupun ia tahu waktu Keysha akan sangat sedikit bersamanya. Sebelum menikah, Keysha sudah memperingatkan bahwa menikah dengan dokter banyak konsekuensi yang diambil, karena waktunya akan lebih banyak tersita di rumah sakit. Dengan cepat Zayyan menyanggupi, ia sangat ingin segera menjadikan Keysha sebagai istrinya. Karena tidak mudah untuk meluluhkan gadis mungil itu, banyak sekali perjuangan yang Zayyan hadapi untuk mendapatkan cinta Keysha.

Keysha berjalan terburu-buru melewati lorong-lorong rumah sakit. Hari ini adalah perayaan ulang tahun pernikahannya yang kelima tahun. Keysha sudah terlambat 2 jam, ia pasti tahu suaminya sudah menunggu lama di restoran favorit mereka.

"Semoga Zayyan masih menunggu," Keysha melirik jam yang ada di dinding rumah sakit. Hati dan pikiran Keysha begitu berkecamuk. Keysha merasa bersalah karena ia sudah terlambat dua jam lamanya.

Keysha berlari ke arah parkiran yang diperuntukan untuk para dokter. Ia masuk ke dalam mobil SUV berwarna hitam miliknya. Keysha menembus jalanan kota Bandung dengan kecepatan 100 km/jam. Keysha harus pulang secepatnya.

"Ya ampun!" Keluh Keysha saat macet melanda. Ini memang jam sibuk karena orang-orang kembali ke peraduannya setelah bekerja.

"Aku mohon! Aku harus pulang sekarang," Keysha merasa frustasi. Ia mengeluarkan ponselnya. Keysha hendak mengabari suaminya jika ia pulang terlambat.

"Aku lupa menchargernya," Keysha berdecak saat melihat ponsel berlogo apel itu mati. Keysha mengambil charger yang ia letakan di kursi samping pengemudi. Dengan cekatan ia mengcharger ponselnya.

Keysha bersyukur jalanan kembali normal, tidak semacet tadi. Ia melajukan mobilnya menuju restoran yang berada di pusat kota. Tak sampai 20 menit, mobil Keysha memasuki tempat parkir restoran. Ia segera merapikan rambutnya, dan membaurkan lipstik di bibir tipisnya. Setelah itu Keysha menyemprotkan parfum. Supaya Zayyan tidak melihat wajah lelahnya pulang bekerja.

Keysha keluar dari mobilnya, ia menenteng tas Dior kesayangannya. Dengan langkah cepat, ia mendatangi ruang VIP yang telah dipesan Zayyan. Dengan senyum yang dihiasi lesung Pipit, Keysha membuka pintu ruang VIP.

Seketika senyum Keysha menghilang, saat melihat ruang VIP itu telah kosong. Ia hanya melihat buket bunga dan sekotak perhiasan yang berisi kalung berlian ditinggalkan begitu saja. Keysha juga melihat makanan mewah yang tak disentuh.

"Mas, apa tadi ada seorang pria yang duduk di sini?" Tanya Keysha pada seorang waiters yang berjalan di hadapannya.

"Ya, Nyonya. Tadi ada seorang pria yang sudah menunggu 2 jam di meja ini. Tapi 10 menit yang lalu beliau pulang," jawab waiters itu dengan sopan.

"Oh begitu, terima kasih infonya."

Waiters itu menganggukan kepala, dan meninggalkan Keysha seorang diri.

Keysha segera membuka ponselnya, dan menghubungi Zayyan. Namun panggilan sedang diluar jangkauan. Dengan langkah gontai, Keysha membawa bucket bunga dan kado dari Zayyan. Ia segera meninggalkan restoran itu. Zayyan sangat berbeda dengan Zayyan sebelumnya. Biasanya selama apapun Keysha terlambat, Zayyan akan menunggunya walaupun disambut dengan wajah ngambek dari Zayyan.

