Pagi ini suasana bandara kota J, sangat bersahabat, satu orang gadis bertubuh gemuk dengan rambut panjang di kepang dua sedang berjalan ke arah ruang tunggu untuk menjemput para penumpang yang telah mendarat.
Kacamata dengan minus tebal menjadi salah satu alat bantu sang gadis tersebut untuk mencari sosok yang sedang dia tunggu.
"Kezia, hei Kezia aku disini, aku disini."
Satu laki - laki tampan mengatakan hal tersebut kepada sang gadis sambil berteriak-teriak.
Hampir semua orang yang melintas di hadapannya menoleh dan memperhatikan kepada siapa laki - laki tampan tersebut berteriak.
"Jose, ah itu Jose."
Sang gadis mengatakan hal tersebut sambil mengernyitkan dahi dan berusaha untuk melihat dengan lebih jelas apa benar Jose adalah laki - laki yang saat ini berteriak memanggil - manggil namanya.
"Iya, ini aku Jose, cepat kemari."
Laki - laki tampan tersebut kembali mengatakan hal tersebut dengan menggunakan gerakan tangan agar sang gadis segera menghampirinya.
Sang gadis yang pada akhirnya yakin bahwa laki - laki tersebut adalah Jose, segera berlari dan menghampirinya.
"Jose, aku sungguh merindukanmu."
Sang gadis mendekat dan memeluk laki - laki tampan tersebut dengan sangat erat.
"Ehemmm, boleh kau lepaskan pelukan mu dulu dari ku, ini berat Kezia."
"Ah maafkan aku Jose, aku terlalu girang mendengarkan kabar bahwa kau sudah kembali dari Belanda."
Terlihat raut wajah yang sangat bahagia dari Kezia ketika mendapatkan kabar bahwa sahabatnya Jose sudah kembali ke Indonesia dan menyelesaikan semua perkuliahannya di Negeri Paman Sam tersebut dengan baik.
"Ya, dan kau lihat aku masih tampan seperti dulu bukan?"
Jose mengatakan hal tersebut sambil merentangkan ke dua tangannya dan memamerkan otot - ototnya yang seperti atlet.
"Ya kau memang sudah tampan dari dulu Jose."
Kezia mengatakan hal tersebut sambil tersenyum dengan wajahnya yang semakin memerah.
"Ini bawakan tas ku, aku lapar, dan segera ingin pulang."
Dengan gampang Jose memberikan tas ranselnya yang berat kepada Kezia untuk di bawakan.
"Ah baiklah Jose."
Dan dengan tertatih Kezia pada akhirnya mengikuti langkah kaki Jose dari belakang.
Beban di tas ransel Jose ternyata cukup membuat ke dua kaki Kezia susah untuk berjalan.
"Kezia ayo cepat! lambat sekali kau berjalan!"
Jose yang melihat Kezia berjalan dengan pelan kembali berteriak dengan nada memerintah kepada sahabatnya tersebut.
"Iya Jose, maaf."
"Kenapa tas ini berat bagi mu?, kau tidak kuat untuk membawanya? badan mu kan gendut masa membawa begini saja tidak kuat sih."
Deg
Beberapa kata yang Jose lontarkan cukup membuat hati Kezia menjadi sangat sesak.
"Tidak, tidak Jose, tas ini sangat ringan bagiku, aku hanya sedang kebingungan saja bagaimana membawanya dengan baik."
Kezia mengatakan hal tersebut dengan menggelengkan kepalanya.
Kezia berusaha untuk mengatakan kebohongan kepada Jose agar Jose percaya bahwa apa yang dikatakan itu adalah kebenaran.
"Baiklah jika seperti itu, dimana mobil dan supir ku Kezia?"
"Ada disana, ayo kita kesana Jose."
Kezia mengatakan hal tersebut sambil menunjukkan satu tempat penjemputan dan mengajak Jose untuk segera bergegas ke tempat itu.
Dengan sekuat tenaga, Kezia berusaha membawa beban tas tersebut tanpa mengeluh di hadapan Jose.
