Rahayu Agustina yang sering di panggil Ayu, usia nya baru menginjak 18 tahun dia baru saja lulus sekolah.
Di usia yang terbilang masih muda, Ayu harus mengorbankan masa muda nya dan ia harus merasakan pahit nya kehidupan yang dia jalani.
Ayah nya memaksa dia untuk menikah dengan anak dari bos nya dikarenakan sang Ayah mempunyai banyak hutang kepada mereka.
"Ayu kamu lah harapan Bapak satu-satu nya jadi bapak mohon kamu mau menyetujui pernikahan kamu dan Raka" Kata Pak Ramdan.
"Pak, Ayu ngga bisa menerima nya, Ayu masih ingin kuliah, Ayu pengen jadi dokter" Jawab Ayu sambil menangis.
"Tapi ini demi kebaikan semua Ayu" Desak Pak Ramdan.
"Demi kebaikan semua menurut Bapak! Yang jelas ini semua demi kebaikan Bapak saja tapi tidak akan baik untuk Ayu, perjalanan hidup Ayu masih panjang Pak! Ayu juga masih muda bahkan baru saja menerima kelulusan, Bapak Egois" Ayu pun terus membela diri sambil menangis.
"Yah Bapak memang egois!! Tapi sengga nya kamu juga harus memikirkan adek dan ibu kamu, adek kamu mau masuk SMP, dan ibu kamu! Lihat ibu kamu yang lagi dalam keadaan sakit keras, Bapak yang terlilit hutang karena uang nya buat berobat dan keperluan kita semua, cuma dengan cara kamu menikah dengan Raka hutang-hutang Bapak lunas, dan Bapak bisa fokus untuk biaya ibu kamu berobat, jadi Bapak mohon cuma Ayu lah harapan Bapak satu-satu nya" Pak Ramdan pun memohon pada Ayu.
Ayu pun terdiam dan terus menangis, meratapi hidup nya yang sangat kejam menurut Ayu, begitu pahit hidup yang harus dijalani Ayu.
Ayu pun melihat kearah adik nya yang lagi menunduk sedih, "Pak kalau Bapak ngga ada biaya buat Rama sekolah biar Rama ngga lanjut sekolah aja, biar Rama bantu cari uang buat memenuhi kebutuhan kita, jangan paksa kakak, kasihan kakak Pak" Kata Rama adik nya Ayu.
"Mau kerja apa kamu dengan ijazah Sd, kamu itu masih kecil, kamu belum bisa untuk mencari uang, kamu itu fokus saja sama pelajaran kamu biar kamu pinter dan jadi orang succes nanti nya" Jawab Pak Ramdan.
Ayu pun melihat kearah ibu nya dengan tatapan sendu, terlihat oleh Ayu kalau ibu nya lagi menangis dan bingung. Ayu pun pasrah akan hidup nya sekarang, Ayu juga ngga mau egois dengan menolak pernikahan ini, adik nya butuh biaya buat sekolah, ibu nya butuh biaya buat berobat, Ayu memejam kan matanya, Ayu siap mengorbankan masa depan nya demi keluarga yang ia cintai.
"Baik kalau Bapak memaksa, kalau semua ini demi kebaikan semua Ayu rela di paksa menikah dengan laki-laki pilihan Bapak" Akhir nya Ayu menerima pernikahan paksa ini.
*
*
*
Raka Purnama adalah anak satu-satu nya keluarga Purnama pengusaha terkaya di kota itu. Bukan tanpa alasan Purnama menikahkan Raka dengan Ayu, Purnama tahu kelakuan anak nya yang sudah diluar batas, yang suka pergi ke club, minum-minuman keras, gonta ganti wanita, sampai-sampai Ibu nya Raka selalu dibuat jengkel dan kesal akibat ulah Raka yang urakan.
Purnama telah mengenal Ayu anak nya Ramdan yang jadi bawahan nya itu, Purnama sudah menilai karakter dari Ayu, walau pun Purnama baru sekali melihat nya.
