" nak cepat pulang pendidikan kamu sudah selesai yang mau sampai kapan kamu kan berada di Turki" terdengar suara di seberang telepon sana.
" insyaallah umi Faras akan pulang Faras masih suka untuk tinggal di sini" jawab Faras
" tapi tempatmu bukan di sana nak, Abi sangat butuh bantuan mu di kantor. kamu lihat kan bagiamana abimu ia sudah tua nak."
" iya umi Faras selesaikan dulu yang di sini baru Faras pulang ya umi, umi jga kesehatan baik-baik di sana".
" pasti sayang cepat pulang ya".
" iya umi Faras mau ke masjid dulu assalamu'alaikum"
" wa'alaikumsalam".
" anak itu mau sampai kapan dia di Turki apa tidak ingin pulang dan menikah umurnya saja sudah 28 tahun itu sudah cukup". gerutu umi Fatima setelah menutup teleponnya.
****
Najwa lathifa gadis cantik anak seorang kiyai pemilik pesantren, dua tahun yang lalu ia sudah menyelesaikan pendidikannya. Orang tuanya menginginkan pernikahan Najwa namun Najwa tak mau di jodohkan seperti kakak-kakaknya. akhirnya orang tuanya menyerahkan kepada Najwa tentang jodohnya sendiri, namun Baba yang seorang kiyai besar tak enak hati banyak sekali yang baba tolak orang yang sudah mengkhitbah Najwa. Akhirnya Najwa pun mengajukan proposal ta'aruf kepada seorang ustadzah nya bahwa ia sudah siap menikah.
" nak sudah di proses ta'aruf nya".
" belum ba, ini baru saja Najwa akan mengajukan proposal nya" Najwa memberikan proposal itu kepada baba nya, dan baba membaca isi proposal. Baba tersenyum tak ada hal spesial yang menjadi syarat mutlak seorang suami yang akan Najwa nikahi nanti.
" benar ini nak kamu tak ada pengajuan syarat apapun".
" iya ba itu cukup, Najwa hanya manusia biasa ba biarlah Allah yang mengaturnya dengan siapa Najwa akan menikah". baba mengelus kepala anak perempuan nya itu.
" Baiklah tidak apa-apa jika itu maumu, baba yakin kamu sudah memikirkan nya matang-matang."
" insyaallah ba Najwa yakin, yang baik dapat yang baik dan akan sebaliknya. Najwa ingat nasehat Abah jika ingin mendapat yang baik jadilah seseorang yang baik dulu" baba tersenyum ia menitikkan air matanya, melihat pemikiran anaknya yang begitu besar hati.
" Ya sudah insyaAlloh anak Baba yang saliha ini akan mendapatkan laki-laki yang Soleh".
" aamiin terimakasih ba, semua berkat baba".
*****
Faras pulang dari turki Abi dan umi menjemput nya di bandara, alangkah bahagianya umi mendapati anaknya yang kini sudah pulang ke tanah air. Faras adalah anak satu-satunya karena umi tidak bisa punya anak lagi, saat ingin memiliki Faras itu sebuah perjuangan uminya harus menelan pil bertahun-tahun.
" assalamu'alaikum, umi Abi" Faras menyalami orang tua nya dengan takzim kemudian memeluk satu persatu.
" wa'alaikumsalam" jawab kedua orang tua Faras bersamaan.
" MasyaAlloh nak sehat"
" Alhamdulillah sehat mi seperti yang umi lihat, Faras liat umi dan Abi juga sehat ".
" sehat Alhamdulillah, apalagi dengar kamu akan pulang kami jadi tambah sehat." umi terkekeh.
Akhirnya mereka pulang dengan sopir pribadi Abi yang selalu mengantarkan kemanapun Abi pergi. Umi banyak berbincang di dalam mobil, menceritakan semua kegiatan umi dan abinya. Sesampainya di rumah Faras beristirahat di kamarnya yang tampak selalu bersih, tidak ada yang berubah semuanya masih sama letak dan barangnya.
***
" ustadzah ini proposal ta'aruf saya" ucap lathifa saat berkunjung ke rumah ustadzah mereka, ia naik motor yang biasa ia naiki. wajah keibuan yang sangat manis dengan balutan gamis berwarna coklat cream dan jilbab yang senada.
" Alhamdulillah nak Najwa sudah siap, biasanya anak Baba semua di jodohkan. nak Najwa tidak di jodohkan oleh baba."