Menjadi pemandangan yang biasa ketika Jose selalu menyuruh - nyuruh Kezia untuk melakukan banyak hal, menjadi hal yang biasa ketika Jose selalu membawa - bawa fisik Kezia ketika Kezia tidak bisa melakukan apa yang dia inginkan.
*Ternyata kau tidak pernah berubah Jose, dari dulu selalu memperlakukan aku seperti ini, ketika aku tidak bisa membantu mu, kau selalu mengatakan aku gendut, aku wanita lemah, aku wanita yang tidak memiliki tenaga.
Jose, kau memang tampan, namun perkataan demi perkataan mu ini terkadang membuat aku sakit*.
Kezia mengatakan hal tersebut di dalam hati saat dirinya berada di mobil, di samping Jose yang sudah pulas tertidur.
Tak dapat di pungkiri hati Kezia kerap kali di buat terluka dengan apa yang Jose lakukan kepadanya, namun meskipun seperti itu Kezia tetap saja akan selalu membantu Jose.
Kau tau Jose, kenapa aku tetap menjadi teman baik mu? kau Jose mengapa aku bisa bertahan dengan sikap mu yang seperti ini?
Kezia kembali mengatakan hal tersebut di dalam hatinya sambil terus memandang wajah Jose yang masih tertidur dengan pulas.
Karena hanya kau satu - satunya laki - laki yang mau berteman dengan ku, karena hanya kau satu - satunya laki - laki yang tidak pernah jijik ketika melihat ku karena teman ku hanya kamu dan karena.
Tiba - tiba saja Kezia menghentikan sendiri perkataannya dari dalam hati.
Karena mungkin aku telah diam - diam mencintai mu Jose.
Pengakuan yang luar biasa keluar dari dalam hati Kezia mengapa sampai saat ini dirinya tetap memutuskan untuk membantu dan tetap berada di samping Jose, meskipun terkadang perkataan Jose yang spontan membuatnya sakit hati.
Ada perasaan cinta yang di pendam oleh Keiza secara diam - diam, ya perasaan yang Kezia sembunyikan rapat -rapat di dalam hatinya.
*Kau tidak boleh mengetahui perasaan ku ini Jose, karena aku sangat yakin bahwa aku bukan tipe wanita idaman mu.
Aku tidak perlu untuk memiliki mu, karena dengan berada di samping mu cukup membuat aku bahagia.
I love you Jose*.
Kezia mengatakan hal tersebut dan ingin menyentuh tangan Jose, namun semua itu harus dia tahan karena tiba - tiba saja Jose terbangun dari tidur panjangnya.
"Sudah sampai ya?"
Deg
Kezia langsung melihat melalui jendela mobil dan betapa terkejutnya ketika dia melihat bahwa mobil telah memasuki halaman depan satu rumah mewah.
"Iya Jose, ayo kita turun, hari ini ibuk sudah masakan kesukaan mu."
Kezia mengatakan hal tersebut sambil turun dari dalam mobil jantungnya yang masih berdegup dengan kencang karena telah memandang wajah tampan Jose, berusaha dia sembunyikan saat ini.
Dengan cepat Kezia mengeluarkan semua barang Jose dari dalam bagasi mobil dan meminta supir untuk membantu mengangkatnya.
"Nak Jose, selamat datang kembali ke rumah."
Satu wanita paruh baya mengatakan hal tersebut sambil menyambut kedatangan Jose.
"Terima kasih bi, ku dengar dari Kezia bibi masak makanan kesukaan ku?"
"Ah iya betul nak Jose hari ini bibi sengaja memasak semua makanan kesukaan dari nak Jose."
"Bagus, aku lapar bi, ayo kita ke dapur dan makan."
"Nak Jose tidak mau menyapa nyonya terlebih dahulu?"
"Itu gampang, perut ku lebih penting saat ini."
Jose mengatakan hal tersebut kepada salah satu wanita paruh baya yang telah mengabdi puluhan tahun kepada keluarga Jose.
"Baik nak Jose, mari."
Wanita paruh baya dan Jose langsung menuju ke dapur untuk memuaskan kelaparan Jose.
