Hai My Readers ❤️❤️ Author mu Ini, hadir kembali di karya baru yang Ke 5 (lima) yang berjudul Imran, Arul, dan Tim Solidku, bantu dukung yah 🙏🙏
Disini banyak menceritakan tentang persahabatan sejati, dan perjuangan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, juga mencari usaha untuk ladang amal untuk akhirat, karna dari kecil Amira selalu bercita - cita menjadi orang yang kaya raya yang dermawan.
Baiklah My Readerku yang tersayang 🥰🥰
Bantu dukung yah 🙏🙏 Like,vote, dan hadiah dari kalian sangat Author butuhkan untuk supportnya. Love Love You All ,❤️❤️🥰🥰
Lanjut Bab 1.
Sudah dua minggu berlalu sejak sahabat ku Imram marah padaku, tapi air mata ini seolah tak pernah kering, mengingatnya aku benar - benar kehilangan dia, semua usaha chatku tak di bacanya.
Bahkan membuat status di WA nya, yang membuat ku sangat sedih, dan terpukul, hanya bisa menangis setiap harinya, dia sahabat ku yang sangat baik, dan sangat peduli denganku, sangat kecewa dengan ku, karna aku membuat satu kesalahan yang sangat fatal baginya, yang sama sekali tak aku sengaja lakukan. dan dia hanya salah faham.
Semua berawal karna hari itu, aku ingin diantar oleh timku. Dua mantan kepala desa, dengan satu calon anggota DPR tingkat propensi. Kami diantar dengan mobil mercy pak Iwan, Calon anggota DPR tingkat 1 propensi.
Aku adalah manajer Di IUP Tambang Emas sepupu di sebuah Kota, di daerah kabupaten yang terletak di Sulawesi, tempat tinggal sahabat mudaku yang bernama Imram.
Akupun sangat senang bisa silahturahmi dengan keluarga sahabat muda ku imram, yang hanya mau jadi temanku saja, tidak mau jadi anak siapapun selain ibunya, dan akhirnya timbul kesalah fahaman, dan di sinilah awal kesedihanku yang sangat mendalam ini, yang membuat nya kecewa, dan memutuskan kontak denganku.
Awalnya akupun menelpon ibunya, seorang wanita yang sangat ramah, dan berkarisma, dia adalah seorang ibu guru di sebuah sekolah Tingkat SMA di kota itu.
Beliau menuntun kami dari ponsel nya, dan akhirnya kami tiba di sebuah rumah yang cukup besar, Asri, dan terawat.
Ayah dan Ibu sahabatku Imram sudah ada di teras rumah mereka, menyambut kami dengan senyum ramahnya.
Orang tua yang sangat ramah, dan sangat bijak serta berkarisma terlihat di raut wajahnya, tampak juga gadis cantik, di dekat ibunya, dan dia adik kandung sahabat ku Imram.
Timku sedikit berbincang dengan ibu sahabatku, mereka satu daerah jadi sangat nyambung ceritanya.
Aku tidak banyak bicara, takut salah bicara.. Aku hanya menceritakan, jika anakku adalah junior anaknya Imram. Dan menceritakan kalau anaknya sangat membantu anak ku, dan berteman baik.
Ibu sahabatku Imram masuk ke dalam rumahnya.
Beberapa saat kemudian, Ibu Imram keluar membawa buah pepaya yang sangat segar, yang sudah di potong - potong kecil, dan langsung di serbu timku begitu juga denganku.
Timku banyak menanyakan nama - nama kenalan, dan keluarga mereka yang tinggal di daerah ibu Imram, dan Ibu Imram banyak mengenal nama - nama yang mereka sebutkan, dan suasana akrab terjalin.
Ayah Imram juga mulai berbicara sesekali, dia kelihatan sosok penyabar, mirip pembawaan sahabatku Imram.
Kami pun pamit pulang, Ibu Imram mengantar kami, dan beliau memanggilku untuk berfoto, katanya kenang - kenangan untuk diperlihatkan anaknya Imram, tapi memakai ponselku.
