NovelToon NovelToon

Griffin Struggle’S

Hari Penyelamatan

🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

💐 HAPPY READING 💐

Di sebuah pulau terpencil di bagian ujung dunia, Arvan, Aiden dan juga Zein terlihat sangat serius memperhatikan sekitarnya, mereka masuk ke dalam sebuah Greja yang di dalamnya tengah ada sebuah pemberkatan.

Entah mengapa Arvan begitu yakin jika di dalam sanalah Cucunya Griffin yang tengah di culik itu berada.

“Aiden, Uncle harap kamu tidak lepas dari pandanganmu,” tegasnya pada keponakanya yang ikut membantu dalam misi ini.

Aiden menganggukan kepalanya mengerti, dan dengan langkah pelan serta di ikuti oleh Zein di belakangnya, Aiden dan Arvan melangkah masuk dengan memeperhatikan seluruh jamaat yang ada.

Dan ketika dirinya sampai di barisan terdepan, benar saja, ada seorang wanita yang membawa bayi berukuran kecil yang dia yakini jika itu adalah cucunya.

Ckrekk dia menarik pelatuk pistolnya dan mengarahkan kepada wanita itu, tanpa memperdulikan manusia lainya yang berada di situ.

“Kembalikan cucuku! Atau kepalamu yang akan meledak di sini!” Tegasnya pada wanita yang menggendong cucunya itu.

Namun belum saja dia mendapatkan cucunya kembali, tiba-tiba saja mereka bertiga sudah di kepung.

“Uncle awass!” Teriak Aiden ketika melihat satu orang yang menembak ke arah Arvan.

Dorr,,dorr,,dorr, suara tembakan saling bersahutan pun akhirnya terjadi, dengan lawan yang sangat-sangat tidak seimbang.

“Aiden, Zein, take care your self,” pesan Arvan kepada dua ponakanya sebelum kembali melakukan perlawanan.

Dorrr,,ddorrr, “shitt! Berani sekali kalian bermain denganku ha?” umpat Arvan yang mempersiapkan basoka miliknya.

Dan ketika dirinya belum selesai memasukan peluru dalam basoka, wanita yang sedang menggendong Griffin saat ini kabur dengan membawa bayi Griffin di tanganya.

“Shit! Jangan kabur kamu!” bentak Arvan yang langsung menatap ke arah dua ponakanya.

“Aiden, Zein cepat kalian kejar wanita itu!” perintahnya dengan tegas tanpa bantahan.

“Tapi Uncle?” jawab Zein yang khawatir jika meninggalkan Arvan seoarang diri di sini menghadapi begitu banyak musuh.

Arvan menatap ke arah Zein penuh dengan rasa percaya diri. “Uncle will be Okay, kamu bisa pergi dengan menyelamatkan Griffin, oke,” Yakinya pada Zein yang pasti akan berbuat sebaik mungkin dalam misi ini.

“Baiklah Uncle, hati-hati ya.” Balasnya yang lalu melangkahkan kakinya dengan berlari mengejar Aiden yang lebih dulu meninggalkanya.

Sedangkan Arvan kini kembali fokus lagi dengan musuh-musuh yang berada semakin banyak di sini.

Bahkan jumlah ini sangat jauh sekali di bandingkan dirinya yang hanya sendiri, namun dia teringat akan dirinya yang harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk mengembalikan Griffin di tengah-tengah keluarga mereka agar bisa kembali untuh dan hanya tinggal menunggu Albert dan Briell melewati masa kritisnya saja, mereka pasti akan kembali.

Dorrr,,doorr, boom,,boomm,boomm.

Suara tembakan beruntun yang di lontarkan Arvan sekaligus basoka besar yang memang sengaja dia ciptkan untuk kondisi seperti ini, karna satu tembakan basoka itu mampu menewaskan dua hingga tiga orang sekaligus, dan itu sangat menguntungkan pihaknya.

“Kalian mundur sekarang! Atau menunggu semuanya mati teratur,” ancamnya yang meminta lawan yang tersisah itu mundur.

Namun sepertinya otak mereka semua memang sudah rusak, sehingga mereka semua lebih memilih kematian di bandingkan harus menyerah.

