Satu minggu berlalu setelah pernikahan nya dengan Arga Setiaguna, Kania masih saja tidak bertegur sapa dengan laki-laki yang berstatus suaminya itu.
"Ya Tuhan apa arti pernikahan ini, sampai saat ini bahkan dia tidak pernah bicara padaku, apa yang harus aku lakukan?" guman Kania.
Kania Zahira smitt adalah anak dari Pengusaha kaya yang bernama Bisma Bagaskara Smitt dengan Anita cahyadinata, namun dia menyembunyikan statusnya semenjak orang tuanya meninggal karna kecelakaan yang misterius 8 tahun yang lalu.
Di usianya yang menginjak 16 tahun, dia harus kehilangan kedua orang tuannya, dia yang waktu itu baru masuk SMA, memutuskan ikut tinggal di rumah sederhana bersama pembantu nya yakni Aisyah Putri maharani.
Semua kemewahan dia tinggalkan demi keselamatannya karna banyak orang yang mengincar nyawa nya.
Saat ini dia bekerja di sebuah yayasan sebagai guru honor setelah lulus S1 dari sebuah Universitas negri.
Gaji nya memang tak seberapa namun itu membuat Kania bahagia bisa mengajari anak-anak belajar, dia bisa menyalurkan kasih sayang nya dan juga ilmu yang dia dapat kepada anak didik nya.
Dia sangat pintar bahkan Dosennya menyarankan Kania agar mengajukan beasiswa S2 nya ke luar negri, namun kania menolak nya dengan alasan tidak bisa meninggalkan ibu nya.
Namun bukan karna alasan itu dia menolak nya, dia ingin mencari tahu kematian orang tua nya yang sangat misterius.
Hingga satu bulan yang lalu nenek nya di kabarkan sakit keras, dia memang menyayangi nenek nya itu namun entah mengapa dia memilih ikut tinggal bersama Aisyah.
Kania mau tak mau harus mejenguk nya, walau pun dia tidak peduli lagi dengan kekayaan orang tuanya, namun dia masih menyayangi nenek nya itu.
~Flasback ~
Satu bulan yang lalu..
"Kania, boleh ibu bicara nak?" tanya Aisyah.
Aisyah adalah Art nya dulu yang sudah seperti ibu kandungnya sendiri, karna Beliau yang menjaga nya selama 24 tahun ini.
Semenjak bayi Kania sudah di asuh oleh nya, Aisyah tak pernah menikah selama ini, hanya ingin mengasuh Kania saja.
"Tentu saja bu, apa yang mau ibu bicarakan seperti nya serius sekali," ujarnya.
"Tadi pak Amir datang kemari, beliau menanyakan kamu nak, Beliau memberi tahukan bahwa Oma kalo dia sakit keras dan ingin bertemu denganmu," ujar nya mengelus tangan Kania yang nampak diam saja.
"Terus aku harus bagaimana bu, aku bingung kalo harus ke rumah besar aku tidak berani," ujarnya tidak sangat sedih saat masuk ke rumah besar dia selalu teringat dengan orang tua nya yang telah tiada.
"Kamu tenang saja semua akan baik-baik saja," ucap nya menenangkan Kania.
"Bagai mana kalo ada Paman Bagas aku gak mau ketemu sama dia," ujar nya.
Bagas adalah adik kandung dari Bisma Bramantio ayah nya Kania, namun entah apa yang terjadi Kania meresa kalo Bagas adalah orang yang jahat.
"Jangan takut sayang, kamu harus bisa menghadapi nya sudah cukup kamu bersembunyi selama ini," ujar nya kembali menengkan.
Kania pun hanya bisa pasrah semoga saja dia tidak bertemu dengan pamannya itu saat berkunjung ke rumah besar itu.
Setelah berbincang dengan Bu Aisyah dia merasa sedikit tenang sekarang walau dalam hatinya masih sedikit was-was.
.
Keesokan harinya Kania di jemput oleh supir, dia sangat gugup sekali setelah beberapa tahun dia meninggalkan rumah itu baru kali ini dia kembali.
Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah gerbang tinggi, mobil pun masuk ke dalam dan terus melaju menuju Rumah besar.
Mobil pun berhenti di depan rumah, Kania pun keluar dari mobil yang sudah di buka kan oleh supir.
