Kisah antara sepasang manusia disatukan dalam ikatan pernikahan yang sudah orang tua mereka rencanakan dari kecil.
Perjodohan ini juga bermaksud untuk mengeratkan hubungan persahabatan kedua orang tua mereka agar terus terjalin dan semakin dekat. Bukan hanya itu saja perjodohan mereka juga akan menyatukan dua perusahaan besar di negara tersebut.
Prama Artama Wirya, pria dengan sejuta pesonanya mampu membuat wanita diluar sana begitu tergila-gila pada pesona dan kharismanya. Pria ganteng dengan khas orang Asia itu sangat terlihat begitu sempurna.
Ia pria cuek, keren dan sangat penyayang kepada orang orang terdekatnya, seperti halnya keluarga yang sangat amat ia cintai. Ia juga masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang sudah dua tahun menjalin hubungan asmara.
Tapi hari ini, hubungannya dengan sang kekasih diuji disaat tiba tiba ayahnya menjodohkan ia dengan anak perempuan sahabat ayahnya. Yang memang wanita itu sudah Prama kenal sedari mereka kecil.
Karena hubungan persahabatan kedua orang tua mereka sangat begitu dekat bahkan terbilang seperti keluarga, sewaktu mereka kecil sahabat ayahnya selalu membawa anak perempuannya itu ke rumah mereka hingga membuat mereka selalu bertemu dan saling kenal.
Usia mereka Hanya berbeda satu tahun, dan saat ini Prama sudah berusia 26 tahun dan wanita itu berumur 25 tahun.
Karena Prama tidak bisa menolak permintaan ayahnya membuat ia harus menerima pernikahan itu dengan wanita yang sudah ia anggap sebagai adiknya. Ia harus terjebak dengan wanita yang sangat begitu agresif, suka semaunya. Bahkan wanita itu lebih dulu menyukai dirinya.
Jika wanita lain akan canggung disaat sudah lama tidak bertemu, beda halnya dengan wanita yang dijodohkan dengannya ini. Kylie Zoe Smith, wanita cantik seksi berkulit coklat eksotis, bermata biru kehijauan yang terkesan seksi saat dipandang, mempunyai lekukan tubuh begitu sempurna dengan pinggang kecil dan pinggul besarnya.
Lekukan tubuhnya begitu sempurna membuat ia banyak dikejar para pria bule maupun pria Asia, Kyle juga mempunyai tinggi badan 179 cm.
Ia banyak diincar oleh agensi besar yang menaungi para model papan atas di Amerika, bahkan majalah fashion ternama seperti V*g*e dan sebagainya.
Tetapi itu semua tak membuatnya tergiur ataupun terpengaruh dengan tawaran yang begitu fantastis tersebut.
Ia tidak begitu minat ataupun ingin untuk berkarir sebagai model walaupun ia sangat cocok untuk menjadi model terkenal. Ia tidak menginginkan semua itu, yang ia inginkan sekarang adalah balik ke Indonesia dan menikah dengan pria yang sudah membuatnya begitu jatuh cinta.
Kyle sudah menyelesaikan S2 nya di new York selama 5 tahun, Kyle mengambil jurusan fashion design. Dan Kyle kembali di Indonesia untuk melangsungkan pernikahan yang sudah ia impikan selama ini. Juga akan menjalankan butiknya yang sudah beberapa tahun ini ia tinggalkan, dan ia mempercayai butiknya pada bawahannya yang sudah berkompeten.
Ia tak menyangka akan menikah dengan Prama, rasanya seperti mimpi. Karena pria itu mau menerima perjodohan mereka.
Saat di Amerika Kylie sangat senang sekaligus terkejut mendengar kabar ini dari ayahnya, karena Prama yang ia kenal beberapa tahun yang lalu adalah pria yang cuek dan menganggap dirinya hanya sebatas adik tapi malah mau menerima pernikahan itu.