Keysha segera melajukan mobilnya menuju tempat tinggal mereka. Begitu sampai, Keysha membuka pintu, lalu ia melihat suaminya sedang berada di ruang keluarga

"Sayang maafkan aku, aku terlambat!" Lirih Keysha menyentuh bahu Zayyan.

Zayyan tak bergeming, ia menepis tangan Keysha dengan kasar, hingga membuat dokter muda itu terlonjak.

"Oh rupanya istri dokterku sudah pulang," sindir Zayyan seraya tersenyum meremehkan.

"Sayang, maafkan aku! Tadi ada operasi dadakan. Aku tidak bisa menolak karena nyawa ibu dan bayinya sangat kritis. Air ketubannya sudah pecah. Jika aku tidak melakukan tindak operasi, kemungkinan besar bayi yang ada di dalam kandungannya terancam mengalami keracunan," Keysha berusaha menjelaskan walaupun ia tahu suaminya sedang marah. Keysha duduk di samping Zayyan dengan tenang. Entahlah, hari ini ia merasa tidak mengenali suaminya sendiri. Zayyan sangat berbeda, biasanya Zayyan akan mudah melupakan kesalahan Keysha dan akan kembali hangat dengan mudah.

"Apa yang ada di pikiranmu Keysha? Hari ini adalah hari jadi pernikahan kita. Mengapa kau begitu egois!" Teriak Zayyan memekakkan telinga.

"Maafkan aku, tapi kau tahu alasanku. Aku seorang dokter, aku harus profesional. Niatku juga menolong pasienku. Apalagi kondisinya darurat. Tolong mengerti!" Keysha memelankan suaranya.

"Pers*tan dengan kondisi darurat. Kau selalu mementingkan orang lain, sehingga kau lupa kau juga punya kehidupan. Kau tahu aku sangat kesepian, aku butuh kamu di sampingku, bahkan aku merindukan kehadiran seorang anak!!" Bentak Zayyan berapi-api. Matanya memanas karena ia mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan.

Deg...

Mendengar kata anak, Keysha seketika terpana. Selama 5 tahun ini memang Keysha belum hamil, tapi Zayyan tidak pernah membahas atau mempermasalahkannya. Keysha pun sudah memeriksa rahimnya. Semuanya sehat. Pernah Keysha memberikan saran untuk mengambil program hamil inseminasi buatan. Namun Zayyan menolak, ia menenangkan hati Keysha bahwa Tuhan ingin mereka menghabiskan waktu berdua dulu. Tapi hari ini Zayyan mengungkit perihal anak, Keysha jadi bingung dengan pemikiran suaminya. Mengapa ia mempunyai uneg-uneg seperti itu? Mengapa ia tidak berterus terang jika Zayyan sudah menginginkan kehadiran seorang anak. Jika Keysha tahu, mungkin ia akan melakukan inseminasi buatan atau bayi tabung.

"Kenapa diam? Kau sama sekali tidak menghargai ku sebagai seorang suami!!" Amarah Zayyan masih meluap-luap.

Keysha terisak, sejak mengenal Zayyan baru kali ini pria itu membentak dan menghinanya. Ia juga merasa bersalah setelah mendengar uneg-uneg Zayyan, ia tak tahu Zayyan sangat kesepian akan kesibukan dirinya. Keysha mencoba berlapang dada, ia menggenggam lengan Zayyan lembut.

"Kau sedang emosi, tenangkan dirimu! Biasanya kau tak seperti ini," Keysha mulai bersuara.

Zayyan melepaskan genggaman tangan Keysha, ia menyugar rambutnya kasar. Zayyan melewati Keysha begitu saja.

"Zayyan kau mau ke mana? Ini hari jadi pernikahan kita. Jangan pergi!" Tahan Keysha mencekal tangan Pria yang sangat ia cintai itu.

"Jangan halangi aku!" Lagi Zayyan menepis tangan mungil istrinya. Zayyan meninggalkan Keysha yang sudah terisak dengan tangisnya.

