...🤗 Hai selamat membaca 🤗...
Kanaya menatap langit-langit kamarnya memikirkan apa yang Mamahnya sampaikan tadi sore ingin menjodohkan dirinya, membuat gadis berusia 17 tahun itu tidak tenang pikirannya begitu dengan hatinya, hatinya seakan di cabik-cabik ribuan belati.
Kenapa?... karena dia masih sekolah SMA, dan ingin mewujudkan cita-citanya, tapi Mamahnya mengatakan hal yang tak sewajarnya, Dan membuat Kanaya sangat ingin pergi dari rumah itu segera.
Hanya karena waktu itu teman-teman mamah ke rumah melihat aku sedang memasak dan mencuci cuci piring, waktu itu aku membantu Mamah yang sedang sakit, mamah tidak memiliki asisten rumah tangga, karena dia juga tidak bekerja, jadi apa-apa semuanya di lakukan sendiri, sembari mengajarkan anak-anaknya untuk mandiri.
Ada satu teman mamah yang melihatku tanpa kedip, "aku pikir itu hanya tatapan biasa tapi ternyata dia menyukaiku," teman-temannya Mamah itu ke rumah, karena mereka menjenguk Mamah yang sedang sakit, mereka itu ibu-ibu arisan Mamahnya.
Bukan sekali ini saja mereka kerumah sebelum-sebelumnya juga pernah, dan aku tak pernah menampakkan diriku, karena aku kalau sudah bantu mamah menyiapkan hidangan untuk teman-temannya, aku bergegas langsung ke kamar, jadi aku tak pernah bertemu mereka.
Aku tahu betul ada satu orang teman mamah yang melihatku tanpa kedip ketika aku memberikan air minum dan cemilan kepada teman-teman Mamah, dan Tante itu satu-satunya orang yang mencium pipi kiri dan kananku, tak lupa mengelus rambutku, dan tersenyum kepadaku ketika aku bersalaman.
Dia berkata " Kamu anak baik dan cantik?" ujarnya
Aku membalas senyumannya dan berkata "Terimakasih Tante!" ucapku
Aku ke kamar lagi setelah memberikan Air minum, dan cemilan untuk mereka, aku membaca novel di kamar karena aku suka! dan tak lupa juga menyalakan nyanyian-nyanyian yang ada di ponselku dan tersambung ke telingaku melalui headset.
Aku Kanaya memang suka menyendiri di kamar, mengerjakan tugas setelah pulang sekolah, kemudian membaca novel dan mendengarkan musik kesukaan ku. itu adalah makanan keseharian ku! aku sangat senang akan hal itu, Ketimbang main bersama Anisa.
Yah Anisa adalah teman satu-satunya aku di sekolah, Anisa yang selalu ada buatku, Aku sangat dekat dengan Anisa, setelah pulang sekolah kita selalu telponan, kita selalu mengabari satu sama lain apakah aku sudah sampai atau belum? dan aku juga menanyakan hal yang sama kepada Anisa, apakah Anisa sudah sampai atau belum? dan banyak yang selalu di bicarakan di telpon, kadang kita mengobrolkan Kaka kelas kita yang ganteng, dan tampannya tiada Tara, dia juga jadi rebutan siswi di sekolah kita.
Aku kalau hari Minggu selalu di rumah, dan Anisa yang selalu main ke rumahku, Aku hanya baru beberapa kali ke rumah Anisa, Anisa lah yang selalu main ke rumah ku karena aku memintanya.
Namun Mamah dan papah melihatku lain, mereka melihatku khawatir aku selalu berada di kamar, walaupun mereka tau aku membaca novel, dan mendengarkan musik di kamar, dan aku juga juara kelas di sekolahku, tapi mereka selalu mengkhawatirkan ku.
Aku keluar kamar cuman ada maunya saja mengambil minum dan kalau kelaparan aku membuat mie instan, beres-beres rumah dan masak juga kegemaranku, kalau Mamah lagi masak aku suka ikut-ikutan mamah memasak jadi aku bisa tau cara memasak dan takaran-takarannya.
