Di sebuah gedung akan di adakan sebuah pesta pernikahan,suasana di dalam gedung sudah ramai para tamu yang hadir,termasuk dari keluarga,sahabat dan para tetangga yang mereka undang.
Di dalam sebuah kamar,seorang wanita sedang di rias oleh para MUA,wanita tersebut terlihat sangat cantik dengan balutan kebaya putih yang pas di tubuh nya.
"Subhanallah,nona sangat cantik sekali,bahkan kami melihat nya sangat terpesona"puji seorang penata rias.
Wanita itu tersenyum malu,karna sebenar nya ia juga merasa pangling dengan wajah nya sendiri.
"Terima kasih,mbak bisa aja"jawab wanita itu dengan tersenyum.
Selesai di rias,wanita parubaya datang menghampiri putri nya.
"Massa Alloh,kamu cantik sekali,bunda sampai pangling liat nya"ucap wanita parubaya yang menyebut diri nya bunda itu tersenyum bahagia.
"Bunda"panggil wanita muda itu dengan mata berkaca-kaca.
Melihat putri nya akan menangis,ia segera memeluk nya.
"Sst,jangan menangis,nanti make up nya luntur, kan sayang,udah susah susah loh"ucap bunda,namun tak bisa di pungkiri,dirinya pun merasa sedih,karna sebentar lagi,ia harus melepas dengan putri nya.
"Bunda"rengek nya,sambil mengeratkan pelukan nya.
"Nayra,putri ibu,nanti setelah kamu menikah,kamu harus menghormati dan mematuhi suami mu,layanilah suami mu dengan baik,jangan sekali-kali kamu melawan,jika ada masalah,bicara kan dengan baik baik"nasehat bunda pada putri nya.
Mendengar nasehat bunda nya,membuat Nayra meneteskan air mata nya.
"Baik,bunda"jawab nya parau.
"Bunda tau,kamu gadis yang baik,bunda berdo'a,semoga pernikahan mu samawa,bunda tidak bisa memberi apa pun pada mu,bunda hanya bisa mendo'akan kalian,sebagai anak anak bunda"ucap bunda,dengan terisak,meski sudah di tahan,tapi tetap saja,tangisan itu pecah begitu saja.
Mereka berpelukan sangat erat,sampai ada seseorang yang membuka pintu.
"Nayra"teriak beberapa gadis memanggil nama mempelai wanita.
Bunda dan Nayra mendengar itu,kaget dan seketika pelukan mereka terlepas.
"Ya tuhan,anak anak ini,kalian ini kebiasaan"omel bunda,di balas cengiran oleh mereka semua.
"Amel,Tia,dan kau Friska,apa kalian tak malu berteriak di depan pintu,kalian itu memang pembuat onar,selalu saja"gerutu Nayra,namun semua teman teman nya hanya menyengir tanpa dosa.
"Sudahlah,bunda keluar dulu,kalian bicara dulu,sebelum acara di mulai."ucap bunda dan segera keluar dari kamar itu.
Sampai nya di luar kamar,bunda bertemu dengan ayah Darma,ayahnya Nayra dan suami nya bunda.
"Oh ya,kalau ada yang nanya,siapa nama bunda nya Nayra,othor kasih nama bunda Nita.
"Bun,apa sudah selesai di rias nya?"tanya ayah berjalan mendekat tak lupa dengan tersenyum.
"Sudah selesai,hanya saja,teman teman nya datang,dan mereka sedang mengobrol"jawab bunda lembut.
"Huft,padahal ayah ingin mengobrol sebentar dengan putri ku itu."ucap ayah setengah mengeluh.
"Ya ampun ayah,kalau mau mengobrol ya tinggal samperin aja,sama anak sendiri juga"ucap bunda sambil geleng geleng kepala.
"Iya juga ya"celetuk ayah dengan senyum bodoh nya.
"Ayah,,ayah,sudah mau punya menantu,tapi kelakuan nya itu loh,gak berkurang kurang."keluh bunda dengan nada bercanda nya.