Zayyan segera membuka mobil sport miliknya Mobil melaju meninggalkan Keysha seorang diri.

Sepeninggal Zayyan, Keysha menangis terisak. Ia tidak menyangka mengapa begitu cepat suaminya berubah.

Sedangkan di dalam mobil, Zayyan memukul-mukul stir mobil, ia merasa diremehkan oleh Keysha. Keysha sama sekali menganggap enteng dirinya. Harus bagaimana lagi ia mengerti Keysha?

Zayyan tidak bisa berpikir dengan jernih, mobilnya melewati klub malam, mobil Zayyan berhenti ditempat itu. Zayyan duduk dekat bartender, ia memesan minuman beralkohol. Hal yang sangat jarang ia lakukan. Ia hanya ingin melupakan kesedihannya saat ini.

Beberapa gelas sampanye sudah Zayyan tenggak habis, kepalanya agak pusing. Zayyan berjalan tergopoh, hampir saja ia terjatuh namun seseorang menahan bahunya.

"Zayyan?" Seru seorang wanita.

"Shella?" Zayyan mengerjapkan matanya berulang kali, kepalanya sangat berat.

Shella Arnesta adalah teman Zayyan waktu SMA, keduanya bertemu kembali saat reuni pekan lalu. Mereka dulu tidak akrab, tapi kali ini hubungan mereka dekat karena saling mengobrol di grup alumni SMA nya dulu. Shella tersenyum senang saat melihat Zayyan berada di klub ini.

"Iya ini aku Shella. Ayo aku antarkan kau pulang!" Shella memapah lengan kekar Zayyan

"Aku tidak ingin pulang," Zayn menolak.

"Baiklah, ayo mampir ke apartemenku," Shella tersenyum licik.

Keduanya berjalan beriringan menuju mobil Zayyan. Shella langsung mengemudikan mobil milik teman SMA nya itu menembus jalanan kota Bandung yang mulai lengang.

Berawal dari Reuni

Flashback On.

Zayyan tengah menghadiri acara reuni yang diadakan di sekolah SMA nya dulu. Sekolah SMA negeri yang terkenal di kota Bandung. Zayyan datang sendiri, ia sudah mengajak istrinya. Akan tetapi, Keysha menolak secara halus karena hari ini ada jadwal praktek di rumah sakit.

"Zayyan, ini bener kamu?" Sapa seorang wanita.

"Iya, kamu Shella kan? " Zayyan berusaha mengingat-ngingat paras wanita yang ada di hadapannya.

"Iya ini aku Shella. Syukurlah kamu masih ingat," Shella tersenyum hangat.

Tak dipungkiri, Shella merasa takjub dengan perubahan pada penampilan Zayyan. Jika dulu ketika SMA, Zayyan sangat kurus dan kurang terawat. Kini Zayyan sangat membuat Shella terpukau. Pasalnya tubuh pria itu sangat atletis dan tampan. Senyum manis Zayyan membuat Shella semakin salah tingkah.

Begitu juga dengan Zayyan, beberapa detik ia terpana dengan kecantikan Shella. Rambut panjang yang hitam berkilau, kulit yang kuning langsat, bibir tebal yang sangat sensual berwarna merah jambu. Namun detik kemudian, Zayyan mengingat Keysha istrinya. Wajah cantiknya terbayang di benak Zayyan, tidak ada yang bisa menandingi kecantikan Keysha. Ia harus setia pada Keysha.

Shella menulis namanya di buku hadir tamu. Ia juga menuliskan nama Zayyan di buku itu. Zayyan merasa tak asing dengan tulisan tangan Shella, ia masih ingat ada perempuan yang mengirimi surat cinta padanya ketika SMA. Tulisannya sangat persis dengan tulisan Shella, tapi tidak mungkin. Zayyan berusaha menepis pikiran yang tak masuk akal yang baru saja memenuhi isi pikirannya.

"Ayo masuk, Zay!" Ajak Shella dengan antusias.

