Karin mengoyakkan tubuhnya, kala tali terlepas dalam ikatan tangannya begitu saja. Setelah samar pusing, ia kerjapkan matanya yang kunang kunang.
Lampu besar, ranjang dan cahaya terang, sedang di mana aku?!
Karin kembali mengerjap, membuka matanya perlahan menyesuaikan retinanya yang ditusuk sinar terang tepat di atasnya.
"Aku ada di mana?" Sekali lagi Karin, bertanya dalam hati, ini bukan kamarnya.
"Kalian siapa?" Karin, tersentak melihat banyak pria memakai baju serba hitam di sekitarnya.
Dia, Kharina gadis berusia 24 tahun dengan tubuh kecil dan wajah polos manis yang hari ini seharusnya berada di atas pelaminan bersama seorang pria pilihan ayah dan ibunya.
Lewat perjodohan singkat untuk menyelamatkan bisnis milik ayahnya, Karin yang tidak pernah mengenal pria dan polos itu menerima pemuda bernama Arga, untuk dekat dan menikahinya.
Karin lirik jam dinding besar yang berdiri di sudut kanan kamar itu, dia ingat betul tanggal dan hari apa ini, bahkan tepat dua jam lalu dia mendengar sorakan kata 'Sah' dari keluarga dan tamu yang hadir sebelum semua dirasa gelap.
Baju? Benar, dia masih memakai kebaya pengantinnya, bahkan riasannya masih ada.
"Heh, bodoh!" suara pria asing membuat Karin, kembali terduduk mojok.
Selama ini dia hanya hidup dengan ayah, ibu tiri dan kakak tirinya, Miranti ibu kandung Karin, yang tidak lain istri kedua di keluarga itu telah lama tiada.
"Kala, Bian, Keiy dan Arga. Di mana mereka?"
"Kau siapa? Di mana suami dan keluargaku?" cerca Karin, ia benar-benar tidak pernah bertemu dengan pria bertubuh besar dengan raut wajah menyeramkan itu.
"Keluarga? Suami? Hahahaha ...." hanya gelak tawa yang Karin dapatkan. Tawa seperti iblis.
Pria itu mendekat, mencengkram dagu Karin kuat, dan menatap lekat wajah bingung Karin, ingin ia habisi saja gadis di depannya itu, tapi misinya belum selesai, ini baru awal.
Dia, Hendaru yang disapa kenal orang adalah Tuan Daru, orang lebih mengenalnya dengan sebutan Tuan Daru berkuasa, tidak ada yang mampu menandingi bisnis keluarga yang ia pegang sekarang.
Daru, terkenal keras, dingin dan kejam. Bukan tanpa alasan dia memiliki karakter menakutkan seperti itu, semua terbentuk karena luka di masa lalu yang mencetak trauma parah dalam hidupnya.
Luka itu tidak luput dari campur tangan keluarga Karin, gadis yang sedang ia cengkram dan menjadi tawanannya kali ini.
"Sakit," keluh Karin, ia meringis kesakitan akan cengkraman Daru di dagunya.
"Kharina, nama yang bagus untuk nasibmu yang buruk, terlihat sangat murahan!" ucap Daru, ia lepaskan kasar cengkramannya hingga Karin tersungkur.
"Murahan? Siapa yang murahan?"
Karin mencoba bangun, ia raih tangan Daru yang sontak menepis dan mendorong tubuhnya kuat, Karin kembali terjatuh dan kepalanya membentur sisi ranjang.
"Dasar murahan, kau mau menggodaku seperti Ibumu, hah!"
"Ak-aku, aku-"
"Ikat dia!" titah Daru, ia gosok lengan jasnya, menghilangkan bekas tangan Karin di sana.
Melihat Karin mengingatkan Daru pada kematian ibu dan kakak perempuannya juga kegilaan ayahnya di masa lalu.