Akupun mengirim ke WA Imram, dan sekedar bercanda mengatakan.
"Mau lari kemana anakku sayang, ibu sudah dapat restu jadi mama angkat kamu nak. "
Dan sejak itu sahabat ku sangat kecewa.
Imram mungkin saja berpikir aku sangat lancang, meminta restu orang tuanya, dan menyakiti hati orang tuanya, padahal aku tak melakukannya.
Aku bahkan sudah ijin juga mamanya, untuk sekedar iseng saja ganggu dia, aku sangat gemas melihatnya selalu menolak ku jadi anak angkat ku, padahal aku tahu juga, etika, dan tidak mungkin memaksanya.
Apalagi lancang meminta restu pada orang tuanya, sama sekali aku tak melakukannya, tak pernah terbersit di pikiranku melakukan hal itu.
Aku sangat nyaman, dan tenang menjadi temannya, karna dia bagiku adalah sosok pribadi yang dewasa, dan menyenangkan serta imut, dan menggemaskan yang selalu membuatku tersenyum, di saat seharusnya aku bersedih serta menangis, juga menghancurkan diri sendiri.
Imram bagiku bagai malaikat penolong, Yang telah Yang Maha Kuasa bawakan ke dalam kehidupanku untuk membantuku, karna
DIA Sang Pencipta tak mungkin mengujiku melewati batas kemampuanku.
Aku merindukan Arul, dan Ayahku, sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Dan Yang Maha Kuasa membawa Imram dalam kehidupanku, yang sudah tak percaya kalau ada juga orang yang berhati tulus seperti Ayahku, dan Arul, agar aku percaya jika orang berhati malaikat ada juga, pada anak baik bernama Imram.
Aku akui temanku segudang, tapi sahabat hanya Arul, dan Ayahku.
Sejak 17 tahun berlalu, aku rasakan persahabatan yang tulus dan murni pada Imram, makanya kemarahannya walau hanya salah faham, membuatku sangat bersedih.
Awalnya ayahnya berkata, anaknya itu lain daripada yang lain, sangat pendiam serta anak rumahan, jadi aku pun meminta maaf karna sering ganggu anaknya, mau jadikan anak angkat, tapi imram tidak mau, katanya susah Tante menumbuhkan rasa kasih sayang orang tua, jadi teman saja kata dia, yang membuat orang tuanya tertawa terpingkal .
Bahkan ibunya bilang, ada cewek tembak dia, mau jadikan pacar, tapi Imram tidak mau, kami pun tertawa..
Akupun berkata maaf Bu, dan Pak saya juga suka gangguin juga isengin nak Imram, dan tembak dia jadi anak angkat, tapi dia tolak juga.
Membuat Orang tuanya terpingkal kembali.
Orang tuanya, dan aku pasti nya menganggap anak imram sangat menggemaskan.
Tim ku pun, ada keperluan mendesak, jadi silahturahmi kami berjalan singkat.
Aku adalah sosok yang sangat demokrasi, dan menjaga privasi, jadi aku pikir sahabat mudaku Imram mengerti, kalau ini hanya canda seperti biasanya, dan hanya lah ingin mengganggunya saja, karna bagiku dia sangat menggemaskan jika menolak ku.
Tapi hal ini ternyata sangat menyakiti hatinya, dan membuatnya sangat kecewa denganku. Imram memakai perasaannya menilai hal ini, bukan menilainya dengan memakai kecerdasan nya. Akhirnya sangat tersinggung dan kecewa pada ku.
Keceriaan ku dengan Orang Tuanya, tak pernah aku sangka membawa kemarahan besar terhadap sahabat mudaku Imram, yang
menjadi kesalah fahaman yang besar nak Imram terhadapku.
Pada saat Yang Maha Kuasa memberiku ujian yang paling berat di dalam hidupku, di tambah masalah Imram, yang sangat kecewa dan marah kepadaku.