Sedangkan Kezia hanya bisa melihat semua pemandangan tersebut sambil tersenyum.
"Ibu akan selalu seperti ini ketika Jose datang, aku yang anak kandungnya seakan - akan langsung di lupakan ketika Jose sudah sampai di rumah."
Kezia mengatakan hal tersebut secara perlahan sambil menggelengkan kepalanya.
Kezia dan ibunya bekerja di kediaman rumah Jose sudah sejak lama.
Ibu Kezia adalah pelayan kepercayaan dari keluarga Jose, sedangkan Kezia yang tidak melanjutkan kuliah karena terkendala biaya pada akhirnya ikut membantu sang ibu bekerja di kediaman keluarga Jose sebagai asisten pribadi dari Jose.
"Bi, ini enak sekali, sambel terasi ini astaga entah sudah berapa lama aku tidak memakannya lagi."
"Apakah di luar sana tidak ada sambel terasi nak Jose?"
"Ada bi, namun sudah berupa kemasan dan yang pastinya tidak akan seenak buatan bibi."
Jose mengatakan hal tersebut sambil sesekali menyeka keringatnya yang bercucuran karena pedasnya sambal yang saat ini dia makan dengan ayam goreng kesukaannya.
"Nak Jose nyonya berpesan setelah nak Jose beristirahat nyonya meminta nak Jose untuk menemuinya."
Jose yang sedang asyik dengan makanannya tiba - tiba saja langsung mengernyitkan dahi ketika sang bibi mengatakan hal itu kepadanya.
"Bibi yakin mama meminta aku bertemu dengannya? apakah mama masih membutuhkan aku?"
"Tentu saja nak Jose, saat ini nyonya pasti sedang menunggu nak Jose di ruang kerjanya."
"Baiklah, aku tidak mau jam istirahat ku di ganggu, aku temui mama sekarang akan lebih baik."
"Tapi nak Jose, nyonya meminta anda untuk beristirahat lebih dahulu."
"Sssst, biarkan aku yang memutuskan bi."
Dan setelah mengatakan hal tersebut Jose bangkit dari tempat duduknya dan langsung berjalan ke arah kamar sang ibu.
"Kenapa lagi bu dengan Jose? apakah Jose membuat kesal ibu?"
Kezia yang kita telah sampai di dapur langsung menanyakan hal tersebut kepada sang ibunda yang kini masih terduduk di kursi dan hanya bisa memandang punggung Jose yang semakin tidak terlihat.
"Ya nduk, nak Jose tetap saja tidak bisa berskip baik terhadap ibu kandungnya sendiri..
Wanita paruh baya tersebut mengatakan hal itu sambil menepuk - nepuk tangan Kezia yang menempel pada bahunya.
"Nduk, alangkah baiknya kau menemani nak Jose, barangkali dia membutuhkan bantuan kita."
Dan Kezia pada akhirnya hanya menganggukkan kepalanya saat sang ibunda meminta dirinya untuk masuk ke dalam ruang kerja ibunda Jose.
Dan apa yang dikatakan oleh sang ibunda ternyata betul, sesampainya di dalam, Keiza sedang melihat Jose dan sang Ibundanya bersih tegang.
"Tapi, aku sama sekali tidak mau untuk masuk ke dalam kerajaan bisnis mama!"
Terdengar suara Jose yang semakin meninggi ketika sang ibunda meminta satu permintaan kepadanya.
"Lantas apa yang akan kau lakukan setelah perkuliahan mu selesai? kau akan tidur - tiduran di rumah?"
"Kau akan menjadi pengangguran?"
"Sedangkan mama memiliki beberapa perusahaan yang membutuhkan pergantian pemimpin?"
"Apa kata orang di luar sana kepada mama ketika melihat putra semata wayangnya tidak mau untuk membantu ibu kandungnya sendiri!"
Ibunda Jose mengatakan hal tersebut dengan nada yang tak kalah tinggi dengan suara Jose.
"Sekali tidak tetap tidak, Jose akan melakukan apa yang Jose inginkan."
"Baiklah jika memang kau ingin melakukan kesenangan mu, apa yang akan kau rencanakan?"