Kadang kalau aku kesal di kamar, aku suka ke luar kamar nonton TV di luar bareng Mamah, dan ngobrol juga, kalau aku keterusan di kamar, mamah yang suka ke kamar ajak aku ngobrol ini dan itu, Kadang Mamah suka ngusir aku juga dari kamar.
"Kamu itu di kamar terus keluar Gih kerumah Anisa? mamah khawatir sama kamu Kanaya kamu di kamar terus! lihat dong ka kanza dia dia punya teman banyak, Kamu juga harus kaya ka kanza punya teman banyak jadi kamu gak akan kesepian, hente ngalumuk wae di Imah!!!" ucap Kesya
Dan aku juga suka bilang sama Mamah kan "Aku punya Anisa dan kita suka telponan kok, aku senang berada di rumah terus ketimbang ke luar rumah!" ucap ku
Yah aku memang berbeda dengan kak kanza dan kak Kevin, mereka memiliki banyak teman dan aku cuman punya Anisa saja, dan aku tidak kesepian, karena aku punya Anisa dan aku senang karena Anisa memandangku apa adanya, bukan karena aku Apa-apa ada.
Yah bisa di bilang papah punya perusahaan yang cukup besar, jadi aku pilih-pilih teman yang mau menerima aku apa adanya, bukan karena aku memiliki cukup banyak uang, jadi aku tidak mau mereka memanfaatkan ku di saat aku ada uang mereka ada, di saat aku tak memiliki uang mereka menghilang.
Waktu itu ada kejadian di mana perusahaan papah gulung tikar, dan aku di jauhi oleh teman-temanku, dan sekarang hanya tersisa Anisa saja, Anisa dia berasal dari keluarga sederhana dan dia menerimaku apa adanya, begitu pun juga dengan ku menerimanya apa adanya. aku sangat sayang, sayang kepada Anisa.
Dan semenjak itu aku lebih suka di dalam rumah, dari pada harus keluar rumah ngabisin uang, dan entah kenapa? gak tahu juga? mungkin sudah mendarah daging ke enakan aku berada di dalam rumah.
...flash back on...
"Kanaya sini dulu sayang mamah mau bicara sama kamu!" ucap Keysa dari balik pintu kamar Kanaya.
"IYA mah bentar... Aku sedang ganti baju!" jawab Kanaya dari dalam kamarnya.
"Mamah tunggu kamu di ruang tamu? ujar kesya
"IYA...Aku sebentar lagi ke sana!" ujar Kanaya
...****************...
"Ada apa mah? Tanya Kanaya, yang sudah keluar dari kamar, dan menghampiri Mamahnya, sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Sini duduk!" ujar kesya, sambil menepuk sofa. Kanaya pun langsung duduk bersama Mamahnya.
"Satu Minggu yang lalu Tante Wanda ke sini kamu masih ingat kan?" Tanya kesya
"IYA... masih ingat!" jawab Kanaya, sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Mamahnya, dan sambil melihat ke arah meja, Tadinya Kanaya mau ngambil cemilan yang berada di atas meja, tapi Kanaya gak jadi karena mendengar Mamah berbicara yang membuat tangannya terhenti...
"Tante Wanda menginginkan kamu untuk menikahi anaknya? mamah dan papah sudah setuju akan hal itu, dan biar kamu ada temannya, Mamah sudah melihat anak Tante Wanda yang sekarang sudah besar, dia dulu suka ke sini bersama Tante Wanda, dia baik ganteng, tampan, dia gak jelek kok, mamah berani sumpah." ujar kesya.
"ich.. Mamah Main setuju, setuju saja, gak tanya aku mau enggak? mah aku masih mau sekolah, Aku mau mengejar impian ku dulu, Aku mau mempunyai suami yang mencintai aku, mamah ini ach." ujar Kanaya, Kanaya hampir menangis, Tapi Kanaya masih bisa menahan nya mungkin Mamahnya ngeprank Dia.