" Tidak ustadzah , Najwa yang meminta agar Najwa yang memilih suami sendiri. Najwa tidak mau di jodohkan."
" Alhamdulillah jika orang tua mu setuju, umi tidak enak saja dengan Baba guru besar kami".
" Tidak ustadzah ini semua murni yang meminta Najwa".
" Baiklah nak nanti akan ustadzah kabarin ya, ini ustadzah bawa dulu sudah di cantumkan semua nak."
" InsyaAlloh sudah ustadzah". ustadzah memeriksa namun ia mengerutkan keningnya, tak keistimewaan yang di tulis dalam proposal ini.
" nak ini serius kenapa tidak kamu tulis jika kamu seorang hafidz dan juga keistimewaan mu yang lainnya".
" tidak ustadzah Najwa wanita biasa, Najwa ingin seseorang memilih Najwa dengan apa adanya Najwa bukan karena Najwa seorang hafidz atau putri kiyai." ustadzah tersenyum sungguh Najwa wanita yang sangat rendah hatinya.
Setelah selesai Najwa pamit dari kediaman ustadzah nur, Najwa berjalan menunduk dengan tidak melihat jalan karena sedang mencari kunci motor dalam tasnya.
Brugh...
Najwa tertabrak kala ada seseorang yang menabraknya, Najwa limbung alhamdulilah tidak terjatuh hanya sakit saja lengannya.
" maaf saya tidak sengaja saya tidak liat jalan, " Najwa masih menunduk kan pandanganya kala yang ia tabrak laki-laki terlihat dari sepatu yang di pakainya.
" saya yang minta maaf ukhti, maaf saya tadi sedang menerima telepon dari teman saya, maaf tidak melihat jalan. Anda tidak apa-apa". Faras mencoba bertanya namun Najwa masih menunduk kan pandanganya..
" saya tidak apa-apa, maaf permisi. assalamu'alaikum".
" wa'alaikumsalam" Najwa lalu pergi membawa motornya dari kediaman ustadzah. Faras yang melihat nya tersenyum baginya wanita yang unik, kalau saja orang lain pasti akan marah-marah. Faras melanjutkan perjalanan ke rumah ustadz.
" assalamu'alaikum".
" wa'alaikumsalam". ustadzah berjalan membukakan pintu.
" nak Faras MasyaAlloh kapan datang dari Istanbul". ustadzah terkejut melihat yang datang adalah murid dari suaminya.
" Alhamdulillah ustadzah sudah sepekan yang lalu, maaf ustadz ada."
" ustadz sedang pergi mengajar mungkin sebentar lagi pulang silahkan kamu menunggu di dalam, masuklah tidak apa ada anak ustadzah di dalam". akhirnya Faras mau masuk tadinya mau menunggu di luar jika ustadz belum pulang. umi ke dalam membawakan minuman juga cemilan.
" Bagaimana kabar ustadz dan ustadzah."
" Alhamdulillah kami baik, di minum dulu Faras".
" iya baik ustadzah". ustadzah melirik dengan apa yang di bawa Faras sepertinya hari ini ia kedatangan dua murid spesial yang sama-sama siap menikah..
" nak Faras sudah siap menikah". ustadzah langsung saja menanyakan.
" InsyaAlloh ustadzah, Faras kemari ingin mengajukan proposal ta'aruf kepada ustadz".
" MasyaAlloh niat baik memang harus di segerakan". Faras tersenyum sedikit malu-malu.
terdengar suara sepeda motor dari luar, mungkin itu ustadz yang datang. benar saja ustadz dari mengajar datang. Ia mengucap salam kemudian masuk ke dalam rumah, ustadz senang mendapati muridnya sudah pulang dari studi nya. Faras banyak bercerita begitu juga dengan ustadz yang banyak bertanya tentang Faras ketika menempuh pendidikan di Istanbul. bagi Faras ustadz adalah orang tua keduanya, sebelum melakukan sesuatu ia selalu meminta pendapat ustadz.
" Kamu sudah siap menikah Faras,".
" InsyaAlloh ustadz ini proposal ta'aruf saya". Faras memberikan proposal nya.
" Alhamdulillah niat baik memang harus di segerakan, ustadz kira kamu akan mencari istri Istanbul." ustadz terkekeh.
" tidak ustadz orang Indonesia saja yang sama asalnya agar kami tak kesusahan menyamakan bahasa dan yang lain nya" ustadz pun tertawa. ustadz membaca proposal Faras ternyata tak ada yang spesial yang di tulis oleh Faras, padahal ia seorang hafidz terbaik pendidikan nya pun sudah S2.