Zayyan hanya mengangguk seraya tersenyum, mereka beriringan masuk ke dalam aula yang sudah di dekor semewah mungkin.

Zayyan memilih duduk satu meja dengan teman-teman pria sekelasnya dulu. Mereka mengobrol ringan di selingi candaan ringan.

"Hebat kamu, Zay. Bisa jadi pengusaha muda yang sukses!" Puji teman Zayyan yang bernama Lukman.

"Biasa saja, ini semua berkat dukungan istriku," Zayyan tersenyum tulus.

"Beneran hebat lho kamu ini! Usia muda sudah jadi salah satu pengusaha yang berpengaruh di Indonesia," timpal temannya yang lain.

Sementara di belakang Zayyan, Shella mendengar semua obrolan Zayyan. Ia merasa sakit hati saat mendengar Zayyan memuji istrinya. Shella sadari bahwa dirinya masih menyimpan perasaan untuk pria yang kini ada di hadapannya.

Shella sudah jatuh cinta pada Zayyan saat mereka duduk di bangku SMA. Shella sempat mengirimi surat cinta untuk Zayyan. Namun, begitu Zayyan selesai membacanya, ia tidak mencari tahu siapa pengirim surat cinta itu. Zayyan sama sekali tidak tertarik, Shella menyerah kala itu dan berusaha mengubur perasaannya.

Shella pikir perasaannya hanya cinta monyet belaka. Akan tetapi, semakin lama perasaan itu semakin kuat. Shella mendaftar di universitas yang sama dengan Zayyan walaupun berbeda jurusan. Ia semakin terobsesi dengan Zayyan, namun Zayyan sama sekali tidak pernah melihatnya ada. Hal itu membuat Shella kembali patah hati untuk ke sekian kali.

Shella menjalin hubungan dengan bergonta ganti pria untuk pelampiasan. Lagi-lagi melupakan seseorang yang kita cintai itu tidaklah mudah. Shella terkadang mengintip dan stalking semua akun medsos Zayyan. Gadis cantik itu merasa sedih saat ia mengetahui pria pujaan hatinya sudah menikah. Akhirnya Shella benar-benar bertekad untuk melupakan cinta pertamanya itu.

Namun, saat bertemu lagi dengan Zayyan, perasaan itu muncul kembali. Hatinya kembali berdebar saat menatap wajah tampan Zayyan. Apalagi sudah bertahun-tahun mereka tidak pernah berjumpa lagi. Shella tidak peduli walaupun kini Zayyan sudah mempunyai istri, ia tidak ingin mengalah lagi sekarang. Ia akan memperjuangkan cintanya. Setidaknya ia akan mencoba untuk merebut hati Zayyan.

Shella mendekati meja Zayyan, semua para pria di meja itu terpana dengan kecantikan Shella. Semakin dewasa, ia semakin pintar merawat wajah dan tubuhnya. Maka tak heran jika Shella bekerja sebagai model.

"Boleh gak aku gabung di meja ini?" Sapa Shella dengan suara yang dibuat manja.

"Boleh kok. Duduk aja, Shel!" Jawab Lukman cepat.

"Oh ya, aku mau minta no handphone kalian. Aku nanti mau bikin grup alumni angkatan kita di grup WA," Shella menyalakan ponselnya, dan mencatat semua nomor pria yang semeja dengannya. Kesempatan ini ia manfaatkan untuk mengetahui nomor ponsel Zayyan.

Senyum mengembang terukir di bibir sensual Shella saat ia mendapatkan nomor ponsel Zayyan. Kali ini Shella akan memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.

"Oh iya Zay, berapa usia pernikahan kalian?" Tanya Shella seraya menyeruput moccacino hangat yang ada di gelasnya.

"lima tahun," jawab Zayyan pendek.

"lima tahun? Waw! Kata orang, banyak cobaan di usia pernikahan yang ke lima Zayn. Apa kalian sudah punya anak?" Shella mulai bertanya ke arah Ranah yang cukup sensitif.