Siang itu di kantor Purnama memanggil Ramdan ke ruangan nya.
"Bapak memanggil saya? Kata Pak Ramdan setelah dia mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk.
"Silahkan duduk, benar saya memanggil anda, karena ada hal yang penting yang harus kita bicarakan" Jawab Pak Purnama.
Pak Ramdan pun duduk di sofa yang ada di ruangan Pak Purnama, "Sekira nya ada hal penting apa yang akan anda sampaikan sama saya" Pak Ramdan pun bertanya karena penasaran dengan apa yang akan di sampaikan oleh Pak Purnama.
"Anda punya hutang ke perusahaan sudah melewati batas, kapan kira-kira anda bisa melunasi nya? Tanya Pak Purnama.
"Maaf Pak, saya belum bisa menjanjikan karena kondisi saat ini istri saya juga lagi sakit dan butuh untuk berobat" Jawab Pak Ramdan sambil menunduk.
"Gimana kalau saya ajukan negosiasi sama anda, apa anda menyetujui nya? Pak Purnama pun mengajukan nego.
"Maksud Bapak? negosiasi gimana? Jawab Pak Ramdan yang masih belum paham arah pembicaraan Pak Purnomo.
"Begini Pak, anda punya anak perempuan kan? Dan saya meminta anak Bapak untuk dinikahkan dengan anak saya Raka, kalau Bapak setuju maka semua hutang Bapak akan saya anggap lunas" Pak Purnama pun menjelaskan keinginan nya.
Pak Ramdam diam seribu bahasa, dia berpikir keras untuk menjawab keinginan atasan nya itu, kalau dia terima dia sudah seperti menjual anak kandung nya sendiri, dan juga Pak Ramdan tahu gimana kelakuan Raka anak nya Pak Purnama, tapi kalau menolak dia pun ngga sanggup untuk membayar hutang yang sangat banyak itu, sementara kondisi istri nya yang lagi dalam keadaan sakit lagi membutuhkan biaya banyak, sementara adik nya Ayu mau masuk Smp, Pak Ramdan pun dibuat pusing dengan masalah nya ini.
"Terserah Bapak mau nerima atau pun menolak nya, saya hanya membantu meringankan kehidupan Bapak saja" Lanjut Pak Purnama.
Setelah Pak Ramdan berpikir lama, akhirnya Pak Ramdan pun menjawab keinginan Pak Purnama.
"Baik saya akan meminta Ayu menikah dengan Raka anak Bapak? Jawab Pak Purnama.
Pak Purnama dan Pak Ramdan pun saling berjabat tangan, tanda kesepakatan telah disetujui oleh kedua belah pihak.
*
*
*
Di rumah Pak Purnama seperti biasa waktu nya makan malam harus selalu berkumpul tidak boleh ada yang tidak hadir.
"Raka, kamu harus menikah dengan pilihan Papah" Kata Pak Purnama sambil membersihkan mulut nya pake tisu.
"Maksud Papah? Jawab Raka.
"Ga ada penolakan, pokok nya kamu harus menikahi Rahayu anak nya Pak Ramdan minggu ini" Tegas Pak Purnama sambil menatap tajam ke arah Raka.
"Come on Pah, ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi, aku masih pengen bebas" Jawab Raka yang menolak permintaan Ayah nya.
"Sudah turutin saja keputusan Ayah mu, itu yang terbaik buat kamu nak? Kata Bu Santi ikut bicara.
"Terbaik apa nya, ini bukan jalan yang terbaik, aku masih kepingin bebas aku belum mau terikat pernikahan Bu? Teriak Raka yang ngga mau di nikahkan paksa oleh Ayah nya.
"Terserah kamu Raka, kamu tinggal pilih mau menikah dengan Ayu dan meneruskan perusahaan Papah atau kamu menolak dan semua pasilitas yang ada di diri kamu Papah cabut dan silahkan pergi dari rumah ini, pikirkan baik-baik" Jawab Pak Purnama sambil pergi dari ruang makan.