" Faras kenapa seperti ini pengajuan proposal kamu, tak ada yang istimewa."
" tidak ustadz saya ingin istri saya menerima apa adanya saya, tanpa embel-embel kemewahan pada diri saya. karena kita sama di mata Allah, saya ingin calon istri saya tulus menerima saya." jelas Faras.
" yah kalau memang itu maumu ustadz akan ajukan proposal mu ini kepada muslimah". Faras mengangguk, ustadz dan Faras melanjutkan obrolan nya dengan di temani minuman teh tarik dan cemilan singkong goreng kesukaan Faras. hampir satu piring di habiskan oleh Faras, akhirnya di saat pulang ustadzah membawakan nya lagi. sebenarnya Faras malu tapi ya sudahlah memang itu makanan kesukaannya. Faras pamit pulang.
________
bersambung
bantu like, komen, hadiah dan vote ya reader.
Ustadz membaca lagi proposal ta'aruf yang Faras ajukan, ia tersenyum membaca begitu isinya yang sederhana. Dari dulu memang Faras orang yang sederhana meskipun ia adalah anak dari seorang pengusaha yang kaya.
" lihatlah mi Faras mengajukan proposal ta'aruf dan isinya sederhana ia tidak menuliskan bahwa dirinya hafidz. pekerjaan nya pun hanya di tulis jika ia hanya seorang pekerja kantor, padahal ia adalah pewaris satu-satunya perusahaan orang tuanya". ucap ustadz.
" hari ini umi juga kedatangan murid umi anak kiyai, sama bi isinya sederhana saja ia tak mau jika ada yang tau ia anak kiyai". ustadzah menyodorkan map kepada ustadz.
" mungkin sudah jalannya mi hari ini Allah langsung memberikan jawaban atas mereka, kita pertemukan mereka mi. jika memang Allah menjodohkan mereka pasti semuanya akan berjalan baik"...
" iya bi, umi setuju kalau begitu esok akan umi kabari Najwa". abi mengangguk kemudian masuk untuk beristirahat ke dalam kamarnya.
***
Faras langsung pulang kerumahnya, sedari Istanbul ia belum masuk kantor ia ingin menyelesaikan dulu urusan keinginan orang tuanya. Faras sudah mantap jika ia akan menikah sekarang, sengaja ia tidak menulis isi proposal nya sesuai dengan keadaannya. dan foto yang ia berikan adalah foto terjelek nya yang membuat ustadz jadi tertawa.
begitu pun dengan Najwa ia juga langsung mengajar di madrasah milik orang tuanya. Ia senang menjadi seorang guru, Najwa mengajar tingkat SMP. Najwa punya cara sendiri untuk membuat muridnya senang. Bahkan muridnya sangat menyukai jika Najwa yang mengajar.
" Bagaimana nak sudah kamu ajukan ke ustadz proposal mu". tanya umma Maryam.
" Alhamdulillah sudah ma, nanti akan di beri kabar sama ustadz" jawab Faras yang masih berada di dapur untuk mengambil minum.
" semoga segera ya nak, umma sudah tidak sabar apalagi umurmu sebentar lagi sudah kepala tiga."
" aamiin doakan Faras ya ma".
" pasti sayang, kapan kamu mulai berangkat ke kantor untuk bantu baba mu".
" insyaallah besok Faras akan mulai ke kantor". ibunya merasa sangat senang mendengar ucapan Faras anak kesayangannya itu, karena tak punya saudara kandung Faras adalah anak satu-satunya umma Maryam.
Setelah mengajar Najwa pulang ke rumahnya, Abi dan umi sedang duduk di meja makan sedang menikmati hasil panen di kebun belakang yaitu singkong.
" Sudah ke rumah ustadzah nak". tanya umi penasaran.
" Alhamdulillah sudah mi, tadi setelah pulang dari rumah ustadzah Najwa ke madrasah".
" semua lekas terlaksana niat baik ini"
" aamiin umi doakan Najwa ya mi".
" InsyaAlloh selalu itu nak".
Setiap malam Najwa selalu berdoa semoga Allah berikan jodoh yang terbaik, tidak harus melebihi dirinya untuk pendidikan atau pun hafidz Qur'an seperti dirinya. ingin suami yang mengerti akan keadaan dirinya dan menyayangi nya sepenuh hati. Faras juga selalu bangun di sepertiga malam ia berdoa kepada Allah agar di berikan jodoh yang saliha tidak harus seperti dirinya berpendidikan tinggi ataupun hafidz. begitulah jodoh tak ada yang tau kapan ia datang dan dengan siapa kita bertemu.
