🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Di sebuah desa terlihat seorang agen yang tengah mengejar seorang saksi dari kejahataan yang sedang ramak dibicarakan oleh beberbagai kalangan.
"Hey,,heyy, berhenti," teriak agen itu dengan terus berlari mengarahkan pistolnya kepada sosok pria yang tengah dikejarnya.
Sangat sulit untuk melepaskan sebuah tembakan peringatan, atau bahkan menembak pria itu, karena posisi mereka yang sedang berada di pemukiman warga serta sasaran yang kurang stabil, membuat sang agen sangat sulit untuk melumpuhkanya.
"Deri kemari," panggil seorang agen wanita yang juga ikut dalam pengejaran.
Deri sang agen pria kini terus mengikuti kemanapun mangsa mereka itu berlari.
"Aaahhhh aku mendapatkanmu," seru Sarah, yang merupakan agen wanita yang memang memiliki kekuatan gesit dalam mengejar musuh.
"Tiarap dan letakan tanganmu di belakang kepala sekarang!" perintah Sarah dengan tegas, sambil menodongkan pistolnya tepat mengarah ke kepala pria itu.
Awalnya pria itu terlihat koperatif, dan mengikuti semua perintah Sarah yang menyuruhnya tiarap.
"Sarah," tegur Deri, ketika dia baru saja sampai dan melihat temannya yang berhasil menangkap mangsa mereka.
Dengan nafas yang tersenggal, Sarah tersenyum dan menganggukan kepalanya pelan.
Buggghhh,,buggghhh, dua pukulan telak mengenai perut Sarah, dan membuat sosok itu kabur lagi dengan membawa pistol yang tadi dipegang oleh Sarah.
"Shitt! Jangan lari kamu," teriak Sarah dan lansung menendang kaki pria itu, agar kembali terjatuh.
Brugggh, pria itu terjatuh, dan Sarah mulai bergegas untuk bangkit, namun sepertinya pria itu tidak takut sama sekali, hingga menampilkan senyum iblisnya kepada Sarah.
Buggghhh,. "Aaarrhhhh,,buggghhhh," suara pukulan yang sama-sama mereka layangkan.
Dorr,,doorrr, Deri melepaskan tembakaanya begitu saja mengarah pada sosok pria itu. Namun sayang, karena terlalu tergesah, peluru itu meleset pada sasaraanya.
Merasa mendapatkan celah, pria itu kembali berlari, dengan Deri yang terus mengejarnya, hingga masuk ke dalam rumah warga, dan menghancurkan beberapa jendepa kaca milik masyarakat.
Hingga sampai di sebuah rooftop salah satu gedung, jalan sudah sangat-sangat buntu.
"Kamu sudah tidak bisa berlari sekarang," sinis Deri dengan pelan.
"Hahahha, aku memang tidak bisa lari bung, tetapi aku bisa membuatmu hilang," ancamnya, lalu menodongkan pistol yang tadi dia rampas dari tangan Sarah.
Tidak ada perasaan gentar sama sekali yang terlihat di wajah Deri, dia malah mengambil ancang-ancang untuk mendekat ke arah pria itu.
"Berhenti mendekat! Atau aku tembak kamu sekarang juga!" ancamnya tidak main-main, karena pria itu terlihat sudah menarik platuk dari pistol tersebut.
Namun bukan Deri namannya jika tidak bisa melumpuhkan satu musuh seperti pria ini.
Dengan menarik nafasnya dalam, Deri mencoba merenggangkan otot-ototnya yang terasa lelah ketika berlari tadi.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya pria itu merasa takut sendiri, ketika lawan yang berada tepat dihadapannya ini tidak gentar dalam tugasnya.
Deri tersenyum sinis, dan lalu berlari dengan sangat kencang ke arah sosok pria itu.
Dddooooorrrrr
"Aarrrgggggghhhh," teriak pria itu ketika Deri mendorong tubuh mereka bersamaan untuk terjun ke bawah.
Benar-benar sangat gila, dengan jarak 40 meter kebawah, Deri membawanya terjun bebas tanpa alat bantu sama sekali.
Bruuuaaaaakkkkk, tubuh mereka berdua menghantam sebuah atap mobil, dengan tubuh pria itu berada di bawah tubuh Deri.
Sehingga pria itu langsung memuntahkan darah karena hantaman yang sangat keras pada punggung belakangnya.
Sedangkan Deri hanya terlihat luka di bagian tangan karena menahan keseimbanganya pada atap mobil itu.