Hingga tanpa di sadari salah satu dari mereka melepaskan satu tembakan ke arah Arvan, doorr, tembakan yang berhasil lolos itu mampu mengenai lengan Arvan hingga tembus ke dalam.

“Aaahhh shitt! Kalian sudah berani rupanya ya,” lirih Arvan yang merasa kesabaranya saat ini sudah habis.

Bahkan dia sama sekali tidak memperdulikan lukanya, dan terus menyerang ke arah lawan-lawanya.

Di sisi lain, Aiden dan Zein berhasil tiba di sebuah tempat yang nampak seperti lokasi penyembahan ilmu mistik.

Bahkan terlihat orang-orang yang tengah menyiapkan bahan-bahan untuk berdoa, Aiden dan Zien terus memperhatikan itu dari jauh, hingga tatapannya jatuh pada wanita tadi yang masih menggendong baby Griffin dan di letakan di atas altar penyembahan.

“Zein kita gak bisa membuang waktu lagi, cepat,” seru Aiden yang langsung keluar dari tempat persembunyianya, dan menembak secara berutal.

Doorr,,doorr,doorr, baku tembak pun terjadi kembali, namun kali ini Aiden tidak segan-segan mengeluarkan samurainya hingga menewaskan beberapa orang.

Sedangkan wanita tadi, langsung cepat mengambil Baby yang ada di atas altar dan bersiap untuk melarikan diri kembali.

Namun dengan cepat Zein menghalangi langkahnya dan merampas Baby Griffin.

“Kamu adalah seorang Ibu, tidak kah kamu mengkhawatirkan nasib ibu dari bayi ini? Apa kamu tidak merasakan bagaiamana rasanya kehilangan bayinya sendiri ha,” bentak Zein yang paling benci jika ada wanita yang hina seperti ini, yang rela menutup rasa iba kepada sesama demi keuntungan semata.

“Hissk,hisskk, maafkan saya Tuan, saya hanyalah sebuah pelayan yang di minta untuk menjaga baby ini, ampuni saya Tuan,” mohonya berlutut di kaki Zein.

“Sudah terlambat! Minta maaflah kamu kepada Malaikat di Neraka sana,” balas Zein yang langsung mengarahkan pistolnya ke arah kepala wanita itu.

Doorr,,

Satu tembakan berhasil menewaskanya seketika.

Dan di saat itu juga Arvan langsung muncul mengambil alih Baby Griffin dari tangan Zein.

“Uncle, are you okay,” kejutnya yang melihat jika lengan dan kaki Arvan sedang terluka saat ini.

Arvan menganggukan kepalanya pelan, “Uncle okey, cepat kamu bantu Aiden, lawanya semakin banyak,” seru Arvan lagi yang kini melangkah mencari tempat persembunyian agar Baby tetap aman dan tidak mendengar suara tembakan lagi.

“Griffin udah aman sama oppa ya sayang, tenang ya sebentar lagi kita akan kembali ke rumah, kita berdoa saja agar Uncle Aiden dan Uncel Zeinya bisa membunuh semua lawan itu ya Griffin ya, bertahanlah Nak, kita berjuang sama-sama, oppa mencintamu nak,” lirihnya sambil memegang tangan mungil yang kini terlihat semakin melemah.

Arvan begitu miris sekali, dia merasakan sakit hati yang begitu dalam melihat tubuh cucunya yang begitu kecil dan lemah seperti ini. “Kecil sekali cucu oppa ini, maafin oppa ya Grifiin, sehat-sehat ya,” ucapnya lagi yang kini terus memperhatikan baby yang sama sekali tidak ada pergerakan itu.

Arvan semakin merasa takut karna melihat jantung yang melemah dari cucunya, sampai Aiden dan Zein mendatanginya. “Uncle ayo kita pergid dari sini, mereka tidak akan pernah habis dan itu akan membuat kita semakin terperangkao di sini, dan lagi pemimpin mereka sampai saat ini belum ada menampakan dirinya.” Seru Aiden yang lebih baik memilih mundur saat ini, meningat kondisi Griffin jauh lebih utama di bandingkan menghabisi lawan-lawan ini.