****
Hari ini adalah hari pertama Faras masuk ke kantor abinya, Faras adalah pewaris satu-satunya mau tidak mau dia akan menggantikan posisi abinya. Penampilan yang sempurna dengan setelan kemeja berwarna navy, ia mengendarai mobil sendiri tak ingin ada supir karena Faras masih bisa melakukannya. Suara bisik-bisik dari karyawan terdengar ketika Faras masuk dengan senyum ramahnya menyapa para karyawan. jika karyawan lama pasti sudah mengenal siapa Faras hanya yang baru yang belum mengenal. Abi meminta seluruh karyawan untuk berkumpul dan mengumumkan yang akan menjadi CEO baru di perusahaan. Abi berniat untuk sesekali saja pergi ke kantor semua Faras yang akan menghandle.
faras merubah peraturan kantor bahwa tidak ada yang memakai rok mini, peraturan di gantikan untuk memakai celana panjang dan tidak untuk baju yang ketat. jika karyawan melanggar pasti akan di berikan sanksi oleh perusahaan. Faras tidak mau dengan sekretaris abi nya ia meminta sekretaris laki-laki saja untuk dirinya.
Faras mendapatkan pesan dari ustadz bahwa ia di minta untuk mengambil proposal ta'aruf milik perempuan yang telah ustadz siapkan. ada perasaan tak menentu di hati Faras, ia berdoa semoga cukup satu kali saja pertemuan nya nanti.
Faras datang ke rumah ustadz di jam setelah pulang dari kantor. ustadz sedari tadi sudah menunggu Faras, Faras memberi salam di jawab oleh ustadz dan di persilahkan masuk.
" nak ini proposal milik seseorang bernama Najwa, bawalah pulang dan shalat lah istigharah terlebih dahulu. liatlah bacalah keterangan yang ada, jika kamu bersedia untuk melanjutkan hubungi ustadz secepatnya."
" baik ustadz saya akan lakukan yang ustadz katakan,".
" semoga Allah memberikan jawaban secepatnya,". Faras mengangguk kemudian ia berpamitan pulang.
Faras melanjutkan perjalanan nya untuk pulang, di tengah jalan ia melihat ada anak kecil yang terjatuh dari sepeda. Faras berhenti kemudian menolongnya, Faras bertanya di mana rumahnya akhirnya Faras pun mengantarkan anak kecil tadi di kediamannya.
" ibu..hu...hu..." anak kecil itu berlari menuju rumahnya. seorang ibu kemudian memeluk anak kecil tadi.
" ada apa sayang". seorang ibu mengusap air mata anaknya kala ia melihat sang anak nangis tersedu. tidak ada luka yang serius hanya lecet sedikit saja. Faras menurunkan sepeda yang ia naikkan di mobilnya tadi, Faras turun menemui gadis kecil itu. namanya Khanza, lalu Khanza dengan masih terisak menceritakan kenapa ia jatuh dan om ini yang telah menolongnya.
" kak Najwa". Khanza berlari ketika melihat Najwa yang sedang berjalan kaki.
" hei khanza ada apa dengan mu kenapa kamu menangis." Faras teringat saat ia berada di rumah ustadz ia bertemu dengan nya menabrak Najwa.
" Khanza jatuh kak dan om itu yang menolong khanza. om tampan itu mengantar Khanza sampai ke rumah, om tampan sangat baik". Najwa kemudian menoleh ke arah di mana Khanza menunjuk Faras. lalu Khanza menarik Najwa agar lebih mendekat dengan Faras dan ibunya yang sedang berdiri di depan rumah.
" nah ini om tampan yang sudah menolong khanza kak".
" terimakasih atas pertolongannya".
" iya sama-sama kebetulan saya tadi sedang melintas". ucap Faras sambil melirik ke arah Najwa, namun Najwa selalu menunduk. Akhirnya Faras pamit karena hari sudah sore ia belum bersih-bersih sepulang dari kantor badannya sangat lengket.
" kak om tampan baik sekali".
" ya sudah sekarang Khanza mandi ya kakak mau ke rumah kak Jihan sebentar lagi sore nanti kakak kemalaman". Jihan adalah sahabat Najwa di kampung nya, rumahnya dengan Najwa pun sangat dekat bisa di tempuh dengan berjalan kaki.