"Bagaimana, apa kamu masih bisa kabur?" tanya Deri dengan begitu santainya. Apa lagi dia melihat pria yang sedari tadi ingin bermain dengannya, kini terlihat sudah tidak bisa bergerak sama sekali.
"Sialan! Aku pasti akan membalasmu," umpat pria itu, dengan memandang ke arah Deri dengan penuh kebencian.
Deri tertawa dengan begitu keras, lalu segera bangkit dari posisinya saat ini.
"Selesaikan dulu kasusmu pada hukum, berdoa agar kamu tidak mendapatkan hukuman mati," seru Deri dengan menyindir, setelah itu, dia membiarkan kepada pihak kepolisiaan untuk langsung menangani pria itu.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Sarah, yang baru saja tiba di lokasi.
"Sepertinya kamu tidak perlu menanyakanku, karena aku terlihat sangat baik saat ini," jawab Deri begitu santai, sambil memerbaiki penampilaanya yang terlihat sedikit kotor.
"Lalu bagaimana denganmu? Apakah lukamu parah?" tanya Deri balik kepada Sarah. Mengingat bahwa Sarah tadi sempat terkena beberapa pukulan dari pria itu.
"Ahh, tentu saja aku baik. Ini hanyalah sebuah luka kecil saja, mana mungkin aku mengeluh hanya karena luka goresan yang nyaris tidak terlihat," sahutnya dengan cuek.
Deri kembali tertawa menanggapi kalimat dari partnernya itu. "Lain kali, perhatikan gerakan dari lawanmu, jangan pernah sedetikpun kamu lengah, jika tidak maka bisa jadi kamu yang mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini," seru Deri, memberikan arahan pada Sarah yang merupakan juniornya.
Lalu dia tersenyum, dan segera meninggalkan Sarah begitu saja dengan bergabung dengan anggota lainnya.
Sedangkan Sarah kini hanya tersenyum kecut, mendengar nasehat yang diberikan Deri tadi kepadanya.
****
"Jadi bagaimana kasusnya?" tanya seorang pria yang merupakan atasan dari Deri dan Sarah.
"Apakah kalian sudah menemukan cipnya?" tanyanya lagi.
"Sudah Pak, ada dengan Sarah," sahut Deri dengan menunjuk ke arah Sarah yang baru saja datang.
Sarah menatap ke arah Dery yang kini menganggukan kepalanya pelan, "baiklah-baiklah akan aku berikan," balasnya pelan, sambil mengambil sebuah alat cip yang begitu sangat berharga untuk pihak Negara ini.
Robison, atasan dari mereka kini tersenyum puas menatap ke arah Deri dan Sarah.
"Kalian memang pasukan saya yang paling terbaik," pujinya pada mereka berdua.
"Tentu saja, kami bekerja dan berusaha agar terus berprestasi, agar tidak terlihat duduk bodoh dengan hanya meminum cofe saja," singgung Deri, pada asisten Robinson yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali, selain mendampingi tuannya pergi ke sana dan kemari.
Sarah selalu ingin tertawa ketika Deri menyinggung seseorang, dengan kalimat yang begitu tajam dan sangat menyakitkan.
"Oh ya, setelah ini kalian berdua diminta untuk datang ke kantor, untuk mengerjakaan misi yang baru," ucap Robinson, sambil menyerahkan sebuah dokumen penting kepada Deri.
"Kenapa harus hari ini?" protes Sarah dengan kesal.
Sudah tiga bulan ini mereka sama sekali tidak diberikan istirahat oleh pihak agencynya. Membuatnya merasa tercekik dengan pekerjaan yang sangat membabi buta.
"Pelajari dulu berkas ini, lalu kamu akan tau bagaimana nikmatnya sebuah pekerjaan yang bisa membawamu liburan," seru Robinson, dengan tersenyum manis ke arah Sarah dan Deri.
"Maksudnya?" tanya Sarah bingung.
Namun bukannya menjawab, Robinson malah pergi meninggalkan mereka begitu saja.
"Datang segera ke kantor! Karena aku harus mengurus pria ini dulu," ucap Robinson sebelum melangkahkan kakinya pergi.
Sarah memandang langkah bosnya dengan perasaan kesal, lalu menoleh sekilas pada Deri yang kini terlihat mengedikan bahunya singkat.
"Datang sajalah, dan kamu akan tahu, misi apa yang akan kita terima selanjutnya," imbuh Deri pelan, lalu ikut beranjak dari posisinya, untuk segera pergi ke kantor CIA. (Central Intelligence Agency).