Raka pun meluapkan kemarahan nya dengan mengobrak ngabrik isi kamarnya, dia menghancurkan apapun yang ada di dalam kamar, setelah puas menghancurkan semua barang milik nya Raka pun meraih kunci mobil diatas meja lalu dia pun pergi.
Bi Asih yang merupakan asisten rumah tangga di kediaman Purnama, melihat Raka yang pergi dari kamar nya dengan wajah yang penuh dengan amarah
"Tambah kerjaan lagi deh" Gumam Bi Asih sambil masuk ke kamar Raka, karena Bi Asih sudah hapal betul dengan tabiat Raka.
"Pah, apa dengan menikah kan Raka sama Ayu semua nya akan baik-baik saja? Tanya Bu Santi kepada suaminya.
"Ibu tenang saja, Ayu anak baik-baik dia pasti bisa merubah sifat dan kelakuan Raka yang urakan" Jawab Pak Purnama.
"Kalau Ayu ngga bisa ngerubah nya gimana Pah? Terus kalau Ayu mendapatkan kekerasan dari Raka gimana? Bu Santi pun khawatir.
"Ibu tenang saja, Raka ngga mungkin melakukan kekerasan pada Ayu, serahkan saja semuanya sama Papah, sudah ayo tidur sudah malam" Jawab Pak Purnama sambil merebah kan tubuh nya.
*
*
*
Ayu pun menangis di kamar nya sambil memeluk guling setelah dia terpaksa menerima keputusan Bapak nya untuk menikah dengan laki-laki yang tidak dia kenali.
"Maaf kan aku Rafi, aku tidak bisa menepati janjiku, karena aku harus menikah dengan orang pilihan Bapak ku, aku ngga bisa menolak nya karena aku juga memikirkan kondisi ibu" Gumam Ayu sambil terus menangis.
Lama Ayu menangisi akan nasib hidup nya, cita-cita yang dari dulu dia impikan harus musnah dengan adanya pernikahan paksa ini, saking lama nya Ayu menangis akhirnya Ayu lelah dan Ayu pun tertidur.
*
*
*
Sedangkan di sebuah club malam terlihat Raka dengan botol minuman dan beberapa wanita yang mengelilingi nya.Walaupun Raka sering gonta ganti wanita, tapi Raka tidak sampai melebihi batas, Raka tidak pernah meniduri wanita mana pun.
"Tambahkan lagi minum nya" Bentak Raka sama teman wanita nya.
"Sudah cukup, kita balik" Andre yang sahabat Raka pun mencegah Raka untuk minum lagi.
"Gue ngga mau balik, gue masih mau minum" Jawab Raka yang ngga lama dia ambruk di meja.
Andre pun menyuruh para wanita yang mengelilingi Raka pergi, setelah mereka dikasih uang tips mereka pun pergi mencari mangsa baru.
"Selalu berakhir seperti ini, untung gue masih peduli sama lo, coba kalau udah ngga peduli lo bakalan tidur di jalanan" Omel Andre sambil mencoba membawa Raka.
Andre dengan susah payah memapah Raka sampai parkiran, setelah Raka ada di dalam mobil, Andre pun membawa nya pulang ke rumah Raka.
*
*
*
Pagi hari Ayu pun bangun, dia membuat sarapan buat Ayah dan adik nya, ngga lupa Ayu pun membuat bubur buat sang ibu, ibu Ayu sakit kanker lambung stadium 2, dan masih ada harapan untuk sembuh.
Selama ini Ibu nya Ayu menjalani kemoterapi dengan biaya yang cukup menguras isi tabungan sang suami, hingga suami nya harus pinjam ke perusahaan. Setiap bulan bukan uang gaji yang di terima suami nya, melainkan selalu menambah hutang karena mereka lagi butuh banyak biaya, Ayu yang menuju kelulusan akhir tahun terus Rama yang mau masuk SMP belum biaya buat kemoterapi, dan sekarang dokter menyarankan harus operasi.
"Sarapan dulu Pak? kata Ayu pada Pak Ramdan.