Di perjalanan Faras mengingat wajah Najwa yang begitu manis.
' astaghfirullah aku sudah memberikan proposal ta'aruf ku kepada ustadz kenapa wanita itu ku ingat-ingat. Mungkin dia sudah punya suami bahkan ia selalu menunduk kepada ku' Faras memukul kepalanya sendiri berusaha menghilangkan pikirannya dari Najwa.
_______
bersambung
Sesampainya di rumah dengan mengucap basmalah Faras membuka proposal yang kini sudah berada di tangannya. Namanya Najwa Latifa seorang guru madrasah, simpel tak ada kelebihan lain. alamat nya sama dengan alamat saat tadi ia mengantar gadis kecil yang terjatuh dari sepeda. lalu Faras mengingat saat Khanza memanggil wanita itu, ya namanya Najwa apakah orang yang sama fotonya sedikit berbeda jika tadi yang di temui Faras sangat manis sedangkan foto ini berbeda sekali.
" bismillah aku coba istigharah nanti malam untuk melanjutkan ta'aruf ku". ucap Faras saat ia sudah membaca detail semua isi dari proposal itu.
lalu Faras bebersih, ssbentar lagi adzan Maghrib berkumandang. Biasa ia lakukan shalat di masjid dekat rumah kemudian tilawah hingga adzan isya baru ia pulang ke rumah.
***
Najwa di hubungi oleh ustadzah agar datang ke rumahnya untuk mengambil pertukaran proposal dari calon laki-lakinya. Najwa datang setelah mengajar dari madrasah, ia sengaja membuka proposal itu di depan ustadzah dan seketika Najwa langsung mantap dalam hati ia akan melanjutkan ta'aruf nya karena isi yang sederhana Najwa sangat menyukai.
" kamu yakin nak tidak kamu bawa pulang untuk di beritahukan kepada kiyai dulu".
" tidak ustadzah, Najwa akan melanjutkan ta'aruf nya".
" MasyaAlloh baiklah akan segera ustadzah urus segera, semoga kalian berjodoh".
" aamiin, doakan yang terbaik untuk Najwa ustadzah".
" insyaAlloh nak ustadzah selalu mendoakan untuk kalian semua.".
Najwa pamit untuk pulang ke rumah biasanya di sore hari ia ikut membantu mengajar mengaji para ustadzah pesantren yang dikelola Abi nya. Menjadi anak dari seorang kiyai menjadi sebuah penghormatan baginya, namun Najwa orang yang ramah ia tak mau membawa nama Abi nya. ia ingin di kenal sebagai gadis biasa, agar tak ada jarak antara mereka.
" Najwa bagaimana soal ta'aruf kamu". sapa Jihan, namun Najwa meletakkan jari tangannya di bibirnya agr jihan tak keras-keras berbicara ia malu banyak yang mendengar.
" aku sudah menyetorkan data ku ke ustadzah dan aku juga sudah menerima proposal dari laki-lakinya. insyaAlloh aku akan melanjutkan ta'aruf nya tinggal menunggu jawaban dari pihak laki-laki." Najwa setengah berbisik karena tak enak jika ada yang mendengar.
" wah siapa orangnya Najwa, tampan tidak terus dia hafidz juga sama seperti mu". Najwa tersenyum.
" orang biasa isi proposal nya tak ada yang istimewa, dia seorang pekerja kantor.".
" kenapa kamu tak cari orang yang sekufu dengan mu Najwa, bagaimana tanggapan kiyai".
" aku belum beritahukan pada Abi, besok saja pada saat ta'aruf aku juga akan bawa Abi. karena semua harus restu dari Abi, kalau tidak aku tak akan melangkah Jihan Ridho orang tua itu lebih penting untukku." ucap Najwa sambil berjalan melintas akan pulang. ternyata ada yang mendengar seorang ustadz di pesantren Abi yang menaruh hati kepada Najwa, hafidz juga tampan agamanya baik dan dari keluarga baik-baik.
Abi sudah menawarkan nya pada Najwa namun Najwa menolak dengan alasan ingin yang Najwa belum kenal saja. Laki-laki itu tampak sedih mendengar berita jika Najwa akan berta'aruf.
" apa kurangnya aku sehingga Najwa menolakku" gumam Zaki. yang melintas di samping Najwa dan Jihan ia mengucapkan salam dan langsung berlalu.