Ibunya mati bunuh diri karena ayahnya berselingkuh, bersama ibu Karin hingga melakukan hubungan kotor itu di depan sang ibu, tidak cukup sampai di sana, mereka bahkan mengajak ibunya bermain bersama seperti orang gila.
Dua wanita, satu pria, perbuatan gila yang terjadi waktu itu.
Kakak perempuan Daru meninggal penuh derita setelah seorang pria merenggut kesuciannya secara paksa, ia dijebak dan dilecehkan, pria itu tidak lain adalah Arga-suami Karin. Pria itu bekerja sama dengan kakak perempuan dan ibu tiri Karin secara diam-diam untuk menghancurkan keluarganya.
Satu nyamuk berhasil Daru bunuh, Arga suami Karin baru saja meregang nyawa setelah ia siksa dengan tarikan mobil dan menabraknya tanpa iba sedikit pun, Daru rasa itu hukuman yang pantas untuk pria seperti Arga.
Kini, tersisa keluarga Karin, mereka sudah berhasil Daru tangkap, tapi kematian tidak Langsung Daru berikan, dia akan menyiksa mereka satu per satu, lewat Karin terlebih dahulu.
Karin tidak tahu semua masalah itu, dia tinggal satu rumah selama 24 tahun, tapi dia seperti orang bisu dan tuli, tubuhnya hanya bergerak atas izin ibu tirinya, sedang sang ayah tidak pernah membela.
Sama seperti Daru, yang tidak tahu bahwa Karin bukan anak kandung dari wanita yang membuat keluarganya hancur, Karin hanya anak tiri, bukan anak kandung wanita itu, tapi bukti nyata masih tertutup rapat.
"Daru, apa perlu kita bunuh dia?"
Dirga, satu pria asing lagi muncul, tangan kanan Daru dengan segala rencana liciknya, seringai tipis mematikan selalu menjadi ciri khas pria itu.
Karin menoleh, sontak ia berteriak, "AYAH!"
Sekuat tenaga Karin menggeser tubuh mendekat ke kursi roda ayahnya, pria tua itu sudah tidak berdaya, banyak darah di sekujur tubuhnya.
"Dasar orang jahat, kalian apakan Ayahku, hah?" tanya Karin.
"Hahahaha, orang jahat, aku? Hahahaha ... Seharusnya aku membunuh pria itu tadi," jawab Daru, dengan balasan yang menyebalkan.
"Kau-" gerak bibir Karin terpotong karena Kalau menyentuh kepalanya, pria itu bergeleng lemah.
"Ayah, apa yang mereka lakukan? Ada apa ini, Ayah?"
"Tolong kami, Karin. Turuti saja dia, kalau tidak kami semua akan mati," jawab Keiy, susah payah ia berbicara.
"Mati?"
Karin menoleh dan menatap tajam Daru, sayangnya lirikan itu disambut dengan lemparan kencang jas tebal Daru yang sempat ia sentuh tadi.
Plak,
Wajah dengan riasan pengantin itu sontak memerah, darah mulai menetes di hidung Karin.
"Berani sekali kau melotot kepadaku, wanita murahan!" ucap Daru, penuh kebencian.
"Apa yang kau lakukan, hah? Tunggu, suamiku pasti akan datang dan menolongku, kau siap-siap saja dia hajar karena berani menyakiti aku dan keluargaku!" balas Karin memutar ancaman.
Mendengar ocehan Karin, sontak semua orang di ruangan itu tertawa, satu diantara mereka menyalakan monitor besar dan memutar video penyerangan yang mereka lakukan setelah pernikahan Karin berlangsung sampai aksi tabrak mati yang Arga terima.
"ARGA!" teriak Karin, menutup wajahnya.
Arga tergeletak berlumuran darah dalam video itu, Karin tidak menyangka setelah dirinya pingsan, semua orang yang hadir di pernikahannya berlarian menyelamatkan diri, termasuk keluarga Arga - suaminya.
"Tidak mungkin, dia pasti bukan Arga, suamiku masih hidup, kami baru saja menikah," gumam Karin meyakinkan dirinya sendiri.