Dengan hati yang was-was di melangkahkan kaki nya, terlihat wanita paruh baya memakai kursi roda ada di depan pintu rumah itu tersenyum menyambutnya.
"Oma.. " sapa Kania memeluk erat nenek nya tersebut, Oma nya pun tersenyum membalas pelukan nya.
Kania bersyukur ternyata Oma nya baik-baik saja tidak seperti yang ada dalam pikiran nya, karna yang dia dengar Oma sakit keras.
"Kania sayang terimakasih nak kamu mau kemari," ucap Oma sendu, tak kuasa menahan tangis nya.
Setelah beberapa tahun tak bertemu cucu nya itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan dewasa.
"Aku rindu sekali dengan Oma, bagaimana keadaan Oma sekarang?" tanya Kania.
"Kabar baik kemarin baru saja keluar dark rumasakit biasa penyakit orang tua, Oma udah sehat saat melihat mu nak ayo masuk," ajaknya.
Kania pun mendorong kursi roda itu, sedangkan suster berjalan di belakang nya.
"Kenapa baru kemari sekarang sayang, apa kamu tidak merindukan Oma? beberapa tahun ini Oma mencarimu," ujarnya.
Sungguh Oma Maria sangat sakit hati melihat Kania malah ikut dengan Aisyah yang tidak tahu dimana tinggalnya.
"Maaf kan aku, Oma tahu kan alasan ku bagaimana," ujarnya jujur saja kala itu dia tidak punya pilihan.
"Tinggalah di sini bersama Oma nak, Oma sangat kesepian hanya ada Marvin saja di sini itu pun dia sibuk dengan pekerjaannya di kantor," ujarnya.
Kini mereka duduk di ruang tamu, Kania hanya duduk sambil memperhatikan isi rumah yang terlihat mewah itu.
Namun ada poto yang membuat nya berkaca-kaca, di sana ada Potonya saat masih kecil dan orang tuanya, ada juga Oma dan Opa nya juga Bagas dan keluarga nya.
"Bagaimana kabar om Bagas Oma?" tanya Kania, jujur saya dia sangat takut saat menyebut nama nya.
"Apa kamu tidak mendengar kabar nya?" tanya Oma dan Kania pun menggelengkan kepalanya.
"Bagas sudah meninggal satu tahun yang lalu karna kecelakaan pesawat, sedangkan istrinya berada di rumasakit jiwa,"
Kania pun menutup mulut nya syok, dia tidak menyangka kalo Om nya itu sudah tiada.
"Maafkan Kania Oma, jujur saja Kania menyesal karna tidak tahu dengan hal ini," ujarnya.
Kania menutup akses agar tidak bisa di lacak oleh keluarga nya dan saat beberapa hari yang lalu Pa Amir tak sengaja melihat nya di sebuah sekolah.
Tanpa sepengetahuan Kania, Pa Amir memberi tahu kan kabar bahagia itu kepada Nyonya besar nya.
"Tidak apa-apa Oma tahu alasan kamu, Oma mohon menginap lah di sini." ujar nya.
Kania pun mengangguk tanda setuju, setelah lama berbincang Kania pun masuk ke kamar tamu untuk merebahkan tubuhnya yang sangat lelah.
Namun dia juga nampak bertanya-tanya ada apa gerangan sehingga Oma menyuruh nya ke sana.
Sejak kematian orang tua nya Kania tidak. bisa percaya begitu saja dengan orang lain termasuk Oma nya, karna sejak dulu Oma tidak terlalu dekat dengan nya.
Masih Flasback...
Terdengar bunya ponselnya berbunyi, Kania pun langsung mengangkatnya yang ternyata Aisyah yang menghubungi nya.
[Hallo Bu,]
[Hallo sayang, bagaimana keadaanmu di sana]
[Aku baik-baik saja bu, aku izin menginap di sini yah malam ini]
[Baiklah tapi kamu hati-hati yah, kalo ada apa- apa hubungi Ibu]
[Baik bu]
[Ya sudah Ibu tutup telponnya ya]
[Iya bu]
Setelah menutup telpon nya Kania bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, cuaca hari ini sungguh sangat terik.
Kania baru ingat kalo dia ke sana tidak membawa baju ganti, kini dia hanya memakai handuk saja.