Pak Ramdan pun duduk di meja makan bersama Rama dan Ayu.
"Ibu udah sarapan belum Yu? Tanya Pak Ramdan sambil mengambil nasi yang Ayu siapkan.
"Sudah Pak, tadi Ayu bikinin bubur, alhamdulilah ibu mau makan" Jawab Ayu, Pak Ramdan pun mengangguk.
"Makan yang banyak Ram, kapan pendaftaran sekolah dimulai? Tanya Pak Ramdan pada Rama.
"Minggu depan Pak" Jawab Rama,Pak Ramdan pun hanya mengangguk dan melanjutkan sarapan pagi nya.
*
*
*
"Den bangun, sudah siang Ibu sama Bapak den Raka sudah menunggu di meja makan" Kata Bi Asih sambil terus mengetuk pintu kamar Raka.
"Iyah, iyah bi nanti saya turun" Jawab Raka yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Di meja makan, Pak Purnama dan Bu Santi sudah menunggu kedatangan Raka sambil membahas pernikahan Raka dan Ayu.
"Emang Papah tahu sosok Ayu yang akan di nikahkan dengan putra kita? Tanya Bu Santi pada suami nya.
"Yah Papah baru melihat nya satu kali, kelihatan nya dia anak yang baik, dan nurut sama orangtua, Ayah nya yang hanya pekerja biasa banyak hutang ke perusahaan untuk biaya anak-anak nya sekolah dan biaya istrinya berobat, dan Ayu baru lulus sekolah kemarin" Jawab Pak Purnama.
"Ayu nya mau gitu Pah? Dia kan masih muda masa depan nya panjang, dia bisa kuliah sambil kerja juga kan? Tanya Bu Santi.
"Kalau bukan Ayu siapa lagi yang mau menikah dengan Raka anak kita yang kelakuan nya urakan? padahal usia nya sudah 27 tahun tapi kelakuan nya tidak berubah, Papah meminta Ayu buat di nikahkan dengan Raka dan hutang-hutang Ayah nya Papah bebaskan? Jawab Pak Purnama dengan nada sedikit kesal atas kelakuan Raka anak semata wayang nya.
Kata-kata terakhir Pak Purnama terdengar jelas oleh telinga Raka. "Oh jadi dia bayar hutang dengan anak nya, lihat saja kamu yah wanita mu ra han, ternyata kamu di beli sama Papah" Gumam bathin Raka lalu menghampiri orang tua nya yang sudah menunggu di meja makan.
"Pagi Mah, Pagi Pah" Raka pun menyapa kedua orangtua nya.
"Pagi juga sayang, ayo sarapan, Mamah sama Papah sudah menunggu dari tadi" Ajak Bu Santi.
Raka pun duduk dan mulai menyantap sarapan pagi nya.
"Raka sore ini kamu harus sudah pulang, karena malam ini kita ke rumah Pak Ramdan untuk melamar Ayu" Kata Pak Purnama dengan tegas.
"Mamah atur dan siapkan semua yang akan di bawa ke rumah Pak Ramdan malam ini" Kata Pak Purnama pada sang istri.
"Apa Pah malam ini? Come on Pah masa malam ini sih Pah? Raka ngga bisa Pah, Raka ada janji" Raka pun menolak nya.
"Tidak ada bantahan, kalau Papah bilang malam ini berarti malam ini, keputusan Papah tidak bisa di ganggu gugat, terserah kamu mau mengikuti peraturan Papah atau tidak" Jawab Pak Purnama sambil membersihkan mulut nya dengan tisu lalu pergi meninggalkan ruang makan.
"Sudah kamu nurut saja sama Papah kamu, Semua akan baik-baik saja, lagian kamu sudah dewasa juga, sudah waktu nya kamu mempunyai seorang istri.
Raka pun cuma berdecak kesal, lalu pergi meninggalkan ibu nya sendirian di ruang makan.