"Dengerin mamah dulu kalau cinta nanti juga akan tumbuh dengan sendirinya, dia ganteng tampan pasti akan menyukai kamu yang juga cantik, dan mamah juga gak ingin aja kamu terus-menerus di kamar, minimal kamu punya teman, yang bisa ajak kamu ke mana saja, mamah juga di jodohkan sama papah Alhamdulillah sekarang punya anak 3 !" ujar kesya
"Kan aku punya Anisa mah!! kenapa gak kak kanza aja? dia kan sudah dewasa dan sudah kuliah, seharusnya kak kanza dulu yang mamah jodohkan?" jawab Kanaya
"Bagaimana cara mengatakan sama anak ini? gumam kesya, kemudian kesya pun terdiam sejenak.
"Mamah bersama Tante Wanda dulu sudah berencana ingin menyatukan anak kita, berhubung Tante Wanda memulai jadi mamah setuju, jadi kamu harus mau, karena Tante Wanda ingin segera menikah kan anaknya!" ujar kesya
bersambung.....
🤗 Hai selamat membaca 🤗
"Aku gak mau mah!" Kanaya pergi ke kamarnya dan tidak mau mendengarkan Mamahnya lagi berbicara, pintu kamarnya pun di tutup dengan keras.
..."Dooor..."...
"Anak ini yah kalau sudah marah sangat mengerikan." ujar kesya, karena melihat Kanaya menutup pintunya dengan keras.
Tiba-tiba ponsel Kesya pun berdering, Kesya pun mengangkatnya dan mendekatkan ponselnya ke telinga, "Sepertinya anak saya tidak mau dan saya juga tidak bisa memaksanya, bagaimana kalau satu tahun lagi setelah Kanaya lulus? yah...baiklah kalau begitu saya tunggu jeng." ucap Kesya ke sebrang telpon.
...flash back off...
...****************...
...🌌Waktu jam makan malam pun tiba 🌌...
Di dalam kamar, Kanaya sedang tertidur pulas, tisu di kamarnya kini berserakan di lantai kamarnya, Kanaya pergunakan tisu itu, untuk mengelap ingusnya karena Kanaya tidak bisa berhenti mengeluarkan cairan dari pelupuk matanya tanpa sengaja, Kanaya memeng sering mengeluarkan cairan dari pelupuk matanya, karena terharu Sama novel yang dia baca, tapi kali ini dia membaca dirinya sendiri, karena merasa dirinya berada di dalam novel.
"Kanaya buka sayang! Ayo makan dulu? papah juga sudah pulang dan menunggu kamu, Ayo keluar yuk?" ujar kesya di balik pintu kamar Kanaya.
Karena tidak ada jawaban, kesya pun pergi ke ruang makan, untuk melapor ke pada suaminya, "Gak di buka pah!" ujar kesya ke Faisal.
"Ya...Udah mah, nanti Papah yang bicara sama Naya, makan dulu ach Papah lapar?" ujar Faisal. Naya itu nama panggilan kesayangan Faisal untuk putri bungsunya Kanaya.
"Iya...iya mamah lupa papah lapar yah?" ujar kesya. Kesya langsung bergegas mengambil piring berada di atas meja, dan mengisi makanan ke piring suaminya itu, di meja makan semuanya sudah Ada, termasuk kanza dan Kevin.
"Ada apa mah keliatan nya mamah sangat khawatir banget sama Kanaya?" tanya kanza.
"Kami berencana menikahkan Kanaya sama anak Tante Wanda (Alfan Alvaro). sebenarnya kami sudah menjodohkan Kanaya dari dulu, Sama Alfan kalian masih ingat kan? yang suka ke rumah Dulu waktu kecil dan sekarang dia sudah besar, Sama seperti kamu Kevin, Tante Wanda ingin segera menikahkan anaknya, kalian kalo di langkahi gak apa-apa?" Tanya kesya.
Kevin dan kanza sontak kaget, dan membelalakan matanya, mendengar perkataan kesya seakan tak percaya apa yang kesya sampaikan.
"Ya...ampun mah ci Kanaya masih kecil, masa Mamah tega mau nikahkan Kanaya, Kanaya masih sekolah juga, dan masih banyak yang harus dia lakukannya?" ucap Kevin.
"Iya mamah juga Tahu Tapi... ucapan kesya pun terhenti.