“Ya kamu benar Aiden, lihat jantungnya semakin melemah, ayo kita pergi dan segera membawanya agar mendapatkan pertolongan.” Balas Arvan yang segera berdiri dan melangkah pergi dengan di ikuti oleh Aiden dan Zein yang bersiaga untuk menerima serangan tiba-tiba, sampai mereka aman memasuki Jet mereka yang terparkir tidak jauh dari lokasi.

Dooorrr,,ddoorrr,,ddoorr tembakan serangan tiba-tiba yang di lakukan oleh orang-orang yanv masih mengikuti mereka.

Namun beruntungnya Arvan dan Griffin sudah lebih dulu masuk ke dalam pesawat, dan Aiden berhasil menewaskan orang-orang yang mengikutinya tadi, lalu dengan cepat dia memasuki pesawat dan segera di terbangkan tanpa menunggu lagi.

“Cepatlah! Mendarat di Negara manapun yang paling dekat namun yang memiliki kualitas rumah sakit yang terbaik!” Perintahnya pada Pilot yang mengendarai Jetnya.

“Siap Lord,” balas Pilot itu dengan rasa gugup.

Tubuh Baby Griffin saat ini mulai dingin dan membiru, membuat Arvan dan yang lainya semakin panik di buatnya.

*To Be Continue. **

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*

*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘

**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*

*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*

Kondisi Griffin

🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

💐 HAPPY READING 💐

“Bertahanlah Griffin, sebentar lagi kita akan sampai di rumah sakit Nak, berjuanglah ayo berjuang.” Lirih Arvan yang membuat Aiden dan Zein menatap Griffin penuh dengan harapan.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka mengudara, saat ini mereka tengah berada di Russia, Negara besar yang paling terdekat dari lokasi kejadian.

Bahkan tidak tangung-tangung, seakan dirinyalah yang memiliki Jalanan, Arvan meminta pilot agar menurunkan jetnya tepat di hadapan rumah sakit.

Sehingga sulit bagi pilot itu melandaskan pesawatnya di daratan, karna banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, sehingga pilot itu memilih untuk mendaratkan jetnya di sebuah lapangan luas yang bisa di sebut taman, dan jarakanya juga tidak jauh dari rumah sakit itu.

Setelah berhasil mendaratkan peswatnya dengan sempurn, Arvan, Aiden dan Zein kini langsung berlari masuk ke dalam rumah sakit untuk segera mendapatkam pertolongan untuk Griffin.

“Dokter,,Dokterr,” teriak Arvan memanggil dokter agar secepatnya menangani cucunya.

Dan tak lama kemudian datanglah dua orang dokter dan beberapa suster menghampiri Arvan, bukan mereka bodoh untuk mengenali siapa pria yang sedang berteriak-teriak ini.

Dia adalah Arvan Avrizal Manopo, penguasa sekaligus pengusaha terkaya nomor 1 di dunia, bahkan tingkat kekuasaanya saja membuatnya di sebut sebagai “LORD” Dunia.

Salah satu dokter itu langsung mengambil alih Baby Griffin dari tangan Arvan, “kami akan berusaha untuk menyelamatkanya Lord, mohon di tunggu dan banyak-banyaklah berdoa untuk kesembuhanya.” Ujar dokter itu, dan langsung segera membawa Baby Griffin masuk ke dalam ruangan ICU.

Arvan dan yang lain terlihat harap cemas menunggu di luar ruangan, doa pun tak hentinya mereka panjatkan untuk kesembuhan Griffin, “Tuhan, bantulah Cucuku agar bisa melewati masa-masa sulit ini, berkatilah dia di dalam setiap hembusan nafasnya, dia adalah anak yang baik, maka berikanlah mukjizatmu kepadanya.” Doa Arvan dengan tulus di dalam hatinya.

Satu jam lamanya mereka sudah menunggu, masih belum ada tanda-tanda jika penanganan itu selesai.

Hingga 30 menit kemudian, terlihat dokter yang keluar dari ruangan itu, Arvan yang melihat Dokter keluar langsung segera menghampirinya.

“Dok, bagaiaman keadaaan cucu saya Dok?” Tanyanya dengan rasa khawatir.