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Sesampainya di kantor, Deri dan Sarah terlihat memilih untuk segera masuk ke dalam ruang rapat yang di dalamnya sudat terdapat senior-senior intelijen lainnya.
"Apakah kalian yakin ingin memberikan tugas ini pada dua orang ini?" tanya salah satu senior yang berada di sana.
Robinson, yang merupakan ketua dari bagian Deri, kini meanggukan kepalanya pelan.
"Bukankah kalian tahu sendiri, bahwa beberapa kasus berat sengaja diberikan kepadanya, dan dengan baik keduanya bisa menyelesaikannya dengan rapi." ucap Robinson dengan yakin.
Ketua badan intelijen sekaligus kepala militer pemerintahaan, kini menganggukan kepalan mereka dengan pelan. Karena merasa bahwa tidak ada salahnya mereka mengirim Deri dan Sarah dalam kasus ini.
"Baiklah, kita mulai saja pembahasaanya," perintah ketua mereka.
"Baik Sir."
"Kalian bisa lihat di sini, di titik ini dan ini," tunjuk salah satu pakar ITE yang dikhususkan untuk menjelaskan titik masalah yang ada.
Jack, menunjukan sebuah layar besar, yang terdapat gambaran strategi dan juga bayangan yang berada di dalam lokasi tersebut.
"Ini adalah sebuah Cassino yang terbesar di Negara ini, tetapi selama dua tahun ini, banyak laporan buruk tentang cassino ini,"
"Ini bukanlah sebuah permainan perjudiaan biasa, karena di dalamnya terdapat permainan hidup dan mati," jelas Jack dengan teliti, menunjukan semua sisi dan dan informasi yang sudah berhasil dia lacak dengan sempurna.
"Di sini adalah titik di mana mereka melakukan sebuah pengendalian atas orang-orang di dalamnya." tunjuknya pada titik tengah lokasi cassino tersebut.
"Setiap orang yang masuk dan bermain di dalam, sepertinya sudah memiliki perjanjian khusus, ketika mereka kalah maka mereka harus mati. Seperti sebuah misteri yang sulit terungkap, kemana? Dan bagaimana nasib-nasib orang-orang itu, apakah mereka mati atau masih hidup,"
"Terdengar sangat klasik sekali bukan? Permainan yang seharusnya dibuat untuk menghibur, kini malah berubah menjadi sebuah neraka dengan kepingan puzzle yang sulit disatukan," jelasnya dengan singkat, membuat Deri dan Sarah sekarang mengerti, kenapa kasus ini dimasukan ke dalam level tertinggi.
Deri menatap ke arah Robinson, yang kini terlihat seperti ragu untuk mengirim Deri ke sana.
"Seberap bahayakah kasus ini?" tanya Deri langsung to the point.
"Cukup berbahaya jika kamu tidak berhati-hati di dalamnya," sahut Jack dengan santai.
Lalu beralih ke arah layar, dan memperlihatkan berapa banyak jumlah orang yang hilang, serta agen-agen yang mati dan bahkan kembali dengan tangan kosong, alias failed tidak mendapatak informasi apapun.
"Sudah lebih dari ratusan nyawa yang mehilang atau mati di dalam cassino tersebut, bahkan anggota kita ada delapan yang ikut menjadi korban di dalamnya, sedangkan yang lainnya, memilih untuk pulang sebelum mendapatkan apapun," jawab Jack dengan tatapan sendu.
Begitu miris mengingat angka kematian yang terus naik tanpa bisa dihentikan.
Tetapi dia begitu penasaraan siapa sebenarnya yang berada dibalik layar permainan ini.
"Apakah selama kasus ini berjalan, tidak ada satupun orang yang kalian curigai?" tanya Sarah yang juga ikut penasaraan.
Karena kasus ini terdengar sangat sepele, tetapi kenapa bisa sampai sebegitu rumitnya hingga sampai saat ini mereka belum mendapatkan titik temu sama sekali.
"Jelas kami sudah mencurigai pemiliknya, tetapi sampai saat ini, belum ada yang bisa tahu, siapa pemilik asli dari cassino tersebut, selama ini kami hanya mencurigai satu orang yaitu Kintan," jelas Jack lagi, sambil menunjukan gambar wajah Kintan di layar besar itu.