Bukankah ini hal yang menyakitkan bagiku, karna belum sempat membalas jasa - jasanya, anak baik aku itu, telah salah faham dan kecewa padaku.
Maafkan aku, sahabat terbaikku, berikan aku kesempatan untuk menjawab apa yang membuat mu marah, dan kecewa.
Jika Aku salah aku akan memperbaiki, dan tak akan mengulanginya di masa depan.
Aku sungguh bodoh sahabatku Imram, tidak bisa menjaga sahabatnya yang sangat baik hati, dan maaf telah membuat mu salah faham, dan kecewa.
Maafkan Tante yang suka usil, dan bercanda akhirnya anakku imram salah faham, Tante sangat menyesal menyakiti hati malaikat baik ku Imram. Maafkan Tante, teman baik Tante, sahabat baik Tante, dan Malaikat penolong Tante.. 🙏🙏
I,m tribbly sorry 🙏🙏
It's all my fault. I"m sorry Verry much. 🙏🙏
How can I make it up to your in the future ? I,'m sorry 🙏🙏
Forever you are my best friend.
Bersambung
"Perkenalkan namaku Amira, aku adalah seorang wanita yang memiliki bintang sagitarius.
Aku adalah sosok ceria, ramah, terbuka, jujur dan sangat penyayang, juga suka perjalanan, dan petualangan.
Walau terkadang aku keras jika memang harus aku lakukan, karna jika berhubungan pekerjaan kita harus tegas, dan disiplin jika memang di perlukan.
Aku selalu hangat, dan bersahabat pada siapapun tampa memandang siapapun dia.
Aku adalah sosok sederhana, dan sedikit santai jika mencari pundi rupiah, karna aku lebih suka kenyamanan, serta berbagi dengan sesama, baik tenaga maupun materi jika memang di perlukan.
Keluargaku adalah Blasteran Arab, konon ceritanya Buyutku adalah tiga kyai yang bersaudara kandung datang ke Indonesia di kota Sulawesi, masuk menyebarkan agama Islam, serta menetap di sana, dan kamilah salah satu keturunan dari mereka.
Keluargaku banyak pengusaha, bergerak di bidang jasa, Toko, dan Pamanku memiliki perusahaan Tambang, juga keluarga lain banyak juga memiliki perusahaan.
Aku memiliki tiga adik cowok, dan kedua adikku yang salah satunya, kepala manajer di salah satu perusahaan mitra Pamanku, juga manajer di cabang PT lainnya, Milik Ibu Aliyah.
Mitra pamanku itu adalah sosok yang sangat baik hati, rendah hati, dan religius serta dermawan. Mengenal sosok itu sungguh membuat kami sangat kagum, dan menghormatinya.
Kedua adikku tidak mau terikat dengan keluarga, lebih nyaman serta leluasa jika orang lain, tapi tampa keluarga juga, kami bukan siapa - siapa, dan tak mungkin dapat posisi yang bagus, dan kepercayaan dari orang baik seperti bos adikku.
Salah satu adikku yang bernama Surya ingin memiliki perusahaan sendiri, dan bos adikku yang baik hati ini, sangat mendukung adikku Surya untuk mewujudkan mimpinya, yang intinya untuk membuat ladang amal sebanyak - banyaknya sebelum ajal menjemput, sungguh dia adalah bos yang sangat aku kagumi, dan hormati, dan di sinilah di mulailah banyak konflik, yang membuat banyak masalah.
Aku selalu berdoa agar di pertemukan dengan makhluk yang Maha Kuasa yang baik hati, dan berbudi pekerti yang luhur, semoga ibu Aliyah adalah jawaban dari Doa ku selama ini. Amin 🤲🤲
Akhirnya mempertemukan juga aku dengan sosok anak yang sangat belia, namun baik hatinya, humoris, juga romantis serta sangat penyayang, sangat mirip Arul sahabatku, dan Ayahku.
Plusnya sangat cerdas, dan berwawasan luas.