Dokter tersebut terlihat mengenduskan nafasnya kasar lalu menggelengkan kepalanya. “Kita harus segera melakukan operasi Lord,” jawab Dokter itu yang mendadak membuat kaki Arvan melemah seketika.

“Aa,,ap,,-apa yang terjadi dok ? Mengapa harus sampai melakukan operasi?” tanyanya dengan pelan, tidak tau mau berfikir apa saat ini.

“Karna ususnya tidak berada di tempat semestinya membuatnya kesulitan bernafas dan lain sebagainya, kami harus melakukan operasi ini untuk meletakan kembali organ itu ke tempat semestianya Lord.” Balas dokter itu yang menjelaskan bahwa bayi sekecil Griffin sudah terkena Hernia.

Arvan semakin membisu mendengar penjelasaan itu. “Bagaimana bayi sekecil dia bisa terkena penyakit seperti itu?” tanyanya dengan lemah.

Aiden yang melihat Arvan seperti itu langsung cepat menopang Unclenya agar kuat mendengar semua ini. “Itu karna semasa di dalam perut dia ikut bernafas bersama dengan ibunya, dan ketika dia lagir ternyata organ dalam tubuhnya tidak mampu menopang pernafasanya, dan biasanya bayi seperti ini tidak akan menangis ketika dia lahir, apakah itu benar Lord?” tanya Dokter itu lagi ingin memastikan, dan langsung di jawab anggukan kepala oleh Arvan, karna dia ingat Mario pernah mengatakanya pada saat di telpon dulu.

“Jika begitu lakukanlah yang tebaik untuk Cucu ku dok, saya tidak mau menerima kegagalan, saya mau ccucuku sembuh, dan itu harus.” Tegasnya yang membuat dokter itu langsung menelan salivanya kasar.

“Kami akan berusaha semaksimal mungkin Lord, dan saya harus segera menyiapkanya,saya permisi,” pamit dokter itu, karna kondisi ini bukalah saat yang tepat untuk berlama-lama menjelaskanya.

Dia hanya perlu mengatakan intinya saja, dan lalu segera memberikan pertolangan agar Baby Griffin bisa cepat terselamatkan.

Di saat Aiden tengah sibuk menenangkan Arvan, Zein memilih untuk mengabari seluruh keluarga di Italia, agar mereka bisa datang ke sini dan memberikan dukungan pada Arvan dan khususnya Baby Griffin.

Tak lama kemudian, dokter dan suster lainya membawa baby Griffin untuk masuk ke dalam ruang operasi.

*To Be Continue. **

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*

*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘

**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*

*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*

Operasi

🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

💐 HAPPY READING 💐

Arvan yang mengikuti langkah itu, tatapanya terus terfokus pada bayi kecil yang mungkin jika di perkirakan hanya sebesar botol Aqua yang saat ini akan menjalankan operasi.

“Kasian kamu Nak, maafkan Oppa yang sama sekali tidak bisa membantumu, Oppa tidak bisa menghentikan ini semua karna operasi ini adalah satu-satunya upaya untuk bisa menyelamatkamu, jangan takut ya Grfin, oppa ada di sini cucu oppa harus kuat ya sayang, harus bisa tumbuh kuat seperti Papah mu ya Nak.” Batinya yang tak henti-hentinya menyesali keadaan ini.

“Uncle,” sapa Aiden tiba-tiba menepuk pundak Arvan yang kini berdiri menatap pintu ruang operasi itu.

Arvan menoleh sekilas, lalu kembali lagi menatap pintu tersebut, “ada apa Aiden? Jika kamu menyuruh ku untuk beristirahat, maka itu akan percuma, karna Uncle tidak akan pergi dari sini sebelum operasi ini selesai,” balasnya dengan tegas.

“Uncle harus mengeluarkan peluru itu dari tangan Uncle sebelum infeksi, ingat Uncle, jika itu infeksi dan bengkak bukan tidak mungkin jika sarafnya tidak akan berfungsi lagi, dan apakah jika sudah seperti itu Uncle bisa memberikan perlindungan untuk Baby? Dengan tangan yang mati rasa? Emang bisa,” seru Aiden yang menakut-nakuti Arvan agar mau menjalani tindakan juga.

