Hari ini ialah hari yang sangat membuat Ashlee Keith (Ashlee) berbahagia. Karena tepat hari ini Ashlee akan melangsungkan pesta pernikahannya bersama pria yang sangat dicintainya. Akan tetapi, musibah yang sangat tragis harus menimpa mereka bahkan mengawali kisah pilu kehidupan akan datangnya.
•••
Secepat kilat, Ashlee sudah berada di tempat yang berbeda yaitu di tengah pulau yang tidak dikenal. Masih mengenakan gaun pengantin dan juga seharusnya Ashlee saat ini sudah berada di gedung pesta.
"What the hell..." gumam Ashlee gugup, dan mulai gemetar.
"Setelah pergi dariku, lalu kini berani memilih untuk menikah dengan pria lain. Sungguh berani!" Ucap seorang pria yang tiba-tiba mendekap Ashlee.
Suara yang terdengar berat dan cukup familiar di telinga Ashlee. "Tidak mungkin!" Ucap Ashlee lalu berbalik, ternyata pria itu ialah mantan kekasihnya yang sudah sekian lama menghilang dari pandangannya.
Argh! Ashlee memekik, saat pria itu melempar tubuh Ashlee ke atas kasur king-size.
"Lepaskan aku! Lepaskan!" Teriak Ashlee yang terlihat sangat ketakutan.
"Sayang, mengapa kau sangat berani bersama pria lain. Apa kau sadar apa yang kau lakukan akan berakibat fatal?" ucap si pria.
"Matthyas Grayson, kau sangat bajing4n! Lepaskan aku! Tidak!" Teriak Ashlee, saat Matthyas/ Matth mulai berlaku tak senonoh pada tubuhnya, dan juga merusak gaun pengantin panjang yang sedang Ashlee kenakan.
Matthyas Grayson
...
...
"Kau hanya milikku!" Bentak Matth, lalu memperlihatkan sebuah rekaman video di layar besar di hadapan mereka.
"Tidak mungkin... Nikolaus! Lepaskan dia... kumohon..." ucap Ashlee penuh permohonan, ketika beberapa pria bertopeng sedang terlihat menyiksa pria yang bernama Nikolaus, yang ternyata calon suami Ashlee.
Ashlee Keith
Matth menggendong Ashlee menuju sebuah ruangan belakang, dan ternyata Nikolaus sudah berada di sana dengan keadaan babak belur. Matth menaikan pelatuk pistol yang saat ini berada di tangannya, dan..
Bang! Bang! Bang! Tiga kali tembakan di kepala dan area jantung Nikolaus. Nikolous akhirnya tumbang dan dibawa oleh beberapa pria bertopeng, sementara itu Ashlee dibawa kembali ke kamar khusus.
"Kau iblis bajing4n, Matth! Setelah menghilang, dan aku menemukan pria yang mencintaiku, kau hadir menghancurkan segalanya! Kau pembunuh!" Teriak Ashlee yang sudah hampir gila.
"Apapun yang terjadi kau hanya milikku, sekarang, seterusnya dan selama aku masih ada di dunia ini. Kau paham!" Bentak Matth, dan mulai menggagahi Ashlee.
Matth memaksakan Ashlee untuk berhubungan badan dengannya, dan sebut saja tindakan ini ialah tindakan merenggut kehormatan Ashlee secara tidak hormat penuh pemkasaan. "Dari ujung rambut hingga ujung kakimu ialah milikku, bahkan semuanya ialah milikku!" Tegas Matth.
Matth mulai melancarkan aksi bej4tnya dan melakukan tindakan tak senonoh itu pada tubuh lemah Ashlee.
"Tidak! tidak!" Ashlee berteriak nyaring dan berusaha untuk melawan. Meskipun Ashlee pandai bela diri, hanya saja tenaga Matth bukanlah tandingan yang tepat.
Arghh! Ashelle berteriak nyaring, seraya dengan air matanya ketika merasakan kehormatannya direnggut paksa oleh sang mantan kekasih. Sungguh menyakitkan dan memilukan. Ashlee akhirnya kehabisan tenaga untuk melakukan perlawanan, bahkan Ashlee hanya terkulai lemas.