Dia adalah teman baikku Imram, yang masih berusia 22 tahun, walau masih berusia sangat muda, tapi sangat dewasa pemikirannya, dan baik akhlak budi pekerti nya.
Sampai kapanpun walau saat ini, dia sangat kecewa denganku, tapi jasa - jasanya yang selalu membantuku sharing, diskusi, serta nasehat bijaknya, bahkan emoji penyemangat nya yang lucu, menggemaskan juga sangat menenangkan hati, tak akan bisa aku lupakan.
Itulah yang membuatku sangat merasa bersalah, dan sangat kehilangan sosok anak baik aku, tapi rasa sahabat bagiku.
Dengan membuat kesalahan yang tak aku sengaja menyakiti hati, dan kepercayaan dia kepadaku.
Yah...aku sangat bodoh tidak bisa menjaga malaikat baik ku itu, namun akan selalu aku ingat kebaikannya seumur hidupku.
Di dalam ajaran Islam salah satunya, jika manusia mendapatkan cobaan seberat apapun, percayalah serta yakinlah kalau Yang Maha Kuasa tidak akan menguji hambanya, melebihi batas kemampuannya.
Dan di saat aku mengalami titik terendah dalam hidupku, sangat terpuruk serta sangat sedih, dan terluka yang membuatku hampir menyerah, serta ingin meninggalkan semuanya. Keluarga kecilku dan keluarga besarku.
Cobaan dari keluarga kecilku, dan juga dari keluarga besarku, tak ada hentinya mendera kehidupanku, menyiksa hati ku, dan meremukkan perasaanku, serta membuat luka yang semakin hari, semakin membesar, sungguh kesabaran ku sudah dia atas ambang maksimal, dan aku sungguh tak bisa lagi bertahan.
Bahkan aku sudah mempersiapkan tempat yang jauh untuk meninggalkan mereka semua, karna aku tak sanggup lagi dengan cobaan yang tidak ada hentinya, selalu datang mendera, dari keluarga besarku, terutama keluarga kecilku.
Aku memilih Suamiku, yang hanya karyawan pabrik kecil dengan gaji rendah, lari dari rumah yang lebih 10 orang lamaran dari pria - pria mapan, dari keluarga terpandang yang datang aku menolaknya. Bahkan dengan mudahnya jika Suami ku marah hanya mengatakan aku hanya lah kotoran kuku baginya, yang sangat mudah dia buang, dan banyak nya kata - kata kasarnya, tapi aku selalu bersabar demi Aryan.
Sifatnya yang cuek, dan sangat kekanak kanakan jika sedang marah, dan tak bisa mengontrol kata - katanya, yang sangat menyakitkan.
Hobby nya yang membentak, dan berteriak marah, membuatku lelah, aku sungguh tak bisa bertahan lagi.
Di lain pihak keluarga besarku, adik - adikku yang sangat aku sayangi, selalu meremehkan ku, terutama kedua adik perempuan ku, tapi aku selalu mencoba sabar.
Bahkan ibuku, adalah Syurga untukku. telah menyumpahi ku untuk mati saja, dan akhirnya membuatku kecelakaan.
Ibuku sudah lelah dengan kehidupan ku yang hanya jalan di tempat, dan menyalahkan ku.
Aku tahu semua orang tua mau yang terbaik untuk anaknya, sedangkan aku tak mungkin memaksakan keadaan, ibarat mau terbang tapi tak ada sayap. Aku khilaf, dan bertengkar dengan ibuku, yang membuat beliau sangat marah besar, dan menyumpahi ku.
Yang Maha Kuasa masih memaafkan ku, dengan memberiku feeling memakai helm tengkorak, yang sempat ditertawakan adikku, tapi itu menyelamatkan nyawaku.
Aku di tabrak, terpental ke aspal, wajah dan kepalaku terseret di aspal, dan untunglah ada helm yang menyelamatkanku, dan hanya luka ringan.