Karna peluru yang ada di tangan serta kakinya itu harus segera di keluarkan sebelum menjadi infeksi yang berbahaya.

“Ya kamu benar Aiden, jika begitu panggil dokter dan perawat ke sini, suruh mereka mengobati ku di sini, karna aku tidak mau berpindah sedetikpun dari ruangan ini, aku ingin menunggu cucuku tanpa terlewat sedikitpun,” Tegasnya tidak ingin di bantah, membuat Aiden hanya mampu mengenduskan nafasnya kasar, lalu melangkah mencari dokter untuk mengobati dan mengelurkan peluru dari tubuh Unclenya.

Sedangkan Zein saat ini hanya terdiam menatap kea rah Arvan, “apakah jika Papah masih hidup semua kejadian ini tidaka akan pernah terjadi Uncle?” tanyanya yang tiba-tiba saja teringat akan kalimat Mario kemarin sebelum mereka berangkat.

Arvan menoleh sekilas ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu, dan mengingat sosok Lucas yang sudah 17 tahun ini meninggalkan mereka. “Papah kamu itu adalah manusia gila, dia tidak akan pernah takut pada kematian dan malah kematian yang takut padanya, dia adalah sosok dewa kematian di Bumi, dia mempunyai keahlian mata elang yang mampu melihat kesalahan dari pengkhiata yang coba mengelabuinya, bahkan dirinya lebih gesit dari seekor ular kecil, dia mampu membunuh banyak manusia dalam hitungan detik. Namun sayang, rasa bersalahnya terhadap Mamah kamu itu membuatnya jadi kehilangan arah dan menyerahkan dirinya sendiri pada kematian.” Jelas Arvan mengingat sosok Lucas yang begitu dingin dan angkuh.

Jika bisa di bilang, di saat seperti ini dirinya sangatlah merindukan Lucas, merindukan pria itu beraksi dalam sebuah perang yang akan lari ketika dirinya datang, entah kenapa Lucas begitu lihai dalam hal seperti itu, dan membuatnya aman selama berpuluh-puluh tahun lamanya dalam menjalankan bisnis perdagangan wanita, namun seperti takdir yang mempermainkan, rasa bersalah pada istri yang selama ini di siksanya, membuatnya memilih untuk mengakhiri semuanya dengan menyusul dan menyatukan cinta mereka secara abadi.

Terdengar lucu sekali, Lucas sang dewa kematian tidak pernah mengenal Cinta, namun di akhir hidupnya dia malah mengabadikan cintanya.

Mendengar cerita Arvan, Zein langsung tersenyum kecut, “seandainya Papah masih ada, aku akan selalu bangga dan tidak di hina oleh teman-temanku,” batinya yang memilih diam ketika teman sekolahnya membullynya karna tidak mempunyai papah.

Dan tak lama kemudian Aiden datang dengan di ikuti dokter dan perawat di belakangnya.

“Cepat kalian obati Uncleku dengan baik!” Perintahnya tegas.

“Baik Tuan.” Jawab dokter itu dengan hormat. Lalu melangkah mendekat ke arah Arvan yang terus memandang pintu ruangan operasi itu.

Dengan perlahan dokter itu langsung mengambil lengan Arvan yang di mana terdapat peluru di dalamnya, “permisi Lord, kami bius terlebih dahulu.” Seru dokter itu dengan pelan, yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Arvan.

“Zein kamu sudah menghubungi daddy Mario kan?” tanyanya pada Zein yang terlihat melamun saat ini.

“Ehh,,iya kak udah,” jawabnya dengan gugup.

dan semua itu di tangkap jelas oleh Aiden.

“Kamu kenapa? Jangan bilang kalo kamu mikirin ucapan teman-teman kamu di sekolah,” ujar Aiden yang langsung membuat Arvan menoleh menatap Zein.

“Apa kamu masih sering di bully Zein?” tanya Arvan yang memang mengetahui sedikit masalah itu dari Stella adiknya jika berkunjung.

“Aaahhh tidak Uncle, hanya saja mereka memang suka usil, tapi tenang Uncle, aku kan anak papah, pasti aku bisa mengatasinya,” balas Zein dengan penuh keyakinan.