Tubuh Ashlee seakan tidak lagi berarti, Matth sungguh pria bajing4n yang sangat kejam kala itu. Ashlee begitu sedih, terpuruk dan putus asa dibuatnya.
"Tidak...” Isak Ashlee, saat mendapati dirinya sudah tak lagi berharga seperti dulu. Kini hanyalah duka. Matth bahkan tidak peduli akan apa yang sedang Ashlee rasakan, sedih dan kecewanya Ashlee.
•••
Ashlee terbaring lemah, selepas apa yang telah Matth perbuat pada dirinya. Tanpa mengatakan sepatah katapun, Matth melangkah pergi dari hadapan Ashlee.
Ashlee menangis di dalam kesendirian dan rasa putus asanya. Pernikahan yang sangat ia dambakan kini hanya tinggal kenangan. Matth sangat kejam tak terampuni lagi. Sungguh Ashlee tidak pernah menduga, jika kisah tragis harus menimpa hidupnya.
Malam pun mulai datang, dan tiba-tiba datanglah beberapa pelayan ke tengah pulau tersebut.
"Nona, segeralah bangun dan berganti pakaian." Ucap salah satu pelayan dari depan pintu.
Ashlee masih merasakan remuk di seluruh area tubuhnya dan juga hampir tak kuat berjalan.
"Nona Ashlee, Tuan tidak suka jika perintahnya tidak dilaksanakan dengan cepat." Ucap mereka lagi.
Namun, Ashlee masih terdiam tak berucap sepatah katapun.
Seluruh pandangan mata Ashlee terlihat gelap, dan suhu tubuhnya pun meningkat. Ashlee pun memejamkan kedua matanya di dalam rasa sedih yang saat ini sedang Ashlee alami.
Apa yang terjadi pada Ashlee?
Lalu, siapakah sebenarnya Matth, mengapa kehadiran Matth justru membawa petaka bagi Ashlee?
***
Sungguh tragis kisah hidup seorang gadis yang bernama Ashlee, pernikahannya pun kini tinggal kenangan semu. Kehadiran Matth membawa kisah kelam baru di dalam hidupnya. Seorang pria yang hadir dari sepenggal kisah masa lalu Ashlee.
Senja pun tiba, Matth sudah kembali ke sebuah Kastil yang terletak di tepi danau indah nan luas, tentunya merupakan pulau pribadi milik Matth.
Berjalan dengan tubuh tegapnya, namun dibalik paras tampannya, tersirat sifat buas yang seakan siap untuk menerkam mangsa dalam sekali terkaman saja.
Siapa sebenarnya Matthyas Grayson ini? apakah seorang yang cukup berpengaruh?
***
“Kastil Kediaman Matthyas Grayson”
...
...
“Selamat datang kembali, Tuan Matth.” Sapa para pelayan Kastil dengan penuh penghormatan pada Matth.
“Kalian sudah mengurusnya?” Tanya Matth, yang tentu saja mengarah ke keberadaan Ashlee.
Para pelayan yang ditugaskan pun saling pandang, seakan berada di dalam situasi genting, tatkala Matth menanyakan hal itu.
“Nona sedang sakit demam, tuan..” ucap salah seorang pelayan dengan perasaan gugup.
“Shit!” Gumam Matth, kemudian bergegas untuk menuju ke tempat Ashlee sedang terbaring lemah.
Langkah kaki Matth terkesan penuh kecemasan mendalam. Raut wajahnya seakan tidak menyangka, jika Ashlee akan seperti ini.
Mungkinkah, karena percintaan panas mereka semalam?
Ketika Matth tiba, tatapannya berubah sendu, tatkala melihat wanitanya terbaring lemah tak berdaya. Wajah Ashlle terlihat sangat pucat, dengan sebotol infuse tergantung di sebuah tempat khusus di samping tempat tidur tersebut.
“Sedari pagi, Nona Ashlee tidak bernafsu makan, dan sudah seperti ini, tuan..” ucap si pelayan dengan nada gugup.