"Loh bunda ko ngomong gitu,ini itu udah dari dulu nya loh,masa bunda gak tau sih,padahal kan itu yang bikin bunda jatuh cinta sama ayah"ucap ayah dengan mengedipkan mata nya sebelah,sedangkan bunda,hanya mendengus kesal.
"Terserah ayah aja lah,bunda mau ke bawah dulu"ucap bunda dan bergegas pergi.
"Bunda,kok buru buru pergi"teriak ayah,karna sebenar nya ayah belum selesai menggoda bunda.
Karna bagi ayah,menggoda bunda,menjadi kebahagian nya sendiri,membayangkan itu membuat ayah senyum senyum sendiri.
Dor
"Astaghfirullah"kaget ayah.
"Hihihi"
"Kamu ini,kenapa ngagetin ayah"omel ayah pada nak bungsu nya.
"Ya habis,ayah senyam senyum sendiri,apa mungkin ayah sudah gila ya"ucap nya se enak jidat.
Plak
"Kau ini sembarangan saja,emang kamu mau punya ayah gila"ucap ayah dengan kesal.
"Ya,kalau memang begitu, bagaimana lagi,aku kan tinggal cari ayah baru lagi."celetuk Adnan membuat ayah ngambek.
"Apa kau bilang,kau mau jadi anak durhaka hah,menyumpahi ayah gila"ucap ayah sambil memukul kepala Adnan dengan keras.
"Aduh,ayah jangan keras keras iih,kan sakit"ucap Adnan,sambil mengusap kepala nya.
"Lagi pula siapa yang nyumpahi ayah gila"ucap Adnan,membuat ayah semakin kesal.
"Kau"ucapan ayah terpotong karna seseorang memanggil nya,kalau acara akan segera di mulai,dan menyuruh nya untuk sekalian membawa Nayra ke bawah.
Ayah segera masuk kedalam kamar yang di tempati Nayra dan teman teman nya.
"Nayra,ayo sekarang turun ijab nya akan di mulai"ucap ayah melihat ke arah Nayra.
Nayra yang sedang berbicara dengan teman teman nya melihat ke arah ayah nya,ia melihat mata ayah nya sudah berkaca-kaca,namun dengan segera ayah memalingkan wajah nya agar tak terlihat oleh putri tercinta nya.
"Ayah"panggil Nayra pelan,dan berjalan menghampiri ayah nya.
Mendengar nama nya di panggil,ayah segera mengerejap kan mata nya beberapa kali.
"Iya"jawab ayah melihat ke arah Nayra.
"Ayah sedih?"tanya Nayra,di balas gelengan oleh ayah.
"Apa ayah,tidak mau memeluk putri ayah ini?"tanya Nayra dengan bibir bergetar.
Ayah tak dapat menahan air mata nya ia segera memeluk Nayra,sedangkan Nayra sudah menangis terisak.
"Ayah bahagia,karna sebentar lagi ayah akan menikahkan putri cantik ayah"ucap ayah dengan lirih.
"Ayah tak dapat berkata kata lagi,mungkin tadi sudah di wakilkan oleh bunda"ucap ayah sambil tersenyum.
Melihat ayah nya tersenyum membuat Nayra pun ikut tersenyum.
"Ayah hanya mau bilang,kamu sangat cantik"ucap ayah membuat Nayra memeluk ayah nya kembali.
Nayra tak dapat berkata kata lagi,ia seakan bisu,untuk berkata kata,hanya saja dalam hati nya berkata,ia ingin suami nya nanti,mempunyai sifat seperti ayah,ia kagum dengan rumah tangga orang tua nya,mereka sangat jarang sekali bertengkar,bahkan sejauh ia hadir di antara mereka,ia jarang sekali mendengar mereka bertengkar,meskipun bertengkar,lima menit kemudian mereka akan akut kembali.
Sedikit berbicara tentang keluarga Nayra.
Keluarga Nayra,termasuk keluarga berada,meski tak kaya,hanya saja mereka tak kekurangan dalam masalah materi,bahkan bisa di bilang cukup,bahkan orang tua nya sanggup membiayai sekolah anak anak nya sampai kuliah.
Pekerjaan ayah Darma nyaitu seorang dosen di perguruan tinggi,dan ibu nya mempunyai toko kue yang cukup besar.