Bahkan di sisi lain, adikku Surya dan tim yang aku perjuangkan, tidak kompak dengan ku, dan menganggap mereka jauh lebih pintar,
dan selalu melakukan kesalahan, tapi tak mau belajar dari kesalahan nya serta tetap egois, padahal aku sangat lah cerdas, tapi mereka tidak mau mengikuti langkahku.
Bahkan satu tahun lebih aku korbankan waktu, tenaga, bahkan uang, serta korban perasaan, tapi adikku Surya tidak menghargai aku, dan kadang memaki aku.
Bahkan anak - anakku pun kecewa kepada ku,
padahal masih dalam kandungan aku selalu lakukan yang terbaik untuk mereka, dengan konsumsi susu, makanan bergizi, dan obat yang banyak DHA nya, juga vitamin.
Bahkan aku rela berpisah 9 tahun dengan Aryan, di orang tuaku, agar pendidikan nya jauh lebih baik, dan semuanya yang terbaik untuknya.
Karna Ayahnya walau aku mencoba bisnis, dia pria yang selalu berpikir pesimis, tak pernah mendukung ku, bahkan selalu menyumpahi akan gagal, dan banyaknya kata - kata seolah dia adalah Tuhan, yang selalu katakan semua akan gagal.
Bungsu ku pun, jika marah menyumpahi ku
masuk neraka, menghambur semua pakaian ku, dan isi rumah jika lagi marah padaku.
Bahkan sulung sangat kecewa padaku, anggap aku gagal menjadi ibu, dan tak berharap lahir dari rahim ku.
Usaha ku terasa sia - sia, ibu yang selalu berusaha jadi sahabat nya, makan pun aku antarkan ke kamarnya, sampai besar pun jika sakit aku begadang kompres keningnya, agar anakku tak tersiksa karna demamnya, selalu sabar hadapi sikap nya dengan bijaksana, terasa percuma, dan aku gagal, sungguh hati ku sangat lah hancur.
Aku gagal jadi istri, aku gagal jadi Ibu, aku gagal jadi saudara, dan aku pun gagal sebagai anak.
ketiga adik cowokku, aku lah yang mengurus mereka dengan baik, bahkan sudah kelas tiga SD masih mandikan mereka, bahkan sogok uang hanya untuk gosok kotoran tubuh mereka pakai lulur. Ajarkan menulis, dan membaca dan bantu kerjakan tugas sekolah
nya, juga anggap aku gagal sebagai kakak.
Aku sungguh merasa semua membenciku, dan aku merasa sebatang kara.
Aku sudah menyerah dan bertekad meninggalkan mereka semua.
Di saat itulah aku merindukan sosok sahabatku Arul dan Ayahku, seandainya dia ada, dia pasti akan selalu mendukungku, memberiku solusi terbaiknya, karna mereka sangat baik, dan sangat peduli denganku, dan mereka adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki.
Setidaknya dia akan memberikan aku wejangan, dan semangat untuk sabar, dan bertahan di saat tak ada lagi yang bisa aku tempati berpegang.
Ibarat kakiku sudah sangat sakit, patah, dan bengkak, dan aku butuh tongkat, untuk tetap berdiri di saat aku sudah tidak bisa berjalan, tapi aku harus tetap berjalan, sedangkan jalan yang akan ku tuju, masih sangat panjang dan berliku.
Dan di sinilah aku percaya bahwa Yang Maha Kuasa tidak akan mencoba umatnya melebihi batas kemampuannya, dan menghadirkan malaikat baiknya, di tubuh seorang anak yang sangat belia, imut dan menggemaskan, serta sangat baik akhlak budi pekertinya, baik, dan sangat peduli, bernama Imram.
Imram hadir membantuku memberiku semangat, nasehat, serta dukungan dengan cara bicaranya, serta lisannya sangat mirip sosok yang aku rindukan, sahabatku Arul, dan Ayahku.