Sang ibunda yang sudah tidak tau harus melakukan apa lagi mengatakan hal tersebut sambil melihat ke dua tangannya menunggu jawaban Jose.
"Jose akan menjadi seorang pemain film ma!"
Deg
Satu jawaban yang membuat sang ibunda dan juga Kezia kini saling berpandangan.
"Mama tidak akan pernah menyetujui mu untuk bermain film, ya sampai kapanpun itu!"
Sang ibunda yang memiliki kenangan pahit akan hal ini langsung melarang Jose dengan tegas.
"Kenapa ma? kenapa mama melarang ku? apakah hanya karena masa lalu mama dan papa? apakah hanya karena papa seorang aktor dan pernah berselingkuh dengan lawan mainnya sendiri lalu meninggalkan mama begitu saja?"
"Diam kau Jose!"
Deg
suara kencang sang ibunda sungguh saat ini membuat Kezia sangat kaget.
"Keputusan mama tetap satu, kau tidak boleh bermain film lagi!"
"Dan aku tidak mau mengikuti keputusan mama!"
Jose yang juga tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan sang ibunda memilih untuk berteriak dan meninggalkan ruang kerja sang ibunda tersebut dengan membanting pintu.
Kini hanya tinggal Kezia dan sang ibunda Jose yang masih di dalam ruangan.
"Ibu Asri, sabar bu, mungkin Jose hanya butuh pengertian dan waktu untuk bisa mengerti semua keadaannya."
Kezia yang tidak tau lagi harus mengatakan apa, kini hanya bisa mengatakan hal tersebut untuk menenangkan satu wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik.
"Terima kasih Kezia, memang hanya kamu yang bisa membuat hati ibu adem."
Wanita paruh baya tersebut mengatakan hal itu sambil menerima air mineral yang di letakan Kezia di atas meja kerjanya.
"Bu Asri itu orang baik, pasti Jose pada nantinya akan mengerti apa yang di maksudkan oleh ibu."
Kezia kembali mengatakan hal tersebut sambil mendengarkan keluh kesah sang ibunda Jose
Untuk beberapa jam ke depan Kezia memutuskan untuk tetap berada di ruang kerja ibunda Jose demi mendengarkan keluh kesahnya.
Menjelang malam, setelah selesai makan tiba - tiba saja Jose menarik lengan Kezia hingga ke parkiran mobil.
"Lepaskan aku Jose, ini sakit!"
Kezia dengan marah meminta Jose untuk melepaskan genggaman erat tangannya.
"Sssst, dengarkan aku Kezia."
Jose mengatakan hal tersebut dengan cara berbisik - bisik kepada Kezia.
"Ada apa Jose?"
"Malam ini kau ikut aku keluar."
"Keluar? malam ini? mau kemana?"
"Sssst sudah aku bilang jangan keras - keras!"
Jose kembali mengatakan hal tersebut dengan memandang tajam ke arah Kezia.
"Aku minta kau ikut aku untuk bertemu Fiona."
Deg
Satu nama wanita yang kini disebutkan Jose di hadapannya.
"Fiona? siapa dia?"
"Sudah aku tidak bisa menjelaskan banyak hal kepada mu, sekarang ayo masuk ke dalam mobil, cepat Kezia!"
Kezia yang mendapatkan nada tinggi dari Jose tidak bisa berbuat banyak kecuali masuk ke dalam mobil bersama dengan Jose dan membiarkan Jose melajukan mobil tersebut keluar dari halaman rumahnya yang megah.
"Jadi sekarang katakan padaku apa yang sebenarnya kau rencanakan Jose?"
Kezia yang masih tidak habis pikir dengan Jose kembali mengatakan hal tersebut dengan tenang.
"Aku minta kau hubungan mama, dan katakan saat ini kau dan aku sedang jalan - jalan malam, karena aku merindukan suasana disini."
"Aku? aku yang harus menghubungi ibu Asri?"
Kezia mengatakan hal tersebut untuk menegaskan apa yang harus dia lakukan.
"Ya kau, karena mama sangat percaya kepada mu."