"Selama ini hanya Kintanlah yang terlihat berada di cassino tesebut, dia yang mengendalikan seluruh permianan di dalamnya, tetapi, setiap kita melakukan penangkapan terhadap Kintan, hasilnya akan sangat percuma. Tidak ada hal berdasar kita bisa menuduh dia," ucap lagi, sambil menunjukan beberapa vidio ketika Kintan melakukan penyidikan.
Tenang, damai dan bahkan tidak gugup sama sekali, membuat polisi tidak bisa menangkap adanya sinyal kebohongan dari diri Kintan. Termasuk ketika menggunakan alat test uji kebohongan.
Di mana alat itu akan menangkap setiap getaran yang ada di dalam tubuh manusia setiap kali merasa gugup ketika sedang berbohong.
Tetapi tidak dengan Kintan, wanita itu sama sekali tidak terdeteksi apapun, sifat tenang yang dia miliki, membuat para polisi dan semua agen kini sulit untuk menyatakan bahwa dia bersalah.
"Lalu apakah kalian menahannya?" tanya Deri dengan wajah serius.
"Kami tidak ada alasan untuk menahannya Der," sahut Robinson, yang kini semakin membuat kasus ini terlihat menarik.
"Kenapa tidak bisa Sir? Dia adalah pemiliki dari cassino itu, dan sudah jelas bahwa dia adalah pelakunya, apa lagi sekarang? Kenapa kasus yang begitu mudah, harus dibuat susah," sahut Sarah, dia sama sekali tidak mengerti dengan semua ini.
Menurutnya, entah agen dan technology yang bodoh, atau memang permainannya yang begitu berbahaya.
"Dia bukan pemiliknya Sarah," balas Robinson.
"Dia bukan pemilik, tetapi dia adalah kaki tangan di sanakan, tidak mungkin kalau dia tidak mengetahui apa yang terjadi pada lingkungannya, ini terdengar sangat mustahil," bantah Sarah dengan tegas.
Deri yang mendengar itupun juga ikut menyetujui apa yang dikatakan oleh Sarah. Ini bukanlah sebuah kasus yang menggunakan tenaga, melainkan harus menggunakan otak yang cerdik dan sandiwara besar di dalamnya.
"Kalian sudah saya tunjuk untuk menyelesaikan kasus ini, jadi tidak ada lagi izin penolakan dari kalian," tegas Ketua Mark.
Deri dan Sarah, terlihat hanya bisa menghela nafas dengan kasar.
"Mungkin memang kalian merasa bahwa tugas ini sangat begitu mudah untuk kalian, tetapi, tugas utama kalian adalah mencari tahu siapa dalang dibalik semua ini, apa kalian mengerti." tegas ketua Militer Jordy.
"Yes Sir," jawab Deri dan Sarah secara terpaksa.
Sejujurnya Deri akan siap menerima tugas apapun, mau mudah atau sulit, itu adalah tingkat yang akan dia hadapi di lokasi nanti, berbeda dengan Sarah, yang tidak menyukai tugas ini. Menurut wanita itu, junior mereka saja mungkin bisa dengan cepat menyelesaikan kasus ini.
Tetapi dia sama sekali tidak mengerti, kenapa sampai kasus ini begitu sulit untuk diungkap, kenapa harus banyak agen yang mati, seberapa sulitkah sebenarnya memecahkan puzzle permainan ini?
Pertanyaan itu terus menerus berputar di kepala Sarah maupun Deri, hingga akhirnya mereka tersenyum karena merasa yakin bisa untuk menyelesaikan misi ini.
"Are you all ready to face the game of life or death?" tanya Mark, yang merupakan Ketua badan intelijen mereka, dengan tatapan yang menantang ke arah Deri dan Sarah.
Sontak saja, keduanya merasa tertantang dengan semua ini, permainan Hidup atau Mati. Mendengarnya saja sudah membuat Deri dan Sarah tersenyum dengan manis.
"Are you ready Mister?" tanya Sarah pada Deri dengan senyum meremehkannya.
"Sure, Iam Ready, how about you Miss?" tanya Deri balik.
"Of Course Mister," balas Sarah dengan yakin.
Membuat semua ketua yang memandang tingkah Deri dan Sarah kini tesenyum penuh harapan.
Sebuah harapan untuk keduanya bisa menyelesaikan misi ini dan juga bisa kembali dengan selamat.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Selepas melakukan perundingan tadi. Kini terlihat Sarah dan Deri yang baru saja keluar kantor.
"Jadi, apakah besok kita akan pergi?" tanya Sarah dengan lembut.