Ayah dan bunda mempunyai dua orang anak,pertama Nayra dan ke dua Adnan,mereka selisih umur tiga tahun.
Sekarang umur Nayla 24 tahun dan Adnan 21 tahun.
Nayra bisa di bilang anak yang cukup cerdas,bahkan ia kuliah hanya mengandalkan dari beasiswa.
Nama ayah: Gunadarma
Nama bunda: Nita Anggraeni
Nama lengkap Nayra: Nayra Kartika
Nama lengkap Adnan,adik nya Nayra:Adnan Gunadarma.
Teman teman nya Nayra.
Amel Putri
Tia Prameswari
Friska Prayoga
Setelah puas berpelukan,ayah melepaskan pelukan nya,ia menatap wajah cantik putri nya sebagai seorang ayah ia merasa berat melepaskan sang putri.
"Ayo Nak,kita turun calon suami mu sudah menunggu"ajak ayah,Nayra tak menjawab ia hanya menganggukan kepala nya.
"Ayah,ayo cepat biarkan kak Nayra bersama teman teman nya,kalau ayah kita ke bawah sekarang"ajak Adnan pada ayah.
"Baiklah"ucap ayah dan ikut bersama Adnan,sedangkan Nayra ia tinggalkan agar menyusul di belakang.
"Kalian harus bawa putri ayah sampai selamat,kalau tidak ayah tidak akan kasih kalian kue lagi"ancam ayah dengan nada bercanda,sambil melihat ke arah teman teman Nayra.
"Siap Jendral"ucap mereka serentak sambil hormat.
"Saya percaya pada kalian"ucap ayah tegas seperti para Jendral TNI.
Adnan yang sudah kesal langsung menarik tangan ayah nya.
"Ayah itu di situasi begini masih saja bercanda gak tau tempat banget deh"gerutu Adnan.
Plak
"Awws"ringis Adnan karna punggung nya di pukul ayah.
"Kamu itu ayah mencoba mencairkan suasana kau tak lihat wajah kakak mu yang sedang gugup"omel ayah membuat Adnan cemberut.
"Iya ya tapi kan gak usah mukul juga pukulan ayah itu sakit tau"gerutu Adnan.
Sampai di tempat ijab mereka berdua terus saja berdebat,entah apa yang mereka perdebatan sampai suara bunda menghentikan perdebatan mereka.
"Kalian akan sampai kapan berdebat,apa kalian gak malu?"geram bunda menatap dua orang yang berbeda usia tersebut.
"Maaf bunda."ucap ke dua nya.
"Kebiasaan"omel bunda.
Terlihat di tempat ijab seorang pemuda yang cukup tampan sedang duduk di depan penghulu,ia terlihat gugup sampai sampai wajah nya pucat.
Beberapa kali ia menarik nafas panjang bahkan sesekali ia minum dengan tergesa.
"Tenanglah Nak,semua akan baik baik saja"ucap ayah nya menenangkan.
"Ya,,tapi pa"ucapan nya terpotong karna ibu nya datang.
"Kapan acara nya di mulai?"tanya ibu si pria bertanya.
"Kita tunggu mempelai wanita nya dulu"jawab ayah nya.
"Aah mama udah gak sabar pingin liat mantu mama,pasti ia cantik kan?"tanya mama nya dengan raut bahagia nya.
"Tentu saja,menantu kita pasti cantik"jawab suami nya tak kalah bahagia.
Tak lama terdengar suara sepatu high heels melangkah,mereka semua melihat ke arah suara tersebut.
Semua orang terpaku melihat sang pengantin wanita yang begitu cantik bahkan make up yang tipis.
Suara pak penghulu membuyarkan ke terpesonaan mereka.
"Baik acara akan kita mulai"ucap pak penghulu.
Sekali,dua kali selalu salah menyebut nama mempelai wanita membuat semua orang tegang.
Namun bunda merasa ada yang salah dengan calon menantu nya ini,entah firasat atau apa tapi saat pertama mengucapkan nama putri nya ia mendengar kalau yang di sebut itu bukan nama putri nya,melainkan nama orang lain bahkan dengan lancar.