Sekali lagi Daru, tergelak melihat Karin berusaha menguatkan dan menepi kenyataan ini, Karin sah menjadi seorang janda dalam hitungan beberapa jam saja.
Dan pria menyeramkan di depannya itu adalah pelakunya, Daru yang membunuh Arga.
"Dia bukan Arga," ucap Karin.
"Dia suamimu yang kurang ajar itu, dia sudah mati!" ucap Daru, tangannya kembali menyengkram dagu Karin, satu lagi menarik rambut yang masih terikat melati itu.
Karin kembali melotot dan disambut dengan ludahan Daru, sontak mata itu terpejam.
"Apa maumu, manusia jahat?" tanya Karin.
"Kau, kau menikah denganku atau aku bunuh ayahmu sekarang!" jawab Daru.
Dasar iblis! cercah Karin, menatap emosi penuh siasat untuk punya sebuah cara.
TBC.
Hello all, ini adalah pengganti Istri Genit Mas Faaz, yang author ga lanjut karena dilirik satu cerita sinet, sehingga author tidak berlanjut.
"Menikah?" ulang Karin. "Apa maksudmu bicara seperti itu? Apa kau merasa pantas berkata seperti itu setelah kau membunuh suamiku yang tidak berdosa itu, hah?"
Cuh,
Daru ingin meludahi wajah Karin sekali lagi, betapa bodohnya dia sampai tidak tahu dan mengenal Daru dengan baik, pria busuk di balik senyum ramahnya.
"Dasar murahan! Tinggal kau pilih saja, pengawalku siap menembak Ayahmu yang gila itu," balas Daru.
Kalale, sang ibu memohon pada Karin, hal yang sama saat bisnis keluarga itu diambang kehancuran, meminta Karin mengorbankan dirinya, demi keselamatan keluarga yang bahkan tidak pernah menganggap Karin ada.
"Ayah, dia itu bukan manusia, dia iblis! Dia bahkan sudah memberiku perjanjian gila semacam ini, aku tidak mau, Ayah!" Karin meminta Kalale menolak.
Tapi, apa dayanya bila sejak dulu Karin memang menjadi umpan yang siap dikorbankan, istri dan satu anak lainnya dirasa jauh lebih penting dalam hidup Kalale mengingat kepergian Mira yang mendadak membuat hatinya sakit, sedang wajah Karin kala itu sangat mirip dengan mendiang istri keduanya itu, maka ia dinikahi Arga.
Karin amat ingat surat perjanjian pra nikahnya sembari menatap kesal pada pria yang tidak memberinya pilihan itu.
Sebut saja dia Tuan Daru, seperti apa yang dia mau.
Pria kejam yang sudah membawanya lari dari acara pernikahan, membunuh suami sahnya yang baru dua jam menikahinya dan pria yang sudah membuat ayahnya menjadi lumpuh juga tidak berdaya.
Pria kejam itu juga yang membuat dirinya harus kembali duduk, di hadapan penghulu untuk melakukan prosesi pernikahan kedua kalinya.
"Kau sudah baca semuanya?"
Pria kejam ini, duduk di sampingnya, memakai baju pernikahan yang senada dengan diri Karin, tanpa menjawab Karin menyetujui dinikahi.
Tanpa riasan tambahan dan masih dengan bekas memar di wajah karena dua kali Dari, melempar benda miliknya dengan kasar, Karin terlihat sangat menyedihkan.
Penjagaan sangat ketat, tangan dan kaki Karin pun masih terikat dengan tali.
Tidak peduli dengan rasa duka yang ada, Karin baru saja kehilangan suaminya, tapi Daru akan tetap membuat Niel menjadi istrinya, membuat gadis itu menikah untuk kedua kali dengan dirinya.
"Ayah," panggil Karin getir, ia menjatuhkan tubuhnya lalu bergerak seperti seekor ular sampai di depan kursi roda ayahnya kembali.