“Oke. Thank you.” Balas Matth, dan menandakan, bahwa ia tidak membutuhkan kehadiran para pelayan di sisi mereka saat ini. para pelayan tersebut pun berbalik dan pergi.
“Ada banyak hal yang sangat ingin aku katakan padamu, namun sepertinya itu belum tepat.” Ucap Matth, sembari membelai puncak kepala Ashlee, lalu memberikan sebuah kecupan lembut di kening hingga bibir pucat milik Ashlee.
Bzztttt… getar ponsel milik Matth, membuat Matth harus segera menerima panggilan tersebut. Setelah menerima sebuah panggilan, raut wajah Matth terlihat berubah dan bergegas untuk segera pergi dari sana.
Sesaat setelah kepergian Matth, Ashlee terlihat menetaskan air mata, dan perlahan membuka kembali kedua matanya.
Ashlee mengepal kedua tangannya, dan seakan begitu sangat membenci kehadiran Matth di sisinya.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku bahkan tidak tahu, aku sedang berada di mana?” batin Ashlee bergejolak tak karuan, penuh rasa cemas gelisah tak menentu arah lagi.
• • •
Setelah beberapa minggu kemudian…
Kondisi Ashlee mulai kembali pulih, terlebih lagi Matth sejak malam itu belum juga kembali. Hal itu pula yang membuat Ashlee merasa bebas tanpa kehadiran Matth, sekali pun penjagaan ketat terus mengawasi gerak-gerik langkah Ashlee selama berada di lingkungan kastil.
Ashlee duduk di tepi danau indah nan sejuk, sembari mencelupkan kedua kakinya.
“Nona sangat cantik, dan tuan kami pasti sangat bahagia, karena bisa bersama seseorang yang sangat dicintainya.” Ucap para pelayan, sembari menyisir rambut panjang tergerai milik Ashlee.
...
...
“Namun tidak denganku.” Balas Ashlee dengan nada datar.
“Seiring berjalannya waktu, Nona akan pasti mencintai tuan…”
“Tidak akan pernah! Apa kalian tidak bisa mengerti? Bagaimana kondisiku ketika dibawa ke tempat ini!” Nada bicara Ashlee terlihat cukup emosional, tatkala mengingat kembali peristiwa tragis di hari pernikahannya bersama Nicolaus.
“Nona, maafkan kami, kami tidak bermaksud untuk menyinggung..”
Seketika itu juga, Matth tiba di kastil dan berdiri di belakang Ashlee. Para pelayan diminta untuk pergi menjauh dari mereka berdua.
“Bagimana keadaanmu, sayang?” Tanya Matth, kemudian mendekap erat Ashlee.
“Bajing4n! Lepaskan tangan kotormu dariku!” Pekik Ashlee, dan berusaha untuk melepaskan dirinya dari dekapan Matth. Hanya dengan menatap Matth saja, semua kejadian itu seakan kembali berputar di kepala Ashlee.
“Aku sangat benci pria bajing4n sepertimu! Kau sungguh kejam, pembunuh keji!” Teriak Ashlee histeris.
Math melangkah ke arah Ashlee, meskipun Ashlee berusaha untuk menghindarinya.
“Apa lagi yang kau pikirkan? Pria bodoh itu sudah aku lenyapkan, dan kini kau hanya memilikiku, sayang..” Matth terus mendekap erat tubuh Ashlee.
“Aku tidak sudi bersama pria pembunuh sepertimu! Lepaskan aku!”
“Kukatakan, diam!” Matth tiba-tiba berteriak nyaring ke arah Ashlee, meminta Ashlee untuk diam. Ashlee kembali menangis sedih dan masih sangat trauma pada Matth.
“Kau lupa, bagaimana kita berjanji untuk saling menjaga cinta yang sudah kita pupuk bersama? Kau katakan, kau bersedia untuk menungguku kembali. Namun, nyatanya.. kau menikah bersama pria bodoh itu!” Bentak Matth.
Ashlee menutup kedua telinganya, sembari terus menggeleng, berusaha untuk melupakan kenangan bersama Matth.