Sampai akhir nya ijab yang ke tiga kali benar membuat semua orang yang tadi di buat tegang seketika lega.
Setelah pengucapan kata sah dan akan berdo'a,tiba tiba seorang pria paru baya datang membuat suasana di dalam sana berubah tegang kembali dalam sekejap.
"Berhenti"teriak pria paru baya itu lantang.
Semua orang yang di sana menatap heran pada pria tersebut.
Kerabat dari ayah datang dan menghampiri nya,ia bertanya dengan baik baik.
"Maaf,anda ini siapa ya,atau ada keperluan apa?"tanya paman dari Nayra.
Pria itu masih tak menghiraukan pertanyaan dari paman,masih dengan keadaan yang marah dan dari pakaian nya terlihat kacau.
Namun,karna di ajak bicara dengan baik baik dan tak di ladeni dengan marah marah juga,akhir nya pria tersebut lunak dan mau berkata.
"Saya ke sini mau mencari menantu saya,karna istri nya sedang di rumah sakit..hiks"ungkap nya dengan berlutut di bawah dan menangis.
"Putri ku terjatuh dari tangga dalam keadaan hamil dan sekarang sedang berada di rumah sakit,kondisi nya kritis"ungkap nya lagi,membuat orang orang yang mendengar pun merasa iba.
Ayah yang melihat itu tak tega ia menghampiri pria itu dan memaksa nya berdiri ia mengajak duduk di kursi yang dekat di sana.
Ia membayangkan bagaimana,kalau itu menimpa putri nya,ia pasti akan sama seperti pria di depan nya ini apa lagi seperti nya ayah dan pria itu seumuran.
"Man,ambilkan minum"titah ayah pada adik nya dengan sigap paman mengambilkan air dan memberikan nya pada ayah.
"Tenanglah pak minum lah agar tenang"bujuk ayah sambil menyodorkan gelas yang berisi air itu.
Pria itu menerima nya,ia meminum nya hampir habis hanya menyisakan seperempat nya saja.
"Alhamdulillah"ucap ayah melihat pria itu sudah kembali tenang.
"Terima kasih"ucap pria paru baya itu di balas anggukan oleh ayah.
"Sekarang saya mau bertanya,siapa nama anda?"tanya ayah sopan.
"Nama saya Deri,tuan"jawab nya dengan sopan juga,mendengar itu ayah tersenyum.
"Nama saya Gunadarma,panggil saja Darma"ucap ayah memperkenalkan diri.
Sedangkan Nayra yang melihat itu dari kejauhan seperti mengenal bapak itu.
"Seperti nya aku pernah melihat nya bahkan mengenalnya tapi dimana"gumam Nayra,karna tak mendapatkan jawaban ia melirik ke arah suami nya,ia melihat suami nya sudah menangis bahkan tangan nya bergetar.
Nayra merasa heran ia pun bertanya karna penasaran.
"Mas kamu kenapa?"tanya Nayra sampai memegang tangan nya,namun yang terjadi tangan Nayra di tepis nya kasar.
Nayra yang mendapat perilaku tersebut merasa heran,pasal nya ia baru pertama kali mendapatkan perlakuan seperti itu dari suami nya ini..
Namun Nayra mendengar jelas gumaman suami nya.
"Gak mungkin,Vita gak mungkin kritis ini pasti bohong"gumam nya pelan.
Baru saja akan bertanya,ayah sudah berteriak lantang penuh kemarahan.
"Arief Nugraha"teriak ayah lantang membuat semua orang yang di sana merasa takut bahkan dari mereka ada yang bergetar.
Paman yang mengerti situasi membubarkan para tamu undangan,ia mengatakan kalau pesta di batalkan meski pun banyak yang bertanya tanya tapi mereka lebih memilih keluar dari ruangan itu dari pada melihat kemarahan ayah.
Mendengar nama sang anak di panggil dengan nada marah,membuat orang tua Arief bingung ada apa ini kenapa besan nya berteriak marah begitu dan juga mereka baru tau kalau marah nya ayah begitu mengerikan.
"Ada apa besan?",meski dengan takut takut ayah Arief memberanikan diri bertanya.