Yang Maha Kuasa menghadirkan Imram di dalam kehidupan ku, untuk membantuku melewati kesedihan, yang sungguh luar biasa pedihnya.
Aku merasa Ayah dan Arul, telah hadir di dalam diri anak baik bernama Imram baik ini, mereka sungguh sangat mirip.
Arul yang sebenarnya sangat mahal pribadinya, kalem, pendiam, namun sangat asik, dan peduli padaku, juga ceria, serta selalu membelaku, serta memberi saran yang realistis.
Sungguh Arul hidup di dalam diri Imram, anak yang memiliki pribadi yang sangat mahal, dan terhormat, setia, sungguh pribadi yang sangat mirip dengan sahabatku Arul.
Begitu juga nasehatnya, pembelaannya yang bijak, sama dengan cara Ayahku yang selalu mendukungku dalam segala hal, yang selalu membela ku.
Yang Maha Kuasa sungguh sangat baik padaku, memberiku bantuan yang sungguh membuatku sangat terbantu.
Kebahagiaan yang luar biasa, kerinduan ku kepada kedua sahabat terbaik, yang pernah aku miliki yakni Ayah, dan Arul, kini aku rasakan kembali.
Namun ini hanya kebahagiaan sesaat, kesedihan terbesarku kembali mendera hidupku kembali, yang semakin terpuruk tak berdaya.
Kehilangan Imram membuatku kehilangan kembali Ayah, dan Arul yang aku rindukan.
Saat ini mereka bertiga sungguh telah meninggalkan aku, seorang diri.
Saat ini aku hanya bisa terus menangis, dan meminta maaf, serta berterima kasih, mereka pernah hadir dalam hidupku, dan sangat membantuku, walau harus menangisi mereka yang sungguh telah meninggalkan aku sebatang kara kembali.
Yang Maha Kuasa mengajarkan kata ikhlas, namun sungguh belum bisa aku lakukan.
Hadirnya Imram sungguh aku bisa merasakan persahabatan sejati itu kembali, jadi bantuan Imram padaku, sungguh tak ternilai bagiku, walau bagi Imram sendiri menganggap biasa saja, karna itupun wajar bagiku, karna Imram sendiripun, belum pernah memiliki kisah sama denganku.
Namun akan aku ceritakan di bab - bab berikutnya, tentang Arul dan Ayahku.
Dan aku yakin setelah kalian semua membacanya, pasti kalian pun, akan mendukungku, kalau Imram sungguh sangat berarti bagiku, Ayah, dan Arul, bahwa sangat lah wajar jika aku sangat sedih kehilangan mereka bertiga.
Maafkan aku anak baikku Imram, Tante merasa seperti orang yang paling jahat di dunia ini, manusia yang paling buta hati di dunia ini, karna telah membuatmu sangat marah anakku sayang, sahabatku sayang, walau hanya salah faham, tapi sangat membuat mu takut, dan trauma dengan Tante.
Ini hanya kesalah fahaman yang membuat hubungan persahabatan menjadi hancur.
Trima kasih Imram, semoga Tante, akan lebih kuat lagi, berharap juga selalu berdoa kepada yang Maha Kuasa, agar waktu akan membuatmu mengerti nak, kalau ini hanyalah kesalah fahaman nak, dan mau menjalin silahturahmi lagi yang lebih baik dengan Tante.
Semoga nak imram di sana selalu sehat, sukses, dan bahagia. Amin 🤲 🤲
Semoga Arul pun bisa kembali kepadaku sebagai sahabat sejatinya kembali, sungguh aku sangat sayang padanya. Walau bukan cinta sebagai kekasih, tapi dia sangat berharga bagiku. Amin Yaa Rabb Alamin 🤲
Dan semoga Ayahku diampuni segala dosanya, dan diterima segala amal kebaikannya, dan di terima di sisi Yang Maha Kuasa, dan masuk ke dalam surgamu Ya Allah SWT. Amin YRA 🤲🤲."
Bersambung.