Rasa bahagianya begitu tak tertandingi karena ucapannya terkabulkan. Masa Bodoh dengan perasaan Prama yang mungkin saja belum mencintainya.
Yang terpenting ia memiliki dulu pria itu seutuhnya, soal cinta urusan belakangan. Menurutnya hal itu bisa ia atur memangnya siapa yang akan bisa menolak pesonanya.
Ia akan membuat pria itu mencintai dirinya, itulah janjinya selama ini.
Pagi itu di rumah keluarga Wirya, Prama sedang duduk berhadapan dengan papanya.
"Kylie sudah balik dari new York jadi kamu ngga punya alasan lagi untuk menolak pernikahan ini." Ucap Andre dengan tegas.
Prama bergeming, ia sudah menebak sang papa akan mengucapkan hal tersebut. Andre memang sudah mewanti-wanti dirinya agar mengingat perjodohan itu tetap dilakukan.
"Apa yang membuat papa ingin menikahkan aku dengan Kylie?" Tanya Prama berusaha tetap tenang.
"Papa sama mama ingin menantu dari sahabat yang sudah papa kenal baik orangnya selain menyatukan kedua keluarga besar, perjodohan itu juga mempererat hubungan keluarga Wirya dan juga keluarga Smith. Papi tau kamu masih menjalin hubungan dengan pacar kamu itu, dan papi membiarkan semua itu demi melihat kamu bersenang senang sebentar dengannya tapi untuk sekarang tidak lagi ... kamu harus putuskan dia, masih banyak pria lain untuk wanita itu.
"Papa, pernikahan bukanlah sebuah mainan Pa, Prama ngga mau nikah sama Kyle karena ngga ada cinta diantara kita, aku ngga mau nantinya Kyle yang akan tersakiti dalam pernikahan ini." Tolak nya dengan selembut mungkin.
"Papa tetap dengan pilihan papa, kamu pasti sudah tau gimana sifat Kylie bukan? karena dia tidak akan mempermasalahkan soal cinta. Cinta akan tumbuh dalam pernikahan kalian seiring berjalannya waktu. Kylie wanita cantik dan pintar, jadi untuk apa dipermasalahkan. Papa sudah mengenalnya dari kecil, dia tidak akan mengecewakan kamu." jelas papa Andre penuh yakin.
Prama memijit pelipisnya yang terasa pusing, ia tak bisa mengelak lagi. Ia tidak tahu harus mengatakan apa untuk kekasihnya Lara.
"Apa Kylie terima perjodohan ini?"
"Iyah, dia sudah menginginkan hal ini sejak lama. Bahkan dia begitu bahagia dengan kabar perjodohan ini.
Prama menghembuskan nafas berat, sejujurnya ia sangat tidak ingin dengan perjodohan ini.
"Tapi aku nggak mau Pa." Tolak nya lagi.
Mendengar penolakan putranya sontak membuat papanya membulatkan kedua bola matanya.
"Apa selama ini Papa menuntut banyak hal sama kamu? Papa hanya meminta kali ini saja terima perjodohan ini. Papa tau yang terbaik untuk kamu nak, dan papa pastikan itu." Pinta papa Andre.
Mendengar papanya yang memohon seperti itu membuat ia tak tega, apalagi dulu ia berjanji pada sang papa akan menikah dan memberikan cucu untuk beliau. Tapi yang ia maksud menikah dengan wanita yang ia cintai bukan Kyle.
Prama diam sejenak, hatinya masih dilanda kebingungan yang teramat dalam. Lara akan kecewa mendengar kabar ini.
"Prama!
"Baiklah, Prama serahkan semuanya sama papa."
Jawab Prama dengan lugas.
Andre langsung tersenyum senang mendengar jawaban putranya.
"Bagus? Kamu memang anak papa. Papa senang sekali mendengarnya." Seru Andre yang langsung memeluk tubuh putranya.
Flashback on.