“Kau pergi tanpa kabar berita, bahkan suratku saja tidak pernah terbalaskan.. kau bahkan sempat bersama wanita lain, bukan? Lalu, mengapa aku harus tetap menunggu..” ucap Ashlee dengan nada lirihnya.
“Tapi aku hanya menginginkan kau saja di kehidupanku mendatang.. apa kau sangat tidak mengerti, jika aku begitu mencintaimu?” Matth mencengkeram rahang milik Ashlee, dan memaksakan sebuah kecupan mesra di bibir ranum milik Ashlee.
Math kembali mencum6u Ashlee tepat di area taman bunga di tepi danau, dan membaringkan Ashlee di sana.
“Lapaskan! Kau pria yang sangat bajing4n!” Ashlee terus saja mengumpat pada Matth, namun Matth sungguh tidak peduli akan hal itu.Math mengangkat tubuh Ashlee menuju ke arah kastil, dengan menggunakan tangga samping dan pintu arah lainnya.
Sementara itu, Ashlee masih terus berusaha untuk melepaskan dirinya dari Matth. Namun, tetap saja Matth tidak bersedia untuk melepaskan Ashlee.
•••
Setiba di dalam sebuah kamar, Matth melepaskan satu per satu pakaian yang masih melekat di tubuhnya.
Tentu saja, Matth sudah sangat rindu untuk menjamah wanita pujaan hatinya, Ashlee.
Dress panjang yang Ashlee kenakan pun, disibaknya dan Matth mulai mempermainkan seluruh area tubuh Ashlee.
“Berteriaklah sepuas hatimu, sehingga orang-orang mendengar suara indahmu.” Ucap Matth dengan wajah menyeringai.
Sebagai seorang wanita yang masih memiliki rasa malu, Ashlee pun tidak ingin orang lain mengetahui kegiatan tak senonoh yang sedang Matth perbuat pada dirinya.
Ashlee masih berusaha melawan dengan Manahan suara teriakannya, akan tetapi semua usahanya hanyalah sia-sia saja. Math berhasil kembali menerobos kubu pertahanan Ashlee. Matth bermain sepuasnya dengan tubuh Ashle.
Dikarenakan hubungan itu baru dilakukan sebanyak dua kali, dan ini yang kedua kalinya. Tentu saja, membuat Ashlee masih belum terbiasa dan terasa begitu menyakitkan.
hmm uhmm… Ashlee mengeluarkan suara nakalnya seraya menahan rasa sakit hati juga tubuhnya.
“Masih terasa sakit, sayang?” Tanya Matth yang terlihat sedang terbakar gair4h. Ashlee hanya memberikan jawaban melalui ekspresi wajahnya saja. Hal itu justru membuat Matth kian bersemangat untuk terus menyetubuhi tubuh Ashlee.
Namun, sejauh ini, Matth belum ingin membuahi Ashlee melalui hubungan panas mereka. Entah apa sebenarnya yang sedang Matth pikirkan.
Math duduk di samping tubuh lemas Ashlee yang masih tanpa busana, keduanya sama-sama tak berbusana sehelai pun.
“Biasakan dirimu dengan lingkungan ini, karena kau akan selamanya berada di tempat ini. Semua ini sudah menjadi milikmu, kau adalah Nyonya di sini. Jadi, buang jauh-jauh pikiran untuk dapat pergi dari tempat ini.” Tegas Matth, lalu membelai puncak kepala Ashlee.
...
Ashlee sangat membenci dirinya, yang masih saja kalah dengan Matth dan harus kembali melayani naf5u birahi dari Matth.
***
Suatu hari, Ashlee pergi ke kota bersama dua pelayan untuk membelikan kebutuhan serta apa saja yang Ashlee inginkan. Kesempatan itu tidak ingin disia-siakan oleh Ashlee. Ashlee mengajak kedua pelayan yang bersamanya untuk pergi ke sebuah kota yang merupakan tempat kediaman Ashlee. Hanya saja perjalanan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Shit!” Ashlee mengumpat, karena ia baru menyadari bahwa lokasi mereka saat ini cukup jauh dari kota tempat ia tinggal dulu. Math benar-benar membawa Ashlee pergi jauh dari jangkauan tempat asalnya berada.