"Belum," ekspresi Zayyan datar. Namun tanpa mereka sadari, perasaan Zayyan menjadi hampa saat Shella menanyakan perihal anak. Jika boleh jujur, Zayyan sudah sangat menantikan buah hati. Ia ingin sekali segera mendapatkan anak. Mungkin rumah akan ramai dengan suara tangisan bayi. Zayyan juga sangat lelah terus ditanya oleh orang tuanya kapan akan memberikan cucu untuk mereka.

"Jangan ditunda-tunda, Zayn! Ingat usia kita semakin tahun semakin bertambah. Kasian anak kita. Mereka belum dewasa, tapi kita sudah tua," temannya yang bernama Faisal ikut berkomentar.

Zayyan hanya mengangguk. Tangannya memutar mutar gelas yang berisi kopi, kemudian meneguk kopi hitamnya hingga tandas. Lukman membuka obrolan baru ketika melihat wajah Zayyan yang mendadak muram. Wajah Zayyan pun kembali gembira. Mereka larut dalam obrolan yang panjang, hingga tak terasa waktu sudah mulai larut. Zayyan akhirnya pamit, ia takut Keysha sudah menunggunya di rumah.

Saat berada di tempat parkir, Zayyan melihat Shella sedang membuka kap mobilnya. Pria itu berusaha abai, namun ia tak tega. Akhirnya Zayyan mendatangi Shella.

"Ada masalah, Shel?" Tanya Zayyan yang datang tiba-tiba.

"Iya nih. Mobil aku mogok," keluh Shella seraya mengusap keringat di dahinya.

"Biar aku cek, Shel."

"Tidak usah, Zayyan. Mobilku memang suka ngadat. Maklumlah mobil keluaran tahun lama," tolak Shella cepat. Ia tidak mau Zayyan tahu jika mesin mobilnya baik-baik saja.

"Zayyan, boleh tidak aku menumpang naik mobil kamu? Aku udah telfon orang bengkel, katanya mereka bakalan datang sejam lagi. Aku takut nunggu di sini," Shella memasang wajah sedihnya.

"Ya sudah. Ayo bareng aku!" Zayyan langsung berjalan menuju mobilnya.

Shella tersenyum penuh kemenangan. Gadis itu menyusul langkah Zayyan yang lebar. Shella segera duduk di samping Zayyan.

"Zayyan, kok sabuk pengamannya susah dipasang?" Lagi-lagi Shella mencari kesempatan dalam kesempitan. Ia berpura-pura kesusahan saat memasang safelt beltnya.

"Maaf!" Zayyan mencondongkan tubuhnya, ia segera membantu Shella memakaikan sabuk pengaman. Hembusan nafas Zayyan menerpa wajah Shella. Gadis itu sangat gugup, saat aroma parfum maskulin mirip Zayyan menyeruak di Indra penciumannya. Posisi mereka sangat dekat, hingga pipi mereka hampir bersentuhan. Ingin sekali Shella mencium Zayyan, namun ia urungkan. Ia tidak boleh gegabah, ia harus main cantik kali ini.

"Makasih, Zayyan."

Zayyan hanya mengangguk, ia segera mengemudikan mobilnya menuju tempat tinggal Shella yang sudah gadis cantik itu sebutkan.

Godaan Sang Pelakor

Shella memarkirkan mobil Zayyan di parkiran apartemen tempat tinggalnya. Ia memapah langkah Zayyan yang sempoyongan.

"Keysha, kau egois sekali!! Dasar istri tak berguna!!" Racu Zayyan.

Shella hanya tersenyum tipis saat Zayyan memaki istrinya. Ia sangat senang jika rumah tangga Zayyan bersama Keysha tidak baik-baik saja. Ia akan membuat Zayyan bertekuk lutut padanya, dan meninggalkan Keysha.

Shella memasukan sandi pintu apartemennya. Gadis berambut panjang itu membantu Zayyan untuk duduk di sofa. Aroma alkohol menguar di Indra penciuman Shella.