Andai waktu bisa di putar kembali, aku tidak akan melakukan kesalahan yang awalnya canda, hanya ingin iseng dengannya membuatnya marah, trauma, dan sangat kecewa denganku.
Semoga waktu bisa membuat sahabat mudaku Imram memaafkan ku, dan melupakan semua hal yang membuatnya kecewa padaku.
Aku tahu dia pasti sangat kecewa denganku, sudah berusaha menjadi teman baik ku, dan pendengar setiaku, dan tulus membantuku tapi aku telah menghianati prinsip hidupnya yang teguh, bahwa dia akan selamanya milik orang tuanya bukan orang lain.
Andai dia mau membuka chatku, membaca semua penyesalanku, setidaknya ada sedikit jawaban dari masalah yang membuatnya kecewa, dan sakit hati padaku.
Aku sangat menyesal anakku sayang, yang rasa sahabat sejati bagiku, aku jauh lebih sedih telah menyakiti hatimu, air mata Tante tak pernah kering, sangat menyesal, membuat malaikat baikku sangat salah faham denganku.
Aku selalu berdoa, semoga suatu hari nanti, kamu akan memaafkan Tante yang bodoh ini, dan teman yang sangat bodoh ini, yang tidak bisa menjaga teman baiknya yang sudah mempercayai dia.
Imran telah melakukan hal yang membuat temannya nyaman, tenang, dan bahagia dengan solusi, diskusi, sharing serta emoji - emoji penyemangat nya, yang membuat wajah ini selalu tersenyum, dan tertawa di saat seharusnya wajah ini begitu berduka, depresi serta akan menghancurkan dirinya sendiri dan menyerah serta putus asa.
Akupun mengingat kesalahan ku pada Arul, dan Ayahku, dan menyadari bahwa aku tak pantas mendapatkan anak sebaik Imram menjadi temanku, karna aku pernah menyakiti hati sahabatku Arul walau untuk kebaikannya, agar rumah tangganya bahagia, dan harmonis.
Arul dan aku tumbuh bersama karna rumah kami bersebelahan, dan aku meninggalkannya karna dia memiliki istri yang sangat pencemburu, tampa pesan, dan kesan, menghilang dari kehidupannya yang selama ini, sangat menyayangiku sebagai sahabat dan adik kesayangannya.
Akupun kehilangan Ayahku, karna Yang Maha Kuasa begitu menyayanginya dan telah memanggilnya.Semoga Yang Maha Kuasa memberi tempat terbaik di Sisi NYA. Amin 🤲🤲.
Apakah ini karma ?
Mengapa pribadi anak itu sangat mirip dengannya. ?
Mengapa anak itu sangat peduli seperti dirinya ?
Mengapa anak itu begitu mirip cara bicara dan lisannya dan kocaknya Arul. ?
Mengapa anak itu begitu penyayang, dan peduli seperti Arul ?
Dan mengapa di saat aku merindukan Arul, ?tiba - tiba anak ini datang membantuku, dan sangat mendukungku, dan sangat peduli denganku. dan sangat menenangkan hatiku.
Air mata terus mengalir bahkan satu minggu berlalu bahkan minggu berikutnya,
Mengapa harus sesakit ini, ?
Apakah Arul juga mengalami hal ini waktu aku meninggalkannya ?
Apakah ini karma yang harus aku bayar ? Karna menyakiti hati orang yang sangat baik padaku, tapi aku meninggalkannya.
Tapi aku tidak menyesal mengenal anak baik ini, datang di kehidupanku, karna tampa nya mungkin aku sudah menyerah dan putus asa.
dan aku percaya Yang Maha Kuasa tidak akan mungkin menguji hambanya melebihi batas kemampuannya, dan anak baik ini datang sebagai malaikat penolongku, walau aku harus membalas karma, karna telah menyakiti hati sahabatku Arul.