Namun ayah tak menghiraukan nya malahan ayah bertambah marah melihat wajah menantu nya itu.
Bugh
Bugh
Ayah yang tak dapat membendung kemarahan nya langsung memukul Arief dengan keras jangan salah ayah begitu juga dia pemegang juara sabuk hitam.
Orang tua Arief tak dapat melerai itu karna ia di tahan oleh paman Nayra.
Sedangkan pak Deri yang melihat itu berlari menghampiri ayah mencoba untuk menolong menantu nya.
"Tuan,aku mohon sudah hentikan."ucap pak Deri melihat menantu nya di pukuli.
"B******k,kau sudah menipu ku mentah mentah dan sekarang aku minta kau menceraikan putri ku,aku tidak mau putri ku punya suami yang tidak bertanggung jawab seperti mu,sekarang CERAIKAN putri ku SEKARANG"teriak ayah dengan kemarahan yang menggebu.
Nayra yang mendengar itu tak menyangka kata itu keluar dari mulut ayah nya sampai sampai Nayra jatuh pingsan dan untung nya ada bunda dan teman teman Nayra di belakang nya.
Semua orang panik ayah dengan sigap menghampiri putri nya dan menggendong putri nya ke atas.
"Maafkan ayah"ucap ayah lirih.
Sampai nya di lantai atas,ayah membaringkan Nayra dengan pelan,ayah melihat wajah putri nya dan seketika ayah menangis terisak.
Bunda dan teman teman Nayra melihat itu tak berani mendekat,semua orang di sana merasa sedih dengan kejadian ini.
Orang tua Arief yang tak mengerti pun di buat penasaran ia menghampiri anak nya yang sudah babak belur.
"Katakan ada apa ini?"tanya ayah Arief masih dengan nada rendah.
"Maaf pa aku telah mengecewakan kalian"ucap Arief dengan lirih.
"Katakan"ucap ayah Arief tegas.
Tak tega melihat menantu nya di desak seperti itu pak Deri pun ikut berbicara.
"Maaf menyela"orang tua Arief melihat ke arah pak deri dengan tatapan menyelidik.
"Siapa anda?"tanya ayah Arief.
"Maaf sebelum nya saya Deri saya mertua dari Nak Arief."jelas pak Deri membuat mama Arief kaget dan tak percaya.
"APA?... bagaimana mungkin sedangkan kami baru saja menikah kan putra ku"ucap mama Arief syok bahkan sampai terduduk di lantai.
Melihat istri nya syok membuat papa Arief memeluk nya.
"Pa ini semua bohong kan,gak mungkin anak kita,hiks"racau mama Arief tak percaya.
"Tenanglah ma kita akan bahas ini jadi papa mohon mama tenang dulu"ucap papa Arief lemah,karna ia juga sebenar nya syok hanya saja ia berusaha biasa saja di hadapan istri nya.
-
-
Jangan lupa like,vote dan komen nya..😁
Mendengar obrolan kedua orang tua menantu nya,membuat pak Deri merasa miris,kenapa sampai tidak tau kalau anak nya sudah menikah,karna dulu waktu menikahkan mereka Arief bilang orang tua nya tak bisa hadir karna sedang keluar negri.
Entah kenapa mendengar ketidak tahuan besan nya membuat pak Deri merasa sedih dan kasihan melihat putri nya.
Lamunan pak Deri buyar mendengar suara menantu nya,dengan tatapan khawatir dan dengan kondisi lemah karna habis di pukuli membuat nya mengalihkan perhatian dan merasa iba.
"Pak,gimana keadaan Vita?"tanya Arief khawatir.
Mendengar itu membuat pak Deri kembali sedih karna sekarang kondisi putri nya sedang kritis.
Sebenarnya ia ingin menanyakan tentang semua ini,mengapa menantu nya sampai berbohong kepada keluarga nya.
"Vita,masih kritis dan,,,dan bayi nya keguguran"jawab pak Deri sedih.
"Gak,,gak mungkin bapak pasti bohong"elak Arief.
"Gak ini gak mungkin,gak mungkin anak ku"racau Arief merasa dunia hancur dan seketika ia berlari keluar gedung dan mencari mobil nya.