"Ku bantu kau membersihkan diri ya? Kau berantakan sekali, Zayn!" Shella berpura-pura sedih, ia tahu Zayyan tidak mabuk sepenuhnya. Ia masih sedikit sadar.

Shella membuka kancing kemeja Zayyan. Namun tangan Zayyan menahannya. "Tidak perlu. Aku baik-baik saja.

Shella pergi ke dapur, ia memberikan air putih hangat untuk Zayyan. Ia merasa kasihan juga melihat Zayyan sangat berantakan. Shella juga membawa beberapa cemilan untuk disuguhkan kepada Zayyan.

"Sebenernya ada masalah apa, Zayyan? Berceritalah padaku! Aku ini temanmu," bujuk Shella dengan senyum tipia dibibirnya.

"Tidak ada. Hanya ada sedikit masalah," tolak Zayyan halus.

"Hei, tak perlu disembunyikan! Aku tahu kau memiliki masalah berat. Anggap saja aku ini Lukman atau Faisal. Kita bisa berbagi cerita, aku menganggapmu sahabatku, Zayn.

Zayyan menghela nafas, ia memijit pelipisnya yang berdenyut. Kepalanya terasa berputar-putar.

"Aku ada masalah dengan istriku. Aku bertengkar hebat dengannya. Tapi aku menyesal telah membentaknya."

"Memang apa awal permasalahannya?" Tanya Shella begitu penasaran.

"Aku begitu kesepian, istriku selalu mementingkan pekerjaannya. Hingga dia lupa aku ini prioritasnya. Dia selalu saja sibuk dengan pasien-pasiennya. Malam ini juga hari jadi pernikahan kami. Tapi dia datang terlambat. Aku juga ingin punya anak, namun waktu kami sangat sedikit untuk bisa berdua. Sejujurnya aku sudah sangat ingin mempunyai anak, penerus ku nanti," Zayyan menghela nafas, pertama kalinya ia menceritakan kehidupan rumah tangganya pada orang lain. Zayyan ada lah tipe pria yang tertutup. Akan tetapi, dengan Shella ia mendapatkan kenyamanan untuk bercerita.

"Kalau begitu istrimu egois. Dia harusnya sadar, bahwa dia bukan wanita lajang lagi. Dia harusnya memprioritaskan suaminya bukan pasiennya," Shella mulai memanas manasi.

"Istriku itu terlalu baik. Dia selalu berdalih menolong orang yang terluka adalah tugas utamanya," bela Zayyan

"Tapi tidak dengan menelantarkan suaminya."

"Pikirkan kebahagiaan mu, Zayyan! Kau berhak bahagia. Buat istrimu memilih dirimu atau kariernya!" Lanjut Shella lagi yang tak direspon oleh Zayyan.

Zayyan meresapi kata-kata Shella. Menurutnya perkataan Shella benar. Keysha sangat tidak menghargai dirinya sebagai suami.

"Ya sudah, istirahatlah! Kau bisa tidur di kamar tamu. Aku mau ganti baju dulu. Jika mau ganti baju, kau bisa pakai baju kakak ku di lemari," Shella tersenyum seraya membenarkan rambut Zayyan

Zayyan merasa diperhatikan saat diperlakukan manis oleh Shella. Ia menggenggam tangan Shella yang sedang membenarkan rambutnya.

" Terima kasih, Shell."

Zayyan merasa aneh saat melihat apartemen Shella yang sepi. Ia bertanya-tanya di mana keluarga Shella? Namun ia tak berani menanyakan hal yang cukup privasi kepada orang lain.

Shella berpamitan ke dalam kamar, Zayyan meminum minuman yang dihidangkan oleh Shella hingga minuman itu tandas. Namun setelah meminum itu, tubuh Zayyan merasa panas. Ia merasa ada hal yang aneh yang dirasakan oleh tubuhnya.