"YaTuhan kenapa aku sampai lupa, bagaimana ini baju ku tadi tak sengaja terjatuh dan basah." guman nya menggigit kuku nya bingung.
Kania pun membuka lemari yang ada di sana, terdapat banyak sekali baju wanita termasuk dres.
"Apa aku pinjam ini saja, nanti aku izin sama Oma, lagian baju siapa sih ini banyak banget?" pikirnya.
Kania pun mengambil satu dres dan memakai nya, di lemari itu ternyata bukan hanya baju ternyata lengkap dengan pakaian dalam termasuk undewar yang masih baru.
"Sepertinya ini baru semua, apa Oma sengaja beliin ini buat aku, ukurannya pas banget di tubuh aku ini," gumannya sambil bercermin melihat pantulan dirinya di kaca.
tok.. tok.. tok..
Suara pintu di ketuk dari luar, Kania pun segera menyelesaikan menyisir rambut nya dan menggulung nya kembali.
Kania pun segera membuka pintu."Maaf Nona menggangu, Nyonya besar menunggu anda untuk makan siang bersama," ujar seorang pelayan yang menghampiri nya.
"Baik Bi saya akan segera ke sana," jawabnya.
Kania pun berjalan mengikuti pelayan itu menuju ruang makan.
"Kania sayang sini kita makan siang bersama, kamu pasti sudah lapar kan," ujarnya.
Kania pun hanya tersenyum dan menggeser kursi agar bisa duduk dekat dekan Oma nya itu.
"Pelayan ambilkan makanan untuk nona kalian," perintah Oma.
"Tidak usah Oma biar Kania ambil sendiri," jawabnya mengambil alih piring yang di pegang oleh pelayan itu.
Inilah alasan Kania malas berada di sana, karna apa-apa semua di layani dan itu membuatnya tidak nyaman, sedangkan berada di rumah Bu Aisyah dia bisa jadi dirinya sendiri dan hidup mandiri.
"Makanlah yang banyak sayang," Kania hanya mengangguk.
Makan siang pun terasa sepi tak ada lagi perbincangan di antara mereka, karna sudah peraturan dari dulu kalo makan tidak boleh ada yang bicara.
Setelah selesai makan Kania mengikuti Oma masuk ke ruang pribadinya.
"Duduk lah, ada yang mau Oma katakan padamu,"
"Apa yang mau Oma bicarakan?" tanya Kania penasaran, apakah soal kecelakaan orang tuanya itu yang ada di pikirannya.
"Semua aset perusahaan dan kekayaan orang tua mu sudah atas nama kamu sayang setelah meninggalnya Bagas, Oma mengembalikan semua harta mu yang di ambil alih oleh pamanmu dan satu lagi,"
"Satu lagi apa?" tanya Kania masih bingung.
"Orang tuamu dulu sudah menjodohkan mu dengan anak sahabat mereka dan sekarang mereka menagih janji itu pada nenek agar bisa menikahkan kalian berdua," ucap Oma jujur.
Hening.
Hingga tiba-tiba Kania tersadar dari pikiran nya yang tadi sempat oleng.
"Maksud Oma aku di jodohkan begitu?" ujar nya melotot tak percaya.
"Iya, Oma juga tidak tahu sayang mereka yang berjanji dan Oma juga tidak bisa berbuat apa-apa," ujar nya mengusap kepala Kania dengan sayang.
Kania tak habis pikir kenapa dia harus ada di sini kalo akhirnya begini, sungguh dia tidak ingin ada pernikahan kalo harus dengan cara di jodohkan, meskipun umur nya sudah cukup untuk menikah tapi dia tidak mau jika tidak ada cinta di antara mereka.
"Tapi Oma aku tidak mengenalnya, itu akan membuat kami tidak nyaman nanti nya, pernikahan itu bukan permainan aku hanya ingin menikah satu kali seumur hidup" ucap Kania.
"Tidak ada pilihan lain nak, Oma juga tidak bisa berbuat apa-apa karna orang tua kamu yang merencanakan semua ini, kamu pikirkan saja dulu," bujuk nya namun Kania masih saja menolak.
"Tapi Oma.. "
"Ayolah Kania, Oma sudah membiarkan mu pergi selama ini dan ini sudah waktu nya kamu kembali dan nurutin keinginan orang tua kamu," ucap Oma memelas.