Deri menganggukan kepalanya pelan, membalas ucapan dari Sarah.
"Ya sudah, kalau begitu biarkan aku pulan dulu," pamit Sarah, dan tanpa menunggu jawaban dari Deri, dia langsung melangkah pergi meninggalkan seniornya begitu saja.
"Ahh, wanita ini, selalu saja seperti itu," gumam Deri, yang sudah sangat hafal dengan sifat Sarah, yang suka meninggalakan seseorang tanpa izin.
Merasa sudah bosan, Deripun ikut melangkahkan kakinya pulang, dia ingin segera mengistirahatkan tubuh dan pikiraanya sebelum kembali menjalankan misi di esok hari.
*****
Bugghhh,,bugghh,,bugghh, suara tinjuan terdengar begitu sangat keras. Deri melakukan latihan memukul dan menghajar samsak sejenak.
Tadinya dia memang ingin beristirahat, akan tetapi, entah mengapa tiba-tiba saja dia teringat akan masa lalu yang sampai detik ini masih belum bisa dilupakan.
Flashback On
Saat ini, terlihat Deri, Griffin dan Lylla yang tidak diizinkan untuk beristirahat. Kali ini mereka mendapatkan misi menyelinap masuk di sebuah Markas besar musuh keluarga utama untuk mendapatkan sebuah Cip yang katanya sangat penting.
Griffin,Lyla dan Deri terlihat langsung masuk ke dalam sebuah pesawat yang memang sudah ada seseorang yang ikut menunggu mereka di dalam.
Dengan keberanian melompat dari pesawat satu ke pesawat yang lainya, mereka berhasil menyelinap masuk ke dalam pesawat musuh dan mulai menembak lawan-lawanya.
Dorr,,doorr,,dorr.
Ketiganya membunuh siap saja yang menghalangi jalan mereka, benar-benar terlihat seperti pembunuh profesional. Padahal siapa saja tidak akan menyangka jika di usia muda itu mereka sudah bisa menyelesaikan banyak misi. Dan bahkan sudah membunuh banyak lawan dan melewati tantangan yang ada.
“Sampai pada di mana mereka menemukan musuh utama yang memegang Cip, Griffin langsung mengarahkan pistolnya ke kepala pria tua itu.
“Tangan di kepala atau tembak!” ancam Griffin, sambil mengarahkan tanganya yang memegang pistol pada pria tua yang di yakinni adalah pemimpin pasukan ini.
Namun di saat Griffin menodongkan senjatanya pada pria ini, tiba-tiba saja anak buahnya kembali menyerang, dan membuat perlawanan mereka tidak seimbang.
Bugghh,,bugghhh,,bugghhh,,dorrr,,dooor.
Aksi saling beradu kekuatan dan tembakan pun terjadi, mereka benar-benar meragukan keahlian dari anak-anak kecil itu.
“Hey kalian menyerahlah, mana mungkin di usia kalian bisa mengalahkan kami semua ini," seru salah satu anak buah musuh tersebut.
“Haahaha, iya masih muda saja mereka sudah beraninya mengusik ketenangan kita, benar gak sih,” sahut salah satunya lagi.
Mendengar ejekan itu, sontak saja Griffin dan Lyla tersenyum iblis pada mereka, dan kembali ingin menyerang.
Sebenarnya Zein sudah mengetahui bahwa ketiga anak muda itu tengah dikepung oleh musuh, hanya saja dia mau lihat terlebih dahulu apa yang akan dilakukan oleh anak-anak itu jika berada dikondisi terjebak saat ini.
Griffin menatap ke arah Deri untuk memberikan kode agar menyerang musuh yang berada di depanya, dengan menembak pas di dadanya.
Namun karena merasa sangat lama, Lyla yang membawa sebuah panah di tubuhnya, langsung melesatkan tiga anak panah sekaligus dalam waktu bersamaan, dan sreekk,sreekk,sreek.
Ketiga anak panah itu berhasil menembus jantung musuh secara bersamaan, dan itu membuat Griffin dan Deri tersenyum puas.
“Memang kamu yang terbaik,” puji Deri pada Lyla.
“Jangan terlalu memuji, ini semua adalah hal yang sangat biasa,” balas Lyla yang paling tidak suka mendapatkan sebuah pujian.
Griffin yang tidak ingin membuang waktu, kini kembali melepaskan pelurunya secara bertahap namun secepat kilat, membuat musuh-musuh mati seketika, dan kini hanya menyisahkan satu pria yang merupakan pemimpin mereka tadi.