"Katakan kepada mama saat ini kau ada bersama dengan ku."
Jose mengatakan hal tersebut sambil memberikan ponselnya.
"Cepat Kezia!"
Perkataan Jose dengan nada keras kepada Kezia pada akhirnya membuat Kezia menghubungi sang ibunda Jose dengan keadaan terpaksa.
"Baik bu Asri, saya akan terus berada di samping Jose."
Dan setelah mengatakan hal tersebut di ponsel, Kezia mengakhiri panggilan ponselnya dan menyerahkan kembali ponsel tersebut kepada Jose.
"Ini, sudah aku lakukan semua yang kau inginkan Jose!"
Kezia mengatakan hal tersebut dengan nada yang kesal kepada Jose.
"Bagus, kau telah melakukan hal yang tepat Kezia."
"Jadi sekarang kau akan membawa aku kemana?"
"Malam ini aku akan sudah berjanji akan bertemu dengan Aurel."
Deg
Hati Kezia tersentak ketika Jose kembali menyebutkan nama gadis yang tak dia kenal.
"Aurel? siapa Aurel itu Jose? mengapa aku harus sampai berbohong demi untuk kau bisa bertemu dengan Aurel?"
Kezia kembali menanyakan hal tersebut kepada Jose dengan menggelengkan kepalanya.
"Dia adalah gadis yang aku cintai saat ini."
Deg
Perkataan Jose kembali menampar wajah Kezia.
"Wanita yang kau cintai?"
Dengan tegas Kezia kembali menanyakan hal tersebut karena dirinya sungguh saat ini tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Jose.
"Ya Aurel, putri dari keluarga Darmawan."
"Darmawan? itu adalah saingan bisnis ibu Asri?"
"Ya kau betul, itu sebabnya aku meminta kau untuk berbohong kepada mama soal ini, aku sangat yakin mama tidak akan pernah merestui hubungan ku dengan Aurel apapun yang akan aku perjuangkan nanti."
Aurel yang telah mendengarkan penjelasan panjang Jose kini hanya terdiam tanpa kata di dalam mobil...
*Apakah kau begitu mencinta Aurel Jose? sampai - sampai kau harus berbohong kepada ibu kandung mu sendiri?
Bukan cuma itu, kau harus melibatkan aku di dalam kebohongan mu ini?
Apakah Aurel itu gadis yang sangat cantik? sehingga membuat mu begitu tertarik*.
Kezia mengatakan semua hal tersebut di dalam hatinya.
Saat ini Kezia mengatakan hal itu sambil memandang ke tubuhnya sendiri, tubuh gemuk yang terkadang dia kutuki sendiri.
"Nah kita sudah sampai."
Jose mengatakan hal tersebut kepada Aurel yang kini masih terdiam sambil melihat keluar dari kaca mobil.
"Tempat hiburan malam? kita akan bertemu dengan Aurel di tempat seperti ini?"
Aurel mengatakan hal tersebut sambil memandang tajam ke arah Jose.
"Ya di tempat hiburan malam ini lah aku akan bertemu dengan Aurel, kenapa apakah ada masalah bagi mu? atau jangan - jangan kau belum pernah masuk ke tempat seperti ini?"
Jose mengatakan hal tersebut dengan nada mengejek kepada Kezia.
"Iya, aku memang belum pernah masuk ke dalam tempat hiburan malam seperti ini, tugas ku sangat banyak di rumah mu, aku harus membantu ibu untuk mengurus rumah besar dan banyak pekerjaan yang lainnya."
"Kesempatan bagus, ayo cepat turun, agar kau bisa merasakan gemerlapnya dunia malam, gadis udik seperti mu tidak akan pernah menginjakkan kaki di tempat hiburan malam mahal seperti ini jika tanpa ikut dengan ku malam ini, ayo cepat turun!"
sejenak Kezia memandang tajam ke arah Jose atas setiap perkataannya.
Namun pada akhirnya Kezia hanya menganggukkan kepala dan mengikuti Jose turun dari dalam mobilnya..