Shella keluar dengan memakai pakaian tidur sangat terbuka, membuat Zayyan meneguk Saliva nya. Ia merasa bergairah melihat tubuh Shella yang molek. Zayyan menggelengkan kepalanya, ia menatap langit-langit apartemen seraya memijat pelipisnya. Namun tetap saja, rasa panas di tubuhnya tidak mereda, malah rasa panas itu semakin menjadi.

Shella mengambil gelas yang sudah kosong di samping Zayyan, hingga membuat belahan payudara Shella terekspose dengan sempurna.

"Shell, aku ke kamar tamu ya? Aku ingin menumpang tidur," pamit Zayyan mengalihkan gairahnya yang sudah membara. Ia harus ingat dengan Keysha, ia tak boleh mengkhianati pernikahan ini.

"Silahkan! Aku tunjukan selimutnya," Shella menyusul langkah Zayyan ke dalam kamar, ia mengambil selimut di dalam lemari.

Zayyan mendudukan dirinya di atas ranjang. Ia melihat betis Shella terekspose dengan sempurna saat gadis itu berjinjit untuk mengambil selimut karena gaun tidurnya yang sangat minim. Lagi-lagi ia menggeleng, ia tidak boleh tergoda.

"Aww!!" Shella berpura-pura terjatuh, tubuhnya menimpa tubuh Zayyan hingga mereka jatuh terjerembab ke atas ranjang.

"Maaf," Zayyan segera bangkit, ia berjalan menuju arah mandi. Zayyan merasa begitu sangat sensitif. Namun tiba-tiba Zayyan terhuyung, ia jatuh di depan kamar mandi.

"Zayyan, tidurlah! Kau masih mabuk," Shella berlari mendekati Zayyan dan membangunkannya.

"Ya, sepertinya aku mabuk. Kepalaku sakit sekali!!" Zayyan menyentuh kepalanya yang berdenyut.

Shella berseringai, bukan mabuk. Tapi lebih tepatnya Zayyan sudah meminum minuman yang sudah ia tambahkan obat p*rangsang.

"Ayo aku antarkan kamu ke ranjang! Takutnya kamu jatuh lagi," Shella menggenggam lengan Zayyan dengan sengaja. Ia mendekat dan meniup leher Zayyan hingga terlihat kulit pria itu merasa kurang nyaman. Shella langsung memeluk Zayyan, ia menyandarkan tubuhnya di dada bidang Zayyan. Ia sudah tak tahan untuk mengungkapkan perasaannya yang sudah bertahun-tahun ia pendam.

"Shella, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku! Aku sudah punya istri. Jangan pernah menggodaku!" Zayyan mencoba melepaskan pelukan Shella. Ia merasa kaget saat Shella memeluknya seagresif ini.

"Zayyan, kamu sangat tampan! Kamu tahu? Dari SMA aku jatuh cinta padamu. Sudah lama sekali aku memendamnya. Dan malam ini hanya ada kita berdua."

"Shella, ini tidak benar!" Zayyan merasa kaget mendengar pengakuan Shella.

Tangan Shella menjelajahi dagu Zayyan, ia meraba pipi mulus pria yang ada di hadapannya. Sedangkan tubuh Zayyan makin memanas, ia benar-benar berhasrat malam ini.

"Shella, hentikan!!"

Shella tak bergeming, ia malah menjatuhkan Zayyan di ranjang yang berukuran king size itu. Shella mengukung Zayyan dengan tubuhnya.

Zayyan lagi-lagi menelan Salivanya saat dada Shella tepat mengenai wajahnya. Zayyan sudah tidak kuat untuk itu, pertahanan Zayyan roboh. Ia langsung membalikan tubuh Shella dan mencium bibirnya dengan rakus. Mendapat tidak ada penolakan dari Shella, Zayyan semakin berani dengan liar ia membuka baju Shella. Sementara Shella membalas ciuman Zayyan. Sesekali ia pura- pura mendesah untuk memancing hasrat Zayyan lebih dalam. Hingga tanpa sadar Shella pun menikmati permainan Zayyan.