Orang tua Arief mendengar dan melihat itu terkejut mereka segera menyusul Arief pergi,sedangkan pak Deri sudah terlebih dahulu pergi dengan Arief.
Mereka tak menghiraukan keluarga Nayla,karna mereka lebih penasaran dengan masalah anak nya sendiri.
Sedangkan di dalam kamar hotel,Nayla masih pingsan dan ayah masih setia menangis di samping nya.
"Maafkan ayah,ini semua salah ayah"ucap ayah pelan,bunda yang mendengar itu tak tega melihat nya ia pun menghampiri ayah.
"Ayah ini semua bukan salah ayah,mungkin kejadian ini membuat kita sadar bahwa ia bukan jodoh anak kita"ucap bunda mencoba menenangkan ayah.
"Tapi tetap saja ayah merasa bersalah kalau saja waktu itu ayah menolak perjodohan ini,anak kita tak akan seperti ini,mungkin anak kita sedang bahagia sekarang"ucap ayah dengan tatapan tak beralih sedikit pun dari Nayla.
Saat ayah dan bunda sedang mengobrol suara ponsel mengalihkan pandangan mereka.
"Maaf ayah bunda aku angkat telpon dulu"ucap Friska dan segera keluar dari kamar.
Beberapa detik kemudian ia kembali lagi ia merasa ragu untuk pamit pada ayah dan bunda,namun keadaan nya sangat mendesak.
"Maaf ayah bunda Friska ingin pamit pulang dulu,soal nya Friska mau jemput kakak di bandara."pamit Friska.
"Pergilah Nak, terima kasih karna sudah hadir"jawab bunda sambil tersenyum.
"Maaf bunda gak bisa nemenin Nayla sampai sadar"ucap Friska sungkan.
"Tidak apa apa cepat pergilah kasihan kakak mu pasti sudah menunggu"ucap bunda.
Kemudian Friska pun pamit sama kedua sahabat nya dan langsung pergi.
Sedangkan di dalam pesawat yang akan mendarat seorang pria muda,tampan dan gagah terlihat termenung.
"Aku kembali apa kamu masih mengingat ku atau.."gumam nya pelan.
Tak berapa lama ia sudah turun dari pesawat dan berjalan ke arah pintu keluar,ia celingak celinguk melihat ke sana ke sini sambil menyeret koper nya berharap yang menjemput nya sudah berada di sana.
Dengan pakaian santai hanya memakai kaos dan celana jins tak lupa sepatu sneaker nya membuat nya terlihat tampan meski ia dingin dan datar,namun para gadis dan ibu ibu yang berada di sana terlihat terpesona bahkan dari mereka ada yang terang terangan memuji pemuda itu.
Sudah lima menit menunggu namun tak ada tanda tanda orang yang menjemput hingga akhir nya suara ponsel nya berbunyi.
"Mama"gumam nya melihat layar ponsel memperlihatkan id pemanggil.
"Hallo ma"jawab nya setelah mengangkat panggilan nya.
"...."
"Pantas saja ngaret"gerutu nya.
"...."
"Hmm,baiklah aku akan menunggu nya,,by ma aku merindukan mu"ucap nya sambil mematikan ponsel nya.
"Huft padahal aku ingin segera tidur"gumam nya pelan sambil mencari kursi kosong untuk ia duduki.
Tak sampai satu menit terlihat seseorang menghampiri nya,dan memanggil manggil nama nya.
"Kak,kak Alvi"panggil nya lantang.
Membuat ia yang sedang fokus pada ponsel nya mengalihkan pandangan nya pada si pemanggil tersebut.
Sampai nya gadis itu di depan kakak nya ia segera memeluk kakak nya bahkan mereka hampir terjengkang ke belakang.
"Kebiasaan"omel nya namun membalas pelukan itu.
"Kakak aku merindukan mu"ujar gadis itu.
"Oh ya,sayang nya aku tidak"ucap kakak nya dan melepaskan pelukan nya dan melenggang pergi meninggalkan adik nya.
Membuat gadis itu cemberut dan segera menyusul kakak nya.