Tidak terasa waktu yang mereka lewati sudah satu jam lebih, dan terlihat pintu ruangan itu terbuka menandakan operasi telah selesai di laksanakan.

Dan dengan bersamaan keluraga besar Mario dan yang lainnya datang.

“Bagaimana keadaan cucu saya dok?” Cerca Mario tanpa bernafas terlebih dahulu. Dia ingin sekali mengetahui keadaan cucu pertama di keluarga besar mereka.

“Iya dok, cucu saya baik-baik saja kan?” Sahut Eden yang juga sudah sangat cemas saat ini.

“Cepat katakan dokter!” Bentak Arvan yang tak kunjung melihat dokter itu membuka suaranya.

Alson yang sedari tadi melihat orang tua dan yang lainya pada mencerca dokter itu kini memilih menengahinya. “Kalian sabar dulu lah, bagaimana dokternya mau bicara jika kalian bentak-bentak seperti itu,” tegas Alson yang membuat semuanya diam seketika.

“Ayo dok, bicaralah,” ucap Alson lagi, namun dengan nada yang berbeda kali ini.

“Operasinya masih belum bis akita ketahui hasilnya, kemungkinan masih 30%, kami sudah berusaha Tuan, Lord namun kemungkinan untuk sembuh totalnya itu kami masih perlu melakukan observasi dan ada kemungkinan besarnya jika ini gagal, kami akan melakukan operasi kedua kalinya Lord.” Jelas dokter itu yang sontak membuat seluruhnya yang mendengar mendadak lemas.

“Aaahhheeeh hue,,huee,,hisskk,,hisks,” tangis Eden dan Jenni yang tak sanggup membayangkan baby sekecill itu harus di operasi berulang-ulang dan merasakan banyaknya tusukan di tubuhnya.

“Tuhan, cobaan macam apa ini? Kenapa tidak aku saja yang kamu hukum Tuhan? Mengapa kamu menghukum cucuku yang masih begitu kecil Tuhan, apa salahnya? Dia bahkan masih suci tak berdosa,hisskk,,hisskk.” Tangis Arvan kali ini benar-benar pecah melihat keadaan cucunya yang seperti ini.

Dia begitu lelah saat ini, belum selesai kondisi Albert dan Briell kali ini anak mereka juga ikut kritis, Arvan sangat bingung saat ini, jika dia bisa menukar harta dengan nyawa anak, menantu dan cucunya pasti dia akan menukarnya.

“Hisskk,.hisskkk,” Jenni yang melihat suaminya sedang terpuruk seperti itu, kini langsung memeluknya membawa Arvan kedalam dekakapanya.

“Huaaaa,,.” Tangis Arvan memang tak mampu terbendung lagi melihat cucunya yang seperti itu, bahkan dirinya di saat mengeluarkan peluru itu saja sangatlah sakit, apa lagi ini operasi besar yang di lakukan pada bayi sekecil Griffin, dia sama sekali tidak bisa membayangkanya.

“Kita semua harus sabar dan terus berdoa untuk kesembuhanya, yakinlah Tuhan pasti akan memberikan jalan terbaik untuknya." Seru Alson yang dia sendiri tidak tau harus berbuat apa saat ini.

Di dalam hatinya pun juga merasakan sakit yang teramat, baby Griffin adalah anak dari adiknya yang berarti adalah anaknya juga, dia sama sekali tidak bisa diam saja jika seperti ini.

Sedangkan Mario kini hanya mampu terdiam sambil memeluk tubuh istri dan dua anaknya yang juga ikut bersedih. “Kita doakan baby sama-sama ya, yakinlah jika Baby Griffin adalah keturunan yang kuat, ingatlah dia adalah putra dari Albert dan putri kita Briell, tidak ada yang tidak mungkin di Dunia ini selama masih ada kesempatannya untuk sembuh.” Ujar Mario yang tidak mau lemah saat ini, mengingat ada banyak yang mesti dia topang. Belum lagi keadaan Briell dan Albert yang masih belum tau bagaimana kelanjutanya.

*To Be Continue. **

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*

*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘

**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*

*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!