Zayyan sudah tidak peduli lagi dengan kesetiannya. Ia benar-benar sudah tidak tahan. Setelah ini, Zayyan akan membayar Shella agar ia melupakan malam ini. Asal hasratnya terpenuhi malam ini juga.

"Aku milikmu, Zayyan!" racau Shella seperti sudah kehilangan akal sehatnya.

Zayyan membelalakan matanya saat mengetahui Shella masih perawan, ia berusaha menjauhi tubuh Shella.

"Kau masih perawan?"

"Tolong teruskan! Ini sudah terlanjur," Shella menggigit bibirnya.

Suara lenguhan terdengar memecah

keheningan malam. Kuku-kuku lentik mencakar punggung Zayyan bersamaan dengan ******* yang keluar dari bibir merah nan seksi itu.

Zayyan terus memompa tubuhnya lebih cepat. Bibirnya mencium penuh hasrat kepada Shella yang berada di bawah kungkungan tubuhnya. Tak lama, tubuh Zayyan jatuh di atas tubuh sang wanita. Zayyan mengatur nafasnya setelah percintaannya yang panas itu.

--------

Sementara Keysha, malam ini ia mendapatkan telepon dari rumah sakit. Dengan terburu-buru Keysha mendatangi IGD. Terlihat disana ada ibu hamil yang sedang terbaring di brangkar. Ibu hamil tersebut mengeluh karena janinnya kurang aktif bergerak.

Keysha memeriksa ibu hamil tersebut, dan ia menemukan fetal distress atau gawat janin.

"Segera siapkan operasi dadakan malam ini!" Perintah Keysha pada perawat yang mendampinginya.

Keysha memakai baju operasi, ia mulai melakukan prosedur bedah Caesar pada ibu hamil tersebut. Ia langsung lupa dengan masalahnya di rumah. Keysha benar-benar fokus saat melakukan tindakan operasi. Hingga suara tangis bayi memecahkan keheningan ruang operasi.

Keysha segera mengangkat bayi yang terlilit oleh tali pusar yang sangat kencang hingga bayi itu membiru. Keysha segera menyerahkan bayi itu kepada dokter anak yang ada di ruangan operasi untuk segera ditangani.

Dengan sigap, dokter Anak memeriksa bayi itu, dan memberikan bantuan oksigen hingga biru nya perlahan menghilang. Seketika Keysha bernafas lega.

"Syukurlah!" Keysha tersenyum lega.

Setelah menjahit perut ibu hamil yang sudah dibedah, Keysha segera bersiap-siap untuk pulang. Ia masih berharap Zayyan pulang malam ini.

"Dokter Keysha?" Sapa dokter yang cukup tampan yang bernama Dokter Andra, teman sejawatnya di rumah sakit.

"Dok, ada operasi dadakan juga?" Keysha menatap kaget kehadiran dokter Andra yang datang tiba-tiba.

Dokter Andra adalah anak pemilik dari rumah sakit tempat Keysha bekerja. Parasnya yang rupawan menjadikan ia disukai oleh dokter dan perawat yang masih melajang. Kulit putih bersih, hidung yang mancung, alis yang tebal, dan sorot mata yang tajam membuat wanita yang melihatnya selalu gagal fokus Banyak yang bercita-cita untuk menjadi istrinya. Namun sampai saat ini dokter Andra masih betah dengan statusnya sebagai pria lajang.

"Tidak, saya mau ambil barang yang ketinggalan di ruangan saya. Oh ya ini untuk kamu, Key!" Dokter Andra memberikan air botol kemasan.

"Wah dokter tahu sekali saya sedang haus. Terima kasih, Dok!" Keysha terkekeh.

"Sama-sama, Key. Kalau begitu saya pamit," Dokter Andra tersenyum, ia meninggalkan Keysha yang sedang membuka minuman kemasan botol yang diberikannya tadi.

Keysha menganggukan kepalanya, kemudian ia pun bersiap untuk segera pulang kerumahnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!