"Udah-udah kita makan dulu, nanti kita obrolkan lagi ayo makan dulu? Gak baik lagi makan juga!" ujar Faisal melerai.
Kevin, kanza termasuk Kesya pun langsung tertunduk dan menyantap makanannya masing-masing, karena takut kepada Faisal. Sampai mereka selesai makan pun, Kanaya belum juga membuka pintu kamarnya, Dan Kesya juga sudah membereskan piring kotor dan meja makannya.
Setelah itu Faisal dan kesya duduk di sofa di depan TV, mereka menunggu Kanaya untuk membuka pintu kamarnya, Faisal dan kesya terus melihat ke arah kamar Kanaya. Setelah sekian lama Faisal dan kesya menunggu, Kanaya belum juga membuka pintu kamarnya, akhirnya pun mereka memutuskan untuk tidak menunggu lagi.
"Ayo mah tidur Dulu! besok saja lah Mah membicarakannya?" ujar Faisal.
"Iya... tapi anak itu belum makan pah!" jawab kesya khawatir.
"Iya...Nanti juga, Naya kalau lapar bakal ambil sendiri, papah harus tidur takut besok kesiangan." ujar Faisal. Kesya pun menurut perkataan suaminya dan mengikuti langkah suaminya ke dalam kamar.
...****************...
Di dalam kamar Kanaya. Kanaya pun masih Terlelap dalam mimpinya, Kanaya terbangun karena ada panggilan, yang mengganggu mimpinya.
...Krubuk ......
Sepertinya cacing di perutnya kelaparan, Dan minta di kasih makan, Kanaya melihat jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 24:00 malam, Kanaya menggeliat, dan beranjak dari tempat tidurnya, Dan Kanaya melihat tisu yang berserakan di lantai kamarnya.
Kanaya pun memunguti satu persatu tisu itu, kemudian menaruhnya ke tempat sampah. Kanaya tidak mengerti kenapa Kanaya bisa melakukannya? padahal Kanaya orangnya bersih dan rapih!.
Kanaya pun terhenti setelah dirinya melewati cermin, Kanaya melihat mata sembabnya dan Kanaya pun memegang matanya. "Ya ampun gimana ini? besok aku sekolah takut di ketawain teman-teman di sekolah, dan Anisa juga." ujar Kanaya.
...Krubuk... Krubuk......
Cacing di perutnya semakin memanggil Kanaya, "Hey kenapa sih memanggil jam segini? Tanya Kanaya ke perutnya.
Kanaya mengingat-ingat lagi! ternyata dirinya belum makan sejak pulang sekolah tadi, Kanaya pun menepuk jidatnya. "rupanya aku belum makan, ayo kita berpetualang?" Ajak Kanaya ke perutnya, sambil mengelus perutnya.
Kanaya pun keluar dari kamarnya, dan melihat ruangan tengahnya sudah gelap, karena memang Mamah Kanaya suka mematikan lampu kalau tidak di pakai, Kanaya pun menyalakan lampu itu biar terang, Karena Kanaya orangnya takut akan gelap.
Kanaya berjalan ke arah dapur, Kanaya membuka penutup makan yang ada di atas meja makan. Kanaya melihat dan masih ada makanan di atas meja.Dan kesya sudah tahu kalau Kanaya pasti akan bangun, dan mencari makan, Kesya pun menyisihkan makanan untuk Kanaya makan di atas meja makan itu.
"Ach sudah dingin aku hangatkan saja." ujar Kanaya. kemudian Kanaya pun menghangatkan makanannya, dan tanpa Kanaya sadari Kanaya membuat ke gaduhan di dapur.
Faisal yang sedang tidur pun terganggu, karena ke gaduhan itu, Faisal keluar dari kamarnya dan menuju ke tempat suara itu berasal, Faisal berjalan ke dapur mendapati putrinya di dapur.
Kebetulan Kanaya pun sudah beres menghangatkan makanannya, kemudian Kanaya berjalan ke arah meja makan, Kanaya duduk di salah satu kursi di meja makan, Kanaya pun menyantap makanannya dengan lahap.