Bahkan terlihat dari raut wajah tidak percaya dari pria itu yang melihat aksi Lyla dan Griffin yang mampu melakukan adegan tadi, mengingat mereka yang baru saja menginjak usia remaja.
“Aku sudah bilang Paman, menyerahlah jika tidak ingin hidup mu mati dengan sia-sia," ucap Griffin dengan suara yang lembut, yang sudah menjadi ciri khasnya.
Sikap lembut dan penyayang adalah sebuah topeng yang menutupi kelakuan bejadnya.
Sungguh siapapun yang belum mengenal Griffin, pasti hanya berpikir jika dia adalah anak baik yang menggemaskan, tanpa tahu jika dia adalah seorang malaikat kematian.
Karna merasa lebih menyayangi nyawanya dan berpikir jika anak-anak ini akan melepaskanya, pria tua itu berlutut dan meletakan tanganya di kepala, sebagai tanda dia menyerah.
“Kalian menang, katakan apa yang kalian mau,” seru pria itu.
“Kita hanya mau cip yang berada denganmu sekarang, berikan itu pada kami!” perintah Lyla dengan tegas.
Lagi dan lagi pria itu memandang mereka tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, “bagaimana bisa kalian mengetahui jika aku menyimpan Cip berharga itu?” tanya pelan, dan tiba-tiba saja dia teringat akan sosok seseorang yang pernah meminta Cip itu darinya beberapa hari lalu.
“Astaga apa kalian?” tanyanya terputus ketika memperhatikan wajah Lyla yang begitu mirip dengan sosok yang mendatanginya kemarin.
Griffin menatap pria itu dengan tajam, agar tidak bertele-tele bertanya hal yang tidak penting.
Mendapatkan tatapan yang seperti itu, langsung saja pria tua itu mengeluarkan dua Cip terpenting di dalam hidupnya, kini harus dia serahkan akibat kekalahan telaknya dari seorang anak remaja.
Griffin mengambil Cip itu dan memberikan kode pada Lyla agar segera pergi dari pesawat yang sudah nyaris jatuh ini.
Sedangkan Deri yang mengerti tugas terakhirnya kini melangkah mendekat ke arah pria itu, dan segera menodongkan pistolnya di kepala pria itu.
“Ucapkan kalimat terkahir Paman!” lirih Deri dengan pelan di telinga pria itu.
Pria itu menatap ke arah Griffin, seakan-akan dia mengenal sosok itu, pria itu terus menatap Griffin lebih dalam, dan mengingat bagaimana perjuangan Griffin sedari bayi hidup tanpa orang tua.
“Griffin Berjuanglah,” teriaknya bersamaan dengan suara tembakan yang di lepaskan oleh Deri di kepalanya yang membuat pria itu mati seketika.
Griffin yang mendengar teriakan pria tua tadi langsung memandang ke arah Lyla dan Deri yang baru saja datang, “apakah pria tadi mengenal ku? Mengapa dia meneriakan namaku?” Tanya Griffin bingung.
“I dont Know, mungkin dia adalah salah satu musuh, atau dia adalah mantan anak buah Papah aku yang berkhianat atau apalah aku juga gak ngerti,” sahut Lyla menjawabnya dengan asal.
Ini semakin membuat Griffin bingung, dia sedang merangkaikan peristiwa-peristiwa yang sudah lewat dengan kejadian baru saja yang dia alami.
“Siapa sebenarnya aku? Siapa orang tuaku? Mengapa orang kaya seperti mereka-meraka bisa mengenalku dan juga orang tuaku,” batin Griffin yang terus menatap keluar jendela dengan pandangan yang kosong.
Flashback Off
Kejadian-kejadian masa lalu, di saat dulu deri yang bukan siapa-siapa, menjadi kuat seperti sekarang ini, hanya karena berkat bantuan dari keluarga utama.
Namun karena sebuah keegosiaanya, membuat dirinya pergi meninggalkan Griffin dan Lyla begitu saja, lalu bertemu dengan seorang petinggi police di Amerika yang sedang berkunjung ke Indonesia pada saat ini, dan mengangkatnya sebagai anak didik dan merubah kewarganegaraanya, agar tidak ada satupun yang mengenalinya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Deri pada dirinya sendiri.
Dia ingin bertemu dengan kedua sahabatnya itu, tetapi dia sama sekali tidak mengetahui, di mana keberadaan Griffin dan Lyla pada saat ini.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!