"Tapi Kania sudah punya pacar Oma bagai mana dengan nya?" bohong nya.
"Putuskan dia nak dan menikah lah dengan laki-laki yang di pilih kan orang tuamu, ini demi kebaikanmu karna sedari dulu sudah turun temurun kalo keluarga kita menikah dengan dasar perjodohan"
"Kania gak mau Oma," tegas Kania, dia terus saja memberi alasan agar Oma nya bisa membatalkan pernikahan itu.
"Ya sudah kalo begitu, kamu tidak boleh bertemu lagi dengan Aisyah untuk selamanya," ucap Oma final.
"Oma kenapa seperti itu, dia adalah Ibu ku kenapa Oma jahat sekali padaku," ujar nya terisak.
"Ini demi kebaikanmu nak dan ini juga keinginan terakhir orang tuamu," ucap Oma tidak ada pilihan lain selain mengancam nya.
"Baiklah tapi jangan pernah katakan kalo aku pemilik perusahaan, bilang saja kalo orang tuaku sudah tidak punya apa-apa pada mereka,"
"Baik jika itu maumu Oma akan lakukan yang kamu minta," jawab nya tersenyum.
Kania hanya bisa pasrah menerima semuanya, dia yakin jika tahu Kania bukan orang kaya seperti dulu teman orang tuanya akan mundur, tidak mungkin mereka mau menerima nya sebagai menantu.
Keesokan hari nya Kania kembali ke rumah Bu Aisyah ternyata di sana sudah ada keluarga dari calon suaminya.
Tanpa sepengetahuannya ternyata Oma mengatakan kalo Kania sudah tidak tinggal bersama nya dan memberikan alamat rumah Aisyah.
"Loh ada apa ini kenapa ada mobil mewah di depan rumah," gumannya.
"Ibu ada apa?" tanya Kania langsung masuk ke dalam rumah.
Dia melihat sepasang suami istri duduk di sana dan juga seorang pemuda.
"Kania sayang sini duduk, mereka adalah tamu kamu," ucap Bu Aisayah.
Kania pun duduk di sebelah bu Aisyah dan langsung bertanya.
"Maaf sebenarnya kalian siapa?" tanya Kania heran.
"Kenalkan saya Joko dan ini istri saya Maya dan juga ini anak kami Arga," ucap Pa Joko mengenalkan keluarga nya.
"Maaf ada apa ya, saya bingung jadinya," tanya Kania.
"Kami sahabat orang tua kamu dulu dan kami berniat menjodohkan kalian, apa Oma kamu belum cerita?" tanya Pak Joko.
Kania pun menghela nafas, oh jadi ini laki-laki yang akan di jodohkan dengannya, terlihat arogant dan juga dingin dari wajah nya saja kaku seperti itu.
"Sudah, apa anak anda mau di jodohkan dengan saya,saya hanya seorang yatim piatu dan tak punya apa-apa," ucap nya sendu
"Tidak masalah kami menerima kamu apa adanya dan jangan kata kan soal harta, kami tidak mempermasalkan nya iya kan Ma," ucap Pak Joko, membuat Kania melotot tak percaya.
"Mampus gue kalo gini gimana cara nolak nya," batinnya.
"Iya kami malah senang bisa menjadikan mu menantu, kamu sangat mirip sekali dengan ibumu sahabat kita," ujar nya tersenyum.
Dari awal perkenalan ini Kania bisa melihat kalo Arga terpaksa menerima perjodohan ini karna dari tadi dia hanya diam saja tanpa exspresi.
"Kalo kamu menerima perjodohan ini, kami akan secepat nya melamar kamu atau bahkan menikahkan kalian," ujar Pa Joko.
"Saya menerima perjodohan ini dan soal waktunya itu terserah Bapak saja," Kania tidak punya pilihan selain menerima nya karna dia tidak mau berpisah dengan ibu Aisyah.
Setelah bicara panjang lebar mereka pun langsung pamit pulang.
Bu Aisyah bersikeras melarang Kania menikah dengan laki-laki yang tak di cintai nya, namun apa daya Kania terpaksa karna di ancam oleh Oma nya.
Pernikahan pun hanya di hadiri keluarga dekat saja dan tetangga, tidak ada acara resepsi atau lain nya karna Kania tidak mau.