Andre dan Medina yang tak lain adalah istrinya tengah berkunjung ke rumah sahabatnya yang baru saja tiba satu hari yang lalu dari Amerika, dan sudah pasti mereka adalah orang tua Kyle.
"Kapan kalian tiba kenapa baru mengabari aku kalau kalian sudah di Indonesia? Tanya Andre dengan nada antusias.
"Kemarin, itu pun tidak direncanakan. Jadi sebenarnya jadwal awalnya tuh bulan depan karena aku juga masih ada beberapa urusan pekerjaan di new York kan, ya tapi bagaimana lagi putri aku udah nggak bisa sabar dan maksa cepat cepat untuk ke Indonesia." sahut Axel sambil menggelengkan kepalanya mengingat rengekan Kyle.
"Mungkin aku juga akan menetap disini beberapa tahun." Sambungnya lagi.
"Akhirnya kamu akan menetap beberapa tahun di Indonesia." Sahut Andre pada sahabatnya itu.
"Ya mau bagaimana lagi, istri aku udah rindu sama tanah kelahirannya. Apalagi setiap hari dia selalu merengek untuk menetap di sini." Kedua pria bule dan Asia itu tergelak bersama-sama.
"Oh iya, apa Kylie juga sudah ikut kesini? Sudah lama sekali dia tidak ke Indonesia sejak memutuskan pergi menempuh pendidikannya di Amerika. Pasti dia sudah menjadi wanita yang sangat cantik sekarang." Imbuh Medina istri Andre.
"Iya, Kylie juga akan tinggal disini. Dia baru saja menyelesaikan S2 nya di new York." sahut mami Laura.
"Yang benar? Wah ... Hebat sekali." puji Medina dengan wajah senangnya.
"Kita juga dengar kalau Prama sudah memimpin perusahaan, apa benar?"
Medina dan Andre tersenyum. "Iya, dia yang mengambil keputusan itu setelah menyelesaikan pendidikan bisnisnya."
"Itu bagus untuk seorang pria, karena Prama juga tidak beda jauh dengan kamu yang punya sifat pekerja keras dan ambisius." ucap Axel terkekeh.
Ditengah-tengah perbincangan mereka tiba-tiba suara sepatu terdengar dari arah tangga dan menampakkan seorang wanita cantik yang turun dari sana dengan begitu elegan.
"Kyle, come here. There's Uncle Andre and Aunt Medina here (Kylie, kemarilah. Ada Om Andre sama tante Medina disini)." Ucap Laura pada putrinya itu.
Wanita itu berjalan mendekati empat orang paru baya di sana.
"Hi future mother-in-law and father-in-law, how are you Have the invitations been sent out? ( Hai calon mama mantu dan calon papa mantu, apa kabar? Apa undangannya sudah disebarkan?" kata Kylie dengan candaan.
Hal itu sontak membuat kedua pasangan baru baya itu tergelak. Kylie memang tidak pernah berubah, sifatnya tetap Kylie yang dulu.
"Kylie what are doing!" Tegur maminya. Yang ditegur malah tersenyum tanpa dosa.
"I'm sorry mommy, Kylie cuman bercanda kok." Kylie lalu mendudukkan dirinya disofa.
"Ngga pa-pa kok, kita malah senang karena Kylie tetap seperti dulu. Suka bercanda kalau ketemu." sahut medina dan dibenarkan juga oleh suaminya.
"Iya kita malah senang." sahut papa Andre.
"Sudah lama sekali kita tidak ketemu, Kylie bahagia banget bisa ketemu lagi sama kalian." sahut Kylie dengan sangat amat sopan.
"Terimakasih Kylie, kamu sangat cantik banget sekarang. Sini duduk di samping Tante." Pinta Medina pada putri sahabatnya tersebut.
Kylie pun berpindah duduk di samping calon mertuanya.
"Apa kabar nak? Bibi dengar kamu baru aja menyelesaikan S2 kamu di Amerika."