Sesampai nya di kantor Raka menampak kan wajah yang kurang bersahabat, para karyawan pun tidak ada yang berani menatap nya, Raka melangkah kan kaki nya menuju lift khusus para petinggi di perusahaan tersebut.
Tibalah Raka di ruangan nya sendiri, dia memulai pekerjaan nya dengan tumpukan berkas yang selalu menggunung, hari ini mood Raka lagi ngga bagus gara-gara pembahasan di meja makan bersama kedua orang tua nya.
Andre pun masuk setelah mengetuk pintu dan disuruh masuk oleh Raka, Andre heran dengan wajah Raka yang di tekuk bagaikan anak perawan yang lagi pms.
"Kenapa lo Rak, tuh muka kusut amat kaya yang belum di setrika" Celoteh Andre sambil duduk di depan Raka.
"Gue malam ini di paksa melamar cewek yang sama sekali gue ngga kenal, dan gue di paksa menikahi tuh cewek" Jawab Raka dengan emosi.
"What!! Lo dijodohkan? Ha,,,ha,,,ha,,kaya zaman Siti Nurbaya aja," Andre pun tertawa terpingkal-pingkal mendengar Raka yang di paksa menikah.
"Rese lo, bukan nya bantuin gue gimana cara nya biar gue ngga di paksa nikah malah tertawa bahagia lo" Kata Raka sambil melempar balpoin ke arah Andre.
"Ya sudah terima saja dengan lapang dada, siapa tahu tuh cewek cantik, kan enak tiap malam ada yang angetin" Celoteh Andre santai.
"Anget apanya yang ada gue gatel-gatel kalau tidur sama tuh cewek penebus hutang" Jawab Raka seenak jidat nya.
"Maksud lo, mereka bayar hutang sama tuh cewek gitu? Tanya Andre penasaran.
"Dengar yah Ndre, tadi pagi gue ngga sengaja mendengar Bokap gue bilang ke nyokap kalau cewek itu mau menikah sama gue maka semua hutang ayah nya dianggap lunas, nah kalau bukan disebut penebus hutang terus nama nya apa tuh cewek" Jawab Raka.
"Gila juga yah tuh cewek mau jadi penebus hutang, lagian kok tega amat sih orangtuanya, mana laki nya orang ngga baik lagi, tapi kalau cantik mah sikat aja bro, lumayan buat cuci mata dikala mata lo burem" Jawab Andre sambil ketawa.
"Sikat, sikat, bibir lo tuh sikat, apa lo bilang, laki nya ngga baik, breng sek lo" Jawab Raka yang jengkel dengan celotehan Andre hingga dia menendang kaki Andre di bawah meja, Andre hanya memgaduh saja sambil senyum-senyum
*
*
*
Sedangkan di ruangan presdir utama yaitu ruangan nya Pak Purnama, sudah duduk Pak Ramdan untuk membahas lamaran nanti malam.
"Gimana Pak? Sudah siap kan kalau nanti malam kami datang ke rumah untuk melamar Ayu anak Bapak? Kata Pak Purnama sambil menyeruput kopi hitam kesukaan nya.
"Nanti malam? Apa ngga terlalu cepat Pak? Saya belum kasih kabar sama orang rumah" Jawab Pak Ramdan yang sedikit kaget.
"Lebih cepat lebih baik, semua biaya pernikahan biar saya yang tanggung" Jawab Pak Purnama
Pak Ramdan pun pasrah dia tak bisa berkata apa-apa lagi dengan keputusan yang di berikan Pak Purnama, dan akhirnya Pak Ramdan pun mengiyakan.
"Baiklah kalau memang keputusan Bapak seperti itu, saya pun hanya bisa menyetujui nya, kalau begitu saya permisi dulu Pak mau kasih tahu Ayu biar nanti siap-siap" Jawab Pak Ramdan dan berlalu pergi dari ruangan Pak Purnama.
*
*
*
Ayu pun setelah beres-beres dan ngurusin ibu nya dia pergi ke kamar nya untuk beristirahat sejenak, dia baringkan tubuh nya sambil merenungi nasib ke depan nya.