Faisal berjalan menghampiri Kanaya yang sedang makan, dan mencium pucuk kepala Kanaya. Kanaya pun kaget karena ada seseorang yang mencium pucuk kepalanya, Kanaya langsung terhenti dari makannya dan menoleh ke belakang.
"Astaghfirullah Haladzim pah, Aku kira hantu?" ujar Kanaya.
"Hahahaha..kenapa kamu Naya kaget?" Tanya Faisal.
"Ya...iyalah kaget banget, Papah malah isengin aku saja! untung jantung ku gak copot!" ujar Kanaya, sambil mengelus dada.
"Iya...Maaf? Papah boleh temenin kamu makan?" Tanya Faisal.
"Ya.. boleh Dong, aku senang malah ada yang temenin aku!" jawab Kanaya.
Faisal pun duduk di depan putri bungsunya itu, dan Faisal menatap wajah Kanaya dalam-dalam yang sedang menyantap makanannya itu, kemudian Faisal berdiri dari tempat duduknya, Faisal mengambil dua gelas Air dan memberikan satu untuk Kanaya dan yang satunya lagi untuk Dia.
"Makasih pah? ucap Kanaya sambil tersenyum kepada Papahnya dan Kanaya melanjutkan makannya kembali.
"Alhamdulillah sangat nikmat makasih ya Allah atas nikmatnya." ucap Kanaya.
Faisal melihat Kanaya pun tersenyum, dan Kanaya melihat Papahnya senyum-senyum sendiri pun merasa ke herannan.
"Kenapa sih pah senyum-senyum sendiri?" Tanya Kanaya.
"Enggak papah cuman lucu saja melihat kamu dan teringat waktu kamu masih kecil, pas kamu lahir juga, malah tak terasa kamu sudah besar Naya sekarang," Ujar Faisal.
Faisal menatap lekat Kanaya, dan matanya berbinar-binar terlihat di pelupuk mata Faisal butiran demi butiran itu seakan ingin jatuh dari matanya, Faisal membalikkan badannya kemudian menyeka matanya, setelah itu Faisal menghadap lagi ke arah Kanaya.
"Kenapa papah nangis?" Tanya Kanaya
"Enggak kok, Papah hanya kelilipan, kamu mau tau cerita lucu tentang kamu Naya?" Tanya Faisal.
"Apa pah?" Jawab Kanaya, sangat antusias ingin mendengarkan Papahnya bercerita.
..."Ok dengar baik-baik Yah?"...
"Kamu tuh sangat berbeda dari kanza dan Kevin bahkan saat kamu lahir pun, kakak-kakak kamu lahirnya normal, Kevin lahir 3,5 kg, Kanza lahir 3,8 kg, tapi kamu lahir hanya 1,8 kg,"
"Papah sangat khawatir sama kamu, saat itu kamu di taruh di dalam inkubator selama 3 bulan, papah dan mamah selalu jenguk kamu ke rumah sakit setiap hari,"
"Dan Bukannya kamu membaik malah semakin memburuk kondisinya, kamu malah menghitam, karena terus-terusan di simpan di dalam inkubator, dan dokter pun menyarankan untuk,"
bersambung...
...🤗 Hai selamat membaca 🤗...
"Dokter pun sudah menyarankan semua alat-alat di putus. karena tidak memungkinkan untuk kamu bisa bertahan hidup. Tetapi Mamah meyakinkan bahwa kamu pasti bisa bertahan, Kami pun membawa kamu ke rumah beserta inkubator dan satu orang perawat, karena kami tidak mau menyerah begitu saja,
"Mungkin bisa di bilang kamu itu sebesar botol sirup BCA hahaha Faisal tertawa, Tapi tidak dalam hatinya, "Menangis pun kamu seperti anak kucing hahaha Faisal tertawa lagi, Yah mungkin karena kamu gak punya tenaga karena saking kecilnya,
"Kami selalu berdoa kepada Allah SWT yang maha kuasa atas segalanya, Alhamdulillah kamu bisa membaik setelah kamu di rumah dua Minggu kemudian, dan Tante Wanda lah dan suaminya yang membiayai semua peralatan, dari awal Kamu di rumah sakit hingga di rumah,
"DAN Tante Wanda juga yang selalu menjenguk kamu ke rumah dengan Anaknya (Alfan Alvaro), kami ingin membayarnya waktu itu, tapi Tante Wanda menolak Tante Wanda ingin kamu menikah dengan anaknya saja.