Selama 17 tahun sejak aku berpisah dengan sahabatku Arul, aku baru merasakan hangatnya perhatian seperti perhatian sahabat ku Arul kepadaku, yang begitu tulus dan murni, menerimaku dengan ikhlas sebagai teman baiknya, tampa melihat batas umur ku dengannya, dan kemarahannya sangat wajar bagiku, karna menurutnya kepercayaan nya padaku, telah aku khianati walau hanya salah faham yang akhirnya membuatnya kecewa padaku.
Imram sudah berusaha membagi waktunya untuk mendengar keluh kesah ku, memberiku nasehat dan saran dan tetap membelaku bahkan sangat memperhatikan kesehatan temannya, juga memberi emoji lucu agar temannya tertawa dan tersenyum di saat temannya hanya tahu bersedih.
Bukankah wajar jika Imram begitu kecewa denganku. Walau ini hanya salah faham, tapi aku sungguh sangat menyesal. Andai waktu bisa di putar ulang, dalam mimpi pun aku tak akan melakukannya.
Nasi telah jadi bubur, piring yang pecah tak akan sama lagi walau anda mencoba untuk merekatkannya kembali, dengan lem sekuat apapun, tak akan sama lagi aslinya sebelum pecah.
Itulah kiasannya, penyesalan tak berujung dan hanyalah Doa yang bisa aku panjatkan Kepada Yang Maha Kuasa, Semoga Imram selalu sehat, nyaman dan bahagia dan suatu saat nanti akan ada mujizat dari Yang Maha Kuasa yang bisa membuatnya memaafkan ku, Jika Yang Maha Kuasa mengabulkan dan menghendaki tak ada yang mustahil. Amin. 🤲
Dan Ikhlas menerima karma ini, jika ini memang karma, dan bersyukur dengan hikmahnya, aku menyadari bahwa aku sungguh telah membuat kesalahan yang fatal.
Saat ini aku kehilangan ketiga sahabat terbaikku, juga kehilangan Ayah ku, dan aku mencoba ikhlas melepaskan mereka, serta berharap Ayahku tenang dan bahagia di sisi Yang Maha Kuasa. Amin 🤲
Begitupun Arul dan Imram semoga selalu sehat, nyaman dan bahagia dan suatu hari nanti, mereka akan memaafkan aku, dan mau ikhlas menerima ku kembali, menjadi sahabat terbaik mereka.
Bagi orang lain sangat lucu bersahabat dengan anak yang sangat belia, tapi seseorang tidak semuanya memiliki kisah persahabatan sejati seperti aku, dan Arul serta Ayahku.
Jadi mengenal Imram aku bisa merasakan jika mereka begitu mirip, dan anak belia ini hadir dalam kehidupanku disaat titik terendah dalam hidupku, di saat aku merindukan dan sangat sedih mengingat Arul dan Ayahku, yang sudah lama menghilang dari kehidupanku.
Hadirnya Imram sungguh aku bisa merasakan persahabatan sejati itu kembali, jadi bantuan Imram padaku, sungguh tak ternilai bagiku, walau bagi Imram sendiri menganggap biasa saja, karna itupun wajar bagiku, karna Imram sendiripun, belum pernah memiliki kisah sama denganku.
Namun akan aku ceritakan di bab - bab berikutnya, tentang Arul dan Ayahku.
Dan aku yakin setelah kalian semua membacanya, pasti kalian akan mendukungku, kalau Imram sungguh sangat berarti bagiku, bahwa sangat lah wajar jika aku sangat sedih kehilangannya.
Semoga di masa depan Arul dan Imram akan memaafkan ku, dan kami bisa saling membantu dalam menyelesaikan masalah yang mungkin, akan jauh lebih berat dari sebelumnya, dan dengan bersama mereka, aku yakin semua masalah kami bisa kami tangani, dan hadapi dengan kekuatan solid persahabatan kami, dan Insya Allah semua akan baik - baik saja. Amin 🤲🤲 Semoga Yang Maha Kuasa Mengabulkan, dan Meridhoi. Amin 🤲🤲
Bersambung
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!