~Flasback Of~
Malam itu Kania seperti biasa makan sendiri karna suami nya akan pulang saat dirinya sudah tidur itu pun mereka berpisah kamar, Kania tidak tahu harus bagaimana selain menuruti kemauan suaminya itu.
Setelah menikah Kania ikut tinggal bersama Arga di rumah nya yang lumayan jauh dari rumah rumah Pak Joko, gak tahu kenapa tapi Kania yakin ini sudah di rencanakan oleh Arga jauh-jauh hari.
Arga tidak memperbolehkan Kania masuk ke dalam kamar nya,bahkan dia juga melarang Kania menyentuh barang-barang nya mungkin saja Arga tidak suka ada orang baru di rumah nya.
Kania yang mempunyai sifat acuh pun tak mempermasahkan nya malah dia bersyukur tidak harus repot-repot mengurusi laki-laki itu namun dia merasa sedih kenapa pernikahan nya harus seperti ini tidak seperti yang lainnya.
Arga Setiaguna adalah anak dari Joko Hadi setiaguna seorang pengusaha elekronik yang lumayan terkenal di sana, perusahaannya juga sangat terkenal di sana dan cukup besar mempunyai banyak anak cabang di berbagai daerah.
Banyak wanita yang menginginkan jadi menantu di keluarga kaya raya itu, banyak juga rekan sesama pengusaha yang ingin berbesan dengan Pak Joko namun selalu saja di tolak dengan alasan sudah menjodohkan anak nya dengan orang lain.
"Seharusnya dia itu menolak kalo tidak mau di jodohkan denganku bukan seperti ini, apa aku sangat menakutkan sehingga dia malas bertemu denganku," gumannya sambil membereskan bekas memasak.
Terdengar pintu terbuka Kania pun berjalan ke depan melihat siapa yang masuk rumah malam itu.
"Tumben pulang cepat," tanya Kania, ternyata Arga pulang lebih cepat dari biasanya.
Ternyata perkataan Kaila terdengar di telinga Arga dan itu sukses membuat Arga marah dan sedikit kesal.
"Kenapa memang nya, ini rumah ku ada yang salah?" jawab Arga letus membuat Kania heran.
Kania mengangkat alis nya, tumben orang ini banyak bicara pikirnya biasanya kalo Kania bertanya pun dia tidak akan menjawab nya.
"Maaf aku lupa," ujar Kania merasa tidak enak dia pun segera menginggalkan nya.
Namun saat dia sudah di depan kamar, Arga memanggilnya,Kania pun menoleh ingin tau apa yang Arga ingin kan.
"Tunggu," ucap nya sedikit berteriak.
Kania pun mengurungkan niat nya membuka pintu kamar, ada sedikit kehangatan di hatinya saat Arga mau menyapa nya malam itu.
"Ada apa?" tanya Kania bingung tidak biasa nya Arga mau menyapa nya bahkan berbicara sedekat ini.
"Duduk lah ada yang ingin aku bicarakan," ujarnya mengajak Kania duduk.
Kania pun duduk di sofa single yang ada di depan Arga, dia hanya diam dan memperhatikan apa yang akan Arga lakukan sehingga mengajak nya ngobrol.
"Aku ingin kamu tanda tangan kontrak ini," ujarnya menyerahkan sebuah kertas kepada Kania.
Kania pun mengeryitkan dahi, apa lagi ini pikir nya? apa pria di hadapan nya ini sudah gila.
Jadi Arga benar-benar tak menganggap pernikahan ini sama sekali, tapi untuk apa harus memakai surat perjanjian segala bukannya kalo dia mau dia bisa langsung menceraikan nya saat ini juga.
"Apa maksud nya?" tanya Kania sedikit bergetar.
Kania sangat sedih sekali kenapa Arga melakukan ini kepada nya apa kah dia tidak pantas menjadi istri nya.
"Itu surat kontrak nikah yang sudah aku buat, di sana tertera apa saja yang harus kamu lakukan selama menjadi istriku." ujarnya menjelaskan.
Arga memang sudah menyiapkan nya jauh-jauh hari namun dia selalu sibuk jadi jarang bertemu dengan Kania.
Apalagi pekerjaan nya sangat banyak di setiap hari harus lembur,dan saat pulang Kania pasti sudah tidur, baru malam ini dia bisa pulang lebih awal.