Lantas, kemanakah seluruh kerabat maupun anggota keluarga dari Ashlee?
•••
“Nona, lebih baik kita segera pergi. Karena waktu di luar sudah hampir habis.” Ucap salah seorang pelayan.
“Aku masih ingin menikmati wewenang yang pria itu berikan.” Tukas Ashlee, kedua pelayan tersebut pun hanya bisa menurut saja, selama Ashlee masih aman berada di sisi mereka kini.
Ashlee terlihat berbelanja dan terus menghambur-hamburkan uang yang kini dimilikinya. Sebuah black card yang tentunya tidak terbatas seberapa banyak Ashlee membelanjakannya.
***
Restoran Pusat Kota X.
Mereka bertiga pergi menuju sebuah restoran mewah dan menikmati berbagai macam hidangan yang ada di sana.
Ketika sedang menikmati makanan, Ashlee melihat seorang Sheriff yang sedang berjalan di luar. Rasanya Ashlee sangat ingin melaporkan kejadian yang selama ini menimpa dirinya. Gelagat yang Ashlee tunjukan pun membuat kedua pelayan yang bersamanya paham akan apa yang sedang Ashlee pikirkan.
“Nona, kami sarankan jangan pernah libatkan orang lain didalam kehidupan Nona bersama tuan. Karena, hal itu hanya akan menambah banyak korban.” Ucap si pelayan dengan wajah serius.
“Apakah penegak hukum di negeri ini sudah tumpul dengan uang?” balas Ashlee dengan tatapan tajamnya ke arah kedua pelayan tersebut.
“Tuan kami berbeda dari manusia pada umumnya..—“
“Nancy, kurasa kau terlalu banyak bicara yang tidak seharusnya kau utarakan.” Peringat Loura, si pelayan satunya lagi.
“Apa yang sebenarnya sedang kalian sembunyikan dariku? Katakan, siapa sebenarnya pria iblis itu?” Ashlee terus saja mendesak mereka.
“Nona akan segera mengetahuinya sendiri. Kami tidak berhak banyak bicara, karena hal itu sangat tidak disukai tuan. Kami memang dipercayakan untuk mengawal Nona, namun bukan berarti kami melupakan siapa kami di kastil.” Ucap Loura, kemudian segera menghabiskan makanan miliknya.
“Kalian sama saja seperti tuan bajing4n kalian itu!” Ashlee menghentikan santapannya, dan kembali menatap ke luar jendela.
Setelah beberapa saat kemudian…
***
Mereka pun bergegas pergi dari restoran tersebut. Rasa penasaran Ashlee akan apa yang sempat dua pelayan itu ucapkan, membuat Ashlee terus gelisah.
“Kastil Kediaman Matthyas Grayson”
Untuk penghilang rasa jenuh, Ashlee selalu menghabiskan waktunya untuk berkeliling di area pulau tersebut. Para penghuni kastil tidak terlalu mencemaskan kepergian Ashlee, karena mereka tahu jika Ashlee tidak akan mampu kabur dari area pulau tersebut.
Tanpa diduga, Ashlee menemukan sebuah pavilion yang baru kali ini ia temukan setelah sekian lama berada di pulau tersebut. Karena rasa penasaran yang cukup tinggi, Ashlee mencoba untuk melihat-lihat.
...
...
Tiba-tiba…
“Sedang mencari apa?” Tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Ashlee. Ashlee begitu sangat terkejut karena hal itu, dan membuatnya terperanjat.
...
...
“Ak-aku.. hanya peasaran!” Balas Ashlee gugup.
Seorang pria yang tampan dengan tubuh sempurna tersenyum ke arah Ashlee.
“Lebih baik pergilah, sebelum orang-orang dari kastil mengetahui langkahmu kemari.” Ucap si pria yang terlihat sangat asing bagi Ashlee.
“Ah, yah. Aku akan segera pergi.” Ashlee pun bergegas untuk pergi dari tempat tersebut. Tanpa ashlee sadari, sosok pria itu seketika menghilang bersama dengan pavilion yang baru saja ditemukannya.