Jose mengajak Kezia masuk ke dalam tempat hiburan malam untuk kelas atas, dan betapa terkejutnya Kezia dengan dunia gemerlap yang selama ini tidak dia ketahui.
"Sayang ku Jose."
Deg
Ke dua mata Kezia sama sekali tidak berkedip ketika melihat satu gadis cantik dengan kulit putih mulus mendatangi Jose dan langsung memeluknya.
Sungguh pemandangan indah bagi kaum laki - laki ketika melihat wanita ini, bagaimana tidak tubuhnya yang putih mulus nan seksi saat ini hanya di balut dress mini tanpa lengan.
"Aurel sayang, apakah kau sudah lama menunggu ku?"
Jose mengatakan hal tersebut sambil mencium kening Aurel dengan mesra.
Runtuh sudah perasaan Kezia saat dirinya melihat laki - laki yang diam - diam dia cintai mencium seorang wanita cantik di depan ke dua matanya.
"Ya hampir dua puluh menit aku menunggu mu Jose, kenapa kau datang terlambat? apakah ada masalah lagi di rumah?"
"Ya yang kau tau saja sayang ku Aurel, mamaku masih seperti yang dulu, yang akan selalu melarang hubungan kita."
Aurel yang mendengarkan penjelasan Jose kini hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Sayang, siapa wanita yang saat ini berada di samping mu?"
Pandangan mata Aurel tiba - tiba saja tertuju kepada Kezia yang sejak tadi hanya bisa terdiam, dan mendengarkan apa yang mereka berdua sedang bicarakan.
"Ah dia Kezia, anak pembantu yang bekerja di rumah ku."
Deg
Sungguh hati Kezia kembali tersentak dengan cara Jose memperkenalkan dirinya di hadapan Aurel.
"Ah ya, ya memang mirip dengan apa yang telah kau jelaskan, jadi mengapa kau mengajak wanita ini?"
"Ceritanya panjang, nanti saja kau ceritakan, malam ini aku sangat merindukanmu sayang, tidak ada gunanya juga membahas hal - hal yang lainnya lagi."
Dan setelah mengatakan hal tersebut Jose membawa Aurel ke sudut ruangan gelap yang jauh dari Keiza, ya Jose meninggalkan Kezia begitu saja di tempat hiburan malam.
Astaga Jose apa yang sedang kau lakukan di sana? mana mungkin aku juga harus mengikuti mu di dalam hal ini.
Kezia mengatakan hal tersebut sambil menepi ke arah satu tempat duduk yang kosong.
Malam hari ini hati Kezia sangat tidak tenang, bagaimana tidak, malam ini dirinya terpaksa membohongi ibu kandung Jose yang sudah begitu baik kepadanya.
Dan di malam hari pula Kezia mendengarkan satu perkataan yang tidak pantas dari Jose untuknya.
Seandainya aku tidak memiliki perasaan tersembunyi untuk mu Jose, aku tidak akan mungkin sampai rela melakukan hal ini.
Kezia kembali mengatakan hal tersebut di atas satu tempat duduk panjang.
*Sekarang bahkan aku tidak tau apa yang harus aku lakukan disini, aku tidak mungkin pulang kembali ke rumah tanpa Jose, ibu Asri bisa memberikan banyak pertanyaan kepada ku.
Tuhan, apa yang harus aku lakukan? sungguh saat ini rasanya hati ku begitu sakit dengan setiap hal yang Jose katakan ini*.
Kezia mengatakan semua hal tersebut sambil mengarahkan pandangannya ke langit - langit tempat hiburan malam tersebut.
"Halo apakah sebelah mu kosong?"
Deg
Tiba - tiba saja ada satu laki - laki berkulit putih dengan senyuman manis mengapa Kezia yang sedang melamun menatap langit - langit.
"Ah tempat ini kosong."
"Boleh aku duduk di samping mu?"
Deg
Tatapan teduh dan senyuman manis yang saat ini diberikan oleh laki - laki tersebut membuat Kezia sejenak terhipnotis.
"Ya, tentu saja boleh."
"Terima kasih."
Dan laki - laki tampan tersebut langsung duduk di samping Kezia.
"Kau datang sendiri kesini?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!