"Tante Wanda ingin menikahkan anaknya denganmu, karena Tante Wanda melihat kamu begitu kecil dan mungil, mungkin juga Tante Wanda kasian sama kamu, Entahlah,"
"Kalau anak ini bisa bertahan ayo kita nikahkan saja dia dengan Alfan." ujar Tante Wanda.
"Dan kami menyetujuinya. bukan kami mau menjual kamu! Tetapi karena Tante Wanda yang memberikan kehidupan untuk kamu, kalau tidak ada keluarga Tante Wanda, kamu tidak akan menjadi seperti ini, Dan papah yakin Tante Wanda pasti akan menyayangi kamu seperti anaknya sendiri, papah yakin hal itu,
"Dan yang membuat ketakutan papah dan mamah adalah kamu tidak bisa hidup normal itu yang membuat kami Takut, karena kamu sangat kecil dan mungil, mamah dan papah takut otak kamu terganggu, Tetapi Alhamdulillah kamu bisa tumbuh dengan sangat baik bisa menjadi juara umum di sekolah, itu sangat membanggakan bagi papah dan mamah,
"Setelah kamu dewasa papah menjadi sangat khawatir lagi sama kamu, takut kamu di bully di sekolah karena kamu selalu di kamar terus, kamu tidak banyak mempunyai teman, dan Papah takut kamu kesepian dan banyak hal-hal lainnya.
...Cerita selesai...
...****************...
"Papah minta maaf sama kamu? papah dan mamah bertindak semaunya sendiri! tanpa memikirkan perasaan kamu! waktu itu papah meminta bantuan keluarga Alvaro karena waktu itu, papah belum memiliki banyak uang dan tidak bisa membiayai kamu di rumah sakit dan di rumah?" ucap Faisal sambil menangis
"Seharusnya aku yang minta maaf sama Papah dan mamah? aku belum bisa membahagiakan kalian. aku berterimakasih mamah dan papah sudah bisa membesarkan aku dan bisa melalui masa-masa sulit itu? aku akan menikahi Alfan dan aku akan hidup dengan baik setelah aku menikah dengannya papah. papah jangan menangis dan jangan khawatir sama aku. aku tidak ingin melihat air matamu membasahi pipi mu, Ini bukan salah papah ini takdir buat aku yang harus aku terima." ujar Kanaya. Kanaya pun menghapus air mata yang membasahi pipi Faisal. kemudian Kanaya dan Faisal pun menangis
bersama.
Tanpa mereka sadari Kesya sudah mendengar mereka dari balik pintu, kemudian mendekat dan memeluk Kanaya dan suaminya, mereka bertiga pun menangis cukup lama di ruang makan itu, Dengan Faisal yang mengelus-elus pucuk kepala putri bungsunya itu.
...****************...
Kesya terbangun karena menyadari suaminya tidak ada di dalam kamar. kemudian kesya mencari-cari suaminya, sampai saatnya langkanya pun terhenti karena mendengarkan suaminya sedang berbicara dengan putri bungsunya itu. dan Kesya juga tak ingin mengganggu suaminya bercerita untuk masa-masa itu, karena kesya juga tidak bisa mengatakan langsung pada Kanaya. hanya suaminya lah yang bisa berbicara dengan putrinya akan hal itu.
...****************...
"Terimakasih Naya kamu sudah mengerti keadaan papah? papah yakin bahwa kamu akan bahagia hidup bersama dengan Alfan, dan Alfan juga dari keluarga baik-baik. semoga kamu bahagia nak? kamu anak baik dan akan memiliki suami yang baik juga." ujar Faisal
"Ammiin ya Allah! Terimakasih papah do'anya? do'a papah pasti akan di dengar sama Allah, ini sudah dini hari pah, papah tidur dulu besok kerja kan?" suruh Kanaya guna untuk menghilangkan perasaannya yang kacau balau.