"Karin," pria itu menangis seraya memohon.
"Menikahlah, Nak... Ayah mohon selamatkan Ayah, Ibu dan Kak Keiymu!"
Karin menggelengkan kepala, "Tidak, Ayah .. Dia orang jahat dan aku sudah menikah, Ayah. Arga suamiku sudah dibunuh olehnya, tolong aku, Ayah!"
Ratapan pedih Karin tunjukkan, mewakili batinnya yang terus menolak ketidakadilan yang terjadi hanya dalam hitungan detik ini.
"Tolong Ibu dan Kakak perempuanmu, Karin, kalau kau tidak menikah dengan Tuan Daru, mereka akan dibunuh. Ayah mohon selamatkan mereka!"
Dibunuh?
Karin menoleh pada Daru, ingin ia ludahi wajah mengerikan itu, "Dasar tidak punya hati!"
"Siapa? Aku? Hahahaha... Duduklah di sini atau ku patahkan kakimu!" balas Daru kembali mengancam.
Ia tarik tali yang mengikat kaki Karin, sampai gadis itu menjerit kesakitan lalu berganti pada kedua kaki Karin yang menyatu, Daru pegang dan menariknya kuat.
Jerit kesakitan Karin tidak ia dengarkan, Daru membuat dan memaksa Karin duduk kembali ke sisinya.
"Jangan memaksaku untuk berbuat kasar pada dirimu juga!" ucap Daru, menunjuk kening Karin.
"Bunuh saja aku, aku tidak mau menikah dengan mu!" balas Karin berderai air mata.
Ini bukan pernikahan, tapi perampasan hak asasi manusia, pria di samping Karin itu tidak lebih dari iblis yang harus dimusnahkan.
Semakin Karin berusaha lepas dan menjauh, semakin kencang juga pengawal menarik ikatan talinya.
Daru hela nafasnya panjang, meminta pengawal untuk mendorong kursi roda ayah Karin mendekat, menuntun tangan pria tua itu untuk menjabat tangan penghulu panggilannya.
"Nikahkan anakmu dengan aku sekarang!" ujarnya dengan suara seram. Membuat mata Karin membola, kenapa keluarganya tega mudah memberikan dirinya pada orang kejam.
TBC.
Karin hentikan gerak tubuhnya, menoleh pada sang ayah yang menurut seperti korban hipnotis.
"Ayah, aku mohon jangan!" serunya meminta.
Pria tua itu menangis, tapi tidak menarik tangan kanannya, terbata-bata mengucapkan niat untuk menikahkan Karin dengan Daru.
Daru menyeringai layaknya singa hutan yang kelaparan, penuh dendam seperti iblis yang tidak kenal ampun pada lawannya, ia haus akan darah.
"Bersyukurlah aku hanya membuat Ayahmu lumpuh, setidaknya dia masih bisa melihat putrinya kesakitan dan dirinya sendiri menderita, merasakan sakit yang teramat dan tidak akan pernah ada obatnya!" ucap Daru memalingkan wajahnya pada Karin.
Karin menggelengkan kepalanya, terus memohon agar ayahnya melepaskan tangan dan menarik niat bodoh itu.
Biarlah ia harus menjadi janda tidak jelas dan menerima omongan buruk di luar sana, menikah dengan Daru, sama saja menceburkan dirinya ke kandang Singa yang baru melemparnya ke luar setelah tinggal tulang.
"Kau bergerak sekali, Ibumu aku bunuh, bergerak dua kali, Kakakmu yang aku bunuh, masih bergerak lagi... Aku bunuh sekarang Ibu, Kakak dan Ayahmu, Karin!" tambah Daru mempertegas ancamannya.
Karin bekukan tubuhnya, baik ibu maupun kakaknya yang tidak peduli kepadanya itu, ia tetap tidak bisa, bila melihat mereka dibunuh oleh Daru.