Sampai nya di depan mobil adik nya pemuda itu harus masih bersabar karna sang pemilik mobil tertinggal jauh di belakang.
Karna sudah tak sabar ia berteriak memanggil nama adik nya tak peduli orang orang menatap nya.
"FRISKA PRADIPTA"teriak nya sampai orang orang melihat nya sambil tertegun.
Bukan mendengar teriakan nya tapi mereka mendengar nama belakang dari nama yang di panggil nya.
Sedangkan Friska dengan jail nya malah berjalan santai dan pura pura tak mendengar teriakan kakak nya.
"Kalau sampai dalam lima detik tak segera sampai ke sini akan ku potong jatah jajan mu"ucap pemuda itu mendengar jatah jajan nya di potong Friska segera berlari dan berteriak kesal.
"Baiklah tunggu sebentar tuan ALVIAN PUTRA PRADIPTA"teriak Friska tak kalah lantang sehingga membuat orang orang yang tadi mulai membubarkan diri kembali terdiam dan melihat ke arah Alvi.
"Wah ternyata di lihat secara langsung terlihat sangat tampan dari poto nya"gumam orang orang yang di sana.
Karna merasa risih dengan tatapan orang orang di sana membuat Alvian berkata.
"Apa kalian akan tetap bediri di sana"celetuk nya dingin,mendengar ucapan tersebut membuat semua orang membubarkan diri nya masing masing.
Friska datang dengan nafas ngos- ngosan menatap kakak nya kesal,pasal nya ia harus berlari puluhan meter untuk sampai di posisi kakak nya.
"Apa kakak ingin membunuh ku"celetuk gadis itu,namun sang kakak hanya cuek saja dan segera masuk ke dalam mobil.
"Cepatlah kau itu sudah membuat ku menunggu terlalu lama"ucap Alvi ketus,sedangkan Friska hanya memutar bola mata nya kesal.
"Kalau tak ingin menunggu kenapa tidak menyuruh bawahan kakak saja yang menjemput,bahkan aku rela meninggalkan sahabat ku yang sedang pingsan"gerutu Friska dengan suara pelan di akhir.
Mendengar gerutuan adik nya ia tak ambil pusing karna sebenar nya ia sudah lelah dan ingin cepat beristirahat.
Namun saat akan memejamkan mata nya,ia teringat akan gadis yang sudah mendiami hati nya selama tiga tahun ini.
"Apa kamu masih mengingatku?"gumam nya pelan,bahkan sangat pelan hingga Friska tak dapat mendengar nya.
Tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai di rumah mewah mereka,mereka di sambut antusias oleh orang tua mereka.
Baru saja turun dari mobil,suara melengking sang mama sudah menyambut nya bahkan sampai memekik kan telinga.
"Aakh,putra ku makin tampan saja, bagaimana kabar mu,Nak?"tanya sang mama,sambil memeluk nya penuh kerinduan.
"Baik bahkan sangat baik"ucap Alvi dengan lembut.
Mereka melepaskan pelukan nya,Alvi beralih pada papa nya.
"Pa,bagaimana kabar mu pa,ku kira papa sudah pergi"ucap Alvi,namun belum saja meneruskan ucapan nya,kepala nya sudah di toyor lebih dulu oleh sang papa.
Pletak
"Aww kenapa papa memukul ku"ucap Alvi sambil mengusap kepala nya.
"Kau itu tak ada sopan sopan nya,kau Mendo'a kan papa mati,sungguh kau apa kau ingin ku kirim lagi ke luar negri"omel papa nya pada sang putra.
"Papa itu kenapa sih selalu saja berprasangka buruk pada ku"ucap Alvi dengan tersenyum jail nya.
"Alah,kau itu selalu saja berakting menjadi orang yang tertindas,padahal kau sendiri yang menindas."gerutu papa Adi sambil meninggalkan mereka ke dalam rumah.
Sedangkan mama yang melihat perdebatan itu merasa bahagia,karna sudah lama tak mendengar suara ribut mereka berdua selama tiga tahun ini.
Akhir nya mereka masuk ke dalam sambil sesekali berbincang seru.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!