Kanaya baru tahu,Ternyata itu...Yang di khawatirkan orang tuanya terhadap dirinya. dan Kanaya baru tahu juga kalau Tante Wanda lah yang menyelamatkan hidupnya, kalau tidak ada Tante Wanda Kanaya tidak akan bisa bersama papah dan Mamanya sampai sekarang sudah 17 tahun lamanya,
"Aku menyesal tidak mau mendengarkan omongan Mamah tadi sore. dan aku langsung masuk saja ke kamar maaf mah?" gumam Kanaya.
"Kalau begitu papah tidur dulu masih ada waktu sampai pagi, kamu juga harus tidur jangan baca novel awas! kalau mau baca besok saja!" ucap Faisal sambil mengacungkan jari tangannya dan tersenyum, terus mengusap rambut Kanaya dan berlalu pergi dari dapur dengan kesya untuk pergi ke kamar mereka.
"Ya... baiklah pah" Kanaya pun pergi ke kamar membersihkan dirinya, terus berwudhu karena dia belum sholat isya. kemudian Kanaya membuka sejadahnya dan Kanaya pun memulai untuk sholat. mungkin sedikit lama karena Kanaya melaksanakannya dengan dua rakaat tambahan karena masih masuk sholat tahajud di sepertiga malam.
"Ya Allah semoga pernikahan aku dengan suamiku kelak bisa bahagia, dan semoga suamiku mencintaiku? walaupun kami belum pernah bertemu. kata papah dia selalu menjenguk ku waktu aku masih bayi, tapi sekarang aku belum pernah melihatnya. aku mau menikah satu kali, sama seperti Mamah dan papah, semoga suami ku mencintaiku Ammiin 🤲."
Setelah beres sholat Kanaya pun membaringkan tubuhnya di tempat tidur. "ayolah mata harus bisa tidur?" gumam Kanaya. Kanaya melihat ke arah meja belajarnya terlihat di sana buku-buku sangat menggodanya tapi Kanaya teringat perkataan Papahnya dan tidak jadi beranjak dari tempat tidurnya.
"Ayolah harus bisa tanpa buku itu, Ayo tidur-tidur Kanaya!" gumam Kanaya, kemudian Kanaya pun menutupi matanya dengan selimut, kini semua badannya pun tertutup selimut.
"Ayolah cepat pagi biar aku bisa pergi ke sekolah, dan aku akan menikmati masa-masa itu dengan baik! dengan Anisa aku akan menikmati waktu bersama dengannya, kok aku jadi kangen sama Anisa, apa aku telpon saja yah,?
"Enggak-enggak dia pasti lagi tidur jam segini" ujar Kanaya. kemudian Kanaya pun tertidur setelah berunding dengan pikirannya yang terus memikirkan, bagaimana besok dan bagaimana ke depannya. memang sangat lelah untuk seusianya memikirkan hal-hal itu.
...****************...
Pagi pun datang suara pun terdengar dari luar pintu kamar Kanaya, bukan suara adzan melainkan itu suara alarm mamah Kanaya, Kesya yang sedang mendengarkan musik kesukaannya lagu-lagu religi, sebut saja salah satunya yang berjudul (KESAN HAROMAIN), penyanyi (AL-MANAR) Dan Kanaya pun melihat jam dinding waktu menunjukkan pukul 05:30.
"Ya ampun aku belum sholat" ujar Kanaya Kanaya pun beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk berwudhu. untuk mengerjakan perintah Tuhannya, setelah sholat, kemudian Kanaya pun pergi lagi ke kamar mandi membersihkan dirinya untuk berangkat ke sekolah.
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Kanaya pun keluar untuk membantu Mamahnya menyiapkan sarapan, Kanaya melihat Mamahnya menyiapkan sarapan, Kanaya pun merasa sedih karena itu akan menjadi yang Kanaya rindukan setelah menikah nanti.
Bersambung....
Terimakasih telah membaca semoga suka? yuk baca lagi di episode selanjutnya? maaf jika ada kata yang salah! mohon dukungannya dan masukannya 🙏🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!