"Apa salah keluargaku?" tanya Karin memberanikan diri, bertanya pada pria kejam.
"Kau akan tahu setelah kita menikah!" jawab Daru kembali memerintah pengawalnya untuk menarik kasar kaki Karin sampai gadis itu terduduk di sampingnya.
Dan... Pernikahan kedua Karin berlangsung. Ia mungkin menjadi pengantin wanita terbodoh dan terhina di dunia ini, tidak ada harganya sama sekali.
Pernikahan yang seharusnya diwarnai dengan kebahagiaan dan doa serta rasa syukur, berganti menjadi acara yang mengerikan.
Di mana Karin berlumuran darah, memar dan tampilannya yang acak-acakan. Setelan kebaya dan sanggul di rambutnya sudah tidak beraturan.
Ia tidak lebih dari orang gila dan gadis murahan yang ada di luar sana, bukan seorang putri yang selalu dijunjung tinggi martabatnya.
Namaku adalah Karin, yang sangat menyedihkan, itu fakta.
***
Di Berbeda Tempat.
"Kenapa tidak kau lenyapkan saja gadis itu langsung seperti Arga-suaminya?" Dirga masuk ke ruang kerja pribadi Daru, ia mengira Karin akan dibunuh setelah pernikahan itu berlangsung.
Memang begitulah adanya rencana yang Dirga buat, sebelum menculik Karin, dari acara pernikahan.
Daru membuka mata, ruang kerja gelap gulita itu menjadi tempat ternyaman untuk dirinya menenangkan diri setelah tugas berat yang ia lakukan hari ini.
Berhari-hari mengatur strategi mulai dari menculik Karin, menangkap keluarga gadis itu dan membunuh Arga sebagai balas dendam pertama, itu sangat melelahkan.
Daru jauhkan asap rokok yang terus mengebul tanpa henti, tertawa penuh kuasa sama seperti yang Daru lakukan di depan Karin, istrinya.
Sial!
Ya, dua jam yang lalu gadis itu sah menjadi istrinya dan sudah ia kurung di kamar tanpa celah udara sedikit pun.
"Membalas dendam tidak boleh terburu-buru, enak saja dia mati tanpa merasakan sakit. Gadis itu akan menjadi alat untukku membalaskan dendam," jelas Daru.
Daru lempar putung rokoknya sembarangan, di tengah kegelapan matanya masih menyala dan bisa orang lihat seperti penjemput ajal.
"Pesanku hanya satu, teman."
"Apa?"
"Mata pria tidak bisa berkhianat meskipun hati tidak pernah membuka cinta. Kau paham maksudku?"
Daru tatap tajam pada Dirga yang tampak berjalan mendekat, dengan satu rokok utuh menyala di tangan kirinya.
"Karin gadis yang memiliki tubuh kecil yang seksi, tubuhnya sangat menjual, bukan?" tampak seringai di bibir Dirga.
Gambaran lekuk tubuh dan ukuran dua bagian menyembul di tubuh Karin melintas di benaknya Daru, tergambar jelas.
"Aku khawatir kau akan goyah setelah melihatnya berganti baju, Daru," tambah Dirga sembari tertawa kecil.
Daru, dorong tubuh Dirga menjauh, meludah dua kali tepat di depan teman baiknya itu.
"Ku pastikan dia tersiksa dengan tubuh itu!" ucap Daru bersumpah.
Bagi Daru, sosok Karin tidak jauh beda dari Bianca, wanita murahan penjajan tubuh yang suka menggoda suami orang, dia sangat pantas mendapat pelecehan yang setimpal, Bianca sendiri adalah mantan Daru, yang dengan mudah pergi datang begitu saja bagai wanita bayaran.
"Lalu kau akan apakan Karin, setelah ini?" tanya Dirga, sebagai teman mafia, satu tujuan dendam pada keluarga Arga dan Karin. Tanpa mereka tahu, selidiki jika Karin adalah putri angkat yang tak berdosa.
TBC.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!