" Najwa tuh ustadz Zaki beneran nih kamu gak mau laki-laki soleh setampan dia".
" mungkin bukan jodohku Jihan aku tak bisa menerima dia, ia tak muncul dalam istigharah ku".
" aku kira kamu menolak ustadz dengan cuma-cuma". Jihan terkekeh.
" tidak aku juga melewati proses istigharah Jihan, aku juga tau agama tak mungkin aku langsung menolak ustadz Zaki. ya ku akui dia sempurna."
" yah semoga jodohmu lekas bertemu Najwa".
" aamiin insyaAlloh doakan aku ya Jihan, yang penting dia tau agama dan pekerja keras tak peduli aku pekerjaan nya asal halal dan yang pasti menyayangi ku serta keluarga ku".
" pasti Najwa yang baik pasti akan dapat kan yang baik pula".
****
" nak bagaimana sudah ada balasan dari ustadz " umma sangat antusias ingin melihat anaknya menikah.
" sudah ma insyaAlloh segera proses ma,"
" Alhamdulillah nak, umma tak sabar punya menantu. seorang hafidz seperti mu nak dan dari kalangan keluarga seperti apa.".
" biasa saja umma tak seperti Faras, yang terpenting ia agamanya baik menyayangi Faras juga umma dan Abah".
" kamu yakin nak kamu tak cari yang sekufu".
" jodoh Allah yang mengaturnya ma, Faras akan coba melanjutkan ta'aruf ini".
" umma yakin akan pilihanmu nak" . umma tersenyum dan mengelus kepala anak semata wayangnya itu.
Faras kembali ke kamar ia melihat lagi proposal ta'aruf nya, ia yakin dengan membaca namanya saja. Faras tersenyum tak begitu jelek juga baginya saat melihat foto itu.
" tak mungkin juga kan ustadz menyodorkan ku pada orang yang tak tepat harusnya aku ingat itu" Faras terkekeh kemudian ia tidur setelah berwudhu.
Faras terbangun di sepertiga malam wanita yang terlintas justru wanita yang ia temui saat ada di rumah ustadz. ia bermimpi wanita itu datang menemui nya, mungkin Faras hanya teringat saja.
" astaghfirullah kenapa wanita itu, yang mempunyai nama yang sama di proposal ini".
pagi Faras seperti biasa ia akan berangkat ke kantor, kali ini ia bersama baba yang akan mengecek keadaan kantor nya. mereka berangkat dalam satu mobil, ketika baru masuk ke dalam mobil Faras mendapatkan panggilan dari ustadz.
" assalamu'alaikum ustadz".
" wa'alaikumsalam nak Faras maaf ustadz pagi-pagi sekali memberi kabar".
" iya tidak apa-apa ustadz, soal ta'aruf kemarin Faras akan melanjutkan ustadz".
" Alhamdulillah nak Faras, baru saja ustadz akan mengabari jika wanitanya siap melanjutkan, bagaimana kalau siang ini kita langsung proses saja kamu ada waktu". Faras menoleh ke arah Abah, Abah mengangguk.
" iya ustadz setelah shalat Zuhur insyaallah saya bisa".
" baik kalau begitu ustadz tunggu di rumah ustadz bakda shalat Zuhur". akhirnya ustadz mengakhiri teleponnya dan juga mengabari najwa.
" assalamu'alaikum ustadzah".
" wa'alaikumsalam nak, jika nanti siang kita melanjutkan ta'aruf nya Najwa bisa."
" Najwa tanya Abi dulu ustadzah nanti Najwa kabari lagi, maaf ya ustadzah semua akan berjalan tetap pada keputusan Abi".
" iya nak itu akan lebih baik, segera kabari ustadzah ya". najwa mengehembuskan nafas kasar rasanya ia gugup harus secepat ini prosesnya.
" Abi nanti siang ada waktu".
" ada apa nak".
" siang ini Najwa akan melanjutkan proses ta'aruf kemarin dan siang ini kita akan di pertemukan terlebih dahulu.".
" harus ikut Abi nak".
" iya Abi bagaimana pun juga tanpa ridho Abi Najwa tak akan melangkah". Abi mengelus kepala Najwa yang terbalut hijab.
" insyaAlloh nak Abi bisa siang ini, Abi tak ada jadwal biar kelas nanti Zaki yang menggantikan Abi.
Najwa tersenyum senang lalu ia memberi kabar kepada ustadzah jika siang ini bisa.
_____
bersambung l
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!