"Iya Tante, aku baru lulus S2." Jawab Kylie yang membenarkan ucapan Medina tadi.
"Kamu kuliah ambil jurusan apa nak?" Tanya Andre kali ini.
"Aku mengambil jurusan fashion design, Om."
"Itu sangat luar biasa, kamu sudah cantik pintar pula. Pasti banyak lelaki yang sangat terkagum-kagum sama kamu." sela Medina.
"Hahaha Tante bisa saja, aku malah nungguin Prama buat nikahin aku." Jawab Kylie tanpa malu sedikitpun diselingi tawa kecilnya.
"Prama memang akan menikahi kamu, iyah kan pa?." Sahut Medina menatap kearah Andre.
"Iya dan itu sudah pasti." sahut suaminya sambil tersenyum. Kylie hanya tersenyum kecil mendengar perkataan sahabat orang tuanya. Mereka pun berbincang-bincang bersama-sama, menceritakan semua hal yang mereka lalui satu sama lain.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Kylie Zoe binti Axel Smith dengan maskawin tersebut, dibayar tunai.” ucap Prama dengan satu tarikan nafas.
"Bagaimana para saksi, sah?"
"Sah .... ucap para tamu secara bersamaan.
...Lalu kemudian mereka memanjatkan doa untuk kedua pengantin tersebut atas pernikahan mereka....
...Kylie begitu lega karena pernikahan mereka akhirnya berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan sedikitpun. Ia diam diam menarik bibirnya kebelakang membentuk sebuah senyuman....
..."Akhirnya kamu jadi milik aku juga." batinnya bahagia....
...Meskipun pernikahan ini atas dasar perjodohan orang tua mereka dan bahkan Prama mungkin saja terpaksa menerima pernikahan ini, tetapi Kylie berjanji pada dirinya untuk menjalani bahtera rumah tangga mereka walaupun cintanya belum terbalaskan oleh pria yang sudah menjadi suaminya itu....
...Seusai pesta pernikahan Kylie dibawa terlebih dahulu oleh Axel dan juga Laura ke rumahnya, ada beberapa hal yang ingin mereka sampaikan pada putrinya itu....
...Sedangkan Prama langsung pulang ke rumahnya yang memang sudah ia beli dua tahun yang lalu, ia juga dihadiahkan orangtua serta mertuanya rumah sebagai hadiah pernikahan mereka tetapi Prama menolaknya dengan alasan ingin tinggal saja di rumahnya bersama Kylie. ...
...Oh iya sebenarnya tadi Kylie juga sempat mengajak dan memaksa Prama untuk ikut bersamanya ke rumah mertuanya, tetapi Prama menolak dengan beralasan ada hal yang harus ia kerjakan malam ini....
...Kylie pun tak bisa memaksa, ia mengerti jika suaminya butuh waktu untuk menyesuaikan ini semua. Mungkin Prama masih canggung dengannya setelah terpisah beberapa tahun, jadi Kylie mencoba memaklumi hal itu....
Keesokan harinya
...Prama diperintahkan oleh papanya untuk menjemput Kylie di kediaman Smith dan kini lelaki itu tengah mengemudikan mobilnya menuju rumah sang mertua. Sekitar satu jam perjalanan akhirnya Prama sampai di kediaman Smith, ia pun keluar dari mobil dan menekan bel rumah....
...Ting tong...
...Tak lama pintu pun terbuka dan menampakkan seorang wanita paru baya, yang sudah bisa Prama tebak jika wanita itu adalah pekerja di rumah mertuanya....
"Selamat datang Den, silahkan masuk." Ucap pelayan itu sambil membukakan pintu selebar lebarnya. Prama pun masuk dan duduk di ruang tamu, ia menatap ke-sana kemari melihat foto foto yang terpasang di dinding ruang tamu itu.
...Terlihat foto masa kecil Kylie yang sedang memegang boneka Barbienya, juga foto keluarga dan foto wisuda Kylie terpampang di dinding ruang tamu tersebut. Banyak sekali foto foto penuh kenangan terpajang rapi di-sana. ...