Dia di paksa menikah sama ayah nya yang terlilit hutang, dia harus berkorban demi keluarga nya terutama demi ibunya yang lagi membutuh kan biaya buat berobat.
"Apa aku sanggup menjalani rumah tangga bersama orang yang baru ku kenal? Bersama orang yang tidak aku cintai sama sekali? Terus apa kata kak Rafi, aku ngga sanggup bilang ke kak Rafi tentang semua ini, Ya Allah berilah hamba petunjuk mu, kak Rafi maafkan aku yang ngga bisa menepati janji kita" Gumam Ayu sambil menatap langit-langit kamar.
Flashback
Seperti biasa di sekolahan Ayu suka ada kunjungan dari para mahasiswa setiap tahun nya, kali ini kelompok Rafi yang ditugaskan kunjungan ke sekolah Ayu, sementara Ayu adalah anggota Osis, jadi mereka sering bertemu, seperti hari ini mereka bertemu disaat Ayu selesai dari toilet.
"Ayu nanti siang pulang bareng yah? Ajak Rafi pada Ayu.
"Makasih Kak, ngga apa-apa saya naik angkutan saja" Jawab Ayu.
"Udah aku aja yang antar, sekalian ada yang mau aku omongin sama kamu nanti" Rafi pun sedikit memaksa.
"Emang kakak mau ngomong apa? Sekarang aja kak? kenapa harus nanti" Jawab Ayu sambil memandang kearah Rafi.
"Aku suka kamu Yu, mau ngga kamu selalu nemenin aku dikala suka dan duka dikala sedih dan bahagia, aku janji akan selalu menjaga kamu, aku janji setelah aku memdapatkan gelar dokter aku akan datang ke rumah kamu dan langsung melamar kamu buat jadi istriku" Janji Rafi pada Ayu.
Ayu pun terdiam mencerna semua kata-kata dari Rafi seorang mahasiswa kedokteran yang tampan rupawan ini, tak bisa dipungkiri Ayu juga menyukai Rafi semenjak Rafi menginjak kan kaki di sekolahan nya "Gimana Yu? Aku butuh jawaban sekarang" Rafi pun mendesak Ayu.
"Ayu juga suka sama kakak kok, dan Ayu janji akan menunggu kakak melamar datang ke rumah" Jawab Anya malu-malu.
"Jadi aku diterima Yu? Terima kasih Ayu sayang" Teriak Rafi.
"Ish kakak, baru juga jadian sudah gombal aja, ya udah kak aku mau masuk dulu ke kelas, bentar lagi pelajaran terakhir, dah kak Rafi" Jawab Ayu.yang berlalu pergi ke kelas nya sambil melambaikan tangan nya.
Semenjak Rafi dan Ayu jadian, hampir disetiap ada kesempatan Rafi selalu antar jemput Ayu sekolah, Rafi benar-benar menjaga Ayu, walaupun mereka telah menjadi sepasang kekasih tapi Ayu selalu menjaga diri dan menjauh kan dari hal-hal yang akan menyebabkan masa depan nya hancur.
Rafi pun orang nya romantis, dan selalu menepati janji nya, sesibuk apapun Rafi kalau sudah janji buat jemput Ayu, dia akan selalu berusaha menpati janji nya.
Lamunan Ayu pun terganggu oleh dering ponsel nya, ternyata Bapak nya yang menghuungi dirinya.
"Yu, kamu masak yang banyak yah buat nanti malam" Terdengar suara Bapak nya dari seberang telepon.
"Mau ada tamu yah Pak, sampai Ayu disuruh masak banyak, emang mau ada tamu darimana sih Pak? Tanya Ayu yang penasaran.
"Nanti malam akan kedatangan keluarga besar Raka untuk melamar kamu, jadi persiapkan semuanya, jangan mengecewakan" Jawab Pak Ramdan dan sambil menutup sambungannya.
⭐. ⭐. ⭐. ⭐
Ya sudah aku pun mau siap" 🏃
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!