***
Sesaat setelah Ashlee keluar dari daerah tadi, ia ditemui dua pelayan yang selama ini terus mengawasinya.
“Nona, Tuan Matth sedang menuggu kehadiran nona. Lebih baik, segera kembali!” mereka pun bergegas untuk mengajak Ashlee melangkah pergi dari sana. Namun anehnya, setelah Ashlee berbalik sejenak, jalan menuju area pavilion itu tak lagi terlihat oleh matanya.
“What the hell..” Ashlle cukup keheranan, namun ia juga harus tetap tunduk pada perintah dari Matth.
.
.
Mereka bertiga tiba di kastil, tepatnya di ruang makan dan hanya diperuntukan bagi Matth dan Ashlee.
“Duduk, dan kalian boleh pergi.” Ucap Matth pada dua pelayan, sementara Ashlee duduk di hadapannya, untuk menikmati makan siang bersama.
“Dari mana saja?” Tanya Matth, lalu mempersilakan Ashlee untuk menyantap makan siang bersama.
“Hanya berkeliling saja.” Balas Ashlee acuh dan tak dapat menyembunyikan rasa benci mendalamnya terhadap Matth.
“Tidak bisakah lebih sopan lagi ketika berbicara padaku?” Matth terlihat sedikit marah terhadap respon dari Ashlee.
“Itu sudah sangat sopan.” Ketus Ashlee, yang sebenarnya sudah kehilangan nafsu makan.
Brakh..
Matth membanting beberapa cangkir hingga jatuh pecah di lantai, semua karena amarahnya yang sulit dikendalikannya.
“Kau semakin dibiarkan, maka akan semakin bersikap kurang ajar! Sadarlah, akan posisimu di tempat ini!” Bentak Matth.
“Aku sangat sadar! Aku pun tidak pernah sudi berada di tempat terkutuk ini bersama praia pembunuh sepertimu!” Ketus Ashlee tanpa rasa takut.
“Kau ketelaluan Ashlee! Kau sudah kuberikan yang terbaik, namun kau masih saja bersikap kurang aajar! Kau!” Matth berdiri dan menaikan tangan kanannya hendak memukul wajah Ashlee.
“Kenapa berhenti? Lakukan, jika dengan menyakiti orang lain membuat hidupmu tenang!” Ucap Ashlee dengan tubuh gemetar menahan rasa amarahnya juga.
Matth seketika itu melangkah pergi dari hadapan Ashlee, agar emosinya jauh lebih tenang, dan tidak ingin terus terseulut hingga melukai Ashlee.
Ashlee terduduk lemas, dan nafsu makannya benar-benar hilang. Ashlee melangkah pergi juga dari sana, pergi ke kamar miliknya dan mengunci diri. Kamar milik Ashlee terletak di lantai teratas kastil.
~ ~ ~
“Aku sangat ingin pergi dari tempat terkutuk ini! aku merindukan semua orang yang menyayangiku, bukan memanfaatkanku seperti ini… aku bahkan lebih rendah dari seorang pel4cur kotor…” isak tangis Ashlee di tengah kesendiriannya.
Berada di dalam pulau khusus tersebut, sungguh sangatlah membosankan bagi Ashlee. Ia tidak dapat bebas kemana pun diinginkan hatinya. Jiwa raganya hanya terkungkung di pulau milik Matth tersebut.
Sementara dimalam harinya…
Ketika Ashlee tengah tertidur pulas, Matth datang berkunjung ke kamar tersebut lalu melakukan hal yang tidak senonoh pada tubuh Ashlee dengan tanpa rasa bersalah. Seolah kejadian siang hari ini berlalu begitu saja.
Dalam keadaan setengah sadar, Ashlee harus melayani nafsu bir4hi dari Matth, dan hal itu tentu sangat menyakitkan bagi Ashlee.
“Sak-it…” rintih Ashlee dengan air mata menetes.
“Cukup diam dan nikmati saja.” Ucap Matth tak peduli, dan terus melakukan hal yang sedari tadi ia mulai Ashlee hingga ia merasa puas.
Ashlee hanya mampu memejamkan kedua matanya, merasakan rasa sakit pada tubuhnya.
****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!