...Tanpa sadar Prama menarik sudut bibirnya kebelakang saat kembali melirik kearah bingkai foto masa kecil Kylie yang sangat terlihat imut....
"Prama? Tenyata kamu sudah sampai, maaf membuatmu menunggu nak" Ujar Laura pada
menantunya tersebut hingga membuyarkan Prama dari lamunannya.
"Tidak apa mam, aku juga baru aja sampai." Prama menyalami Laura saat perempuan itu mendekat dan duduk di hadapannya.
"Oh iya dimana Papi, mam?" tanyanya mencoba basa-basi.
"Papi sudah ke kantor dari jam tujuh pagi, ada meeting penting katanya." ucapnya tersenyum.
"Apa kamu sudah sarapan? Kebetulan Mami lagi masak banyak menu makanan hari ini." ucap Laura menawarkan menantunya.
"Maaf banget mam, tapi Prama udah sarapan saat mau ke sini." Prama menolak dengan sopan sambil tersenyum ramah.
"Ya udah ngga pa-pa. kalau gitu Mami panggil
Kylie dulu ya, di kamar." Prama mengangguk dan membiarkan mertuanya itu memanggil sang istri di kamar.
...Cukup lama Prama menunggu sampai akhirnya...
mertuanya turun bersama Kylie, dari jauh pun Prama bisa melihat betapa sempurnanya seorang Kylie, wanita itu bukan hanya cantik dan seksi, tapi juga pintar dalam segala hal.
...Tapi sayang, dihatinya masih belum ada cinta untuk wanita itu, ia masih memikirkan kekasihnya Lara yang masih ia cintai....
"Maaf ya, udah buat kamu nunggu lama." Ucap Kylie yang sedang berjalan sambil menarik koper yang berisi baju-bajunya.
"Ngga pa-pa, sini biar aku yang bawa koper kamu." Prama berinisiatif bangkit dari duduknya dan merebut koper itu dari tangan sang istri.
"Kalian mau pergi sekarang?" Tanya Laura dengan raut wajah sedih.
"Iya mi, Kylie harus beres beres keperluan Kylie disana. Mami jangan khawatir kita akan ke sini kapanpun kalian minta." Kylie berusaha membuat Mami nya tenang dan tidak bersedih.
"Ya udah kalau begitu, Prama mami titip putri kesayangan Mami ini sama kamu, ya nak." ucapnya sambil beralih menatap menantunya.
"Iya mam, Prama akan jagain Kylie." ucapnya sambil tersenyum.
...Kemudian mereka berdua bersalaman dengan Laura setelah itu melangkah keluar menuju mobil Prama yang sudah terparkir di depan. Keduanya memasuki mobil Prama hingga kendaraan tersebut keluar dari pekarangan rumah mami Laura....
*
*
*
...Didalam mobil mereka Prama diam tak bersuara, membuat Kylie memutuskan untuk memulai pembicaraan. Prama masih merasa canggung dengan istrinya apalagi ia pria yang tidak suka banyak bicara bisa dibilang ia pria cuek dan introver. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun mereka hanya berduaan. ...
...Jika dulu mereka sudah sering bertemu jadi Prama tidak canggung. Tapi mengingat ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun mereka berduaan membuat ia merasakan kecanggungan itu....
"kamu mau mampir dulu ke suatu tempat mas?" Tanya Kylie memecahkan keheningan diantara mereka.
"Nggak." Jawab Prama singkat.
Kylie pun menganggukkan kepalanya.
"Memangnya kamu mau mampir ke suatu tempat?" Ucap Prama yang balik bertanya pada Kylie, sembari melirik sebentar lalu kemudian menatap kedepan.
"Hmm .... ngga deh kak, kita langsung pulang aja." ucapnya setelah berpikir sebentar.