"Kenapa harus pake kertas begini, apa kamu tidak suka menikah denganku?" tanya Kania membuat Arga mengangkat sedikit bibir nya.
Dia tersenyum sinis menatap wanita cantik di depan nya itu, tentu saja dia sangat menyesal menikah dengan wanita yang tak di kenal nya itu jangan kan untuk suka melihat nya saja Arga malas.
"Tentu saja aku tidak pernah bermimpi menikah dengan gadis sepertimu dan aku tegas kan jangan pernah berbicara pada siapa pun kalo kita sudah menikah ingat itu," ujar nya membuat Kania sakit hati.
Bagai mana tidak bahkan malam pertama pun Arga tidak ada di rumah, entah lah dia pergi kemana Kania tidak tahu yang jelas Kania sendirian di rumah sampai pagi menjelang.
Kania pun tidak ambil pusing terserah dia mau ngapain aja yang jelas asal dia bisa terus bertemu dengan Aisyah itu sudah membuatnya senang dan keinginan orang tua nya sudah terpenuhi.
Walau pun awal nya Kania sudah pun ingin memulai membina rumah yang sesungguh nya, tapi melihat Arga yang seolah tak menginginkan nya dia hanya bisa pasrah.
"Baiklah aku akan menuruti keinginan mu puas," jawab nya walau pun hatinya sedikit berat.
Mungkin ini jalan yang terbaik untuk nya, walau pun dia bukan istri yang sesungguh nya tapi dia berharap bisa menjadi teman yang baik untuk Arga kedepan nya.
"Good girl asal kau tahu aku sudah mempunyai kekasih, aku terpaksa menikah denganmu karna kesehatan Ibuku, bukankah kamu juga tidak mau menikah denganku kita sama kita sama-sama di rugikan dalam hal ini," ujarnya menaik turunkan alis nya.
Kania pun tak memungkiri nya dia pun terpaksa menerima nya namun saat menjalani ijab kabul dirinya merasa sudah menjadi istri yang sesungguh nya dan baginya pernikahan bukan untuk main-main.
"Tentu saja aku juga tidak mengharapkan mu menjadi suami ku dan kenapa kamu tidak menolak saat itu, aku orang miskin mana bisa melolak permintaan kalian," ucap nya tersenyum sinis.
Arga tidak bisa menjawab nya karna kala itu Mama nya mengancam nya jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Sudahlah kita terlajur menikah, jadi setelah 3 bulan menikah kita bercerai, aku tidak akan menyentuhmu selama kita menikah dan aku juga membebaskan mu tidak akan melarang mu melakukan aktifitas mu dan tidak akan ikut campur apapun yang kamu lakukan, begitu pun sebaliknya kamu tidak usah ikut campur dengan urusan ku," ujarnya tegas.
Kania yang mendengar itu pun sedikit kecewa kenapa harus 3 bulan, apa kata orang nanti kalo dia menjadi janda, tapi dia juga senang Arga tidak mencampuri urusan nya dan tak mau menyentuh nya.
Namun di hatinya yang paling dalam dia merasakan sakit yang begitu dalam karna penolakan suami nya itu.
Semula dia berharap bisa memperbaiki rumah tangga nya, walau pun mereka hanya orang asing yang tak saling mengenal, namun setelah Arga mengatakan itu Kania jadi yakin kalo Arga memang bukan jodoh nya.
"Baiklah aku setuju," ujar Kania karna itu sama-sama menguntungkan untuk mereka.
Walau pun dia harus menjadi janda yang masih perawan itu tak masalah baginya, itu lebih bagus.
Kania tak mau jika harus berjuang sendiri apalagi Arga menegaskan kalo dia sudah punya pacar.
"Satu lagi, kita harus pura-pura romantis di depan orang tua ku," ujarnya.
Kania pun hanya bisa mengangguk pasrah, jika memang harus begini apa boleh buat, karna sedari awal juga dia sudah menolak perjodohan itu.
Setelah menandatangani surat itu Kania masuk ke dalam kamar nya, dia tidak tahu harus bagai mana.
Tapi jika ini memang terbaik untuk nya dia hanya bisa berdo'a semoga mertuanya tidak kecewa padanya.
Dan Kania berharap semoga setelah berpisah dengan Arga dia bisa menemukan lagi pengganti nya yang mencintai nya sepenuh hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!