*
*
*
...Sesampainya di rumah. Prama dan Kylie pun langsung masuk ke dalam dengan Prama yang membawa koper istrinya. Lelaki itu melangkah ke arah pintu kamar mereka dan berhenti tepat di depan pintu tersebut....
"Ini akan jadi kamar kita berdua, sebenarnya masih ada banyak kamar disini. Tapi kalau kamu mau berpisah kamar dengan aku, aku akan–"
"Kita akan tidur sekamar, nggak pake alasan." Kylie langsung memotong ucapan suaminya tersebut dengan tersenyum senang.
...Sementara Prama bergeming mendengar penuturan istrinya, ia pun mengangguk dan membukakan pintu kamarnya, mereka lalu masuk ke ruangan tersebut....
...Kylie tersenyum melihat isi kamar barunya dan sang suami, warna bercat abu gelap itu semakin membuat kamarnya berkesan mewah....
"Aku akan ke ruang kerjaku dulu." Kylie mengangguk dan membiarkan suaminya keluar.
"Waktunya beres beres, ayo Kylie semangat! kamu sudah menjadi istri dari seorang Prama Artama Wirya."
Kylie terkekeh pelan.
...Ia pun langsung membereskan barang-barang didalam kopernya dan memasukan baju bajunya ke dalam lemari, menatanya dengan rapi. ...
...Sedangkan di ruang kerja, Prama kembali menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, ia masih sedikit canggung jika bertemu dengan Kylie. ...
"Hah, kenapa aku bisa secanggung ini sih, Padahal kita udah kenal lama." gerutunya pelan.
"Tapi kenapa dia malah biasa aja ya? Apa Kylie ngga rasa canggung ketemu sama aku? Mungkin aku lupa kalau Kylie memang sifatnya kaya apa." batinnya sambil mengusap wajahnya frustasi.
...Bukan tanpa alasan ia membatin seperti itu tapi karena ia tahu bagaimana sifat Kylie, ia tidak akan malu ataupun canggung dengan dirinya mengingat wanita itu mempunyai sifat tak mau tahu dan terkesan santai dengan sesuatu hal....
...Saat ia sedang asik dengan pikirannya, bunyi telepon dari balik saku celana mengalihkan perhatiannya. Ia kemudian meriah benda tersebut tertera nama sayang di layar hpnya. Siapa lagi jika bukan kekasihnya Lara....
...Prama menghembuskan nafasnya berat. Belum juga rasa gugupnya hilang, lara kekasihnya malah menelponnya. ...
"Halo sayang, ada apa?" ucapnya berdiri dari duduknya lalu melangkah kearah jendela ruang kerjanya, menatap kebawah dimana taman belakang yang dipenuhi banyak bunga lavender.
Lara mengerutkan keningnya bingung diseberang sana saat mendengar nada suara Prama yang terdengar kesal. "Kok kamu nanya gitu sih, memangnya aku ngga boleh nelpon kamu?" tanyanya dengan nada tidak suka.
"Bu-bukan sayang, siapa yang bilang kamu ngga boleh nelpon aku?" ucapnya cepat saat menyadari nada bicaranya terdengar kesal.
"Ya terus tadi apa? Nada bicara kamu aja kayak kesal gitu saat jawab panggilan dari aku." ucapnya dengan suara terdengar sendu.
"Sayang ... aku ngga kesal sama kamu, aku cuman lagi banyak kerjaan aja makanya sedikit kesal." ucapnya berbohong.
Mendengar itu lara langsung percaya dan sedikit perihatin. "Kamu mau aku rumah ngga? Biar temanin kamu kerja." ucapnya menawarkan.
"Ah ... ngga usah ini juga udah selesai kok." sela nya cepat. Bisa gawat jika pacarnya itu ke rumahnya disaat sedang ada Kylie di rumah mereka.
...Sudah dipastikan Kylie tidak akan membiarkan lara pergi begitu saja dari rumah ini....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!